PAPER ILMU PENYAKIT MATA
PAPER ILMU PENYAKIT MATA
RUBEOSIS IRIDIS
RUBEOSIS IRIDIS
DISUSUN
DISUSUN OLEH
OLEH ::
KESUMA LARASATI
KESUMA LARASATI
406100116
406100116
PEMBIMBING
PEMBIMBING
::
dr. Siti Fatimah, Sp. M
dr. Siti Fatimah, Sp. M
Kepaniteraan
Kepaniteraan Klinik
Klinik Fakultas
Fakultas Kedokteran
Kedokteran
Universitas Tarumanagara
Universitas Tarumanagara
Jakarta
Jakarta
RS Sumber Waras
RS Sumber Waras
2011
2011
RUBEOSIS IRIDIS
RUBEOSIS IRIDIS
1. Definisi
1. Definisi
Rubeosis iridis merupakan neovaskularisasi pada iris, yaitu pertumbuhan pembuluh Rubeosis iridis merupakan neovaskularisasi pada iris, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru pada permukaan iris. Rubeosis iridis merupakan suatu respon terhadap adanya darah baru pada permukaan iris. Rubeosis iridis merupakan suatu respon terhadap adanya hipoks
hipoksia dan ia dan iskemiskemia retina yang ia retina yang luas akibat berbagai penyakiluas akibat berbagai penyakit, baik t, baik pada mata pada mata maupunmaupun penyakit sistemik, seperti yang terjadi pada retinopati diabetika dan oklusi vena sentralis penyakit sistemik, seperti yang terjadi pada retinopati diabetika dan oklusi vena sentralis retina.
retina.11
2.
2. Faktor
Faktor Predisposisi
Predisposisi
Sepertiga pasien dengan rubeosis iridis terdapat pada penderita retinopati diabetika. Sepertiga pasien dengan rubeosis iridis terdapat pada penderita retinopati diabetika. Frekuensi timbulnya rubeosis pada pasien ini biasanya dipengaruhi oleh tindakan bedah. Frekuensi timbulnya rubeosis pada pasien ini biasanya dipengaruhi oleh tindakan bedah. Insiden terjadinya rubeosis iridis dilaporkan sekitar 25-42% setelah tindakan vitrektomi. Insiden terjadinya rubeosis iridis dilaporkan sekitar 25-42% setelah tindakan vitrektomi. Oklusi vena sentralis retina dilaporkan dapat menimbulkan rubeosis iridis sekitar 60% Oklusi vena sentralis retina dilaporkan dapat menimbulkan rubeosis iridis sekitar 60% setelah 3-6 bulan timbulnya gejala. Dapat juga berhubungan dengan oklusi arteri sentralis setelah 3-6 bulan timbulnya gejala. Dapat juga berhubungan dengan oklusi arteri sentralis retina, meskipun lebih sedikit jika dibandingkan dengan oklusi vena sentralis retina.
retina, meskipun lebih sedikit jika dibandingkan dengan oklusi vena sentralis retina.22
Rubeosis dapat juga berhubungan dengan suatu ablasio retina yang biasanya kronis Rubeosis dapat juga berhubungan dengan suatu ablasio retina yang biasanya kronis dan sering didasari oleh suatu melanoma maligna. Kelainan lain yang telah dilaporkan dan sering didasari oleh suatu melanoma maligna. Kelainan lain yang telah dilaporkan berhubungan dengan rubeosis iridis adalah retinoblastoma, melanoma koroid, melanoma berhubungan dengan rubeosis iridis adalah retinoblastoma, melanoma koroid, melanoma iris, melanoma korpus siliaris, karsinoma metastase dan limpoma.
iris, melanoma korpus siliaris, karsinoma metastase dan limpoma.22
Ret
Retinoinopatpati i diadiabetbetika ika mermerupakupakan an mikmikroaroangingiopatopati, i, sebsebagaagai i akiakibat bat dardari i ganggangguaguann metabo
metabolic, yaitu lic, yaitu defisdefisiensi insulin dan iensi insulin dan hiperhiperglikeglikemia. mia. PeninPeningkatan gula gkatan gula darah sampaidarah sampai keting
ketinggian tertentu mengakibatkgian tertentu mengakibatkan an keracunkeracunan an sel-ssel-sel el tubuh, terutamtubuh, terutama a darah dan darah dan dindindindingg pembuluh darah, yang disebut glikotoksisitas. Akibat perubahan isi dan dinding pembuluh darah, yang disebut glikotoksisitas. Akibat perubahan isi dan dinding pembul
pembuluh uh darah, dapat darah, dapat menimmenimbulkan penyumbatbulkan penyumbatan an yang dimulai di yang dimulai di kapilkapiler, er, ke arteriolake arteriola dan pembuluh darah besar, karenanya timbul hipoksi, disusul dengan daerah iskhemi dan pembuluh darah besar, karenanya timbul hipoksi, disusul dengan daerah iskhemi
kecil
kecil dan dan timbtimbulnya ulnya kolatkolateral-keral-kolaterolateral. al. HipoksHipoksia ia mempemempercepat rcepat timbtimbulnya ulnya kebocorkebocoran,an, neovaskularisasi, dan mikroaneurisma yang baru.
neovaskularisasi, dan mikroaneurisma yang baru.
Gangguan aliran vena juga merangsang timbulnya pembuluh darah baru yang dapat Gangguan aliran vena juga merangsang timbulnya pembuluh darah baru yang dapat timbul dari pembuluh darah yang ada di papil atau dari lengkung pembuluh darah, tetapi timbul dari pembuluh darah yang ada di papil atau dari lengkung pembuluh darah, tetapi
selanjutnya dapat terjadi di mana saja.
selanjutnya dapat terjadi di mana saja. Pembuluh-pembuluh darah baru iniPembuluh-pembuluh darah baru ini
men
menunjunjukkaukkan n kebkebocorocoran an yanyang g tintinggiggi. . NeoNeovasvaskulkulariarisassasi i ini ini kemkemudiudian an diidiikutkuti i dendengangan jarin
jaringan gan proliproliferasferasi. i. Bila Bila jarijaringan ngan fibrofibrovaskulvaskuler er ini ini mengkemengkerut rut dapat dapat menimmenimbulkanbulkan perdarahan dan juga tarikan pada retina sehingga menyebabkan ablasio retina dengan perdarahan dan juga tarikan pada retina sehingga menyebabkan ablasio retina dengan atau tanpa robekan.
atau tanpa robekan.
3. Patofisiologi
3. Patofisiologi
Ketika pembuluh darah pada mata secara parsial ataupun total mengalami oklusi Ketika pembuluh darah pada mata secara parsial ataupun total mengalami oklusi maka struktur yang divaskularisasinya akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Sebagai maka struktur yang divaskularisasinya akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Sebagai respon dari hal ini adalah dengan dikeluarkannya substansi tertentu yang merangsang respon dari hal ini adalah dengan dikeluarkannya substansi tertentu yang merangsang pembentukan pembuluh darah baru, proses inilah yang disebut neovaskularisasi.
pembentukan pembuluh darah baru, proses inilah yang disebut neovaskularisasi.44
Mekanisme bagaimana terjadinya neovaskularisasi pada iris sampai saat ini belum Mekanisme bagaimana terjadinya neovaskularisasi pada iris sampai saat ini belum diketahui dengan pasti namun beberapa teori yang pernah diajukan dan dapat
diketahui dengan pasti namun beberapa teori yang pernah diajukan dan dapat dipertimbangkan:
1
1. . HiHippooksksiia a rreettiinnaa
Rubeosis iridis terjadi karena berkurangnya perfusi ke retina yang meng
Rubeosis iridis terjadi karena berkurangnya perfusi ke retina yang meng akibatkanakibatkan terjadinya hipoksia retina. Hipoksia retina ini merupakan factor yang
terjadinya hipoksia retina. Hipoksia retina ini merupakan factor yang menyebabkanmenyebabkan terbentuknya pembuluh-pembuluh darah baru di iris, retina dan pada papilla nervus terbentuknya pembuluh-pembuluh darah baru di iris, retina dan pada papilla nervus optikus. Teori ini dihubungkan dengan retinopati diabetika dan oklusi vena sentralis optikus. Teori ini dihubungkan dengan retinopati diabetika dan oklusi vena sentralis retina.
retina.
2.
2. AngiogAngiogenesis enesis faktofaktor r
Teori ini sudah dianut sejak tahun 1948, dimana faktor angiogenesis berperan dalam Teori ini sudah dianut sejak tahun 1948, dimana faktor angiogenesis berperan dalam mengatur aliran darah di retina. Faktor angiogenetik ini mampu mengatur mengatur aliran darah di retina. Faktor angiogenetik ini mampu mengatur pertumbuhan pembuluh darah baru. Faktor angiogenesis ini menghasilkan pertumbuhan pembuluh darah baru. Faktor angiogenesis ini menghasilkan angiogenetik peptidedal. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang pertama angiogenetik peptidedal. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang pertama kali diisolasi melalui glandula hipotalamus pada pasien dengan iskemik retina yang kali diisolasi melalui glandula hipotalamus pada pasien dengan iskemik retina yang dihubungkan dengan neovaskuler di matanya.
dihubungkan dengan neovaskuler di matanya.
3.
3. DiDilalatatasi si pepembmbululuh uh dardarah ah mamata ta krkrononik ik
Dilatasi kronik pembuluh darah merupakan rangsangan yang menyebabkan Dilatasi kronik pembuluh darah merupakan rangsangan yang menyebabkan
pertumbuhan pembuluh darah baru sebagai respon terhadap hipoksia atau beberap pertumbuhan pembuluh darah baru sebagai respon terhadap hipoksia atau beberap faktor lain yang menyebabkan suatu pembuluh darah melebar. Berdasarkan teori ini faktor lain yang menyebabkan suatu pembuluh darah melebar. Berdasarkan teori ini rubeosis iridis terjadi karena hipoksia local di iris yang menyebabkan dilatasi
rubeosis iridis terjadi karena hipoksia local di iris yang menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh darah iris dan selanjutnya terbentuk
pembuluh-pembuluh darah iris dan selanjutnya terbentuk pembuluh darah baru di iris.pembuluh darah baru di iris.
Dari beberapa teori di atas iskemik retina diyakini sebagai salah satu mekanisme Dari beberapa teori di atas iskemik retina diyakini sebagai salah satu mekanisme yang paling penting, terutama iskemik di segmen posterior. Iskemik retina ini akan yang paling penting, terutama iskemik di segmen posterior. Iskemik retina ini akan membebaskan beberapa faktor angiogenesis yang merupakan agen yang potensial dalam membebaskan beberapa faktor angiogenesis yang merupakan agen yang potensial dalam menghasilkan VEGF. Setelah VEGF dibebaskan VEGF akan berdifusi ke dalam aquous menghasilkan VEGF. Setelah VEGF dibebaskan VEGF akan berdifusi ke dalam aquous humor dan kamera okuli anterior sehingga menyebabkan neovaskularisasi di iris dan humor dan kamera okuli anterior sehingga menyebabkan neovaskularisasi di iris dan sekit
sekitar ar pupil dan pupil dan juga juga terbeterbentuk membran ntuk membran fibrfibrovaskulovaskuler. er. MembrMembran an fibrfibrovaskulovaskular ar iniini secara progresif akan menyumbat trabecular meshwork sehingga mengakibatkan secara progresif akan menyumbat trabecular meshwork sehingga mengakibatkan glaukoma sudut terbuka
menyebabkan perlengkatan iris ke jaringan trabekula sehingga mengakibatkan sinekia menyebabkan perlengkatan iris ke jaringan trabekula sehingga mengakibatkan sinekia anterior perifer dan mengakibatkan
anterior perifer dan mengakibatkan glaukoma sudut tertutupglaukoma sudut tertutup..44
Glaukoma neovaskular / glaukoma hemoragik / glaukoma kongestif / glaukoma Glaukoma neovaskular / glaukoma hemoragik / glaukoma kongestif / glaukoma trombotik / glaukoma rubeotik adalah glaukoma sudut tertutup sekunder yang terjadi trombotik / glaukoma rubeotik adalah glaukoma sudut tertutup sekunder yang terjadi akibat pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan jaringan anyaman akibat pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan jaringan anyaman trabekula yang menimbulkan gangguan aliran akuos dan dapat meningkatkan tekanan trabekula yang menimbulkan gangguan aliran akuos dan dapat meningkatkan tekanan intraokuler. Neovaskularisasi iris pada awalnya terjadi pada tepi pupil sebagai intraokuler. Neovaskularisasi iris pada awalnya terjadi pada tepi pupil sebagai percabangan kecil, kemudian selanjutnya tumbuh dan membentuk membran percabangan kecil, kemudian selanjutnya tumbuh dan membentuk membran fibrovaskular pada permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris fibrovaskular pada permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati korpus siliaris dan taji sklera mencapai jaring trabekula sehingga menghambat melewati korpus siliaris dan taji sklera mencapai jaring trabekula sehingga menghambat aliran keluar humor aquos dengan akibat tekanan intraokuler meningkat dan keadaan aliran keluar humor aquos dengan akibat tekanan intraokuler meningkat dan keadaan sudut masih terbuka.
sudut masih terbuka.33
Stadium perjalanan klinik glaukoma neovaskuler dapat dilihat pada gambar di atas: Stadium perjalanan klinik glaukoma neovaskuler dapat dilihat pada gambar di atas: A.
Dengan karakteristik adanya pembuluh darah baru pada permukaan iris (a) dan Dengan karakteristik adanya pembuluh darah baru pada permukaan iris (a) dan pada sudut kamera okuli anterior (b)
pada sudut kamera okuli anterior (b) B.
B. Stadium Stadium Glaukoma Sudut Glaukoma Sudut TerbukaTerbuka
Dengan karakteristik adanya peningkatan pembuluh darah baru dan membran Dengan karakteristik adanya peningkatan pembuluh darah baru dan membran fibrovaskuler pada permukaan iris (c) dan pad
fibrovaskuler pada permukaan iris (c) dan pada sudut kamera okuli anterior (d)a sudut kamera okuli anterior (d) C.
C. Stadium Stadium Glaukoma Sudut Glaukoma Sudut TertutupTertutup
Dengan karakteristik kontraksi membran fibrovaskuler dan menyebabkan Dengan karakteristik kontraksi membran fibrovaskuler dan menyebabkan ektropion uvea (e), iris mendatar (f) dan terjadinya sinekia
ektropion uvea (e), iris mendatar (f) dan terjadinya sinekia anterior periper (g).anterior periper (g).
4
4.
.
P
Peen
na
atta
alla
ak
kssa
an
na
aa
an
n
Pilihan terapi yang dapat dilakukan pad
Pilihan terapi yang dapat dilakukan pada stadium rubeosis iridis adalah:a stadium rubeosis iridis adalah: 1.
1. Panretinal Panretinal argon largon laser photocoagulation aser photocoagulation (PRP) (PRP) mempunyai angka mempunyai angka keberhasilankeberhasilan yang tinggi dalam pemulihan dari pertumbuhan pembuluh darah baru dan yang tinggi dalam pemulihan dari pertumbuhan pembuluh darah baru dan mencegah timbulnya glaukoma neovaskuler.
mencegah timbulnya glaukoma neovaskuler. 2.
2. Operasi retiOperasi retina mungkin berhasil na mungkin berhasil bila dilakukan bila dilakukan pada rubeosis pada rubeosis yang timbul yang timbul setelahsetelah vitrectomy pada pasien diabetik.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Vaughan & Vaughan & Asbury sAsbury s, Neovascular , Neovascular Glaucoma In Glaucoma In General OpthalmGeneral Opthalmology, Sixology, Six Edition, 2004 : 212 -227.
Edition, 2004 : 212 -227. 2.
2. American Academy American Academy of Opthalmof Opthalmology, Glaucoma, ology, Glaucoma, Section 12 Section 12 chap 5, chap 5, 2008-2009 :2008-2009 : 150-159.
150-159. 3.
3. Komaratih E Komaratih E & Nur& Nurwasis. Glaukoma, wasis. Glaukoma, dalam Pedoman dalam Pedoman Diagnosis dan Diagnosis dan TerapiTerapi Bagian Ilmu Penyakit Mata edisi III. RSUD Soetomo. Surabaya. 2006; 1-22. Bagian Ilmu Penyakit Mata edisi III. RSUD Soetomo. Surabaya. 2006; 1-22. 4.
4. Vaughan, Daniel G. Vaughan, Daniel G. alih bahasa Jalih bahasa Jan Tambayong & an Tambayong & Bram U. Bram U. Pendit. 2000.Pendit. 2000. Ophtalmologi Umum. Jakarta : Widya Medika.
Ophtalmologi Umum. Jakarta : Widya Medika. 5.
5. Khan YA, Khan YA, GlaucoGlaucoma Neovama Neovascularscular, 2006. Di, 2006. Diakses akses daridari http://www.emedicine.com. Akses terakhir Desember 2008. http://www.emedicine.com. Akses terakhir Desember 2008.