• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah PROSTITUSI Bisnis atau Kejahatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah PROSTITUSI Bisnis atau Kejahatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROSTITUSI

PROSTITUSI

BISNIS ATAU KEJAHATAN

BISNIS ATAU KEJAHATAN

MAKALAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah

Hukum Bisnis pada Program Studi Akuntansi Hukum Bisnis pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun oleh : Disusun oleh :

-- Adwin Adwin Hadi Hadi Saktiawan Saktiawan (109040062)(109040062)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

2010

2010

(2)

ii ii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat-Nya penulis Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “

dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PROSTITUSI, BISNIS ATAUPROSTITUSI, BISNIS ATAU

KEJAHATAN

KEJAHATAN”.”.

Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada:

terima kasih yang tulus dan mendalam kepada:

1.

1. Dosen Mata kuliah Hukum Bisnis Bapak Harmono yang telah memberikan bimbinganDosen Mata kuliah Hukum Bisnis Bapak Harmono yang telah memberikan bimbingan ilmu kepada penulis selama kurang dari 1 semester ini.

ilmu kepada penulis selama kurang dari 1 semester ini.

2.

2. Teman-teman kelas Akuntansi C yang telah mendukung pembuatan makalah ini.Teman-teman kelas Akuntansi C yang telah mendukung pembuatan makalah ini.

3.

3. Rekan-rekan semua yang lainnya yang juga ikut membantu.Rekan-rekan semua yang lainnya yang juga ikut membantu.

4.

4. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Tingkat 2.Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Tingkat 2.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka saran dari berbagai pihak, penulis harapkan untuk memperbaiki dan melengkapi maka saran dari berbagai pihak, penulis harapkan untuk memperbaiki dan melengkapi makalah ini.

makalah ini.

Harapan penulis semoga hasil penelitian dan analisa ini bermanfaat untuk  Harapan penulis semoga hasil penelitian dan analisa ini bermanfaat untuk  perkembangan ilmu pengetahuan khususya dibidang ilmu akuntansi, hukum dan bisnis. perkembangan ilmu pengetahuan khususya dibidang ilmu akuntansi, hukum dan bisnis. Semoga segala kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Semoga segala kebaikan dari pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini kiranya mendapatkan limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT.

makalah ini kiranya mendapatkan limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT.

Cirebon,

Cirebon, April April 20112011

Penulis Penulis

(3)

iii iii DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman Halaman KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... iiii

DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... ... iiiiii

BAB

BAB I I PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... ... ... 11

A.

A. LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG ... ... ... 11

B.

B. MAKSUD MAKSUD DAN DAN TUJUAN TUJUAN ... ... 22

C.

C. IDENTIFIIDENTIFIKASI KASI MASALAH MASALAH ... ... ... 33

BAB

BAB II II PEMBAHASAPEMBAHASAN N MASALAH MASALAH ... ... ... 55

A.

A. PROSTITPROSTITUSI USI ... ... ... 55

B.

B. BISNIS BISNIS PROSTITUSI PROSTITUSI ... ... ... 88

C.

C. BENTUK BENTUK PENANGANAN PENANGANAN ... ... ... 1010

D.

D. PENDEKATAN KEMANUSIAAN PENDEKATAN KEMANUSIAAN ...... . . 1111

E.

E. UPAYA UPAYA PENGHAPUSAN PENGHAPUSAN PROSTITPROSTITUSI USI ... ... 1313

BAB

BAB III PENUTUP III PENUTUP ... ... 1414

A.

A. KESIMPULKESIMPULAN AN ... ... ... 1414

B.

B. SARAN SARAN ... ... 1515

DAFTAR

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Industri bisnis seks mencakup berbagai macam pekerjaan erotis, seperti misalnya prostitusi, Industri bisnis seks mencakup berbagai macam pekerjaan erotis, seperti misalnya prostitusi, pornografi, saluran-saluran telepon seks, panti pijat, pendamping (escorts), dan penari pornografi, saluran-saluran telepon seks, panti pijat, pendamping (escorts), dan penari telanjang. Para wanita di dalam bisnis seks bekerja di berbagai macam lingkungan atau telanjang. Para wanita di dalam bisnis seks bekerja di berbagai macam lingkungan atau tempat, termasuk rumah bordil, bar, hotel, dan jalan-jalan. Pekerja-pekerja seks seringkali tempat, termasuk rumah bordil, bar, hotel, dan jalan-jalan. Pekerja-pekerja seks seringkali menghadapi diskriminasi dan kekerasan yang parah. Kenyataannya, bahwa banyak juga menghadapi diskriminasi dan kekerasan yang parah. Kenyataannya, bahwa banyak juga pekerja seks yang mempunyai masalah dengan adiksi, yang membuat mereka semakin rawan pekerja seks yang mempunyai masalah dengan adiksi, yang membuat mereka semakin rawan terhadap penganiayaan, penyakit, dan diskriminasi.

terhadap penganiayaan, penyakit, dan diskriminasi.

Prostitusi memang bukanlah hal yang baru di muka bumi ini. Sejak jaman nenek moyang, Prostitusi memang bukanlah hal yang baru di muka bumi ini. Sejak jaman nenek moyang,   jaman penjajahan hingga jaman sekarang, yang katanya semakin beradabnya tingkat   jaman penjajahan hingga jaman sekarang, yang katanya semakin beradabnya tingkat kebudayaan manusia, fenomena yang satu ini tetap menjadi sebuah “trend” dalam kehidupan kebudayaan manusia, fenomena yang satu ini tetap menjadi sebuah “trend” dalam kehidupan sosial kita. Definisi prostitusi sendiri adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang atau sosial kita. Definisi prostitusi sendiri adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan (Cakra, 2010). Dengan definisi seperti ini, wanita hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan (Cakra, 2010). Dengan definisi seperti ini, wanita yang dianggap simbol keindahan dan kecantikan, menjadi komoditi yang sangat berharga. yang dianggap simbol keindahan dan kecantikan, menjadi komoditi yang sangat berharga. Pesona wanita menjadi daya tarik tersendiri dan inilah yang digunakan sebagai „b

Pesona wanita menjadi daya tarik tersendiri dan inilah yang digunakan sebagai „barangarang

dagangan‟ yang dapat menghasilkan uang. Laki

dagangan‟ yang dapat menghasilkan uang. Laki-laki memang ada juga yang menjual diri, tapi-laki memang ada juga yang menjual diri, tapi

 jarang ada yang terorganisir dalam jumlah besar.  jarang ada yang terorganisir dalam jumlah besar.

“Sebaiknya tidak perlu ada hukum yang melarang aktivitas prostitusi karena akan ada “Sebaiknya tidak perlu ada hukum yang melarang aktivitas prostitusi karena akan ada seseorang dipersalahkan kar

seseorang dipersalahkan kar ena aktivitas tersebut.” Dan ini menjadi tidak adil dalam konteksena aktivitas tersebut.” Dan ini menjadi tidak adil dalam konteks di mana prostitusi adalah pelibatan dua orang lawan jenis untuk sebuah kesenangan seksual. di mana prostitusi adalah pelibatan dua orang lawan jenis untuk sebuah kesenangan seksual. Pandangan itu mungkin dapat menimbulkan kontroversi apabila dilontarkan di Indonesia Pandangan itu mungkin dapat menimbulkan kontroversi apabila dilontarkan di Indonesia karena masyarakat kita pasti menolak pandangan seperti itu. Akan tetapi, kenyataan karena masyarakat kita pasti menolak pandangan seperti itu. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan, sekalipun praktik prostitusi secara hukum dan agama dilarang di Indonesia, menunjukkan, sekalipun praktik prostitusi secara hukum dan agama dilarang di Indonesia, kegiatan prostitusi bawah tanah tetap saja marak di kota-kota besar di Indonesia.

(5)

Prostitusi merupakan ladang bisnis bagi mereka yang terjepit oleh tuntutan zaman dan Prostitusi merupakan ladang bisnis bagi mereka yang terjepit oleh tuntutan zaman dan ekonomi yang semakin harus terus dipenuhi. Akan tetapi tindakan tersebut juga merupakan ekonomi yang semakin harus terus dipenuhi. Akan tetapi tindakan tersebut juga merupakan sebuah tindak kejahatan yang dapat merugikan apabila mereka mendapatkan perlakuan yang sebuah tindak kejahatan yang dapat merugikan apabila mereka mendapatkan perlakuan yang tidak mengenaknan seperti penganiayaan serta diskriminasi oleh beberapa pihak. Namun tidak  tidak mengenaknan seperti penganiayaan serta diskriminasi oleh beberapa pihak. Namun tidak  ada kejelasan apakah prostitusi masih bisa dikatakan sebuah bisnis ataukah kejahatan.

ada kejelasan apakah prostitusi masih bisa dikatakan sebuah bisnis ataukah kejahatan.

B.

B. Maksud Dan TujuanMaksud Dan Tujuan

Pelacuran tidak hanya dilakukan oleh perempuan dewasa, tetapi saat ini mulai banyak anak  Pelacuran tidak hanya dilakukan oleh perempuan dewasa, tetapi saat ini mulai banyak anak  perempuan (ABG) yang melacur dengan alasan ekonomi. Petugas Trantib beberpa kali perempuan (ABG) yang melacur dengan alasan ekonomi. Petugas Trantib beberpa kali melakukan razia terhadap pelacur jalanan yang mangkal di jalan-jalan protokol kota dan melakukan razia terhadap pelacur jalanan yang mangkal di jalan-jalan protokol kota dan mengirimnya ke panti-panti sosial, tetapi hal ini tidak membuat jera para pelacur, bahkan mengirimnya ke panti-panti sosial, tetapi hal ini tidak membuat jera para pelacur, bahkan   jumlahnya makin bertambah. Pelacur ini sebenarnya terpaksa melakukan pekerjaan tersebut   jumlahnya makin bertambah. Pelacur ini sebenarnya terpaksa melakukan pekerjaan tersebut karena keadaan dan situasi ekonomi yang berat memaksa mereka dan memang tidak ada karena keadaan dan situasi ekonomi yang berat memaksa mereka dan memang tidak ada pilihan lain dan ada juga yang terjebak germo sehingga karena takut dengan anggapan pilihan lain dan ada juga yang terjebak germo sehingga karena takut dengan anggapan masyarakat maka sekalian saja mereka menjadi pelacur. Selain itu Pemerintah kurang serius masyarakat maka sekalian saja mereka menjadi pelacur. Selain itu Pemerintah kurang serius menangani masalah pelacuran ini, terbukti razia-razia yang bertujuan untuk mengurangi menangani masalah pelacuran ini, terbukti razia-razia yang bertujuan untuk mengurangi pelacuran itu tidak berhasil.

pelacuran itu tidak berhasil.

Walaupun pelacur, mereka adalah perempuan, mereka melakukan itu karena selama ini Walaupun pelacur, mereka adalah perempuan, mereka melakukan itu karena selama ini anggapan masyarakat terutama laki-laki menempatkan perempuan hanya sebagai pemuas atau anggapan masyarakat terutama laki-laki menempatkan perempuan hanya sebagai pemuas atau pelayan seks saja, jadilah pelacuran tumbuh subur. Hal ini lebih diperparah lagi dengan mitos pelayan seks saja, jadilah pelacuran tumbuh subur. Hal ini lebih diperparah lagi dengan mitos keperawanan di masyarakat, padahal korban perkosaan semakin meningkat. Mereka yang keperawanan di masyarakat, padahal korban perkosaan semakin meningkat. Mereka yang menjadi korban perkosaan dan berasal dari ekonomi lemah dengan kesempatan kerja yang menjadi korban perkosaan dan berasal dari ekonomi lemah dengan kesempatan kerja yang kecil banyak yang akan lari ke dunia pelacuran. Kita tidak bisa menyalahkan mereka para kecil banyak yang akan lari ke dunia pelacuran. Kita tidak bisa menyalahkan mereka para pelacur itu karena sistem di Indonesia justru membuat perempuan terjebak dalam kepelacuran pelacur itu karena sistem di Indonesia justru membuat perempuan terjebak dalam kepelacuran itu sendiri.

itu sendiri.

Makalah ini difokuskan terhadap persepsi bahwa prostitusi merupakan bisnis atau sebuah Makalah ini difokuskan terhadap persepsi bahwa prostitusi merupakan bisnis atau sebuah kejahatan. Apabila mengacu pada pendapat di atas, maka prostitusi bisa saja sebuah bisnis kejahatan. Apabila mengacu pada pendapat di atas, maka prostitusi bisa saja sebuah bisnis yang dipandang sebagai tindak kriminal sebaiknya dieliminasi dan lebih jauh aktivitas seperti yang dipandang sebagai tindak kriminal sebaiknya dieliminasi dan lebih jauh aktivitas seperti

(6)

itu sebaiknya didekriminalisasi (decriminalized). Persoalannya, mungkinkah dekriminalisasi itu sebaiknya didekriminalisasi (decriminalized). Persoalannya, mungkinkah dekriminalisasi prostitusi dikembangkan di Indonesia?

prostitusi dikembangkan di Indonesia?

Walaupun di Indonesia tidak ada undang-undang yang melarang praktik prostitusi, ada Walaupun di Indonesia tidak ada undang-undang yang melarang praktik prostitusi, ada beberapa peraturan perundangan dan regulasi pemerintah yang menyentuh aktivitas seksual beberapa peraturan perundangan dan regulasi pemerintah yang menyentuh aktivitas seksual atas dasar kesepakatan bersama, atau lebih populer disebut seks komersial. Sejumlah atas dasar kesepakatan bersama, atau lebih populer disebut seks komersial. Sejumlah pemerintah daerah memiliki peraturan daerah yang melarang pendirian lokalisasi. Dengan pemerintah daerah memiliki peraturan daerah yang melarang pendirian lokalisasi. Dengan dasar hukum ini, aktivitas seksual atas dasar kesepakatan bersama di antara dua orang atau dasar hukum ini, aktivitas seksual atas dasar kesepakatan bersama di antara dua orang atau lebih dalam sebuah tempat yang bersifat pribadi atau “dipersiapkan” dapat dikategorikan lebih dalam sebuah tempat yang bersifat pribadi atau “dipersiapkan” dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal.

sebagai tindakan kriminal.

Definisi ini sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Ketentuan yang didasarkan pada definisi ini Definisi ini sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Ketentuan yang didasarkan pada definisi ini seharusnya sudah dieliminasi. Berdasarkan prinsip universal tentang hak asasi manusia, seharusnya sudah dieliminasi. Berdasarkan prinsip universal tentang hak asasi manusia, sebenarnya setiap orang dewasa memiliki hak melakukan apa saja yang dianggap sebenarnya setiap orang dewasa memiliki hak melakukan apa saja yang dianggap “menyenangkan” bagi badan mereka. Meski demikian, sebagai bangsa yang “bermoral” dan “menyenangkan” bagi badan mereka. Meski demikian, sebagai bangsa yang “bermoral” dan “beragama”, perlulah kita memiliki upaya mengatasi masalah prostitusi. Langkah pertama “beragama”, perlulah kita memiliki upaya mengatasi masalah prostitusi. Langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah mengubah pandangan orang tentang kegiatan seksual yang harus dilakukan pemerintah adalah mengubah pandangan orang tentang kegiatan seksual dengan cara menggeser paradigma prostitusi sebagai “perbuatan asosial” kepada “kesenangan dengan cara menggeser paradigma prostitusi sebagai “perbuatan asosial” kepada “kesenangan seksual” (sexual pleasure). Kita tidak perlu menyentuh isu seks komersialnya karena seksual” (sexual pleasure). Kita tidak perlu menyentuh isu seks komersialnya karena  berkaitan dengan “kesenangan seksual” yang menjadi hak asasi seseorang.

 berkaitan dengan “kesenangan seksual” yang menjadi hak asasi seseorang.

C.

C. Identifikasi MasalahIdentifikasi Masalah

Tumbuh suburnya praktik prostitusi di kota-kota besar di Indonesia merupakan bukti bahwa Tumbuh suburnya praktik prostitusi di kota-kota besar di Indonesia merupakan bukti bahwa paradigma kesenangan seksual sadar atau tidak diakui keberadaannya oleh masyarakat. paradigma kesenangan seksual sadar atau tidak diakui keberadaannya oleh masyarakat. Langkah kedua yang penting dipertimbangkan untuk dilakukan pemerintah adalah liberalisasi Langkah kedua yang penting dipertimbangkan untuk dilakukan pemerintah adalah liberalisasi seks komersial tersebut.

seks komersial tersebut.

Kedua langkah itu tidak berarti Indonesia menuju pada negara yang memberi legalisasi pada Kedua langkah itu tidak berarti Indonesia menuju pada negara yang memberi legalisasi pada praktik prostitusi, seperti halnya di Thailand dan Belanda, tetapi justru untuk mengendalikan praktik prostitusi, seperti halnya di Thailand dan Belanda, tetapi justru untuk mengendalikan prostitusi agar tidak merebak lebih luas dan mengurangi dampak sosial bagi masyarakat, prostitusi agar tidak merebak lebih luas dan mengurangi dampak sosial bagi masyarakat,

(7)

khususnya generasi muda. Persoalannya adalah apakah gagasan perubahan paradigma khususnya generasi muda. Persoalannya adalah apakah gagasan perubahan paradigma prostitusi dan liberalisasi prostitusi itu dapat mendorong pada masalah moral dan imoralitas prostitusi dan liberalisasi prostitusi itu dapat mendorong pada masalah moral dan imoralitas seksual?

seksual?

Menurut hemat penulis, tampaknya tidak ada pikiran gagasan pergeseran paradigma dan Menurut hemat penulis, tampaknya tidak ada pikiran gagasan pergeseran paradigma dan liberalisasi seksual ini dapat menimbulkan konsekuensi yang merusak moral bangsa. Intinya, liberalisasi seksual ini dapat menimbulkan konsekuensi yang merusak moral bangsa. Intinya, Indonesia tidak perlu mengatur isu seksual dengan hukum. Mungkin yang menjadi masalah Indonesia tidak perlu mengatur isu seksual dengan hukum. Mungkin yang menjadi masalah besar bagi kita adalah adanya pikiran yang memaksakan kehendak agar prostitusi diberantas besar bagi kita adalah adanya pikiran yang memaksakan kehendak agar prostitusi diberantas di Indonesia. Upaya ini yang selama ini sulit dilakukan siapa pun dan di mana pun.

di Indonesia. Upaya ini yang selama ini sulit dilakukan siapa pun dan di mana pun.

Fakta lain adalah produk yang berhubungan dengan seks dapat ditemukan di mana saja dan Fakta lain adalah produk yang berhubungan dengan seks dapat ditemukan di mana saja dan bahwa sebagian besar orang dapat melihat produk tersebut. Jika hukum memandang aktivitas bahwa sebagian besar orang dapat melihat produk tersebut. Jika hukum memandang aktivitas ini, yang melibatkan banyak orang, sebagai ilegal, berarti hukum ketinggalan zaman dan ini, yang melibatkan banyak orang, sebagai ilegal, berarti hukum ketinggalan zaman dan harus diubah dan diperbarui. Indonesia sangat mungkin melakukan penataan terhadap harus diubah dan diperbarui. Indonesia sangat mungkin melakukan penataan terhadap prostitusi. Pemerintah dapat memberikan lisensi bisnis kepada prostitusi dan menjamin prostitusi. Pemerintah dapat memberikan lisensi bisnis kepada prostitusi dan menjamin mereka yang menjajakan seks untuk memperoleh pemeriksaan kesehatan fisik dan nonfisik  mereka yang menjajakan seks untuk memperoleh pemeriksaan kesehatan fisik dan nonfisik  sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Belanda. Kewajiban pemerintah adalah memberikan sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Belanda. Kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan kesehatan dan sosial kepada penjaja seks agar mereka terhindar dari konsekuensi pelayanan kesehatan dan sosial kepada penjaja seks agar mereka terhindar dari konsekuensi keterlibatan mereka dalam kegiatan seks komersial.

(8)

BAB II BAB II PEMBAHASAN MASALAH PEMBAHASAN MASALAH A. A. ProstitusiProstitusi

Kejahatan sudah ada sejak dahulu kala di dalam suatu masyarakat, dan dapat dikatakan Kejahatan sudah ada sejak dahulu kala di dalam suatu masyarakat, dan dapat dikatakan sebagai suatu penyakit masyarakat. Menurut pendapat Kartini Kartono: Crime atau kejahatan sebagai suatu penyakit masyarakat. Menurut pendapat Kartini Kartono: Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya”.

masyarakat menentangnya”.

Dan sepanjang sejarah hal tersebut adalah merupakan suatu hal yang ditakuti oleh masyarakat, Dan sepanjang sejarah hal tersebut adalah merupakan suatu hal yang ditakuti oleh masyarakat, tetapi hal tersebut selalu ada di dalam masyarakat karena merupakan suatu penyakit. Seorang tetapi hal tersebut selalu ada di dalam masyarakat karena merupakan suatu penyakit. Seorang ahli sosiologi berpendapat dari sudut sosiologis.

ahli sosiologi berpendapat dari sudut sosiologis.

“Bahwa kejahatan itu bersumber di masyarakat, masyarakat yang

“Bahwa kejahatan itu bersumber di masyarakat, masyarakat yang memberi kesempatan untuk memberi kesempatan untuk 

melakukan kejahatan dan masyarakat

melakukan kejahatan dan masyarakat sendiri yang menanggung sendiri yang menanggung akibatnya akibatnya dari kejahatan itudari kejahatan itu

walaupun secara tidak langsung, oleh karena itu untuk mencari sebab-sebab kejahatan adalah walaupun secara tidak langsung, oleh karena itu untuk mencari sebab-sebab kejahatan adalah di masyarakat”

di masyarakat”

Pendapat tersebut di atas menitik beratkan bahwa penyebab dari tindak kejahatan/tindak  Pendapat tersebut di atas menitik beratkan bahwa penyebab dari tindak kejahatan/tindak  pidana adalah karena masyarakat memberi kesempatan terhadap timbulnya kejahatan. Tetapi pidana adalah karena masyarakat memberi kesempatan terhadap timbulnya kejahatan. Tetapi di lain pihak ada yang berpendapat lain seperti apa yang dikemukakan Cesare Lombroso di lain pihak ada yang berpendapat lain seperti apa yang dikemukakan Cesare Lombroso seorang dokter Italia yang bekerja di penjara-penjara. Hasil-hasil penelitian Lombroso atas seorang dokter Italia yang bekerja di penjara-penjara. Hasil-hasil penelitian Lombroso atas narapidana di penjara-penjara telah melahirkan teori-teori Lombroso yang telah narapidana di penjara-penjara telah melahirkan teori-teori Lombroso yang telah mempengaruhi tentang sebab kejahatan pada saat itu yaitu:

mempengaruhi tentang sebab kejahatan pada saat itu yaitu:

“Type

“Type-type kriminal dengan prinsip-prinsip atavisme yang menyatakan adanya proses-type kriminal dengan prinsip-prinsip atavisme yang menyatakan adanya proses kemunduran kepada pola-pola primitif dari speciesnya yaitu tiba-tiba muncul ciri-ciri milik  kemunduran kepada pola-pola primitif dari speciesnya yaitu tiba-tiba muncul ciri-ciri milik  nenek moyang, yang semula lenyap selama

(9)

Di lain pihak para ahli kriminologi dan sosiologi yang berpendapat lain yakni mereka Di lain pihak para ahli kriminologi dan sosiologi yang berpendapat lain yakni mereka   berpendapat: “Kondisi lingkungan yang tidak waras merupakan tempat persemayaman bagi   berpendapat: “Kondisi lingkungan yang tidak waras merupakan tempat persemayaman bagi

kejahatan (Evil Resides in an imperfect environment)”. kejahatan (Evil Resides in an imperfect environment)”.

Dan inipun masih ada lagi pendapat Aristoteles (384. 322 S.M) yang menyebutkan: “Adanya Dan inipun masih ada lagi pendapat Aristoteles (384. 322 S.M) yang menyebutkan: “Adanya hubungan di

hubungan di antara masyarakat dan antara masyarakat dan kejahatan kejahatan yaitu dalam yaitu dalam wujud peristiwa kemiskinanwujud peristiwa kemiskinan menimbulkan pemberontakan dan kejahatan”.

menimbulkan pemberontakan dan kejahatan”.

Kejahatan memang merupakan gejala masyarakat yang amat sangat mengganggu Kejahatan memang merupakan gejala masyarakat yang amat sangat mengganggu ketenteraman, kedamaian serta ketenangan masyarakat yang seharusnya lenyap dari muka ketenteraman, kedamaian serta ketenangan masyarakat yang seharusnya lenyap dari muka bumi ini, namun demikian seperti halnya siang dan malam, pagi dan sore, perempuan dan bumi ini, namun demikian seperti halnya siang dan malam, pagi dan sore, perempuan dan laki-laki, maka kejahatan tersebut tetap akan ada sebagai kelengkapan adanya kebaikan, laki-laki, maka kejahatan tersebut tetap akan ada sebagai kelengkapan adanya kebaikan, kebajikan dan sebagainya.

kebajikan dan sebagainya.

Hal ini akan nampak pula ada un

Hal ini akan nampak pula ada un gkapan di bawah: “… kejahatan yang selalu akan ada, sepertigkapan di bawah: “… kejahatan yang selalu akan ada, seperti

penyakit dan kematian yang selalu berulang, seperti halnya musim yang akan berganti-ganti penyakit dan kematian yang selalu berulang, seperti halnya musim yang akan berganti-ganti dari tahun ke tahun.

dari tahun ke tahun.

Dari ungkapan di atas maka jelaslah bahwa walaupun kejahatan merupakan suatu gangguan Dari ungkapan di atas maka jelaslah bahwa walaupun kejahatan merupakan suatu gangguan terhadap ketentraman, ketenangan dan keamanan masyarakat yang harus dihilangkan dari terhadap ketentraman, ketenangan dan keamanan masyarakat yang harus dihilangkan dari muka bumi ini, namun sesuai dengan sifat kodratnya sebagai kebalikan dari adanya kebaikan, muka bumi ini, namun sesuai dengan sifat kodratnya sebagai kebalikan dari adanya kebaikan, maka kejahatan tersebut akan selalu ada dan akan tetap ada di muka bumi ini tidak dapat maka kejahatan tersebut akan selalu ada dan akan tetap ada di muka bumi ini tidak dapat dimusnahkan sama sekali.

dimusnahkan sama sekali.

Yang menarik

Yang menarik dalam perkembadalam perkembangan kejahatan itu ialah akhir-akhingan kejahatan itu ialah akhir-akhir ini tidak sedikit wanita-r ini tidak sedikit wanita-wanita yang terlibat dalam tindak kejahatan yang sebelumnya hanya lazim dilakukan wanita yang terlibat dalam tindak kejahatan yang sebelumnya hanya lazim dilakukan laki-laki, misalnya ikut serta dalam penodongan, perampasan kendaraan bermotor, pembunuhan laki, misalnya ikut serta dalam penodongan, perampasan kendaraan bermotor, pembunuhan atau bahkan otak perampokan. Maka citra wanita yang seolah-olah lebih bertahan terhadap atau bahkan otak perampokan. Maka citra wanita yang seolah-olah lebih bertahan terhadap kejahatan, mulai pudar. Kenyataan ini menimbulkan keprihatinan di sementara kalangan kejahatan, mulai pudar. Kenyataan ini menimbulkan keprihatinan di sementara kalangan wanita, sebab sampai sekarang secara diam-diam wanita dianggap sebagai benteng terakhir wanita, sebab sampai sekarang secara diam-diam wanita dianggap sebagai benteng terakhir meluasnya kriminalitas.

(10)

Hukum sendiri sebenarnya sudah memberi peringatan bahwa barang siapa yang mengadakan Hukum sendiri sebenarnya sudah memberi peringatan bahwa barang siapa yang mengadakan pelanggaran hukum baik itu laki-laki ataupun wanita dapat dihukum yang sesuai dengan pelanggaran hukum baik itu laki-laki ataupun wanita dapat dihukum yang sesuai dengan perbuatannya. Hal tersebut telah dijelaskan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana perbuatannya. Hal tersebut telah dijelaskan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 2, yang berbunyi sebagai berikut: “Ketentuan pidana dalam Undang

(KUHP) pasal 2, yang berbunyi sebagai berikut: “Ketentuan pidana dalam Undang-undang-undang

Indonesia berlaku bagi orang yang dalam Indonesia melakukan sesuatu perbuatan yang boleh Indonesia berlaku bagi orang yang dalam Indonesia melakukan sesuatu perbuatan yang boleh dihukum (per

dihukum (peristiwa pidana)”.istiwa pidana)”.

Berdasarkan pada KUHP pasal 2 tersebut, maka hukum yang berlaku di Indonesia tidak  Berdasarkan pada KUHP pasal 2 tersebut, maka hukum yang berlaku di Indonesia tidak  membedakan golongan, suku, maupun jenis kelamin, baik itu pria maupun wanita adalah membedakan golongan, suku, maupun jenis kelamin, baik itu pria maupun wanita adalah sama dalam mentaati segala perundang-undangan atau hukum yang berlaku di Indonesia. sama dalam mentaati segala perundang-undangan atau hukum yang berlaku di Indonesia.

Hukum dalam kontekstual sebenarnya cukup ideal untuk dijadikan salah satu upaya Hukum dalam kontekstual sebenarnya cukup ideal untuk dijadikan salah satu upaya menakut-nakuti siapapun agar tidak berbuat jahat. Namun dalam realita tujuan itu tak mudah dicapai. nakuti siapapun agar tidak berbuat jahat. Namun dalam realita tujuan itu tak mudah dicapai. Hal ini bisa dilihat dari berita majalah-majalah ataupun surat kabar-surat kabar yang sering Hal ini bisa dilihat dari berita majalah-majalah ataupun surat kabar-surat kabar yang sering memuat berita tentang kejahatan, bukan saja dilakukan oleh orang laki-laki tetapi juga memuat berita tentang kejahatan, bukan saja dilakukan oleh orang laki-laki tetapi juga dilakukan oleh wanita, dan tidak sedikit jumlah wanita yang melakukan tindak pidana baik  dilakukan oleh wanita, dan tidak sedikit jumlah wanita yang melakukan tindak pidana baik  kejahatan atau pelanggaran saja. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Betapa tidak, karena kejahatan atau pelanggaran saja. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Betapa tidak, karena wanita adalah sebagai tiang negara. Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa wanita diibaratkan wanita adalah sebagai tiang negara. Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa wanita diibaratkan sebagai tiang negara, jika wanita dalam suatu negara itu rusak, maka rusak pula negara itu. sebagai tiang negara, jika wanita dalam suatu negara itu rusak, maka rusak pula negara itu. Dan jika kaum wanita dalam suatu negar

Dan jika kaum wanita dalam suatu negar a itu baik dan shalihah, maka baik pula negara itu”.a itu baik dan shalihah, maka baik pula negara itu”.

Terasa akan lebih mencengangkan kita, jika kemudian diketahui bahwa dari sekian jenis Terasa akan lebih mencengangkan kita, jika kemudian diketahui bahwa dari sekian jenis kejahatan yang dilakukan wanita justeru kejahatan kesusilaan (baca : prostitusi). Anehnya kejahatan yang dilakukan wanita justeru kejahatan kesusilaan (baca : prostitusi). Anehnya   justeru jenis kejahatan ini tidak sedikit diperoleh keterangan justeru dilakukan oleh wanita   justeru jenis kejahatan ini tidak sedikit diperoleh keterangan justeru dilakukan oleh wanita

dari kalangan yang berstatus mahasiswa. dari kalangan yang berstatus mahasiswa.

Memang tidak salah jika para sepuh kita sering berujar, bahwa dunia semakin rusak. Terbukti Memang tidak salah jika para sepuh kita sering berujar, bahwa dunia semakin rusak. Terbukti kenyataan sebagaimana di atas, oleh sejumlah kalangan dianggap sudah merupakan kewajaran kenyataan sebagaimana di atas, oleh sejumlah kalangan dianggap sudah merupakan kewajaran dalam era kekinian, dimana segala sesuatu lebih mengedepankan kepentingan bisnis dari pada dalam era kekinian, dimana segala sesuatu lebih mengedepankan kepentingan bisnis dari pada penghormatan nilai etika. Sebagaimana dikatakan Rudy Gunawan, bahwa di era informatika penghormatan nilai etika. Sebagaimana dikatakan Rudy Gunawan, bahwa di era informatika dan global ini, disadari bahwa segala sesuatu memiliki kedekatan dengan segala bentuk  dan global ini, disadari bahwa segala sesuatu memiliki kedekatan dengan segala bentuk 

(11)

erotisme, manusia semakin berlomba memanfaatkan erotisme sebagai pemenuhan prinsip erotisme, manusia semakin berlomba memanfaatkan erotisme sebagai pemenuhan prinsip ekonomi, karena telah terbukti erotisme adalah bumbu penyedap yang membuat produk laku ekonomi, karena telah terbukti erotisme adalah bumbu penyedap yang membuat produk laku keras dan dunia hiburan selalu berusaha memancing sensasi seksual untuk menarik minat keras dan dunia hiburan selalu berusaha memancing sensasi seksual untuk menarik minat konsumen, alhasil dari padanya dihasilkan banyak uang.

konsumen, alhasil dari padanya dihasilkan banyak uang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Prostitusi” “Prostitusi” mengandung makna suatu kesepakatanmengandung makna suatu kesepakatan

antara lelaki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual dalam hal mana pihak lelaki antara lelaki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual dalam hal mana pihak lelaki membayar dengan sejumlah uang sebagai kompensasi pemenuhan kebutuhan biologis yang membayar dengan sejumlah uang sebagai kompensasi pemenuhan kebutuhan biologis yang diberikan pihak perempuan, biasanya dilakukan di lokalisasi, hotel dan tempat lainnza sesuai diberikan pihak perempuan, biasanya dilakukan di lokalisasi, hotel dan tempat lainnza sesuai kesepakatan.

kesepakatan.

Selanjutnya secara etimologis prostitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu

Selanjutnya secara etimologis prostitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu

“Prostitute/prostitution” 

“Prostitute/prostitution”  yang berarti pelacuran, perempuan jalang, atau hidup sebagaiyang berarti pelacuran, perempuan jalang, atau hidup sebagai perempuan jalang. Sedangkan dalam realita saat ini, menurut kaca mata orang awam perempuan jalang. Sedangkan dalam realita saat ini, menurut kaca mata orang awam prostitusi diartikan sebagai suatu perbuatan menjual diri dengan memberi kenikmatan seksual prostitusi diartikan sebagai suatu perbuatan menjual diri dengan memberi kenikmatan seksual pada kaum laki-laki.

pada kaum laki-laki.

B.

B. Bisnis ProstitusiBisnis Prostitusi

Perdagangan wanita adalah modal dasar bisnis prostitusi. Meskipun perdagangan wanita ini Perdagangan wanita adalah modal dasar bisnis prostitusi. Meskipun perdagangan wanita ini tidak hanya berujung pada masalah prostitusi. Dan juga Prostitusi sendiri tidak hanya tidak hanya berujung pada masalah prostitusi. Dan juga Prostitusi sendiri tidak hanya disupport oleh perdagangan wanita saja.

disupport oleh perdagangan wanita saja. Prostitusi dan perdagangan wanita Prostitusi dan perdagangan wanita merupakamerupakan kajiann kajian

yang berbeda, namun bisa jadi dan sangat mungkin saling mendukung. Banyak faktor yang yang berbeda, namun bisa jadi dan sangat mungkin saling mendukung. Banyak faktor yang menyebabkan praktek prostitusi baik secara internal maupun eksternal. Dari beberapa menyebabkan praktek prostitusi baik secara internal maupun eksternal. Dari beberapa penelitian faktor itu antara lain karena kemiskinan, pendidikan yang rendah, sosial budaya, penelitian faktor itu antara lain karena kemiskinan, pendidikan yang rendah, sosial budaya, dan tetek bengek lainnya (Masway, 2009).

dan tetek bengek lainnya (Masway, 2009).

Arus perdagangan perempuan di tanah air memang cukup tinggi. Pengangguran di depan mata Arus perdagangan perempuan di tanah air memang cukup tinggi. Pengangguran di depan mata yang sudah menggunung tak kurang dari 40 juta jiwa menjadi pintu awal kemungkinan yang sudah menggunung tak kurang dari 40 juta jiwa menjadi pintu awal kemungkinan terjadinya perdagangan perempuan. Perdagangan perempuan terjadi manakala dipicu oleh terjadinya perdagangan perempuan. Perdagangan perempuan terjadi manakala dipicu oleh faktor tingginya angka pengangguran dan meningkatnya kemiskinan yang ada dalam faktor tingginya angka pengangguran dan meningkatnya kemiskinan yang ada dalam

(12)

masyarakat (Damayanti, 2008). Masih menurut Damayanti (2008), mengungkapkan adanya masyarakat (Damayanti, 2008). Masih menurut Damayanti (2008), mengungkapkan adanya demand pada tempat-tempat pariwisata menjadi salah satu sumber pangkal, kenapa industri demand pada tempat-tempat pariwisata menjadi salah satu sumber pangkal, kenapa industri prostitusi di tanah air akan mempunyai peluang yang kuat.

prostitusi di tanah air akan mempunyai peluang yang kuat.

Prediksi bahwa industri pariwisata akan dibarengi dengan suburnya industri prostitusi Prediksi bahwa industri pariwisata akan dibarengi dengan suburnya industri prostitusi memang sulit dielakan. Catatan Dario Agnote, Sex Trade, Key Part of South East Asian memang sulit dielakan. Catatan Dario Agnote, Sex Trade, Key Part of South East Asian Economies (1998) dalam Damayanti (2008), mengungkapkan bahwa luas dan kuatnya Economies (1998) dalam Damayanti (2008), mengungkapkan bahwa luas dan kuatnya   jaringan sindikat perdagangan perempuan dan prostitusi di Indonesia bisa pula dilihat dari   jaringan sindikat perdagangan perempuan dan prostitusi di Indonesia bisa pula dilihat dari besarnya uang yang dihasilkannya, yang mencapai 1,2 hingga 3,3 milyar dollar AS per tahun, besarnya uang yang dihasilkannya, yang mencapai 1,2 hingga 3,3 milyar dollar AS per tahun, atau mencapai 0,8 hingga 2,4 persen dari GDP

atau mencapai 0,8 hingga 2,4 persen dari GDP kita.kita.

Faktor Penyebab Prostitusi Faktor Penyebab Prostitusi

Penelitian Setiawan (2010) dengan metode wawancara terhadap 20 wanita yang terlibat Penelitian Setiawan (2010) dengan metode wawancara terhadap 20 wanita yang terlibat prost

prostitusi dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab mereka terjun ke dunia „hitam‟ tersebutitusi dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab mereka terjun ke dunia „hitam‟ tersebut adalah sebagai berikut:

adalah sebagai berikut:

-- faktor ekonomi, yaitu sebanyak 45%faktor ekonomi, yaitu sebanyak 45%

-- faktor putus cinta sebanyak 20%faktor putus cinta sebanyak 20%

-- faktor lingkungan 15%faktor lingkungan 15%

-- faktor hasrat seks 10%, danfaktor hasrat seks 10%, dan

-- faktor tipuan mucikari yang katanya hendak mencarikan kerja yang pantas dan gajinyafaktor tipuan mucikari yang katanya hendak mencarikan kerja yang pantas dan gajinya

besar sebanyak 10%. besar sebanyak 10%.

Lagi-lagi faktor ekonomi merupakan alasan mengapa seseorang memilih menjadi pekerja seks Lagi-lagi faktor ekonomi merupakan alasan mengapa seseorang memilih menjadi pekerja seks dan memperdagangkan tubuhnya. Himpitan ekonomi membuat banyak perempuan menjadi dan memperdagangkan tubuhnya. Himpitan ekonomi membuat banyak perempuan menjadi gelap mata, mau bekerja apa saja asal mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya. gelap mata, mau bekerja apa saja asal mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya.

Tempat Protitusi Tempat Protitusi

Sebagai contoh yang dikutip dari media cetak harian Cirebon yaitu Pikiran Rakyat, Rumah Sebagai contoh yang dikutip dari media cetak harian Cirebon yaitu Pikiran Rakyat, Rumah susun (rusun) aset Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon yang berlokasi di Dukuh Semar susun (rusun) aset Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon yang berlokasi di Dukuh Semar

(13)

disinyalir dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi terselubung. Sinyalemen tersebut disinyalir dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi terselubung. Sinyalemen tersebut dilontarkan Sekretaris Komisi B Syamsudin ketika melakukan kunjungan kerja ke rusun yang dilontarkan Sekretaris Komisi B Syamsudin ketika melakukan kunjungan kerja ke rusun yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan (Pikiran Rakyat, 2009).

dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan (Pikiran Rakyat, 2009).

C.

C. Bentuk PenangananBentuk Penanganan

Dalam Convention for the Suppresion of the Traffic to Persons and of the Prostitution of  Dalam Convention for the Suppresion of the Traffic to Persons and of the Prostitution of  Others tahun 1949, Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (diratifikasi Others tahun 1949, Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (diratifikasi Pemerintah RI dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984) dan terakhir pada bulan Pemerintah RI dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984) dan terakhir pada bulan Desember 1993 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perdagangan perempuan serta Desember 1993 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perdagangan perempuan serta prostitusi paksa dimasukkan sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. Hal ini prostitusi paksa dimasukkan sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. Hal ini menunjukkan pengakuan bersama komunitas internasional bahwa dalam prostitusi, apa pun menunjukkan pengakuan bersama komunitas internasional bahwa dalam prostitusi, apa pun bentuk dan motivasi yang melandasi, seorang perempuan yang dilacurkan adalah korban. bentuk dan motivasi yang melandasi, seorang perempuan yang dilacurkan adalah korban. Yang juga ironis adalah, dari berbagai pola pendekatan terhadap prostitusi, baik upaya Yang juga ironis adalah, dari berbagai pola pendekatan terhadap prostitusi, baik upaya penghapusan, sistem regulasi, atau pelarangan, perlindungan memadai akan hak sebagai penghapusan, sistem regulasi, atau pelarangan, perlindungan memadai akan hak sebagai individu dan warga negara para perempuan korban itu masih terabaikan.

individu dan warga negara para perempuan korban itu masih terabaikan.

Nuansa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam penanganan masalah prostitusi selama Nuansa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam penanganan masalah prostitusi selama ini sangat tinggi. Sejak awal rekrutmen, nuansa ekonomis, kemiskinan, dan beban eksploitasi ini sangat tinggi. Sejak awal rekrutmen, nuansa ekonomis, kemiskinan, dan beban eksploitasi sangat kental dialami perempuan yang dilacurkan, yang umumnya berasal dari keluarga sangat kental dialami perempuan yang dilacurkan, yang umumnya berasal dari keluarga miskin. Setelah terjebak di dalam dunia prostitusi pun mereka tak memiliki banyak  miskin. Setelah terjebak di dalam dunia prostitusi pun mereka tak memiliki banyak  kesempatan untuk keluar, hanya mampu berharap suatu saat jalan itu terbuka.

kesempatan untuk keluar, hanya mampu berharap suatu saat jalan itu terbuka.

Di wilayah DKI Jakarta misalnya, landasan kebijakan yang digunakan aparat dalam Di wilayah DKI Jakarta misalnya, landasan kebijakan yang digunakan aparat dalam melakukan penertiban terhadap para perempuan yang dilacurkan adalah Peraturan Daerah melakukan penertiban terhadap para perempuan yang dilacurkan adalah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 1988

(Perda) Nomor 11 Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum di Wilayah DKI Jakarta.tentang Ketertiban Umum di Wilayah DKI Jakarta.

Sementara, secara substantif peraturan ini sudah bermasalah. Pada awal proses pembuatan Sementara, secara substantif peraturan ini sudah bermasalah. Pada awal proses pembuatan misalnya, masyarakat tidak dilibatkan dan tidak didengar suaranya, khususnya masukan dari misalnya, masyarakat tidak dilibatkan dan tidak didengar suaranya, khususnya masukan dari warga di sekitar lokasi prostitusi yang sebenarnya penting didengar karena mereka jugalah warga di sekitar lokasi prostitusi yang sebenarnya penting didengar karena mereka jugalah yang terkena imbas praktik prostitusi dengan segala eksesnya.

(14)

Isi Perda No 11/1988 oleh banyak kalangan dipandang cenderung diskriminatif dan biasa Isi Perda No 11/1988 oleh banyak kalangan dipandang cenderung diskriminatif dan biasa kelas, karena yang menjadi sasaran penertiban kebanyakan mereka yang beroperasi di jalan kelas, karena yang menjadi sasaran penertiban kebanyakan mereka yang beroperasi di jalan dengan alasan melanggar ketertiban umum. Sementara di diskotek, pub, klab malam dengan alasan melanggar ketertiban umum. Sementara di diskotek, pub, klab malam eksklusif, dan hotel berbintang yang terselubung, alasan penertiban hanyalah pelanggaran jam eksklusif, dan hotel berbintang yang terselubung, alasan penertiban hanyalah pelanggaran jam  buka tempat hiburan, dan itu pun bisa “diatur”. Di pihak lain, dari kelompok yang memakai  buka tempat hiburan, dan itu pun bisa “diatur”. Di pihak lain, dari kelompok yang memakai bendera agama, penggerebekan dilakukan sepihak, sering tidak manusiawi, destruktif tanpa bendera agama, penggerebekan dilakukan sepihak, sering tidak manusiawi, destruktif tanpa pandang bulu, bahkan cenderung main hakim sendiri. Padahal, agama mengajarkan manusia pandang bulu, bahkan cenderung main hakim sendiri. Padahal, agama mengajarkan manusia berbuat baik, termasuk pada perempuan yang dilacurkan, yang seharusnya justru dibimbing berbuat baik, termasuk pada perempuan yang dilacurkan, yang seharusnya justru dibimbing yang benar.

yang benar.

Upaya penghapusan lokalisasi yang marak beberapa tahun terakhir justru membuat “kantung Upaya penghapusan lokalisasi yang marak beberapa tahun terakhir justru membuat “kantung--kantung” prostitusi baru makin menyebar dan tak terp

kantung” prostitusi baru makin menyebar dan tak terpantau. Termasuk risiko terkenaantau. Termasuk risiko terkena

HIV/AIDS yang sulit dikontrol karena pemeriksaan rutin pada para perempuan yang HIV/AIDS yang sulit dikontrol karena pemeriksaan rutin pada para perempuan yang dilacurkan di lokalisasi terhenti. Hak-hak mereka atas pelayanan kesehatan yang memadai dilacurkan di lokalisasi terhenti. Hak-hak mereka atas pelayanan kesehatan yang memadai kian terabaikan. Apalagi jika diketahui, sebagai pengidap AIDS atau HIV positif, kekerasan kian terabaikan. Apalagi jika diketahui, sebagai pengidap AIDS atau HIV positif, kekerasan yang dialami akan semakin berlipat, termasuk terhadap anggota keluarga korban.

yang dialami akan semakin berlipat, termasuk terhadap anggota keluarga korban.

Saat aparat melakukan penertiban, sering terjadi salah tangkap karena ada asumsi bahwa Saat aparat melakukan penertiban, sering terjadi salah tangkap karena ada asumsi bahwa setiap perempuan yang keluar pada malam hari adalah perempuan nakal, sementara laki-laki setiap perempuan yang keluar pada malam hari adalah perempuan nakal, sementara laki-laki yang keluyuran malam hari tak pernah dipersoalkan. Nuansa bias jender di sini terjadi selain yang keluyuran malam hari tak pernah dipersoalkan. Nuansa bias jender di sini terjadi selain dalam bentuk stigmatisasi, juga diskriminasi, karena jarang laki-laki sebagai konsumen, dalam bentuk stigmatisasi, juga diskriminasi, karena jarang laki-laki sebagai konsumen, germo atau mucikari, serta pengusaha tempat prostitusi ditangkap dan diproses secara hukum. germo atau mucikari, serta pengusaha tempat prostitusi ditangkap dan diproses secara hukum. Kalaupun ada laki-laki yang tertangkap, aparat hanya mendata, memberi penyuluhan, dan Kalaupun ada laki-laki yang tertangkap, aparat hanya mendata, memberi penyuluhan, dan menyuruh pulang. Sementara para perempuan yang terjaring, didata, diberi penyuluhan dan menyuruh pulang. Sementara para perempuan yang terjaring, didata, diberi penyuluhan dan disuruh membayar denda, atau dimasukkan ke panti rehabilitasi selama beberapa bulan. disuruh membayar denda, atau dimasukkan ke panti rehabilitasi selama beberapa bulan. Mereka juga sangat rentan pelecehan seksual oleh aparat selama proses penertiban.

Mereka juga sangat rentan pelecehan seksual oleh aparat selama proses penertiban.

D.

D. Pendekatan KemanusiaanPendekatan Kemanusiaan

Pendekatan kemanusiaan terhadap masalah apa pun adalah suatu hal universal. Apalagi Pendekatan kemanusiaan terhadap masalah apa pun adalah suatu hal universal. Apalagi terhadap masalah yang sangat kental nuansa pelanggaran HAM-nya,

(15)

ini pendekatan yang digunakan, khususnya oleh pemerintah, masih belum manusiawi. Untuk  ini pendekatan yang digunakan, khususnya oleh pemerintah, masih belum manusiawi. Untuk  itu ada beberapa hal yang patut diperhatikan.

itu ada beberapa hal yang patut diperhatikan.

Pertama

Pertama, pendekatan keamanan dan ketertiban yang legalistik-formil dan militeristik, seperti, pendekatan keamanan dan ketertiban yang legalistik-formil dan militeristik, seperti yang digunakan aparat keamanan dan ketertiban (tramtib), tidak menyelesaikan masalah. yang digunakan aparat keamanan dan ketertiban (tramtib), tidak menyelesaikan masalah. Kalaupun dilakukan penertiban prostitusi, haruslah penertiban yang

Kalaupun dilakukan penertiban prostitusi, haruslah penertiban yang women-friendlywomen-friendly dengandengan

pendekatan kemanusiaan. Pendekatan dalam

pendekatan kemanusiaan. Pendekatan dalam Perda No 11/1988Perda No 11/1988 adalah abolisionis yangadalah abolisionis yang

memandang

memandang perempuan yang dilacurkan sebagai kriminalperempuan yang dilacurkan sebagai kriminal, padahal dia merupakan korban, padahal dia merupakan korban mata rantai sistemik feminisasi kemiskinan dan marjinalisasi perempuan. Konsep atau mata rantai sistemik feminisasi kemiskinan dan marjinalisasi perempuan. Konsep atau pendekatan penertiban haruslah memasukkan unsur-unsur HAM, termasuk dalam kurikulum pendekatan penertiban haruslah memasukkan unsur-unsur HAM, termasuk dalam kurikulum pendidikan para polisi pamong praja atau aparat lain.

pendidikan para polisi pamong praja atau aparat lain.

Kedua

Kedua, penyelesaian persoalan harus sampai ke akar persoalan, holistik, dan integratif., penyelesaian persoalan harus sampai ke akar persoalan, holistik, dan integratif. Termasuk memberi penyadaran, mulai dari pola pikir aparat, masyarakat, rohaniwan, sampai Termasuk memberi penyadaran, mulai dari pola pikir aparat, masyarakat, rohaniwan, sampai sikap dan perilaku bahwa perempuan yang dilacurkan adalah korban. Bersama-sama kita sikap dan perilaku bahwa perempuan yang dilacurkan adalah korban. Bersama-sama kita bahu-membahu mencari solusi persoalan, memberi bekal para perempuan yang dilacurkan bahu-membahu mencari solusi persoalan, memberi bekal para perempuan yang dilacurkan untuk menopang ekonomi keluarga berupa kemampuan baca- tulis, keterampilan rias wajah, untuk menopang ekonomi keluarga berupa kemampuan baca- tulis, keterampilan rias wajah, menyamak kulit, menjahit, wirausaha, atau inisiatif lain yang patut dihargai dan didukung. menyamak kulit, menjahit, wirausaha, atau inisiatif lain yang patut dihargai dan didukung.

Ketiga

Ketiga, penggunaan berbagai istilah yang menyudutkan mereka, seperti sampah masyarakat,, penggunaan berbagai istilah yang menyudutkan mereka, seperti sampah masyarakat, penyakit masyarakat, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial, harus dihentikan. penyakit masyarakat, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial, harus dihentikan. Stigmatisasi korban yang tercetus dalam penggunaan bahasa semacam ini yang juga termin Stigmatisasi korban yang tercetus dalam penggunaan bahasa semacam ini yang juga termin dalam kebijakan pemerintah, harus dihapuskan.

dalam kebijakan pemerintah, harus dihapuskan.

Keempat

Keempat, mulai sejak kurikulum pendidikan calon petugas tramtib, penggunaan pola, mulai sejak kurikulum pendidikan calon petugas tramtib, penggunaan pola militeristik yang menonjolkan kekerasan harus dihapus. Yang kemudian melakukan militeristik yang menonjolkan kekerasan harus dihapus. Yang kemudian melakukan penertiban, diharapkan bukan hanya aparat laki-laki, tetapi juga perempuan dengan jumlah penertiban, diharapkan bukan hanya aparat laki-laki, tetapi juga perempuan dengan jumlah  proporsional. Jangan kemudian mereka hanya menjadi pelengkap, apalagi “pajangan”. Karena  proporsional. Jangan kemudian mereka hanya menjadi pelengkap, apalagi “pajangan”. Karena perempuan yang dilacurkan rentan pelecehan seksual, maka perlindungan saksi pelapor juga perempuan yang dilacurkan rentan pelecehan seksual, maka perlindungan saksi pelapor juga diperlukan. Kerja sama dan pengawasan ketat bersama pemerintah daerah asal dalam diperlukan. Kerja sama dan pengawasan ketat bersama pemerintah daerah asal dalam

(16)

pemulangan juga diperlukan untuk menghindari agar tidak semata-mata menjadi proyek  pemulangan juga diperlukan untuk menghindari agar tidak semata-mata menjadi proyek  pemulangan saja.

pemulangan saja.

E.

E. Upaya Penghapusan ProstitusiUpaya Penghapusan Prostitusi

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapuskan prostitusi, tetapi tetap saja ada dan tidak  Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapuskan prostitusi, tetapi tetap saja ada dan tidak  dapat dihilangkan, mengingat praktek prostitusi itu telah sama tuanya dengan kehidupan dapat dihilangkan, mengingat praktek prostitusi itu telah sama tuanya dengan kehidupan manusia sendiri. sampai sekarang kebanyakan masyarakat yang menganggap dirinya suci, manusia sendiri. sampai sekarang kebanyakan masyarakat yang menganggap dirinya suci, bersih, dan bermoral terus mengecam dan mencemooh para pelaku prostitusi itu dan berupaya bersih, dan bermoral terus mengecam dan mencemooh para pelaku prostitusi itu dan berupaya untuk menghilangkannya. “Upaya seperti itu adalah tidak mungkin, naif dan „absurd‟. Namun untuk menghilangkannya. “Upaya seperti itu adalah tidak mungkin, naif dan „absurd‟. Namun bukan berarti dengan begitu kita semua dapat membiarkan prostitusi terus berlangsung di bukan berarti dengan begitu kita semua dapat membiarkan prostitusi terus berlangsung di sekitar kita.

sekitar kita.

pandangan bahwa prostitusi merupakan perilaku kotor dan tidak bermoral serta salah satu pandangan bahwa prostitusi merupakan perilaku kotor dan tidak bermoral serta salah satu   penyakit sosial adalah fakta yang tidak dapat terbantahkan pula. “Tapi tidak mungkin pula   penyakit sosial adalah fakta yang tidak dapat terbantahkan pula. “Tapi tidak mungkin pula untuk menghapuskan prostitusi adalah juga fakta tidak terbantahkan. Karena itu, penanganan untuk menghapuskan prostitusi adalah juga fakta tidak terbantahkan. Karena itu, penanganan prostitusi tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan tidak hanya melihat berdasarkan prostitusi tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan tidak hanya melihat berdasarkan aspek moral semata. Prostitusi adalah persoalan yang rumit dan terkait aspek sosial, budaya, aspek moral semata. Prostitusi adalah persoalan yang rumit dan terkait aspek sosial, budaya, ekonomi, politik serta moral dan agama. upaya menanggulangi prostitusi hanya dengan ekonomi, politik serta moral dan agama. upaya menanggulangi prostitusi hanya dengan pendekatan moral dan agama adalah naif dan tidak akan menyelesaikan masalah itu.

pendekatan moral dan agama adalah naif dan tidak akan menyelesaikan masalah itu.

Diibaratkan, seperti memberi makanan kering kepada orang yang sedang kehausan. Diibaratkan, seperti memberi makanan kering kepada orang yang sedang kehausan. Pemerintah bersama seluruh masyarakat disarankan untuk menggunakan pendekatan sosial, Pemerintah bersama seluruh masyarakat disarankan untuk menggunakan pendekatan sosial, budaya, ekonomi, politik selain moral dan agama untuk mencari penyelesaian serta menjawab budaya, ekonomi, politik selain moral dan agama untuk mencari penyelesaian serta menjawab persoalan prostitusi secara komprehensif. Setidaknya, upaya itu dapat menekan dan persoalan prostitusi secara komprehensif. Setidaknya, upaya itu dapat menekan dan meminimalkan perilaku prostitusi yang berkembang dalam masyarakat luas dengan tidak  meminimalkan perilaku prostitusi yang berkembang dalam masyarakat luas dengan tidak  selalu menyalahkan perempuan sebagai pelaku dan penyebab prostitusi padahal lelaki yang selalu menyalahkan perempuan sebagai pelaku dan penyebab prostitusi padahal lelaki yang banyak memanfaatkannya.

(17)

BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Di tengah masyarakat ada dua pendapat yang bertentangan, disatu sisi prilaku prostitusi Di tengah masyarakat ada dua pendapat yang bertentangan, disatu sisi prilaku prostitusi melanggar nilai-nilai moral (perbuatan tercela), disisi lain prilaku ini ditolerir demi nilai melanggar nilai-nilai moral (perbuatan tercela), disisi lain prilaku ini ditolerir demi nilai ekonomi (perbuatan menguntungkan). yaitu dapat terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga ekonomi (perbuatan menguntungkan). yaitu dapat terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga dan kebutuhan laki-laki yang menginginkannya. Disamping itu juga prostitusi dilatar dan kebutuhan laki-laki yang menginginkannya. Disamping itu juga prostitusi dilatar belakangi oleh faktor kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering belakangi oleh faktor kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup.

dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup.

Perdagangan wanita merupakan praktek illegal yang membahayakan moral bangsa. Banyak  Perdagangan wanita merupakan praktek illegal yang membahayakan moral bangsa. Banyak  faktor, mengapa orang melakukan perdagangan haram itu, salah satu faktor terbesar adalah faktor, mengapa orang melakukan perdagangan haram itu, salah satu faktor terbesar adalah tuntutan ekonomi. Meski hidup ini semakin sulit mencari sumber penghidupan dengan cara tuntutan ekonomi. Meski hidup ini semakin sulit mencari sumber penghidupan dengan cara halal, sebaiknya masyarakat tidak putus asa dan memilih mencari sumber penghidupan halal, sebaiknya masyarakat tidak putus asa dan memilih mencari sumber penghidupan dengan cara yang tidak halal.

dengan cara yang tidak halal.

Perdagangan wanita menjadi bisnis prostitusi yang akan mengancam masa depan bangsa. Perdagangan wanita menjadi bisnis prostitusi yang akan mengancam masa depan bangsa. Maka, sebaiknya masyarakat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga non-profit untuk  Maka, sebaiknya masyarakat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga non-profit untuk  mengkampanyekan upaya pencegahan maupun penanggulangan bahaya laten perdagangan mengkampanyekan upaya pencegahan maupun penanggulangan bahaya laten perdagangan wanita ini. Selain itu dengan lahirnya UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak  wanita ini. Selain itu dengan lahirnya UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak  Pidana Perdagangan Orang, masyarakat seharusnya sepakat untuk menekan bisnis prostitusi Pidana Perdagangan Orang, masyarakat seharusnya sepakat untuk menekan bisnis prostitusi atau setidaknya memberikan pengawasan yang ketat terhadap prostitusi sebagai sebuah atau setidaknya memberikan pengawasan yang ketat terhadap prostitusi sebagai sebuah “pasar” hasil perdagangan wanita.

“pasar” hasil perdagangan wanita.

Disini masyarakat dituntut menentukan apakah prostitusi sebagai bisnis atau sebuah Disini masyarakat dituntut menentukan apakah prostitusi sebagai bisnis atau sebuah kejahatan. Apabila masyarakat memang termasuk pihak yang apatis ataupun justru ikut kejahatan. Apabila masyarakat memang termasuk pihak yang apatis ataupun justru ikut menikmati industri ini, maka bisa saja dikatakan sebagai bisnis. Tapi tatkala yang menjadi menikmati industri ini, maka bisa saja dikatakan sebagai bisnis. Tapi tatkala yang menjadi korban perdagangan wanita adalah seseorang yang dicintai, baru disadari bahwa industri ini korban perdagangan wanita adalah seseorang yang dicintai, baru disadari bahwa industri ini adalah bisnis yang sangat jahat.

(18)

B.

B. SaranSaran

Apa pun bentuknya, dalam prostitusi, perempuan yang dilacurkan adalah korban yang berhak  Apa pun bentuknya, dalam prostitusi, perempuan yang dilacurkan adalah korban yang berhak  atas perlakuan manusiawi karena mereka sama seperti kita. Keberpihakan itu tidak berarti kita atas perlakuan manusiawi karena mereka sama seperti kita. Keberpihakan itu tidak berarti kita menyetujui prostitusi, tetapi mencoba memberi nuansa pendekatan yang berperikemanusiaan. menyetujui prostitusi, tetapi mencoba memberi nuansa pendekatan yang berperikemanusiaan.

Janganlah kita melihat, menilai, apalagi menghakimi hitam-putih, baik-buruknya seseorang Janganlah kita melihat, menilai, apalagi menghakimi hitam-putih, baik-buruknya seseorang dari apa yang ia lakukan. Urusan benar-salah, dosa-tidak dosa, adalah urusan manusia dengan dari apa yang ia lakukan. Urusan benar-salah, dosa-tidak dosa, adalah urusan manusia dengan Tuhan-nya. Bagaimanapun, niat bertobat dalam hati para perempuan yang dilacurkan lebih Tuhan-nya. Bagaimanapun, niat bertobat dalam hati para perempuan yang dilacurkan lebih patut dihargai jika dibandingkan dengan para koruptor berdasi dan dihormati yang diam-diam patut dihargai jika dibandingkan dengan para koruptor berdasi dan dihormati yang diam-diam memakan uang rakyat banyak.

memakan uang rakyat banyak.

Masyarakat bila digerakkan, dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait akan mampu Masyarakat bila digerakkan, dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait akan mampu melakukan tindak pencegahan dan penanggulanggan prilaku prostitusi di lingkungannya. melakukan tindak pencegahan dan penanggulanggan prilaku prostitusi di lingkungannya.

(19)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Cakra. 2010.

Cakra. 2010. Pernikahan = Pernikahan = Prostitusi Legal?. Prostitusi Legal?. http://c4krhttp://c4kra.multiply.ca.multiply.com/journal/iteom/journal/item/221.m/221.

Damayanti, Endang Sri. 2008.

Damayanti, Endang Sri. 2008. Mengemas paket perdagangan perempuan Mengemas paket perdagangan perempuan..

http://www.wawasa

http://www.wawasandigital.com/inndigital.com/index.php?optiodex.php?option=com_con=com_content&task=ntent&task=view&id=1694view&id=1694 0&Itemid=62.

0&Itemid=62.

Masway. 2009.

Masway. 2009. Prostitusi, Bisnis atau kejahatanProstitusi, Bisnis atau kejahatan.. http://masway

http://masway.wordpress.com.wordpress.com/2009/01/15/p/2009/01/15/prostitusi-bisnrostitusi-bisnis-atau-kejis-atau-kejahatan.ahatan.

Nastiti, Anindita. 2010.

Nastiti, Anindita. 2010. Prostitusi, Ajang Perdagangan WanitaProstitusi, Ajang Perdagangan Wanita..

http://nindien

http://nindienastiti.multipastiti.multiply.com/jouly.com/journal/item/26rnal/item/26

Pikiran Rakyat. 2009.

Pikiran Rakyat. 2009. Rusun di Cirebon Diduga Jadi Tempat Prostitusi Terselubung Rusun di Cirebon Diduga Jadi Tempat Prostitusi Terselubung.. http://www.pikira

http://www.pikiran-rakyat.comn-rakyat.com/node/99762/node/99762..

Setiawan, Jefri. 2010.

Setiawan, Jefri. 2010. Faktor Penyebab Terjadinya ProstitusiFaktor Penyebab Terjadinya Prostitusi..

http://jefris

http://jefrisetiawan.wordpretiawan.wordpress.com/fakess.com/faktor-penyebab-tor-penyebab-terjadi-prosterjadi-prostitusi.titusi.

Zahab, Balian.

Zahab, Balian. 2009. Prostitusi??? 2009. Prostitusi??? Why???. http://balianzahab.woWhy???. http://balianzahab.wordpress.com/mrdpress.com/makalah- akalah-hukum/hukum-kepolisian/prostitusi-why/.

Referensi

Dokumen terkait

Kecuali jika disetujui oleh HPE secara tertulis, dan untuk penawaran yang tidak diberikan oleh perangkat lunak HPE, HPE hanya memberikan dukungan untuk versi terkini dan

adalah mahasiswa program pascasarjana aktif yang sudah dinyatakan lulus ujian proposal disertasi pada .………..…(tanggal/bulan/tahun) dan akan/masih sedang melakukan penelitian

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Iklan Layanan Kesehatan

Ekspresi diri dapat menjadi pendorong (driver) yang berpengaruh pada preferensi dan pilihan konsumen (Aaker, 1999).. Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa

Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi

4 Dalam pengertian yang lain dikemukakan oleh Wina Sanjaya, bahwa keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian

[r]

1) Pengendalian organisasi, yang dapat dicapai bila ada pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antar bagian untuk pengotorisasian, penyimpanan, pelaksanaan,