• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sapi Bali tahun Denpasar: Dinas Peternakan Propinsi Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sapi Bali tahun Denpasar: Dinas Peternakan Propinsi Bali."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alim RAF, Suherman, Suyud. 2004. Manajemen Pemeliharaan Ternak Bibit Sapi

Potong Hasil Perkawinan Silang . Bandung: Balai Pengembangan

Pembibitan Ternak Sapi Potong , Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat.

[Anonim]. 2008. Perdagangan sapi Bali maksimal 10% dari populasi. KapanLagi

Com.

http://forum.kapanlagi.com/

. html [11 Feb 2009].

Ardika IN. 1995. Parameter fenotifik dan genetik sifat produksi dan reproduksi

sapi Bali pada proyek pembibitan dan pen gembangan sapi Bali (P3Bali)

[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Asbanu JC. 2003. Populasi sapi Bali di Kabupaten Timor Tengah Selatan [tesis].

Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Astuti M, Hardjosubroto W, Lebdosoekajo S. 1983. Analisis jarak beranak sapi

PO di Kecamatan Cangkringan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding

Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar.

Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan, BP3 Departemen Pertanian.

Astuti M. 1999. Pemuliaan ternak, pengembangan dan usaha perbaikan genetik

ternak lokal. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Pemuliaan

Ternak pada Fakultas Peternakan . Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Astuti M. 2004. Potensi dan keragaan sumberdaya genetik sapi Pera nakan Ongole

(PO). Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan pendekatan

agribisnis dan berkelanjutan. Prosiding seminar nasional sapi potong ;

Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. hlm 30.

Bali Post. 2008. Khawatis sapi Bali kalah saing. Bali Post 9 Agustus 2008.

http://www.balipost.co.id/

. html [18 Feb 2009].

Bamualim A, Tiesnamurti B, Talib C. 2008. Arah penelitian untuk pengembangan

sapi potong di Indonesia. Di dalam : Pengembangan sapi potong untuk

mendukung percepatan pencapaian swasembada daging 2008 -2010.

Prodising seminar nasional ; Palu, 28 November 2008. hlm 4 -12.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Raja Ampat.

2006. Kabupaten Raja Ampat dalam Angka 2005 . Waisai: Kerjasama

Bappeda dengan BPS Kabupaten Sorong, Pemerintah Daerah Kabupaten

Raja Ampat.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Raja Ampat.

2007. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Raja Ampat 2006 .

Waisai: Kerjasama Bappeda dengan BPS Kabupaten Raja Ampat,

Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat.

Bijma P, Meuwissen THE, Woolliams JA. 2002. Design of sustainable breeding

programs in developed countries . Proceedings of the Seventh World

Congress on Genetics Applied to Livestock Production ; Montpellier

France, 19-23 August 2002; Vol 33 session 24(01).

(2)

[BPTP]. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Naibonat. 2002. Riset Unggulan

Terpadu VII : Optimalisasi Pembesaran Anak Sapi melalui Penyapih an

Dini untuk Meningkatkan Produktivitas Sapi Bali di Nusa Tenggara

Timur. Kupang: Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Budiarto A. 1991. Produktivitas sapi potong di Jawa Timur tahun 1988 -1989

[tesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gajah Mada.

Bugiwati RSRA, Rahim L. 2006. Seleksi pejantan unggul sapi Bali [arsip

penelitian]. Makassar: Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin.

Chantalakhana C, Skunmun P. 2002. Sustainable Smallholder Animal Systems in

the Tropics. Kasetsart University Press.

Dahlanuddin, Puspadi K, McDonald C, van Wensveen M, Pengelly B, Samad A.

2008. Percepatan adopsi model pembibitan sapi Bali berbasis kandang

kelompok di Pulau Lombok. Di dalam : Pengembangan sapi potong untuk

mendukung percepatan pencapaian swasembada daging 2008 -2010.

Prodising seminar nasional ; Palu, 28 November 2008. hlm 38 -48.

Danudiredja DE. 1999. Hubungan karakteristik dan perilaku komunikasi penerima

bantuan P3DT dengan persepsi dan partisipasi da lam penerapan program

P3DT di Kabupaten Sukabuni Jawa Barat [tesis]. Bogor: Fakultas Pasca

Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 199 9. Kajian Pola Pengembangan Peternakan Rakyat

Berwawasan Agribisnis. Jakarta: Lembaga Penelitian IPB dan Direktorat

Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Departemen Pertanian. 2008. Statistik Peternakan 2008. Jakarta: Direktorat

Jenderal Peternakan Departemen Pertanian.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian

Nomor

54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong

yang Baik (Good Breeding Practice ). Jakarta: Departemen Pertanian.

Dinas Peternakan Propinsi Bali. 2002. Laporan Hasil Pengukuran Statistik Vital

Sapi Bali tahun 2002. Denpasar: Dinas Peternakan Propinsi Bali.

Dinas Peternakan Propinsi Bali. 2002. Laporan Pengukuran Performance Bibit

Sapi Bali tahun 2002. Denpasar: Dinas Peternakan Propinsi Bali.

[Distannakbun] Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Raja

Ampat. 2007. Laporan Kegiatan Peternakan Sapi Potong di Kalobo Distrik

Samate 2006. Waisai: Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat.

[Distannakbun] Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Raja

Ampat. 2008. Laporan Kajian Pengembangan Sapi Potong pada UPTD

Peternakan di Kalobo Distrik Salawati Utara 2008. Waisai: Kerjasama

Bappeda, Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan dengan CV. Timur

Arya Graha. Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat.

Djagra IB, Arka IB. 1994. Pembangunan peternakan sapi Bali di Propinsi Dae rah

Tingkat I Bali. Lokakarya Pengembangan Peternakan Sapi di Kawasan

Timur Indonesia; Mataram, 6-8 Februari 1994.

(3)

56

Dudi. 2003. Pendugaan nilai pemuliaan bobot badan prasapih domba Priangan

yang menggunakan model direct additive effect, maternal effect dan

lingkungan bersama serta model catatan berulang [tesis]. Bogor: Fakultas

Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Eler JP, Van Vleck LD, Ferraz JB, Lobo RB. 1995. Estimation of variances due to

direct and maternal effects for growth traits of Nelore cat tle. Am J of

Animal Science 73:3253-3258.

Falconer DS. 1996. Introduction to Quantitative Genetics . Third Edition. London;

Longman.

Fimland E et al. 2002. What is sustainable farm animal breeding. Proceedings of

the Seventh World Congress on Genetics Applied to Livestock Production ;

Montpellier France, 19-23 August 2002; Vol 33 session 24(03).

Forabosco F, Boettcher P, Bozzi R, Filippini F, Bijma P. 2006. Genetic selection

strategies to improve longevity in Chianina beef cattle . Ita J Anim Sci

2006;5:117-127.

Fries R, Ruvinsky A. 1999.

The Genetics of Cattle. Cambridge: CAB

International Publishing.

Gearheart WW, Keller DS, Smith C. 1990. The Use Of elite nucleus units In beef

cattle breeding.

American Society of Animal Science

. J Animal Sci

1990;68:1229-1236.

Gibson J. 2005. Breeding Objectives. Armidale: Animal Breeding Summer

Course.

Groen AF. 2000. Breeding goal defenition. Di dalam: Galal S, Boyasoglu J,

Hammond K, editor. Proceeding of the Workshop on Developing Breeding

Strategies for Lower Input Animal Production Environments ; Bella Italy,

22-25 Sept 1999. hlm 25-101.

Handiwirawan E, Subandriyo. 2004. Potensi dan keragaman sumber daya genetik

sapi Bali.

Prosiding Lokakarya Seminar Naisonal Sapi Po tong;

Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan dan Loka penelitian Sapi Potong Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan . Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hardjosubroto W. 2004. Alternatif kebijakan pengelolaan berkelanjutan

sumberdaya genetik sapi potong lokal dalam sistem perbibitan ternak

nasional. Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan

pendekatan agribisnis dan berkelanjut an. Prosiding seminar nasional sapi

potong; Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. hlm 29-30.

Haryana IGNR. 1989. Beberapa aspek biologi reproduksi sapi Bali jantan muda

[disertasi]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Herrera M, Rodero E, Guti errez MJ, Pena F, Rodero JM. 1996. Application of

multifactorial discriminant analysis in the morphostructural differentiation

of Andalusian caprine breeds. J Small Ruminant Research 1996;22:39-47.

(4)

Ikawati Y. 2008. Dari sapi Bali lahir sapi unggul. Kompas.

http://kompas.co.id/

.

html [2 Feb 2009].

Kahi AK, Hirooka H. 2005. Genetic and economic evaluation of Japanese Black

(Wagyu) cattle breeding schemes.

American Society of Animal Science

. J

Animal Sci 2005;83:2021-2032.

Kahi AK, Barwick SA, Graser HU. 2008. Economic evaluation of Hereford cattle

breeding schemes incorporating direct and indirect measures of feed

intake. Australian J Agri Research 54:1039-1055.

Kinghorn B. 2006. Design Of Breeding Programs Including: Novel Reproductive

Technologies Crossbreeding . Armidale: University of New England.

Kinghorm BP, Simm G. 1999. Genetic improvement of beef cattle . Di dalam:

Fries R, Ruvinsky A, editor. The Genetics of Cattle. Cambridge: CAB

International Publishing. hlm 577-604.

Kosgey IS, van der Werf JHJ, Kinghorn BP, van Arendonk JAM, Baker RL.

2002. Alternative breeding scheme for meat sheep in the tropics.

Proceedings of the Seventh World Congress on Genetics Applied to

Livestock Production; Montpellier France, 19-23 August 2002; Vol 33

session 23(14).

Kosgey IS. 2004. Breeding objective and breeding strategies for small ruminants

in the tropics [tesis]. Wageningen: Animal Breeding and Genetics Group,

Wageningen University.

Kosgey IS, Baker RL, Udo

d

HMJ, van Arendonk JAM. 2006. Successes and

failures of small ruminant breeding programmes in the tropics: a review . J

Small Ruminant Research 61:13–28.

Lisson S et al. 2004. An integrated modelling approach to enhance Bali cattle

production in the mixed crop/livestock systems of Indonesia . New

directions for a diverse planet. Proceedings of the 4th International Crop

Science Congress; Brisbane, Australia, 26 Sep – 1 Oct 2004.

Martojo H. 1990. Pengembangan peternakan di Sum atra dalam menyongsong era

tinggal landas. Prosiding Seminar Nasional Peternakan ; Padang, 14–15

September 1989. Padang: Fakultas Peternakan. Universitas Andalas.

Martojo H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak . Bogor: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaa n Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat

Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

Mashur, Muzani A. 2006. Prospek pengembangan pusat -pusat pembibitan sapi

bali di lahan marginal untuk mendukung penyediaan sapi bakalan di Nusa

Tenggara Barat [hasil penelitian]. Mataram: Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Nusa Tenggara Barat .

Miller SP. 2002. Beef cattle breeding programmes : progress and prospects .

Proceeding of 7th World Congress on Genetics Applied to Livestock

Production; Montpellier France, 19-23 August 2002.

(5)

58

Musa S, dan Nasution AH. 2007. Landasan Statistika Kontemporer . Bogor:

Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.

Nei M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics . New York: Columbia Univers ity

Press.

Ngadiyono N. 1997. Kinerja dan prospek sapi Bali di Indonesia.

Seminar

Enviromental Pollution and Natural Product and Bali Cattle in Regional

Denpasar. Bali.

Nicholas FW. 1993. Veterinary Genetics. Departement of Animal Science.

University of Sidney. Oxford: Clarendon Press.

Noor RR. 2001. Genetika Kuantitatif Hewan/Ternak . Bogor: Laboratorium

Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor.

Noor RR. 2008. Genetika Ternak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Oetoro. 1997. Peluang dan tantangan pengembangan sapi potong.

Proceding

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner ; Bogor, 7-8 Januari 1997.

Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Pertanian. hlm 87-95.

Oliver JJ et al. 2002. Integrating genetic imp rovement into livestock development

in medium to low input production systems. Di dalam: Proceeding of the

Seventh World Congress on Genetics Applied Livestock Production ;

Montpellier France, 19-23 Aug 2002. Session 25(15).

Omar MA. 2008. Breeding Schemes For Ruminants In Tree Crop Plantations.

Malaysia: Livestock Research Division, MARDI, Serdang .

Otsuka J, Kondo K, Simamora S, Mansjoer SS, Martojo H. 1981.

Body

Measurementsof the native Cattle . The Research Group of Overseas

Scientifis Survey.

Packard RM. 1989. Report on the Data Analysis using BLUP Procedurs

Commisioned by the Ministry of External Relations and Trade and

Undertaken by Geneticists at Ruakura Agricuture Center . Hamilton.

Pane I. 1990. Upaya peningkatan mutu genetik sapi Bali di P3 Bali. Prosiding

Seminar Nasional Sapi Bali ; Denpasar, 20-22 September 1990. Denpasar:

Universitas Udayana.

Pane I. 1991. Pelaksanaan Perbaikan Mutu Genetik Sapi Bali . Denpasar: Bali.

Pane I. 1991.

Pemuliabiakan Ternak Sapi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Pane I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Prosiding Seminar Nasional

Sapi Bali; Ujung Pandang, 2-3 Sept 1991. Ujung Pandang: Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin. hlm 50-69.

Peranginangin. 1990. Perkembangan dan pengendalian penyakit s api Bali di

wilayah pelayanan BPPH VI Denpasar. Proceeding Seminar Nasional

Sapi Bali; Denpasar, 20-22 Sept 1990. Denpasar: Fa pet Undana.

(6)

Phillipsson J, Rege JEO. 2002. Sustainable breeding program for tropical farming

system. Animal Genetic Training Resou rce. ILRI-SLU.

Phillipsson J. 2003. How to make breeding programs for tropical farming systems

sustainable. ILRI-SLU-SIDA Training Course. Bangkok, 7 -25 Jan 2003.

Praharani L. 2007. Pengaruh genetik maternal sifat pertumbuhan sapi Bali. Di

dalam: Akselerasi agribisnis peternakan nasional melalui pengembangan

dan penerapan IPTEK. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner: Bogor, 21-22 Agu 2007. Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Departemen Pertanian. hlm 240 -246.

Praharani L, Triwulanningsih E, Hidayat U. 2007. Hubungan kekerabatan kerbau

Banten dan Sumatera Utara . Di dalam: Akselerasi agribisnis peternakan

nasional melalui pengembangan dan penerapan IPTEK. Prosiding Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : Bogor, 21-22 Agu 2007.

Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Departemen

Pertanian. hlm 231-235.

Prajoga SBK, Talib C. 2008. Estimasi komponen ragam BL, BS dan BY

menggunakan multivariate maternal genetic effect dan multivariate animal

model dalam seleksi sapi Bali di P3B Jembrana Bali. Di dalam:

Pengembangan sapi potong untuk mendukung percepatan pencapaian

swasembada daging 2008 -2010. Prodising seminar nasional ; Palu, 28 Nov

2008. hlm 49-60.

Putu IG, Dewyanto P, Sitepu P, Soedjana TD, 1997. Ketersediaan dan kebutuhan

teknologi produksi sapi potong. Prosiding Seminar Nasional Peternakan

dan Veteriner; Bogor, 7-8 Januari 1997. Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan. hlm 50 -63.

Rahmat D. 2006. Analisis dan pengembangan pola pemulia an (breeding scheme)

domba Priangan yang berkelanjutan [disertasi]. Bogor: Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rakhmat J. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riady M. 2004. Tantangan dan peluang peningkatan produksi sapi pot ong menuju

2020. Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan pendekatan

agribisnis dan berkelanjutan. Prosiding seminar nasional sapi potong ;

Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. hlm 3-6.

Riwantoro. 2005. Konservasi plasma nutfah domba Garut dan strategi

pengembangannya secara berkelanjutan [disertasi]. Bogor: Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin : Proses Hirarki

Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.

Cetakan ke-2. Liana Setiono, penerjemah; Kirti Peniwati, editor. Jakarta:

PT Pustaka Binaman Pressindo. Terjemahan dari: Decisions Making for

Leaders. The Analytical Hierachy Process for Decision Making in

Complex World.

(7)

60

Samariyanto. 2004. Alternatif kebijakan pembibi tan sapi potong dalam era

otonomi daerah. Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan

pendekatan agribisnis dan berkelanjutan. Prosiding seminar nasional sapi

potong; Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. hlm 7-13.

Simm G, Villanueva B, Sinclair KD, Nichol as FW, Owen JB. 2004. Farm Animal

Genetic Resources. Nottingham: Nottingham University Press.

Siregar SB. 1997. Penggemukan Sapi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soesanto M. 1997. Pengintegrasian pembangunan sub -sektor peternakan dengan

pelestarian keanekaragaman hayati.

Seminar Nasional Peningkatan

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Nasional .

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Suharto M. 2004. Dukungan teknologi pakan dalam usaha sapi potong berbasis

sumberdaya lokal. Di dalam: Strategi pengembangan sapi potong dengan

pendekatan agribisnis dan berkelanjutan. Prosiding seminar nasional sapi

potong; Yogyakarta, 8-9 Oktober 2004. hlm 14-21.

Sukmasari. AH. 2001. Pendugaan nilai pemuliaan dan kecenderungan genetik

(genetic trends) bobot badan sapi Bali Di Proyek Pembibitan dan

Pengembangan Sapi Bali (P3 Bali) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Susanti RT. 2003. Strategi pembibitan itik Alabio dan itik Mojosari [tesis]. Bogor:

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bog or.

Sutan SM. 1988. Perbandingan performans reproduksi dan produksi antara sapi

Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di daerah Transmigrasi Batumarta,

Sumatra Selatan [disertasi]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Tanari M. 1999. Estimasi dinamika populasi dan produktivitas sapi Bali di

Propinsi Daerah Tingkat I Bali [tesis]. Yogyakarta: Program Pascasarjana,

Universitas Gadjah Mada.

Tanari M. 2007. Usaha pengembangan sapi Bali sebagai ternak lokal dalam

menunjang pemenuhan kebutuhan protein asal hewani di Indonesia. Riau:

Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska.

Talib C, Sivarajasingam S, Hinch GN, Bamualim A. 1998. Factors influencing

preweaning dan weaning weight of Bali ( Bos sondaicus) calves. Vol 25.

Bennet et al, editor. Proceeding of the 6

th

Wolrd Congress on Genetics

Applied to Livestock Production ; Armidale NSW Australia, 11 -16 January

1998. hlm 399-406.

Talib. C. 2008. Model pembibitan sapi Bali di areal perkebunan sawit. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veterine r; Bogor, 11-12 November

2008. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan Loka

penelitian Sapi Potong, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Talib

RAB.

2008.

Keragaan

produksi

sapi

Timor

( Bos

banteng/sundaicus/javanicus ) di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara

Timur. Di dalam : Pengembangan sapi potong untuk mendukung

(8)

percepatan pencapaian swasembada daging 2008 -2010. Prodising seminar

nasional ; Palu, 28 November 2008. hlm 130 -139.

Trikesowo N, Sumadi dan Suyadi. 1993.

Kebijakan Riset di Bid ang

Pengembangan dan Perbaikan Mutu sapi Potong dengan Teknik Ladang

Ternak dan Feedlot. Yogyakarta: Forum Komunikasi Hasil Penelitian

Bidang Peternakan.

van Arendonk JAM, Spelman RS, van der Waaij EH, Bijma P, Bovenhuis. 1998.

Livestock breeding scheme: c hallenges, opportunities. Vol 25. Bennet et

al, editor. Proceeding of the Sixth World Congress on Genetics Applied to

Livestock Production; Armidale NSW Australia, 11 -16 January 1998. hlm

407-414.

Warwick EJ, Astuti JM, dan Hardjosubroto W. 1990. Pemuliaan Ternak.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wiener G. 1994. Animal Breeding: The Tropical Agriculturalist . London: Mac

Millan Education LTD.

Wiener G. 1999. Animal Breeding. Center for Tropical Veterinary Medicine

University of Edinburg. First Published. London: Mac Millan Education

Ltd.

Wijono DB, Yusran MA. 1990. Pengaruh musim terhadap pertumbuhan sapi Bali

dan persilangannya. Prosiding Seminar Nasional Sapi Bali ; Denpasar,

20-22 September 1990. Denpasar: Universitas Udayana.

Wiyono DB, Aryogi. 2007. Petunjuk Teknis Pembibitan Sapi Potong. Bogor:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Wodzicka-Tomaszewska M, Chaniago TD, Sutama IK. 1988. Reproduction in

Relation to Animal Production in Indonesia. Bogor: Institut Pertanian

Bogor-Australia Project.

Wollny CBA, Banda JW, Mlewah TFT, Phoya RKD. 2002. The lesson of

livestock improvement failure: revising breeding strategies for indigenous

Malawi sheep. Proceedings of the Seven th World Congress on Genetics

Applied to Livestock Production ; Montpellier France, 19 -23 August 2002.

Vol 33 session 25 (10).

Woolliams JA. 1998. A Recipe for the design of breeding schemes. Vol 25.

Bennet et al, editor. Proceeding of the Sixth World Cong ress on Genetics

Applied to Livestock Production ; Armidale NSW Australia, 11 -16 January

1998. hlm 427-430.

(9)
(10)

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian

Lokasi

Penelitian

(11)

64

Lampiran 2. Korelasi antara bobot badan dan ukuran tubuh sapi Bali di Pro vinsi

Bali

Jenis Kelamin

Gigi

Peubah 1

Peubah 2

Koofisien Korelasi

P-Value

Jantan

I0

Bobot badan

Lingkar Dada

0.94004

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.84437

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.83649

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.21008

0.0004

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.6264

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.70054

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.82719

<.0001

I1

Bobot badan

Lingkar Dada

0. 96718

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.7609

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.7512

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.78596

<.0001

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.56952

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.55732

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.52461

<.0001

I2

Bobot badan

Lingkar Dada

0.89481

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.66368

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.67027

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.7921

<.0001

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.71927

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.70057

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.53307

<.0001

Betina

I0

Bobot badan

Lingkar Dada

0.91839

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.57463

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.78706

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.70646

<.0001

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.50779

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.60609

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.68619

<.0001

I1

Bobot badan

Lingkar Dada

0.86887

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.61895

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.68781

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.70828

<.0001

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.59893

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.61004

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.53935

<.0001

I2

Bobot badan

Lingkar Dada

0.92862

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pundak

0.76778

<.0001

Bobot badan

Tinggi Pinggul

0.7902

<.0001

Bobot badan

Panjang Badan

0.74356

<.0001

Bobot badan

Lebar Pinggul

0.70165

<.0001

Bobot badan

Lebar Dada

0.738

<.0001

Bobot badan

Lingkar Canon

0.64959

<.0001

(12)

Lampiran 3. Aspek agroklimat wilayah penelitian

1)

No

Uraian

Lokasi Penelitian

Sakabu Kalobo Waijan

1

Curah Hujan

● Kisaran (mm/bulan)

55 - 395

● Rata-rata (mm/bulan)

211,42

● Total (mm/tahun)

2537

2

Temperatur

a. Suhu Udara Minimum (

o

C)

● Kisaran

23,0 - 26,0

● Rata-rata

23,9

b. Suhu Udara Maximum (

o

C)

● Kisaran

32,5 - 34,0

● Rata-rata

33,1

c. Suhu Udara Rata-rata (

o

C)

● Kisaran

27,1 - 28,5

● Rata-rata

27,7

3

Kelembaban (%)

● Kisaran

79 - 87

● Rata-rata

84

4

Tekanan Udara (mbs)

● Kisaran

1.009,0 - 1.011,8

● Rata-rata

1.010,7

5

Penyinaran Matahari

● Kisaran

45,3 -80,4

● Rata-rata

59,8

Sumber : 1 (Bappeda Raja Ampat 2006 )

Lampiran 4. Kondisi topografi, tanah dan hidrologi wilayah penelitian

1)

No

Uraian

Lokasi Penelitian

Sakabu

Kalobo

Waijan

1

Ketinggian Tempat (dpl)

0-25

0-25

0-25 ; 25-50

2

Kemiringan Lahan (%)

0-25

< 8

0-25

3

Kedalaman Efektif (cm)

0-100

0-100

0-100

4

Jenis Tanah

Podsolik +

aluvial

Podsolik

Podsolik

5

Tekstur Tanah

Sedang

Sedang

Sedang

6

Kondisi Air Tanah

Rendah

Rendah

-Sedang

Rendah

-Sedang

Sumber : 1 (Bappeda Raja Ampat 2006 )

(13)

66

Lampiran 5.

Kondisi potensi wilayah dan daya dukung lahan bagi

pengembangan sapi bali pada wilayah penelitian

1)

No

Uraian

Lokasi Penelitian

Sakabu

Kalobo

Waijan

1 2 3 4 5

1

Luas Lahan (Ha)

2.887

5.579

4.283

2

Jumlah Penduduk (KK)

97

143

113

3

Jumlah Penduduk (Jiwa)

394

672

486

4

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km

2

)

10,8

9,5

8,9

5

Luas Lahan Pangan (Ha)

181

1.424

1.021

6

Nisbah Lahan Pangan

Terhadap Penduduk (jiwa/ha)

2,18

0,47

0,48

7

Jenis Tanah Mayoritas

Podsolik

merah,

aluvial

kelabu

podsolik

merah

podsolik

merah

8

Tingkat kesuburan

sedang

sedang

sedang

9

Tata Guna Lahan :

a. Luas hutan/padang

rumput (ha)

2.743

3.998

3.139

b. Luas sawah (ha)

0

655

456

c. Luas perkebunan (ha)

119

769

565

d. Luas pekarangan (ha)

25

157

123

10

Pola dasar Pembangunan

Lahan

Pertanian,

pemukiman

Lahan

Pertanian,

pemukiman

Lahan

Pertanian,

pemukiman

11

Pola Pertanian

Perikanan

tradisional

persawahan,

palawija

persawahan,

palawija

12

Sarana Irigasi

Non-irigasi

Irigasi

teknis

Irigasi

teknis

13

Indeks Kapasitas Tampung

Ternak (ST)

2)

7.857

12.505

9.727

14

Populasi Saat Ini (ST)

3)

35,6

710,6

563,2

15

Potensi Pengembangan (ST)

4)

7.821,4

11.794,4

9.163,8

Sumber : 1. (Bappeda Raja Ampat 2006 ) (dianalisis)

2. Dihitung dengan rumus :

KTT (dalam satuan ternak) = (2.86 x lua s hutan) +

(1.52 x luas sawah) + (1.30 x luas tegalan) + (0.077 x luar pekarangan) + (0.082 x

luar perkebunan)

(Fakultas Peternakan IPB dan Direktorat Jenderal

Peternakan 1994)

3. Dihitung dengan rumus :

Populasi (dalam satuan ternak) = (0,25 x jumlah anak)

+ (0,60 x jumlah trk muda) + (1 x jumlah dewasa)

(Dinas Peternakan

Sulawesi Selatan 1994)

(14)

Lampiran 6. Hasil analisis deskriptif karakteristik sapi Bali di Kabupaten Raja

Ampat menggunakan software Minitab 14.0

Descriptive Statistics: lid, tgmb, tpgl, pbd, Ibpgl, Ibd, Ican, bb

Results for lokasi = Kalobo, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 14 108.10 8.52 7.88 91.00 127.00 Jantan 6 108.47 14.18 13.07 90.00 129.00 tgmb Betina 14 87.15 4.55 5.23 81.00 97.00 Jantan 6 86.90 8.62 9.91 77.00 97.40 tpgl Betina 14 86.71 3.89 4.49 80.00 95.00 Jantan 6 91.35 9.51 10.42 82.00 104.00 pbd Betina 14 79.264 3.617 4.56 76.100 91.000 Jantan 6 84.07 6.18 7.35 79.00 95.40 Ibpgl Betina 14 26.071 2.093 8.03 21.000 30.000 Jantan 6 25.33 3.44 13.60 21.00 30 .00 Ibd Betina 14 21.214 1.578 7.44 19.000 25.000 Jantan 6 19.33 3.27 16.89 15.00 24.00 Ican Betina 14 8.243 1.934 23.47 6.000 13.000 Jantan 6 11.333 1.211 10.69 10.0 00 13.000 bb Betina 14 98.52 27.64 28.05 47.15 164.92 Jantan 6 104.5 54.6 52.22 32.3 183.8

Results for lokasi = Kalobo, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVa r Minimum Maximum lid Betina 46 115.25 10.21 8.86 100.50 141.00 Jantan 13 120.62 10.56 8.75 104.80 137.50 tgmb Betina 46 92.661 5.456 5.89 81.300 109.200 Jantan 13 96.98 4.61 4.76 87.40 104.30 tpgl Betina 46 93.38 8.09 8.66 83.20 130.00 Jantan 13 96.55 4.87 5.04 86.80 103.20 pbd Betina 46 92.70 8.31 8.97 80.00 114.00 Jantan 13 96.6 1 6.56 6.79 87.00 111.10 Ibpgl Betina 46 27.826 2.524 9.07 24.000 37.000 Jantan 13 27.462 1.941 7.07 24.000 31.000 Ibd Betina 46 22.739 2.426 10.67 20.000 30.000 Jantan 13 21.462 2.066 9.63 18.000 25.000 Ican Betina 46 8.665 1.189 13.73 6.000 11.800 Jantan 13 14.846 0.801 5.39 14.000 16.000 bb Betina 46 130.32 35.11 26.94 81.75 229.29 Jantan 13 170.9 38.0 22.24 119.0 252.4

Results for lokasi = Kalobo, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 65 148.16 10.42 7.03 111.00 169.30 Jantan 10 144.75 13.91 9.61 115.20 165.00 tgmb Betina 65 110.34 7.37 6.68 100.00 139.30 Jantan 10 116.93 20.05 17.15 96.00 170.10 tpgl Betina 65 106.35 6.78 6.38 90.00 127.80 Jantan 10 112.72 20.03 17.77 95.00 165.70 pbd Betina 65 115.43 11.28 9.78 96.00 157.90 Jantan 10 112.22 9.77 8.71 96.00 126.00 Ibpgl Betina 65 34.462 1.846 5.36 29.000 38.000 Jantan 10 33.50 3.17 9.47 28.00 40.00 Ibd Betina 65 30.062 2.120 7.05 23.000 34.000 Jantan 10 26.900 1.912 7.11 23.000 30.000 Ican Betina 65 11.298 1.520 13.45 9.000 18.100 Jantan 10 15.600 1.075 6.89 14.000 17.000 bb Betina 65 249.20 34.59 13.88 136.51 327.88 Jantan 10 257.1 56.2 21.86 163.1 360.1

(15)

68

Results for lokasi = Sakabu, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 12 108.69 5.37 4.94 95.10 114.90 tgmb Betina 12 90.583 2.502 2.76 86.400 95.600 tpgl Betina 12 91.07 3.60 3.95 85.10 97.60 pbd Betina 12 82.48 4.04 4.90 75.60 90.90 Ibpgl Betina 12 26.667 1.231 4.62 24.000 28.000 Ibd Betina 12 21.917 1.165 5.31 19.000 23.000 Ican Betina 12 8.425 1.351 16.03 6.400 9.900 bb Betina 12 103.95 17.86 17.18 62.35 125.38

Results for lokasi = Sakabu, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 12 118.86 10.84 9.12 106.60 147.00 Jantan 4 117.50 4.54 3.87 110.80 120.80 tgmb Betina 12 95.89 14.11 14.71 87.70 140.00 Jantan 4 92.50 4.32 4.67 86.80 95.90 tpgl Betina 12 97.83 12.11 12.37 89.20 135.00 Jantan 4 96.08 2.51 2.62 92.80 98.50 pbd Betina 12 90.28 5.13 5.68 81.80 98.00 Jantan 4 90.55 2.53 2.79 88.80 94.20 Ibpgl Betina 12 30.42 4.17 13.70 27.00 39.00 Jantan 4 26.00 2.83 10.88 22.00 28.00 Ibd Betina 12 24.417 2.275 9.32 22.000 29.000 Jantan 4 21.500 1.291 6.00 20.000 23 .000 Ican Betina 12 9.500 0.883 9.30 7.900 10.500 Jantan 4 14.250 0.500 3.51 14.000 15.000 bb Betina 12 141.77 33.92 23.92 98.17 231.27 Jantan 4 144.37 18.73 12.97 123 .89 169.30

Results for lokasi = Sakabu, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 10 139.94 9.66 6.90 124.50 157.00 Jantan 4 156.08 13.46 8. 62 137.40 169.00 tgmb Betina 10 106.96 11.82 11.05 96.30 138.00 Jantan 4 115.00 6.59 5.73 110.00 124.50 tpgl Betina 10 107.57 14.67 13.64 96.90 148.00 Jantan 4 112.70 4.9 7 4.41 108.00 119.20 pbd Betina 10 107.18 9.20 8.59 96.50 126.20 Jantan 4 104.08 5.22 5.02 100.00 111.30 Ibpgl Betina 10 33.600 2.633 7.84 30.000 39.000 Jantan 4 35. 50 2.52 7.09 32.00 38.00 Ibd Betina 10 28.500 2.121 7.44 25.000 31.000 Jantan 4 29.50 3.70 12.53 25.00 34.00 Ican Betina 10 10.330 1.147 11.10 9.000 12.300 Jantan 4 16.750 1.708 10.20 15.000 19.000 bb Betina 10 218.3 33.2 15.23 168.3 275.6 Jantan 4 291.2 59.4 20.39 211.1 347.0

Results for lokasi = Waijan, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 28 112.19 11.42 10.18 99.00 147.00 Jantan 11 110.25 13.94 12.64 96.90 141.00 tgmb Betina 28 89.65 7.60 8.47 77.00 109.00 Jantan 11 84.19 11.22 13.32 67.00 105.00 tpgl Betina 28 90.02 7.83 8.70 75.00 112.00 Jantan 11 82.91 11.12 13.41 65.00 97.50 pbd Betina 28 79.18 7.11 8.98 70.00 98 .00 Jantan 11 79.54 17.03 21.42 47.00 114.00

(16)

Ibpgl Betina 28 26.786 3.735 13.95 16.000 34.000 Jantan 11 23.18 4.17 17.98 14.00 28.00 Ibd Betina 28 22.071 2.827 12.81 17.0 00 30.000 Jantan 11 18.818 2.639 14.02 16.000 24.000 Ican Betina 28 7.932 1.825 23.00 5.000 12.000 Jantan 11 11.182 1.779 15.91 7.000 14.000 bb Betina 28 111.07 37.60 33.8 5 61.57 213.37 Jantan 11 107.2 53.3 49.72 56.0 223.8

Results for lokasi = Waijan, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 26 119.58 10.25 8.57 100.00 146.00 Jantan 9 125.50 13.37 10.66 109.00 150.00 tgmb Betina 26 96.23 5.29 5.50 85.60 106.00 Jantan 9 99.52 7.12 7.16 88.00 109.00 tpgl Betina 26 97.35 5.70 5.85 87.10 112.00 Jantan 9 96.67 7.48 7.74 81.00 108.00 pbd Betina 26 91.80 6.58 7.16 79.00 108.00 Jantan 9 92.72 9.22 9.95 79.00 103.00 Ibpgl Betina 26 28.923 2.153 7.44 26.000 35.000 Jantan 9 27.78 3.07 11.06 21.00 31.00 Ibd Betina 26 23.923 2.261 9.45 20.000 30.000 Jantan 9 22.222 2.438 10.97 19.000 26.000 Ican Betina 26 9.323 1.421 15.24 7.000 12.000 Jantan 9 14.556 0.882 6.06 13.000 16.000 bb Betina 26 143.66 34.76 24.20 83.75 238.07 Jantan 9 164.3 53.3 32.44 78.5 239.4

Results for lokasi = Waijan, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 40 142.55 10.89 7.64 117.00 167.00 Jantan 4 149.15 11.66 7.82 133.30 161.30 tgmb Betina 40 107.78 7.62 7.07 96.00 139.30 Jantan 4 112.35 2.81 2.50 109.00 115.00 tpgl Betina 40 104.61 8.92 8.52 91.00 128.00 Jantan 4 111.20 2.69 2.42 108.00 113.80 pbd Betina 40 104.96 20.59 19.62 11.00 157.90 Jantan 4 104.68 4.87 4.65 100.00 111.30 Ibpgl Betina 40 33.300 2.186 6.57 29.000 38.000 Jantan 4 32.75 2.50 7.63 30.00 36.00 Ibd Betina 40 28.750 2.193 7.63 24.000 34.000 Jantan 4 26.75 2.06 7.71 24.00 29.00 Ican Betina 40 11.408 0.864 7.57 9.000 13.500 Jantan 4 16.000 0.816 5.10 15.000 17.000 bb Betina 40 224.06 41.08 18.34 138.65 310.64 Jantan 4 256.9 52.5 20.43 189.6 317.8

(17)

70

Lampiran 7.

Hasil analisis deskriptif karakteristik sapi Bali Kabupaten Raja

Ampat, 10 Kabupaten di Bali dan BPTP Naibonat, NTT

menggunakan software Minitab 14.0

Descriptive Statistics: lid, tgmb, tpgl, pbd, Ibpgl, Ibd, Ican, bb

Results for Lokasi = Badung, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 22 127.34 9.93 7.80 114.00 153.00 jantan 25 139.12 13.94 10.02 112.00 166.00 tgmb betina 22 99.89 22.80 22.82 4.00 119.00 jantan 25 107.52 6.39 5.95 93.00 121.00 tpgl betina 22 106.55 6.64 6.23 91.00 120.00 jantan 25 108.64 5.19 4.77 94.00 117.00 pbd betina 22 103.14 10.57 10.25 72.00 119.00 jantan 25 144.6 201.3 139.20 88.0 1110.0 Ibpgl betina 22 34.773 4.584 13.18 25.000 41.000 jantan 25 34.10 5.85 17.15 23.00 45.00 Ibd betina 22 29.61 4.92 16.60 21.00 37.00 jantan 25 31.040 4.493 14.47 23.000 40.000 Ican betina 22 13.114 1.759 13.41 10.000 16.500 jantan 25 14.680 1.376 9.37 13.000 18.000 bb betina 22 155.59 30.44 19.56 92.50 244.00 jantan 25 190.00 46.40 24.42 103.00 289.00

Results for Lokasi = Badung, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 10 149.30 10.95 7.34 134.00 164.00 jantan 14 156.07 7.71 4.94 141.00 174.00 tgmb betina 10 116.40 6.45 5.54 107.00 124.00 jantan 14 115.79 4.63 4.00 108.00 124.00 tpgl betina 10 115.20 3.68 3.19 110.00 120.00 jantan 14 115.32 4.98 4.31 108.00 125.00 pbd betina 10 118.80 4.21 3.54 112.00 125.00 jantan 14 116.43 5.20 4.47 104.00 125.00 Ibpgl betina 10 38.800 2.486 6.41 34.000 44.000 jantan 14 35.893 2.863 7.98 29.000 39.500 Ibd betina 10 34.50 4.81 13.93 27.00 43.00 jantan 14 32.607 3.194 9.79 26.000 37.000 Ican betina 10 16.150 1.292 8.00 14.000 1 8.000 jantan 14 16.107 1.077 6.69 14.000 18.000 bb betina 10 235.10 25.98 11.05 192.00 274.00 jantan 14 249.50 32.32 12.95 176.00 291.00

Results for Lokasi = Badung, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 18 162.22 13.65 8.42 139.00 182.00 jantan 24 172.54 6.21 3.60 161.00 184.00 tgmb betina 18 115.56 6.94 6. 00 102.00 124.00 jantan 24 120.08 3.49 2.90 115.00 128.00 tpgl betina 18 114.72 5.87 5.12 102.00 120.00 jantan 24 118.75 4.02 3.39 110.00 129.00 pbd betina 18 116.44 5.6 6 4.86 101.00 125.00 jantan 24 124.71 4.79 3.84 116.00 132.00 Ibpgl betina 18 40.750 3.549 8.71 34.000 48.000 jantan 24 39.708 2.095 5.28 36.000 45.000 Ibd betina 18 35.5 00 3.369 9.49 29.000 41.000 jantan 24 37.708 3.000 7.96 32.000 45.000 Ican betina 18 16.444 1.542 9.38 14.000 19.000 jantan 24 17.750 1.391 7.84 16.000 22.000 bb betina 18 258.53 36.86 14.26 187.00 300.00

(18)

jantan 24 321.58 30.32 9.43 258.00 400.00

Results for Lokasi = Bangli, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 11 133.09 12.42 9.33 112.00 147.00 jantan 37 163.57 7.05 4.31 152.00 183.00 tgmb betina 11 100.00 9.40 9.40 82.00 111.00 jantan 37 114.24 5.17 4.52 104.00 127.00 tpgl betina 11 103.55 9.15 8.83 85.00 114.00 jantan 37 115.27 4.60 3.99 105.00 129.00 pbd betina 11 100.91 10.54 10.45 87.00 113.00 jantan 37 116.68 6.22 5.33 102.00 130.0 0 Ibpgl betina 11 27.18 5.49 20.21 21.00 40.00 jantan 37 35.432 3.746 10.57 30.000 47.000 Ibd betina 11 25.91 3.45 13.31 19.00 31.00 jantan 37 31.892 3.389 10.63 26.000 44.000 Ican betina 11 13.273 1.618 12.19 11.000 15.000 jantan 37 16.703 0.968 5.80 15.000 18.000 bb betina 11 158.5 38.1 24.05 95.0 205.0 jantan 37 272.41 31.38 11.52 227.00 369.00

Results for Lokasi = Bangli, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 8 150.13 8.20 5.46 143.00 164.00 jantan 30 169.23 9.57 5.65 150.00 191.00 tgmb betina 8 107.81 5.00 4.64 101.50 115.00 jantan 30 116.43 5.22 4.49 105.00 126.00 tpgl betina 8 111.13 4.51 4.06 105.50 120.00 jantan 30 116.97 5.36 4.58 105.00 127.00 pbd betina 8 111.44 4.82 4.33 104.00 118.00 jantan 30 120.40 7.00 5.81 108.00 139.00 Ibpgl betina 8 32.50 3.25 10.00 27.00 36.00 jantan 30 36.167 3.435 9.50 31.000 45.000 Ibd betina 8 28.750 2.659 9.25 26.000 33.000 jantan 30 32.600 3.549 10.89 27.000 42.000 Ican betina 8 15.625 1.598 10.23 14.000 18.000 jantan 30 17.267 1.143 6.62 15.000 20.000 bb betina 8 220.38 27.75 12.59 199.00 267.00 jantan 30 292.30 40.17 13.74 232.00 390.00

Results for Lokasi = Bangli, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 5 151.80 5.97 3.94 143.00 159.00 jantan 29 180.17 10.19 5.66 155.00 198.00 tgmb betina 5 110.80 3.03 2.74 106.00 114.00 jantan 29 121.55 6.12 5.03 108.00 137.00 tpgl betina 5 113.00 2.74 2.42 109.00 116.00 jantan 29 121.69 5.80 4.77 110.00 135.00 pbd betina 5 115.40 3.85 3.33 111.00 120.00 jantan 29 127.17 8.30 6.53 106.00 145.00 Ibpgl betina 5 33.60 2.30 6.85 31.00 36.00 jantan 29 41.379 5.116 12.36 32.000 57.000 Ibd betina 5 33.60 3.65 10.85 28.00 37.00 jantan 29 36.655 4.134 11.28 28.000 43.000 Ican betina 5 15.000 1.000 6.67 14.000 16.000 jantan 29 18.310 1.072 5.86 16.000 20.000 bb betina 5 240.0 25.1 1 0.48 212.0 274.0 jantan 29 366.9 55.8 15.22 249.0 495.0

(19)

72

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 57 133.12 1 3.45 10.11 99.00 170.00 jantan 27 143.89 16.56 11.51 112.00 170.00 tgmb betina 57 100.54 6.41 6.38 87.00 120.00 jantan 27 105.37 7.90 7.50 80.00 120.00 tpgl betina 57 1 04.44 6.67 6.39 87.00 121.00 jantan 27 108.67 8.23 7.57 79.00 121.00 pbd betina 57 100.61 9.53 9.48 82.00 122.00 jantan 27 105.15 10.41 9.90 69.00 122.00 Ibpgl betina 57 37.632 4.190 11.13 30.000 48.000 jantan 27 39.89 5.50 13.79 28.00 48.00 Ibd betina 57 29.684 3.978 13.40 24.000 43.000 jantan 27 31.37 5.51 17.55 22.00 43.00 Ican betina 57 13.623 1.434 10.53 10.000 18.000 jantan 27 14.852 1.854 12.49 10.000 18.000 bb betina 57 159.70 43.50 27.24 90.00 295.00 jantan 27 200.6 52.1 25.96 143.0 295.0

Results for Lokasi = Buleleng, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 7 143.57 6.92 4.82 132.00 150.00 jantan 7 155.00 6.93 4.47 143.00 164.00 tgmb betina 7 107.79 2.58 2.39 104.00 112.00 jantan 7 112.00 1.73 1.55 110.00 114.00 tpgl betina 7 108.57 4.54 4.18 104.00 114.00 jantan 7 112.86 2.54 2.25 1 09.00 116.00 pbd betina 7 111.00 4.24 3.82 105.00 116.00 jantan 7 113.43 2.76 2.43 109.00 118.00 Ibpgl betina 7 34.71 4.57 13.17 30.00 41.00 jantan 7 36.29 3.59 9.90 31.00 40.00 Ibd betina 7 29.43 3.05 10.35 25.00 33.00 jantan 7 33.57 5.91 17.61 23.00 39.00 Ican betina 7 14.857 0.378 2.54 14.000 15.000 jantan 7 16.571 0. 976 5.89 15.000 18.000 bb betina 7 198.9 26.7 13.43 155.0 230.0 jantan 7 246.00 17.63 7.16 220.00 269.00

Results for Lokasi = Buleleng, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 5 139.00 6.12 4.41 132.00 145.00 jantan 10 171.60 11.66 6.80 159.00 199.00 tgmb betina 5 107.20 4.21 3.92 103.00 113.00 jantan 10 114.70 4.52 3.94 109.00 124.00 tpgl betina 5 107.60 2.30 2.14 105.00 110.00 jantan 10 115.10 3.14 2.73 109.00 120.00 pbd betina 5 106.60 3.44 3.22 102.00 110.00 jantan 10 118.90 6.54 5.50 112.00 134.00 Ibpgl betina 5 30.200 1.483 4.91 28.000 32.000 jantan 10 36.40 5.21 14.32 31.00 42.00 Ibd betina 5 26.400 1.342 5.08 25.000 28.000 jantan 10 33.40 5.83 17.47 28.00 44.00 Ican betina 5 14.800 1.304 8.81 13.000 16.000 jantan 10 17.300 2.058 11.89 15.000 22.000 bb betina 5 188.60 17.27 9.16 173.00 2 14.00 jantan 10 301.5 51.1 16.96 260.0 401.0

Results for Lokasi = Denpasar, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 4 124.50 17.48 14.04 1 07.00 141.00

(20)

tgmb betina 4 95.75 10.72 11.20 86.00 106.00 jantan 20 104.60 4.19 4.00 98.00 112.00 tpgl betina 4 98.00 9.31 9.50 89.00 107.00 jantan 20 107.80 5.40 5.01 100.00 117.00 pbd betina 4 94.25 15.76 16.72 80.00 112.00 jantan 20 103.30 5.59 5.41 94.00 111.00 Ibpgl betina 4 30.75 3 .86 12.56 27.00 35.00 jantan 20 30.000 4.413 14.71 24.000 39.000 Ibd betina 4 26.75 6.18 23.12 20.00 32.00 jantan 20 25.500 3.804 14.92 18.000 32.000 Ican betina 4 12 .250 1.258 10.27 11.000 14.000 jantan 20 14.750 0.716 4.86 14.000 16.000 bb betina 4 135.5 47.1 34.73 90.0 180.0 jantan 20 179.48 27.41 15.27 129.00 224.00

Results for Lokasi = Denpasar, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 3 140.33 17.04 12.14 130.00 160.00 jantan 10 161.00 3.71 2.31 155.00 169.00 tgmb betina 3 106.00 5.20 4.90 103.00 112.00 jantan 10 114.60 2.84 2.47 110.00 119.00 tpgl betina 3 109.67 8.96 8.17 104.00 120.00 jantan 10 116.00 2.36 2.03 113.00 121.00 pbd betina 3 115.00 2.65 2.30 113.00 118.00 jantan 10 117.00 3.06 2.61 113.00 122.00 Ibpgl betina 3 32.33 3.21 9.94 30.00 36.00 jantan 10 36.500 2.014 5.52 33.000 4 0.000 Ibd betina 3 29.33 2.31 7.87 28.00 32.00 jantan 10 34.000 2.539 7.47 29.000 38.000 Ican betina 3 15.333 0.577 3.77 15.000 16.000 jantan 10 15.40 3.72 24.14 5.00 18.00 bb betina 3 189.3 52.5 27.75 158.0 250.0 jantan 10 258.40 19.30 7.47 237.00 300.00

Results for Lokasi = Denpasar, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev Co efVar Minimum Maximum lid betina 3 172.33 4.73 2.74 167.00 176.00 jantan 10 162.30 5.31 3.27 154.00 173.00 tgmb betina 3 117.33 1.15 0.98 116.00 118.00 jantan 10 114.50 3.47 3.03 109.00 119.00 tpgl betina 3 116.67 4.93 4.23 111.00 120.00 jantan 10 117.10 4.77 4.07 110.00 124.00 pbd betina 3 125.33 7.37 5.88 117.00 131.00 jantan 10 1 20.20 4.69 3.90 114.00 125.00 Ibpgl betina 3 39.667 1.155 2.91 39.000 41.000 jantan 10 36.800 1.476 4.01 34.000 39.000 Ibd betina 3 38.333 1.528 3.98 37.000 40.000 jantan 10 34.200 2.098 6.13 30.000 37.000 Ican betina 3 16.667 0.577 3.46 16.000 17.000 jantan 10 16.400 1.075 6.55 14.000 18.000 bb betina 3 295.00 14.11 4.78 280.00 308.00 jantan 10 272.50 24.18 8.87 220.00 300.00

Results for Lokasi = Gianyar, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 38 134.04 10.35 7.72 109.00 158.00 jantan 8 153.38 9.02 5.88 138.00 164.00 tgmb betina 38 103.28 4.80 4.65 94.00 114.00 jantan 8 112.88 5.03 4.45 105.00 120.00 tpgl betina 38 106.32 4.31 4.05 95.00 1 16.00

(21)

74

jantan 8 114.00 5.83 5.11 106.00 124.00 pbd betina 38 100.30 15.87 15.82 12.00 116.00 jantan 8 112.00 5.81 5.18 103.00 121.00 Ibpgl betina 38 28.395 3.468 12.21 22 .000 36.000 jantan 8 34.375 2.722 7.92 31.000 38.000 Ibd betina 38 24.237 3.467 14.31 18.000 34.000 jantan 8 30.13 3.52 11.69 24.00 35.00 Ican betina 38 13.947 1.413 10 .13 11.000 17.000 jantan 8 16.375 2.134 13.03 14.000 21.000 bb betina 38 161.82 32.39 20.02 97.50 280.00 jantan 8 240.6 35.9 14.93 184.0 282.0

Results for Lokasi = Gianyar, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 11 144.45 12.76 8.83 114.00 160.00 jantan 27 158.81 5.81 3.66 145.00 170.00 tgmb betina 11 108 .82 7.05 6.48 95.00 120.00 jantan 27 113.33 4.45 3.92 104.00 123.00 tpgl betina 11 112.64 5.95 5.29 99.00 120.00 jantan 27 112.33 4.18 3.72 105.00 121.00 pbd betina 11 109.45 6.19 5.65 97.00 118.00 jantan 27 115.67 4.18 3.61 109.00 124.00 Ibpgl betina 11 31.27 3.98 12.72 24.00 38.00 jantan 27 35.519 1.649 4.64 33.000 39.000 Ibd betina 11 28.45 4.91 17.24 20.00 36.00 jantan 27 32.333 2.253 6.97 27.000 38.000 Ican betina 11 14.727 1.348 9.16 13.000 17.000 jantan 27 16.556 0.751 4.54 15.000 18.000 bb betina 11 203.6 40.9 20.10 112.0 264.0 jantan 27 253.00 19.26 7.61 222.00 303.00

Results for Lokasi = Gianyar, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maxi mum lid betina 7 158.00 2.89 1.83 155.00 164.00 jantan 10 161.00 6.45 4.00 152.00 172.00 tgmb betina 7 111.14 3.34 3.00 107.00 116.00 jantan 10 113.80 5.01 4.40 104. 00 120.00 tpgl betina 7 110.29 1.98 1.79 107.00 113.00 jantan 10 112.90 4.01 3.55 107.00 122.00 pbd betina 7 114.14 3.29 2.88 111.00 121.00 jantan 10 117.30 4.57 3.9 0 111.00 127.00 Ibpgl betina 7 35.286 1.254 3.55 33.000 37.000 jantan 10 35.900 2.132 5.94 33.000 39.000 Ibd betina 7 31.286 1.254 4.01 30.000 33.000 jantan 10 32.200 1.751 5.44 30.000 35.000 Ican betina 7 16.429 0.976 5.94 15.000 18.000 jantan 10 16.500 0.972 5.89 14.000 17.000 bb betina 7 251.43 12.55 4.99 238.00 274.00 jantan 10 266. 5 33.0 12.37 223.0 325.0

Results for Lokasi = KarangAsem, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 20 133.75 11.05 8.26 108.00 152.00 jantan 26 145.69 18.05 12.39 108.00 172.00 tgmb betina 20 99.70 8.43 8.46 82.00 111.00 jantan 26 106.77 9.03 8.46 87.00 118.00 tpgl betina 20 101.75 7.46 7.33 87.00 113.00 jantan 26 109.65 9.70 8.84 89.00 122.00 pbd betina 20 97.90 11.05 11.29 76.00 113.00 jantan 26 105.88 13.16 12.42 78.00 120.00 Ibpgl betina 20 31.150 3.066 9.84 26.000 37.000

(22)

jantan 26 35.231 4.869 13.82 24.000 45.000 Ibd betina 20 29.400 3.470 11.80 21.000 37.000 jantan 26 32.308 4.443 13.75 23.000 41.000 Ican betina 20 13.700 1.418 10.35 12.000 17 .000 jantan 26 14.923 1.958 13.12 11.000 18.000 bb betina 20 157.75 35.25 22.34 94.50 215.00 jantan 26 203.1 63.9 31.48 92.5 285.0

Results for Lokasi = KarangAsem, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 9 149.11 8.52 5.71 142.00 163.00 jantan 10 172.50 13.67 7.93 161.00 206.00 tgmb betina 9 107.67 3.12 2.90 102.00 112.00 jantan 10 118.70 8.22 6.92 110.00 137.00 tpgl betina 9 110.22 2.99 2.71 104.00 114.00 jantan 10 118.10 5.49 4.65 111.00 127.00 pbd betina 9 111.67 5.81 5.20 104.00 122.00 jantan 10 122.50 6.50 5.31 113.00 137.00 Ibpgl betina 9 36.556 2.007 5.49 34.000 39.000 jantan 10 40.80 3.71 9.08 36.00 47.00 Ibd betina 9 3 4.000 1.936 5.70 32.000 38.000 jantan 10 38.000 2.582 6.79 35.000 43.000 Ican betina 9 14.333 1.414 9.87 11.000 16.000 jantan 10 16.700 1.418 8.49 15.000 20.000 bb betina 9 219.00 24.11 11.01 185.00 254.00 jantan 10 311.6 83.0 26.64 229.0 522.0

Results for Lokasi = KarangAsem, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 13 159.69 7.83 4.90 148.00 173.00 jantan 13 179.85 13.66 7.60 145.00 197.00 tgmb betina 13 111.00 4.02 3.62 103.00 117.00 jantan 13 119.08 5.77 4.84 112.00 129.0 0 tpgl betina 13 111.69 4.57 4.09 102.00 116.00 jantan 13 120.15 4.20 3.50 115.00 127.00 pbd betina 13 117.92 3.90 3.31 111.00 122.00 jantan 13 128.62 10.62 8.26 114.00 149.00 Ibpgl betina 13 37.77 4.53 12.00 26.00 43.00 jantan 13 43.154 3.460 8.02 37.000 48.000 Ibd betina 13 36.308 2.287 6.30 32.000 39.000 jantan 13 40.85 3.85 9.42 34.00 45.00 Ican betina 13 15.615 1.325 8.49 14.000 18.000 jantan 13 17.923 0.954 5.32 16.000 19.000 bb betina 13 259.54 35.60 13.72 198.00 323.00 jantan 13 366.5 58.6 15.99 300.0 504.0

Results for Lokasi = Klungkung, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 25 126.80 11.25 8.88 109.00 154.00 jantan 30 132.5 3 13.05 9.85 109.00 162.00 tgmb betina 25 98.44 7.80 7.92 85.00 113.00 jantan 30 101.07 7.33 7.25 88.00 117.00 tpgl betina 25 99.68 7.70 7.72 83.00 113.00 jantan 30 102.37 7.43 7.25 88.00 119.00 pbd betina 25 93.52 17.09 18.27 28.00 119.00 jantan 30 97.93 8.92 9.11 83.00 120.00 Ibpgl betina 25 29.720 3.565 12.00 23.000 36.000 jantan 30 29.867 2.788 9.34 24.000 34.000 Ibd betina 25 27.240 3.643 13.37 21.000 36.000 jantan 30 26.767 2.800 10.46 21.000 32.000

(23)

76

Ican betina 25 13.040 1.172 8.99 11.000 16.000 jantan 30 13.967 1.474 10.55 12.000 18.000 bb betina 25 138.40 37.18 26.87 92.00 230.00 jantan 30 157.30 43.29 27.52 93.00 271.00

Results for Lokasi = Klungkung, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 4 152.75 7.76 5.08 145.00 163.00 jantan 12 163.58 12.75 7.80 143.00 186.00 tgmb betina 4 106.50 3.00 2.82 103. 00 109.00 jantan 12 115.42 8.11 7.02 106.00 130.00 tpgl betina 4 105.75 4.57 4.32 100.00 111.00 jantan 12 116.83 7.76 6.64 107.00 130.00 pbd betina 4 116.25 4.19 3.6 1 112.00 122.00 jantan 12 113.58 5.55 4.89 104.00 122.00 Ibpgl betina 4 37.50 5.45 14.52 33.00 45.00 jantan 12 34.17 4.28 12.53 27.00 42.00 Ibd betina 4 36.25 3.95 10.89 33.00 41.00 jantan 12 31.75 4.49 14.16 25.00 39.00 Ican betina 4 15.000 0.816 5.44 14.000 16.000 jantan 12 16.667 1.614 9.69 14.000 19.000 bb betina 4 227. 8 31.3 13.74 192.0 260.0 jantan 12 277.4 53.6 19.31 184.5 379.0

Results for Lokasi = Klungkung, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 10 157.50 11.47 7.28 131.00 169.00 jantan 13 162.31 14.10 8.69 134.00 191.00 tgmb betina 10 111.40 5.58 5.01 102.00 120.00 jantan 13 113.69 4.89 4.30 107.00 122.00 tpgl betina 10 112.60 3.72 3.30 106.00 117.00 jantan 13 114.62 5.12 4.47 103.00 124.00 pbd betina 10 115.80 6.66 5.75 106.00 128.00 jantan 13 117.31 10.84 9.24 88.00 135.00 Ibpgl betina 10 36.600 3.134 8.56 32.000 41.000 jantan 13 37.46 3.80 10.14 30.00 43.00 Ibd betina 10 32.80 3.39 10.34 26.00 37.00 jantan 13 31.69 4.99 15.74 25.00 41 .00 Ican betina 10 15.400 1.350 8.77 13.000 18.000 jantan 13 17.846 2.968 16.63 15.000 25.000 bb betina 10 247.9 43.4 17.52 156.0 302.0 jantan 13 273.0 52.7 19.29 17 2.0 387.0

Results for Lokasi = NusaPenida, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 13 118.62 5.01 4.22 108.00 125.00 jantan 41 133.12 15.61 11.73 106.00 172.00 tgmb betina 13 87.77 4.83 5.51 80.00 97.00 jantan 41 98.59 9.54 9.68 82.00 115.00 tpgl betina 13 90.85 5.44 5.99 80.00 100.00 jantan 41 99.39 9.16 9.22 84.00 114.00 pbd betina 13 91.92 6.13 6.67 81.00 100.00 jantan 41 100.17 10.19 10.17 79.00 123.00 Ibpgl betina 13 27.308 1.843 6.75 23.000 31.000 jantan 41 2 8.780 4.293 14.91 21.000 39.000 Ibd betina 13 24.231 2.166 8.94 20.000 28.000 jantan 41 25.537 5.259 20.59 17.000 39.000 Ican betina 13 12.308 0.855 6.95 10.000 13.000 jantan 41 13.854 1.682 12.14 11.000 18.000 bb betina 13 113.46 13.93 12.28 90.00 130.00

(24)

jantan 41 151.56 47.11 31.09 91.00 274.00

Results for Lokasi = NusaPenida, gigi = I1

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 4 130.75 10.44 7.98 122.00 145.00 jantan 22 153.73 15.54 10.11 118.00 178.00 tgmb betina 4 99.75 9.25 9.27 86.00 106.00 jantan 22 109.73 7.42 6.76 90.00 124.00 tpgl betina 4 97.25 11.76 12.09 80.00 106.00 jantan 22 108.64 6.33 5.83 91.00 120.00 pbd betina 4 103.25 7.14 6.91 93.00 109.00 jantan 22 112.18 8.66 7.72 91.00 126.00 Ibpgl betina 4 33.000 1.633 4.95 31.000 35.000 jantan 22 33.818 4.574 13.52 21.000 40.000 Ibd betina 4 29.500 1.000 3.39 29.000 31.000 jantan 22 29.82 5.70 19.13 19.00 39.00 Ican betina 4 12.750 0.957 7.51 12.000 14.000 jantan 22 15.864 1.552 9.78 13.000 19.000 bb betina 4 152.0 26.6 17.49 126.0 188.0 jantan 22 225.3 52.1 23.13 122.0 337.0

Results for Lokasi = NusaPenida, gigi = I2

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid betina 12 135.7 5 7.25 5.34 126.00 148.00 jantan 11 162.55 16.22 9.98 141.00 187.00 tgmb betina 12 101.83 6.26 6.15 88.00 108.00 jantan 11 111.09 7.84 7.06 100.00 125.00 tpgl betina 1 2 102.00 6.35 6.23 90.00 109.00 jantan 11 109.73 7.96 7.26 100.00 121.00 pbd betina 12 109.58 5.45 4.97 100.00 118.00 jantan 11 116.55 10.50 9.01 98.00 133.00 Ibpgl betina 12 32.333 2.270 7.02 29.000 36.000 jantan 11 35.27 4.20 11.90 29.00 40.00 Ibd betina 12 28.833 3.129 10.85 23.000 33.000 jantan 11 31.09 6.06 19.48 22.00 38.00 Ican betina 12 13.583 0.900 6.63 13.000 16.000 jantan 11 16.364 1.629 9.96 14.000 19.000 bb betina 12 162.00 24.87 15.35 126.00 213.00 jantan 11 248.3 64.8 26.10 175.0 375. 0

Results for Lokasi = RajaAmpat, gigi = I0

Total

Variable jkl Count Mean StDev CoefVar Minimum Maximum lid Betina 54 110.35 9.69 8.79 91.00 147.00 Jantan 17 109.62 13.60 12.41 90. 00 141.00 tgmb Betina 54 89.207 6.118 6.86 77.000 109.000 Jantan 17 85.15 10.18 11.96 67.00 105.00 tpgl Betina 54 89.396 6.352 7.11 75.000 112.000 Jantan 17 85.89 11.08 12.9 1 65.00 104.00 pbd Betina 54 79.931 5.851 7.32 70.000 98.000 Jantan 17 81.14 14.08 17.35 47.00 114.00 Ibpgl Betina 54 26.574 2.931 11.03 16.000 34.000 Jantan 17 23.941 3.960 16.54 14.000 30.000 Ibd Betina 54 21.815 2.258 10.35 17.000 30.000 Jantan 17 19.000 2.784 14.65 15.000 24.000 Ican Betina 54 8.122 1.742 21.45 5.000 13.000 Jantan 17 11.23 5 1.562 13.91 7.000 14.000 bb Betina 54 106.23 31.67 29.81 47.15 213.37 Jantan 17 106.3 52.1 48.98 32.3 223.8

Results for Lokasi = RajaAmpat, gigi = I1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, dilakukan analisa secara analitis, numerik dan eksperimen model SPAR (skala 1:125) di laboratorium Hidrodinamika ITS dalam kondisi free floating

Mengenai susunan yang mau diajarkan kepada perserta didik, ibnu miskawaih memandang bahwa pendidikan akhlak harus ditanamkan mulai dari anak usia dini karena

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Kemampuan interkoneksi multiple

Kuesioner digunakan dalam pengumpulan data dari responden, dimana peneliti menyusun format pertanyaan– pertanyaan dengan harapan responden akan memberikan respon atas

Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin,

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa pada Puskesmas dengan status BLUD Penuh diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan yang berlaku

Individu dengan kepribadian sosial tinggi memiliki orientasi positif terhadap interaksi sosial, hal tersebut akan mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga kecenderungan karyawan

Pendekatan statistik yang digunakan dalam optimasi dengan menggunakan data experimen, hal ini menandakan tidak adanya model ketika sistem elektrokoagulasi mulai