• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filariasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Filariasis"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki (Infeksi.com, diakes tanggal 7 Mei 2010).

Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233

orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk

ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas (Infeksi.com, diakes tanggal 7 Mei 2010).

Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya dan menjadi gejala yang menetap dan meimbulkan kecacatan. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Maka dari peran perawat sangat penting untuk masa pemulihan dan juga pecegahan terhadap paparan penyakit (Nasution, 2006).

Sebagai profesional dalam perawatan harus diperhatikan bahwa dalam sebuah unit baik itu keluarga maupun komunitas disfungsi dan gangguan apapun seperti penyakit, cedera, perpisahan akan mempengaruhi satu atau lebih anggota yang lain dan dalam hal tertentu sering mempengaruhi sebagai

(2)

unit secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena adanya semacam hubungan yang kuat antara keluarga masyarakat dan status kesehatan anggotanya. Melalui perawatan kesehatan yang berfokus pada tindakan promotif, peningkatan self care, pendidikan kesehatan, dan konseling serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Dengan latar belakang masalah di atas penulis merasa tertarik untuk membahas tentang masalah filariasis serta implikasinya pada praktek keperawatan.

B. Tujuan Penulisan

Mampu mengidentifikasi masalah filariasis serta implikasinya pada praktek keperawatan.

C. Manfaat Penulisan

Memberikan gambaran mengenai masalah filariasis sehingga dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian pendidikan dan pelayanan lebih lanjut, juga sebagai tindakan preventif dan promotif untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya penyakit filariasis.

D. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab II : Tinjauan Teori

Bab III : Asuhan Keperawatan Bab IV : Simpulan

(3)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria (Depkes, 2006)

Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh beebagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan laki-laki.(Dedidwitagama,2008).

B. PENYEBAB FILARIASIS

Secara epidemiologi cacing filarial dibagi menjadi 6 tipe(Depkes,2006) yaitu: 1. Wucheria Bancrofti tipe perkotaan (urban)

Ditemukan di daerah perkotaan seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Semarang, Pekalongan dan sekitarnya memiliki periodisitas nokturna. Ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus yang berkembang biak di air limbah rumah tangga.

2. Wucheria bancrofti tipe pedesaan (rural)

Ditemukan di daerah pedesaan di luar jawa, terutama tersebar luas di Papua dan Nusa Tenggara Timur, mempunyai peridisitas nokturna yang ditularkan melalui berbagai species nyamuk Anopheles, Culex dan Aedes.

3. Brugia Malayi tipe periodic noturna

Microfilaria ditemukan di darah tepi pada malam hari. Nyamuk

penularnya adalah Anopheles barbirostis yang ditemukan di daerah persawahan.

(4)

4. Brugia Malayi tipe subperiodik nokturna

Microfilaria ditemukan di daerah tepi pada siang dan malam hari, tetapi lebih banyak ditemukan pada malam hari. Nyamuk penularnya adalah Mansonia sppyang ditemukan di daerah rawa.

5. Brugia Malayi tipe non periodic

Microfilaria ditemukan didaerah tepi baik malam maupun siang hari. Nyamuk penurnya adalah Mansonnia bonnae dan Mansonia Uniformis yang ditemukan di hutan rimba.

6. Brugia Timori tipe periodic nokturna

Microfilaria ditemukan di daerah tepi pada malam hari. Nyamuk penularnya adalah Anopheles barbirostis yang ditemukan di daerah persawahan di Nusa Tenggara Timur, Maluku Tenggara.

C. GEJALA KLINIK

Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 samapai dengan 5 hari, Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan

kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti) (Depkes, 2006)

D. HOSPES 1. Manusia

Pada dasarnya setiap orang dapat tertular filariasis apaabila digigit oleh nyamuk infektif (mengandung larva stadium 3). Nyamuk infektif

(5)

maupun pengidap yang tidak menunjukkan gejala klinis. Pada daerah endemis filariasis, tidak semua orang terinfeksi filariasis dan tidak semua orang yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis. Seseorang yang

terinfeksi filariasis tetapi belum menunjukkan gejala klinis biasanya sudah terjadi perubahan-perubahan patologis di dalam tubuhnya.

Penduduk pendatang pada suatu daerah endemis filariasis mempunyai resiko terinfeksi filariasis lebih besar disbanding penduduk asli. Penduduk pendatang dari daerah non endemis ke daeh endemis, misalnya

transmigran, walaupun pada pemeriksaan darah jari belum atau sedikit mengandung microfilaria akan tetapi sudah menunjukkan gejala klinis yang lebih berat.

2. Hewan

Beberapa jenis hewan dapat berperan sebagai sumber penularan filariasis (hewan reservoir). Dari semua species cacing filarial yang

menginfeksi manusia di Indonesia, hanya Brugia malayi tipe sub periodic nokturna dan non periodic yang dutemukan pada lutung (Presbytis

cristatus). Kera (Macaca fascicularis) dan kucing (Felis catus). Pengendalian filariasis pada hewan reservoir ini tidak mudah, olleh karena itu juga akan menyulitkan upaya pemeberantasan filariasis pada manusia. Sumber : (Depkes, 2006)

E. LINGKUNGAN

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap distribusi kasus filariais dan mata rantai penularannya. Secara umum lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik, lingkungan biologic dan lingkungan social, ekonomi dan

budaya.

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik mencakup antara lain keadaan iklim, keadaan geografis, struktur geologi dan sebagainya. Lingkungan fisik erat kaitannya dengan kehidupan vector, sehingga berpengaruh terhadap munculnya sumber-sumber penularan filariasis. Lingkungan fisik dapat

(6)

menciptakan tempat-tempat perindukan dan beristirahatnya nyamuk. Suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap pertumbuhan, masa hidup serta keberadaan nyamuk. Lingkungan dengan tumbuhan air di rawa-rawa dan adanya hospes reservoir (kera, lutung dan kucing) berpengaruh terhadap penyebaran Brugia Malayi sub periodic nokturna dan non periodic. 2. Llingkungan Biologik

Lingkungan biologic dapat menjadi rantai penularan fiilariasis. Contoh lingkungan biologic adalah adanya tanaman air sebagai tempat

pertumbuhan nyamuk mansonia spp. 3. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya

Lingkungan social, ekonomi dan budaya adalah lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk perilaku, adat istiadat, budaya, kebiasaan dan tradisi penduduk. Kebiasaan bekerja di kebun pada malam hari atau kebiasaan keluar pada malam hari, atau kebiasaan tidur perlu diperhatikan karena berkaitan dengan intensitas konttak dengan vector. Insiden filariasis pada laki-laki lebih tinggi daripada insidens filariasis perempuan karena umumnya laki-laki lebih sering kontak dengan vector karena pekerjaanya.

Sumber : (Depkes, 2006).

F. RANTAI PENULARAN FILARIASIS

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil

(mikrofilaria) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vector) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia . .

(7)

G. PEDOMAN PENGOBATAN FILARIASIS 1. Tujuan Penggobatan

Dalam rangka Eliminasi Filariais tujuan pengobatan massal adalah untuk memutus transmisi filariasis:

a. Menurunkan microfilaria rate menjadi <1% b. Menurunkan kepadatan rata-rata mikrofilaria 2. Sasaran Pengobatan Massal

a. Anak berusia kurang dari 2 tahun b. Ibu hamil

c. Orang yang sedang sakit berat

d. Penderita kasus kronis filariasis sedang dalam serangan akut

e. Anak berusia kurang dari 5 tahun dengan marasmus atau kwarsiokor 3. Jenis Obat

a. Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 1) Sifat Kimia dan Fisika

Tidak berwarna Tidak berbau Larut dalam air Rasa sedikit pahit

Komposisi stabil dalam suhu 15-30°C Sediaan obat berupa tablet @100 mg 2) Absorbsi dan Ekskresi

Cepat di absorpsi oleh usus dan masuk dalam pereedaran darah

Didietribusikan hampir sama ke semua organ Tidak masuk air susu ibu

Cepat disekresi oleh tubuh melaui air kencing 3) Cara Kerja Obat

Obat mempunyai pengaruh yang cepat terhadap microfilaria, dalam beberapa jam microfilaria di peredaran darah mati. Cara kerja DEC adalah melumpuhkan otot microfilaria sehingga tidak

(8)

dapat bertahan di tempat hidupnya dan mengubah komposisi

dinding microfilaria menjadi lebih mudah dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh. DEC juga dapat menyebabkan matinya sebagian cacing dewasa yang masih hidup dapat dihambat

perkembangbiakannya selamam 9-12 bulan. Setelah diminum DEC dengan cepat diserap oleh saluran cerna dan mencapai kadar

maksimal dalam plasma darah setelah 4 jam dan akan dikeluarkan seluruhnya dari tumbuh bersama air kencing dalam waktu 48 jam. b. Albendazole

Albendazole dikenal sebagai obat yang digunakan dalam

pengobatan cacing usus (cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk dan cacing tambang). Albendazol juga dapat meningkatkan efek DEC dalam mematikan cacing filarial dewasa dan microfilaria tanpa

menambah reaksi yang tidak dikehendaki. Di daerah endemis filariasis seringkali prevalensi cacing usus cukup tinggi sehingga penggunaan albendazole dalam pengobatan massal filariasis juga akan efektif mengendalikan prevalensi cacing usus.

c. Obat Reaksi Pengobatan

Untuk mengatasi adanya reaksi pengobatan digunakan: 1) Paracetamol 2) CTM 3) Antasida doen 4) Salep antibiotic 5) Antibiotika oral 6) Vitamin B6 7) Kortikosteroid Injeksi 8) Adrenalin Injeksi 9) Infus set

(9)

4. Cara Pemberian Obat

Pengobatan massal menggunakan obat DEC, Albendazole dan

Paracetamol yang diberikan sekali setahun selama minimal 5 tahun. DEC diberikan 6 mg/KgBB, albendazole 400 mg untuk semua golongan umur dan paracetamaol 10 mg/KgBB sekali pemberian. Sebaiknya obat diminum sesudah makan dan di depan petugas. Dosis obat ditemukan berdasarkan berat badan atau umur sesuai tabel di bawah ini

Tabel 1. Dosis Obat Berdasarkan Berat Badan

Berat Badan DEC (100 mg) Tablet Albendazole (400

mg) Tablet Paracetamol (500mg) Tablet

10-16 1 1 0,5 17-25 1,5 1 0,5 26-33 2 1 1 34-40 2,5 1 1 41-50 3 1 1 51-58 3,5 1 1 59-67 4 1 1 68-75 4,5 1 1 76-83 5 1 1 >84 5,5 1 1

Tabel 2. Dosis Obat Berdarkan Umur Umur (Tahun) DEC (100 mg)

Tablet Albedazole (400mg) Tablet Paracetamol(500 mg) Tablet

2-5 1 1 0,25

6-14 2 1 0,5

≥ 14 3 1 1

5. Reaksi Pengobatan

a. Macam-macam Reaksi Pengobatan 1) Reaksi Umum

Reaksi umum terjadi karena akibat respon imunitas individu terhadap matinya microfilaria, makin banyak microfilariang mati makin besar reaksi yang dapat terjadi pada 3 hari pertama setelah pengobatan massal. Reaksi yang ringan biasaya dapat sembuh

(10)

sendiri tanpa harus diobati. Reaksi umum terdiri dari sakit kepala, pusing, demam, mual, menurunnya nafsu makan, muntah, sakit otot, sakit sendi, lesu, gatal-gatal, keluar cacing usus, dan asma bronchial.

2) Reaksi Lokal

Reaksi local disebabkan oleh matinya caacing dewasa yang dapat timbul sampai 3 minggu setelah pengobatan massal

a) Reaksi local pada infeksi W. bancrofti

- Nodul di kuli skrotum adalah reaksi local yang paling sering terjadi sebagai akibat matinya cacing dewasa

- Limfadenitis - Limfangits - Adenolimfangitis - Funikulitis - Epididimitis - Orkitis - Orkalgia - Abses - Ulkus - Limfedema

b) Reaksi local pada infeksi Brugia malayi dan Brugia timori - Limfadenitis - Limfangitis - Adenomalimfangitis - Abses - Ulkus - Limfedema

(11)

H. PENCEGAHAN

Pencegahan agar terhindar / tertular dari infeksi penyakit gajah (filariasis) antaralain dengan:

Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector:

1. Menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk / kawat nyamuk. 2. Menggunakan obat nyamuk semprot / obat nyamuk bakar.

3. Mengoles kulit dengan obat anti nyamuk.

4. Menggunakan kelambu bula sewaktu akan tidur.

Dengan cara memberantas nyamuk, misalnya dengan:

1. Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk.

2. Menimbun.

3. Mengeringkan / mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk 4. Membersihkan semak-semak, got disekitar rumah.

(12)

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Pengkajian a. Bio data b. Riwayat Kesehatan

Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat

kelainan imun. Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang- ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat. c. Data Psikologis

- Integritas dan Ego

Gejala: Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus asa, dan sebagainya.

Tanda: mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah. - Interaksi Sosial

Gejala: masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian. Tanda: perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.

2. Pemeriksaan fisik - Aktivitas/ Istirahat:

Gejala: Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur,

Tanda: kelemahan otot, respon fisiologi aktivitas (perubahan Tekanan Darah dan frekuensi Heart rate)

- Sistem Cardiovascular dan Sistem Pernafasan

Gejala: perubahan tekanan darah, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler

- Sistem Integumen

(13)

- Sistem Pencernaan

Gejala: anoreksia, permeabilitas cairan Tanda: turgor kulit menurun, oedema - Sistem Saraf/ Neurosensori

Gejala: pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot, nyeri umum/local, rasa terbakar, sakit kepala, Tanda: Ansietas, refleks tidak normal, bengkak, penurunan rentang gerak,

- Sistem Muskuloskeletal

Gejala: penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri Tanda: kelemahan otot, respon fisiologi aktivitas - Sistem Reproduksi

Gejala: menurunnya libido

Tanda: pembengkakan daerah skrotalis 3. Pemeriksaan Penunjang

Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA dan Rapid test dengan teknik imunokrotografik assay. Jika sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik,

penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi pergerkan cacing dewasa ditali sperma pria atau kelenjar mammae wanita.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening

2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe 3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

4. Mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, deficit imun, lesi pada kulit

(14)

C. Intervensi Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening

Hasil yang diharapkan: suhu tubuh dalam batas normal Intervensi:

- berikan kompres pada daerah frontalis dan axialis - monitor tanda-tanda vital. Terutama suhu tubuh

- pantau suhu lingkungan dan modifikasi sesuai kebutuhan - anjurkan klien untuk banyak minum

- anjurkan klien memakai kain tipis dan menyerap keringat jika panas tinggi - kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan.

2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe Hasil yang diharapkan: nyeri hilang

Intervensi:

- Berikan tindakan kenyamanan (pijatan/atur posis) ajarkan teknik relaksasi - Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri)

- Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgetik

3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

Hasil yang diharapkan: menyatakan gambaran diri lebih nyata, menunjukan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealisme, mengakui diri sebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri.

Intervensi:

- Akui kenormalan perasaan

- Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan-tanggapan keadaan yang dialami

- Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap diri negatif, penggunaan penolakan atau tidak mempermasalahkan perubahan actual

- Anjurkan kepada orang terdekat untuk ,memperlakukan pasien secara normal

(15)

- Kolaborasi untuk berkonsultasi atau psikoterafi sesuai dengan indikasi pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien untuk menerima dan mengatasinya secara efektif.

4. Mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh Hasil yang diharapkan: menunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas

Intervensi:

- Lakukan rentang pergerakan sandi - Tingkatkan tirah baring

- Berikan lingkungan yang tenang - Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

- Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, deficit imun, lesi pada kulit.

Hasil yang diharapkan: mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang.

Intervensi:

- Ubah posisi di tempat tidur dan kursi sesering mungkin (tiap 2 jam sekali) - Gunakan pelindung kaki, bantalan busa/ air pada waktu berada di tempat

tidur/ duduk di kursi

- Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin

- Kolaborasi/ rujuk pada ahli kulit untuk meningkatkan surkulasi dan mencegah terjadinya dekubitus.

(16)

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh beebagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa

pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. (Dedidwitagama,2008)

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan

pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis.

Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).

Gambar

Tabel 1. Dosis Obat Berdasarkan Berat Badan

Referensi

Dokumen terkait

ANTM : Cheers Soaring Sales and Productions CMNP : Constructs 4 Toll Roads in 2019 ACST : Aggressively Targets Toll - Road Projects.. ASRI : Targets Revenues of

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan terhadap kemampuan Chesst

Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan

Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan bahwa secara defenisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi literasi keuangan adalah kemampuan

Untuk mencapai hukum yang ideal yang mampu memuaskan semua pihak sebagai akibat dari praktek sentralisme hukum yang tidak mampu menangkap aspirasi pihak yang

Persepsi remaja usia 14-16 tahun terhadap peranan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan dinilai masih

Metode yang digunakan adalah (1) Penyuluhan dan pendampingan peternak dalam pemeliharaan ternak dan program sanitasi lingkungan, serta pembuatan pupuk organik dari

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga penerima program konversi minyak tanah ke LPG, (2) mengidentifikasi persepsi dan sikap ibu