• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT USPEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PPT USPEN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS YARSI

PERSEPSI REMAJA USAI 14 - 16 TAHUN TERHADAP PERANAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN BAGI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DI SMP MUHAMMADIYAH 50 DAN SMA MUHAMMADIYAH 23 JAKARTA TIMUR (PROPOSAL)

Pembimbing:

1. Bimo Rintoko., drg., Sp.Pros. 2.Ahmad Syaukani., drg., Sp.Ort

oleh

Anggun Dwi Jaya Lestari 1112012004

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI 2015

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

WHO (World Health Organization)

Kesehatan gigi merupakan salah satu cermin kesehatan manusia karena merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan, mencakup kesehatan fisik, sosial dan mental

Kehilangan gigi berarti hilangnya beberapa struktur orofasial, seperti jaringan tulang, saraf, otot dan reseptor yang mengakibatkan fungsi yang paling orofasial berkurang. Kesehatan pada dasarnya

ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

(3)

Dampak negatif

Gangguan berbicara dalam pengucapan beberapa huruf

tertentu

Gangguan pengunyahan yang berhubungan erat dengan

masalah karies, penyakit periodontal

Ketidakpuasan dengan penampilan ataupun masalah

estetik yang nantinya semua hal ini akan menurunkan atau menggangu aktivitas sehari-hari

(4)

Masalah kesehatan gigi yang relevan dalam masyarakat Masalah kesehatan terbesar setelah karies gigi Dapat terjadi pada semua golongan usia Etiologi  Kurangnya pengetahuan terutama kesehatan gigi  Cara pemeliharaan yang salah  Sulitnya akses menunju layanan kesehatan gigi  Kurangnya sumber

daya keuangan untuk pengobata

Pengalaman

iatrogenik

(5)

INDONESIA

Negara berkemban

g

Kementrian kesehatan menyebutkan prevalensi DMF-T pada index DMF-T meningkat seiring dengan bertambahnya umur yaitu;

1,4 pada umur 12 tahun 1,5 pada umur 15 tahun1,6 pada umur 18 tahun

Data Survei Litbangkes tahun 2010 menunjukkan bahwa masyarakat pada semua usia di Indonesia yang mendapat pelayanan pencabutan gigi sebesar 79,6% dan yang menggunakan gigi tiruan hanya sebesar 4,5%

prevalensi pencabutan gigi menurut pengelompokkan usia 12-14 sebesar 0,33 dan pada usia 15-24 sebesar 0,51

(6)

GIGI TIRUAN

PROSTODO

NTI

Perawatan KG

Pemulihan dan pemeliharaan fungsi gigi

Meningkatkan atau mempertahankan

kenyamanan fungsi rongga mulut seperti fungsi mastikasi dan fonetik

Mempertahankan estetik dan kesehatan

pasien

(7)

GIGI TIRUAN

PROSTODO

NTI

Perawatan KG

PERSEP

SI

Proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, dan penghayatan perasaan

(8)

Rumusan masalah

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Sehat sebagaimana yang didefinisikan oleh World Health Organization (WHO), mencakup kesehatan fisik, sosial dan mental. Kehilangan gigi berarti hilangnya beberapa struktur orofasial, seperti jaringan tulang, saraf, otot dan reseptor dan akibatnya, fungsi yang paling orofasial berkurang.

Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang keadaan diri individu yanag bersangkutan (self percepption).

Pertanyaan penelitian.

1. Bagaimana persepsi remaja usia 14-16 tahun tentang peranan gigi tiruan pada fungsi mastikasi?

2. Bagaimana persepsi remaja usia 14-16 tahun tentang peranan gigi tiruan pada fungsi bicara?

3. Bagaimana persepsi remaja usia 14-16 tahun tentang peranan gigi tiruan pada fungsi estetika?

(9)

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian umum

Untuk mengetahui persepsi dan sikap pada remaja usia 14 – 16 tahun terhadap penggunaan gigi tiruan bagi kesehatan gigi dan mulut

 

Tujuan penelitian khusus

1. Mengetahui persepsi remaja terhadap penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang

2. Mengetahui persepsi remaja terhadap peranan dari gigi tiruan dari fungsi estetik

3. Mengetahui persepsi remaja terhadap peranan dari gigi tiruan dari fungsi bicara

4. Mengetahui persepsi remaja terhadap peranan dari gigi tiruan dari fungsi mastikasi

(10)

Manfaat penelitian

Manfaat praktis dan aplikatif

Untuk megetahui seberapa jauh persepsi remaja akan peranan dari gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang telah hilang

 

Manfaat teoritis dan akademis

Penelitian ini bertujuan untuk memperluas khasanah ilmu dalam bidang prostodontia dalam penerapan pengetahuan masyarakat terutama diusia remaja dalam penggunaan gigi tiruan

Dari penelitian ini akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama pada usia remaja dimana pada masa merupakan masa sekolah sehingga mereka dapat menerima pengetahuan baru dengan baik dibanding pada usia dewasa atau masa dewasa tua, sehingga dapat menjadi pengetahuan dini tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur gigi manusia

Gambar 1. (a) susunan gigi geligi pada gigi desidui, (b) susunan gigi geligi pada gigi permanen

(12)
(13)

Fungsi gigi

fungsi

mastikasi/penguny ahan

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau pengunyahan dengan motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makan oleh gigi

Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka, bibir, pipi, dan lidah sebagai respon terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.

(14)

Pengunyahan sebagai konsekuensi dari kehilangan gigi dialami oleh banyak pasien dan memungkinkan kondisi ini memaksakan pembatasan diet pada diri mereka sendiri dan dengan demikian menimbulkan risiko kesehatan.

Hilangnya gigi pada

rongga mulut dan

kurangnya kontak antar gigi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil dari sistem mastikasi.

hilangnya gigi posterior telah

dikaitkan dengan gangguan

mengunyah dan gizi yang tidak

memadai. pasien memiliki

kecenderungan untuk over-prepare

terhadap makanan sehingga

(15)

Fungsi

fonetik/bicara

Konsonan suara dihasilkan dengan cara membuat kontak bagian-bagian tertentu dari rongga mulut seperti gigi, alveolar ridge dan palatum durum.

Konsonan yang relevan dapat diklasifikasikan menurut struktur anatomi yang terlibat dalam produksi suara;

(1)Suara palatolingual, suara yang dihasilkan oleh lidah, palatum durum atau palatum mole;

(2)Suara linguodental, suara yang dihasilkan oleh lidah dan gigi;

(3)Suara labiodental, suara yang dihasilkan oleh bibir dan gigi;

(16)

Fungsi estetika

Orientasi estetik yang melibatkan seluruh komponen dentofasial dapat diperoleh dengan mempertimbangkan beberapa referensi, diantaranya proporsi wajah, mesio distal gigi, serviko insisal, dan simetri

Dentofasial frame

Gigi, gingiva, bibir dan keseluruhan wajah

Smile window

(17)

(c)

(b) (a)

Macam macam bentuk senyum: (a) tinggi, (b) rata-rata dan (c) rendah.

(18)

Gigi tiruan

Gigi tiruan lengkap Gigi sebagian lepasan

(19)

Kehilanga n gigi pada usia

remaja Karies gigi

Trauma Perawatan ortodonti

Kegagalan perawatan endodonti

(20)

Dampak Kehilangan gigi Dampak Kehilang an gigi Migrasi dan rotasi Erupsi berlebi h Penuru nan efisiens i kunyah Ganggu an pada sendi tempor omandi bula Beban berlebi h pada jaringa n penduk ung Kelaina n bicara dan estetik Tergang gu-nya kebersi han mulut

(21)

Persepsi

Proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun dalam diri individu. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia.

Persepsi

External perseption

Internal perseption

(22)

Proses fisik Proses fisiologis Proses psikologi s

Persep

si

Proses persepsi 1. Fisiologis 2. Perhatian 3. Minat 4. Kebutuhan yang searah 5. Ingatan / pengalaman 6. Suasana hati

(23)

Remaja

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa; 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari Laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70 %) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30 %).

Menurut kementrian Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

(24)

Pembagian

usia remaja

1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) sekitar umur 11-13

tahun

2. Masa remaja pertengahan

(middle adolescence) sekitar umur 14-16 tahun

3. Masa remaja lanjut (late

adolescence) sekitar umur 17-20 tahun

Usia remaja merupakan masa yang mempengaruhi

kehidupan seseorang

karena pada masa ini berkembang kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Serta, pada masa ini dihadapkan pada berbagai macam ancaman sebagai hasil dari perubahan kondisi lingkungan.

(25)
(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

(27)

Hipotesis

Persepsi remaja usia 14-16 tahun terhadap peranan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan dinilai masih rendah

 

Variabel Penelitian

- Variabel dependen : Persepsi remaja

- Variabel Independen : Peranan penggunaan gigi tiruan bagi kesehatan gigi dan mulut

(28)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan desain penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan menggunakan data kualitatif

Desain Penelitian

Desain penelitian yaitu cross sectional study

Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

Tempat : SMP Muhammadiyah 50 dan SMA Muhammadiyah 23 Jakarta

Timur

(29)

Populasi dan sampel penelitian Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh SMP

Muhammadiyah 50 dan SMA Muhammadiyah Jakarta Timur = 720 siswa

Sampel

- Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan teknik non random

sampling yaitu purposive sampling

- Sampel pada penelitian ini yaitu SMP Muhammadiyah 50 dan SMA Muhammadiyah Jakarta Timur yang berusia 14-16 tahun

Kriteria Seleksi Sampel

Adapun kriteria sampel dari penelitian ini yaitu: a. Kriteria Inklusi

1. Murid yang berusia 14-17 tahun 2. Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

3. Murid yang sedang dalam kondisi kurang sehat rohani dan jamani 4. Mengundurkan diri dari penenlitian

(30)
(31)
(32)

Alat dan bahan penelitian 1. Kertas kuisoner 2. Alat tulis 3. Proyektor 4. Laptop     Analisis data

Hasil data yang telah didapatkan akan dianalisan dengan menggunakan program SPSS dengan uji Chis Square dan analisa persentase

Prosedur penelitian Kuisoner

Siswa akan diberikan kuisoner dan

diberi waktu dalam menjawab kuisoner tersebut

Pengumpulan hasil pengisian

kuisoner

Etik Penelitian

- Lampiran 1 (permohonan): penjelasan tentang prosedur penelitian dan permohonan untuk berpartisipasi dalam penelitian - Lampiran 2 (inform consent) : setiap responden akan diberikan

(33)

Tabel kerja Penelitian

(34)

Referensi

Dokumen terkait

yaitu sebesar 5,864 > 2,002 menunjukkan terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen (83,22) lebih tinggi dibanding rata-rata kelas kontrol

Persentase kadar lemak daging pada perlakuan pemberian minyak ikan lemuru 0, 3 dan 6 persen yang disuplementasi vitamin E pada tingkat 100 dan 200 ppm menunjukkan

Bangunan BSC seperti pada Gambar 3 adalah menterjemahkan visi dan strategi untuk diukur apa yang ditetapkan dengan apa yang dicapai, untuk memenuhi keinginan pada

Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang

Industri Jamu Borobudur yaitu dalam penginspeksian suatu bahan belum ada aplikasi tertentu yang bisa membantu mempermudah proses inspeksi, sehingga user kesulitan dalam

Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk Menyusun perintah dalam penggunaan peralatan pelaksanaan pekerjaan.

Dengan adanya instrumen yang lebih memadai, pengamatan dengan teleskop portabel pada observatorium profesional dan edukasional menjadi kurang penting, sehingga pada

3arena 3arena itu itu materi materi penyuluhan penyuluhan pertanian pertanian yang yang akan akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian