• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Ft Pada Pneumothorax Dan Pleuritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Ft Pada Pneumothorax Dan Pleuritis"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen FT pada

Manajemen FT pada

PNEUMOTHO

PNEUMOTHORAX DAN PLEURI

RAX DAN PLEURITIS

TIS

Presented by ::

Presented by ::

KELOMPOK 7

(2)

ANA

(3)

ANA

(4)

 BBagian-bagian utama paru-paru agian-bagian utama paru-paru adalah alveoli, trachea, diapragm,adalah alveoli, trachea, diapragm,

bronchi, dan bronchioles. bronchi, dan bronchioles.

Trachea

Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunyaatau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya udara. Udara yang di hirup dari hidung dan mulut akan di tarik ke udara. Udara yang di hirup dari hidung dan mulut akan di tarik ke trachea menuju paru-paru.

trachea menuju paru-paru.

Bronchi

Bronchi merupakan batang yang menghubungkan paru-paru kananmerupakan batang yang menghubungkan paru-paru kanan dan kiri dengan trachea. Udara dari trachea akan di bawa dan kiri dengan trachea. Udara dari trachea akan di bawa keparu-paru lewat batang ini.

paru lewat batang ini.

Bronchioles

Bronchioles merupakan cabang-cabang dari bronchi berupamerupakan cabang-cabang dari bronchi berupa

tabung-tabung kecil yang jumlahnya sekitar 30.000 buah untuk satu tabung-tabung kecil yang jumlahnya sekitar 30.000 buah untuk satu paru-paru.

paru-paru. BBronchronchioles ini ioles ini akan membawa oksigen lebih jauh akan membawa oksigen lebih jauh keke dalam paru-paru.

dalam paru-paru.

Alveoli

Alveoli merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitarmerupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen akan di difusi menjadi karbondioksida yang di ambil dari

akan di difusi menjadi karbondioksida yang di ambil dari dalamdalam darah.

(5)

.

P

aru-paru

dibungkus oleh selaput yang bernama

pleura. Pleura dibagi menjadi dua:

1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus),

yaitu selaput paru yang langsung membungkus

paru.

2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi

rongga dada luar.

Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum)

yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal,

kavum pleura ini hampa udara, sehingga

paru-paru

dapat berkembang kempis dan juga terdapat

sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk

meminyaki permukaan pleura, menghindari

gesekan antara

paru-paru

dan dinding dada

sewaktu ada gerakan bernafas.

(6)

Pengertian PNEUMOTHORAKS dan

PLEURITIS

 K

olaps paru-paru / pneumothoraks

(

P

neumothorax)

adalah penimbunan udara atau

gas di dalam rongga pleura yang memyebabkan

paru mengempis. Rongga pleura adalah rongga

yang terletak diantara selaput yang melapisi

paru-paru dan rongga dada.

 P

leuritis

/ radang pleura (Pleurisy/Pleurisis/

Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan

pada pleura (selaput yang menyelubungi

(7)
(8)
(9)

Penyebab pneumothorax

Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang

dikelompokkan berdasarkan penyebabnya:

1. P

neumotoraks spontan

Terjadi tanpa penyebab yang jelas.

- Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada

penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru.

Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya

kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut

bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria

berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor

predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat

keluarga dengan penyakit yang sama.

- Pneumotoraks spontan sekunder merupakan

komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru

obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis,

(10)

2. Pneumotoraks traumatik

Terjadi akibat cedera traumatik pada dada.

Traumanya bisa bersifat menembus (luka

tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada

kecelakaan kendaraan bermotor).

3. Pneumotoraks karena tekanan

Terjadi jika paru-paru mendapatkan

tekanan berlebihan sehingga paru-paru

mengalami kolaps.

Tekanan yang berlebihan juga bisa

menghalangi pemompaan darah oleh jantung

secara efektif sehingga terjadi syok.

(11)

Gejala Pneumothoraks

Gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah

udara yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya

paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis).

Gejalanya bisa berupa:

Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin

nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk

- Sesak nafas

- Dada terasa sempit

- Mudah lelah

- Denyut jantung yang cepat

- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

- Hidung tampak kemerahan

- Cemas, stres, tegang

(12)

PENGAM

B

ILAN DIAGNOSA

Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop

menunjukkan adanya penurunan suara

pernafasan pada sisi yang terkena

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

# Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya

udara diluar paru-paru)

(13)

Tujuan pengobatan

PENGO

B

ATAN

Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan udara dari

rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali

mengembang.

Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu

dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan

masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa

hari udara akan diserap.

Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar

memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu.

(14)

Untuk mencegah

kematian pada

pneumotoraks karena

tekanan, dilakukan

pengeluaran udara

sesegera mungkin dengan

menggunakan alat suntik

besar yang dimasukkan

melalui dada dan

pemasangan selang untuk

mengalirkan udara.

(15)

MANAJEMEN FT PADA

PNEUMOTHORAKS

Perkenalan Diri (komunikasi terapeutik)

ANAMNESIS UMUM

- Nama : Tn. patrick

- Umur : 40thun

- Alamat : jln. santai

- Pekerjaan : PNS

- Hobby : traveling

(16)

Anamnesis khusus :

- keluhan utama : nyeri dada

-lokasi dan sifat keluhan : nyeri pada saat mengambil

nafas

- sejak kapan : 2 minggu yg lalu

- -pernah mngonsumsi obat dan ke dokter : pernah,

obat penghilang nyeri,

- penyebabnya : kata dokter ada udara di paru, sudah

dilakukan penyedotan

- riwayat penyakit : tdk ada

- kebiasaan merokok : iya

(17)

 INSPEKSI :

STATIS : - Ekspresi

- Leher: pembesaran vena jugularis, pembesaran otot leher, bahu asimetris

- Bentuk thorax, pengembangan thorax, skoliosis (belakang) - Lateral: skifosis & skoliosis

- Posture, scoringnya kelainan posture, bahu elevasi

- Trakea, scoringnya bergeser menjauhi sisi yang mengalami pneumothorax

- Mulut, scoringnya adanya fish lip dan cyanosis - Kuku, scoringnya cyanosis

- Clubbing finger (ciri khas hypoxia kronik) DINAMIS :

- Pada saat bernafas sambil jalan, scoringnya sesak nafas. Susah pada saat inspirasi.

(18)

 PALPASI

- Otot aksesoris (SCM, Scaleni, upper trapezius, pectoralis major), scoring mengalami spasme

 Pump handle motion (simetris dinding dada, gerakan ke

anterio-superior), bucket handle motion(rasakan gerakan anterior basal thoraks anterior-lateral-superior), middle under motion, scoring pengembangan thorax tdk simetris, abnormal pada bagian yg lesi

 Perkusi, scoring hyperresonan pada bagian pneumothorax, dan

meredup bagian pulmokolaps

 Auskultasi, scoring penurunan tekanan nafas pada sisi yang terkena

buxix: tdk ada ciri khas pd pneumothoraks.

 Premitus, scoring premitus vokal dan raba berkurang, buxix

meningkat pada pneumothoraks.

 Lingkar thoraks (ekspansi thoraks) cara manual juga.  Pemeriksaan penunjang tambahan :

(19)

Diagnosis

Nyeri dan gangguan pernafasan akibat

Spontan Pneumothoraks bagian dextra 2

minggu yg lalu

(20)

MANAJEMEN FT PNEUMOTHORAX

 Mobilisasi Thorax

Tujuan : Mengembangkan thorax Prosedur :

a. Pasien pada posisi duduk/ berdiri, diinstruksikan untuk menarik napas dalam lewat hidung dengan mangangkat kedua tangan ke atas dan dada di kembangkan, kemudian hembuskan napas lewat mulut disertai dada dan tangan kembali ke posisi semula.

b. Pasien pada posisi duduk/ berdiri, diinstruksikan mambawa kedua tanganya kedepan lalu menarik napas dalam lewat hidung disertai dengan membuka kedua tangan kesamping dan dada di kembangkan, kemudian hembuskan napas melalui mulut disertai dada dan tangan kembali ke posisi semula.

c. Posisi pasien duduk/ berdiri dengan kedua tangan menyanggah kepala bagian belakang, pasien diinstruksikan untuk menarik napas dalam sambil mengembangkan dada, kemudian hembuskan napas melalui mulut dengan posisi pundak membungkuk.

(21)

 Breathing Exercise

a. Pulsed Lip Breathing Tujuan :

1). Mengurangi sesak napas. 2). Mengatur pola napas. 3). Relaksasi.

Prosedur :

Posisi pasien rileks, pasien dimiinta untuk menarik napas dari hidung selama 2-3 detik, kemudian mengeluarkan napas melalui mulut seperti meniup lilin selama 4-6 detik.

b. Thorakal Breathing

Tujuan : Mengembangkan thorakal breathing Prosedur :

Posisi pasien rileks, pasien diminta untuk mmenarik napas melalui hidung dengan mengembangkan dada kemudian mengeluarkan napas melalui mulut dengan mengempiskan dada.

(22)

c. Segmental Breathing (apikal, right midle,

anterior basal, posterior basal ekspansi)

Tujuan : Memelihara dan meningkatkan

pengembangan paru dan thorax

pada area yang sakit.

Prosedur :

Posisi pasien tidur miring dan diganjal bantal

dengan posisi paru kanan berada diatas. Tangan

fisioterapis berada pada segment paru-paru

kanan (atas, tengah atau bawah), kemudian

instruksikan pasien untuk menarik napas dan

tangan fisioterapis pada akhir inspirasi diberikan

tekanan kearah atas dalam dan saat akhir

(23)

 C

ontrax rilex and stretching

Tujuan : Mengurangi spasme

Prosedur :

Diberikan pada otot upper trapezius. Dengan cara

pasien tidur telentang lalu pasien diinstruksikan

untuk mnggerakan kepalanya miring kekanan dan

gerakan tersebut ditahan oleh fisioterapis selama

6 detik, setelah itu rileksasi dengan diikuti

ekspirasi dan srtetching dengan menggerakan

kepala pasien ke lateral flexi kiri dan girdle

depresi penuh. Hal tersebut dilakukan oleh

fisioterapis dan pasien dalam keadaan rileks

dalam waktu 9 detik. Untuk otot uper trapezius

kiri dilakukan sebaliknya.

(24)

K

oreksi posture

Tujuan : untuk memperbaiki posture

prosedur :

Pasien diminta memperbaiki posturnya agar

terlihat simetris dengan cara

Memberikanedukasi kepada pasien bisa saat

posisi duduk dibed (duduk di

bed dengan badan tegak dan pandangan

lurus) atau bisa juga dilakukan didepan

cermin.

(25)

HOME PROGRAM

Melakukan latihan-latihan seperti yang sudah

dilakukan atau diajarkan fisioterapis selama

berada diruangan.

(26)

PLEURITIS

(27)

Penyebab Pleuritis

# Penyebab utama: Pneumonia

# Infark paru akibat emboli paru

# Kanker

# Tuberkulosis

# Artritis reumatoid

# Lupus eritematosus sistemik

# Infeksi parasit (misalnya amuba)

# Pankreatitis

# Cedera (misalnya patah tulang iga)

#

B

ahan

/

zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat

lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura

# Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin,

prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin.

(28)

Gejala peuritis

Nyeri dada yg muncul tiba-tiba, bersifat tajam

dan menusuk, muncul pada saat inspirasi

Pernafasan cepat dan dangkal

Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan

penderita mengalami kesulitan dalam

mengembangkan paru-parunya pada saat

bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.

(29)

Pengambilan diagnosa

Periksa auskultasi dada pada area yg nyeri, terdengar

friksi (gesekan) yang dihasilkan oleh gosokan dari dua

lapisan pleura yang meradang dengan setiap

pernapasan.

B

unyi yang dihasilkan oleh suara ini

diistilahkan sebagai pleural friction rub.

dada bunyinya tumpul ketika dilakukan perkusi

X-ray, untuk memperkirakan jumlah cairan yang

terkumpul dalam pleura

Ultrasound juga metode yang sensitif untuk

mendeteksi kehadiran cairan pleural.

(30)

Pengobatan

Pengobatan pleurisi tergantung kepada

penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri,

diberikan antibiotik.

Jika penyebabnya adalah virus, tidak

diperlukan pengobatan.

Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun,

dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang

mendasarinya.

(31)

Untuk mengurangi nyeri dada diberikan obat

pereda nyeri seperti asetaminofen atau

ibuprofen.

Batuk mungkin tidak terlalu nyeri jika penderita

atau penolong menempatkan/memeluk sebuah

bantal di daerah yang sakit.

Membungkus seluruh dada dengan perban elastis

yang tidak lengket, juga bisa membantu

meredakan nyeri yang hebat. Tetapi membungkus

dada untuk mengurangi pengembangannya, akan

meningkatkan resiko terjadinya pneumonia.

(32)

MANAJEMEN FT PADA PLURITIS

Perkenalan Diri (komunikasi terapeutik)

ANAMNESIS UMUM

- Nama : Tn. crab

- Umur : 40thun

- Alamat : jln. pagi

- Pekerjaan : Pengusaha

- Hobby : berenang

(33)

Anamnesis khusus :

- keluhan utama : nyeri dada, sesak

-lokasi dan sifat keluhan : tajam dan menusuk,

bagian kanan

- sejak kapan : 3minggu yg lalu

-pernah mngonsumsi obat dan ke dokter :

pernah, diberi obat penhilang nyeri, dan

dilakukan penyedotan

- penyebabnya : ada infeksi paru

- riwayat penyakit : pneumonia

(34)

INSPEKSI :

STATIS :

- Posture, scoringnya kelainan posture, bahu

elevasi

- Trakea, scoring normal

- Mulut,

- Kuku,

DINAMIS :

- Pada saat bernafas, scoringnya sesak nafas.

Ada nyeri pada saat inspirasi.

(35)

PALPASI

- Otot aksesoris (SCM, Scaleni, upper trapezius,

pectoralis major), scoring mengalami spasme

Palm under motion, bucket under motion, middle

under motion, scoring

Perkusi, scoring bunyi tumpul pda bagian yg lesi

Auskultasi, scoring terdengar bunyi friction

(gesekan) pleura, atau disebut pleura friction rub

Premitus, scoring

Pemeriksaan penunjang

(36)

Diagnosis

Nyeri dan gangguan pernafasan akibat

pleuritis bagian dextra 3 minggu yg lalu

(37)

MANAJEMEN FT PLEURITIS

TENS sebagai pre eliminary exercise,

pengurang nyeri

positioning

Latihan batuk efektif 

Percussion

/

vibration

/

shaking

Postural drainage,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa F hitung > F tabel dan p < 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan intensi prososial ditinjau dari pola asuh ibu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA ESSA PARONGPONG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes T, Palupi T dan Florida H menyatakan bahwa mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 100 gr/hari dalam 300 ml

Yang pertama adalah dengan menjadikan satu sebuah method JavaBean untuk bertindak sebagai action handler, dan yang kedua adalah dengan membuat sebuah class instans

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air 21 mm/2 hari, setara dengan curah hujan 3.780 mm per tahun dengan pemberian pupuk 400 g NPKMg 12-12-17-2 per tanaman per tahun

PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN). Didin Juandi

Topik mata kuliah ini adalah tentang manusia sebagai makhluk sosial dan budaya, kebudayaan dan peradaban, gerakan dan perubahan sosial, urbanisme, manusia sebagai

Poin penting yang harus diperhatikan oleh desainer silabus adalah jenis peserta didik: apakah mereka masih muda / anak-anak atau pelajar dewasa, latar belakang akademis dan