• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA MENGGUNAKAN SHORT FORM 36 DI DUSUN DERESAN RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA MENGGUNAKAN SHORT FORM 36 DI DUSUN DERESAN RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI PERPUSTAKAAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA MENGGUNAKAN SHORT FORM 36 DI DUSUN DERESAN

RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh: AGES MITARINI

08 / 3208080 / PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2012

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA MENGGUNAKAN SHORT-FORM 36 DI DUSUN DERESAN

RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA

Ages Mitarini1 , Nunuk Sri Purwanti2, Sulistyaningsih3

INTISARI

Latar belakang : Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah

lansia mencapai 15,8juta jiwa atau 7,6%, pada tahun 2005 meningkat menjadi 8,2%. Sedangkan tahun 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau 10%. Jumlah populasi kelompok lanjut usia akan menimbulkan masalah dibidang kesehatan, sosial dan ekonomi. Prosentase jumlah lansia di DIY mencapai 14% pada tahun 2010 dan merupakan jumlah tertinggi se-Indonesia. Setelah itu menyusul Jawa Tengah yakni 11,16% dan Sulawesi Selatan sebesar 9,05%. Kota Yogyakarta saat ini terdapat 43.800 orang lansia atau hampir 9% dari jumlah penduduk

Tujuan : Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup

lansia dan mengetahui dukungan yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

Metode : Penelitian non eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

dilaksanakan di dusun Deresan Ringinharjo Bantul pada bulan Juli 2012. Teknik sampling menggunkana Total Sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancara terpimpin dan pengisian kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah dukungan keluarga dan Short Form-36 kepada 38 lansia. Uji analisis menggunakan Chi-Square dan uji Regresi Logistik.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga tinggi sebagian besar

kualitas hidupnya baik sebanyak 20 lansia (52,6%), sedangkan lansia yang mendapat dukungan rendah sebagian kualitas hidupnya buruk sebanyak 8 orang (21,1%). Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,001 < (0,05). Koefiensi kontingensi sebesar 0,387 menunjukkan keeratan hubungan rendah. Uji regresi logistic variabel dukungan emosional mempunyai koefisien beta 4,612 dengan p-value 0,005 < 0,05 memiliki pengaruh positif terhadap kualitas hidup lansia.

Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup

lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul. Dukungan emosional paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.

Kata Kunci : Lansia, dukungan keluarga, kualitas hidup

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta

2

Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

3

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

RELATIONSHIP SUPPORT FAMILY WITH THE QUALITY OF LIFE ELDERLY USING SHORT-FORM 36 IN THE VILLAGE DERESAN

RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA

Ages Mitarini1 , Nunuk Sri Purwanti2, Sulistyaningsih3

ABSTRACT

Background: Based on the 2000 census population of Indonesia, the number of

elderly reached 15.8 million people, or 7.6%, in the year 2005 increased to 8.2%. While the year 2015 is estimated at 24.4 million people, or 10%. The number of the elderly population will lead to problems in the fields of health, social and economic. Percentage of the number of elderly in the province reached 14% in 2010 and is the highest number in Indonesia. After that followed that 11.16% of Central Java and South Sulawesi at 9.05%. Yogyakarta there are currently 43,800 older people or nearly 9% of the population

Objective: To know the relationship between support family with the quality of

life of elderly and find the support that most affect the quality of life of elderly people in the village Deresan Ringinharjo Bantul.

Methods: Thes study non-experimental with design Cross-sectional. The

experiment was conducted in the village Deresan Ringinharjo Bantul in july 2012. Tecnique sampling using Total sampling. Thes study was conducted with a guided interview and questionnaires. The instrument used is the family support and the Short Form-36 to 38 elderly. The analysis using Chi-square and test Regression logistic.

Results: The results showed a high family support most of the good quality of life

as muvh as 20 elderly (52,6%), while the elderly are low partly supported poor quality of life as much as 8 people (21,1%). Results Chi-square obtained p –value of 0,001 < (0,05). Coeficient contingency of 0,387 indicates a low relationship closeness. Variable logistic regression emotional support has a beta coefficient 4,612 with p-value 0,005 < 0,05 has a positive influence on quality of life of elderly.

Conclusion: There is a relationship between support family with quality of life of

elderly people in the village Deresan Ringinharjo Bantul. Support emotional the most influence on quality of life of elderly.

Keywords: Elderly, support family, quality of life

1

Student Program Nursing Science STIKES A.Yani Yogyakarta

2

Lecturer Polytechnic Kemenkes Yogyakarta

3

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA MENGGUNAKAN SHORT FORM-36 DI DUSUN DERESAN

RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, sejauh ini yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian sumber informasinya yang dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 30 Agustus 2012

Ages Mita Rini

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia Menggunakan Shrt-Form 36 di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terma kasih kepada : 1. Dr. I. Edy Purwoko, Sp. B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Dwi Susanti, S. Kep., Ns selaku Ketua Prodi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Nunuk Sri Purwanti, S.Kp., M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, pendapat yang sangat bermanfaat.

4. Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dukungan yang sangat bermanfaat.

5. Titih Huriah., S.Kep., Ns., M.,Kep., Sp.Kom sebagai penguji yang telah memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan usulan penelitian. 6. Seluruh dosen Keperawatan STIKES A.YANI Yogyakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuan.

7. Kepala Desa Kelurahan Ringinharjo Bantul dan Kepala Dusun Deresan Ringinharjo Bantul Yogyakarta yang telah memberikan izin dan bantuan selama studi pendahuluan.

8. Lansia di dusun Deresan yang telah bersedia memberikan informasi selama studi pendahuluan berlangsung.

9. Teman-teman angkatan 2008 yang banyak memberikan bantuan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan tulisan ini.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan da dukungan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan penulis. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT, amien.

Yogyakarta, 30 Agustus 2012

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ……….………... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii INTISARI ………... iii ABSTRACT ………. vi HALAMAN PERNYATAAN……….. v HALAMAN MOTTO………... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

B. Kerangka Teori... 32

C. Kerangka Konsep ... 33

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional... 36

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 37

G. Validitas dan Reliabilitas ... 39

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 41

I. Etika Penelitian ... 45

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………... 50 B. Pembahasan ……… 57 C. Keterbatasan Penelitian……….. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 67 B. Saran……… 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Formula Untuk Skoring dan Skala Transformasi………..21

Tabel 2.2. Interpretasi Kategori Buruk dan Baik………..22

Tabel 3.1. Definisi Operasional……….36

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Dukungan Keluarga……….37

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia………....50

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Lansia...51

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia………52

Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Chi Square Hubungan Dukungan Keluargadengan Kualitas Hidup Lansia……….54

Tabel 4.5. Uji Regresi Logistik Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia ………55

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.3 Kerangka Teori ... 32 Gambar 2.4 Kerangka Konsep ... 33

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Pesetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Identitas Responden

Lampiran 5 Kuesioner Dukungan Keluarga Lampiran 6 Kuesioner Kualitas Hidup SF-36

Lampiran 7 Kuesioner Kualitas Hidup SF-36 Bahasa Jawa Lampiran 8 Surat Ijin Validitas dari STIKES A.Yani Yogyakarta Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian dari STIKES A.Yani Yogyakarta Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian dari BAPEDDA Bantul

Lampiran 11 Data Uji Validitas Instrumen Dukungan Keluarga Lampiran 12 Korelasi Validitas Instrumen Dukungan Keluarga Lampiran 13 Reliabilitas Instrumen Dukungan Keluarga Lampiran 14 Data Identitas Responden

Lampiran 15 Analisa Univariat Lampiran 16 Analisa Bivariat

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population). Kemajuan di bidang kesehatan berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan serta meningkatnya umur harapan hidup. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut semakin meningkat.

Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah lansia mencapai 15,8juta jiwa atau 7,6%, pada tahun 2005 meningkat menjadi 8,2%. Sedangkan tahun 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau 10%. Jumlah populasi kelompok lanjut usia akan menimbulkan masalah dibidang kesehatan, sosial dan ekonomi. Organisasi kesehatan dunia WHO telah memperhitungkan pada tahun 2020 Indonesia akan mengalami peningkatan tertinggi di dunia. Tahun 2050, presentase lansia di dunia diperkirakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, akan melampaui populasi anak-anak berusia 14 tahun ke bawah. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat pada populasi lansia akan terjadi di negara Indonesia (Papalia 2009).

Presentase jumlah lansia di DIY mencapai 14% pada tahun 2010 dan merupakan jumlah tertinggi se-Indonesia. Setelah itu menyusul Jawa Tengah yakni 11,16% dan Sulawesi Selatan sebesar 9,05%. Kota Yogyakarta saat ini terdapat 43.800 orang lansia atau hampir 9% dari jumlah penduduk (Rosdiyanti, 2010).

Lanjut usia akan terjadi banyak proses kemunduran sel dikarenakan oleh proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif, dan yang paling sering terjadi di sekitar kita adalah berubahnya kualitas hidup. Menjadi tua akan ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik. (Nugroho, 2000).

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Lanjut usia dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut. Orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar dapat menikmati masa usia emas menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia. Semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sektor, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan dan kualitas hidup adalah melalui pendekatan kepada keluarga (Maryam, 2008).

Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keberhasilan intervensi pelayanan kesehatan, baik dari segi pencerahan maupun pengobatan. Dimensi kualitas hidup tidak hanya mencangkup dimensi fisik saja, tetapi juga mencakup kinerja dalam memainkan peran sosial, keadaan emosional, fungsi-fungsi intelektual dan kognitif serta perasaan sehat dan kepuasan hidup (Suharmiati, 2003).

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai tempat individu tersebut tinggal dan berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan urusan yang mereka miliki. Hal ini memberikan konsep yang luas dan berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik individu, kondisi psikologis, kepercayaan seseorang, hubungan sosial dan keterlibatan individu dengan sesuatu hal yang penting dari lingkungan mereka (Suprajitno, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2008) di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur tentang gambaran kualitas hidup, menyatakan bahwa semua responden bisa menjalankan peran sosial di panti. Aktivitas dasar sehari-hari baik yang dasar maupun instrumental dilaksanakan secara mandiri oleh responden, tidak ada gangguan dalam tidur. Kondisi emosional, semua responden tidak merasa cemas. Fungsi intelektual dan kognitif pada sebagian besar responden masih baik. Perasaan sehat dan kepuasan hidup, sebagian responden merasa sehat dan merasa puas dengan kehidupannya.

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Setiap hari manusia selalu berhubungan dan tidak lepas dari kehangatan sebuah keluarga, keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga lainnya, jika ada satu anggota keluarga yang bermasalah kesehatannya pasti akan mempengaruhi pelaksanaan dari fungsi-fungsi keluarga tersebut. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Sampai saat ini keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lansia (Suprajitno, 2004).

Kelurahan Ringinharjo merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Bantul. Kelurahan ini memiliki jumlah lansia terbanyak yang berumur 56 tahun keatas sebanyak 1465 jiwa. Dusun Deresan merupakan salah satu dusun yang terdapat di Kelurahan Ringinharjo dan memiliki jumlah lansia terbanyak yang masih tinggal bersama dengan keluarganya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13 Maret 2012 di dusun Deresan Ringinharjo Bantul didapatkan data penduduk lansia masih banyak tinggal satu rumah dengan keluarga atau anaknya. Jumlah populasi lansia berumur 60 tahun keatas yang masih tinggal bersama keluarga atau anaknya berjumlah 38 lansia. Latar belakang sosial dari bermacam golongan. Sebagian besar lansia mempunyai pekerjaan bercocok tanam, berdagang dan pensiunan pegawai negeri. Data yang diperoleh tingkat pendidikan paling banyak ditempuh adalah Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah Keatas.

Hasil wawancara kepada 10 lansia bersama anggota keluarganya di dusun Deresan 8 lansia diantaranya mengungkapkan kurangnya perhatian dari anggota keluarga karena sibuk mengurusi anggota keluarganya, sehingga lansia terkadang merasa tidak dapat menikmati hidup di masa tua karena

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

kurangnya dukungan yang diberikan oleh keluarganya. Lansia di dusun Deresan masih banyak mengerjakan aktivitas tanpa bantuan anggota keluarga seperti aktivitas memenuhi kebutuhan kesehariannya, lansia juga masih ada yang bekerja mencari nafkah sendiri dengan cara menjual hasil perkebunan dan berjualan walaupun tinggal bersama keluarga karena terkadang kurang dalam memberikan makanan pokok. Lansia juga mengatakan tentang kehidupannya di masa tua berbeda dengan masa muda, banyak sekali perubahan yang dialami terutama perubahan fisik dan kesehatan yang sudah berangsur menurun yang mengakibatkan kepuasan hidup menjadi berkurang seperti waktu muda.

Lansia di dusun Deresan masih aktif mengikuti program yang di lakukan di masyarakat yaitu mengikuti kegiatan posyandu lansia untuk mengecek kesehatan terutama tekanan darahnya, 8 dari 10 lansia mengungkapkan kurangnya dukungan dari keluarga untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan, lansia juga mengatakan keluarga kurang memberikan perhatian terkait dengan gejala penyakit yang sering muncul dan dirasakan pada masa tua dan kurangnya dukungan dari keluarga untuk lebih meningkatkan kesehatan lansia dan kehidupan di masa tuanya.

Keluarga lansia juga mengungkapkan kurangnya perhatian kepada lansia karena kesibukannya bekerja, keluarga juga mengatakan kurang mencarikan informasi kesehatan yang berkaitan dengan keluhan lansia karena dianggap bahwa lansia itu sudah waktunya dihampiri oleh berbagai macam penyakit. Keluarga mengatakan bahwa jarang sekali untuk menemani lansia walaupun diwaktu senggang. Dusun Deresan ini belum pernah dilakukan penelitian tentang kualitas hidup lansia. Uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakakukan penelitian hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul Kabupaten Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

b. Mengetahui kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

c. Mengetahui dukungan keluarga di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

d. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul. e. Mengetahui jenis dukungan keluarga yang paling berpengaruh

terhadap kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan tentang keterkaitannya hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

2. Bagi Perawat komunitas

a. Menambah referensi ilmu keperawatan geriatrik atau lansia.

b. Menambah ilmu keperawatan yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

c. Mengembangkan ilmu keperawatan yang ada hubungannya dengan dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia.

d. Mendapatkan informasi dan gambaran tentang pemberian dukungan keluarga dengan memperhatikan kualitas hidup lansia.

3. Bagi Lansia

Sebagai gambaran untuk para lanjut usia tentang pentingnya dukungan yang diberikan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. 4. Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi kepada keluarga terhadap kualitas hidup lansia yang tinggal satu rumah.

b. Memberikan pengetahuan bahwa dukungan dari keluarga adalah salah satu yang dibutuhkan oleh lansia selama menjalani masa tuanya bersama keluarganya.

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang pengetahuan peneliti, memang telah banyak yang membahas dukungan keluarga, tetapi belum ada peneliti yang membahas hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia. Adapun peneliti yang membahas tentang dukungan keluarga dan kaitanya dengan kesejahteraan, serta kualitas hidup lansia yaitu :

1. Oktaviana (2009), melakukan penelitian tentang Hubungan antara Bentuk Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian non experimen dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara random sampling dengan populasi lansia lebih dari 30 tahun keatas sebanyak 53 orang. Analisa data menggunakan korelasi Sperman’s Rho. Hasil penelitian mengarah pada bentuk interaksi assosiatif (60%). Kualitas hidup lansia di PSTW Abiyoso Yogyakarta dalam kategorik baik (92,5%). Hasil uji statistik hubungan antara bentuk interaksi sosial assosiatif dengan vitalitas. Nilai signifikan (p<0,05). Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel independen dan instrumen analisa data peneliti

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

menggunakan Chi-square. cara pengambilan sampel peneliti menggunakan Total sampling, Persamaan terletak pada populasi lansia berumur 60 tahun keatas.

2. Sutikno (2011) meneliti tentang Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelompok Jantung Sehat Surya Group Kediri. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian ini terletak pada populasi yaitu pada poplasi lansia yang mempunyai penyakit jantung kronik, sementara populasi peneliti lansia yang sedang tidak mempunyai penyakit kronik. , kemudian peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Persamaan pada penelitian ini adalah pada variabel yaitu kualitas hidup lansia.

3. Fatmawati (2011) meneliti tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Wanita Menghadapi Menopause di dusun Blawong 1 Jetis Bantul. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah wanita usia 40-50 tahun yang sesuai dengan criteria inklusi. Teknik pemgambilan sampel menggunakan simple random sampling yaitu sebesar 34 responden. Instrumen yang digunakan yaitu dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden wanita sebanyak 23 orang (67,6%). Terdapat 10 (29,4%) orang dengan kesiapan baik, 15 (14,1%) orang dengan kesiapan cukup dan 9 (26,5%) orang dengan kesiapan kurang baik. Hasil perhitungan statistic dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kesiapan wanita menghadapi menopause. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel dependent dan desain penelitian menggunakan cross sectional. Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat pada variabel dependent, populasi yang diambil, cara pengambilan sampel peneliti menggunakan Total sampling, dan teknik analisa data menggunakan Chi-square.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun Deresan Ringinharjo Bantul terletak di wilayah Kelurahan Ringinharjo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Kelurahan ini memiliki 8 dusun yaitu dusun Deresan, dusun Gemahan, dusun Gayam, dusun Mandingan, dusun Soropaten, dusun Jetak, dusun Bantul Karang, dusun Sogatran. Kelurahan ini masih berada dipertengahan Kota Bantul yang dekat dengan area jalan raya. Dusun Deresan merupakan masih wilayah kerja Puskesmas Geblak Bantul dan terdapat Puskesmas Pembantu di wilayah Ringinharjo. Batas-batas wilayah dusun Deresan sebagai berikut :

Sebelah barat : Pedukuhan Kembanggede Guwosari Pajangan Bantul Sebelah Selatan :Pedukuhan Pandak Bantul

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Sebelah Timur : Pedukuhan Menden Bantul

Sebelah Utara : Pedukuhan Guwosari Pajangan Bantul

Wilayah pedusunan Deresan terdiri dari 8 Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 06, RT 07 dan RT 08. Jumlah penduduk di dusun Deresan ini sebanyak 825 jiwa dengan 289 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk melakukan mata pencaharian dengan bercocok tanam, berdagang, buruh karyawan dan pegawai negeri sipil. Dusun Deresan terdapat posyandu lansia yang setiap akhir bulannya dilakukan pemeriksaan kesehatan (penimbangan dan pengukuran tekanan daran dan pemberian tablet vitamin) oleh para kader yang sudah terlatih dibawah wewenang puskesmas pembantu di Desa Ringinharjo. Kegiatan lain di dusun Deresan yaitu perkumpulan ibu-ibu sampai dengan lansia, pengajian dan arisan RT yang dilakukan secara rutin.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian, diperoleh karakteristik lansia di dusun Deresan

Ringinharjo Bantul sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)

Umur 60-74 tahun 75-90 tahun > 90 tahun 21 17 0 55,3 44,7 0 Jumlah 38 100 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 14 24 36,8 63,2 Total 38 100 Status Pernikahan Menikah 17 44,7

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52 Berpisah/cerai Janda/duda 3 18 7,9 47,4 Jumlah 38 100 Pendidikan Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak tamat SD 13 11 8 6 34,2 28,9 21,1 15,8 Jumlah 38 100 Riwayat penyakit

Tidak memiliki riwayat hipertensi dan

diabetes melitus Hipertensi Diabetes mellitus

Riwayat kesehatan lainnya

15 12 7 4 39,5 31,6 18,4 10,5 Jumlah 38 100

Sumber : Data primer tahun 2012

Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar lansia di dusun Deresan berumur 60-74 tahun sebanyak 21 orang (55,3%). Jenis kelamin lansia sebagian besar perempuan sebanyak 24 orang (63,2%). Status pernikahan lansia sebagian besar adalah menikah sebanyak 17 orang (44,7%). Pendidikan lansia sebagian besar tamat SMA sebanyak 13 orang (34,2%). Sebagian besar lansia tidak memiliki riwayat hipertensi dan DM sebanyak 15 orang (39,5%).

3. Dukungan Keluarga pada Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Hasil analisis dukungan keluarga kepada lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Bentuk dukungan sosial keluarga Frekuensi Prosentase (%)

Dukungan emosional

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53 Rendah 10 26,3 Jumlah 38 100 Dukungan instrumental Tinggi Rendah 25 13 65,6 34,2 Jumlah 38 100

Dukungan penilaian dan penghargaan Tinggi Rendah 21 17 55,3 44,7 Jumlah 38 100 Dukungan informasional Tinggi Rendah 25 13 65,6 34,2 Jumlah 38 100 Dukungan keseluruhan Tinggi Rendah 24 14 63,2 36,8 38 100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mendapatkan dukungan emosional yang tinggi dari keluarga sebanyak 28 orang (73,7%). Dukungan instrumental yang diperoleh lansia sebagian besar tinggi sebanyak 25 orang (65,8%). Dukungan penghargaan yang diperoleh lansia sebagian besar tinggi sebanyak 21 orang (55,3%). Dukungan informasional yang diperoleh lansia sebagian besar tinggi sebanyak 25 orang (65,8%). Secara keseluruhan lansia mendapatkan dukungan yang tinggi dari keluarga sebanyak 24 orang (63,2%).

4. Gambaran Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Gambaran kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Kualitas hidup lansia Frekuensi Prosentase (%)

Fungsi fisik Baik Buruk 24 14 63,2 36,8 Jumlah 38 100 Nyeri tubuh Baik Buruk 21 17 55,3 44,7 Jumlah 38 100 Kesehatan umum Baik Buruk 24 14 63,2 36,8 Jumlah 38 100 Vitalitas Baik Buruk 27 11 71,1 28,9 Jumlah 38 100

Kesehatan mental secara umum Baik Buruk 27 11 71,1 28,9 Jumlah 38 100 Fungsi sosial Baik Buruk 20 18 52,6 47,4 Jumlah 38 100

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

Fungsi peran karena masalah emosi Baik Buruk 25 13 65,8 34,2 Jumlah 38 100

Fungsi peran karena masalah fisik Baik Buruk 22 16 57,9 42,1 Jumlah 38 100

Kualitas hidup keseluruhan Baik Buruk 26 12 68,4 31,6 Jumlah 38 100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Tabel 4.3 menunjukkan lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul sebagian besar memiliki fungsi fisik baik sebanyak 24 orang (63,2%). Nyeri tubuh lansia sebagian besar baik sebanyak 21 orang (55,3%). Kesehatan umum lansia sebagian besar baik sebanyak 24 orang (63,2%). Vitalitas lansia sebagian besar baik sebanyak 27 orang (71,1%). Kesehatan mental secara umum sebagian besar baik sebanyak 27 orang (71,1%). Fungsi sosial lansia sebagian besar baik sebanyak 20 orang (52,6%). Fungsi peran karena masalah emosi sebagian besar baik sebanyak 25 orang (65,8%). Fungsi peran karena masalah fisik sebagian besar baik sebanyak 22 orang (57,9%). Secara keseluruhan lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul memiliki kualitas hidup yang baik sebanyak 26 orang (68,4%).

5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Hasil analisa tabulasi silang dan hasil uji Chi- Square hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul sebagai berikut:

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Chi Square Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo

Bantul

Dukungan Kualitas hidup lansia Total X2hitung p- Cont.

Keluarga Baik Buruk Value coeff.

f % F % f % 6,705 0,010 0,387

Tinggi 20 52,6 4 10,5 24 63,2

Rendah 6 15,8 8 21,1 14 36,8

Total 26 68,4 12 31,6 38 100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Tabel 4.4 menunjukkan lansia yang mendapat dukungan keluarga tinggi sebagian besar kualitas hidupnya baik sebanyak 20 orang (52,6%). Sedangkan lansia yang mendapat dukungan keluarga rendah sebagian kualitas hidupnya buruk sebanyak 8 orang (21,1%).

Hasil uji Chi- Square diperoleh p-value sebesar 0,010 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

Hasil analisa koefisien keeratan hubungan antar variabel didapatkan nilai koefisien r 0,387. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara keeratan hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

6. Analisis Regresi Logistik

Hasil uji multivariat pengaruh dukungan keluarga terhadap kualitas

hidup lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Uji Regresi Logistik Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Variabel p-value Beta

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57 Dukungan instrumental 0,024 3,540 Dukungan penilaian 0,048 3,732 Dukungan informasi 0,041 4,519

Sumber : Data Primer tahun 2012

Hasil perhitungan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Variabel dukungan emosional memiliki koefisien beta atau nilai

konstanta hasil regresi variabel dukungan emosional 4,612 dengan p-value 0,005 < 0,05, berarti dukungan emosional memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan kualitas hidup lansia. Semakin tinggi dukungan emosional, maka lansia cenderung memiliki

kualitas hidup yang baik.

b. Variabel dukungan instrumental memiliki koefisien beta 3,540 atau nilai konstanta hasil regresi variabel dukungan instrumental dengan p-value 0,024 < 0,05, berarti dukungan instrumental memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kualitas hidup lansia. Semakin tinggi dukungan instrumental, maka lansia cenderung memiliki kualitas hidup yang baik.

c. Variabel dukungan penilaian memiliki koefisien beta atau nilai konstanta dari hasil regresi variabel dukungan penilaian dan penghargaan 3,732 dengan p-value 0,048 < 0,05, berarti dukungan penilaian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kualitas hidup lansia. Semakin tinggi dukungan penilaian, maka lansia cenderung memiliki kualitas hidup yang baik.

d. Variabel dukungan informasi memiliki koefisien beta atau nilai konstanta hasil dari regresi variabel dukungan informasi 4,519 dengan p-value 0,041 < 0,05, berarti dukungan informasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kualitas hidup lansia. Semakin tinggi dukungan informasi, maka lansia cenderung memiliki kualitas hidup yang baik.

Berdasarkan tabel 4.5 dengan melihat nilai koefisien beta diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

adalah dukungan emosional karena memiliki nilai beta atau hasil regresi paling tinggi daripada hasil regresi variabel dukungan yang lain yaitu 4,162.

B. Pembahasan

1. Dukungan Keluarga pada Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, jika salah satu anggota keluarga bermasalah terhadap kesehatannya pasti kanan mempengaruhi fungsi dari keluarga. Dukungan keluarga merupakan unsure terpenting dalam individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan emosional yang tinggi dari keluarga sebanyak 28 orang (73,7%). Caplan (1976) cit Friedman (1998) menyatakan bahwa setiap orang membutuhkan dukungan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan, dan perhatian. Lansia yang mendapat dukungan sosial dari keluarga akan sangat membantu lansia dalam menghadapi kehidupannya karena merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengarkan segala keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Analisa terhadap dukungan instrumental menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan instrumental yang tinggi dari keluarga sebanyak 25 orang (65,8%). Materi yang diberikan keluarga pada lansia sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan lansia selama masa hidupnya termasuk tambahan uang untuk melaksanakan berbagai aktivitas. Hal ini sejalan dengan teori Caplan (1976) cit Friedman (1998) bahwa keluarga merupakan sumber pertolongan praktis

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

dan kongkrit dalam bentuk materi, tenaga dan sarana. Manfaat dari dukungan instrumental bagi lansia adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun.

Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator tentang dunia, berupa petunjuk, nasehat, dan saran ataupun gagasan dan peluang. Menjelaskan dengan pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap dukungan informasional menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan informasi yang tinggi dari keluarga sebanyak 25 orang (65,8%). Menurut Caplan (1976) cit Friedman (1998) bahwa bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat ini, misalnya nasehat dan informasi-informasi tentang kesehatan lansia yang dapat menjadikan lansia lebih mampu untuk mengatasi masalah dengan lebih mudah. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh lansia dalam menjalankan kehidupannya.

Manfaat dari dukungan informasional adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyambungkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek lain dari dukungan ini adalan nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasional. Sebagian besar responden lansia juga mendapatkan dukungan penghargaan dan penilaian yang tinggi dari keluarga sebanyak 21 orang (55,3%). Menurut Caplan (1976) cit Friedman (1998) keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga. Berisi tentang hal-hal yang digunakan untuk mengevaluasi (penilaian) dan perbandingan sosial. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif kepada lansia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lansia, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu lansia dalam membangun harga diri dan kompetensi. Untuk

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

dapat menjalani kehidupannya dengan baik, seorang lansia membutuhkan kemauan untuk memandang hidup sebagai sebuah harapan dan juga dibutuhkan pikiran yang positif dalam memandang setiap permasalahan yang mereka alami. Pikiran dan sikap positif tersebut dapat muncul apabila ada dukungan dari orang sekitar khususnya keluarga. Peran positif dari keluarga akan membuat lansia berpikir bahwa kehadirannya masih sangat berarti dan dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.

Hasil penelitian dukungan keluarga pada lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat dukungan yang tinggi dari keluarga sebanyak 24 orang (63,2%). Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia, dimana dukungan ini sangat dibutuhkan lansia selama menjalani kehidupannya sehingga lansia merasa diperhatikan dan dihargai. Hal ini sejalan dengan teori Maryam (2008) bahwa keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi, dukungan dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia.

Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat mungkin untuk memberikan sumbangan terhadap kestabilan psikologis seorang lansia dalam menghadapi kehidupannya. Adanya dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas, depresi, dan stress pada lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2011) yang menunjukkan bahwa seorang wanita yang akan menghadapi masa menopause akan lebih siap dengan diberikannya dukungan yang lebih terutama oleh dukungan suami, hal ini dapat mengurangi kecemasan yang dialami perempuan dalam menghadapi masa menopausenya.

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

Hasil penelitian kualitas hidup dari segi fungsi fisik sebagian besar lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul memiliki fungsi fisik yang baik sebanyak 24 orang (63,2%). Fungsi fisik adalah kemampuan aktifitas seperti berjalan, menaiki tangga, berpakaian atau mandi, membungkuk, mengangkat, serta gerak badan. Lansia yang memiliki fungsi fisik sedang menunjukan adanya keterbatasan semua aktivitas atau terjadi pembatasan aktivitas fisik karena masalah kesehatan yang ada.

Lansia yang memiliki fungsi fisik buruk, menunjukan lansia tidak dapat melakukan hampir semua jenis aktivitas fisik tanpa keterbatasan yang disebabkan oleh masalah kesehatan, kondisi tersebut bisa menjadi indikator dari keadaan tidak sejahtera dan penurunan dari kualitas hidup hasil ini didukung oleh teori Renwick (1996) yang menyatakan, kualitas hidup dapat menjadi istilah yang umum untuk menyatakan status kesehatan, salah satunya yaitu dengan menilai kondisi fungsi fisik.

Kualitas hidup lansia dari segi nyeri tubuh lansia sebagian besar baik sebanyak 21 orang (55,3%). Perasaan nyeri adalah intensitas rasa nyeri dan pengaruh nyeri terhadap pekerjaan normal baik di dalam maupun di luar rumah. Banyaknya lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul yang memiliki nilai nyeri tubuh dengan kategori baik, menunjukan tidak ada keterbatasan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh rasa nyeri sehingga kualitas hidup lansia dikategorikan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ware (1990) menyatakan bahwa suatu keadaan ketidaknyamanan (nyeri atau sakit) yang berat dihubungkan dengan suatu peristiwa yang mengancam keutuhan seseorang, hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup, kualitas hidup yang baik akan tercapai jika tidak ditemukannya produk Suffering (penderitaan) atau ketidaknyamanan berupa perasaan nyeri.

Kesehatan umum lansia di dusun Deresan sebagian besar baik sebanyak 24 orang (63,2%). Kesehatan umum adalah kesehatan saat ini, ramalan tentang kesehatan dan daya tahan terhadap penyakit. Banyaknya lansia di

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

Dusun Deresan Ringinharjo Bantul yang memiliki nilai kesehatan umum yang baik menunjukan kepercayaan lansia terhadap kesehatan pribadi baik, hal ini berpengaruh pada kualitas hidup lansia. Ware (1990) mempersepsikan kesehatan umum berkaitan erat dengan produktivitas dan kualitas hidup baik pada level individu maupun komunitas.

Kualitas hidup lansia secara vitalitas di dusun Deresan sebagian besar baik sebanyak 27 orang (71,1%). Vitalitas adalah tingkat kelelahan, capek, dan lesu. Banyaknya lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul yang memiliki nilai vitalitas dengan kategori baik menunjukan bahwa lansia merasa penuh semangat dan energik. Hal ini sesuai teori Ware (1990), bahwa individu yang memiliki tingkat vitalitas yang baik akan menikmati hidupnya dengan penuh semangat dan memiliki berbagai rencana di masa depan, hal ini didukung oleh penelitian Oktaviana (2009) yang menyatakan bahwa domain vitalitas pada kualitas hidup lansia mempunyai hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Oktaviana (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara vitalitas dengan kualitas hidup lansia, keadaan lansia di PSTW Abiyoso yang selalu bersemangat setiap harinya dengan kata lain lansia memiliki vitalitas yang baik, hal ini terbukti dari lansia yang memiliki interaksi sosial yang baik, kemudian para lansia yang masih bersosialisasi dengan orang disekitarnya dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki, banyaknya kegiatan yang diadakan dip anti menjadikan lansia menjadi bersemangat dan bersosialisasi sehingga fungsi vitalitas lansia semakin meningkat.

Kesehatan mental lansia di dusun Deresan secara umum sebagian besar adalah baik sebanyak 27 orang (71,1%). Kesehatan mental secara umum adalah tingkat dimana masalah emosional mengganggu pekerjaan atau aktifitas sehari-hari. Banyaknya lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul memiliki nilai kesehatan mental secara umum, baik. maka, dengan ini dapat disimpulkan bahwa pasien merasa damai, bahagia dan tenang tidak ada gangguan dari tingkat emosional yang mengganggu pekerjaan. Pernyataan

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

ini di dukung oleh teori Ware (1990) Kesehatan mental merupakan keadaan yang relative tetap, dimana pribadi menunjukan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri dan realisasi diri. Kesehatan mental meliputi kemampuan menahan diri,berperilaku dengan menenggang orang lain,dan sikap bahagia dengan menerima diri seutuhnya.

Fungsi sosial lansia di dusun Deresan sebagian besar baik sebanyak 20 orang (52,6%). Fungsi sosial adalah tingkat kesehatan fisik atau masalah emosional yang mengganggu aktifitas sosial yang normal. Fungsi sosial dalam penelitian ini dinilai dari tingkat kesehatan fisik atau masalah emosional yang mengganggu aktifitas sosial yang normal. Renwick (1996) menyatakan kegiatan sosial kelompok akan mempengaruhi peningkatan nilai kesehatan fisik seseorang karena seringkali sesama penderita dapat memahami dan berbagi pengalaman untuk memperkuat semangat hidup. Kesejahteraan sosial interpersonal antara individu dengan oranglain dan lingkungan yang lebih luas, keterlibatan individu dalam melakukan kegiatan sosial serta adanya dukungan sosial yang diperoleh individu.

Hal ini sejalan dengan penelitian Oktaviana (2009) yang menyatakan bahwa fungsi sosial yang diterima oleh lansia akan sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia, karena fungsi sosial ini merupakan suatu bentuk apresiasi lansia dalam pengembangan diri bersama orang lain.

Fungsi peran karena masalah emosi sebagian besar baik sebanyak 25 orang (65,8%). Fungsi peran karena masalah emosi adalah masalah emosional yang mengganggu aktifitas sosial yang normal. Banyaknya lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul yang memiliki nilai fungsi peran karena masalah emosi baik menunjukkan tidak adanya masalah emosional yang mengganggu aktifitas sosial yang normal. Memandang masalah emosional atau kejiwaan didapatkan dari keyakinan dan peran individu dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, peneriman dan pengakuan dari lingkungan dan keluarga menjadi penting dalam tatanan peran individu terhadap kondisi emosional atau kejiwaan (Videback, 2008).

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

64

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hapsari (2002) bahwa masa lanjut usia merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada siklus kehidupan manusia. Menjadi tua bukanlah suatu penyakit melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Secara psikis gejala-gejalayang tampak adalah lambat berpikir, berkurangnya daya ingat, gairah hidup menurun, berubahnya pola tidur dan kehilangan pekerjaan karena pensiun, yang hampir dapat dipastikan semuanya mengganggu kondisi emosional seseorang. Kondisi emosi yang dimunculkan dapat berupa rasa takut, rasa marah, sedih atau susah, kecil hati, dendam, iri hati, rasa benci, dan sebagainya, dan berpengaruh baik maupun buruk terhadap kehidupan seseorang termasuk dalam menerima orang lain dalam kehidupannya.

Fungsi peran karena masalah fisik sebagian besar lansia di dusun Deresan baik sebanyak 22 orang (57,9%). Fungsi peran karena masalah fisik adalah masalah fisik yang mengganggu aktifitas sosial yang normal. Banyaknya lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul yang memiliki nilai fungsi peran karena masalah fisik baik menunjukkan adanya gangguan fisik yang tidak mengganggu aktifitas sosial yang normal. Menurut Calman (1984 dalam Cribb 2003), menganggap kualitas hidup dalam potensi perbaikan yang diinginkan oleh individu, dimana perbaikan mengacu kepada peningkatan emosional dan ketrampilan individu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil pene;itian Oktaviana (2009) yang menyatakan bahwa walaupun terjadi beberapa keterbatasan karena masalah fisik pada lansia di PSTW Abiyoso Pakem Yogyakarta masih tetap bisa mengikuti kegiatan yang diadakan dipanti.

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan kualitas hidup lansia yang ada di dusun Deresan Ringinharjo Bantul Yogyakarta sebagian besar adalah baik sebanyak 26 orang (68,4%). Menurut Sutikno (2011) kualitas hidup lansia merupakan suatu komponen yang kompleks dimana mencakup tentang usia harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, kesehatan psikis

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65

dan metal, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan sosial. Kualitas hidup lansia yang baik dipengaruhi dukungan keluarga dan karakteristik lansia, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan dan penyakit.

Jenis kelamin sangat mempengaruhi angka harapan hidup. Menurut Rapley (2003) pada umumnya rata-rata angka harapan hidup telah meningkat yaitu lebih dari 70 tahun untuk laki-laki dan lebih dari 80 tahun untuk wanita dan laki-laki mempunyai kualitas hidup yang rendah dibanding perempuan. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Oktaviana (2009) bahwa seseorang peremouan akan mempunyai kualitas hidup yang lebih daripada seorang laki-laki, hal ini dibuktikan dengan adanya umur harapan hidup perempuan lebih tua daripada umur harapan hidup laki-laki.

Sejalan dengan bertambahnya umur, setiap manusia akan menjadi tua. Menua berarti mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan fisik maupun emosional. Menurut Rapley (2003), meningkatnya umur dapat mempengaruhi kualitas fisik seseorang sehingga kualitas hidupnya menurun.

Menurut Fleck (2008), pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan subyektif. Pendidikan akan mengembangkan kemampuan yang membantu individu mengontrol kehidupan mereka sendiri, mendorong dan memungkinkan hidup sehat (Miroswsky, 2003).

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Menurut Rapley (2003), bagi individu yang menderita penyakit kronis, kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan dapat digambarkan sebagai suatu perasaan bagaimana individu tersebut merasakan penyakit yang dideritanya sehingga mempengaruhi kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

66

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Hasil tabulasi silang menunjukkan lansia yang mendapat dukungan

keluarga tinggi sebagian besar kualitas hidupnya baik sebanyak 20 orang (52,6%). Sedangkan lansia yang mendapat dukungan keluarga rendah sebagian kualitas hidupnya buruk sebanyak 8 orang (21,1%). Sebanyak 4 lansia (10,5%) mendapatkan dukungan yang tinggi dari keluarga, tetapi pada kenyataannya mkualitas hidupnya rendah, hal ini tentunya berbanding terbalik dengan hasil penelitian dengan uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul.

Hasil wawancara kepada lansia yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi tetapi kualitas hidupnya rendah mengungkapkan bahwa kepuasan hidup akan meningkat apabila masih mempunyai pasangan hidup, karena lansia bersugesti bahwa pasangan hidup merupakan orang yang sangat bermakna dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasangannya, tetapi apabila pasangan hidup telah tiada sulit bagi lansia untuk meningkatkan kepuasan hidupnya karena telah hidup sendiri.

Menurut Maryam (2008), keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannnya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi, dukungan dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia. Bila dukungan keluarga tinggi maka akan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian yang akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup lansia. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Darmojo (2002) yang menyatakan meiningkatnya status kesehatan akan meningkatkan kualitas hidup individu, dukungan sosial atau keluarga sangat diperlukan untuk mencapai kondisi tersebut.

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Oktaviana (2009) yang menyimpulkan ada hubungan antara bentuk interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Pakem Yogyakarta. Demikian juga dengan penelitian Fatmawati (2011) yang menyimpulkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kesiapan wanita menghadapi menopause di Dusun Blawong 1 Jetis Bantul. Penelitian Sutikno (2011) yang menyimpulkan adanya hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Kelompok Jantung Sehat Surya Group Kediri.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:

1. Kelemahan Dalam Penelitian

Adanya kesulitan responden dalam memahami pertanyaan saat kuesioner dibacakan bagi lansia yang tidak bisa membaca dan menulis meskipun sudah diberikan penjelasan berulang oleh peneliti sehingga menyebabkan pengisian kuesioner kurang maksimal.

2. Kesulitan Dalam Penelitian

Pengumpulan data dukungan keluarga dan kualitas hidup dengan kuesioner dilakukan dengan cara membacakan kuesioner kepada lansia yang tidak bisa membaca dan menulis, sehingga peneliti banyak membutuhkan waktu untuk

(37)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

68

melakukan pendekatan dengan responden. Lansia juga terkadang mengulur waktu dengan pembicaraan keluar topik, sehingga terkadang dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan satu responden lansia.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Karakteristik lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul sebagian besar berumur 60-74 tahun, jenis kelamin lansia sebagian besar perempuan, status pernikahan lansia sebagian besar adalah menikah, pendidikan lansia sebagian besar tamat SMA, sebagian besar lansia tidak memiliki riwayat hpertensi dan DM.

2. Dukungan keluarga pada lansia di dusun Deresan Ringinharjo Bantul sebagian besar adalah tinggi.

(38)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69

3. Kualitas hidup lansia di di dusun Deresan Ringinharjo Bantul sebagian besar adalah baik.

4. Dukungan emosional paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. 5. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di

Dusun Deresan Ringinharjo Bantul dengan keeratan hubungan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

mahasiswa Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta menggunakan hasil penelitian ini guna menambah wawasan tentang hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia.

2. Bagi perawat komunitas

Perawat hendaknya memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang memiliki lansia melalui kegiatan penyuluhan-penyuluhan sehingga keluarga termotivasi untuk memberikan dukungan kepada lansia.

3. Bagi lansia di Dusun Deresan Ringinharjo Bantul

Lansia hendaknya dapat menyesuaikan dengan perubahan fisik dan kesehatan yang terjadi dan melakukan berbagai aktivitas yang positif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Bagi masyarakat khususnya keluarga lansia

Keluarga yang mempunyai lansia hendaknya dapat menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami lansia serta memberikan dukungan kepada lansia terutama dukungan emosional.

(39)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

70

Alimul, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Berlin, Marcelo T dan Fleck, MPA. (2003). Quality of Life : a Brand New Concept For Research an practice in psychiatry. USA : Sage Publication. Cribb, A.(2003). Quality Of Life- a response to K.C Calman. (Jurnal Kesehatan).

Diakses 29 Juli 2012. http//www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc 1374977/pdf.

Dahlan, Sopiyudin. (2010). Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Darmojo, B. (2002). Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fleck, M.P.A. (2008). A avaliacao de qualidade de vida: guia para professionais da saude. Porto Alegre: Artmed.

Friedman. M. M. (1998). Keperawatan Keluarga, Teori Dan Praktik (Edisi 3). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Fatmawati , ita. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kesiapan Wanita menghadapi Menopause Di Dusun Blawong 1, Jetis Bantul. Program studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Maryam, R . S , dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.

Miroswsky., John and Ross., Catherine E. (2003). Education, Cumulative, advantage, and health. Aging International. 30,27-62.

Notoatmojo. (2005) . Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :Jakarta .

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi/ Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

(40)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

71

Oktaviana, A. R. (2009). Hubungan Antara Bentuk Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta . Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Papalia, Old., Feldman et al. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia). Jakarta: Salemba Humanika.

Putri, Dien. (2008). Gambaran Kualitas Hidup Lansia Yang Tinggal Di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur. Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Rapley, M. (2003). Quality of Life Research. New Delhi: Sage Publications.

Renwick, R., & Brown, I. (1996). The Centre of Health Promotion’s Conceptual Approach to Quality of Life : Being, Belonging, and Becoming in Quality of Life un Health Promotion and Rehabilitation. USA : Sage Publication. Riwidikno, H. (2010). Statistik Kesehatan : Belajar Mudah Teknik Analisis Data

dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Rosdiyanti. (2010). Tahun 2010-2011 Akan Terjadi Ledakan lansia di Indonesia

www.galerigrya.com. Diakses tanggal 23 Maret 2012.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.

Setyowati , S, dan Murwani , A. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Stanley, M,&Bare. P.G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Gerontological Nursing: A Health Promotion/Protection Approach). Alih bahasa: Nety Juniarti&Sari Kurnianingsih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Suharmiati. (2003). Pemanfaatan Mengkudu Untuk Kesehatan Lansia. Medika No. 1 th. XXIX: 402-405.

Sukardi. (2002). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofren di Rumah Sakit Jiwa Surakarta . Skripsi . Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Gadjah Mada.

(41)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

72

Sutikno. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelompok Jantung Sehat Surya Group Kediri. Thesis. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Gadjah Mada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanju Usia.

Videback. (2008). Buku Ajar Keperawayan Jiwa. Jakarta : EGC.

Ware, J.E. (1990). The Short Form 36 Health Survey, In: Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questioneres (Mc Dowell I, Newel C) 2nd edition. New York: Oxford University Press.

Wismeijjer, A.A.J., Vingerhoets,A.J.J.M,De Vries,J. (2010). Quality of Life-Related Concepts : Theoritical and Practical Issues(pp.1753-1766). In V.R.Preedy and R.R. Watson(Ed). Handbook of disease burdens and quality of life measures (pp.3727-3746). New York: Springer Science and Bussines Media LLC.

World Health Organization (WHO). (1996). WHOQOL-BREF : Introduction, administration, scoring ang generic version of the assessment. Geneva : World Health Organization (WHO).

White, C. L., Poissant, L.,Cote-LeBlanc, G.,Wood-Dauphinee,S. (2006). Longterm caregiving after stroke: the impact on caregiver’s quality of life. Retrieved:http://findarticles.com/p/articles/mi_hb6374/is_5_38?ai_n29299 578.

(42)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Referensi

Dokumen terkait

HK 02.02/Menkes/148/I/2010” dan perumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana batasan kewenangan yang dimiliki dokter dan perawat sebagai pihak pemberi pelayanan kesehatan

jet atau sering dikenal “jet pump”. Selama ini efisiensi jet pump belum optimal terhadap nozzle yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

Tawakal diartikan dengan sikap pasrah dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Dalam bahasa Arab, tawakal berarti `mewakilkan’, yaitu mewakilkan kepada Allah untuk

Untuk piringan dan cincin yang memiliki massa lebih ringan menggunakan beban yang juga relatif ringan agar putaran benda tidak berlangsung secara cepat sehingga nilai RPM

Makalah ini akan mencoba memberikan gambaran secara umum perihal perkembangan bisnis syariah di Indonesia, khususnya untuk wilayah Nusa Tenggara Barat sebagai salah

PAGERUYUNG 66 INDAH KHIKMATUS SHOFA DESA KUMPULREJO RT.01/04 PATEBON KENDAL 67 ANINDYA ASTARI GRIYA PRAJA MUKTI BLOK K.25 KENDAL.. 68 MATSNA MUTTAQIYAH CEPIRING RT.09/02

Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor

ekspresif dengan diskusi tatap muka cenderung lebih sering berpartisipasi dalam diskusi online karena memberikan banyak waktu untuk berpikir sebelum memberikan