• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Perjanjian Kredit.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Perjanjian Kredit.doc"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh ini hanya sebagai referensi dalam pelaksanaannya unit pelaksana dapat menambahkan dan melakukan penyesuaian dengan berpedoman kepada Ketentuan dan Syarat Umum/lain Perjanjian Kredit dan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK).

PERJANJIAN KREDIT

Nomor : ………..

Perjanjian Kredit Modal Kerja/Kredit Investasi *) ini dibuat dan ditandatangani pada ___, tanggal _____ bulan ___ tahun _____, oleh dan antara:

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum

pada SPPK

1. (Apabila yang menandatangani adalah Direktur/Direktur Utama)

Nama Direktur/Direktur Utama (pilih salah satu), sebagai Direktur……….,

dengan demikian berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk., berkedudukan di Bandung selanjutnya disebut “bank bjb”.

(Apabila yang menandatangani adalah Pemimpin Divisi)

Nama Pemimpin Divisi, sebagai Pemimpin Divisi………. dalam hal ini bertindak

selaku kuasa berdasarkan surat kuasa Direksi/surat kuasa substitusi/Surat Keputusan Direksi tentang______ (pilih salah satu) Nomor ….. Tanggal ……… , dengan demikian berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk., berkedudukan di Bandung selanjutnya disebut “bank bjb”.

(Apabila yang menandatangani adalah Pemimpin Cabang)

Nama Pemimpin Cabang, sebagai Pemimpin Cabang ………. dalam hal ini

bertindak selaku kuasa berdasarkan surat kuasa Direksi/surat kuasa substitusi/Surat Keputusan Direksi tentang______ (pilih salah satu) Nomor ….. Tanggal ……… , dengan demikian berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk., berkedudukan di Bandung, Jl. Naripan No. 12 – 14, Jawa Barat, selanjutnya disebut “Bank”.(diisi dengan Komparisi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. yang terakhir)

2. (Apabila berbentuk Perseroan Terbatas yang menggunakan surat

kuasa/surat keputusan direksi yang menyatakan kewenangannya)

Nama pihak yang mewakili debitur, sebagai ……….dalam hal ini bertindak

selaku kuasa berdasarkan surat kuasa/persetujuan ………(sesuaikan dengan

sebutan pengurus dalam anggaran dasar perusahaan dimaksud) Nomor

….. Tanggal ………, dengan demikian berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili PT..., berkedudukan di ..., dalam melakukan perbuatan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari ……….. yang turut menandatangani Perjanjian

Kredit/berdasarkan surat persetujuan (pilih salah satu apakah pihak yang

memberikan persetujuannya dengan cara menandatangani langsung perjanjian kredit atau dengan surat persetujuan) Tanggal ………,

selanjutnya disebut “Debitur”;

(agar dipastikan persetujuan yang diperlukan oleh Perseroan Terbatas)

Atau

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(2)

(Apabila berbentuk Perseroan Terbatas dimana pihak yang

menandatangani perjanjian kredit bukan merupakan kuasa dari Perseroan Terbatas)

Nama pihak yang mewakili debitur, sebagai Direktur, dengan demikian berwenang

dan sah bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili PT ... dalam melakukan perbuatan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari ……….. yang turut menandatangani Perjanjian Kredit/berdasarkan surat persetujuan (pilih

salah satu apakah pihak yang memberikan persetujuannya dengan cara menandatangani langsung perjanjian kredit atau dengan surat persetujuan) Tanggal ………, selanjutnya disebut “Debitur”;

(agar dipastikan persetujuan yang diperlukan oleh Perseroan Terbatas) (Apabila berbentuk Koperasi)

Nama pihak yang mewakili debitur, sebagai pengurus, dengan demikian

berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Pengurus Koperasi..., berkedudukan di ..., dalam melakukan perbuatan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari ……….. yang turut menandatangani Perjanjian Kredit/berdasarkan surat persetujuan (pilih salah

satu apakah pihak yang memberikan persetujuannya dengan cara menandatangani langsung perjanjian kredit atau dengan surat persetujuan. Sesuaikan dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi) Nomor... Tanggal ………, selanjutnya disebut “Debitur”; (Apabila berbentuk Yayasan)

1. ______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, sebagai Ketua dari Yayasan;

2. ______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, sebagai Sekretaris dari Yayasan; 3. ______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______,

tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, sebagai Bendahara dari Yayasan dengan demikian berwenang dan sah bertindak untuk dan atas nama Badan Pengurus Harian Yayasan ..., berkedudukan di ..., dalam melakukan perbuatan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari Pembina dan Pengawas Yayasan, yaitu : .... atau* yang turut menandatangani Perjanjian Kredit/berdasarkan surat persetujuan (*pilih salah satu apakah pihak yang

memberikan

persetujuannya dengan cara menandatangani langsung perjanjian kredit atau dengan surat persetujuan. Sesuaikan dengan anggaran dasar yayasan) Nomor... Tanggal ………, selanjutnya disebut

“Debitur”;

(Apabila berbentuk CV)

_______, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, dalam melakukan tindakan hukum dalam Perjanjian Kredit ini bertindak untuk diri sendiri dan sebagai Persero Pengurus CV ______ , berkedudukan _________, serta telah mendapat persetujuan dari :

a) ___ bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, selaku istri/suami (pilih salah satu) Debitur, dan

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(3)

b) ___, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang dalam memberikan persetujuan bertindak untuk diri sendiri dan sebagai Persero Pengurus CV _____ telah mendapatkan persetujuan suami/istrinya yaitu

______ , bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu

penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________,yang keduanya turut hadir menandatangani Perjanjian Kredit ini.

(mohon periksa Anggaran Dasar CV tersebut berkenaan dengan persyaratan untuk melakukan pinjaman apakah diperlukan persetujuan sekutu aktif lainnya dan kepastian mengenai pihak yang berwenang mewakili CV )

oleh karena itu sah dan berwenang untuk bertindak untuk dan atas nama CV _____ yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta nomor ___ tanggal ____ yang telah didaftarkan di Panitera Pengadilan Negeri ______ berdasarkan nomor pendaftaran _____ dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. ___ tanggal _______ Tambahan Berita Negara No. ___ selanjutnya disebut sebagai “Debitur”.

(Apabila Firma)

1. ______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang untuk melaksanakan tindakan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari istrinya/suaminya yaitu ______ bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang turut hadir dan menandatangani Perjanjian Kredit ini

2. ______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang untuk melaksanakan tindakan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari istrinya/suaminya yaitu ______ bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor

_________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang turut hadir dan menandatangani Perjanjian Kredit ini

oleh karena itu sah dan berwenang untuk bertindak untuk dan atas nama Firma _____ yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam Akta nomor ___ tanggal ____ yang dibuat oleh dan dihadapan ______ Notaris di _____ untuk selanjutnya disebut sebagai “Debitur”.

(Apabila Perorangan)

______ pekerjaan _______, tanggal lahir________, bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang untuk melaksanakan tindakan hukum ini telah mendapatkan persetujuan dari istrinya/suaminya yaitu ______ bertempat tinggal di _______, tanggal lahir________, pemegang kartu penduduk nomor _________, yang berlaku sampai dengan tanggal __________, yang turut hadir dan menandatangani Perjanjian Kredit ini selanjutnya, disebut sebagai “Debitur”. Bank dan Debitur bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Para Pihak”. Para Pihak bertindak dalam kedudukan masing-masing seperti tersebut diatas, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Debitur dengan suratnya nomor __ tertanggal ___ telah mengajukan permohonan fasilitas kredit kepada Bank.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(4)

2. Bank melalui Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) Nomor ___ tanggal ____ telah menyetujui untuk memberikan kredit modal kerja/kredit investasi berdasarkan permohonan fasilitas kredit Debitur tersebut diatas.

(*diisi dengan nomor & tanggal SPPK)

3. Bahwa SPPK tersebut beserta Ketentuan dan Syarat Umum/Lain Perjanjian Kredit PT. Bank Pembangunan Daerah jawa Barat dan Banten, Tbk. telah diserahkan kepada dan diterima baik serta disetujui maksud dan isinya oleh Debitur, terbukti dengan telah ditandatanganinya SPPK beserta Ketentuan dan Syarat Umum/Lain Perjanjian Kredit tersebut dan telah diserahkan kepada dan diterima kembali oleh Bank yang kesemuanya tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit ini.

4. Bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksudkan dalam Syarat-Syarat Penandatanganan Perjanjian Kredit dari SPPK dengan rincian sebagai berikut :

a. Telah mengerti dan menerima ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit ini b. Telah memenuhi persyaratan permohonan kredit

c. Telah menyerahkan dokumen-dokumen yang terkait dengan permohonan kredit d. Telah mengembalikan tembusan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) yang

ditandatangani oleh pengurus perusahaan yang berwenang diatas meterai. e. Telah menyerahkan dokumen-dokumen persetujuan yang dipersyaratkan

berdasarkan ketentuan perundang-undangan (bila ada) maupun anggaran dasar.

f. T elah membayar Provisi

g. Telah membayar biaya-biaya/menyediakan dana termasuk fee notaris, asuransi, dan pajak-pajak sehubungan dengan Perjanjian Kredit

a. Telah membuka rekening giro pada Bank

b. Telah menyerahkan surat persetujuan yang berdasarkan Anggaran Dasar diperlukan sehubungan dengan kredit kepada Bank

c. Pihak yang melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kredit adalah pihak yang berwenang mewakili Debitur.

d. Menyerahkan sertifikat atau Dokumen Agunan/jaminan untuk diikat sebagai jaminan.

e. Menjamin bahwa tidak ada ketentuan atau perjanjian dengan pihak ketiga lain manapun yang dilanggar sehubungan dengan penandatanganan Perjanjian Kredit.

*) diisi sesuai ketentuan dan syarat yang tercantum dalam SPPK Kesemuanya telah dipenuhi oleh Debitur sebagaimana mestinya

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini Para Pihak sepakat bahwa Bank memberikan kredit kepada Debitur dan Debitur mengaku berutang kepada Bank dan Para Pihak dengan ini setuju dan saling mengikatkan diri untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja/Perjanjian Kredit Investasi*) dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut (Perjanjian Kredit Modal Kerja/Perjanjian Kredit Investasi* ini, beserta semua lampirannya, sebagaimana sewaktu-waktu diubah, diperpanjang, ditambah atau diperbaharui untuk selanjutnya disebut ”Perjanjian Kredit”):

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

PASAL 1

PENGERTIAN/ISTILAH

1. Agunan kredit adalah meliputi benda bergerak, benda tidak bergerak, benda tetap atau tidak tetap, berwujud atau tidak berwujud yang oleh undang-undang Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal

Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(5)

dikategorikan sebagai jaminan dalam pengertian yang luas dan secara teknis dapat diterima oleh Bank.

2. Commitment Fee adalah fee yang dibebankan kepada Debitur apabila terdapat

porsi fasilitas kredit yang tidak/belum ditarik Debitur*).

*) dipergunakan apabila dikenakan Commitment Fee sebagaimana tercantum pada

SPPK

3. Debitur adalah pihak penerima Kredit dari Bank Berdasarkan Perjanjian Kredit termasuk tetapi tidak terbatas pada para ahli waris, para penerima dan atau pengganti haknya.

4. Denda adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh Debitur karena tidak memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu berdasarkan Perjanjian Kredit yang besarnya dihitung berdasarkan prosentase tertentu sesuai ketentuan dalam Perjanjian Kredit.

5. Dokumen agunan adalah semua dokumen yang membuktikan bahwa Agunan telah diberikan dan diikat untuk kepentingan Bank sebagaimana dokumen tersebut diubah,

ditambah atau diperbaharui dari waktu ke waktu, baik masing-masing maupun beberapa di antaranya maupun semuanya.

6. Fasilitas Kredit adalah penyediaan dana oleh Bank kepada Debitur berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Kredit yang mewajibkan debitur untuk melunasi Hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pembebanan bunga.

7. Fixed Rate adalah suku bunga yang besarnya tetap selama jangka waktu tertentu. atau*)

Floating Rate yaitu suku bunga yang besarnya dapat berubah sewaktu-waktu

(mengikuti mekanisme pasar).

*) pilih salah satu sesuai suku bunga yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

8. Grace Period Denda adalah suatu periode yang ditetapkan Bank untuk tidak

diperhitungkan dalam hari denda yang dikenakan kepada Debitur.

9. Hari Kerja adalah hari di mana layanan operasional Bank dan perbankan di

Indonesia pada umumnya beroperasi dan melakukan kliring sesuai ketentuan Bank Indonesia.

10.Hutang adalah seluruh kewajiban keuangan Debitur kepada Bank yang timbul dari transaksi kredit antara Bank dengan Debitur, berupa pokok dan/atau bunga yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, denda serta biaya-biaya lainnya.

11.Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara kegiatan operasional rutin (sehari-hari) perusahaan, uang muka, cadangan kas, atau komponen modal kerja lainnya sesuai dengan karakter bisnisnya.

atau*)

Kredit Investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada Debitur untuk membiayai kebutuhan barang-barang modal atau aktiva tetap dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi (perluasan), relokasi maupun project financing atau refinancing.

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

12. Penanggung adalah pihak (baik perorangan maupun badan hukum) yang setuju memberikan kesanggupan dan jaminan kepada Bank bahwa jika Debitur karena satu dan lain hal tidak dapat membayar Jumlah Terhutang kepada Bank, dengan ketentuan dan syarat yang tercantum dalam Jaminan Perorangan/Pribadi atau Jaminan Perusahaan.

13. Penarikan Kredit adalah setiap pembayaran dan atau pemindahbukuan dari Rekening Kredit yang dilakukan oleh Bank sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian Kredit dan atau dokumen lainnya yang disepakati bersama antara Bank dan Debitur.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(6)

14. Perjanjian Kredit berarti suatu perjanjian antara Bank dan Debitur yang menetapkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat khusus yang berlaku atas suatu Kredit dan dalam istilah Perjanjian Kredit, harus diartikan pula, termasuk setiap perubahan, penambahan dan atau pembaharuannya berikut segala lampiran-lampirannya.

15.Plafond Kredit adalah maksimal kredit yang dapat disediakan oleh Bank kepada Debitur sesuai dengan Perjanjian Kredit yang telah ditandatangani.

16.Provisi adalah biaya dengan tarif tertentu yang dibebankan Bank kepada Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit.

17.Revolving adalah fasilitas yang diberikan Bank kepada Debitur yang sifatnya dapat

ditarik kembali atas fasilitas kredit yang telah diangsur dengan ketentuan tidak melebihi plafond yang telah ditetapkan.

atau*)

Non Revolving adalah fasilitas yang diberikan Bank kepada Debitur yang sifatnya

tidak dapat ditarik kembali atas fasilitas kredit yang telah dilunasi/diangsur tersebut.

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

(Pencantuman definisi disesuaikan dengan jenis fasilitas kredit yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan para pihak)

PASAL 2 NOMINAL KREDIT

Kredit yang diberikan Bank kepada Debitur adalah Kredit Modal Kerja/Kredit

Investasi *) sebesar/ maksimum sebesar Rp ____

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

PASAL 3 TUJUAN KREDIT

Tujuan kredit adalah untuk _________________________________ *)

*) diisi sesuai tujuan kredit sebagaimana yang tercantum pada SPPK PASAL 4

BENTUK KREDIT

Bentuk/sifat kredit adalah : Revolving/Non Revolving/Aflopend).

*) pilih salah satu sesuai fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

PASAL 5

JANGKA WAKTU KREDIT

Jangka waktu kredit adalah _____ (_____) tahun atau ____ (___) bulan yaitu terhitung sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Kredit yaitu tanggal ___ bulan ____ tahun ____ dan akan berakhir/harus dibayar lunas pada tanggal ___ bulan ____ tahun ___ .

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(7)

PASAL 6

PENCAIRAN DAN PENARIKAN KREDIT

1. Pencairan dan penarikan kredit dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai syarat-syarat penarikan kredit sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Perjanjian Kredit ini.

2. Penarikan Kredit dilakukan oleh Debitur dengan cara ...*)

*) diisi menurut tata cara penarikan dari masing-masing jenis kredit sebagaimana tercantum pada SPPK

3. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kredit ini Debitur mengakui telah menerima seluruh jumlah fasilitas kredit tersebut dari Bank.

4. Debitur akan melaksanakan penarikan kredit sesuai dengan fasilitas kredit yang diberikan Bank, apabila Debitur tidak/belum melaksanakan penarikan kredit atau masih terdapat sisa fasilitas yang belum/tidak ditarik, maka Debitur membayar

Commitment Fee sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (3).*) *) untuk kredit KMKK Stand By Loan atau KMK Rekening Koran

5. Bank berhak untuk sewaktu-waktu menolak pencairan fasilitas kredit yang diberikan kepada Debitur, apabila :

a. Tidak memenuhi ketentuan ayat 1 Pasal ini ; dan/atau

b. Terjadinya perubahan setiap undang-undang atau perubahan dalam penerapan dari undang-undang dan/atau ketentuan Bank Indonesia dan/atau ketentuan dari Badan/Lembaga Otoritas Moneter dan/atau Badan/Lembaga Pemerintah lainnya dan/atau informasi tertulis lainnya mengenai kejadian luar biasa yang mengakibatkan demikian.

PASAL 7

PEMBAYARAN KREDIT

1. Debitur wajib membayar angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan jadwal pembayaran sebagai berikut :

a. Pembayaran angsuran pokok dilakukan selambat-lambatnya pada : - Tanggal yang disebutkan dalam Pasal 5 Perjanjian Kredit ini; atau

- Sesuai dengan jadwal angsuran sebagaimana tersebut pada lampiran Perjanjian *)

*) Dalam hal pengembalian kredit menggunakan jadwal angsuran.

b. Pembayaran bunga dilakukan setiap tanggal 23 (dua puluh tiga) setiap bulannya.

c. Apabila tanggal angsuran jatuh bukan pada Hari Kerja, maka tanggal angsuran jatuh pada Hari Kerja sebelum tanggal angsuran tersebut.

2. Pembayaran angsuran pokok dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan

Grace Period/Masa Tenggang.*)

*) ayat ini hanya digunakan dalam pemberian fasilitas Kredit Investasi dan/atau kredit lain yang diberikan dengan Grace Period/Masa Tenggang.

3. Fasi lita s Kredit ini diberikan tanpa Grace Period/ Masa Tenggang; atau *)

Fasilitas Kredit ini diberikan dengan Grace Period/Masa Tenggang selama ____ tahun _____ bulan dimana pembayaran angsuran pokok akan dimulai pada angsuran ke ______ ;

*) ayat ini hanya digunakan dalam pemberian fasilitas Kredit Investasi dan/atau kredit lain yang diberikan dengan Grace Period/Masa Tenggang.

6. Debitur dengan ini memberikan wewenang dan kuasa kepada Bank untuk mendebet rekening Debitur untuk keperluan pembayaran kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit ini termasuk pokok dan bunga.

7. Kewajiban pembayaran wajib dipenuhi Debitur tanpa memperhitungkan (kompensasi) kewajiban Bank terhadap Debitur dan dengan ini Debitur melepaskan hak-hak sebagaimana dimaksud Pasal 1425 sampai 1429 KUHPerdata.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(8)

8. Bank berhak mengadakan perubahan jadwal angsuran tanpa perlu persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Debitur.

PASAL 8

PROVISI, BIAYA DAN COMMITMENT FEE

Debitur dikenakan provisi, biaya administrasi dan commitment fee sebagai berikut: 1. Provisi

untuk kredit KMK kepada Perusahaan Pembiayaan*)

a. Besarnya Provisi adalah __ %

b. Provisi ini dibebankan sebesar __% dari fasilitas yang ditarik dan dibayarkan

setiap kali penarikan kredit. atau

untuk kredit KMK Konstruksi Standby Loan APBN/APBD*)

a. Besarnya Provisi adalah __ %

b. Provisi ini dibebankan sebesar __% dari plafond dan dibayar sekaligus di muka

sebelum penandatanganan Perjanjian Kredit atau

untuk kredit KMK Konstruksi Standby Loan APBN/APBD*)

a. Besarnya Provisi adalah __ %

b. Provisi ini dibebankan sebesar __% dari sub plafond dan dibayar sekaligus

pada penarikan pertama sub plafond atau

untuk jenis kredit lainnya*)

a. Besarnya Provisi adalah __ %

b. Provisi ini dibebankan sebesar __% dari plafond dan dibayar sekaligus di muka

sebelum penandatanganan Perjanjian Kredit

*) pilih salah satu sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

2. Biaya Administrasi

Debitur dikenakan biaya administrasi sebesar Rp/Valas__________ dan dibayarkan sekaligus di muka sebelum penandatanganan Perjanjian Kredit

*) diisi sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

3. Commitment Fee

a. Debitur dikenakan biaya Commitment Fee sebesar 0.25% (nol koma dua puluh lima persen) /tahun dari plafond (1 tahun adalah 360 hari) apabila selama masa penarikan atau selama jangka waktu kredit tidak ada penarikan fasilitas kredit. b. Pembayaran Commitment Fee dilaksanakan pada saat berakhirnya masa

penarikan atau berakhirnya jangka waktu kredit.

*) diisi sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

4. Biaya- Biaya Lain

Debitur menanggung biaya-biaya lain yang timbul terkait dengan perjanjian kredit ini diantaranya biaya notaris, pengikatan jaminan, premi asuransi, dan pajak-pajak.

*) diisi sesuai jenis fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

5. Provisi, Biaya Administrasi, Commitment Fee dan biaya-biaya lain tersebut di atas tidak dapat diminta kembali oleh Debitur sekalipun pada akhirnya kredit tidak jadi dipergunakan atau dalam hal pelunasan dipercepat.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(9)

PASAL 9

SUKU BUNGA KREDIT

1. Suku bunga

Debitur wajib membayar kepada Bank bunga sebesar ____% p.a (per annum) secara floating rate/ fixed rate. *)

*) pilih salah satu sesuai fasilitas kredit yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

2. Dasar perhitungan Bunga dalam Perjanjian Kredit ini dihitung secara harian dengan ketentuan bahwa 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari sebagai faktor pembagi tetap.

3. Bank sewaktu-waktu dapat merubah suku bunga dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Debitur. *)

*) ayat 3 hanya dipergunakan apabila perhitungan bunganya Floating Rate sebagaimana tercantum pada SPPK

PASAL 10

DENDA KETERLAMBATAN

1. Besarnya denda keterlambatan apabila Debitur tidak membayar angsuran pada waktunya adalah :

- 3% per tahun atau 0.25% per bulan terhadap tunggakan pokok; dan - 3% per tahun atau 0.25% per bulan terhadap tunggakan bunga.

2. Perhitungan denda keterlambatan dihitung proporsional berdasarkan jumlah kewajiban yang lalai dibayar sejak tanggal setelah masa Grace Periode Denda

selama 3 (tiga) hari kalender sampai dengan tanggal dilunasinya kewajiban

pembayaran tersebut oleh Debitur.

3. Selama Debitur mempunyai keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga maka setiap setoran dari Debitur kepada Bank akan diperhitungkan oleh Bank dengan urutan prioritas pembayaran pokok lalu bunga kemudian denda.

4. Bank berdasarkan pertimbangannya sewaktu-waktu dapat merubah besarnya denda keterlambatan dengan pemberitahuan kepada Debitur.

PASAL 11 AGUNAN

1. Segala harta kekayaan Debitur, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi jaminan bagi pelunasan jumlah kredit yang timbul karena Perjanjian Kredit ini.

2. Guna lebih menjamin pembayaran kembali fasilitas kredit, Debitur menyerahkan kepada Bank Agunan untuk menjamin pelunasan fasilitas kredit berupa : *)

a. Tanah dan bangunan yang berdiri diatas Sertipikat Hak __ nomor ___(sebut

nomor sertipikat)/____(sebut kelurahan/desa) tanggal __ seluas ___ atas nama

______, setempat yang dikenal sebagai_______ yang diikat dengan hak tanggungan peringkat __ (___) senilai Rp. _____

b. Rumah susun yang berdiri diatas Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun __ (sebut nomor sertipikat)/____(sebut kelurahan/desa) tanggal __ seluas ___ atas nama ______, setempat yang dikenal sebagai_______ yang diikat dengan hak tanggungan peringkat __ (___) senilai Rp. _____.

c. Kendaraan bermotor/piutang/barang persediaan/mesin-mesin (yang tunduk pada peraturan mengenai fiducia)/persediaan/Bangunan/kapal laut (yang memiliki ukuran di bawah 20 m3 ) atau barang bergerak lainnya yang diikat dengan fidusia senilai Rp.____

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(10)

d. Saham (* Cat : saham yang diperdagangkan di bursa saham di

Indonesia)/ deposito/tabungan/surat berharga/emas batangan/emas

perhiasan, _____ yang diikat dengan Gadai senilai Rp_______

e. Resi Gudang yang diikat dengan Akta Pembebanan Hak Jaminan senilai Rp. ______

f. Kapal laut (yang memiliki berukuran > 20 m3 ) yang diikat dengan hipotik senilai Rp.____

g. Personal/Corporate Guarantee atas nama _____ berdomisili di ____ sebagaimana

ternyata dari Akta nomor ___ tanggal ____ dibuat dihadapan ____ Sarjana Hukum, Notaris di _____.

*) diisi sesuai agunan yang diberikan sebagaimana tercantum pada SPPK

3. Bank berhak menyimpan bukti-bukti kepemilikan, izin-izin atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Agunan serta akta-akta berkenaan dengan pengikatan barang Agunan sampai kredit dinyatakan lunas oleh Bank.

4. Setelah kredit dinyatakan lunas oleh Bank atau berdasarkan pertimbangan Bank, barang-barang pada ayat (2) Pasal ini sudah tidak diperlukan lagi sebagai Agunan, Bank akan mengembalikan dokumen-Dokumen Agunan tersebut kepada Debitur dengan persetujuan pemilik agunan, atau pemilik agunan dengan sepengetahuan Debitur, atau penerima kuasa yang dilengkapi dengan surat kuasa atau ahli warisnya.

5. Jika karena sebab apapun, Agunan yang diserahkan menjadi tidak sah atau berkurang nilainya, maka Debitur wajib menyerahkan jaminan pengganti yang disetujui oleh Bank.

PASAL 12

ASURANSI BARANG-BARANG AGUNAN*)

1. Selama fasilitas kredit belum lunas, Agunan wajib diasuransikan oleh Debitur kepada perusahaan asuransi yang disetujui oleh Bank terhadap risiko kerugian/kehilangan/kerusakan atau lainnya sesuai dengan sifat Agunan.

2. Premi asuransi atas Agunan sebagaimana tersebut pada ayat 1 Pasal ini harus dibayar lunas oleh Debitur.

3. Apabila terdapat asuransi yang karena sifat penutupannya dilaksanakan per periode, maka Debitur wajib membayar perpanjangan premi setiap sebelum berakhirnya periode tertentu sehingga jaminan selama jangka waktu kredit terus menerus dilindungi asuransi.

4. Di dalam perjanjian asuransi (polis) harus dicantumkan klausul sedemikian rupa sehingga jika ada pembayaran ganti rugi dari pihak maskapai asuransi maka Bank berhak untuk menerima dan memperhitungkan hasil pembayaran klaim tersebut dengan seluruh kewajiban Debitur kepada Bank (Banker's Clause).

5. Debitur wajib mempertahankan keberlakuan dan keabsahan asuransi terhadap Agunan sejak penarikan fasilitas kredit dan selama kredit belum lunas.

*) penggunaan pasal ini disesuaikan dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam SPPK

PASAL 13

SYARAT-SYARAT PENARIKAN

Syarat penarikan kredit untuk pertama kalinya bagi Debitur diantaranya : *) 1. Telah melengkapi syarat dan menandatangani Perjanjian Kredit.

2. Telah melengkapi dan menyerahkan formulir-formulir yang dipersyaratkan untuk penarikan.

3. Telah menyerahkan polis/dokumen bukti penutupan asuransi atas jaminan yang memuat Banker’s Clause atau minimal cover note dari perusahaan asuransi.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(11)

4. Telah menandatangani dan menyerahkan perjanjian pengikatan jaminan secara notariil serta bukti proses pendaftarannya.

5. Menyerahkan dokumen yang disyaratkan dalam Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) sebagai Syarat Penarikan.

6. Menyerahkan kontrak/Standing Instruction yang menunjukan bahwa penerimaan pembayaran akan dilaksanakan melalui rekening Debitur di Bank.

*) diisi sesuai syarat dan ketentuan yang tercantum dalam SPPK PASAL 14

HAL-HAL YANG HARUS DILAKSANAKAN DEBITUR

1. Mempergunakan fasilitas kredit ini sesuai dengan tujuan/ keperluannya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Perjanjian Kredit ini.

2. Segera memberitahukan kepada Bank paling lambat 7 (tujuh) hari kerja tentang : a. Adanya perkara atau tuntutan atau somasi, baik Perdata maupun Pidana yang

terjadi antara Debitur/pengurusnya dengan pihak lain yang menyangkut aktivitas maupun harta kekayaan Debitur.

b. Adanya kerusakan, kerugian, atau kemusnahan atas harta kekayaan Debitur serta barang-barang jaminan

c. Adanya pengurus perusahaan Debitur yang melanggar Anggaran Dasar perusahaan Debitur.

d. Setiap informasi yang penting dan dapat mempengaruhi kemampuan Debitur dalam membayar kewajiban kepada Bank atau dalam menjalankan usahanya. 3. (Apabila nilai kredit di bawah Rp 5 miliar)

Menyampaikan kepada Bank Neraca dan Perhitungan Rugi Laba (Home Statement) periodik secara triwulanan berikut penjelasannya yang telah disahkan oleh pengurus perusahaan Debitur dengan secepat mungkin akan tetapi tidak lebih lambat dari 1 (satu) bulan setelah bulan laporan.

(Apabila nilai kredit Rp 5 miliar atau lebih)

Menyampaikan kepada Bank :

a. Neraca dan Perhitungan Rugi Laba (Home Statement) periodik secara triwulanan berikut penjelasannya yang telah disahkan oleh pengurus perusahaan Debitur dengan secepat mungkin akan tetapi tidak lebih lambat dari 1 (satu) bulan setelah bulan laporan.

b. Neraca dan Perhitungan Rugi Laba dari perusahaan Debitur yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik terdaftar yang disetujui oleh Bank, secepat mungkin akan tetapi tidak lebih lambat dari 6 (enam) bulan sejak penutupan tahun buku dari perusahaan Debitur atau paling lambat setiap tanggal 30 Juni pada periode keuangan Tahun berikutnya. Keterlambatan Debitur dalam menyampaikan laporan keuangan audited akan dikenakan denda sebesar ....%*) (....persen) per tahun secara proporsional terhitung sejak batas akhir penyampaian laporan keuangan audited tersebut.

*) diisi dengan besaran denda sesuai ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam SPPK (apabila ada)

c. Laporan aktivitas usaha per bulan yang meliputi pembelian/import, penjualan/export, stock/persediaan, daftar hutang piutang dagang yang dirinci menurut jenis barang, volume dan nilainya.

d. Penggunaan Kantor Akuntan Publik dengan memperhatikan ketentuan menteri keuangan yang berlaku.

4. Memperoleh, memiliki atau memenuhi ijin-ijin dan syarat-syarat yang diperlukan serta mempertahankan keberlakuan ijin-ijin tersebut, baik yang sekarang ada maupun yang timbul dikemudian hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Menjaga/memelihara dengan baik kualitas dan nilai barang-barang jaminan kredit sesuai dengan perjanjian pengikatan jaminan.

6. Aktivitas keuangan Debitur dilaksanakan melalui Bank. 7. Mempertahankan rasio-rasio keuangan perusahaan : *)

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

Item Pegawai Aktif Pensiunan

1. Usia - Minimal 23 tahun -Pada usia 60 tahunkredit harus lunas

2. Status Pegawai

-Pegawai Negeri,

Pegawai BUMN / BUMD, anggota TNI / POLRI,

Pegawai Multi

National Company WNI

- Pensiunan Pegawai Negeri, Purnawirawan TNI / POLRI 3. Penghasila n - Mempunyai penghasilan tetap (regular income) dan mampu mengangsur

- Mempunyai

penghasilan tetap (regular income) dan mampu mengangsur

4. Masa kerja - Sebagai pegawai tetap minimal 3 tahun

- Khusus untuk

pegawai BANK JABAR masa kerja minimal 2 tahun

(12)

*) diisi dengan Rasio Keuangan sesuai ketentuan dan syarat yang ditetapkan dalam SPPK

8. Membayar semua jenis kewajiban pajak-pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak atas harta kekayaan Debitur, dan pajak lainnya.

9. Atas permintaan Bank, melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu oleh Bank dalam hubungannya dengan Perjanjian Kredit atau jaminan.

PASAL 15

PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN DEBITUR

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Debitur tidak diperkenankan untuk :

1. Mengadakan merger, konsolidasi, atau akuisisi.

2. Menyewakan obyek yang merupakan jaminan Perjanjian Kredit. 3. Memperoleh fasilitas kredit/pinjaman/pembiayaan dari pihak lain

4. Mengubah Anggaran Dasar perusahaan yang meliputi : nama perseroan dan/atau tempat kedudukan perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan, jangka waktu berdirinya perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal, modal ditempatkan dan disetor, dan atau status perseroan yang tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya.

5. memindahtangankan/menjaminkan resipis atau Saham perusahaan baik antar pemegang saham maupun kepada pihak lain.

6. Membayar hutang perusahaan dan/atau bunga atas pinjaman pemegang saham. 7. Mengikatkan diri sebagai Penjamin (borg),

8. Menjaminkan harta kekayaan dalam bentuk dan maksud apapun kepada pihak lain. 9. Mengubah susunan Direksi dan Komisaris perusahaan.

10.Menjual/memindahtangankan atau dengan cara apapun melepaskan sebagian atau seluruh harta perusahaan selain dalam rangka aktivitas usahanya.

11.Membagi laba usaha dan membayar deviden kepada pemegang sahamnya.

PASAL 16

PERNYATAAN DAN JAMINAN DEBITUR

Debitur dengan ini menyatakan dan menjamin Bank, bahwa :

1. Perjanjian Kredit ini tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan/perijinan atau perjanjian manapun yang berlaku bagi Debitur.

2. Perjanjian lainnya yang akan dibuat di kemudian hari sehubungan dengan Perjanjian Kredit adalah sah menurut hukum dan Debitur akan menaati perjanjian dimaksud.

3. Bahwa Debitur adalah badan usaha/usaha perorangan*) yang secara sah didirikan dan berkedudukan menurut hukum Indonesia.

*) pilih salah satu sesuai kriteria Debitur

4. Debitur memiliki kecakapan untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Kredit ini dan tidak ada larangan baik dari peraturan perundang-undangan maupun dari perjanjian lain termasuk telah memenuhi telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan anggaran dasar dalam hal Debitur merupakan suatu badan usaha.

5. Orang-orang yang menandatangani Perjanjian Kredit ini adalah orang-orang yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Debitur.

*) ayat 5 ini digunakan apabila Debitur berbentuk badan usaha bukan usaha perorangan

6. Bahwa Anggaran Dasar perusahaan dan perubahan-perubahannya sebagaimana termaktub di dalam komparisi Debitur yang disebutkan pada awal Perjanjian Kredit merupakan Anggaran Dasar yang terakhir.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(13)

*) ayat 5 ini digunakan apabila Debitur berbentuk badan usaha bukan usaha perorangan

7. Bahwa susunan para anggota Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan Debitur pada saat ditandatanganinya Perjanjian Kredit ini adalah sebagai berikut:

Direktur Utama : Direktur : Komisaris Utama : Komisaris : ---Komisaris : --- Komisaris : ---Komisaris : ---

Dan selain dari yang disebutkan diatas ini, tidak ada lagi orang atau pihak lain yang menjabat sebagai anggota Direksi dan Komisaris Debitur. *)

*) ayat 7 ini digunakan apabila Debitur berbentuk badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas bukan usaha perorangan

8. Pada saat Perjanjian Kredit ini ditandatangani, para pemegang saham Debitur adalah sebagai berikut :

a. (nama pemegang saham), selaku pemilik/pemegang .... (....) saham; b. (nama pemegang saham), selaku pemilik/pemegang .... (....) saham;

Dan selain daripada yang disebutkan diatas, tidak ada lagi orang atau pihak lain yang menjadi pemegang saham Debitur.

*) ayat 8 ini digunakan apabila Debitur berbentuk badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas bukan usaha perorangan

9. Bahwa Perjanjian Kredit dan perjanjian lainnya yang akan dibuat di kemudian hari sehubungan dengan fasilitas kredit ini adalah sah menurut hukum dan mengikat serta ditaati/tidak akan wanprestasi.

10. Debitur dan agunan yang diberikan pada waktu ini tidak tersangkut dalam perkara/sengketa apapun juga yang dapat mengancam harta keka-yaan/kelangsungan usaha Debitur.

11. Kewajiban pembayaran kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit ini mempunyai kedudukan yang diutamakan atau sekurang-kurangnya paripasu dengan kewajiban-kewajiban Debitur lainnya, baik yang sekarang ada maupun yang akan timbul di kemudian hari.

12. Debitur telah memperoleh semua persetujuan/ijin yang diperlukan untuk melaksanakan usahanya.

13. Perjanjian Kredit ini tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan/perijinan atau perjanjian manapun yang berlaku bagi Debitur.

14. Apabila terdapat perbedaan perhitungan pokok atau bunga yang tertunggak antara pencatatan Bank dengan Debitur maka catatan Bank yang dipergunakan. 15. Seluruh agunan serta pengikatannya yang telah diserahkan oleh Penerima

Kredit kepada Bank untuk menjamin fasilitas kredit di atas tetap dipertahankan dan dinyatakan berlaku untuk menjamin pelunasan fasilitas kredit berdasarkan Perjanjian Kredit ini.

16. Sumber pengembalian kredit ini adalah dari hasil dari usaha yang dibiayai dengan Perjanjian Kredit dan/atau sumber pendapatan lainnya dari Debitur yang disetujui Bank.

17. Debitur mematuhi dan melaksanakan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan dampak lingkungan.

18. Debitur wajib menjalankan usahanya dengan sebaik-baiknya secara berkesinambungan.

19. Debitur menyetujui dan/atau mematuhi segala ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang telah ada maupun yang akan ditetapkan serta perubahannya di kemudian hari oleh Bank sehubungan dengan pemberian kredit ini termasuk dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi pasar.

20. Tidak ada perubahan material yang merugikan/berpotensi merugikan kondisi keuangan, kekayaan, atau kegiatan usaha dari Debitur sampai dengan tanggal Perjanjian Kredit ini.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(14)

21. Setiap dan semua laporan keuangan (termasuk Neraca dan Perhitungan Laba Rugi) atau informasi keuangan Debitur yang diserahkan kepada Bank, mencerminkan dan selalu mencerminkan keadaan yang wajar mengenai keadaan keuangan Debitur.

22. Debitur tidak mempunyai tunggakan pajak dalam jumlah material dan tidak menerima klaim perpajakan yang tidak atau belum diinformasikan kepada Bank. 23. Debitur wajib menjaga barang agunan dengan baik secara kualitas maupun

nilainya dan mengasuransikannya selama kredit belum dinyatakan lunas.

24. Semua dokumen, data dan keterangan yang disampaikan secara tertulis kepada Bank sehubungan dengan penyediaan kredit adalah lengkap, tepat, benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

25. Debitur menjamin tidak akan mengambil keuntungan apabila terdapat kesalahan dalam Perjanjian Kredit ini dan akan menjalankan Perjanjian Kredit ini dengan itikad baik.

26. (Untuk kredit di atas Rp 5 miliar) Atas permintaan Bank Debitur atas

biayanya sendiri wajib melakukan penilaian ulang atas aset yang menjadi jaminan kredit yang dilaksanakan oleh Perusahaan Appraisal yang disetujui oleh Bank. 27. Debitur dengan ini berjanji, sanggup, dan mengikat diri kepada Bank untuk saat

ini atau nanti secara periodik atau sewaktu waktu apabila diperlukan oleh Bank memberikan keterangan-keterangan, data, informasi dan menyampaikan dokumen-dokumen yang setiap saat/sewaktu-waktu diperlukan/ diminta Bank atau pihak yang ditunjuk/diberi kuasa oleh Bank dalam rangka pemeriksaan baik keuangan maupun aktivitas Debitur.

28. Debitur tidak pernah dan/atau tidak akan pernah memberikan dan/atau janji memberikan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik tersurat maupun tersirat kepada Bank (Komisaris, Direksi, Pegawai), atau pihak yang terkait dengan Bank antara lain tetapi tidak terbatas pemberian dalam bentuk uang, barang bergerak (berupa benda berwujud dan tidak berwujud) tidak bergerak, hak-hak fasilitas dan/atau segala sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai imbalan dalam arti seluas-luasnya yang menguntungkan dan/atau dapat menyebabkan keuntungan pribadi dan/atau kelompoknya yang diduga dan/atau diduga secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada Debitur.

29. Debitur tidak sedang tercatat sebagai Debitur yang memiliki kredit bermasalah di lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya pada saat Perjanjian Kredit ditandatangani.

30. Debitur menyatakan bahwa pernyataan/jaminan tersebut adalah sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terbukti pernyataan/ jaminan tersebut tidak sesuai dengan yang sesungguhnya maka atas segala kerugian Debitur semata-mata merupakan kelalaian Debitur dan bukan merupakan tanggung jawab Bank.

PASAL 17

KEJADIAN KELALAIAN

1. Menyimpang dari ketentuan jangka waktu yang telah ditentukan di dalam Perjanjian Kredit ini, apabila terjadinya salah satu atau lebih dari keadaan tersebut di bawah ini, Bank berhak menolak penarikan kredit lebih lanjut oleh Debitur dan dapat mengakhiri jangka waktu kredit dan Debitur diwajibkan membayar lunas seketika dan sekaligus atas kewajiban yang terutang berdasarkan Perjanjian Kredit ini sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank kepada Debitur, apabila :

a. Debitur lalai melaksanakan pembayaran angsuran yang jatuh tempo.

b. Debitur melanggar kewajiban atau tidak memenuhi ketentuan dalam Perjanjian Kredit atau terdapat pernyataan Debitur yang tidak benar.

c. Debitur lalai terhadap perjanjian lainnya dengan pihak ketiga dan mengakibatkan Debitur menjadi wanprestasi berdasarkan perjanjian lainnya tersebut.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(15)

d. Debitur melakukan perbuatan dan/atau terjadinya peristiwa dalam bentuk/nama apapun yang semata mata atas pertimbangan Bank dapat mengancam kelangsungan usaha Debitur secara material atau menyebabkan kondisi keuangan/ kekayaan Debitur menjadi menurun sehingga kewajiban Debitur kepada Bank menjadi tidak terjamin sebagaimana mestinya.

e. Dimasukkannya suatu permohonan kepailitan dan/atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Debitur atau sebab lain yang mengakibatkan Debitur kehilangan hak untuk mengurus/menguasai harta bendanya.

f. Perusahaan Debitur dibubarkan atau dinyatakan pailit atau karena sebab lain yang mengakibatkan Debitur kehilangan haknya untuk mengurus perusahaannya atau menguasai harta kekayaannya.

g. Debitur menyatakan secara tertulis dan secara umum tidak dapat membayar hutangnya pada tanggal jatuh tempo atau mengajukan suatu permohonan atau melakukan suatu tindakan dalam rangka kepailitan dan/atau insolvensi.

h. Adanya keputusan Pengadilan yang mengakibatkan Debitur wajib membayar ganti rugi dan/atau pembayaran lainnya dan Bank menganggap pembayaran tersebut menganggu secara signifikan kemampuan Debitur dalam melaksanakan kewajibannya kepada Bank.

i. Apabila Debitur mengalihkan usahanya kepada pihak lain dengan cara apapun juga.

j. Apabila Debitur berkewajiban untuk melakukan suatu kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit dalam suatu waktu yang ditetapkan dan lalai melaksanakannya, maka dengan lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang sah sehingga pemberitahuan, keterangan atau bukti dalam bentuk khusus apapun juga tidak diperlukan lagi.

k. Jika Debitur (perorangan) meninggal dunia atau jatuh sakit sedemikian rupa sehingga tidak dapat bekerja seperti biasanya atau jika Debitur menangguhkan untuk sementara usahanya, jika ada, sehingga menurut pendapat Bank dapat mengurangi kemampuan Debitur untuk memenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian Kredit, atau Debitur ditaruh di bawah pengampuan (curatele) atau kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaannya, atau Debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan yang berwenang atau diberlakukan ketentuan serupa di luar Indonesia; atau

l. Apabila harta kekayaan Debitur dan/atau Penjamin dan atau Pemilik Barang Agunan, baik sebagian atau seluruhnya disita oleh instansi yang berwenang; m. Apabila salah satu atau lebih Agunan disita oleh instansi yang berwenang, baik

sebagian maupun seluruhnya;

n. Apabila Debitur (perorangan) melakukan/terlibat dalam tindak pidana yang berpotensi mencemarkan nama baik atau menurunkan reputasi Debitur.

2. Dalam hal terjadi Kejadian Kelalaian sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka Bank berhak dan dengan ini Debitur mengijinkan Bank melakukan dan dapat menetapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan dan pengamanan sebagaimana dimaksud Pasal 19 Perjanjian Kredit ini.

b. Menyatakan Debitur lalai dengan mengirimkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa Debitur dinyatakan lalai (”Surat Pernyataan Kelalaian”). c. Pengiriman Surat Pernyataan Kelalaian bukan merupakan syarat timbulnya hak

Bank terhadap kejadian kelalaian namun hak Bank mulai berlaku pada saat terjadinya kelalaian.

3. Apabila utang harus dibayar seketika, maka semua biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan oleh Bank dalam rangka penyelesaian utang Debitur harus ditanggung oleh Debitur.

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(16)

PASAL 18

PERUBAHAN KEADAAN ATAU KEBIJAKAN

1. Apabila terjadi suatu perubahan kebijakan atau terjadi sesuatu dalam keadaan/kondisi ekonomi dan/atau moneter sehingga menurut pertimbangan Bank Perjanjian Kredit menjadi sulit dilaksanakan dan/atau menambah biaya bagi Bank atau diproyeksikan akan menyulitkan kinerja keuangan Debitur dalam pembayaran kredit kepada Bank, maka Bank berhak untuk :

a. Menunda pencairan fasilitas kredit yang belum ditarik, atau

b. Membebankan kepada Debitur seluruh biaya yang meningkat tersebut, dalam hal tercapai kesepakatan Bank tetap menyediakan fasilitas kredit.

c. Apabila Debitur berkeberatan atau menolak butir (a) dan (b) ayat ini, maka Bank dan Debitur akan sepakat mengakhiri Perjanjian Kredit ini sebelum tanggal jatuh tempo dan Debitur akan seketika membayar lunas seluruh kewajiban pada saat tersebut.

2. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit, apabila terjadi perubahan dalam hukum atau peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia yang mengakibatkan Bank atau Debitur tidak dapat melanjutkan Perjanjian Kredit/mempengaruhi usahanya atau untuk mempertahankan atau memberlakukan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit, maka apabila tidak dimungkinkan untuk melanjutkan Perjanjian Kredit, maka semua hutang segera menjadi jatuh tempo dan Debitur segera harus membayar kembali seluruh jumlah yang terhutang.

3. Dalam hal perubahan keadaan sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini atau dalam hal perlunya penyesuaian terhadap kebijakan baik dari pemerintah, pengawas Bank, maupun kebijakan internal manajemen Bank, dan dalam hal ini harus dilaksanakan perubahan ketentuan terhadap salah satu/beberapa klausul Perjanjian Kredit ini maka Debitur dengan ini menyetujui dan memberikan kuasa kepada Bank untuk mengadakan penyesuaian atas ketentuan Perjanjian Kredit ini yang perlu dirubah/disesuaikan.

PASAL 19

KEWENANGAN BANK DALAM RANGKA PENGAWASAN, PENGAMANAN, DAN PENYELESAIAN KREDIT

Bank dalam rangka melakukan pengawasan, pengamanan, dan penyelesaian kredit, berwenang melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Meminta keterangan tentang kondisi usaha Debitur, baik secara langsung maupun melalui pihak lain;

2. Memeriksa pembukuan/pencatatan usaha Debitur; 3. Memeriksa objek-objek usaha Debitur;

4. Menempatkan petugas Bank pada perusahaan Debitur;

5. Menugaskan konsultan atau pihak lain untuk melakukan pengawasan, memberikan nasehat dan /atau membantu pengelolaan usaha Debitur;

6. Sewaktu-waktu Bank dapat mengambil alih usaha Debitur dan/atau tindakan-tindakan lain termasuk eksekusi, bilamana menurut pertimbangan Bank, Debitur sudah diragukan kemampuannya untuk menyelesaikan fasilitas kredit. 7. Apabila Bank menganggap perlu maka Bank berhak untuk menempatkan staf Bank

atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh Bank untuk duduk dalam kepengurusan perusahaan khususnya di bidang keuangan atau menjalankan/mengambil alih usaha Debitur;

8. Apabila Debitur tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban yang diatur dalam Perjanjian Kredit dan/atau ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit serta apabila Debitur dan/atau Penanggung telah dipanggil secara patut oleh Bank namun Debitur dan/atau Penanggung tidak memenuhi panggilan tersebut, maka dalam rangka penyelesaian kewajiban Debitur dan/atau Penanggung yang timbul akibat dari Perjanjian Kredit Bank berwenang :

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(17)

a. Melakukan pengumuman dengan memasukan Debitur dan/atau Penanggung dalam nama-nama Debitur/penanggung bermasalah melalui media yang ditentukan oleh Bank dan/atau;

b. Melakukan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan termasuk namun tidak terbatas pada memasang papan pengumuman yang menyatakan bahwa Agunan dalam penguasaan/pengawasan Bank.

PASAL 20 KUASA BANK

1. Bank berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh Debitur, untuk sewaktu-waktu tanpa memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Debitur untuk mendebet Rekening Tabungan/Giro, Rekening Pinjaman Debitur, dan/atau rekening-rekening lainnya milik Debitur yang ada pada Bank untuk pembayaran hutang pokok, bunga kredit, denda tunggakan, premi asuransi, biaya-biaya pengikatan barang jaminan, dan biaya lain yang timbul karena dan untuk pelaksanaan Perjanjian Kredit, pengikatan agunan, dan lain-lain yang terkait dengan Perjanjian Kredit ini.

2. Debitur dengan ini memberi kuasa kepada Bank, kuasa mana tidak dapat dicabut atau ditarik kembali dan tidak akan berakhir karena sebab apapun juga, baik sewaktu-waktu atau apabila Bank menganggap perlu, untuk atas nama Debitur melaksanakan hal-hal/tindakan-tindakan, membuat/menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan guna menjamin penyelesaian Hutang Debitur dengan terjadinya salah satu atau lebih dari keadaan tersebut dibawah ini yaitu :

a. Tidak memenuhi kewajiban-kewajiban dalam Perjanjian Kredit termasuk jumlah yang telah jatuh tempo, baik atas pokok pinjaman, bunga maupun kewajiban-kewajiban lainnya menurut Perjanjian Kredit ini maupun perjanjian lainnya.

b. Apabila Debitur melaksanakan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, usahanya, reputasinya dan mempengaruhi terhadap kemampuan membayar kewajibannya kepada Bank.

c. Tidak melaksanakan hal-hal yang wajib dilaksanakan oleh Debitur sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 Perjanjian Kredit ini atau ternyata telah melakukan salah satu dari hal-hal yang tercantum dalam Pasal 15 Perjanjian Kredit atau Debitur lalai.

d. Tidak adanya atau tidak diperolehnya persetujuan/ijin yang diperlukan dalam rangka melaksanakan Perjanjian Kredit.

e. Terjadinya eksekusi atas barang-barang milik Debitur termasuk Agunan sehubungan dengan kelalaian Debitur memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga lainnya yang menurut pertimbangan Bank hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan pemenuhan kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian Kredit ini.

f. Debitur memberikan data dan atau keterangan yang tidak benar, timbul perpecahan dalam kepengurusan karena alasan apapun, timbul sengketa mengenai kepemilikan perusahaan, Debitur karena alasan apapun tidak berhak lagi mengurus dan menguasai harta kekayaan perusahaan, usaha dan kekayaan Debitur mengalami kemunduran atau berkurang sedemikian rupa atau karena hal-hal lain yang semata-mata menurut pertimbangan Bank menyebabkan kemampuan Debitur disangsikan.

g. Fasilitas kredit yang diberikan Bank berdasarkan Perjanjian Kredit digunakan untuk tujuan lain dari yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kredit.

h. Terdapat hal-hal lain yang berakibat buruk atau akan berakibat buruk/mempengaruhi kinerja keuangan Debitur dalam membayar kewajibannya kepada Bank.

3. Apabila setelah berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kredit ini karena sebab apapun juga ternyata menurut pertimbangan Bank, Debitur tidak dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit, Bank berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh Debitur untuk mengambil tindakan-tindakan dalam Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(18)

rangka pelunasan Hutang termasuk premi asuransi, biaya-biaya pengikatan barang Agunan, dan biaya lain yang timbul karena dan untuk pelaksanaan Perjanjian Kredit atau diharuskan oleh ketentuan Bank Indonesia atau ketentuan pemerintah yang berlaku.

4. Bank diberi hak dan kuasa oleh Debitur untuk:

a. Meminta langsung pada Akuntan Publik yang mempersiapkan laporan keuangan

audited untuk memperoleh copy management letter dari tahun audit yang

bersangkutan (jika ada);

b. Mendiskusikan permasalahan perusahaan Debitur baik secara terpisah atau bersama-sama dengan Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Debitur atau Bank; 5. Debitur dengan ini memberikan kuasa kepada Bank apabila dianggap perlu, untuk

menunjuk Akuntan Publik lainnya guna melakukan audit khusus guna mengevaluasi ulang laporan keuangan audited untuk periode berjalan maupun periode-periode sebelumnya apabila Bank menilai bahwa atas laporan keuangan

audited Debitur yang telah diserahkan terdapat hal-hal yang perlu diperiksa lebih

lanjut.

6. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan Pasal ini dibebankan kepada Debitur kecuali ditentukan lain oleh Bank.

7. Atas seluruh kuasa dan wewenang yang diberikan oleh Debitur kepada Bank merupakan bagian-bagian terpenting dan tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit. Oleh karena itu kuasa dan wewenang tersebut tidak dapat ditarik atau dicabut kembali dan juga tidak akan berakhir atau hapus karena timbulnya peristiwa apapun dan Para Pihak dengan ini melepaskan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 KUHPerdata.

PASAL 21

PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN

1. Bank berhak mengalihkan sebagian atau seluruh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit setiap saat kepada pihak lain dan sehubungan dengan hal tersebut Bank akan memberitahukan pengalihan yang dilakukan kepada Debitur.

2. Debitur dengan ini menyatakan setuju atas pengalihan yang dilakukan oleh Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini.

3. Untuk keperluan pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, Debitur menyatakan bahwa tidak berkeberatan apabila Bank memberikan informasi berkaitan dengan fasilitas kredit ini kepada calon penerima hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini 4. Ketentuan pengalihan hak dan kewajiban Pasal ini dilaksanakan dengan

ketentuan tidak akan menimbulkan tambahan biaya apapun bagi Debitur.

PASAL 22

HUKUM YANG BERLAKU, PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI HUKUM

1. Pelaksanaan Perjanjian Kredit ini tunduk, diartikan, ditafsirkan dan dilaksanakan menurut ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan negara Republik Indonesia.

2. Apabila timbul perselisihan antara Bank dan Debitur atas penafsiran dan pelaksanaan Perjanjian Kredit ini, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat.

3. Apabila perselisihan secara musyarawah untuk mencapai mufakat tidak mencapai kata sepakat, maka Para Pihak setuju untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut kepada Pengadilan Negeri ………. *) dan memilih domisili hukum yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri ………*)

*) disesuaikan dengan wilayah kerja kantor cabang PASAL 23

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(19)

FORCE MAJEURE

1. Force Majeure adalah suatu keadaan diluar kehendak, kemampuan dan kekuasaan

masing-masing Pihak yang dapat menghambat atau menghentikan pelaksanaan Perjanjian Kredit secara langsung yaitu bencana alam, kebakaran, banjir, taufan, pemogokan, embargo, perang, invasi, huru-hara, revolusi, pemberontakan, terorisme, dan wabah penyakit.

2. Apabila salah satu Pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit ini dikarenakan Force Majeure sebagaimana disebut dalam ayat 1 Pasal ini, maka Pihak yang mengalami Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada Pihak yang tidak yang mengalami Force Majeure selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah hari pertama tertundanya pelaksanaan kewajiban.

3. Force Majeure tidak menghilangkan kewajiban namun jangka waktu pelaksanaan

kewajiban akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan lamanya penundaan pelaksanaan Perjanjian akibat Force Majeure dengan ketentuan

penundaan akibat Force Majeure tersebut tidak melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah tanggal pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat 2 Pasal ini. 4. Apabila setelah jangka waktu sebagaimana disebutkan dalam ayat 3 Pasal ini,

Pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat melaksanakan seluruh atau sebagian pekerjaan dalam perjanjian ini, maka Para Pihak akan melakukan perundingan lebih lanjut untuk menyelesaikannya.

5. Apabila Pihak yang mengalami Force Majeure tidak menyampaikan pemberitahuan sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini, dapat menyebabkan Force

Majeure tidak diakui oleh Pihak lainnya. PASAL 24

KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Besarnya jadwal angsuran, denda, dan biaya-biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan 8 Perjanjian Kredit ini, dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan ketetapan Bank, perubahan mana akan diberitahukan kepada Debitur dan mengikat Debitur.

2. Catatan-catatan dan atau pembukuan Bank merupakan bukti yang mengikat bagi Debitur mengenai jumlah terhutang kepada Bank, kecuali jika terdapat kesalahan perhitungan. Debitur tidak akan mengajukan keberatan terhadap perhitungan Bank sebelum Hutang dibayar lunas seluruhnya, tanpa mengurangi hak Debitur untuk menuntut perhitungan kembali dimana jika terbukti terjadi kesalahan perhitungan, maka Bank akan mengembalikan uang kelebihan dimaksud kepada Debitur, tanpa adanya kewajiban untuk membayar ganti rugi, Bunga maupun pembayaran lainnya. Dalam hal terjadi kesalahan perhitungan oleh Bank sehingga pembayaran yang dilakukan oleh Debitur kurang dari pembayaran yang seharusnya dilakukan, maka Debitur wajib membayar kekurangannya dan Bank tidak akan mengenakan bunga atau denda.

3. Dalam hal terdapat satu, sebagian, atau lebih dari ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kredit menjadi tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena adanya suatu ketentuan, peraturan perundang-undangan, putusan atau kebijaksanaan dari instansi Pemerintah yang berwenang maka hal tersebut tidak akan menyebabkan ketentuan-ketentuan lainnya dalam Perjanjian Kredit menjadi tidak berlaku atau tidak mengikat, kecuali Bank menentukan lain.

4. Perjanjian Kredit tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dengan suatu perjanjian perubahan atau tambahan yang ditandatangani oleh Para Pihak dalam perubahan/tambahan Perjanjian Kredit dan merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Kredit ini.

5. Para Pihak dengan tegas mengesampingkan berlakunya ketentuan dalam Pasal 1266 KUHPerdata sepanjang mengenai ketentuan-ketentuan yang mensyaratkan diperlukannya suatu keputusan Pengadilan atau hakim untuk mengakhiri Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal

Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

(20)

Perjanjian Kredit ini.

6. Lampiran Perjanjian Kredit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Kredit.

7. Apabila di dalam Perjanjian Kredit ini beserta addendum-addendumnya terdapat ketentuan-ketentuan yang berlainan dari dan atau bertentangan dengan ketentuan-ketentuan di dalam Syarat-Syarat Umum dan atau SPPK tersebut, maka ketentuan-ketentuan khusus di dalam Perjanjian Kredit beserta addendum-addendumnya yang berlaku.

8. Penanggung bersedia untuk melepaskan hak istimewanya sebagaimana diatur dalam Pasal 1831 KUHPerdata dan menyatakan tunduk kepada Pasal 1832 KUHPerdata.*)

9. Penanggung bertanggung jawab atas segala Hutang Debitur selama fasilitas kredit belum dinyatakan lunas oleh Bank.*)

*) klausula ayat 8 dan 9 hanya digunakan apabila terdapat penanggung

Demikian Perjanjian Kredit ini dibuat, pada tempat, hari dan tanggal sebagaimana disebutkan pada bagian awal Perjanjian Kredit dan segera ditandatangani setelah dibaca, dimengerti dan disetujui oleh Para Pihak. Perjanjian Kredit dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

(*Jika Debitur berbentuk Perseroan Terbatas)

Debitur, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk,

bank bjb ttd

Materai ttd

Rp.6000,-(isi nama lengkap) Rp.6000,-(isi nama pihak yang mewakili bank bjb

dalam melakukan penandatanganan)

Persetujuan _______

ttd

(*dipergunakan apabila terdapat persetujuan yang harus diberikan oleh pihak tertentu dalam perseroan terbatas dan/atau pihak lain yang dimintakan persetujuannya memberikan persetujuan dengan cara menandatangani langsung Perjanjian Kredit)

(isi nama lengkap)

(*Jika Debitur berbentuk Koperasi)

Debitur, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk,

bank bjb ttd

Materai ttd

Rp.6000,-(isi nama lengkap) Rp.6000,-(isi nama pihak yang mewakili bank bjb

dalam melakukan penandatanganan)

Persetujuan _______

ttd

(*dipergunakan apabila terdapat persetujuan yang harus diberikan oleh pihak tertentu dalam Koperasi dan/atau pihak lain yang dimintakan persetujuannya memberikan persetujuan dengan cara menandatangani langsung Perjanjian Kredit)

Standar Operasional Prosedur ini bersifat rahasia, hanya dipergunakan untuk kepentingan internal Bank

Lampiran 28 Contoh Perjanjian Kredit

Referensi

Dokumen terkait

dapat melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak tersebut dinyatakan secara tertulis. Penjelasan diatas dimaksudkan

Results of the analysis of genetic distance showed that kuantan and pesisir cattle might be grouped into Bos indicus because it had a genetic distance of 0.000 in

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

memberikan manfaat diantaranya ajang silaturrahmi, menambah pengetahuan mengenai tradisi sendiri, pesta rakyat dan walaupun masih ada yang menganggap tradisi ini

Tujuan dan harapan dengan adanya Inovasi makanan olahan semanggi adalah, semakin terbukanya kesempatan untuk sayur semanggi ini kembali eksis dalam dunia kuliner,

GEMA TEOLOGIKA adalah lanjutan dari Majalah Gema Duta Wacana (mulai 1975) yang berganti nama sejak 2006 menjadi Jurnal Gema Teologi sampai dengan 2015.. Terbit dua

Keragaman jenis hutan mangrove secara umum relatif rendah jika dibandingkan dengan hutan alam tipe lainnya, hal ini disebabkan oleh kondisi lahan hutan mangrove yang secara

Pr%gn%sis untuk 9ungsi 'englihatan 'asien a$alah a$ malam atau ti$ak a$a hara'an lagi bagi 'asien untuk melihat $engan menggunakan mata. kanannya( se$angkan $ubia a$ b%nam bagi