• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NOTULENSI RAPAT EVALUASI KINERJA TAHUN 2013 DAN PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG

Jum’at, 10 Januari 2014 Pimpinan Rapat : Kepala Dinas

Peserta Rapat : Tim Penyusunan LAKIP Tahun 2013 Mulai Selesai Pokok Bahasan : : : 09.00 WIB 11.00 WIB

Evaluasi Kinerja Tahun 2013 dan Rencana Kinerja Tahun 2014 Paparan Kepala Dinas :

1. Meningkatnya populasi ternak :

- Populasi sapi potong tercapai 73,84 % dari target 6,4 % tercapai 4,73 %, hal ini dikarenakan pada tahun 2013 ada pengurangan jumlah import bakalan sapi potong untuk digemukkan, sehingga feedloter banyak menggemukkan ternak lokal untuk digemukkan kemudian dijual sebagai ternak potong. Disamping itu karena banyak permintaan akhirnya harga ternak potong meningkat, sehingga peternak banyak memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besar, baik itu ternak jantan maupun betina yang akibatnya peningkatan populasi tidak sebagaimana yang diharapkan. Untuk meningkatkan populasi pada tahun mendatang diperlukan upaya yang terus menerus baik berupa pembinaan pada masyarakat utamanya dalam hal budidaya ternak maupun pemahaman akan pentingnya pelarangan atas pemotongan ternak betina produktif. Salah satu upaya yang perlu ditingkatkan adalah optimalisasi pelaksanaan IB dengan lebih meningkatkan professionalitas dari inseminator dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan keuntungan-keuntungan Inseminasi buatan untuk meningkatkan kualitas bibit maupun kelahiran ternak.

- Populasi sapi perah dari target 5,00% realisasi tercapai 3,66 % ( 73,17 %), hal ini dikarenakan karena adanya peningkatan harga sapi potong berimbas pada populasi sapi perah. Banyak peternak sapi perah yang beralih usaha ke sapi potongsehingga ternak-ternak sapi perah yang produktifitasnya kurang optimal banyak yang dijual di pasar hewan atau bahkan dijual ke jagal ternak untuk dipotong. Adapun upaya untuk meningkatkan populasi ternak perah adalah dengan bersama-sama dengan pihak KUD/ Koperasi dan Industri Pengolahan Susu untuk memberikan pembinaan kepada peternak akan peluang peningkatan pendapatan dari produksi susu, karena produksi susu dalam negeri baru tercapai kurang dari 20 % kebutuhan di IPS yang artinya peluangnya sangat terbuka.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

JL. TRUNOJOYO KAV. IV TELP (0341) 393926 /FAX (0341) 394939

Email:peternakan@malangkab.go.id Website:www.peternakan.malangkab.go.id

(2)

- Populasi kambing dan unggas terjadi peningkatan bila dibandingkan target yang telah ditetapkan. Bahkan untuk ayam buras terjadi peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan target yang ditetapkan hal ini dikarenakan situasi dan kondisi lingkungan cukup mendukung dan wabah penyakit menular yang sering terjadi pada unggas sangat rendah kasusnya. Disamping itu peluang usaha untuk ayam buras juga terbuka luas khususnya untuk konsumsi untuk rumah makan maupun keluarga, sehingga banyak peternak yang mulai mengusahakannya

2. Meningkatnya produksi hasil ternak

- Produksi daging tercapai 102,42 %, , atau 2,42 % lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Hal ini karena perhitungan produksi daging ditetapkan berdasarkan potongan ternak di RPH/TPH baik untuk ternak ruminan maupun unggas, peningkatan tersebut terjadi karena semakin banyaknya jumlah penduduk yang mengkonsumsi daging.

- Produksi telur tercapai 2,81 % dibandingkan tahun sebelumnya, artinya ada keseimbangan antara peningkatan populasi dengan peningkatan produksi telur. Dengan peningkatan tersebut diharapkan produksi telur di Kabupaten Malang selain dapat memenuhi konsumsi dalam daerah juga dapat di distribusikan ke luar daerah yang tentunya dapat meningkatkan pendapatan peternak.

- Produksi susu baru tercapai 96,04 % dari target, ini ada hubungannya dengan jumlah populasi ternak perah yang peningkatannya juga tidak sesuai harapan, akibatnya produksi susu juga tidak bisa tercapai 100 %. Meskipun demikian produktifitas ternak perah cukup meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya. Tentunya dengan pembinaan yang terus menerus, koordinasi antara KUD/Kop dengan industri pengolahan susu untuk penentuan harga susu yang lebih adil untuk peternak diharapkan dapat membangkitkan minat peternak untuk mulai menekuni kembali usaha sapi perah, karena usaha sapi perah ada jaminan pendapatan yang pasti setiap harinya dari produksi susu maupun dari pedet yang dihasilkan.

Realisasi kinerja untuk sasaran strategis: 1. Pelayanan Vaksinasi Brucella.

Kegiatan vaksinasi Brucella dari dana APBD Kabupaten Malang di tahun 2013 adalah dengan tersedianya vaksin brucella sebanyak 500 dosis dilaksanakan di Kecamatan Ngajum. Jika dilihat hanya dari dana APBD Kabupaten Malang maka realisasi pelayanan vaksinasi Brucella tercapai target 0,75%. Kegiatan vaksinasi Brucella di tahun 2013 ini juga didukung oleh anggaran dari dana APBD Provinsi Jawa Timur yang diterima dalam bentuk natura (vaksin) sebanyak 5.500 dosis, sehingga total kegiatan vaksinasi tahun 2013 didukung dengan ketersediaan vaksin sebanyak 6.000 dosis. Khusus untuk vaksin dari dana APBD Provinsi Jawa Timur juga dilengkapi dengan vitamin dan obat cacing masing-masing juga sejumlah 5.500 dosis. Selain itu juga diberikan Kartu Vaksinasi dan nomor telinga (ear

(3)

Dalam pelaksanaannya, setelah seekor sapi divaksin Brucella, lalu diberi obat cacing dan vitamin. Selanjutnya peternak diberi Kartu Vaksinasi untuk masing-masing sapi yang sudah divaksin, yang sudah diisi berdasarkan identitas (nomor telinga), data kepemilikan dan data penunjang lain dari sapi tersebut. Kemanapun sapi tersebut dibawa, Kartu Vaksinasi itu harus disertakan sebagai keterangan bahwa sapi yang bersangkutan sudah pernah divaksin. Selain Kartu Vaksinasi, sapi yang sudah divaksin juga diberi penanda yang lebih permanen berupa sobekan segitiga pada telinga sebelah kiri bagian bawah.

2. Pelayanan Vaksinasi Avian Influenza (AI) pada unggas

Kegiatan vaksinasi Avian Influenza (AI) dari dana APBD Kabupaten Malang di tahun 2013 adalah 50.000 dosis dilaksanakan di Kecamatan Kepanjen, Pakisaji, Kromengan, Kalipare dan Wajak. Sedangkan desinfeksi dilaksanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Malang guna mengantisipasi meluasnya kasus flu burung varian baru pada itik.

Kegiatan vaksinasi di Kabupaten Malang dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Malang bekerja sama dengan pihak Koperasi persusuan atau Kelompok Peternak Sapi Perah di wilayah setempat.

3. Sosialisasi Penyakit Hewan Menular

Kegiatan sosialisasi penyakit hewan menular difokuskan pada 3 (tiga) penyakit yang menjadi isu penting pada tahun 2013 ini yaitu:

a. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza sub-clade 2.3.2.1, merupakan varian baru yang menyerang itik khususnya dan unggas pada umumnya. b. Penyakit Brucellosis pada sapi perah yang merupakan penyakit yang harus terus

disosialisasikan dalam rangka mempersiapkan Jawa Timur Bebas Brucellosis Tahun 2020 serta Pencanangan Gerakan Vaksinasi Massal Brucellosis di Kabupaten Malang. c. Penyakit Anthrax merupakan penyakit yang menjadi isu sangat penting untuk terus

disosialisasikan kepada masyarakat, guna meningkatkan kewaspadaan dini terhadap munculnya kasus Anthrax di Kabupaten Blitar di akhir tahun 2014. Sosialisasi diadakan di wilayah-wilayah dengan populasi dan arus lalu lintas sapi potong maupun sapi perah yang tinggi di Kabupaten Malang.

Secara keseluruhan sosialisasi dilaksanakan terhadap 500 orang dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Kepanjen, Pakisaji, Lawang, Bantur, Ngajum, Pakis, Tumpang, Poncokusumo, Wajak, dan Karangploso. Selain itu juga dilaksankaan Sosialisasi Massal Brucellosis di Kecamatan Pujon sekaligus Pencanangan Gerakan Vaksinasi Massal Brucellosis di Kabupaten Malang.

4. Pelayanan Kesehatan Hewan

Sedangkan pelayanan pengobatan massal pada ternak dilaksanakan secara gratis dengan maksud untuk meningkatkan status kesehatan ternak sehingga produksi dan produktivitas ternak yang ada di Kabupaten Malang dapat ditingkatkan secara optimal. Pada

(4)

tahun 2013 telah dilaksanakan pengobatan pada ternak sapi dan kambing sebanyak 7.459 ekor. Lokasi pengobatan ternak meliputi kecamatan-kecamatan dengan potensi populasi sapi potong yang tinggi, yaitu Kecamatan Wonosari, Ngajum, Donomulyo, Dampit, Tirtoyudo, Pagelaran, Pagak, Kalipare, Sumberpucung, Pakis, Poncokusumo, Tumpang, Wajak, Tajinan, Turen, Gedangan, Bantur, Ampelgading, Kromengan, Kepanjen, Wagir, Dau, Lawang, dan Singosari.

Guna mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun 2014, dari dana APBN 2013 disediakan anggaran untuk pengendalian dan penanggulangan penyakit parasit yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian dan meningkatkan populasi ternak sapi potong. Kegiatan yang dilakukan berupa pengambilan sampel feses sapi di 11 (sebelas) kecamatan yaitu Kepanjen Wagir, Pagak, Poncokusumo, Jabung, Sumberpucung, Donomulyo, Kromengan, Singosari, Tajinan, Pakis, Jabung.Jumlah keseluruhan sampel feses sapi potong yang diambil sebanyak 2.015 sampel.

Menindaklanjuti tingginya kasus penyakit parasiter yang ditemukan, maka pada PAK-APBD Kabupaten Malang diupayakan anggaran untuk kegiatan cacingisasi (pemberantasan penyakit cacing) di seluruh kecamatan yang meliputi pemberantasan terhadap cacing saluran pencernaan dan cacing hati (Fasciola sp.). Dari kegiatan ini telah dilakukan pengobatan penyakit cacing terhadap 5.775 ekor sapi di seluruh kecamatan di Kabupaten Malang.

Adapun untuk kegiatan pengamatan penyakit hewan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kejadian penyakit pada ternak, yang selanjutnya dapat menyediakan informasi tentang kejadian penyakit tersebut bila sewaktu-waktu diperlukan. Realisasi dari kegiatan pengamatan penyakit hewan dilaksanakan sebanyak 36 kali di 33 kecamatan se-Kabupaten Malang.

Selain pelayanan kesehatan hewan, dilaksanakan juga pemeriksaan dan penanggulangan terhadap penyakit gangguan reproduksi yang bersumber dari dana APBN tahun 2013. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanganan terhadap penyakit gangguan reproduksi sebanyak 450 ekor, yang dilaksanakan di Kecamatan Sumber Pucung (34 ekor), Pagak (39 ekor), Singosari (53 ekor), Tajinan (35 ekor), Pakis (163 ekor), Poncokusumo (47 ekor), Jabung (48 ekor), dan Wagir ( 31 ekor)

Sebagaimana diketahui bahwa bahan makanan asal hewan atau bahan asal hewan lainnya sehubungan dengan sifatnya yang mudah rusak dan dapat menjadi sumber penularan penyakit hewan kepada manusia (zoonosis), maka setiap usaha

yang bergerak dan berhubungan dengan bahan-bahan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan masyarakat veteriner agar bahan-bahan tersebut tetap sehat dan aman dikonsumsi manusia.

Berkaitan dengan hal di atas dari Dana APBD Kabupaten Malang tahun 2013 telah dilakukan kegiatan pengujian terhadap kualitas daging sapi, daging ayam dan telur. Sampel daging yang diuji sebanyak 3.000 sampel. Dari jumlah sampel daging tersebut dapat terdeteksi kualitas daging yang setara dengan 360.000 kg daging. Selain itu juga dilakukan

(5)

pengujian sampel susu sebanyak 3.000 sampel juga yang setara dengan 300.000 liter susu. Pemeriksaan untuk telur juga dilaksanakan sebanyak 1.500 sampel. Jumlah sample daging, susu maupun telur yang diperiksa masih jauh dari harapan bila dibandingkan dengan jumlah daging dan telur yang dijual di pasar tradisional dan jumlah produksi susu yang ada di wilayah Kabupaten Malang.

Pengawasan terhadap Bahan Asal Hewan (daging) dilakukan dengan cara pengawasan daging di kios-kios pasar. Selain pengawasan di pasar, juga dilakukan pengawasan terhadap Rumah Potong Hewan (RPH). Hal ini mengingat Rumah Potong Hewan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal pengawasan daging, dari awal pemotongan yaitu pemeriksaan (antemortem) sampai akhir pemotongan (post mortem). Selain itu hygiene dan sanitasi Rumah Potong hewan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, di tahun 2013 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang telah melaksanakan rehabilitasi lanjutan untuk RPH Kepanjen, untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pemotongan ternak di wilayah Kepanjen dan sekitarnya. Pembangunan lanjutan tersebut meliputi pembuatan pagar keliling, gangway, kandang peristirahatan, rumah jaga, instalasi pengolahan biogas, rumah kompos, serta saluran pembuangan limbah. Selain itu juga dilakukan pendistribusian 1 (satu) paket

alat kebersihan yang terdiri dari tali, sapu bertangkai, sekop, garpu, ember, cangkul dan desinfektan yang dibagikan pada 6 (enam) Rumah Potong Hewan di Kabupaten Malang, yaitu RPH Lawang, Singosari, Kepanjen, Bululawang, Tumpang, Pujon, Wajak, dan Turen.

Selain pengawasan terhadap Bahan Asal Hewan juga dilakukan pengawasan terhadap peredaran Obat Hewan di Poultry Shop, yang meliputi pengawasan terhadap kandungan/jenis obat, ada/tidaknya nomor registrasi dari Kementerian Pertanian, tanggal kadaluwarsa obat serta kemungkinan keberadaan obat palsu dan sebagainya. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap ijin pendirian dari Poultry Shop yang bersangkutan serta kelengkapan persyaratan teknis maupun administrasinya. Di Kabupaten Malang terdapat 11 (sebelas) Poultry Shop yang berlokasi di 7 kecamatan yaitu: Turen (PS Asri Jaya dan PS Murah), Wajak (PS Bella Jaya), Dampit (PS Maju Makmur), Donomulyo (PS Sawung dan PS Cendrawasih), Tumpang (PS Ekasari dan PS Rajawali), Pakis (PS Eka Satwa dan PS Prov

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Videografi memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi banyak pelajaran dikurikulum melalui proses aktif membuat video. Sebagai tambahan dalam keterampilan

Sedangkan menurut Sukatamsi (1984: 158) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat adopsi inovasi pengolahan kotoran ternak sapi menjadi pupuk organik dan biogas oleh gapoktan simantri adalah

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa orang tua yang memiliki perilaku cukup dalam pemilihan makanan bergizi pada anak usia pra sekolah seperti

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan Altman Z-Score untuk memprediksi.. kebangkrutan di perusahaan

Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara regulasi diri dan optimisme pada warga binaan yang menjadi

(2) Tingkat kepuasan penghuni terhadap desain bangunan berdasarkan lama tinggal di perumahan yaitu, penghuni yang sudah tinggal selama 2 – 3 tahun merasa puas, berbeda

Menyadari akan berbagai kekurangan yang ada penulis, maka untuk meningkatkan profesionalisme yang penulis rasakan masih kurang, selama tahun 2013 / 2014 ini