• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

54

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pada awal penerbitannya Surat Kabar Kompas dicetak di Percetakan Eka Grafika. Karna percetakan yang digunakan sederhana, penerbitan dan peredaran Kompas di pindah ke Percetakan PT. Masa Media, percetakan yang cukup maju dan merupakan percetakan Surat Kabar pertama di Indonesia yang mengunakan mesin ofset. Setelah tiras Kompas makin besar, Percetakan PT. Masa Media tidak sanggup lagi mencetak Kompas. Oleh karna itu pencetakan Kompas di pindah ke percetakan PT. Kinta.

Karna menginginkan agar Kompas semakin berkembang dan bisa selalu terbit tepat waktu, Bapak P.K. Ojong dan Bapak Jakob Oetama mendirikan Percetakan PT. Gramedia pada tanggal 12 Maret 1972 untuk merintis berdirinya percetakan milik PT. Gramedia.

Pada tanggal 25 November 1972, Bapak Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat ini meresmikan Percetakan PT. Gramedia yang beralamat di Jalan Palmerah Selatan 28, Jakarta 10270. Badan usaha berbentuk PT (Perseroan Terbatas) ini didirikan untuk menggantikan lembaga sebelumnya,

(2)

55 yaitu Yayasan Bentara Rakyat yang menerbitkan Kompas. Karna Undang – Undang yang berlaku saat itu melarang pengunaan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negri).

Mesin cetak web offset yang pertama dimiliki adalah mesin bermerek Pacer, buatan Inggris yang menangani percetakan Kompas dengan tiras 115.655 eksemplar. Tahun 1976 didatangkan 2 buah rangkaian mesin Goss Urbanite buatan Amerika. Tahun 1981 didatangkan lagi 1 rangkaian mesin Goss Urbanite. Mesin cetak offset bermerek Solna Distributor 25 buatan Swedia didatangkan pada tahun 1985 dan tahun 1990 didatangkan mesin buatan Inggris Goss Headliner Ofset. Tiga line HT 70 (Headliner Tower) buatan Inggris didatangkan pada tahun 1996. Mesin dengan mengunakan teknologi yang lebih unggul dari pada mesin – mesin sebelumnya karna dapat mencetak dengan jumlah warna yang lebih banyak dengan kecepatan yang sangat tinggi (70.000 eks/jam). Selain itu mesin ini mengunakan teknologi elektronik dan computer, sedangkan mesin – mesin sebelumnya mengunakan teknologi mekanik.

Selain mencetak Koran, Tabloid dan Majalah, Percetakan PT. Gramedia juga mencetak Buku, Brosur, Kalender, dan Poster. Untuk pencetakan tersebut Percetakan PT. Gramedia mempunyai 9 mesin Sheetfed yang diantaranya mempu mencetak 4 warna. Untuk proses penjilidan Percetakan PT. Gramedia mempunyai mesin Jahit Kawat, Jahit Benang, mesin Jilid Lem Panas, mesin Lipat, mesin Potong, mesin Potong 3 Sisi, mesin Shirink Wrapping, mesin pembuat Hard Cover.

Seiring dengan perkembangan teknologi, mulai tahun 1997 Percetakan PT. Gramedia menerapkan teknologi Cetak Jarak Jauh. Hingga saat ini teknologi

(3)

56 Cetak Jarak Jauh digunakan di Bawen, Ujung Pandang, Surabaya, Palembang, Banjarmasin, Medan, Bandung, dan Bali. Dengan adanyan teknologi Cetak Jarak Jauh Percetakan PT. Gramedia juga menagani percetakan Surat Kabar luar negri. Mulai tahun 1998 ada 2 buah Surat Kabar luar negri yang dicetak oleh Percetakan PT. Grameedia untuk distribusi diwilayah Indonesia yaitu, The Asian Wall Street

Journal and The International Herald Tribune.

Saat ini PT. Gramedia sudah menyebar ke beberapa site antara lain di PT. Bawen Mediatama, PT. Medan Media Grafika Tama, Unit Cikarang, Unit Bandung 1 dan 2, Site Rembang, Makasar dan di Bali.

Visi dan Misi PT. Gramedia adalah :

Visi : Menjadi percetakan kelas dunia terbaik di Asia Tenggara Misi : Mendukung pencapaian sasaran bisnis pelanggan dengan

Memahami bisnis, menjamin keamanan produk, memberi kualitas yang dipilih, memberikan inovasi produk dan layanan yang memuaskan pelanggan

Menyediakan layanan desain, percetakan, pengemasan dan layanan distribusi yang paling disukai pelanggan untuk mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat.

4.1.1 Organisasi dan Manajemen

Percetakan PT. Gramedia dipimpin oleh seorang Direktur kelompok, yang dibantu oleh seseorang General Manajer dalam oprasional produksi dan ke-empat orang manajer dalam bidang yang mendukung oprasional tersebut.

(4)

57 1. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Menangani perencanaan teknologi yang akan dipakai oleh perusahaan proyek – proyek pengembangan percetakan dan pengembangan sistem dan teknologi.

2. Bidang PPA (Perencanaan dan Pengendalian Anggran) Menangani pengembangan bisnis perusahaan

a. Bagian Perencanaan dan Pengendalian Anggaran

Menangani perencanaan dan pengendalian angaran perusahaan serta avaluasi pelaksanaannya.

b. Seksi EDP (Electronic Data Processing)

Menangani pengelolaan proses data tentang karyawan dan produksi.

3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menangani Perencanaan, pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui fungsi Penerimaan dan Penempatan, Pendidikan dan Pelatihan, Hubungan Industrial dan layanan administrasi Remunisasi dan Kesejahteraan Karyawan.

4. Bidang Umum

Menangani pekerjaan yang berhubungan dengan fungsi – fungsi kerumah tanggaan perusahaan, fungsi logistik dan perijinan perusahaan.

a. Bagian Rumah Tangga

Menangani kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana oprasional perkantoran, pendukung produksi dan pengelolaan limbah.

(5)

58 b. Bagian Logistik

Menangani pengadaan dan pengelolaan bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan suku cadang guna menunjang kegiatan produksi.

Bidang oprasional produksi terdiri dari enam Bagian, yang masing – masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, yaitu :

1. Bagian Pemasaran

Menangani pemasaran jasa cetak ke pelanggan di luar maupun di dalam Kelompok Kompas Gramedia.

2. Bagian Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menangani Perencanaan dan Pengendalian jadwal kerja dan jalanya kegiatan produksi serta kalkulasi biaya produksi berdasarkan bahan, tenaga kerja dan mesin yang digunakan.

3. Bagian Pracetak

Menangani kegiatan pengolahan naskah, mulai dari menerima materi dari konsumen (teks atau gambar) baik berupa data digital atau orginal serta memprosesnya hingga menjadi pelat yang nanti siap untuk dialihkan ke Bagian Cetak (Rotasi atau Lembaran) sehingga nantinya siap untuk melakukan kegiatan mencetak.

4. Bagian Cetak Rotasi (Web)

Menangani kegiatan proses pencetakan dengan mengunakan kertas gulungan, yang hasil akhirnya dapat berupa katern – katern atau lipatan. Sampai saat ini prodak yang dihasilkan berupa Surat Kabar dan Tabloid. Bagian Cetak Lembaran (Sheet)

(6)

59 Menangani kegiatan pencetakan dengan mengunakan kertas berupa lembaran, yang hasil akhirnya berupa lembaran. Sampai saat ini prodak yang dihasilkan berupa Majalah, Buku, Brosur, Poster, dan Kelender.

5. Bagian Jilid

Menangani kegiatan proses lanjutan dari hasil cetakan, setelah selesai dicetak dilanjutkan dengan proses lipat, menjahit kawat atau benang dan lem, sehingga menjadi bentuk jadi dari prodak berupa Majalah, Buku, Komik, dan Kamus.

6. Bagian Power dan Mantenance

Manangani perawatan mesin produksi di Bagian Pracetak, Cetak Rotasi, Cetak Lembaran dan mesin Jilid, Pengelolaan tenaga listrik dan reparasi dan modifikasi mesin.

(7)

60 Gambar 4.1 Struktur bagian percetakan

Redaksi Pemasaran

OEF

Penerimaan Order

1. Periksa OEF 2. Buat ODS

3. Periksa materi iklan 4. Buat kupon 5. Distribusi SPK 6. Dll Customer 1. Materi iklan 2. DCP Pracetak 1. Buat DCP 2. Insert Materi Koordinator Order

1. Kontrol proses di cetak dan mailroom

2. Kordinasi dengan pemasaran dan konsumen

3. Membuat laporan produksi

Penjadwalan

1. Buat jadwal order 2. Buat jadwal perwatan

mesin

3. Distribusi jadwal

Perencanaan Order

1. Buat SPK Pre Press 2. Buat SPK Press 3. Buat SPK Sortir pak 4. Buat konfigurasi 5. Buat Routing

Jilid dan Mailroom

Press Pre Press dan

(8)

61 4.1.2. DATA TEKNIS MESIN GOSS MAGNUM 1 (salah satu mesin yang

beroprasi)

Konfigurasi Mesin : 5 unit reelstand

: 4 unit 4Hi

: 1 unit folder

Spesifikasi data Teknik

Speed maks : 40.000 cetakan/jam

Reelstand : Zero Speed splicer

Lebar kertas maks : 914 mm

Diameter kertas maks : 42’ (1060 mm)

Unit cetak

Bentuk silinder : Single Width Double Circumferential

Keliling silinder : 2 x 578 mm

Bidang cetak maks : 560 x 870 mm

Ukuran plate : 584 x 914 x 0,03 mm

Kemampuan cetak maksimum untuk cetak warna

Broadsheed/tabloid : 4 web (4/4, 4/4, 4/4, 4/4) Straight/

(9)

62 Ukuran Lipatan Broadsheet yang dihasilkan

Maksimum : 457,5 mm x 578 mm (cut off)

Minimum : 220 x 578 mm (cut off)

Ukuran Lipatan Tabloid yang dihasilkan

Maksimum : 289 mm (1/2 cut off) x 457,5 mm

Minimum : 289 mm (1/2 cut off) x 220 mm

Kertas koran dengan gramatur : 40 – 100 gram

Berat kertas gulungan diameter : 42’= +450 kg

4.2 Tahap Proses Cetak

1. Masa produksi Pra Cetak

a. Konten koran dari redaksi harus sudah fix sebelum di buatkan film.

b. Pembuatan film harus di lakukan secara cermat dengan memperhatikan ukuran koran dan persisi layout konten.

c. Film yang sudah jadi kemudian di cetak kedalam plate sesuai dengan warna yang digunakan yaitu CMYK. Satu plate digunakan hanya untuk satu warna saja dan 1 (satu) lebar koran dalam satu kali produksi. Jadi apabila 1 (satu) eksemplar ada 12 (dua belas) halaman atau 3 (tiga) lembar, berarti plate yang digunakan berjumlah 12 (dua belas) untuk satu kali produksi.

(10)

63 2. Masa produksi cetak

a. Plate yang sudah jadi kemudian ditempatkan di mesin cetak.

Pemasangan plate harus sejajar sehingga tidak menimbulkan salah cetak seperti tidak register atau menjadikan warna kabur.

b. Bahan baku seperti kertas, fountain dan tinta juga harus sudah dipersiapkan sebelum plate di masukkan.

c. Settingan mesin harus pas sehingga tidak terjadi brake mendadak pada saat digunakan seperti kekencangan konsol, pengaturan kecepatan perputaran mesin, dan rem mesin.

d. Kepekatan tinta harus pas sesuai takaran sehingga penyerapan tinta merata. Pemasangan kertas juga harus persisi sehingga tidak terjadi unregister dan terpotong.

e. Operator mengawasi kinerja mesin dan melakukan updating settingan mesin ketika mesin mengalami kemacetan atau ketidaksesuaian yang dapat menyebabkan proses produksi terhenti.

f. Pengawasan oleh bagian quality control pada saat proses produksi dengan mengambil tindakan antisipati ketika terjadi brake atau kesalahan cetak.

g. Koran yang sudah keluar dari mesin dalam bentuk jadi (sudah terlipat) juga harus di lakukan pengecekan/ inspeksi untuk menghindari produk rusak keluar sampai ke tangan konsumen.

(11)

64 h. Packaging dilakukan oleh bagian finishing dengan membundel sesuai jatah/ permintaan agen distributor di masing-masing daerah kemudian di masukan kedalam mobil box untuk didistribusikan

4.3 Proses produksi cetak

Sebelum memulai produksi terlebih dahulu operator mengambil Surat Perintah Kerja (SPK). SPK ini dibuat oleh PPC ( Plain Production Control ) dan selanjutnya didistribusikan ke Pracetak (Pre-Press), Cetak (Press). Adapun untuk bagian cetak (Press) didistribusikan ke Persiapan Produksi (P2), di ruang P2 ini SPK di bagi berdasarkan nama order. Selanjutnya operator akan mengambil dan mempelajari SPK tersebut guna menentukan pemakaian Reelstand dan Unit cetak yang akan dipakai. Pada SPK terdapat imposisi halaman, adapun contoh imposisi halaman adalah sebagai berikut:

(12)

65 4.3.1 Standart Alat dan Bahan

1) Kertas.

Pada cetak koran Warta Kota menggunakan kertas koran dengan gramatur 45

gram/m2 dengan lebar kertas 70 cm. 2) Tinta.

Proses produksi koran Warta Kota menggunakan tinta proses yaitu cyan,

magenta, yellow dan black.

3) Air Pembasah.

Air pembasah yang digunakan pada mesin Goss Magnum memiliki pH 4.8 – 5.8 dan Coductivity 1100 – 1400 μS, dengan fountain solution merk X.

4) Pelat Cetak.

Pelat cetak yang digunakan pada mesin Goss Magnum yaitu jenis merk x dengan ukuran pelat 889 x 607 mm.

5) Plate Cleanner.

Plate cleanner merupakan cairan untuk membersihkan bagian dari pelat cetak

yang terkena oksidasi maupun mengalami goresan kecil. 6) Wash Blanket.

Wash blanket merupakan cairan yang digunakan untuk membersihkan

permukaan kain blanket.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses produksi koran Warta Kota antara lain:

1) Cutter.

2) Penyobek kertas. 3) Spidol.

(13)

66 4) Sponge.

5) Plate Sucker.

6) Sendok Tinta ( Kape). 7) Screen Tester.

4.3.2 Standart Persiapan Unit Cetak A Persiapan Unit Cetak.

a) Persiapan Sistem Pembasah.

Selain pengukuran nilai pH dan conductivity juga dilakukan persiapan pada sistem pembasahan pada tiap couple yaitu; pemeriksaan sirkulasi air pembasah, pemasangan water level, dan pemasangan water

stop.

b) Persiapan Sistem Penintaan.

Persiapan sistem penintaan yaitu dengan mengisi tinta pada bak tinta sesuai dengan warnanya.

c) Pemasangan Pelat Cetak.

Pemasangan pelat pada mesin Goss Magnum sesuai dengan halaman yang telah di tentukan. Perlu di ingat bahwa silinder plate harus dalam keadaan bersih.

d) Persiapan Folder.

Beberapa bagian dari folder yang perlu dipersiapkan untuk mencetak koran Warta Kota adalah: posisi trolley, posisi nipping rollers, posisi

(14)

67 i. Persiapan Bustle Wheel.

Posisikan roda bustle wheel pada sisi drive (DS) yaitu berada ± ¼ dari lebar kertas serta menempel pada kertas, namun tidak menekan kertas. Posisi bustle wheel yang menekan akan mengganggu penyetelan

register pada saat cetak coba. ii. Ink Presetting.

Ink presetting merupakan suatu alat bantu yang berfungsi untuk

melakukan penyetelan awal tinta sehingga pada saat proses cetak maka hasil cetakan akan mendekati hasil yang diinginkan. Ink presetting ini menggunakan perangkat GWC (Goss Web Center Newspaper) yang menerima data dari pre-press dan mengolah data tersebut menjadi kurva volume pemakaian tinta.

e) Cetak Coba.

Setelah semua persiapan selesai maka akan dilakukan cetak coba. Cetak coba ini bertujuan untuk memeriksa:

1) Nomor halaman sudah urut.

2) Nomor edisi semua halaman sudah sesuai.

3) Hari, tanggal, bulan, tahun edisi semua halaman sesuai.

4) Komposisi FC/BW (Full Color/Black & White) semua halaman sudah sesuai proof atau visualizer.

5) Teks, image, non image semua halaman tidak cacat. 6) Toleransi register warna maksimal 0.05 mm. 7) Register cut-off sudah tepat.

(15)

68 Setelah semua pemeriksaan selesai dan tidak ada penyimpangan pada cetakan maka kecepatan produksi di tambah dan hasil cetakan dinaikkan ke maillroom dan selanjutnya dikirim oleh

ekspedisi.

4.3.3 Proses Produksi.

Setelah proses cetak coba dan diperoleh hasil cetakan yang baik maka kecepatan produksi di naikkan secara bertahap. Di setiap perubahan kecepatan mesin dilakukan penyetelan terhadap pemakaian air pembasah dan tinta serta kestabilan register sehingga kualitas cetakan akan menjadi lebih stabil. Pada proses produksi ini operator menyempurnakan hasil cetakan yaitu ketepatan

register, cut-off, kerataan tinta hitam dan warna sesuai dengan DCP (Digital Color Proofing) dan ink water balance.

4.4 Data yang diambil

Data yang diambil untuk mendukukung berjalannya usulan implementasi proyek Six Sigma pada produk koran kompas di PT.Gramedia adalah :

Dari data yang diperoleh terdapat 4 jenis cacat yang paling dominan selama proses produksi berlangsung. Ke-empat jenis cacat tersebut adalah:

1. Doubling

Doubling adalah jenis cacat karena penyerapan warna pada tulisan dan

(16)

69 cetak karena tinta masih sangat pekat dan belum tercampur secara merata sehingga menjadikan warna tidak terserap secara sempurna.

2 Scumming

Scumming adalah jenis cacat yang ditandai dengan hasil cetakan yang

kotor sebagian. Ini disebabkan karna nilai air pembasah dengan tinta tidak seimbang. Biasanya disebabkan karna nilai air lebih rendah dari nilai tinta.Hal tersebut biasanya terjadi pada daerah tepi dari koran.

3 Fan Out

Fan out adalah jenis cacat yang ditandai dengan tidak simetris antara

register sebelah kanan dengan kiri (masing-masing sisi), atau dengankata lain register yang terletak pertengahan yang menjadi lipatan koran tidak berada tepat sejajar atau melebar. Adapun toleransi penyimpangannya adalah 0,3mm.

4 Cetakan Putih

Cetakan Putih adalah ditandai dengan hasil cetakan putih atau sebagian tinta hilang pada hasil cetaknya.

(17)

70 Gambar 4.3 contoh defect hasil cetak

Cetakan putih

scumming

doubling

(18)

71 Berikut adalah data dari ke empat jenis cacat pada produk Kompas di atas yang diperoleh dari bagian QC pada periode mei 2012 dalam satuan exemplar.

Tabel 4.1 Tabel jumlah defect produk kompas bulan Mei 2012

tanggal Doubling Scuming Fan out Cetakan putih total defect jumlah produksi 1 1 132 413 300 200 1045 50.200 2 2 700 400 344 228 1672 51.700 3 3 910 308 244 120 1582 50.235 4 4 800 292 168 300 1560 49.900 5 5 500 644 200 140 1484 50.213 6 6 400 400 336 332 1468 49.900 7 7 670 372 164 164 1370 50.100 8 8 600 230 400 200 1430 49.800 9 9 300 250 200 300 1050 50.000 10 10 600 432 192 240 1464 50.150 11 11 1008 248 144 168 1568 49.300 12 12 636 225 300 100 1261 51.005 13 13 800 400 240 240 1680 50.700 14 14 850 400 164 188 1602 50.200 15 15 700 800 284 292 2076 49.900 16 16 500 250 200 200 1150 50.000 17 17 600 500 300 200 1600 50.100 18 18 775 500 600 940 2815 50.225 19 19 400 316 296 280 1292 50.300 20 20 100 400 700 600 1800 49.950 21 21 350 500 300 750 1900 50.100 22 22 550 200 250 400 1400 50.600 23 23 753 375 200 500 1828 50.100 24 24 400 680 500 400 1980 49.800 25 25 500 325 600 100 1525 50.200 26 26 735 400 600 200 1935 50.500 27 27 500 500 350 126 1476 50.100 28 28 625 350 300 500 1775 50.000 29 29 400 175 421 392 1388 50.135 30 30 900 100 500 200 1700 50.000 Total 17694 11385 9797 9000 47876 1.505.413

(19)

72 4.4. Pengolahan Data

Implementasi six sigma menggunakan pendekatan yang di sebut DMAIC. Pendekatan ini terdiri dari lima tahap, yaitu : define, measure, analyze, improve, dan

control. Berikut adalah penjabaran masing-masing tahapan.

4.4.1 Tahap Define

Tahap define merupakan tahap awal dalam implementasi six sigma. Pada tahap ini peneliti mendefinikan rencana-rencana dan tindakan yang harus dilakukan untuk melaksanan peningkatan kualitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan secara lebih mendalam dari sisi proses.

A. Pedefinisian Proyek Six Sigma

Sesuai dengan visi perusahaan yang selalu mengedepankan kualitas dan menciptakan kualitas yang lebih baik dari waktu ke waktu maka peneliti akan memfokuskan proyek six sigma ini khusus pada peningkatan kualitas produk.

Pendefinisian proyek six sigma yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode 5W + 1H. Penjabarannya adalah sebagai berikut :

1. What ( Apa tujuan dari proyek six sigma dan apa targetnya?)

Tujuannya dari proyek ini adalah meningkatkan kualitas koran dengan menurunkan tingkat Downgrate pada produk koran.

2. Why (Mengapa proyek tersebut yang dipilih?)

Proyek tersebut dipilih karena peningkatan kualitas produk merupakan salah satu visi perusahaan dan menjadi prioritas perusahaan sehingga konsumen tidak dikecewakan.

(20)

73 3. Where (Dimana proyek tersebut dilaksanakan?)

Pelaksanaan proyek tersebut akan dilaksanakan pada proses produksi pembuatan koran.

4. When (Kapan proyek tersebut akan dilakukan?)

Data yang di peroleh oleh peneliti adalah data produksi koran periode Mei 2012. Namun hasil analisa tetap bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan bulan berikutnya. Dan proyek ini hanya sebagai usulan.

5. Who (Siapa yang harus bertanggung jawab dalam proyek?)

Metode six sigma melibatkan banyak pihak mulai dari Executive Leader ( Unit Head of VAM ,Manager, Penasihat, Tim Tim six sigma, hingga Operator. Namun kunci keberhasilan ada pada Black Belts maka harus disusun sebuah tim yang berasal dari orang-orang yang professional dan memahami six sigma. 6. How (Bagaimana Proyek tersebut akan dilaksanakan?)

Pelaksanaan akan dimulai dengan perhitungan kinerja saat ini yang meliputi DPMO, SQL, dan Yield. Kemudian dilakukan perbaikan pada CTQ yang potensial dengan fishbone dan FMEA. Diharapkan setelah perbaikan ada peningkatan pada DPMO, SQL, dan Yield.

B. Pemetaan Proses

Pada pementaan proses digunakan alat bantu diagram SIPOC atau peta ingkat tinggi. Tujuan pembuatan diagram ini adalah mengidentifikasi proses yang sedang diamati, input dan output proses tersebut, serta pemasok dan pelanggannya. Diagram SIPOC untuk produk kompas dapat dilihat pada gambar 4.2

(21)

74 Gambar 4. 4 Diagram SIPOC untuk Produksi kompas

Diagram SIPOC diatas terdiri dari supplier, input, process, output, costumer. Penjelasan dari masing-masing unit adalah sebagai berikut.

1. Supplier

Supplier adalah unit yang bertindak sebagai memasok. Dan yang bertugas

sebagai untuk kegiatan produksi di PT Gramedia adalah departemen PPIC dan

Warehouse. Kesalahan pada suplayer yang berdampak pada prosuk tidak ada

karena sudah terprogram karena SOP sudah jelas. 2. Input

Departemen produksi akan menjalankan fungsinya jika mendapat work order dari sales. Lalu dept produksi memberikan informasi kepada warehouse dan PPIC untuk menyediakan bahan baku. Kesalahan pada input yang berdampak pada produk akan terjadi bila salah informasi dari salles yang mengorder kepada orang produksi.

3. Process

a. Plate yang sudah jadi kemudian ditempatkan di mesin cetak.

Pemasangan plate harus sejajar sehingga tidak menimbulkan salah cetak seperti tidak register atau menjadikan warna kabur.

(22)

75 b. Bahan baku seperti kertas, fountain dan tinta juga harus sudah dipersiapkan

sebelum plate di masukkan.

c. Settingan mesin harus pas sehingga tidak terjadi brake mendadak pada saat digunakan seperti kekencangan konsol, pengaturan kecepatan perputaran mesin, dan rem mesin.

d. Kepekatan tinta harus pas sesuai takaran sehingga penyerapan tinta merata. Pemasangan kertas juga harus persisi sehingga tidak terjadi unregister dan terpotong.

e. Operator mengawasi kinerja mesin dan melakukan updating settingan mesin ketika mesin mengalami kemacetan atau ketidaksesuaian yang dapat menyebabkan proses produksi terhenti.

f. Pengawasan oleh bagian quality control pada saat proses produksi dengan mengambil tindakan antisipati ketika terjadi brake atau kesalahan cetak.

g. Koran yang sudah keluar dari mesin dalam bentuk jadi (sudah terlipat) juga harus di lakukan pengecekan/ inspeksi untuk menghindari produk rusak keluar sampai ke tangan konsumen.

Kesalahan pada proses yang berdampak pada produk terdapat pada saat proses pembuatan adonan dan proses pencetakkan hal ini disebabkan oleh faktor manusia yang tidak menerapkan SOP secara benar dan mesin yang sudah tidak baik.

(23)

76 4. Output

Output yang Koran yang sudah keluar dari mesin dalam bentuk jadi (sudah terlipat) juga harus di lakukan pengecekan/ inspeksi untuk menghindari produk rusak keluar sampai ke tangan konsumen.

5. Costumer

Bagian custemer adalah pengepakan dan jilid. Bagian ini menangani kegiatan proses lanjutan dari hasil cetakan, setelah selesai dicetak dilanjutkan dengan proses lipat kemudiadi bungkusdalam bentuk bandelan dan dicantumkan top sheet dan selanjutnya di teruskan bagian pemasaran/marketing.

C. Pendefinisian Jenis Cacat dan CTQ

Dalam diagram SIPOC yang menjadi konsumen adalah jilid dan pengepakan sehingga harus dikumpulkan data mengenai criteria yang menjadi konsumen terhadap produknya. Dalam hal ini criteria yang diinginkan konsumen tersebut dengan Critical to

Quality (CTQ). Keinginan konsumen adalah tidak adanya produck cacat yang masuk

ke bagian konsumen. Oleh karena itu untuk mempermudah penelitian, peneliti merangkumnya dalam sebuah table 4.3 yang berisi jenis cacat pada produk kompas Kriteria-kriteria tersebut kemudian disusun dalam sebuah CTQ tree berikut.

Tabel 4.2 Jenis cacat produksi kompas No Jenis Cacat

1 Doubling 2 van out 3 Scumming 4 cetak putih

(24)

77 Gambar 4. 5 CTQ Tree produk koran Kompas

Gambar 4.5 Menampilkan CTQ atau criteria produk yang memenuhi standar pada produk Kompas berjumlah 4 buah yang masuk dalam dimensi/ tekstur.

D. Pernyataan Masalah ( Problem Statement )

Dari data tahun 2011, dapat dilihat jumlah produksi koran dan jumlah defect dari hasil produksi.

Tabel 4. 3 Produksi Koran

tanggal Doubling Scuming Fan out Cetakan putih total defect jumlah produksi 1 1 132 413 300 200 1045 50.200 2 2 700 400 344 228 1672 51.700 3 3 910 308 244 120 1582 50.235 4 4 800 292 168 300 1560 49.900 5 5 500 644 200 140 1484 50.213 6 6 400 400 336 332 1468 49.900 7 7 670 372 164 164 1370 50.100 8 8 600 230 400 200 1430 49.800 9 9 300 250 200 300 1050 50.000 10 10 600 432 192 240 1464 50.150 Koran doubling Van out scumming Cetak putih

(25)

78 11 11 1008 248 144 168 1568 49.300 12 12 636 225 300 100 1261 51.005 13 13 800 400 240 240 1680 50.700 14 14 850 400 164 188 1602 50.200 15 15 700 800 284 292 2076 49.900 16 16 500 250 200 200 1150 50.000 17 17 600 500 300 200 1600 50.100 18 18 775 500 600 940 2815 50.225 19 19 400 316 296 280 1292 50.300 20 20 100 400 700 600 1800 49.950 21 21 350 500 300 750 1900 50.100 22 22 550 200 250 400 1400 50.600 23 23 753 375 200 500 1828 50.100 24 24 400 680 500 400 1980 49.800 25 25 500 325 600 100 1525 50.200 26 26 735 400 600 200 1935 50.500 27 27 500 500 350 126 1476 50.100 28 28 625 350 300 500 1775 50.000 29 29 400 175 421 392 1388 50.135 30 30 900 100 500 200 1700 50.000 total 17694 11385 9797 9000 47876 1.505.413

Dari data diatas deffect hasil dari produksi koran kompas masih ada. Dimana tujuan project ini adalah zero defect. Maka harus ada taraf perbaikan kembali.

4.4.2 Tahap Measure

Tahap selanjutnya adalah pengukuran kinerja saat ini sebagai acuan awal sebelum melakukan perbaikan. pengukuran meliputi DPMO, SQL, dan Yield.

A. Penghitungan DPMO dan SQL

Deffect per Million Oppoturnities (DPMO) merupakan ukuran yang

menunjukkan kegagalan per sejuta kesempatan sedangkan Sigma Quality Level (SQL) merupakan indikator yang menggambarkan tingkat performance proses.

(26)

79 Perhitungan dimulai dengan mencari nilai defect per oppoturninies (DPO). DPO produksi Kompas.

DPO =

DPO = 0,005225

Setelah mendapat nilai DPO kemudian mencari nilai DPMO. DPMO produksi Kompas.

DPMO =0,005225X1.000.000

= 5225

Terakhir mancari nilai SQL.

SQL= 4,06

Selengkapnya tingkat nilai DPMO dan SQL selama bulan Mei 2012 dapat dilihat pada table 4.4 berikut.

Tabel 4. 4 Nilai DPMO dan SQL Produk Kompas bulan Mei 2012

tanggal

jumlah produksi

total

defect CTQ DPO DPMO SQL

1 1 50.200 1045 4 0,005204183 5204,18 4,06 2 2 51.700 1672 4 0,008085106 8085,11 3,90 3 3 50.235 1582 4 0,007872997 7873,00 3,91 4 4 49.900 1560 4 0,007815631 7815,63 3,92 5 5 50.213 1484 4 0,007388525 7388,52 3,94 6 6 49.900 1468 4 0,007354709 7354,71 3,94 7 7 50.100 1370 4 0,006836327 6836,33 3,96 8 8 49.800 1430 4 0,007178715 7178,71 3,95 9 9 50.000 1050 4 0,00525 5250,00 4,06 10 10 50.150 1464 4 0,007298106 7298,11 3,94

(27)

80 11 11 49.300 1568 4 0,007951318 7951,32 3,91 12 12 51.005 1261 4 0,006180767 6180,77 4,00 13 13 50.700 1680 4 0,008284024 8284,02 3,90 14 14 50.200 1602 4 0,007978088 7978,09 3,91 15 15 49.900 2076 4 0,010400802 10400,80 3,81 16 16 50.000 1150 4 0,00575 5750,00 4,03 17 17 50.100 1600 4 0,007984032 7984,03 3,91 18 18 50.225 2815 4 0,014011946 14011,95 3,70 19 19 50.300 1295 4 0,006436382 6436,38 3,99 20 20 49.950 1800 4 0,009009009 9009,01 3,86 21 21 50.100 1900 4 0,009481038 9481,04 3,85 22 22 50.600 1400 4 0,006916996 6917,00 3,96 23 23 50.100 1825 4 0,009106786 9106,79 3,86 24 24 49.800 1980 4 0,009939759 9939,76 3,83 25 25 50.200 1525 4 0,007594622 7594,62 3,93 26 26 50.500 1935 4 0,009579208 9579,21 3,84 27 27 50.100 1476 4 0,007365269 7365,27 3,94 28 28 50.000 1775 4 0,008875 8875,00 3,87 29 29 50.135 1388 4 0,006921312 6921,31 3,96 30 30 50.000 1700 4 0,0085 8500,00 3,89 total 1.505.413 47876 4 0,007951689 7951,69 3,92

(28)

81 Gambar 4.6 Nilai DPMO dan SQL produk kompas

Dari perhitungan nilai sigma di atas, diperoleh nilai sigma produksi Kompas adalah sebesar 3,92. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sigma yang didapat sekarang sudah cukup baik, karena berada rata-rata tingkat sigma perusahaan Internasional.

Berdasarkan run chart SQL diketahui bahwa produksi Kompas pernah mengalami penurunan di tanggal 18 dan meningkat kembali, itu dikarena ketidakstabilan produksi.

B. Penghitungan Yield Proses

Yield merupakan besarnya probabilitas produk yang tidak cacat pada proses

yang diinspeksi

(29)

82

DPU = DPU = 0,2

Selanjutnya mencari nilai Selanjutnya mencari nilai Yield. Yaitu :

Yield = 0,98

Selengkapnya untuk nilai Yield selama Mei 2012 dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4. 5 Nilai Yield Produk Bakso 32 tahun 2011-2012

tanggal

jumlah produksi

total

defect DPU Yield % yield

1 1 50.200 1045 0,02 0,98 98,36 2 2 51.700 1672 0,03 0,97 97,46 3 3 50.235 1582 0,03 0,98 97,52 4 4 49.900 1560 0,03 0,98 97,54 5 5 50.213 1484 0,03 0,98 97,67 6 6 49.900 1468 0,03 0,98 97,68 7 7 50.100 1370 0,03 0,98 97,84 8 8 49.800 1430 0,03 0,98 97,74 9 9 50.000 1050 0,02 0,98 98,34 10 10 50.150 1464 0,03 0,98 97,70 11 11 49.300 1568 0,03 0,97 97,50 12 12 51.005 1261 0,02 0,98 98,05 13 13 50.700 1680 0,03 0,97 97,39 14 14 50.200 1602 0,03 0,97 97,49 15 15 49.900 2076 0,04 0,97 96,74 16 16 50.000 1150 0,02 0,98 98,18 17 17 50.100 1600 0,03 0,97 97,49 18 18 50.225 2815 0,06 0,96 95,63 19 19 50.300 1295 0,03 0,98 97,97 20 20 49.950 1800 0,04 0,97 97,17 21 21 50.100 1900 0,04 0,97 97,02 22 22 50.600 1400 0,03 0,98 97,82 23 23 50.100 1825 0,04 0,97 97,14

(30)

83 24 24 49.800 1980 0,04 0,97 96,88 25 25 50.200 1525 0,03 0,98 97,61 26 26 50.500 1935 0,04 0,97 96,99 27 27 50.100 1476 0,03 0,98 97,68 28 28 50.000 1775 0,04 0,97 97,21 29 29 50.135 1388 0,03 0,98 97,82 30 30 50.000 1700 0,03 0,97 97,33 total 1.505.413 47876 Rata-rata 0,03 0,97 97,47

Gambar 4.7 Nilai Yield Produk Kompas bulan Mei 2012

Tingkat yield proses pada produksi koran Kompas sebesar 97.50%. Jika diperhatikan lebih teliti, ternyata nilai sigma yang menurun disebabkan oleh nilai yield yang juga mengalami penurunan.

Gambar

Gambar 4.2  Imposisi Halaman
Tabel 4.1 Tabel jumlah defect produk kompas bulan Mei 2012
Diagram  SIPOC  diatas  terdiri  dari    supplier,  input,  process,  output,  costumer
Tabel 4.2 Jenis cacat produksi kompas  No  Jenis Cacat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengedit nomor plat truk, langkahnya adalah mengambil teks yang ada dalam EditText setelah user mengisikan nomor platnya. Namun belum ada aturan yang melarang

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dewan direksi, komisaris independen, dan komite lingkungan terhadap pengungkapan emisi karbon

(2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah,

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

Mereka juga mengancam akan mem-PHK semua karyawan yang ikut aksi mogok jika dalam waktu tiga hari kami masih tetap tidak mau masuk kerja seperti biasa.. Namun, kami

 Audit Program PPI sangat penting di dalam pelaksanaan PPI di rumah sakit, dengan audit terhadap semua aktifitas pelayanan dan fasilitas penunjang akan terjadi perubahan

Rancangan Jadual dan Mekanisme pembahasan 4 (empat) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama di Provinsi Maluku Utara, Banten, Bangka Belitung dan Gorontalo