• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Oleh KURNIA 10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(2)

i

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh KURNIA 10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Motto…

“Kita semua mampu menjadi apa saja yang kita mau. Kuncinya sangat sederhana. Gantungkanlah harapanmu

kepada Tuhan yang kau yakini dan perkuatlah dirimu sendiri dengan kekuatan yang kau miliki...”

Tulisan ini Kupersembahkan…

 Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini

merupakan hasil getaran do’a dan dukungan kedua orang tua (Pua H. Bandu Husen dan Ma Hj. Nurma), kakak-kakakku (Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd, Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd), Keponakanku tersayang (Ilma, Nandar, Tian, Ima, Aulia, Afdal. Azwar, Damar, Amira, Azril, Khairil, Naira, Azfar, Aza, Adelia, dan Ara) dan keluarga yang mengalir tiada henti.

 Setiap tetesan keringat yang keluar merupakan tanggung jawab untuk almamaterku.

(8)

vii

ABSTRAK

Kurnia. 2020. Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model Pembelajaran Inquiry Learning. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H. Abd. Samad dan Dewi Hikmah Marisda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah library research (studi literatur) dari 50 jurnal maupun prosiding hasil penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning yang ada di Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media yang digunakan pada model inquiry learning adalah Physics Education Technology (PhET), Laboratorium Virtual, Audio Visual, Alat Peraga, Macromedia Flash, Video, Multimedia, Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality. Media yang paling banyak digunakan adalah Physics Education Technology (PhET) dengan persentase sebesar 28% karena dengan menggunakan software tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta memberikan dampak positif dalam pembelajaran fisika. Media yang paling sedikit digunakan adalah Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality dengan persentase sebesar 2%. Dengan demikian media pembelajaran Physics Education Technology (PhET) yang paling banyak digunakan pada model Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemampuan dalam bidang fisika, terutama media pembelajaran karena media memiliki manfaat yang tak terbatas dalam dunia pendidikan untuk dikembangkan.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan menyebarkan pesan-pesan Allah SWT kepada umatnya.

Dalam usaha penyelesaian penyusunan skripsi yang berjudul “Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model Pembelajaran Inquiry Learning” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata-1 (S1) dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada kedua orang tuaku, Pua H. Bandu Husen dan Ma tercinta Hj. Nurma yang telah berjuang, mendidik, memberikan semangat, dorongan, doa, serta kasih sayang yang tak terhingga dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga terselesainya studi (S1) penulis. Terima kasih juga untuk kakak-kakakku tercinta Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd, Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd yang telah membantu, baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril untuk penulis.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dan setulusnya kepada Ayahanda Drs. H. Abd. Samad, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing, memberikan ide, arahan, saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan

(10)

ix

perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Ayahanda Ma’ruf, S.Pd., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama dibangku kuliah.

Terima kasih untuk diriku sendiri, yang sudah bertahan dan berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih, atas perjuangannya untuk mengerjakan skripsi. Tetap kuat untuk melanjutkan perjalanan hidup dan temukan pengalaman-pengalaman baru di setiap langkahmu. Terima kasih juga kepada grup WINNER (Kang Seungyoon, Kim Jinwoo, Song Minho, dan Lee Seunghoon) yang telah memberikan motivasi dan semangat karena lagu-lagunya selalu menjadi moodbooster dan menemani penulis setiap mengerjakan karya ilmiah ini, rekan-rekan seperjuangan khususnya Ana dan Misa yang telah memberikan semangat, keceriaan serta arti sahabat dalam hidupku, semoga persahabatan kita akan terus terbina sampai tua nanti, teman-teman Kost Cahaya terutama Nisa dan Ayu yang telah menjadi adik yang baik yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam suka maupun duka serta membuat keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna, semoga semua kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita dan silaturahmi kita akan terus berlanjut walaupun berpisah nanti, dan tak lupa kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya kepada mereka semua. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.

(11)

x

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan sehingga penulis dapat berkarya yang lebih lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a penulis, semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis dan menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika.

Amin Ya Rabbal’alamin.

Wassalam

Makassar, Januari 2021 Penulis,

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 3 E. Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kajian Pustaka ... 5

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 12

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

A. Rancangan Penelitian ... 14

B. Sumber Data ... 14

C. Teknik Pengumpulan Data ... 14

D. Teknik Analisis Data ... 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17

A. Hasil Penelitian ... 17

B. Pembahasan ... 34

(13)

xii A. Simpulan ... 39 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri ... 8 4.1. Analisis Jurnal ... 17 4.2. Jenis Media Yang Digunakan Pada Model Inquiry Learning ... 32

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan peserta didik yang saling bertukar informasi. Sasaran dalam pembelajaran adalah peserta didik, dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dalam sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Tugas guru adalah memberikan kemudahan untuk proses tersebut, dengan menciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran. Ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, bahwa proses pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered), Pilendia (2020: 2). Dalam Al-Quran manusia dituntut untuk menuntut ilmu setinggi mungkin dan salah satu ciri yang membedakan islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains). Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah Al-baqarah ayat 31-33:

Artinya:

“Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat lalu berfirman:

“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran lebih diarahkan kepada tiga hal penting, yaitu karakter, kompetensi, dan literasi. Pada aspek kompetensi ditekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif, oleh Marisda (2019). Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, fisika merupakan salah

(17)

2

satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di sekolah tingkat menengah untuk kelompok peminatan IPA. Maka sudah seharusnya fisika dipelajari secara menyenangkan. Cara penyampaian materi tentunya sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran fisika. Mata pelajaran fisika hendaknya dapat membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan mandiri. Peserta didik dilatih untuk dapat membangun pemahamannya sendiri tanpa bergantung pada guru. Dalam proses pembelajaran guru merangsang pengetahuan peserta didik dengan fenomena-fenomena alam yang ada disekitar peserta didik, Pilendia (2020: 2).

Kenyataannya pelajaran fisika justru menjadi momok bagi kebanyakan peserta didik dan akar segala kesulitan. Sebagian besar peserta didik cenderung tidak tertarik pada pelajaran fisika dan menganggap pelajaran paling rumit, menegangkan dan sukar untuk dipelajari. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran misalnya fisika akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Pendidik harus pandai menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran, agar mindset peserta didik dapat berubah mengenai pelajaran fisika. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning yang dapat membantu guru dalam menjelaskan materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk dibawa langsung ke kelas.

Penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Dari penelitian (Saputra dkk, 2020) menunjukkan bahwa menggunakan media dalam pengajaran fisika adalah sangat efisien terhadap hasil belajar peserta didik. Penggunaan media yang interaktif dapat membantu dalam memfasilitasi pembelajaran menjadi lebih optimal. Hasil penelitian dari (Nujul dkk, 2017) menunjukkan bahwa penggunaan media simulasi memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar fisika peserta didik. Hal ini juga diperkuat oleh (Ridayatul dkk, 2020) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan media, proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan peserta didik memegang peran penting selama proses pembelajaran dilaksanakan. Oleh karena itu berbagai multimedia interaktif telah dikembangkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran fisika.

(18)

3

Saat ini berbagai jenis media pembelajaran dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun guru harus jeli dalam memilih media yang akan digunakan. Karena kesesuaian media akan berdampak pada proses dan hasil belajar peserta didik. Saat ini berbagai jenis media sudah digunakan pada model inquiry learning seperti, audio visual, powerpoint, animasi, PhET dan sebagainya. Media-media tersebut telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran fisika. Seperti hasil penelitian dari (Ginting, 2020) yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan media PhET dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dibandingkan pembelajaran biasa.

Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning memberikan potensi besar dalam pembelajaran fisika. Menyikapi hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model Pembelajaran Inquiry Learning”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu, “Seberapa besar persentase analisis penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran inquiry learning?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan besarnya persentase analisis penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran inquiry learning.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan dan pemahaman tentang media pembelajaran pada model inquiry learning dalam proses pembelajaran fisika dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2) Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning dalam

(19)

4

pembelajaran fisika secara tertulis kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya pada jurusan pendidikan fisika.

2. Manfaat Praktis

1) Memperoleh pengalaman belajar baru, serta melatih kemampuan berpikir, kreatif dan teliti.

2) Mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3) Memberikan wawasan metodologi pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan pemahaman pembelajaran. E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam skripsi penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi penafsiran yang salah terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Definisi operasional yang dimaksud yaitu:

1) Library Research (Studi Literatur) adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs internet.

2) Media pembelajaran merupakan alat atau sarana sebagai perantara untuk menyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada peserta didik dalam proses pembelajaran agar terjalin suatu interaksi timbal balik, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

3) Model inquiry learning adalah rangkaian proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan.

(20)

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Model Pembelajaran K13 1. Discovery Learning

Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 260) Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun dengan cara ditemukan sendiri. Discovery merupakan proses mental dimana peserta didik mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan. Pada intinya, model pembelajaran discovery learning ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented di mana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented peserta didik menjadi subyek aktif belajar, oleh Daryanto dan Syaiful (2017: 261).

2. Problem Based Learning (PBL)

Menurut Assegaff, dkk (2016) Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengajukan masalah dan dilanjutkan dengan menyelesaikan masalah tersebut. Untuk menyelesaikan masalah itu, peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk menemukan solusinya, dimana jenis masalah tergantung pada organisasi tertentu. Biasanya, masalah didasarkan pada masalah kehidupan nyata yang telah dipilih dan diedit untuk memenuhi tujuan pendidikan dan kriteria.

(21)

6 3. Project Based Learning

Project Based Learning adalah pembelajaran yang memerlukan waktu jangka panjang, menitikberatkan pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep atau prinsip dengan melakukan investigasi secara mendalam tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri, oleh Nurfirtiyanti (2016).

4. Inquiry Learning

Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 263) Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian proses pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing peserta didik untuk belajar.

2. Model Inquiry Learning

a. Pengertian dan Karakteristik Model Inquiry Learning

Menurut Kunandar (2010: 371) Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “Inquiry” yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri adalah proses pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan peserta didik menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Lebih lanjut, Aris (2014: 85) menyatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

(22)

7

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Selanjutnya oleh Trianto (2011: 166) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa model inquiry learning (pembelajaran inkuiri) adalah rangkaian proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan.

Menurut Doni Swardarma (2013: 66) model pembelajaran inkuiri akan efektif bila:

1) Guru lebih mengutamakan proses belajar dibandingkan peserta didik menguasai materi

2) Materi yang diajarkan tidak dalam bentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, namun sebuah simpulan yang perlu dibuktikan

3) Rata-rata peserta didik memiliki kemampuan berpikir cukup baik 4) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak dan guru memiliki

banyak waktu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri lebih mengutamakan proses belajar daripada pencapaian hasil belajar. Selain itu, guru bukan sebagai sumber pengetahuan namun sebagai fasilitator, motivator, serta narasumber bagi para peserta didik, sehingga mereka dapat mencari pengetahuan sendiri.

b. Jenis-jenis Model Inquiry Learning

Menurut Mulyasa (2015: 108), mengemukakan tiga macam model inquiry sebagai berikut:

(23)

8 1) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan masalah. Petunjuk mengenai cara penyusunan dan mencatat data dibuat oleh guru. 2) Free Inquiry (Inkuiri Bebas)

Dalam hal ini peserta didik melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang ilmuan. Metodenya adalah setiap peserta didik dilibatkan dalam kelompok tertentu, setiap kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses.

3) Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

c. Sintaks Pembelajaran Inkuiri

Menurut Trianto (2011: 172) tahapan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri

Tahapan Deskripsi Perilaku Guru

Fase 1 Menyajikan pertanyaan atau masalah

Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi peserta didik dalam kelompok.

Fase 2 Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing peserta didik dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. Fase 3 Merancang

percobaan

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menentukan

(24)

9

langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing peserta didik

mengurutkan langkah-langkah percobaan. Fase 4 Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi

Guru membimbing peserta didik mendapatkan informasi melalui percobaan.

Fase 5 Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Fase 6 Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam

membuat kesimpulan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Inquiry Learning

Aris (2014: 86) mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan dari model Inquiry Learning tersebut, dimana kelebihan sebagai berikut: 1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna. 2) Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4) Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Selain beberapa kelebihan di atas, model Inquiry Learning juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya:

1) Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan peserta didik yang tinggi. Bila peserta didik kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.

(25)

10

2) Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing peserta didik dalam belajar.

3) Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.

4) Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.

5) Cara belajar peserta didik dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.

6) Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak, akan sangat merepotkan guru.

7) Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung. 8) Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas. 3. Media Pembelajaran

Menurut Trianto (2011: 234) media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya. Media pembelajaran adalah sebagai penyampai pesan dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan.

Sementara Isran dan Rohani (2018: 93) mengemukakan media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau sarana sebagai perantara untuk menyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada peserta didik.

Setiap kegiatan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat (media), serta evaluasi. Unsur metode dan alat (media) merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari unsur-unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam

(26)

11

pencapaian tersebut, peranan media sebagai alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting, sebab dengan adanya media ini bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam proses belajar mengajar media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

Selanjutnya menurut Isran dan Rohani (2018: 94) jenis-jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, dan lain-lain.

3) Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain.

4) Media informasi, computer, internet dan lain-lain. 5) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjangan ke luar kelas. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.

Lebih lanjut, Isran dan Rohani (2018: 95) menjelaskan bahwa secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci antara lain:

(27)

12

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar.

8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, terdapat beberapa buah karya penelitian yang relevan yang berkaitan dengan model inquiry learning berbantuan media pembelajaran, diantaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Izza Puspa Rinda, jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, tahun 2020 dengan judul “Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan Virtual Laboratory Di SMAN 4 Jember”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah menerapkan pembelajaran guided inquiry berbantuan virtual laboratory keterampilan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik dan minat belajar siswa meningkat. 2. Skripsi yang ditulis oleh Yani Rahmawati Santoso, jurusan Pendidikan

MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, tahun 2019 dengan judul “Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan PhET Simulation pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 4 Jember”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing berbantuan PhET simulation menunjukkan kategori tinggi dengan nilai rata-rata 71,6.

3. Skripsi yang ditulis oleh Desti Nofalia, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

(28)

13

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Metode Inquiry Berbantu Media Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA Di MIN 4 Bandar Lampung”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya pengaruh metode inquiry berbantu media alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.

Perbedaan antara fokus penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah terletak pada fokus objek yang diteliti yaitu menganalisis content yang terdapat dalam jurnal maupun prosiding nasional untuk interval 10 tahun terakhir mengenai penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning.

(29)

14 BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Studi Literatur atau Studi Kepustakaan (Library Research), atau suatu riset kepustakaan. Jenis penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan informasi dengan cara menelaah sumber-sumber tertulis seperti jurnal ilmiah maupun prosiding yang relevan dengan judul yang akan diteliti.

Menurut Mestika Zed (2008: 3) Studi kepustakaan ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.

Pada umumnya, data pustaka adalah sumber sekunder atau bahan dari tangan kedua, bukan data orisinil dari tangan pertama sehingga dapat mengandung bias, kemudian data pustaka dibatasi oleh ruang dan waktu atau info statik (data mati) yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape, atau film dalam konteks kekinian data digital), oleh Amir Hamzah (2020: 7-8).

B. Sumber Data

Merujuk pada jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

library research, maka sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder yaitu jurnal nasional, terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan 50 buah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian library research ini adalah berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari dan dianalisis. Mengingat data yang digunakan oleh peneliti dari hasil karya tulis berupa jurnal maupun prosiding nasional, maka dalam pengumpulan data ini peneliti menelusuri, kemudian membaca dan mencatat hasil-hasil yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan model Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran dalam

(30)

15

pembelajaran fisika yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Amir Hamzah (2020: 61) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang mudah dipahami. Penelitian ini menganalisa data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data. Reduksi data dilakukan untuk menghindari penumpukan data dengan merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari tema dan pola, membuang yang tidak perlu, hingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2) Display Data

Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan menunjukkan data, maka akan mempermudah peneliti dalam memahami hasil penelitian.

3) Content Analysis (Analisis Isi)

Dalam menganalisa data peneliti menggunakan metode content

analysis (analisis isi) yaitu metode untuk mengumpulkan dan menganalisis

muatan dari sebuah teks. Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema, dan segala bentuk pesan yang dapat

dikomunikasikan. Menurut Amir Hamzah (2020: 75), analisis isi dapat

digunakan jika memenuhi syarat, yaitu:

a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, dan naskah). b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu sebagai

(31)

16

c. Peneliti memiliki kemampuan teknis mengolah data karena mungkin sebagian dokumentasi bersifat sangat spesifik.

Dengan demikian peneliti dalam metode ini menganalisa berdasarkan kajian tekstual yang ada dalam literatur tentang model pembelajaran inquiry learning berbantuan media. Setelah mendapatkan hasil analisis langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.

Menurut Sukardi (2014: 39-40) untuk memberikan sekadar rambu-rambu cara mengorganisasikan data yang berasal dari bermacam-macam sumber, berikut ini diberikan beberapa langkah untuk dapat diaplikasikan sesuai dengan keadaan yang ada:

a. Mulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling mutakhir dan berangsur-angsur mundur ke tahun-tahun yang lebih lama. b. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan

penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan hendak dipecahkan dalam penelitian.

c. Mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian. Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsur plagiat, para peneliti hendaknya juga mencatat sumber-sumber informasi dan mencantumkannya dalam daftar pustaka, jika memang informasi berasal dari ide atau hasil penelitian orang lain.

d. Buatlah catatan, kutipan, atau salinan informasi dan susun secara sistematis sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.

(32)

17 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Adapun materi kajian library research (studi kepustakaan) adalah model Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran fisika.

Identitas rujukan kajian studi kepustakaan yaitu jurnal nasional, terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan bahan kajian ada 50 buah.

Untuk melihat hasil kajian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Analisis Jurnal No. Peneliti dan

Tahun

Judul Jurnal Media Pembelajaran Hasil 1. Kurnia Agustina, dkk. 2020 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media PhET Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik SMA

PhET Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan signifikan 0,028 sehingga hasil ini menujukkan bahwa adanya pengaruh model

pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan media PhET terhadap kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis. 2. Pramita Rosma Aryani, dkk. 2019 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbentuk Augmented Reality Pada Peserta Didik Untuk Meningkatkan Minat Dan Augmented Reality

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan media Augmented Reality berpengaruh pada minat belajar siswa. Selain itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing

(33)

18 Pemahaman

Konsep IPA

Reality berpengaruh pada pemahaman siswa. 3. Veza Aulia, dkk. 2019 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik SMAN 1 Tanjung Tahun Pelajaran 2019/2020

PhET Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kreativitas fisika peserta didik pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan

simulasi PhET. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 85,2 dan 74,4 untuk kelas kontrol. 4. Ilma Nafiatul Barokah,dkk. 2018 Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET Simulations Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 1 Kencong PhET Simulations

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini adalah

membandingkan hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rerata yang diperoleh kelas

eksperimen sebesar 76,2 dan kelas kontrol sebesar 65. Dari hasil pemaparan dapat

disimpulkan bahwa model guided inquiry berbantuan PhET simulations

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMAN 1 Kencong. 5. Sondang Niari Bulan, dkk. 2015 Pengaruh Kemampuan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Berbantuan Virtual Laboratory Virtual Laboratory

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

kemampuan siswa terhadap hasil belajar berbantuan virtual laboratory dengan nilai kontribusi sebesar 37,6% dan terdapat peningkatan yang

(34)

19

signifikan pada hasil belajar fisika berbantuan virtual laboratory dengan rata-rata perubahan skor sebesar 25,62%. 6. Indri Damayanti dan Sabani. 2020 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantu Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran Macromedia Flash

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata kelas eksperimen 88,80 dan kelas kontrol sebesar 66,11. Hasil analisis data menggunakan uji t diperoleh adanya

pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inquiry training menggunakan macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada materi pengukuran di kelas X MAN 3 Medan.

7. Derlina dan Lia Afriyanti. 2016 Efek Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Media Visual Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

Audio Visual Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa model pembelajaran inquiry training menggunakan media audio visual lebih baik dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa daripada pembelajaran konvensional. 8. Ekawati dan Ida

Wahyuni. 2019 Penerapan Model Inquiry Training Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Pelajaran Fisika Di SMA

PhET Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model inquiry training

menggunakan media PhET lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional. 9. Afrizal Fairuzabadi, dkk. 2017 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Video Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA

Video Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa selama menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dengan video berbasis kontekstual termasuk dalam kategori sangat aktif yaitu sebesar

(35)

20 Pada Materi Suhu dan Pengukurannya Di SMP 87,81%. 10. Rada Fatikasari, dkk. 2020 Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Simulasi PhET kelas XI IPA SMA Negeri 1 Anggana Materi Fluida Statis

PhET Hasil data diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran inkuiri berbantuan media simulasi PhET sebesar 75, dengan demikian nilai rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik dalam kategori baik.

11. Syarifah Lely Fithriani, dkk. 2016 Penggunaan Media Simulasi PhET Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Kalor Di SMAN 12 Banda Aceh

Simulasi PhET Penggunaan media PhET ini dapat menimbulkan berbagai macam pertanyaan oleh siswa, sehingga siswa mampu membuat hipotesis sampai dapat menemukan konsep yang menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan siswa dapat membuat kesimpulan dari langkah-langkah inkuiri terbimbing. Dan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan peningkatan setelah

menggunakan simulasi PhET melalui pendekatan inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan berpikir kritis sebesar 76%. 12. Desi Kristin Lumban Gaol dan Makmur Sirait. 2014 Pengaruh model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa

Powerpoint Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 71,50 dan kelas kontrol 61,75.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model

(36)

21

pembelajaran inquiry training menggunakan powerpoint terhadap hasil belajar siswa. 13. Fajrul Wahdi Ginting. 2020 Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media PhET Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

PhET Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 75,76 dan kelas kontrol

memperoleh rata-rata sebesar 67,68. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry training menggunakan media PhET lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa daripada model pembelajaran direct instruction. 14. Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit. 2015 Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa

PhET Hasil penelitian menujukkan bahwa keterampilan proses sains fisika yang

menggunakan model

pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dan kemampuan berpikir logis siswa yang

menggunakan model

pembelajaran inquiry training berbantuan media PhET berbeda dan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 15. Gunawan, dkk. 2019 Model Inkuiri Terbimbing Melalui Laboratorium Virtual Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Kalor

Laboratorium Virtual

Penelitian ini menguji pengaruh model inkuiri terbimbing melalui

laboratorium virtual pada keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata kelas eksperimen sebesar 70,00 dan kelas kontrol

(37)

22

ini menemukan bahwa pencapaian keterampilan proses sains untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. 16. Wardah Fajar Hani, dkk. 2016 Pengaruh Model Inquiry Training Disertai Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTs

Audio visual Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ketermpilan proses sains siswa selama

pembelajaran menggunakan model inquiry training disertai media audio visual dalam pembelajaran IPA tergolong dalam kriteria sangat baik.

17. Suci Nujul Hayati, dkk. 2017 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Simulasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA SMAN 1 Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017

PhET Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, serta

pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media simulasi terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MIA SMAN 1 Lingsar. Nilai rata-rata tes hasil belajar fisika kelas eksperimen yang

menggunakan model

pembelajaran inkuiri dengan berbantuan media simulasi lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang meggunakan media pembelajaran konvensional. 18. Hermansyah, dkk. 2017 Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dalam Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Penguasaan Konsep Kalor Peserta Didik Laboratorium Virtual

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 62,20 dan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 50,57. Hal ini menunjukkan bahwa

perolehan nilai rata-rata penguasaan konsep kelompok eksperimen jauh lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.

(38)

23 19. Wildan Hidayat, dkk. 2019 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Multimedia Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Peserta Didik

Multimedia Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model Pembelajaran inquiry training berbantuan

multimedia berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika peserta didik. Pengaruh tersebut dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep. Kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep, namun berdasarkan uji N-gain dapat dikatakan kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. 20. M. Iman Hidayat dan Mara Bangun Harahap. 2015 Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia Lectora dan Kemampuan Berpikir Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Multimedia Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran inquiry training berbasis multimedia lectora dan model model

pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran inquiry training berbasis multimedia lectora lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

21. Muhammad Hifni dan Betty M. Turnip. 2015 Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Macromedia Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan

Macromedia Flash

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan hasil posttest keterampilan proses sains siswa yang diberi pembelajaran dengan model inquiry training menggunakan media macromedia flash dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen

(39)

24

Berpikir Logis memperoleh nilai rata-rata

sebesar 77,21 dan kelas kontrol sebesar 70,10. Dapat dilihat bahwa model

pembelajaran inquiry training menggunakan media

macromedia flash lebih baik dalam meningkatkan

keterampilan proses sains siswa daripada pembelajaran konvensional. 22 Junaidi, dkk. 2016 Model Virtual Laboratory Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa MA Virtual Laboratory

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran virtual laboratory berbasis inkuiri secara signifikan dapat lebih meningkatkan ketermpilan generik sains siswa

dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional. 23. N. Khoiri, dkk. 2020 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Peraga Konstanta Pegas Digital Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Alat peraga konstanta pegas digital

Keterampilan generik sains siswa yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan alat peraga konstanta pegas digital lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya tidak berbantuan alat peraga konstanta pegas digital. 24. Mahesti Kusdiastuti, dkk. 2016 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Peserta Didik Laboratorium Virtual

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri berbantuan laboratorium virtual berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika peserta didik. Dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas

eksperimen sebesar 82,48 dan 71,50 untuk kelas kontrol.

(40)

25 25. Yulpi Lorenza, dkk. 2019 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantukan Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Alat Peraga Dari analisis data tes akhir, terlihat bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 12 Kerinci. Dapat dilihat dari uji t diperoleh thitung = 17,24 dan

ttabel = 1,72 sehingga thitung >

ttabel . Hal ini berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Dari

hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan alat peraga sederhana terhadap hasil belajar peserta didik. 26. Hazairin Nikmatul Lukma. 2017 Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Animasi Dan Pictorial Riddle Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa

Animasi Pembelajaran fisika yang dapat diperoleh dari

penelitian ini antara lain ada pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan animasi dan pictorial riddle terhadap prestasi belajar fisika, ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika, ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

27. Ainun Magfirah. 2019

Penggunaan Media Audio Visual Pada Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep IPA

Audio visual Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil keterampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA kelas yang menggunakan media audio visual pada model inkuiri terbimbing dan

kelompok belajar yang hanya menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing saja. Signifikansi pada penggunaan media audio visual pada model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

(41)

26

keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa memiliki pengaruh yang besar. 28. Hadi L. Manurung dan Nurliana Marpaung. 2020 Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Dan Hukum Hooke Di SMA Negeri 2 Medan

PhET Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 80,71 dan kelas kontrol 73,28. Hasil uji hipotesis diperoleh adanya perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan simulasi PhET dan

pembelajaran konvensional sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan simulasi PhET terhadap hasil belajar siswa yang disertai penilaian aktivitas belajar siswa. 29. T. Siti Nadya dan Winsyahputra Ritonga. 2019 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantu Macromedia Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Macromedia Flash

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantu macromedia flash lebih baik dibandingkan siswa menggunakan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata keterampilan proses sians siswa yang menggunkan menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantu macromedia flash sebesar 81,60 sedangkan yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 71,50. 30. Ridho Adi Negoro. 2019 Upaya Membangun Keterampilan Proses Sains Melalui

Alat Peraga Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri berbantuan alat peraga gaya sentripetal mampu

(42)

27 Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Alat Peraga Gaya Sentripetal meningkatkan keterampilan proses sains siswa disamping itu mampu meningkatkan hasil belajar siswa terjadi peningkatan pemahaman konsep. 31. Saraswati Basuki Putri, dkk. 2018 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Kegiatan Lab Virtual Dan Eksperimen Untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Pengembangan Aktivitas Siswa Lab Virtual dan Eksperimen Riil

Berdasarkan hasil uji t one sample data posttest pada kelas eksperimen 1 diperoleh nilai thitung = 3,71 dan kelas

eksperimen 2 diperoleh nilai thitung = 2,10. Pada α = 5%

dengan dk = 33, maka diperoleh ttabel = 2,04. Hasil

perhitungan kedua kelas eksperimen menunjukkan thitung ≥ ttabel, maka dapat

dikatakan hasil posttest kedua kelas lebih tinggi daripada nilai KKM, sehingga kedua kelas eksperimen efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. 32. Fitria Rahmawati, dkk. 2016 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Videoscribe Pada Materi Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMAN 1 Kedungwaru

Videoscribe Respon siswa terhadap model inkuiri terbimbing

berbantuan video scribe positif, lebih dari 85% siswa termotivasi. Lebih dari 82% siswa memberikan respon terhadap model inkuiri

terbimbing dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis mereka. Lebih dari 80% siswa memberikan respon positif terhadap Buku Ajar Siswa (BAS) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), menarik, mudah dipahami, terdapat hal-hal baru, dan 83% siswa memberikan respon positif terhadap peran guru selama pembelajaran. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap model

(43)

28

pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. 33 A. A. Rais, dkk. 2020 Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET

PhET Berdasarkan data hasil penelitian serta

pembahasannya dapat disimpulkan pemahaman konsep siswa yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing berbantuan PhET lebih baik disbanding siswa yang menggunakan model direct instruction. Pemahaman konsep tertinggi pada kelas eksperimen terdapat pada indikator menafsirkan dan menjelaskan. Pemahaman konsep tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada indakator membandingkan. 34. Khofifatul Rasyidah, dkk. 2018 Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET Simulations Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi

PhET Simulations

Hasil penelitian menunjukkan nilai belajar kognitif siswa diperoleh dari selisih nilai antara pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rerata yang diperoleh adalah 42,6 untuk kelas eksperimen dan 40,6 untuk kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry berbantuan PhET simulations tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif SMA pada pokok bahasan usaha dan energi. 35. Dhani Ratika dan Budi Jatmiko. 2017 Pembelajaran Fisika Dengan Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media PhET Untuk Meningkatkan Keterampilan

PhET Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa meningkat secara signifikan dengan taraf signifikan 5% setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri

(44)

29 Berpikir Kritis

Siswa Pada Materi Fluida Dinamik Kelas XI SMA Negeri 2 Mejayan Madiun PhET. Aktivitas keterlaksanaan guru,

aktivitas siswa, dan aktivitas keterampilan berpikir kritis siswa berada dalam kategori sangat baik. 36. Ridwan Abdullah Sani dan Siti Handayani. 2018 Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantu Media Pembelajaran Audio Visual Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA

Audio Visual Hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training berbantu media pembelajaran Audio Visual fisika terhadap hasil belajar siswa memiliki nilai rata-rata pretest sebesar 29,35 dan nilai rata-rata postest sebesar 71,59.

Berdasarkan hasil validasi alat peraga mesin Carnot dari tiga validator, alat ini layak digunakan dengan presentasi validitas sebesar 84%.

Berdasarkan skala Likert dapat dikategorikan sangat positif sehingga dapat dikatakan layak untuk digunakan. Hasil belajar keseluruhan peserta didik menggunakan alat peraga mesin Carnot sebesar 80,1%. Respon peserta didik

menggunakan alat mesin Carnot ini sebesar 85%. 37. Vichi Cahyo Eko

Saputro, dkk. 2019

Pengembangan Alat Peraga Mesin Carnot Sebagai Media Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Alat Peraga Mesin Carnot 38. Raka Panji Satria, dkk. 2020 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Laboratorium Virtual Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik Laboratorium Virtual

Hasil penelitian berdasarkan penilaian validator

menunjukkan keseluruhan perangkat yang

dikembangkan memiliki nilai rata-rata diatas 3,26 dengan kategori sangat baik.

Kemudian hasil observer menujukkan rata-rata keterlaksanaan kegiatan diatas 63% dengan kategori sangat baik. Lalu hasil rata-rata uji N-gain didapatkan nilai 0,51 dengan kategori

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum, sebab Judex Facti dapat mengambil alih pertimbangan dan putusan Hakim

[r]

disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Selat Makassar bagian selatan dan untuk meningkatkan hasil tangkapannya perlu

[r]

Sistem organ adalah gabungan dari organ-organ yang bekerja sama untuk membentuk suatu sistem

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa pengaruh penerapan

Puji Syukur dipanjatkan atas ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul

[r]