137 PENGARUH BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DAN BLT DESA
TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN MASAYARAKAT (STUDI PADA KELOMPOK PENERIMA MANFAAT (KPM) DI DESA TIRTA MAKMUR
KECAMATAN AIR KUMBANG
1Muharir, 2Reni Hariani
1Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri Email:[email protected]
2Sekolah Tinggi Ekonomi Dan Bisnis Islam Kota Pagaralam Email: [email protected]
Abstract. The operational wheels of the Community Economy, to achieve the goals of Prosperity and prosperity must always be well managed, so that the process of achieving goals can run smoothly. This research uses quantitative research or all data is expressed in numbers. To obtain data to compile research, the authors conducted research on PKH Beneficiary Groups, Air Kumbang District, Kab. Banyuasin. To see the effect of PKH Social Assistance (X) on the Level of Welfare of the Village Community in Sideomulyo (Y), a simple linear regression analysis was used with the help of the SPSS program and a correlation test to test the relationship of the independent variable (X) to the dependent variable (Y) significantly. Based on regression analysis simple, the following equation can be generated: Y = a + bx = 33, 043 + 0.235 X It can be seen that the t value is 4.168, while the t table is 1.66412. In accordance with the t test formula, if t count> t table then Ho is rejected so that it can be seen that the PKH Assistance variable (X) 1 and Village BLT have a significant effect on the Level of Community Welfare (Y). while the results of the correlation test are as follows: correlation (r) = 0, 299 and probability (p) is significant at p <0, 05. According to the formula, if probability (p)> 0.05 then H0 is accepted, meaning that there is no relationship If the probability (p) <0.05 then H0 is rejected, it means that there is a relationship. For KPM PKH and BLT recipients in Tirta Mamkur Village, Air Kumbang District, Kabupate. Banyuasin, in order to use PKH and Village BLT assistance from the government as appropriate in accordance with applicable regulations. And because PKH is a conditional assistance from the government, KPM PKH must be able to properly optimize PKH assistance for its basic needs.
Keywords: PKH dan BLT Desa
Abstrak. Roda operasional Ekonomi Masyarakat, untuk mencapai tujuan Kemakmuran dan kesejahteraan harus selalu dikelola dengan baik, agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan dengan lancer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif atau semua data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Untuk memperoleh data guna menyusun penelitian, maka penulis mengadakan penelitian pada Kelompok Penerima Manfaat PKH Kecamatan Air Kumbang Kab. Banyuasin. Untuk melihat pengaruh Bantuan Sosial PKH (X) terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Sideomulyo (Y) digunakan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS dan uji korelasi untuk menguji hubungan variabel bebas (X) terhadap varibel terikat (Y) secara signifikan.Berdasarkan analisis regresi sederhana maka dapat dihasilkan persamaan sebagai berikut: Y = a + bx = 33, 043 + 0,235 X Dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 4,168, sedangkan t table adalah sebesar 1.66412. Sesuai dengan rumus uji t, jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel Bantuan PKH (X)1 dan BLT Desa berpengaruh signifikan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (Y). sedangkan hasil dari uji korelasi di hasilkan sebagi berikut: korelasi (r)
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
138
= 0, 299 dan probabilitas (p) sigifikan pada p < 0, 05. Sesui dengan rumus, Jika probabilitas (p) > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada hubungan Jika probabilitas (p) < 0,05 maka H0 di tolak artinya ada hubungan. Bagi para KPM PKH dan penerima BLT Desa Desa Tirta Mamkur Kecamtan Air Kumbang Kabupate. Banyuasin, agar dapat menggunakan bantuan PKH dan BLT Desa dari pemerintah sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan karena PKH merupakan bantuan bersyarat dari pemerintah maka KPM PKH harus dapat mengoptimalakan dengan baik bantuan PKH tersebut untuk keperluan kebutuhan pokoknya.
Kata Kunci: PKH dan BLT Desa Pendahuluan
Di Negara berkembang tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran sangatlah tinggi terkadang pemerintahpun cukup kerepotan dalam menanggulanginya jumlah angka kelahiran yang begitu besar dan jumlah angkatan kerja yang begitu besar mengakibatkan pemicu utama terjadinya kemiskinan dan pengangguran, oleh sebab itu dibutuhkan adanya trobosan terbaru untuk memperluas lapangan pekerjaan dan penekanan angka kelahiran dengan cara mensosialisasikan program Keluarga Bernecana (KB), yang selama ini telah digalakan oleh pemerintah.
Dimasa pandemi Corona yang melanda Negara diberbagai penjuru dunia tentunya ini memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian Negara, hal ini perlu juga adanya pembenahan perekonomian secara bertahap, dengan cara memberikan bantuan misalanya, seperti subsisdi gaji untuk para kaum buruh dan pekerja lainya, yang tercover di lingkup sebagai ASN dan PNS, dan tenaga Honorer lainya, lalu mengoptimalkan program bantuan. Dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang disebabkan jumlah peningkatan angka kelahiran dan angka pengangguran,
Terkadang apalah daya manusia memiliki takdir dan nasib yang tak sama ini semua sudah kehendak sang pencipta, yaitu tuhan semesta alam. Garis kemiskinan saat ini telah mencapai tingkat yang tinggi di susul dengan adanya wabah yang melanda negeri ini. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan namun hal ini belum mencapai tingkat taraf signifikan. Berdasarkan data yang di langsir dari BPS saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia telah menembus angka, 24,79 juta orang. Dalam menghitung angka kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (Basic Needs Approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan).
Di tahun 2007 sebenarnya pemerintah memiliki program untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). Program keluarga harapan dalam profilnya, Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. ProgramPerlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.
Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses
keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka. Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia
139
dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI.
Melalui PKH, KM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi episentrum dan center of
excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan
dan pemberdayaan sosial nasional.
Misi besar PKH untuk menurunkan kemiskinan semakin mengemuka mengingat jumlah penduduk miskin Indonesia sampai pada Maret tahun 2016 masih sebesar 10,86% dari total penduduk atau 28,01 juta jiwa (BPS, 2016). Pemerintah telah menetapkan target penurunan kemiskinan menjadi 7-8% pada tahun 2019, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2015-2019. PKH diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin, menurunkan kesenjangan (gini ratio) seraya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa PKH memberikan dampak terhadap perubahan konsumsi rumah tangga, seperti di beberapa negara pelaksana CCT lainnya. PKH berhasil meningkatkan konsumsi rumah tangga penerima manfaat di Indonesia sebesar 4,8. %. ( https://kemsos.go.id/program-keluarga-harapan-pkh diakses pada tanggal 01 Mei 2020 jam 15:42 WIB ).
Selain bantuan PKH yang telah di realisasikan oleh pemerintah, ada juga vbantuan dari pmerintah dan ini merupakan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah dimasa pandemi Covid 19 yaitu berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang di subsidi dari dana Desa, BLT diharapkan dapat mengurangi beban dari masyarakat misikin yang terkena dampak Covid 19, di tahun 2020. Menurut DIAN MARINI, pemberian bantuan langsung tunai dilatabelakangi upaya mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM. Oleh karena itu tujuan pemberian Bantuan Langsung Tunai tersebut adalah, membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, meningkatkan tanggung jawab sosial bersama
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan ( Pkh ) Dan Bantuan Blt Desa
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ( Studi Kasus Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin) “
Kajian Pustaka
a. Teori Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
1) Teori Lorenz
Ukuran distribusi pendapatan (Personal distribusi) merupakan ukuran yang paling umum digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini menunjukan hubungan antara individu- individu dengan pendapatan total yang mereka terima. Bagaimana caranya pendapatan tersebut diperoleh tidak diperhatikan. Apakah pendapatan itu berasala dari hasil kerja semata atau dari sumber-sumber lain juga tidak diperhatikan. Oleh karena itu para ekonom dan para ahli statistik lebih suka menyusun semua individu menurut tingkat pendapatnya yang semakin meninggi dan kemudian membagi semua individu tersebut dalam kelompok- kelompok yang berbeda-beda. (Subandi, 2011: 73).
Pada dasarnya distribusi pendapatan adalah suatu realisasi pendapatan yang di ukur dari pendapatan individu, dimana jika pendapatan seseorang tinggi maka akan dipastiakan
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
140
tingkat kesejahteraan seseorang akan tinggi namun sebaliknya jika tingkat pendapatan seseorang rendah maka tingkat kesejahteraan seseorang juga randah. Dinstribusi pendapatan juga termasuk wujud realisasi pendapatan seseorang yang dilakukan oleh lembaga atau pemerintahan yang bersifat swasta ataupun secara langsung oleh pemerintah yang jika disebut dengan Anggaran Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Belanja Daerah (APBD).
Distribusi pendapatan akan dapat diukur dengan menggunakan teori Lorenz. Teori ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendistribusian pendapatan dari sumber pendapatan Negara kepada sektor- sektor yang telah dibentuk oleh Negara sebagai tempat untuk distribusi pendapatan Negara.
Kurva Lorenz berbentuk bujur sangkar, dimana jumlah pendapatan digambarkan pada sumbu horizontal (BC) tidak dalam angka mutlak tetapi dalam persentasi relatif. Sedangkan sumbu vertical (AB) menunjukan pangsa (Share) pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah penduduk. Kemudian garis diagonal (kemerataan sempurna) digambarkan melalui titik origin menuju sudut kanan atas (BD) dari bujur sangkar tersebut (Subandi, 2011: 174). A D 100% 80% 60% 55% 40% 20% 15% B 20% 40% 60% 80% 100% C
Kurva Lorenz menunjukan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk dengan persentase pendapatan yang diterima dalam kurun waktu tertentu missal dalam waktu satu tahun. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal (kemerataan sempurna), semakin tinggi dengan ketidak merataan yang dialami oleh penduduk dalam suatu Negara. Apabila kurva Lorenz makin mendekati garis diagonal maka semakin rendah drajat ketidak merataanya (Subandi, 2011: 74).
b. Kemikiskinan dan Teori Lingkaran Kemiskinan 1) Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dapat dilihat sebagai keadaan masyarakat dengan tingkat ekonominya masuh lemah, dan ditambah dengan kebijakan pemerintah yang umumnya diarahkan untuk
141
memecahkan permasalahan jangka pendek. Sehingga kebijakan tersebut belum berhasil memecahkan. Kelompok ekonomi rakyat bawa. Disamping itu juga pengaruh keadaan luar negeri, antara lain dari segi pendanaan pembangunan (Subandi, 2011: 78)
Menurut Kuncoro, mengidentifikasikan ada tiga penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi yaitu:
Pertama seecara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidak samaan pola
kepemilikan sumberdaya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua kemiskinan timbul akibat perbedaan kualitas sumberdaya manusia. Ketiga kemunculan muncul akibat perbedaan akses dalam Modal ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara kepada Teori lingkaran kemiskinan (Vicious circle of proverty). Adanya keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan mengakibatkan rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi mengakibatkan pada keterbelakangan dan seterusnya. Logika berfikir ini dikemukakan oleh Ragnar Nurkse pada tahun 1953 yang mengatakan bahwa: a poor country
is poor because it is poor (Negara itu miskin karena miskin) (Subandi, 2011)
Lingkaran Stan Kemiskinan Versi Nurkse 2) Ukuran kemiskinan
Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan tidak mudah untuk mengukurnya. Namun demikian, secara umum ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Pertama kemiskinan absolut, dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin atau yang disebut dengan garis kemiskina inilah yang disebut dengan kemiskinan absolut. Kedua kemiskinan relatif adalah orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya (Subandi, 2011:80)
3) Indikator Kemiskinan
Ketidak Sempurnaan Pasar,
Keterbelakangan ketertinggalan
Kekurangan Modal
Investasi Rendah
Tabungan Rendah Pendapatan Rendah
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
142
Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yakni: tingkat konsumsi beras perkapita pertahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gizi, Kebutuah Fisik Minimum (KFM) dan tingkat kesejahteraan.
Table .1 Indikator Kemiskinan
Tingkat Konsumsi Beras Tingkat Pendapatan TingkatKesejahteraanS osial
Menggunakan tingkat Konsumsi beras sebagai indikator kemiskinan untuk daerah perdesaan, penduduk mengkonsumsi beras kurang dari 240 kg perkapita pertahun bisa digolongkan miskin sedangkan untuk darah perkotaan adalah 360 kg perkapita pertahun. (Subandi, 2011: 80)
BPS ( 2019 ) peningkatan. Pada 2019, PDB per kapita Indonesia mencapai Rp 59,1 juta atau setara dengan US$ 4.174,9. Angka ini meningkat 5,5% dibandingkan dengan 2018 yang sebesar Rp 56 juta dan 2017 yang sebesar Rp 51,89 juta
Artinya butuh angka sebesar 59,1 juta atau setara dengan US$ 4.174,9. Untuk melepaskan seseorang dari katagori kemiskinan, karena ini penetapan data minimum pertahun. (https://databoks.katadata.co.id/ datapublish/2020/02/05/pendap atan-per-kapita-indonesia capai-rp-59-juta-pada-2019 komponen Kesejahteraan Sosial a. Kesehatan b. Konsumsi makan dan gizi c. Pendidikan d. Kesempatan kerja e. Perumahan f. Jaminan sosial g. Sandang h. Rekreasi i. Kebebasan (Subandi, 2011: 81) 4) Kesejahteraan
Menurut Suharto (2013) pengertian kesejahteraan sosial sebagai berikut: Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat. ( Dian Marini, 2015:15 )
Penjelasan diatas mengandung pengertian bahwa masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada.
Menurut Fredlander dalam Susnawita (2009) kesejahteraan sosial adalah suatu system yang terorganisasi dari pada pelayanan-pelayanan sosial dan lembagalembaga sosial yang bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompokkelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan memperkembangkan segenap kemampuan dan
143
meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat (Dian Marini, 2015:15)
5) Strategi/Kebijakan Dalam Mengurangi kemiskinan.
Pada hakikatnya setiap Negara memiliki cita-cita yakni untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya atau kemakmuran rakyatnya seperti yang tertulis dalam kitab UUD 1945 bahwa Negara Indonesia memiliki visi dan misi untuk menghantarkan kepintu gerbang kemerdekaanya, maksudnya adalah memberikan suatu jaminan sosial yang mengarahkan kepada penjaminan pemeberian hak makmur dan sejahtera.
6) Penanggulangan Kemiskinan
Program-program penanggulangan kemiskinan dibagi menjadi 4 (empat) untuk mempertajam focus pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yaitu: (Dian Marini, 2015:15 )
1. Klaster 1, Program Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial, yang dilaksanakan dengan tujuan mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan dan pendidikan.
2. Klaster 2, Program Pemberdayaan Masyarakat (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan.
3. Klaster 3, Program Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang dilaksanakan dengan tujuan membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas usahanya agar mampu meningkatkan taraf kehidupan.
7) Program Keluarga Harapan PKH
Program Keluarga Harapan adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM. Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan untuk memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan. Tujuan umum PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia, serta merubah perilaku RTSM yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan (Departemen Sosial RI, 2009). Kewajiban penerima PKH, berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan. RTSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan memiliki kartu PKH diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan. Persyaratan seperti mengontrol kandungan ibu hamil, menimbang dan memberi vitamin kepada balita.
Adapun peserta PKH yang dikenakan persyaratan kesehatan adalah RTSM yang memiliki ibu hamil, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD. Berkaitan dengan pendidikan, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta PKH tersebut harus didaftarkan pada satuan pendidikan setara SD dan SMP dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak yang berusia 5-6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakan persyaratan pendidikan. Pembayaran bantuan dilakukan empat kali atau empat tahap dalam satu tahun. Bantuan tetap yang diberikan kepada peserta PKH adalah Rp. 200.000,-. Jika peserta memiliki anak usia di bawah 6 tahun dan ibu hamil/menyusui
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
144
maka bantuan akan ditambah Rp. 800.000,-. Bertambah Rp. 400.000,- jika memiliki anak peserta pendidikan setara SD/MI. Bertambah lagi Rp. 800.000,- jika peserta memiliki anak peserta pendidikan setara SMP/MTs. Penerima bantuan atau peserta PKH tentu akan menerima jumlah uang yang berbeda-beda sesuai dengan anggota keluarga yang dimilikinya. Namun jika peserta tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan dalam tiga bulan maka besaran bantuan yang diterima akan berkurang Rp.50.000 untuk bulan pertama, berkurang Rp. 100.000 pada bulan kedua dan pada bulan ketiga berkurang Rp. 150.000 apabila masih tidak memenuhi komitmen. Jika dalam tiga bulan berturut-turut masih tidak memenuhi komitmen maka akan dikeluarkan dari kepesertaan (Departemen Sosial RI, 2009, Khodiziah Isnaini Kholif, 2011: 50)
8) Bantuan langsung Tunai (BLT)
Bantuan Langsung Tunai Desa yang selanjutnya disingkat BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) karena BLT di tahun 2019 ini di ambil dari subsidi Dana Desa maka adanya dasar hukum pedoman dan amanat, hal itu adalah sebagai berikut( Pmk 40/Pmk.07/2020 Tentang Perubahan Atas Pmk 205/Pmk.07/2019 Tentang Pengelolaan Dana Desa ).
a. Amanat
a) Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
b) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020
c) PMK 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan TKDD TA 2020 dalam rangka Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
b. Pedoman
a) PMK No. 40/PMK.07/2020 tentang Perubahan atas PMK No. 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa
b) PMK No. 40/PMK.07/2020 tentang Perubahan atas PMK No. 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa
c) Permendes No. 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendes dan PDTT No. 11/2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
d) Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 3 tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Desa melalui APBDes
c. Anggaran
Berdasarkan Amanat dan pedoman dari pemerintah dan kementrian Keuangan untuk pengaturan dana Desa BLT diberikan sebesar Besaran BLT Rp600.000/KPM/bulan selama 3 bulan Dianggarkan dlm APBDesa maks sebesar 35% dari Dana Desa yang diterima desa atau lebih dari 35% dengan persetujuan dari pemerintah kabupaten/kota.
d. Kriteria Penerima BLT
a) Keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Desa bersangkutan; b) Tidak termasuk penerima PKH, Kartu Sembako, dan Kartu Pra Kerja
145 e. Mekanisme BLT Desa
Pendataan calon penerima BLT Desa memperti mbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial. Pendataan calon penerima BLT Desa dilakukan oleh Kepala Desa/Tim Relawan Desa dengan pendampingan dari Pemda.
9) Penelitian Terdahulu
(1) Pengaruh Implementasi PKH (Program Keluarga Harapan) adalah sebagai berikut:
Masyarakat dalam era globalisasi dan abad 21 seperti sekarang ini (merupakan abad informasi) dimana yang didukung dengan adanya teknologi modern teutama di bidang transformasi, telekomunikasi membuat mobilitas dan aktifitas masyarakat semakin meningkat dengan cepat. Menuntut pelaksanaan dan penyaluran bantuan PKH dari pemerintah yang bekerja sama PT Pos Indonesia berjalan sesuai dengan jadwal penerimaan bantuan, menyadari semakin tingginya antusias masyarakat akan hak-haknya dalam menerima bantuan. Untuk mengambarkan bagaimana upaya untuk pelaksanaan program keluarga harapan di kecamatan lowokwaru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, maka peneliti mengunakan penelitian kualitatif dimana langkah-langkah pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara serta dengan kalimat dan tabel yang mendalam serta informal dari lapangan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa implementasi program keluarga harapan (PKH) di kecamatan lowokwaru ditujukan kepada masyarakat miskin khususnya di bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Dimana penerimaan bantuan tersebut sifatnya khusus, berupa data masyarakat sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini di harapkan agar penerima bantuan PKH tepat sasaran. Adapun upaya yang dilakukan pendamping PKH di kecamatan Lowokwaru adalah sebagai berikut:
a) melakukan pemutakhiran data peserta PKH secara berkala,
b) melakukan pertemuan bulanan secara rutin dengan kelompok peserta PKH. c) Mengadakan pertemuan pengembangan program dengan penyedia layanan.
(2) Dampak Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (Blt) Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Perawang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak”. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dan didukung huga dengan data-data kualitatif. Dengan hasil penelitian bahwa penetapan penduduk miskin di Desa Perawang Barat pada tahun 201adalah sebagai berikut:
a) Tidak memiliki pekerjaan yang tetap atau pekerjaan yang serabutan
b) Penghasilan perbulannya kurang dari Rp1.500.000 3. Tempat tinggal dalam status sewa atau numpang kepada keluarga 4. Melakukan pengobatan hanya di puskesmas terdekat.
c) Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya 75 responden yang mendapatkan BLT tersebut ternyata hanya 21 responden yang benarbenar pantas untuk mendapatkan BLT dan 54 responden yang lain adalah responden yang tidak pantas untuk mendapatkan BLT ini semua di sebabkan karena 54 responden tersebut memiliki jumlah penghasilan yang lebih banyak dari 21 responden. d) Manfaat BLT bagi masyarakat miskin yaitu masyarakat miskin merasa di hargai
oleh Pemerintah dan masyarakat miskin merasa bahwasannya Pemerintah peduli terhadap mereka, dan mudaratnya BLT terhadap masyarakat miskin adalah
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
146
membuat masyarakat miskin menjadi malas, dapat menyebabkan pertikaian yang terjadi terhadap sesame masyarakat, dan masyarakat meras ketidak puasan terhadap, proses BLT, lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya oleh karena itulah penyebab BLT haruslah di hapuskan dan diganti dengan kebijakan yang lebih baik dan lebih mementingkn masyarakat miskin bukan hanya untuk menjaga image Pemerintah saja.
Metode Penelitian a. Populasi Penelitian
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan objek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak di duga satuan-satuan atau individu-individu ini disebut unit analisa. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya berhak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlah lebih sedikit dari pada jumlah populasinya) (Djarwanto Ps dan P. Subagyo, 1988: 95) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kelompok penerima Manfaat (KPM) PKH, dan kelompok Penerima Bantuan BLT Desa di Desa Desa Tirta Makmur sebanyak 49 orang KPM PKH dan Penerima Bantuan BLT Desa.
b. Sampel Penelitian
Menurut Hasan Iqbal mengatakan untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, maka dapat digunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampelnya seperti berikut :
𝑛 ≤= N
1 + Ne2
dimana :
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian/presisi karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, 5 % Jika presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% ( 0,5 ).( Hasan Iqbal.2002:61 ) maka jumlah sampel yang akan diteliti dari populasi sebesar 49 orang KPM dan Penerima Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Desa adalah : 𝑛 ≤= 49 1 + (49 ) (0,5)2 49 1+( 49 )(0,025 ) = 49 1+2,225 49 3,225 = 15,193 𝑆𝐴𝑀𝑃𝐸𝐿
Berdasarkan perhitungan dengan mengacu pada pendapat Slovin dalam penelitian ini diambil sejumlah minimal 15,193 responden.
147 c. Definisi Konsep dan Oprasional Variabel
Untuk memperjelas hubungan variabel diatas maka kerangka teori ini digunakan untuk mempermudahkan jalan pemikiran terhadap permasalahan yang akan dibahas. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel yang digunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat)
1) Variabel independen Bantuan Program Keluarga Harapan ( PKH ) ( X1 ) 2) Variabel independen Bantuan Langsung Tunai Desa ( BLT ) ( X2 )
3) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Tirta Makmur ( Y )
Rencana Analisis Data dan Hasil Pengujian
1) Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner atau alat ukur
Sebelum dlakukan pengujian data berikutnya alat ukur berupa kuesioner telah dilakukan uji alat ukur terlebih dahulu untuk memastikan apakah alat ukur tersebut dapat digunakan atau tidak untuk menganalisis responden berikutnya, dimana diketahui uji reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Reliabilitas juga dapat berarti indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukur dapat menunjukan dapat dipercaya atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur tingkat konsistensi alat ukur.
Sebuah instrument penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat ancok, menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah variabel yang diuji valid atau tidak, hasil korelasi dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi dengan tingkat signifikasi 1%,5% atau 10 % jika angka korelasi perhitungan lebih besar dibandingkan dengan angka kritik maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan signifikasi. Begitu pula sebaliknya jika angka korelasi hasil perhitungan lebih kecil dibandingkan dengan angka kritik maka item pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid atau siknifikan. Dan tidak dapat digunakan dalam analisis. Nurul Hikmah (Dinul Alfian Akbar, 2002: 49) menyatakan bahwa jika r hasil ( Corrected item
totalncorrelation ( CI-TC ) pada output SPSS) bernilai positif serta r hasil > r tabel maka
butir atau variabel tersebut valid.
Uji reliabilitas instrument dapat dilihat besarnya nilai Cronbach Alpha pada masing-masing variabel. Cronbach alpha digunakan untuk mengetahui reliabilitas konsisten inter item, atau untuk menguji konsistenan responden dalam merespon dalam merespon seluruh item.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dengan tingkat signifikasi 5% atau 0,5 besaranya nilai r tabel untuk n= 80 maka dapat di lihat pada r tabel pada posisi angka 0,220 sebelum mendapatkan hasil uji validasi dan reliabilitas, langkah yang diambil dalam penjumlahan pembuatan tabulasi dari skor jawaban masing-masing responden dapat dilihat dari tabel hasil jawaban kuesioner 1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Bantuan Program Keluarga Harapan ( PKH ) ( X) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa tirtamakmur ( Y ) adalah sebagai berikut:
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
148
2) Uji Validitas
Tabel 2
Uji Validitas Butir (Independent)
Variabel Item CI-TC r tabel Status Variabel Bantuan Program Keluarga Harapan ( PKH ) X1 0.285 0,220 Valid X2 0.405 0,220 Valid X3 0.573 0,220 Valid X4 0.677 0,220 Valid X5 0.483 0,220 Valid X6 0.469 0,220 Valid X7 0.601 0,220 Valid X8 0.699 0,220 Valid X9 0.662 0,220 Valid X10 0.535 0,220 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
Keterangan: CI-TC: Corrected Item-Total Correlatio
Tabel 3
Uji Validitas Butir (Independent)
Variabel Item CI-TC r tabel Status Variabel Bantuan Program BLT Desa Tirta Makmur X1 0.285 0,220 Valid X2 0.405 0,220 Valid X3 0.573 0,220 Valid X4 0.677 0,220 Valid X5 0.483 0,220 Valid X6 0.469 0,220 Valid X7 0.601 0,220 Valid X8 0.699 0,220 Valid X9 0.662 0,220 Valid X10 0.535 0,220 Valid Tabel 4
Uji Validitas Butir (Dependent)
Variabel Item CI-TC r tabel Status Variabel Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa tirtamakmur Y1 0.518 0,220 Valid Y2 0.601 0,220 Valid Y3 0.580 0,220 Valid Y4 0.614 0,220 Valid Y5 0.707 0,220 Valid Y6 0.663 0,220 Valid Y7 0.595 0,220 Valid Y8 0.549 0,220 Valid Y9 0.619 0,181 Valid Y10 0.637 0,181 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
149
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel Bantuan PKH sebagai variabel X dan Kesejahteraan Masyarakat Sidomulyo sebagai variabel Y, dapat dinyatakan valid. Validitas kuesioner ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r hitung atau CI-TC) lebih besar dari r hitung untuk n= 80 yaitu 0,220 dengan tingkat signifikan 5%.
3) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrument, jadi reliabilitas menunjukkan apakah instrument tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan .Uji reliabilitas atau uji konsistensi suatu item pertanyaan dengan membandingkan antara nilai cronbach’s alpha dan taraf keyakinan (coefficients of confidance = CC) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika CC < cronbach’s alpha, item pertanyaan reliabel (konsisten)
b. Jika CC > cronbach’s alpha, item pertanyaan tidak reliabel (tidak konsisten)
Suatu variabel dapat dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Hasilperhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha Status VAriabel Bantuan PKH 0.733 Reliabel Variabel Tingakat
Kesejahteraan Masyarakat Desa tirtamakmur
0.738 Reliabel
Sumber: Data Primer diolah,2020
Berdasarkan tabel reliabilitas di atas, maka konsistensi alat ukur berada diposisi 0,60 dapat diterima. Dengan Cronbach’s Alpha untuk variable Bantuan PKH (X) sebesar 0,733 dan variabel tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tirta Makmur (Y) sebesar 0,738. Dengan demikian seluruh item pertanyaan pada kuesioner penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.
4) Analisis Regresi
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel, maka digunakan model umum persamaan regresi linier, yakni :
Persamaan regresi Keterangan :
Y = Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa tirtamakmur b = slope atau Koefisien
regresi
a = intersep
Nilai t tabel yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara Bantuan PKH, BLT Desa dan Tingkat Kesejahteraan pada Masyarakat Desa Tirtamakmur adalah sebesar
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
150 a. Model Coefficients Tabel 6 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 33.043 2.332 14.167 .000 Bantuan PKH dan BLT Desa .235 .056 .299 4.168 .000
a. Dependent Variable: Bantuan PKH Coefficients
Persamaan regresi
Y = a + bx
= 33, 043 + 0,235 X
Keteranagn :
a. Konstanta sebesar 33,043 menyatakan bahwa jika tidak ada Bantuan PKH dan BLT Desa maka tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tirtamakmur akan tetap berada pada posisi 33,043
b. Koifisien Bantuan PKH dan BLT Desa sebesar 0,235 menyatakan bahwa pemberian PKH dan BLT Desa akan meningkatkan kesejahteraan sebesar 0,235
Item Bantuan PKH ( Variabel X ) x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat ( Variabel Y ) y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 pada Masyarakat Desa tirtamakmur Kecamatan Air Kumbang Kab. Banyuasin. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 4,168 yang melebihi nilai t tabel sebesar (1.66412) dan angka signifikan ( p ) di bawah 0,05 yakni 0,000 maka dengan demikian “ hipotesis 1 di dukung “
c. Keterangan dengan melihat t hitung :
(1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh antara Bantuan PKH yang diberikan terhadap Masyarakat Desa tirtamakmur Kec. Air Kumbang kab. Banyuasin.
(2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh antara Bantuan PKH dan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa tirtamakmur Kecamtan Air Kumbang Kab. Banyuasin.
b. Model Summary.
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Model Summary Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .299a .089 .084 4.047
Predictors: (Constant), Bantuan PKH Sumber: Data diolah,2020
151
Keterangan :
a. Angka R sebesar 0, 299 menunjukan bahwa regresi bantuan PKH terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat adalah rendah.
b. Angka R squaere sebesar .089 hal ini berarti 8,9% variasi dari Bantuan PKH dapat dijelasakan oleh variabel tingkat kesejahteraan Masyarakat Desa sidomulyo, sedangkan sisanya ( 100% - 8,9% = 91,1% ) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
5) Analisis Corelasi
Model korelasi digunakan utuk menguji apakah terdapat hubungan antara Bantuan PKH dan BLT Desa terhadap Tingakat Kesejahteraan Masyarakat pada Masyarakat Desa Tirtamakmur Kecamatan Air Kumbang Kab.Banyuasin. dan untuk mengetahui bagaimana hubungan yang terjadi antara Bantuan PKH Variabel (X1) dan BLT Desa (X2) Tingkat kesejahteraan Masyarakat( Variabel Y )
Hasil analisis korelasi dapat ditunjukan pada tabel IV. 31 𝑟 = 𝑛( ∑ 𝑋𝑌 ) − ( ∑ 𝑋 ) ( ∑ 𝑌 )
√𝑛 ( ∑ 𝑋2 ( ∑ 𝑋)2 ]° [𝑛( ∑ 𝑌 )2 ]
Tabel 8
Hasil Analisis Korelasi Correlations Bantuan PKH Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Bantuan PKH dan BLT Desa Pearson Correlation 1 .299** Sig. (2-tailed) .000 N 179 179 Tingkat Kesejahteraan Pearson Correlation .299** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 179 179
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Keterangan dengan melihat signifikan :
Jika probabilitas ( p ) > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada hubungan Jika probabilitas ( p ) < 0,05 maka H0 di tolak artinya ada hubungan. Berdasarkan Tabel IV. 31 diatas dapat di ketahui bahwa: hasil analisis korelasi antara item Bantuan PKH ( Variabel X ), x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x10, secara keseluruhan terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat ( Variabel Y ), y1, y2, y3, y4,y5, y6, y7, y8, y9, y10, menunjukan bahwa variabel X mempunyai hubungan yang positif ( searah ) dan signifikan terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat. yaitu korelasi ( r ) = 0, 299 dan probabilitas ( p ) sigifikan pada p < 0, 05.
Jadi berdasarkan analisis korelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif ( searah ) dan signifikan antara Bantuan PKH dan BLT Desa terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat pada Masyarakat Desa tirtamakmur Kecamatan Air KUmbang. Kab.Banyuasin. hubungan posif ( searah ) menunjukan bahwa semakin besar tingkat
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani
152
Bantuan , maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Berdasarkan hasil tersebut maka “ hipotesis 2 di dukung “
Simpulan
1. Bantuan PKH dan BLT Desa yang diberikan oleh pemerintah telah memenuhi sasaran dan sesuai dengan standarisasi yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan sesuai dengan perundang undangan tentang perlindungan sosial. Hal ini sesuai dengan jawaban responden 95% responden (KPM PKH dan penerima bantuan BLT Desa ) rata-rata menjawab setuju pada taraf signifikan.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat memiliki kondisi yang relative baik karena terpenuhinya standar oprasional ( SOP ) yakni bantuan tepat waktu dan pendamping senantiasia memberikan pendampingan terbaiknya, serta dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Hasil analisis regresi menyatakan bahwa variabel Bantuan PKH sebagian berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Tirta Makmur dengan nilai t hitung = 4,168 sedangkan t tabel = ( 1,653 ) ( t hitung > t tabel ), p = 0,000 signifikan pada < 0,05 serta terdapat hubungan positif antara bantuan PKH dan BLT Desa dengan Tingakat kesejahteraan masyarakat Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Kab. Banyuasin.
153 Daftar Pustaka
Aravik, H. 2016. Ekonomi Islam: Konsep, Teori, dan Aplikasi serta Pandangan Pemikir
Ekonomi Islam dari Abu Ubaid sampai Al-Maududi. Malang: Empat Dua.
Anggreini A. Londah Gustaaf B. Tampi Very Y. Londa, Implementasi Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Pasan Kabupatenminahasatenggara.
https://cse.google.com/cse?q=dimensi+program+keluarga+harapan&sa=Search&ie=U TF-8&cx=partner-pub%2D1780369399756513:4997575038#%9C, diakses minggu 12 juli 2020 pukul 06: 24 WIB
Khodiziah Isnaini Kholif, Irwan Noor, Siswidiyanto, Implementasi Program Keluarga Harapan (Pkh)Dalam Menanggulangi Kemiskinan Di Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
Mamang Etta Sangadji,2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta, CV Andi Offset:
Subandi, ,2011. Ekonomi Pembangunan, Bandung, Alvabeta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,2013, Bandung: Alvabeta.
https://bisnis.tempo.co/read/1295394/bps-angka-kemiskinan-september-2019-turun-jadi-922- persen/full&view=ok diakses tanggal 01 Mei 2020 jam 13:30 WIB ).
https://bisnis.tempo.co/read/1295394/bps-angka-kemiskinan-september-2019-turun-jadi-922- persen/full&view=ok diakses tanggal 01 Mei 2020 jam 15:40 WIB ).
https://kemsos.go.id/program-keluarga-harapan-pkh diakses pada tanggal 01 Mei 2020 jam 15:42 WIB ).
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/05/pendapatan-per-kapita-indonesia capai-rp-59-juta-pada-2019
https://www.neliti.com/publications/42400/implementasi-program-keluarga-harapan-pkh-untuk-meningkatkan-kesejahteraan-masya
http://datariset.com/olahdata/detail/data-primer-dan-sekunder diakses tanggal 18 Juli 2020 pukul 05:23 WIB
https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder di akses tanggal 18 Juli 2020 pukul 05:30 WIB
Pengaruh Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Dan Blt Desa Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masayarakat (Studi Pada Kelompok Penerima Manfaat (Kpm) Di Desa Tirta Makmur Kecamatan Air Kumbang Muharir, Reni Hariani