• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN mohon jangan merubah isi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERNYATAAN mohon jangan merubah isi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERNYATAAN Tentang ini penulis menyatakan:

“Silahkan buku ini dicetak ulang atau dicopy dan diperbanyak dengan maksud diperdagangkan atau lainnya, dengan ketentuan mohon jangan

merubah isi dari buku ini kecuali ada izin tertulis dari penulis dan

(3)

Kata Pengantar

Jujur kita akui, banyak di kalangan kita, muslimin dan muslimat, yang tidak

mampu membaca alQuran. Di kota maupun di dusun. Berpendidikan maupun yang tidak

berpendidikan. Tidak mampu membaca karena memang sama sekali tidak bisa

membaca dan tidak pernah belajar akibat kealpaan waktu kecil, lalu setelah dewasa

susah belajar karena berbagai alasan. Ada juga yang tidak mampu membaca alQuran

bukan karena tidak bisa, tetapi karena perasaan berat dan malas untuk membacanya,

apalagi sampai mentadabburinya. Bahkan ada juga karena perasaan remeh, sehingga

alQuran tiada bernilai baginya.

AlQuran adalah ayat-ayat Allah. Allah berbicara lewat alQuran supaya kita

mengenal dan mengerti dengan Allah. Kalau sudah mengenal dan mengerti dengan

Allah niscaya kita akan rasakan Allah itu begitu dekat adanya. Setiap kegiatan, aktifitas

dan persoalan kehidupan, maka disitu ada unsur Allah dan berlaku kekuasaan mutlak

Allah. Lalu bagaimana kita bisa paham dan mengerti tentang yang demikian , sementara

kita tidak pernah berdialog dengan Allah melalui alQuran.

Alhamdulllah, buku “2 langkah mudah belajar alQuran” ini bisa diselesaikan.

Demi untuk menjembatani keinginan belajar membaca alQuran khusus untuk dewasa.

Dari dua langkah pembelajaran tersebut terdapat 6 sesi latihan. Untuk itu pahamilah

benar-benar setiap sesi latihannya sebelum meningkat ke latihan berikutnya. Dilengkapi

juga dengan pelajaran tajwid secara ringkas.

Setelah buku ini dibaca dan dipelajari, mohon jangan cukupkan sampai disini,

karena ini sifatnya pengenalan saja. Metode yang sesungguhnya untuk belajar alQuran

adalah metode “talaqqi”, yakni berhadap-hadapan langsung dengan guru.

Secara khusus tulisan ini didedikasikan untuk kedua orang tua dan

saudara-saudara saya, semoga ada limpahan rahmat dan keberkahan buat mereka.

Buku tipis nan sederhana ini bisa didownload dan copypaste di

http://higelr.wordpress.com. Jangan lupa komentarnya, saran maupun kritiknya.

Terakhir, pesan dari seorang sahabat: “jadikanlah dirimu seperti al-Quran supaya

selamat dan terpelihara, sebagaimana Allah menjaga alQuran sampai dunia berakhir”.

Jakarta, 08/2010

(Denny Markandeya)

(4)
(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

Kata Sambutan iii

Langkah I Pengenalan Huruf

A.

Pengenalan huruf Tunggal

1

B.

Pengenalan huruf Bersambung

3

Latihan I 4

Langkah II Pengenalan Tanda Baca

A.

Tanda baca harakat

6

Latihan II

7

Latihan III 8

B.

Pengenaan tanda baca penggandaan

8

1. Tasy-did

8

Latihan IV

9

2. Mad

9

Latihan V

10

C.

Tanwin

11

Latihan VI

11

Pelajaran Tajwid Ringkas

1.

Cara baca Lam

12

2.

Cara baca nun mati dan tanwin

12

3.

Cara baca mim

14

4.

Hukum membaca ra

15

5.

Huruf isti’la’

16

6.

Lafazh Jalallah

16

7.

Qalqalah

16

8.

Mad

17

9.

Wakaf dan Ibtida”

19

Penutup

(6)

1

LANGKAH I

PENGENALAN HURUF

Jumlah huruf Arab ada 28 huruf, sedangkan huruf Latin ada 26 huruf, dengan

teknik pengucapan atau tempat keluar huruf atau disebut juga dengan makhraj huruf

harus benar. Tidak dibenarkan ada pengubahan ucapan atau modifikasi karena dialek

atau sebagainya. Salah pengucapan akan menyebabkan salah penulisan dan salah

makna.

A.

Pengenalan Huruf Tunggal

Untuk memudahkan pemahaman kita terhadap huruf Arab, kami menyelaraskan

huruf Arab kedalam huruf Latin. Bila huruf Arab disesuaikan dengan huruf Latin

maka terdapat tiga bagian:

1.

Pengucapan huruf Arab yang sama persis dengan pengucapan Latin

atau tulisan Latin. Huruf tersebut berjumlah 17

2.

Pengucapan huruf Arab apabila diselsuaikan dengan penulisan huruf

Latin harus dengan bantuan huruf tambahan, seperti: kh, sy, ts, dan

lain-lain. Jumlahnya ada 11 huruf.

3.

Huruf-huruf yang pada keadaan tertentu berubah bentuk menyesuaikan

diri ke dalam posisi dan arti kalimat.

Perhatikan table berikut (tabel 1), huruf Arab yang kami susun berdasarkan

urutan Latin:

(7)

Tabel 1

17 Huruf Yang Sama Persis Dengan Huruf Latin 11 Huruf Yang Tidak Ada Pada Huruf Latin Bentuk/ Tulisan Latin Pengucapan/ Dibaca Latin Bentuk/ Tulisan Arab Pengucapan/ Dibaca Arab Bentuk/ Tulisan Latin Bentuk Tulisan Arab Pengucapan Latin 1 2 3 4 5 6 7 A Aa Alif Ts tsa B Be Ba Kh kha C Ce Dz dzal D De Dal Sy syin E Ee Sh shad F Ef Fa Dh dhad G Ge Th ttho H Ha Ha Zh zho I Ii ‘a ‘ain J Je Jim gh ghain K Ka Kaf Hh hha L El Lam M Em Mim

Huruf yang berubah dalam keadaan tertentu N En Nun = ya = alif = ta O Oo P Pe Q Qiu Qaf R Er Ra S Es Sin T Te Ta U Uu V Fe W We Waw X Ex Y Ye Ya Z Zed Zai

: (ya) tanpa titik, pada dasarnya sama dengan ‘ya’ bertitik

: dibaca hamzah. Berukuran kecil, sebagai pengganti ‘alif’ bila ‘alif’ terletak di tengah kalimat. Biasanya juga disertakan penulisannya bersama alif

: bentuknya seperti ‘hha’ tetapi diberi titik dua seperti ‘ta’ disebut ‘ta marbuthah’. Dibaca ‘ta’, bila pembacaan dalam kalimat bersambung ke kalimat berikut . Dan dibaca ‘hha’ bila pembacaan dalam kalimat diputus atau berhenti.

(8)

3

Keterangan table:

Kolom 1

: Adalah bentuk tulisan huruf Latin

Kolom 2

: Cara pengucapan huruf Latin

Kolom 3

: Bentuk tulisan huruf Arab. Beberapa baris yang kosong adalah

huruf latin yang tidak ada pada huruf Arab.

Kolom 4

: Cara pengucapan huruf Arab

Kolom 5.6.7

: Adalah huruf Arab yang tidak ada pada huruf Latin. Oleh

karenanya penulisan memerlukan bantuan huruf tambahan

Keterangan tambahan di dalam tabel. Ada tiga huruf Arab yang dalam keadaan

tertentu terjadi perubahan cara baca

B.

Pengenalan Huruf Bersambung

Cara penulisan huruf Arab adalah dimulai dari sisi kanan. Berbeda dengan

penulisan latin yang dimulai dari sisi kiri.

Sebagian besar huruf Arab apabila disambung-sambung atau dirangkaikan

menjadi satu kata atau kalimat bentuknya menjadi berubah. Ada sebagian kecil

dari huruf Arab yang penulisannya tidak bisa disambung sesudahnya kecuali

sebelumnya.

Sebelum kita melihat perubahan bentuk huruf Arab apabila ia dirangkai, terlebih

dahulu kita pahami karakter bentuk huruf Arab:

-

Huruf Arab terdiri dari dua kesatuan: kepala dan ekor

-

Huruf Arab walaupun bentuknya sama, tetapi dibedakan oleh titik, jumlah

titik dan posisi letaknya titik. Ada yang di atas huruf dan ada yang di

bawah huruf

-

Huruf Arab apabila disambung, maka yang disambung adalah hanya

kepalanya saja diikuti titik, kecuali apabila di posisi akhir atau ujung,

maka ekornya tetap ditulis.

-

Ada beberapa huruf arab yang apabila disambung maka bentuk

keseluruhannya berubah.

Perhatikan tabel berikut:

(9)

Tabel 2

Khusus untuk huruf lam bila disambung dengan alif, maka bentuknya seperti atau

Keterangan table:

Baris 1:

Adalah susunan huruf Arab yang sesuai dengan urutan aslinya.

mulai dari Alif sampai Ya

Baris 2:

Dua bagian dari huruf arab yang terdiri dari kepala dan ekor, dan

yang tidak ada warna merah adalah satu kesatuan utuh yang

tidak bisa dibagi.

Baris 3:

Apabila huruf Arab disambung, terjadi perubahan bentuk. Yang

terputus berarti sesudahnya tidak bisa disambung.

Baris 4:

Apabila huruf Arab berada pada posisi awal atau depan.

Baris 5:

Apabila huruf Arab berada pada posisi akhir

Latihan I

Silahkan dibaca dan dihafalkan contoh tulisan berikut:

(10)

5

LANGKAH 2

PENGENALAN TANDA BACA

Pada pelajaran langkah I kita telah mempelajari setiap abjad huruf arab serta

perubahan bentuknya apabila huruf tersebut dirangkai atau sambung-sambung.

Pada bagian langkah II ini kita akan membahas mengenai tanda baca atau

lambang-lambang yang menyertai setiap huruf Arab yang berfungsi memberi sifat baca

setiap huruf sehingga ia menjadi sebuah suku kata. Seperti halnya dalam tulisan latin

kita ketahui terdiri dari dua macam huruf , yakni huruf vocal dan huruf konsonan. Huruf

vocal terdiri dari ‘a’ ‘i’ ‘u’ ‘e’ ‘o’ yang disebut juga dengan huruf hidup dan huruf konsonan

adalah selain dari ‘a’ ‘i’ ‘u’ ‘e’ ‘o’, seperti ‘b’, ‘c’, ‘d’, ‘g’, dan lain-lain, yang disebut juga

dengan huruf mati.

Pada huruf Latin, yang membentuk suku suku kata adalah huruf vocal, seperti

contoh pada kata “api”. Terdiri dari dua suku kata ‘a’ dan ‘pi’. Dimana ‘a’ suku kata

pertama dan ‘pi’ (dibentuk oleh huruf vokal ‘i’) sebagai suku kata kedua.

Berbeda halnya dengan huruf Latin, huruf Arab tidak mengenal adanya

pembagian huruf vocal dan konsonan. Huruf Arab bisa dikatakan semua hurufnya

konsonan. Walaupun ada huruf ‘alif’ (a), ia adalah konsonan karena alif juga dibentuk

oleh tanda baca dan akan menjadi suku kata sendiri. Alif bisa menjadi ‘i’ dan bisa juga

menjadi ‘u’.

Perlu diketahui, dalam bahasa Arab hanya ada tiga bentuk penyebutan vocal

yaitu ‘a’., ‘i’ dan ‘u’.

Dalam metode ini, kami akan membagi tanda dalam tulisan Arab menjadi tiga

bagian. Dan dari tiga pembagian tersebut terdapat pula pembagian-pembagian lagi.

Perhatikan bagan dibawah ini:

Tanda Baca

Harakat Penggandaan Tanwin

fat-hah kasrah dhammah sukun tasydid mad tanwin fat-hah tanwin kasrah tanwin dhammah ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

mad fat-hah mad kasrah mad dhammah mad lebih panjang ( ) ( ) ( ) ( )

(11)

A.

Tanda Baca Harakat

Harakat adalah tanda baca yang menyertai huruf Arab yang berfungsi untuk

membentuk penyebutan seperti penambahan huruf vocal ‘a’ (fat-hah), seperti

penambahan vocal ‘i’ (kasrah), seperti penambahan vocal ‘u’ (dhammah) dan

tanpa vocal atau mengembalikan/menetapkan huruf pada posisi konsonan

(sukun).

1.

Harakat Fat-hah

Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal ‘a’.

Lambangnya seperti ( ) . Letaknya di atas huruf.

Contoh:

f + a = fa

z + a + za

sy + a + sya

2.

Harakat Kasrah

Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal ‘i’.

Lambangnya seperti ( ) . Letaknya di bawah huruf.

Contoh:

f + i = fi

z + i = zi

sy + i = syi

3.

Harakat Dhammah

Yang membentuk huruf Arab menjadi seperti penambahan huruf ‘u’.

Lambangnya seperti ( ). Letaknya di atas huruf.

Contoh:

f + u + fu

z + u = zu

sy + u = syu

Perhatikan tabel berikut:

(12)

7

Latihan II

Silahkan dibaca huruf yang ada tanda bacanya. Bagi yang tidak ada tanda baca

dilewatkan saja ! (dieja: dza-li-ka-ki-ta-bu-la….dan seterusnya)

7

4.

Tanda Baca Sukun (mati)

Sukun adalah tanda baca yang berfungsi untuk mematikan huruf, atau

mempertahankan keadaan huruf tetap konsonan. Lambangnya adalah

seperti ( ) letaknya di atas huruf.

Contoh:

f + (sukun) = f

z + (sukun) = z

sy + (sukun) = sy

Sebagian dari percetakan alQuran sekarang terkadang ada beberapa

huruf yang sengaja tidak dicantumkan tanda sukun ini. Biasanya untuk

huruf ‘alif’, ‘ya’ dan ‘waw’, karena huruf tersebut lebih dipahami sebagai

huruf mad (akan dijelaskan pada bagian mad)

(13)

Latihan III

Silahkan dibaca bagi yang ada tanda bacanya saja !

( dieja: dza-li-ka

l-ki-ta-bu-la-ray-ba….. dan seterusnya).

Catatan

:

Khusus untuk alQuran cetakan ini, yang kami jadikan contoh latihan ini, huruf

nun mati sengaja tidak ditulis tanda sukunnya

B.

Tanda Baca Penggandaan

Penggandaan dalam tulisan Latin adalah menjadikan atau menggandakan huruf

menjadi dua atau lebih.

Penggandaan terbagi dua yakni penggandaan untuk konsonan saja disebut

tasy-did, dan penggandaan untuk seolah-olah menambah vocal disebut mad.

1.

Tasy-did ( )

Adalah penggandaan huruf konsonan saja, seperti k x 2 = kk. Artinya

bila ada tanda seperti lambang tasydid di atas maka huruf tersebut

dijadikan atau di baca seperti dijadikan ganda atau dua kali

Contoh:

f x 2 = ff

Z x 2 = zz

Sy x 2 = sysy

(14)

9

Latihan IV

(dieja: dza-li-kal-ki-ta-bu……….hu-da-

llil-mu-tta-qi-na…..dan seterusnya)

2.

Mad

Adalah penggandaan huruf menjadi dua atau lebih, hanya untuk vocal

saja. Seperti ba + (tanda mad) = baa

Dalam tulisan Latin penggandaan huruf vocal seperti saalam (2 x a).

Dalam tulisan Arab penggandaan seperti itu disebut dengan mad. Mad

dilambangkan dengan: ( ) dan ( )

Penggandaan atau penambahan vokal dalam tulisan Arab mulai dari 2

huruf vocal sampai 6 huruf bahkan mencapai 12 huruf. Jadi kalau ditulis

Latin seperti kitaaaaaab (ada 6 x a) cara bacanya menjadi panjang dan

lama. Sekira-kira 6 ketukan.

Dalam tahap pembelajaran ini kita akan pahami mad dalam tiga macam

saja:

a.

Mad Thabi’i

Penggandaan vocal yang terjadi karena adanya tanda mad

seperti di atas ( ). Mad thabi’i ini dibaca selama 2 ketukan.

Contoh:

fa + a = faa

zi + i = zii

syu + u = syuu

Atau penggandaan vocal yang terjadi karena adanya huruf

(alif), (ya), dan (waw) dalam keadaan sukun (mati). Dengan

(15)

1. (alif), apabila ‘alif’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris

atas (fat-hah) maka akan terjadi seperti penambahan huruf ‘a’

contoh:

naa

2. (ya), apabila ‘ya’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris di

bawah (kasrah), maka terjadi seperti penambahan huruf ‘i.

contoh:

dzii

3. (waw), apabila ‘waw’ sukun dan huruf sebelumnya berbaris

dhammah maka terjadi seperti penambahan huruf ‘u’.

contoh:

duu

b.

Mad Jaiz ( )

Penggandaan huruf vocal setelah adanya mad thabii diatas tetapi

ditambah lagi dengan seperti lambang di atas. Maka cara

bacanya 2 sampai 5 ketukan

Contoh

dzaa (2a) sampai dzaaaaaa(5a)

c.

Mad Wajib

Mad yang terjadi seperti mad jaiz di atas tetapi di akhir kata

terdapat huruf hamzah ( ). Maka lama bacaan adalah 5 ketukan.

Contoh:

jaaaaaa (5a)

Latihan V

(16)

11

D.

Tanwin ( , , , )

Tanwin adalah tanda baca penggandaan lambang saja seperti lambang di atas,

maksudnya untuk memberi efek bunyi seperti ditambah dengan akhiran ‘n’.

Apabila berada di atas huruf berarti bacaan fat-hah diberi akhiran ‘n’, maka

bacaannya menjadi ‘an’.

Apabila kasrah diberi tanwin maka bacaannya menjadi ‘in’

Dan apabila dhammah diberi tanwin maka bacaannya menjadi ‘un’.

Contoh:

fa + n = fan

zi + n = zin

syu + n = syun

Perhatikan tabel berikut:

Tabel 4

(17)

PELAJARAN TAJWID RINGKAS

Dari segi bahasa tajwid artinya memperbagus, mempercantik. Dari segi istilah

tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafazhkan huruf –huruf al-Quran dengan

benar.

Dalam bagian ini kami akan membahas pelajaran tajwid secara sederhana, yang

kami susun supaya mudah dipahami. Untuk lebih lengkap lagi silahkan dipelajari dari

buku-buku lain atau dari guru-guru .

1.

Cara baca huruf lam

Dari 28 huruf arab apabila bertemu dengan ‘alif-lam’ dan sesudahnya, maka cara

baca ‘lam’ terbagi kepada dua cara:

a.

Tidak dibaca

Lam tidak dibaca apabila bertemu dengan huruf syamsiyah. Huruf

syamsiyah ada 14 terdiri dari:

Contoh:

Al-syi Asy syi

b.

Dibaca

Lam dibaca apabila bertemu dengan huruf qamariyah. Huruf qamariyah

ada 14 terdiri dari :

Contoh:

Al-wa

2.

Cara baca nun mati dan tanwin

Cara baca nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan huruf ada 4 cara:

a.

Izh-hhar (jelas)

Bunyi nun mati dan tanwin terdengar jelas apabila bertemu dengan huruf

izh-hhar. Dibaca dengan tidak berdengung. Huruf izh-hhar ada 6 macam

yakni:

(18)

13

Contoh:

man-khaffat

min-alfi

naarun-haamiyah

b.

Idgham (hilang atau menyusup)

Nun mati dan tanwin dibaca hilang atau menyusup kedalam huruf

sesudahnya. Hilang atau menyusup kedalam huruf sesudahnya itu dibaca

dengan dua cara: berdengung disebut dengan idgham bighunnah,

hurufnya ada 4, dan tidak berdengung disebut dengan idgham

bilaghunnah, hurufnya ada 2.

1.

Idgham bi ghunnah

Dibaca berdengung apabila bertemu dengan huruf:

Contoh:

lan-wa law-wa

lun-mmi lum-mi

ran-ya ray-ya

2.

Idgham bi laa ghunnah

Dibaca tidak berdengung apabila bertemu dengan huruf:

Contoh:

An-ra Ar-ra

An-la al-la

(19)

c.

Iqlab

Adalah bertukarnya bunyi nun mati dan tanwin menjadi seperti huruf ‘mim’

apabila bertemu dengan huruf iklab. Dibacanya dengan dengung. Huruf

iqlab hanya satu yaitu :

Contoh:

yun-ba yum-ba

d.

Ikhfa’

Bunyi nun mati menjadi berubah seperrti antara bunyi izh-hhar (jelas) dan

ikhfa’(menyusup). Yakni perbauran bunyi antara suara ‘n’ dengan huruf

sesudahnya. Huruf ikhfa’ ada 15:

Contoh:

mun-fi mun-m-fi ( ada nuansa ‘m’)

‘an-sa ‘an-y-sa (ada nuansa ‘y’)

3.

Cara baca mim

Cara baca mim mati atau sukun bila bertemu dengan huruf adalah tiga macam:

a.

Idgham (hilang atau menyusup)

Dibaca hilang atau menyusup maksudnya apabila mim mati bertemu

dengan mim lagi maka mim dibaca dengan menyusupkan mim kedalam

mim berikutnya. Kejadian seperti ini disebut juga dengan idgham mimi.

Contoh:

hum-min hummin

b.

Ikhfa’ (berbaur)

Bila mim mati bertemu dengan huruf ‘ba’ maka mim dibaca berbaur dan

masuk kedalam suasana ‘ba’ dan dibaca berdengung

Contoh:

him-bi himbi

Kejadian seperti ini disebut juga dengan ikhfa’ safawi

(20)

15

c.

Izh-hhar (jelas)

Dibaca jelas apabila mim bertemu dengan huruf selain dalam ketentuan

diatas (selain ‘mim’ dan ‘ba’).

Contoh:

ham-du

lam-na

4.

Hukum membaca ra

a.

Dibaca Tebal

Dibaca tebal apabila ‘ra’ berbaris fat-hah, fat-hah tanwin, dhammah,

dhammah tanwin atau mati yang didahului oleh huruf berfat-hah dan

dhammah

Contoh:

berbaris fat-hah

fat-hah tanwin

dhammah

sukun didahului huruf berfat-hah

sukun didahului huruf berdhammah

b.

Dibaca Tipis

Ra dibaca tipis apabila ia berbaris kasrah, kasrah tanwin atau sukun yang

didahului oleh huruf berkasrah, kecuali apabila ra tersebut diikuti oleh huruf

isti’la’ (keterangan berikut/nomor 5)

Contoh:

berbaris kasrah

sukun didahului huruf kasrah

kecuali, setelah ra ada huruf asti’la’

(21)

5.

Huruf isti’la’

Huruf isti’la’ terdiri dari :

Adalah tujuh huruf yang selalu dibaca tebal. Tidak ada ketentuan dengan

pertemuannya dengan huruf apapun

6.

Lafazh Jalallah

Lafazh jalallah adalah lafazh Allah. Ada dua cara pembacaan lafazh jalallah:

a.

Dibaca tebal

Apabila didahului oleh bunyi huruf yang berfat-hah dan berdhammah

Contoh:

b.

Dibaca tipis

Apabila sebelumnya didahului oleh huruf yang berkasrah

Contoh:

7.

Qalqalah

Huruf qalqalah terdiri dari lima huruf yakni :

Qalqalah terbagi dua yakni:

a. Qalqalah Kubra

Ialah bila huruf tersebut diatas dibaca sukun (mati) karena memang ada

harkat sukunnya atau oleh sebab pemberhentian dibaca mati, dan

pembacaan berhenti di huruf tersebut. Maka huruf tersebut dibaca mati tetapi

seolah-olah hidup dan penyuaraannya terdengar tegas.

Contoh

dan

b. Qalqalah Sughra

Ialah apabila huruf tersebut mati tetapi pembacaan tidak berhenti di situ yang

maka huruf tersebut dibacanya seolah-olah dihidupkan kembali dengan

penyuaraannya terdengar sekedarnya saja.

(22)

17

Contoh:

8.

Mad

Dalam keterangan sebelumnya telah kita singgung sedikit tentang mad. Mad

tersebut disebut juga dengan mad ashli. Mad juga ada huruf-hurufnya yaitu alif.

ya dan waw, disebut juga dengan huruf mad, artinya huruf pemanjang bacaan

dengan ketentuan seperti yang dijelaskan pada pelajaran tahap II tentang mad.

Dalam bab tajwid ini kami akan jelaskan tentang mad secara lebih rinci sebagai

cabang dan kelanjutan dari mad ashli.

Adapun kelanjutan dari pelajaran tentang mad adalah sebagai berikut:

a.

Mad ‘aridh lissukun (mendadak mati)

Apabila pembacaan karena sebab berhenti di akhir kalimat maka huruf

akhirnya dibaca seolah-olah mati (sukun) oleh karena keadaan demikian,

maka pembacaan boleh dipanjangkan dari 2 sampai 6 ketukan.

Contoh:

an naasi

annaaaaaaas

alkaafiruuna

alkaafiruuuuuuun

miskiini

miskiiiiiiin

b.

Mad ‘iwadh

Mad yang terjadi apabila pembacaan berhenti pada kalimat yang berbaris

atas (fat-hah tanwin atau fat-hatain) maka pembacaan tanwinnya

dihilangkan tetapi huruf tersebut dibaca panjang 2 ketukan.

Contoh:

hubban hubbaa

c.

Mad lazim mukhaffaf kalimi

Ialah alif yang ber-mad disambut oleh huruf mati dibaca panjang 6 ketukan

Contoh:

(23)

d.

Mad lazim mutsaqal kalimi

Huruf yang setelah huruf mad disambut oleh huruf yang bertasy-did, dibaca

panjang 6 ketukan

Contoh:

shaaaaaakhkh…

e.

Mad lazim harfi musyba’

Huruf pada awal surat alQuran

Contoh:

‘lam’ dan ‘mim’ dibaca panjang 6 ketukan

f.

Mad lazim mukhaffaf

Huruf pada awal surat alQuran yang dibaca panjang 2 ketukan

Contoh:

(24)

19

TANDA-TANDA PEMBERHENTIAN BACAAN DALAM BACAAN ALQUR’AN

(WAQAF DAN IBTIDA’)

Membaca Al-Qur’an dilakukan dengan satu tarikan nafas. Jika membaca tidak

terputus maka hal ini disebut Washal. Mengingat tidak mungkin seluruh Al-Qur’an atau

beberapa ayat atau sebuah ayat yang panjang dibaca dengan satu tarikan nafas maka,

melakukan perhentian dalam membaca tidak dapat dihindari. Melakukan perhentian

dalam membaca Al-Qur’an seraya mengambil nafas dengan niat untuk setelahnya

melanjutkan membaca disebut Waqaf, sementara memulai membaca atau memulai

meneruskan membaca disebut Ibtida. Untuk menjaga makna ayat-ayat yang dibaca,

perlu diketahui di mana waqaf baik atau boleh dilakukan. Ibtida bisa dilakukan pada kata

setelah waqaf atau sebelumnya, bergantung pada sifat waqaf itu. Jika waqaf itu baik

atau dibolehkan maka ibtida dapat dilakukan pada kata setelah waqaf, namun jika waqaf

itu salah atau tidak baik maka ibtida dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf

demi tidak merusak makna ayat yang dibaca. Adakalanya waqaf terpaksa dilakukan,

karena sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, di tempat yang salah atau tidak baik. Jika

terjadi hal seperti itu maka yang penting diperhatikan yaitu cara ibtida, bahwa ibtida

dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf yang terpaksa dilakukan itu.

Mengenai waqaf pada akhir ayat terdapat perbedaan pendapat mengingat tidak

semua ayat Al-Qur’an berakhir sebagai suatu kalimat yang utuh, atau jika tidak dibaca

bersama ayat berikutnya akan memberikan makna yang salah. Contoh ayat keempat

dari Surat Al-Ma‘uun, yang terjemahnya berbunyi ”maka kecelakaanlah bagi

orang-orang yang shalat”, sementara ayat kelima berbunyi ”yaitu orang-orang-orang-orang yang lalai dari

shalatnya”. Sebagian ulama mengatakan boleh waqaf pada akhir ayat tanpa melihat

maknanya sebagai sesuatu yang bersifat sunnah, sementara sebagian yang lain

berpendapat bahwa baik atau tidak melakukan waqaf pada akhir ayat bergantung pada

maknanya atau keutuhan kalimatnya.

Mengingat tidak semua yang membaca Al-Qur’an mengerti bahasa Arab, para

ulama memberi tanda-tanda tempat waqaf sebagai panduan. Pada cetakan Al-Qur’an

yang berbeda bisa saja ditemui tempat-tempat waqaf yang berbeda dikarenakan

perbedaan pendapat ulama yang menentukannya. Melihat sifatnya yang relatif seperti

itu maka, tanda-tanda tempat waqaf itu tidaklah mutlak harus diikuti, khususnya oleh

mereka yang memahami bahasa Arab. Namun, mereka yang tidak memahami bahasa

Arab sebaiknya mengikuti tanda-tanda tempat waqaf yang telah dibuat oleh para ulama

tersebut. Berikut ini tanda-tanda tempat waqaf beserta maksud praktisnya; perhatikan

bahwa pada suatu cetakan Al-Qur’an belum tentu semua tanda-tanda itu ditemui.

Adapun tanda-tanda tersebut adalah seperti tabel berikut:

(25)

Tanda-tanda waqaf dan ibtida’ dalam al Quran

Tanda

Keterangan

sangat baik waqaf

lebih baik waqaf

hadir sepasang, waqaf pada salah satu

boleh waqaf atau washal

ada sebagian kecil ulama yang membolehkan waqaf

tidak baik waqaf

lebih baik washal

Beberapa contoh tanda waqaf dalam ayat alQuran :

Surat Al-Baqarah ayat 2

Surat Al-Baqarah ayat 26

(26)

21

Surat An-Nahl ayat 64

Surat Al-A‘raaf ayat 172

Surat An-Nisaa’ ayat 171

Selain waqaf ada lagi perhentian yang disebut saktah. Berbeda dari waqaf, pada

saktah tidak dilakukan pengambilan nafas. Juga, perhentian pada saktah dilakukan tidak

lebih lama dari dua harakat. Setelah melakukan saktah membaca dilanjutkan pada kata

setelah saktah. Tempat saktah ditandai oleh huruf

(27)

Contoh saktah yaitu:

Surat Al-Qiyaamah ayat 27

Surat Al-Muthaffifiin ayat 14

Perhatikan bahwa karena membaca berhenti maka huruf mati dan pada

tempat saktah di atas tidak diidghaamkan ke dalam huruf

Referensi

Dokumen terkait

This฀ chapter฀ covers฀ the฀ process฀ of฀ creating฀ content฀ –฀ the฀ content฀ pipeline฀ –฀ from฀ concept฀ by฀ creators฀ to฀ consumption฀ by฀

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian terhadap latihan aerobik menggunakan sepeda statis dan efeknya terhadap sistem pernapasan individu

Sudah cukup yaaa untuk hari ini besok kita akan melanjutkan informasi yang terakhir yaitu manfaat diet DM, selamat beraktivitas. 14 Hari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar mata pelajaran tafsir antara siswa yang tinggal di PPTQ Al-Asror dan yang tinggal dirumah pada

Proses untuk memindahkan saluran suplai ke beban dari sumber utama atau dari sumber cadangan genset ini adalah menggunakan alat listrik yang dinamakan automatic

memberikan ilmu yang bermanfaat dan selalu sabar dalam membantu penyelesaian Tugas Akhir ini serta memberikan pengalaman baru dibidang kerja khususnya untuk usaha Jasa

Taraf perlakuan frekuensi dengan penurunan jumlah total bakteri terbanyak dan tidak memengaruhi kualitas fisik dan kimia susu kambing, terpilih untuk tahap perlakuan

Dalam hukum Islam dikenal adanya hak khiyar ‘aib, yaitu suatu hak yang diberikan kepada pembeli dalam akad jual beli untuk membatalkan akad jika pembeli menemukan ‘aib