• Tidak ada hasil yang ditemukan

14 Media Bina Ilmiah ISSN No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "14 Media Bina Ilmiah ISSN No"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________________

Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL PRAKTEK PADA PELATIHAN LABORATORIUM TUBERKULOSIS BAGI PETUGAS FASYANKES

PUSKESMAS DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati

Widyaiswara BPTK Mataram DinKes Propinsi NTB

Abstrak : Penggunaan metode demonstrasi dilanjutkan dengan praktek penugasan diharapkan dapat

meningkatkan hasil praktek pembuatan sediaan dahak mikroskopis tuberkulosis. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah peningkatan hasil penilaian praktek pembuatan sediaan dahak peserta pelatihan laboratorium Tuberkulosis (TB) dengan diterapkannya metode demonstrasi dilanjutkan dengan praktek penugasa.Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: Mengidentifikasi peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan dahak setelah diterapkannya metode demonstrasi dilanjutkan dengan penugasan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action

research) sebanyak tiga tahap latihan praktek setelah latihan praktek awal. Setiap tahap latihan terdiri

dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan, pengamatan, refleksi,. Sasaran penelitian ini adalah peserta pelatihan laboratorium TB bagi petugas fasyankes sebanyak 12 orang di Provinsi NTB. Data yang diperoleh berupa penilaian hasil praktek dari 6 item pembuatan sediaan dahak mikroskopis yakni kualitas spesimen dahak, pewarnaan,ukuran,kerataan,ketebalan,kebersihan yang dinyatakan telah mencapai standar(90%).Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil praktek peserta mengalami peningkatan dari latihan awal, praktek latihan 1 sampai praktek latihan 3. Adapun hasil latihan pada tahap awal tidak ada dari 6 item yang mencapai standar yang telah ditentukan, latihan 1 hanya 2 item yang mencapai standar,latihan 2 hanya 4 item dan pada latihan 3 seluruh item hasil praktek penugasan peserta telah mencapai standar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode demonstrasi dan dilanjutkan dengan penugasan praktek dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan dahak mikroskopis, serta motode pembelajaran ini dapat digunakan pada pelatihan laboratorium tuberkulosis bagi petugas Fasyankes selanjutnya.

Kata kunci: Metode demonstrasi, hasil praktek, Pelatihan Laboratorium TB PENDAHULUAN

Laboratorium miskroskopis Tuberkulosis merupakan penunjang utama untuk tata laksana pasien tuberkulosis dan sebagai manifestasi dari komponen kedua dari strategi DOTS (Directly

Observed Treatment Shorcourse chemotherapy),

akan berperan dan berfungsi maksimal apabila dilaksanakan oleh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan mempunyai kompetensi yang standar. Semua institusi fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pemeriksaan mikroskopis harus dikelola dan dilaksanakan oleh

SDM yang terlatih. Tenaga laboratorium di fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana DOTS telah terlatih pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis,akan tetapi dengan adanya mutasi dan pengembangan/ pemekaran daerah yang diikuti oleh penambahan fasilitas pelayanan kesehatan dan kemajuan dibidang teknis pengendalian TB, maka diperlukan pelatihan yang berkesinambungan baik untuk pelatihan awal maupun pelatihan ulang (refresing). Sebagai salah satu upaya pemenuhan tenaga teknis laboratorium yang terampil sesuai kebutuhan

(2)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014

program diperlukan pelatihan dengan kurikulum yang terakreditasi serta dilengkapi dengan materi dan metode pembelajaran yang konsisten dan sistematis. Pelatihan adalah merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik sesuai standar kerja. (Mangkuprawira 2007).Pelatihan laboratorium tuberkulosis bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi petugas laboratorium fasyankes dengan penekanan pada keterampilan pembuatan sediaan dahak dan pembacaan sediaan dahak dalam menegakkan diagnose penderita tersangka tuberkulosis.

Metode pelatihan ini menerapkan pendekatan pembelajaran orang dewasa dengan menggunakan sistem modul dan berbagai bahan yang memungkinkan partisipasi aktif para peserta seperti diskusi,dan tugas mandiri.Pembahasan teori materi modul dilaksanakan secara berseri sesuai dengan tahapannya. Antara materi yang satu dengan lainnya, adalah satu kesatuan yang utuh dan dibahas atau secara berurutan.

Sesuai hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan dengan sistim modul tersebut diatas ternyata terdapat kelemahan antara lain : 1)Metode pelatihan yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan pelatihan yang ingin dicapai. 2) Pencapaian kawasan hasil belajar lebih banyak pada kawasan kognitif dibandingkan dengan kawasan psikomotor. Pemilihan metode yang tepat dalam suatu pelatihan pada dasarnya merupakan upaya dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif.

Berdasarkan hal tersebut diatas perlu diupayakan suatu metode pembelajaran yang tepat agar peserta pelatihan lebih memahami prosedur (langkah-langkah tahapan pengerjaan) dan lebih terampil dalam kegiatan prakteknya. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktek pada materi pengajaran pembuatan sediaan dahak yakni melalui penggunaan metode demonstrasi dilanjutkan dengan praktek. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu dan merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu peserta pelatihan

untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi banyak digunakan dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran praktek yang menekankan pada aspek psikomotor.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktek pembuatan sediaan dahak mikroskopis ini melalui penggunaan metode demonstrasi dilanjutkan dengan penugasan praktek perlu diteliti yaitu dengan penelitian tindakan diklat.

Berdasarkan hasil pengamatan peserta pelatihan saat mengikuti pengajar mendemonstrasikan kegiatan praktik pembuatan sediaan dahak mikroskopis tuberkulosis, peserta pelatihan akan termotivasi untuk memperbaiki performa praktik, yaitu memperbaiki dan mengatasi kekurangan-kekurangan pada bagian-bagian yang masih kurang, dan terutama prosedur dan urutan kerja dalam praktik pembuatan sediaan dahak mikroskopis. Metode demonstrasi ini diharapkan akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil praktik pembuatan sediaan dahak pada pelatihan mikroskopis tuberkolosis bagi petugas fasyankes. Untuk itu perlu diadakan penelitian apakah dengan penggunaan metode demonstrasi dilanjutkan praktek penugasan terjadi peningkatan hasil praktik pembuatan sediaan dahak bagi petugas fasyankes. Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta mendapatkan pengalaman langsung, berdasarkan pengalaman mendorong peserta pelatihan untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami. Kemampuan melakukan refleksi dari praktek yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan menentukan pencapaian kompetensi professional. Selama praktek, peserta pelatihan diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), dimana dalam pelaksanaannya diambil tindakan yang dibagi dalam tiga tahapan.Pada latihan tahap

awal kegiatan pembelajaran dilaksanakan test

keterampilan pembuatan sediaan dahak dengan memberikan penugasan praktek pembuatan sediaan dahak tanpa arahan dan bimbingan instruktur/ fasilitator,hasil praktek penugasan dari peserta

(3)

_____________________________________________

Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com

pelatihan dievaluasi instruktur / fasilitator. Setelah selesai praktek latihan tahap awal dilanjutkan dengan penyampaian materi teori pembuatan sediaan dahak mikroskopis tuberkulosis

menggunakan metode CTJ dan demontrasi. Selanjutnya peserta pelatihan melakukan praktek

penugasan (latihan tahap1) pada praktek latihan 1 ini peserta pelatihan diberikan arahan dan bimbingan instruktur/fasilitator. Selanjutnya hasil praktek penugasan dari peserta pelatihan dievaluasi instruktur /fasilitator. Setelah selesai praktek penugasan (latihan tahap1) dilanjutkan dengan praktek penugasan mandiri (latihan tahap 2) tanpa bimbingan instruktur. Bagi peserta yang belum berhasil mencapai ketrampilan standar dibimbing dengan penguatan oleh instruktur. Selanjutnya pada praktek penugasan latihan tahap 3 diberikan praktek mandiri tanpa bimbingan instruktur, dan dievaluasi instruktur / fasilitator.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 23 Juni 2013 sampai dengan 209 Juni 2013. Waktu tersebut sesuai dengan pelaksanaan pelatihan miroskopis tuberkulosis bagi petugas Fasyankes.

Subyek penelitian ini adalah peserta pelatihan miroskopis tuberkulosis bagi petugas Fasyankes. yang diikuti oleh peserta pelatihan sejumlah 12 orang, yaitu petugas laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis dan petugas laboratoium Puskesmas Pelaksana Mandiri se Nusa Tenggara Barat.

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh (Arikunto, 1996). Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang didapat dari hasil evaluasi pada latihan tahap awal dan latihan tahap 1 sampai latihan tahap 3 Evaluasi hasil kerja praktik dinilai berdasarkan kriteria penilaian praktik, dan dinyatakan dalam nilai nominal.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes praktik (dengan menilai hasil praktik). Penilaian hasil praktik dilakukan dengan mengukur, dan melihat kualitas hasil kerja berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Pengukuran penilaian pembuatan sediaan dahak dengan menilai 6 item yakni kualitas specimen, pewarnaan, kebersihan,

ketebalan, ukuran dan kebersihan, selanjutnya hasil penilaian diberikan umpan balik dengan “ sarang laba-laba “ sesuai dengan tabel dibawah ini:

Gambar 1. Lembar Umpan Balik Penilaian Sediaan Dahak dengan “ Sarang Laba-laba “

Untuk menilai kualitas sediaan dahak kriteria yang dinilai adalah sebagai berikut :

1). Adanya leucocyt / kualitas spesimen

Adanya leucocyt lebih dari 25 sel per lapang pandang pada pembesaran 100 x atau adanya makropag ( Dust sell ) menandakan dahak berkualitas baik Penilaian Sedian Dahak ( secara makroskopis dan mikroskopi )

2). Ukuran sedian dahak

Ukuran sediaan dahak yang baik adalah 2 x 3 cm. Pada garis horizontal / garis tengah sediaan dahak 2 x 3 cm akan terdapat 100 sampai 150 lapang pandang

3). Kerataan sediaan dahak

Dahak harus tersebar pada kaca sediaan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis..

4). Ketebalan sediaan dahak

Sediaan dahak dengan ketebalan cukup sebelum pewarnaan dapat dinilai dengan melihat huruf cetak pada kertas yang dibaca dengan jarak 4 - 5 cm. Bila huruf-huruf tersebut tidak dapat terbaca berarti sediaan dahak terlalu tebal, bila jelas terbaca berarti sediaan terlalu tipis, bila antara terbaca dan tidak berarti sediaan rata .Sediaan dahak yang

(4)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014

telah diwarnai dapat dinilai ketebalannya dengan mengamati dibawah mikroskop yaitu bila seluruh lapang pandang dapat dilihat dengan jelas.

5). Dekolorisasi ( Pelunturan ) Carbol Fuchin Carbol fuchin pada sediaan dahak harus dilakukan dekolorisasi menggunakan Alkohol - asam. Bila zat warna carbol fuchin masih tetap tersisa pada sediaan dahak ( terlihat sebagai warna merah ), berarti dekolorisasi kurang

6). Kebersihan sediaan

Untuk mendapatkan sedian dahak yang bersih maka harus dihindari adanya endapan warna, kotoran dan lainnya, karena mengganggu pembacaan mikroskopis.

Proporsi (%) dari sediaan berkualitas baik (B) dari setiap check point dari hasil pengukuran masing-masing item 90 %. Pendekatan dari penelitian ini adalah penelitian tindakan diklat, sehingga tidak diperlukan analisis data yang menggunakan analisis statistik. Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai hasil praktik. Untuk awalnya, nilai hasil tahap awal dibandingkan dengan latihan tahap 1,kemudian nilai latihan tahap awal dengan nilai latihan tahap 2 Selanjutnya nilai latihan tahap awal dengan latihan tahap 3.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Diklat terdiri dari 3 tahap, yang masing-masing tahap terdiri dari:

· Perencanaan (Planning) · Tindakan (Action) · Pengamatan (Observing) · Refleksi (Reflecting) HASIL PENELITIAN a. Deskripsi Kondisi Awal

Kemampuan awal adalah kondisi peserta pelatihan sebelum diberikan penjelasan teori pembuatan sediaan dahak. Nilai yang diperoleh peserta pada tahap awal ini adalah murni dari pengetahuan dan keterampilan pembuatan sediaan dahak yang dimiliki oleh peserta pelatihan. Hasil penilaian praktek untuk latihan tahap awal diperoleh penilaian sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi hasil penilaian praktek pembuatan sediaan dahak tahap awal peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis No Item Penilaian Rata-rata pencapaian Peserta (%) 1 Kualitas spesiemen/ sediaan dahak 70.83 2 Pewarnaan 58.33 3 Ukuran 65 4 Kerataan 31.66 5 Ketebalan 51.66 6 Kebersihan 65

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian peserta dari 6 item yang dinilai berada dibawah standar (90%) Setelah mendapatkan materi teori pemeriksaan mikroskopis dan demonstrasi pembuatan sediaan yang benar dari fasilitator diberi penugasan praktek latihan 1 dan diberikan arahan dan bimbingan fasilitator hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Distribusi hasil penilaian praktek pembuatan sediaan dahak Latihan 1 peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis

No. Item Penilaian Rata-rata Capaian Peserta (%) 1 Kualitas spesimen/dahak 100 2 Pewarnaan 89.16 3 Ukuran 94.16 4 Kerataan 44.16 5 Ketebalan 72,50 6 Kebersihan 85

(5)

_____________________________________________

Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com

Dari tabel tersebut diatas terdapat 4 item yakni pewarnaan, kerataan dan ketebalan dan kebersihan masih dibawah standar (90 %).

Selanjutnya untuk latihan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3. Distribusi hasil penilaian praktek pem-buatan sediaan dahak latihan 2 peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis

No. Item Penilaian Rata-rata Capaian Peserta ( %) 1 Pembuatan sediaan 100 2 Pewarnaan 96,66 3 Ukuran 95 4 Kerataan 73,33 5 Ketebalan 80.00 6 Kebersihan 96,66

Dari tabel tersebut diatas terdapat 2 item penilaian yakni kerataan dan ketebalan masih dibawah standar (90 %)

Selanjutkan untuk latihan 3 tampak peningkatan hasil praktek dengan performa yang optimal dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4. Distribusi hasil praktek pembuatan

sediaan dahak latihan 3 peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis.

No. Item Penilaian

Rata-rata Capaian Peserta ( % ) 1 Pembuatan sediaan 100 2 Pewarnaan 100 3 Ukuran 100 4 Kerataan 100 5 Ketebalan 100 6 Kebersihan 100

Seluruh peserta menyelesaikan pembuatan sediaan dahak dengan hasil penilaian seluruh ítem mencapai 100 % dan ini telah melebihi standar. Jika dibandingkan antara tahap latihan awal dengan latihan 1 terdapat kenaikan hasil praktek

lapangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5 Distribusi hasil penilaian peningkatan

praktek pembuatan dahak dari Latihan awal dengan latihan 1

No Item Penilaian Rata pencapaian peserta (%) Progres ( %) Latihan awal Latihan I 1 Kualitas spesimen 70.83 100 41.18 2 Pewarnaan 58.33 89.16 52.85 3 Ukuran 65 94.16 44.86 4 Kerataan 31.66 44.16 39.48 5 Ketebalan 51.66 72,50 40.43 6 Kebersihan 65 85 30.76

Dari tabel tersebut diatas terjadi peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan dahak yang tertinggi yakni pada item pewarnaan (52.85 %) walaupun belum mencapai nilai standar (90%) dan kenaikan terendah pada item kebersihan (30.78%)

Peningkatan keterampilan praktek pada latihan awal dengan latihan 2 ada peningkatan sesuai dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 6 Distribusi hasil penilaian peningkatan praktek pembuatan dahak dari latihan awal dengan latihan 2 ` No Item Penilaian Rata pencapaian peserta (%) Progres ( %) Latihan awal Latihan 2 1 Kualitas spesimen 70.83 100 41.18 2 Pewarnaan 58.33 96,66 65.71 3 Ukuran 65 95 46.15 4 Kerataan 31.66 73,33 131.61 5 Ketebalan 51.66 80.00 54.85 6 Kebersihan 65 96,66 48.70

Dari tabel tersebut diatas terjadi peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan dahak yang tertinggi yakni pada item kerataan (131.61 %) walaupun belum mencapai nilai standar (90%) dan

(6)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 3, Juni 2014

kenaikan terendah pada kwalitas spesimen akan tetapi telah melebihi nilai standar ( 100 % )

Peningkatan keterampilan dari tahap awal dengan tahap 3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 7. Distribusi hasil penilaian peningkatan praktek pembuatan dahak dari latihan awal dengan latihan 3

No Item Penilaian Rata pencapaian peserta (%) Progres ( %) Latihan awal Latihan 3 1 Kualitas spesimen 70.83 100 41.18 2 Pewarnaan 58.33 100 71.43 3 Ukuran 65 100 53.84 4 Kerataan 31.66 100 215.85 5 Ketebalan 51.66 100 93.57 6 Kebersihan 65 100 53.84

Dari tabel tersebiut diatas terjadi peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan dahak yang tertinggi yakni pada item kerataan (215.85 %) dan kenaikan terendah pada kwalitas spesimen ( 41.18 %) , namun pada latihan 3 ini semua item telah melebihi standar (100%) menunjukkan performa praktek yang optimal.

PEMBAHASAN

Untuk pembahasan pengamatan terhadap tahap latihan awal dan latihan 1 sampai 3 dalam penelitian ini, didasarkan atas pengamatan terhadap data hasil penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan praktik penugasan peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis di Balai Laboratorium Kesehatan.Sedangkan pembahasan dari hasil pengamatan kegiatan pembuatan sediaan dahak, dipergunakan untuk membuat analisa atas peningkatan yang terjadi dari setiap tahap latihan.

Analisa untuk latihan awal adalah bahwa pada kondisi ini peserta pelatihan belum diberikan arahan dan bimbingan instruktur/fasilitator dan penjelasan teori pembuatan sediaan dahak. Oleh karena itu, nilai yang diperoleh peserta pelatihan pada tahap awal ini adalah murni dari pengetahuan dan keterampilan pembuatan sediaan dahak yang dimiliki oleh peserta pelatihan.

Selanjutnya sebelum diberikan praktek penugasan latihan 1, peserta pelatihan diberikan materi teori pembuatan sediaan dahak dengan metode demonstrasi dan dilanjutkan dengan penugasan praktek.Peserta latihan dapat mengamati dan memperhatikan dengan seksama terhadap kegiatan demonstrasi oleh pengajar, sehingga dapat memperoleh kesan nyata dan pengalaman yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan praktik saat mengerjakan tugas. Pada penugasan praktek latihan 1 peserta pelatihan diberikan arahan dan bimbingan tentang prosedure dan langkah-langkah pembuatan sediaan dahak dengan benar, sehingga hasilnya relatif lebih baik daripada latihan awal.

Pada latihan ke-2, dalam pelaksanaan praktik ini peserta pelatihan praktek secara mandiri tanpa bimbingan dan hasilnya lebih baik dibandingkan

latihan 1. Bagi peserta yang belum berhasil

mencapai ketrampilan standar dibimbing dengan penguatan oleh instruktur

Pada latihan ke-3, praktek secara mandiri dan peserta pelatihan lebih baik lagi performa prakteknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 8. Distribusi hasil penilaian praktek

pencapaian rata-rata peningkatan keterampilan pembuatan sediaaan dahak peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis.

No Item Penilaian

Rata pencapaian peserta (%) Latihan awal 1 2 3 1 Kualitas spesimen 70.83 100 100 100 2 Pewarnaan 58.33 89.16 96,66 100 3 Ukuran 65 94.16 95 100 4 Kerataan 31.66 44.16 73,33 100 5 Ketebalan 51.66 72,50 80.00 100 6 Kebersihan 65 85 96,66 100

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan ada peningkatan keterampilan yang signifikan pada pembuatan sediaan dahak dari latihan awal tanpa bimbingan dan belum diberikan materi, Selanjutnya diberikan materi teori dengan metode demontrasi dan penugasan praktek latihan 1, pada pelaksanaan praktek penugasan diberikan arahan dan bimbingan fasilitator, Untuk latihan 2 penugasan praktek secara mandiri dan bagi peserta

(7)

_____________________________________________

Volume 8, No. 3, Juni 2014 http://www.lpsdimataram.com

yang belum mencapai hasil standar diberikan penguatan khusus oleh fasilitator, dan terakhir

latihan 3 penugasan praktek secara mandiri dan

hasil penilaian dari fasilitator, peserta pelatihan telah mencapai performa praktek yang optimal. Peningkatan hasil praktek ini terjadi dikarenakan peserta mengamati dan memperhatikan secara seksama atas demonstrasi dilakukan oleh fasilitator yang dilanjutkan dengan penugasan praktek kepada masing-masing peserta.

PENUTUP a. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil kajian yang didapat maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peningkatan hasil praktek pembuatan sediaan

dahak mikroskopis peserta pelatihan laboratorium tuberkulosis dengan menggunakan metode demonstrasi dilanjutkan praktek penugasan pada proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil praktek pembuatan sediaan dahak.

2. Dengan menggunakan metode demonstrasi dilanjutkan praktek penugasan dalam proses pembelajaran materi pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis sangat efektif dan berhasil secara signifikan dalam meningkatkan ketrampilan peserta latih sesuai dengan tujuan pelatihan.

b. Saran

Selanjutnya berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Pelatihan Laboratorium tuberkulosis tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dan memperbaiki kinerja petugas laboratorium mikroskopis di Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) merupakan salah satu langkah program Pengendalian Penyakit untuk meningkatkan sumber daya manusia, program pelatihan ini hendaknya diakhiri dengan evaluasi paska pelatihan untuk menilai keseluruhan kegiatan pelatihan

apakah telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan.

2. Kepala Balai Pengembangan Tenaga Kese-hatan (BPTK) Mataram

Metode pelatihan dengan demonstrasi dilanjut praktek penugasan perlu dilanjutkan pada pelatihan berikutnya.

3. Kepada Peserta Pelatihan.

Mampu memotivasi diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta

FujikiA.AFB,2005,MicroscopyTraining. Tokyo,

Japan: The Research Institute Tuberculosis Japan

FujikiA.AFB, 2009, Preparasi Sedian Dahak BTA

yang baik. Panduan Petugas

Laboratorium di Unit Pelayanan Kesehatan, Jakarta

Fujiki A.AFB, 2007, Mikroskopis TB untuk

Program Tuberculosis Nasional,RIT.

Gambar

Gambar 1.  Lembar  Umpan  Balik  Penilaian  Sediaan Dahak dengan  “ Sarang  Laba-laba “

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran tentang budaya organisasi yang ada pada divisi marketing communication di PT Global Informasi Bermutu

Berdasarkan RPP yang dibuat, diharapkan seorang guru bisa melaksanakan pembelajaran secara terprogram, terarah dan tersistematika.Dalam hal merumuskan suatu tujuan pembelajaran

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah dapat menyusun dan menyelesaikan tesis dengan judul "Analisis Hubungan

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sistem kontrol yang ditanamkan ke dalam plant pesawat terbang mampu mengembalikan kondisi pitch ke kondisi semula dengan waktu

Peserta didik menilai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi 3 fasa, arti Nameplat yang ada pada motor induksi, komponen/alat kontrol motor induksi secara

Bentuk laporan pengelolaan Program Jaminan Sosial oleh BPJS sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah dan berkat yang telah diberikan serta segala Cinta kasihNya, sehingga

(Sumber : CIC, Indonesia manufacture Directory, 1996/1997) Dari pabrik yang telah ada, kapasitas produksi 60.000 ton per tahun untuk pabrik LAB yang akan didirikan sudah