3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Maxfield vide Nazir (2003), studi kasus merupakan penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personal. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 hingga Desember 2009, mulai dari pengambilan data sampai pengolahan data. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2008 dan bulan Oktober 2009 di Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) Muara Angke, Jakarta. Pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dan kamera digital. Obyek penelitian adalah galangan kapal KPNDP DKI Jakarta di Muara Angke.
3.3 Jenis Data
Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lapangan sesuai dengan tujuan studi. Data primer terdiri atas:
1) Data keadaan umum galangan kapal; 2) Data aktivitas reparasi kapal; dan
3) Data yang terkait dengan komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu sumber publikasi (pihak lain yang mengumpulkan dan mengolahnya). Data sekunder yang dikumpulkan berupa data produktivitas galangan kapal KPNDP.
3.4 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu manajer dan para pekerja yang bekerja di galangan kapal tersebut. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai teknik reparasi kapal serta komponen teknologi dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Data yang berhubungan dengan komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware didapatkan dengan melakukan wawancara kepada narasumber seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Teknik wawancara berdasarkan komponen teknologi
Penilaian Komponen Jenis Responden Jumlah
Technoware Seluruh pekerja 17
Humanware Seluruh pekerja 17
Infoware Seluruh pekerja 17
3.5 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data hasil wawancara dengan narasumber berdasarkan jenis komponen teknologi ke dalam tabel penilaian dasar komponen teknologi. Pengelompokan data tersebut dimaksudkan untuk kemudian dilakukan analisis data (tabulasi data).
3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Menurut Sevilla et al. (2003), tujuan utama dari deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari sutu gejala tertentu. Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan proses reparasi kapal perikanan di galangan kapal KPNDP. 3.6.2 Model teknometrik
Penilaian tingkat teknologi galangan kapal KPNDP DKI Jakarta diukur dengan menggunakan model teknometrik (UN-ESCAP 1989). Model ini menilai tingkat teknologi berdasarkan empat komponen pembentuk teknologi yang secara bersama-sama berperan memberikan kontribusi dalam suatu transformasi input menjadi output. Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) dalam suatu fasilitas transformasi. Kriteria komponen teknologi yang diteliti mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004).
Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yaitu: 1) Estimasi derajat kecanggihan;
2) Pengkajian state of the art; 3) Penentuan kontribusi komponen;
4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen; dan 5) Penghitungan TCC.
1) Estimasi derajat kecanggihan
Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Estimasi derajat kecanggihan dilakukan dengan mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan UN-ESCAP (1989). Untuk menentukan derajat kecanggihan ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kriteria pemberian skor derajat kecanggihan komponen teknologi Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi
Skor
Technoware Humanware Infoware Orgaware
Fasilitas manual (manual facilities) Kemampuan mengoperasikan (operating abilities) Fakta pengenalan (familianzing facts) Kerangka kerja usaha (striving frameworks) 1 2 3 Fasilitas tenaga penggerak (power facilities) Kemampuan memasang (setting-up abilities) Fakta penguraian (describing facts) Kerangka kerja ikatan (tie-up frameworks) 2 3 4 Fasilitas serbaguna (general purpose facilities) Kemampuan mereparasi (repairing abilities) Fakta pengkhususan (specifying fact) Kerangka kerja bertindak berani (venturing frameworks) 3 4 5 Fasilitas penggunaan khusus (special purpose facilities) Kemampuan reproduksi (reproducing abilities) Fakta penggunaan (utilizing facts) Kerangka kerja proteksi (protecting frameworks) 4 5 6 Fasilitas otomatisasi (automatic facilities) Kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities) Fakta pemahaman (comprehending facts) Kerangka kerja stabilitasi (stabiling frameworks) 5 6 7 Fasilitas terkomputerisasi (computerized facilities) Kemampuan mengembangkan (improving abilities) Fakta pembiasaan (generalizing facts) Kerangka kerja perluasan cakrawala (prospecting frameworks) 6 7 8 Fasilitas integrasi (integrated facilities) Kemampuan inovasi (innovation abililities) Fakta pengkajian (assessing facts) Kerangka kerja memimpin (leading frameworks) 7 8 9 Sumber: Indrawati, 2003
Tabel 3 digunakan untuk menentukan batas bawah (lower limit) dan batas atas (upper limit) setiap komponen teknologi. Identifikasi seluruh komponen technoware dan humanware pada fasilitas transformasi, sedangkan untuk komponen infoware dan orgaware dilakukan pada tingkat perusahaan. Transformasi dalam hal ini adalah proses reparasi kapal.
Nilai batas bawah menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling rendah (sederhana) pada masing-masing komponen teknologi. Sementara itu, nilai batas atas menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling tinggi (kompleks) pada masing-masing komponen teknologi. Sebagai contoh seperti pada Tabel 3 derajat kecanggihan di atas, komponen technoware yang masih menggunakan fasilitas manual saja, tanpa dilengkapi fasilitas lainnya yang lebih kompleks memiliki nilai batas bawah 1 dan batas atas 3. Sedangkan untuk komponen technoware yang memiliki fasilitas manual tersebut dan dilengkapi dengan fasilitas tenaga penggerak maka nilai batas bawahnya adalah 1 dan nilai batas atasnya 4. Prosedur ini berlaku juga untuk ketiga komponen teknologi lainnya. Nilai batas bawah dan batas atas ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai kontribusi masing-masing komponen teknologi. Nilai dari batas bawah dan batas atas kemudian dimasukkan ke dalam Tabel 4.
Tabel 4 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi
Komponen
Limit
Lower Upper
Technoware LT: UT:
Humanware LH: UH:
Inforware LI: UI:
Orgaware LO: UO:
Keterangan:
LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware UT = batas atas technoware UI = batas atas infoware LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware UH = batas atas humanware UO = batas atas orgaware
2) Pengkajian state of the art (SOTA)
State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum dilakukan pengkajian terhadap rating state of the art setiap komponen teknologi, terlebih duhulu dilakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria pada setiap komponen teknologi. Kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 5, 6, 7, dan 8.
Tabel 5 Matriks penilaian kriteria komponen technoware No Kriteria Komponen
Technoware Keterangan Skor
1 Tipe mesin yang digunakan
Manual (0); mekanik (5); otomatis (10)
2 Tipe proses yang diterapkan
Sederhana: hanya satu operasi diterapkan dalam tiap proses (2,5); kombinasi lebih dari satu operasi yang sama pada satu pekerjaan (5); kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan (7,5); progresif: lebih dari satu operasi yang diselenggarakan paralel pada pekerjaan yang berbeda pos (10) 3 Tipe operasi yang
diselenggarakan
Tiap poin 2,5: pemotongan; pembengkokkan; penggambaran; penekanan
4 Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal
0% (10); 6-10% (5); 25%(0)
5 Frekuensi untuk perawatan mesin
Pemeliharaan preventif (10); sering tetapi tidak secara periodik (5); pemeliharaan pemulihan (0) 6 Keahlian teknis operator
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin
Tidak perlu keahlian teknis (10); perlu tingkat keterampilan tertentu (5); perlu keahlian teknis yang spesifik (0)
7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan
Pemeriksaan terkomputerisasi (10); pemeriksaan manual (5); tidak diperlukan pemeriksaan (0) 8 Pengukuran pada setiap
pekerjaan
Kompleks dan terkomputerisasi (10); sederhana dan sketsa tangan (0)
9 Tingkat keselamatan dan keamanan kerja
Aman (10); wajar (5); bahaya (0)
Tabel 6 Matriks penilaian kriteria komponen humanware No Kriteria Komponen
Humanware Keterangan Skor
1 Kesadaran dalam tugas Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
2 Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
3 Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
4 Kemampuan memelihara fasilitas produksi
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
5 Kesadaran bekerja dalam kelompok
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
6 Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo
100% (10); <50% (0) 7 Kemampuan untuk
menyelesaikan masalah perusahaan
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
8 Kemampuan bekerja sama Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
9 Kepemimpinan Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Tabel 7 Matriks penilaian kriteria komponen infoware
No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor 1 Bentang informasi manajemen Bentang informasi termasuk
perusahaan eksternal (10); informasi sebagian (5); bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal (0) 2 Perusahaan menginformasikan
masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan
Selalu (10); tidak pernah (0)
3 Jaringan informasi di dalam perusahaan
Online (10); offline (0) 4 Prosedur untuk komunikasi
antara anggota di perusahaan
Mudah dan transparan (10); rumit (0)
5 Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan
Akses global (10); akses nasional (7.5); akses lokal (5); tidak ada (0)
6 Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali
Terkomputerisasi (10); manual (5); tidak terarsip (0)
Tabel 8 Matriks penilaian kriteria komponen orgaware
No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor 1 Otonomi perusahaan Otonomi penuh (10); kontrol
dari perusahaan induk (0) 2 Visi perusahaan Mengorientasi masa depan
(10); tidak ada (0) 3 Kemampuan perusahaan dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
5 Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
6 Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
7 Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
8 Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan
sumberdaya dari luar
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Penentuan skor pada tabel di atas berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dan wawancara. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan state of the art komponen teknologi didasarkan pada kriteria generik, yaitu kriteria yang dikembangkan dengan sistem rating of the art keempat komponen teknologi. Setiap kriteria diberi skor 0 untuk spesifikasi terendah dan skor 10 untuk spesifikasi terbaik. Penilaian kriteria dimana skornya tidak tertera pada acuan, maka dilakukan interpolasi dari nilai yang ada di atas dan bawahnya. Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing kriteria komponen teknologi di atas, maka pengkajian state of the art dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:
Technoware ST1 =
t k ik k t 10 1 ………...(2) k = 1,2,...,ktkt = Jumlah kriteria komponen technoware
Dimana t
ik adalah nilai kriteria ke-k dari technoware kategori i.
Humanware SHj =
h l ij l h 10 1 ………...(3) l = 1,2,...,lhlh = Jumlah kriteria komponen humanware
Dimana h
ij adalah nilai kriteria ke-i dari humanware kategori j.
Infoware SI =
f m f m 10 1 m ………..………...(4) m = 1,2,3,...,mfmf = Jumlah kriteria komponen infoware
Dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware pada tingkat perusahaan. Orgaware SO =
o n n n o 10 1 ………...(5) n = 1,2,3,...,nono = Jumlah kriteria komponen orgaware
Dimana O
Pembagian state of the art dengan angka 10 pada keempat persamaan di atas bertujuan untuk menormalisasi penilaian menjadi berkisar antara 0 dan 1, sekaligus menyatakan bahwa kriteria yang digunakan memiliki bobot yang sama. 3) Penentuan nilai kontribusi setiap komponen:
Penentuan nilai kontribusi setiap komponen dilakukan dengan menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art yang diformulasikan dalam persamaan berikut:
T = 9 1 LT + ST(UT – LT)………(6) H = 9 1 LH + SH(UH – LH) ……….………(7) I = 9 1
LI + SI(UI – LI) ………..…(8)
O = 9 1
LO + SO(UO – LO) ……….………(9) Keterangan:
LT = batas bawah technoware ST = SOTA technoware UT = batas atas technoware LH = batas bawah humanware SH = SOTA humanware UH = batas atas humanware
LI = batas bawah infoware SI = SOTA infoware UI = batas atas infoware LO = batas bawah orgaware SO = SOTA orgaware UO = batas atas orgaware
Nilai T menunjukkan kontribusi dari komponen technoware, nilai H menunjukkan kontribusi dari setiap komponen humanware, nilai I menunjukkan kontribusi komponen infoware, serta nilai O menunjukkan kontribusi komponen orgaware. Penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai batas atas dan batas bawah pada komponen teknologi adalah berdasarkan kriteria skor derajat kecanggihan. Kriteria pada batas bawah diberi skor 1 untuk spesifikasi terendah dan pada batas atas diberi skor 9 untuk spesifikasi terbaik. Pembagian dengan angka 9 dilakukan agar kontribusi oleh setiap komponen pada state of the art bernilai satu.
4) Penilaian intensitas kontribusi komponen
Data intensitas kontribusi komponen teknologi diperoleh dengan melakukan wawancara dimana yang menjadi narasumber yaitu manajer galangan mengenai tingkat kepentingan dari komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Penghitungan nilai intensitas kontribusi masing-masing komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process).
Tabel 9 Skala tingkat kepentingan relatif untuk menghitung intensitas kontribusi komponen
Intensitas
Kepentingan Definisi Keterangan
1 Sama pentingnya
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama terhadap sebuah tujuan
3 Agak lebih penting daripada
Suatu aktivitas terbukti lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya, tetapi kelebihan tersebut kurang meyakinkan atau tidak signifikan
5 Lebih penting daripada
Terdapat bukti yang bagus dan kriteria logis yang menyatakan bahwa salah satu aktivitas memang lebih penting daripada aktivitas lainnya
7 Jauh lebih penting daripada
Salah satu aktivitas lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya dapat dibuktikan secara meyakinkan
9 Mutlak lebih penting daripada
Suatu aktivitas secara tegas memiliki kepentingan yang paling tinggi
2,4,6,8
Nilai tengah diantara dua pendapat yang
berdampingan
Dibutuhkan kesepakatan untuk menentukan tingkat
kepentingannya
Sumber: Saaty, 1991
Penghitungan nilai intensitas kontribusi menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess). Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbaikan penilaian kepentingan oleh manajer galangan dilakukan dengan konsisten atau tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:
CR ≤ 0,1 : konsisten CR > 0,1 : tidak konsisten 5) Penghitungan TCC
Dengan menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, technology coefficient contribution (TCC) dapat dihitung menggunakan persamaan:
TCC = T βt × H βh× I βi× O βo……….(10) Keterangan:
TCC = technology contribution coefficient T = nilai kontribusi komponen technoware
βt = nilai intensitas kontribusi komponen technoware H = nilai kontribusi komponen humanware
βh = nilai intensitas kontribusi komponen humanware I = nilai kontribusi komponen infoware
βi = nilai intensitas kontribusi komponen infoware O = nilai kontribusi komponen orgaware
βo = nilai intensitas kontribusi komponen orgaware
Nilai TCC tidak memungkinkan nol karena tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi. Artinya, fungsi TCC tidak memungkinkan T, H, I, O bernilai nol. Nilai TCC maksimum satu. TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output. Menurut Fauzan et al. (2009), nilai TCC dapat akan dibandingkan dengan Tabel 10 dan Tabel 11 yang merupakan modifikasi dari Tabel 1.
Tabel 10 Penilaian kualitatif berdasarkan selang TCC
Nilai TCC Klasifikasi 0<TCC≤0,1 Sangat rendah 0,1<TCC≤0,3 Rendah 0,3<TCC≤0,5 Wajar 0,5<TCC≤0,7 Baik 0,7<TCC≤0,9 Sangat baik 0,9<TCC≤1,0 Kecanggihan mutakhir
Tabel 11 Tingkat teknologi TCC
Nilai TCC Tingkat teknologi 0<TCC≤0,3 Tradisional
0,3<TCC≤0,7 Semi modern 0,7<TCC≤1,0 Modern
Sumber: Fauzan et al. (2009)
Secara sistematis, prosedur penghitungan nilai TCC disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Prosedur penghitungan TCC menggunakan model teknometrik. Kriteria penilaian state of the art Penentuan derajat kecanggihan komponen teknologi Penentuan kontribusi komponen teknologi (T,H,I,O) Penentuan intensitas kontribusi komponen Kriteria penentuan derajat kecanggihan Penentuan state of the art komponen
teknologi Penghitunga n Identifikasi komponen teknologi