• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mandiri untuk Anjal dan Anak Marginal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mandiri untuk Anjal dan Anak Marginal"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Mengajarkan Kewirausahaan

Mandiri untuk Anjal dan Anak

Marginal

UNAIR NEWS – Dengan sasaran membantu mengatasi perekonomian keluarga, tak sedikit anak-anak dibawah umur dijumpai sudah terjun menjadi pedagang asongan di jalan-jalan raya. Realita seperti itu tidaklah adil jika kebutuhan dan hak yang seharusnya mereka dapatkan tidak tercukupi. Waktu bermain dan belajar untuk memiliki keterampilan mereka korbankan demi ikut menopang nasib keluarga.

Melihat kesulitan yang dihadapi anak-anak yang hidup di jalanan ini, tiga mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) yaitu Aisyah Nusa Ramadhana, Aisah Anggraeni Reswariningtyas, dan Muhammad Reza Dzulfikri, mengenalkan pembelajaran kewirausahaan bagi anak-anak agar mereka kelak bisa mandiri dan tidak terus bergantung pada orang lain.

Diantara anak jalanan (anjal) tersebut adalah yang ngasong di Jl. Gemblongan Surabaya, yang ternyata juga bagian anak-anak yang sudah bergabung dalam komunitas Save Street Child (SSC) Surabaya.

Sumbangan pemikiran untuk pengembangan potensi kewirausahaan bagi anak jalanan dan marginal itu, kemudian mereka tulis ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) dengan judul ”COCA-COLA (Cool Handycraft and

Cooking Class) sebagai Sarana Pengembangan Potensi

Kewirausahaan bagi Anak Jalanan dan Marginal di Komunitas Save Street Child Surabaya”.

Dibawah bimbingan dosennya, proposal ini berhasil lolos seleksi Dikti, sehingga berhak memperoleh dana hibah pengembangan dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun

(2)

2016-2017.

Aisyah Nusa Ramadhana, ketua kelompok PKM ini menjelaskan, gerakannya ini bertujuan untuk memberikan solusi efektif dalam mengembangkan potensi kewirausahaan pada anak jalanan dan marginal. Dalam jangka panjang dengan pemberian wawasan semacam “COCA-COLA” ini dapat mengurangi jumlah anak jalanan dan jumlah anak yang menghabiskan waktu di luar rumah.

”Ciri khas dalam pelaksanaan kami dengan mengadakan Training

of Trainer bagi anggota tim agar maksud dan tujuan dapat

tersampaikan dengan baik serta pelatihan berjalan lancar sesuai rencana yang telah disusun,” kata Aisyah N. Ramadhana.

SEORANG anggota Tim COCA-COLA melakukan pembelajaran ditengah anak-anak anjal. (Foto: Dok PKMM)

Kegiatan yang dilaksanakan, pertama dengan nama “Which One

Your Cool Handycraft” dilakukan sosialisasi, pengenalan, serta

pelatihan membuat kerajinan tangan. Yang kedua dengan topik ”Let’s Join Cooking Class” anak-anak komunitas SSC wilayah Gemblongan diberikan pemahaman dan pelatihan masak-memasak. Kegiatan ketiga, “Market Day”, yaitu berkunjung ke pusat

(3)

keramaian serta mengadakan bazaar untuk memasarkan hasil kreasi anak didik.

”Prinsipnya, kegiatan yang kami dalam COCA-COLA ini lebih mengarah pada penanaman mindset wirausaha pada anak sejak dini, utamanya anjal dan anak marginal agar tingkat ketergantungan pada bidang ekonomi semakin menurun dan menjadi pribadi mandiri,” lanjut Aisyah.

Selama empat bulan tim COCA-COLA melaksanakan program tersebut diatas. Keterampilan seperti kerajinan yang berhasil diajarkan kepada anak-anak antara lain kerajinan tangan dari kokoru, membuat kartu ucapan, pelatihan memasak (membuat salad buah, es capucino, es krim, dan es kopyor), serta pelatihan menjualnya. Dari program ini juga telah terbentuk kader penerus kegiatan, dimana telah bekerja sama dengan Dinas S o s i a l K o t a S u r a b a y a u n t u k m e m a n t a u d a n m e n d u k u n g keberlanjutan program ini.

“Respon adik-adik terhadap program COCA-COLA sangat aktif dan antusias. Bahkan ada salah satu anak, bernama Siska, nyeletuk, ’Mbak, tiap minggu ajarin bikin kokoru ya, nanti tak jual ke

temen-temenku’. Jadi seperti ada hembusan angin kebahagiaan

saat mendengar pernyataan tersebut bahwa program ini mampu memancing tumbuhnya jiwa kewirausahaan adik-adik,” tambah Aisyah.

Para relawan pengajar SSC juga berperan aktif, tak pernah absen berpartisipasi. Demikian juga dorongan kuat dari dosen-dosen pembimbing tak kalah aktifnya. Hal ini ditunjukkan dalam banyaknya saran dan kritik yang disampaikan setiap proses kegiatan. Semangat dan motivasi yang tinggi inilah diharapkan program COCA-COLA ini dapat mengubah mindset anak jalanan dan anak marginal untuk mendiri dalam wirausaha.

Langkah selanjutnya COCA-COLA sedang membentuk kader dari luar komunitas SSC, baik yang berlatarbelakang akademisi atau masyarakat umum, sehingga program ini mampu menumbuhkan

(4)

kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar. Jika program ini bermula dari komunitas SSC wilayah Gemblongan, selanjutnya bisa meluas ke seluruh wilayah Komunitas SSC di Surabaya. (*) Editor: Bambang Bes

UNAIR Kukuhkan Empat Guru

Besar Baru Bidang Kesehatan

dan Sosial

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan mengukuhkan empat guru besar baru pada Sabtu (8/7) mendatang. Keempat guru besar baru tersebut diharapkan dapat senantiasa mengalirkan pembaruan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa. Keempat guru besar baru yang akan dikukuhkan adalah Prof. Dr. Emy Susanti, Dra., MA, Prof. Dr. Bambang Soeprijanto, dr., Sp.Rad(K)A, Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si., dan Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc.

Dalam jumpa pers yang digelar Kamis (6/7) di Ruang Sidang B Kantor Manajemen UNAIR, keempat profesor baru menyampaikan buah pikirannya di hadapan awak media.

Guru Besar bidang Sosiologi Gender Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof. Emy merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-459 dan profesor FISIP aktif ke-17. Prof. Emy yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-167 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Perempuan, Relasi Kuasa dan Sosiologi Gender” saat pengukuhan titel barunya.

“Pemahaman tentang kesetaraan gender perlu diperkuat dengan landasan teori atau penguatan jaringan (networking). Untuk

(5)

memperkuat pemahaman itu, kami di Pusat Studi Gender dan Anak UNAIR sering bekerjasama dengan kawan-kawan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),” tuturnya.

Profesor kedua yang menyampaikan gagasannya kepada awak media adalah Prof. Bambang. Prof. Bambang merupakan Guru Besar bidang Radiologi Fakultas Kedokteran. Dia adalah guru besar UNAIR sejak berdiri ke-460 dan profesor FK aktif ke-108.

Nantinya, Prof. Bambang yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-168 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Radiologi di Era Molekuler dan Digital”. Prof. Bambang menyampaikan, perkembangan dunia radiologi terus berjalan. Ia juga menambahkan bahwa teknologi inovasi radiologi di era molekuler dan digital yang menjadi bahan pidatonya, masih perlu proses panjang untuk diterapkan di Indonesia.

“Kita perlu menyelesaikan tahap infeksi penyakit yang ada di masyarakat, baru radiologi dalam level molekuler dan sel ini bisa diterapkan perlahan,” imbuhnya.

Guru Besar bidang Sosiologi Ekonomi FISIP Prof. Bagong merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-461 dan profesor FISIP aktif ke-18. Prof. Bagong yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-169 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Sosiologi Ekonomi: Dinamika Kapitalisme dan Gaya Hidup Masyarakat Konsumer di Era Posmodern”.

Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si menawarkan satu pendekatan baru di bidang sosiologi ekonomi. Menurut Prof. Bagong, konsumen dieksploitasi oleh produsen tentang gaya konsumsi mereka. Beragam promosi perusahaan dan kekuatan industri membuat konsumen tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

“Ketika gengsi masyarakat lebih mengedepan, berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,” ujarnya.

(6)

Terakhir, Guru Besar bidang Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-462 dan profesor FKM aktif ke-11. Prof. Ririh yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-170 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Meramal Wabah Demam Berdarah Dengue”.

Prof. Ririh menyarankan agar pemerintah dan masyarakat bisa mengantisipasi penyebaran penyakit DBD dengan memperhatikan siklus cuaca. Ahli kesehatan lingkungan itu juga mengatakan, vektor virus Dengue Aedes aegypti akan berkembang secara optimum pada saat anomali cuaca seperti sekarang dan pada musim hujan.

Penulis: Tim UNAIR News

Suranaree

University

of

Technology Gandeng UNAIR

untuk

Produktifitas

Perpustakaan

UNAIR NEWS – Suranaree University of Technology (SUT) berencana membangun kerjasama dengan UNAIR dalam peningkatan kualitas layanan perpustakaan. Pertemuan yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 Perpustakaan UNAIR Kampus B, membahas kerjasama lebih lanjut mengenai berbagai bidang yang bisa dikerjasamakan.

“Bidang yang paling menarik adalah staff mobility, yang sebelumnya pernah dilakukan dengan universitas-universitas di Malaysia,” ucap I Made Narsa, Dr., SE., M.Si., Ak. Selaku kepala perpustakaan UNAIR, Rabu (5/7).

(7)

Menurutnya, Staff mobility ini akan membantu staf dalam peningkatan kemampuan untuk terus memperbaiki kualitas layanan. Selama ini, serupa juga telah dilakukan dengan beberapa universitas luar negeri dan akan terus memperluas jaringan dengan berbagai universitas di Asia.

“UNAIR yang termasuk dalam anggota ASEAN University Network

Library Organization sangat memungkinkan untuk bisa menjalin

kerjasama dengan universitas yang bukan anggota. SUT misalnya, kampus yang bukan termasuk anggota pun bisa menjalin kerjasama,” imbuhnya.

Narsa juga menambahkan, Bulan Agustus mendatang, pihak UNAIR akan melakukan kunjungan balik ke Thailand untuk membahas hal serupa lebih lanjut lagi. Selanjutnya, staf akan dikirim selama dua minggu begitu juga sebaliknya.

“Memiliki resource yang banyak dengan dukungan media sosial, menjadi point penting untuk lebih unggul. Hal ini yang membuat SUT tertarik bekerjasama dengan kami,” papar Narsa.

Di akhir wawancara, Narsa bertutur bahwa UNAIR terus gencar memperbanyak kerjasama dengan berbagai elemen.

“Kerjasama sejenis akan terus dilakukan seperti dengan berbagai universitas agar dapat menunjang peningkatan produktiftas kerja,” pungkasnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Nuri Hermawan

(8)

Kini, Ekstrak Eugenol Daun

Kemangi Bisa Bius Ikan Nila

UNAIR NEWS – Berbekal keilmuannya selama kuliah, lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga mengekstraksi eugenol daun kemangi (Ocimum

citriodorum) untuk membius ikan nila (Oreochromis niloticus).

Manfaatnya, ekstraksi tersebut bisa menjadi anestesi yang ramah lingkungan.

Kelima mahasiswa yang memiliki inovasi tersebut adalah Nila Dian Margareta, Masfiatus Sholikhah, Kartika Yulita Damayanti, Arinda Fadilah Anggi, dan Tenry Nesya Almira Hartono.

Mereka menuangkan gagasan tersebut dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa– Penelitian (PKM–PE) berjudul “Ekstraksi Eugenol pada Daun Kemangi (Ocimum citriodorum) sebagai Anestesi Ikan Nila yang Ramah Lingkungan (Eksis Tenar).

“Kandungan utama pada minyak atsiri ini adalah eugenol. Daun kemangi mengandung eugenol tinggi sebanyak 61,2 persen sebagai komponen antibakteri dan kandungan fenolik lain seperti metal eugenol dan carvacrol,” tutur Nila.

Nila mengatakan, umumnya bahan anestesi alami merupakan bahan kimia organik hasil metabolit sekunder jenis senyawa saponin dan rotenone. Kali ini, ia dan timnya yang berada di bawah bimbingan Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi, MP, meneliti konsentrasi pemberian ekstrak eugenol minyak atsiri sebagai bahan anestesi pada ikan nila stadia benih.

Dalam penelitiannya, ia menggunakan uji statistika deskriptif, homogenitas, anova, post hoc test, dan homogenous. Berdasarkan hasil uji yang telah mereka lakukan, konsentrasi minyak atsiri daun kemangi yang diberikan sebagai anastesi berpengaruh nyata terhadap mortalitas benih ikan nila.

(9)

“Berdasarkan uji homogeneous, konsentrasi terbaik diperoleh dengan dosis minyak atsiri daun kemangi sebesar 25ppt dan 50ppt,” terang Nila.

Editor: Defrina Sukma S

Inovasi Burger Ikan Gabus

sebagai Pengganti Daging

UNAIR NEWS – Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, membuat orang semakin mudah dalam melakukan segala aktivitas. Selain itu, banyak juga hal yang berubah akibat kemajuan teknologi. Salah satunya pola makan dan gaya hidup manusia.

Saat ini bisa dilihat maraknya makanan cepat saji yang sebagian memiliki beberapa dampak buruk pada kesehatan. Namun bagi Maryam Jamilah dan tim, tidak semua makanan cepat saji tidak memiliki nilai kesehatan.

“Misalnya burger, di dalam burger terdapat roti, sayur-sayuran, daging, keju, dan mayonis. Burger ini kan juga makanan cepat saji dan di dalamnya banyak sekali kandungan nutrisinya,” terang Maryam selaku ketua tim PKM-K.

Maryam juga menambahkan bahwa dalam burger, terdapat beberapa kandungan seperti roti yang mengandung karbohidrat, sayuran yang berperan sebagai vitamin dan mineral. Selain itu juga ada daging sapi yang kaya akan protein hewani yang berguna untuk membangun jaringan pada tubuh.

“Zat besi juga terkandung melimpah pada daging, sehingga pembentukan sel darah merah akan lebih optimal. Pada intinya

(10)

burger ini kaya akan zat gizi,” tegasnya.

Mengetahui kandungan gizi yang bagus dan stabilitas harga daging yang terus naik, hasilnya konsumen penikmat burger dipaksa harus mengeluarkan uang yang lebih bila ingin menikmati burger. Oleh karena itu, Maryam bersama Fedora Ivena Thom, Fanti Septia Nabilla, Annisa Nurul, dan Shulkhiatus Syafa’ah, berinovasi membuat burger dengan menggunakan daging ikan gabus sebagai ganti daging sapi.

“Selain harga ikan gabus lebih murah, kandungan zat gizinya tidak kalah hebat dengan daging sapi,” imbuhnya.

Meski diganti dengan ikan gabus, burger ikan gabus tetap ada roti, sayuran, dan keju, serta dikemas dalam kemasan menarik, dan yang penting harganya terjangkau dengan zat gizi yang lebih dari burger daging.

DIANTRE pembeli saat ditawarkan dalam suatu bazar outdoor. (Foto: Dok PKMK)

“Bedanya, untuk burger ikan gabus tidak tinggi lemak dan kandungan protein terutama albuminnya tinggi, hal itu baik untuk pembentukan dan pertumbuhan otot, baik untuk penyembuhan luka, dan mudah dicerna jadi sehat untuk pencernaan,” papar Maryam.

(11)

Di akhir, Maryam juga mengatakan bahwa burger yang ia tawarkan bersama tim adalah burger yang original tanpa ada keju.

“Karena keju termasuk makanan tinggi kalori dan burger kami ada porsi burger kecil yang tentu saja kandungan zat gizinya pas tidak berlebihan,” pungkasnya.

Editor: Nuri Hermawan

Mahasiswa UNAIR Bikin Web

Aplikasi untuk Mengontrol

Diabetes Tipe-2 pada Remaja

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga berhasil membuat aplikasi web yang mudah diakses umum, terutama anak remaja, untuk mengetahui dirinya terindikasi gejala menderita diabetes

militus (DM) sejak dini, ataukah tidak. Setelah mengakses

aplikasi web ini, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah

(mmHg) dengan memasukkan data usia, tinggi badan (cm) dan

berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh.

Hal itu dilakukan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR ini setelah membaca prediksi WHO (Badan Kesehatan Dunia) tentang jumlah peningkatan penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tahun 2030 yang mengerikan. Sebagai negara terbesar keempat jumlah penderita DM di dunia, penderita DM tahun itu akan menjadi 21.257.000 orang, naik 157% dari data tahun 2000 yang hanya 8.426.000 orang.

(12)

sekitar 3.600 kasus baru penderita DM tipe-2 pada remaja. Padahal, DM lebih susah diobati saat masih remaja dibandingkan pada orang dewasa.

Bertekad membantu mengendalikan jumlah penderita DM itu sedini mungkin, lima mahasiswa FST prodi S1 statistika itu berinovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Ia menawarkan model untuk mengetahui pola hubungan antara hipertensi (faktor utama penyebab DM) dan kadar gula dalam darah (indikator diabetes) terhadap indeks massa tubuh (indikator obesitas) pada penderita remaja DM tipe-2 dan mengaplikasikan pemodelan tersebut ke dalam bentuk aplikasi berbasis web yang bersifat user-friendly,

cross-platform, dan open source.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi

ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak cukup memproduksi insulin (DM tipe-1), atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin (DM tipe-2) dimana 90% kasus DM di dunia adalah kasus DM tipe-2. DM biasanya ditandai dengan kadar gula darah di atas normal dan kenaikan itu sering terjadi bersamaan dengan hipertensi. DM dan hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan cara olahraga dan diet.

”Pemodelan dengan pendekatan regresi non-parametrik spline

truncated birespon menunjukkan bahwa terbukti adanya hubungan

yang bermakna antara kadar gula darah dan hipertensi terhadap indeks massa tubuh remaja,” kata Dhiva Ryan Hardine, ketua Tim PKMPE ini.

Dalam tim ini, juga terdapat empat mahasiswa kreatif lainnya, yaitu Dhiva Ryan Hardine (Statistika, 2013/Ketua Tim), Aisyah Abdullah (angkatan 2013), Nonna Prilly Pramesty (Statistika, 2013), Dyah Putri Rahmawati (Statistika, 2013), dan Muhammad Ikbal (Statistika, 2015).

(13)

SCRIPT bahasa R dan HTML yang digunakan dalam pemodelan dan pembuatan aplikasi berbasis web. (Foto: Dok PKMPE FST).

Proposal PKM-PE berjudul “Pemodelan Kadar Gula dalam Darah terhadap Tekanan Darah dan Indeks Massa Tubuh pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Usia Remaja berdasarkan Pendekatan Regresi Nonparametrik Birespon dengan Estimator Spline” ini lolos seleksi Dikti dan meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

Ditambahkan, hasil dari pemodelan tersebut diaplikasikan dalam bentuk aplikasi berbasis web. Dengan mengakses aplikasi web itu, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) secara serentak dengan menginput usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh.

”Kami memilih aplikasi berbasis web karena bersifat

cross-platform, artinya tidak terpaku pada sistem operasi tertentu

seperti windows atau android. Jadi tidak perlu repot mengunduh aplikasi, dan semua platform bisa mengaksesnya,” kata Dhiva Ryan Hardine.

(14)

Tidak hanya itu, aplikasi web tersebut juga bersifat

open-source, artinya bisa diakses bebas dan terbuka bagi siapapun

yang ingin mengembangkan, juga bersifat user-friendly, sangat simpel dan mudah digunakan bagi pengguna.

”Kami berharap dengan analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan meminimalkan jumlah penderita diabetes melitus tipe-2 usia remaja, dan aplikasi yang kami buat ini dapat menjadi acuan para remaja yang terdiagnosa DM tipe-2 untuk memprediksi kadar gula darah dan tekanan darahnya,” tambah Muhammad Ikbal. (*)

Editor: Bambang Bes

Suasana Hangat Warnai Halal

Bi Halal Civitas UNAIR

UNAIR NEWS – Suasana hangat dan guyub dapat dirasakan di hall lantai satu Kantor Manajemen Universitas Airlangga.

Segenap sivitas akademika UNAIR turut berpartisipasi dalam acara halal bil halal, Selasa (4/6). Dalam acara halal bil halal tersebut, terlihat mahasiswa, dosen, tenaga non kependidikan, hingga pimpinan beramah tamah satu sama lain. Acara halal bil halal tersebut dilangsungkan bertepatan dengan hari kedua masuk kerja setelah libur Idul fitri selama sepuluh hari.

Acara dimulai pada pukul setengah sembilan pagi. Terlihat antrean sivitas akademika mengular hingga ke teras rektorat. Mereka mengantre untuk beramah tamah dengan jajaran pimpinan mulai ketua lembaga, direktur, hingga rektor selaku pemimpin

(15)

tertinggi.

“Mohon maaf lahir batin, Bapak,” tutur salah satu pengunjung. “Inggih sama-sama,” tutur Rektor Prof. Dr. Mochammad Nasih. Untaian kalimat tersebut terus diucapkan oleh para pengunjung hingga pimpinan. Mereka saling bersalaman, membungkukkan badan, hingga melempar senyum manis.

Dalam acara halal bil halal yang rutin diselenggarakan setiap tahun tersebut juga dihadiri rektor pendahulu. Terlihat, Prof. Fasich, Apt rektor UNAIR periode 2006-2015, Prof. Puruhito rektor UNAIR periode 2001-2006, Prof. Bambang Rahino rektor UNAIR periode 1993-1997, dan Prof. Soedarto rektor UNAIR periode 1997-2001.

Selain para pendahulu, ada pula alumnus Fakultas Hukum Triyono Wibowo yang pernah menjabat sebagai wakil menteri luar negeri, turut bersalaman dengan pimpinan UNAIR.

Dari kalangan mahasiswa, ada pula para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa serta Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa turut hadir dalam acara halal bil halal tersebut. Di akhir acara, para pengunjung dan pimpinan berfoto bersama dan melanjutkan makan siang.

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

(16)

Mahasiswa FK Daur Ulang Serat

Pohon Pisang Menjadi Kain

Tenun

UNAIR NEWS – Dari satu pohon pisang, kita dapat memanfaatkan seluruh bagiannya untuk berbagai keperluan. Mulai dari ujung daun hingga akar. Namun pernahkah terfikirkan, jika serat pohon pisang ternyata juga bisa diolah menjadi lembaran kain tenun?

Nuzulul Azizah Ramdan Wulandari, adalah pencetus ide mendaur ulang serat pohon pisang lalu mengombinasikannya dengan teknik tenun. Hasilnya, terciptalah kain tenun berbahan serat pohon pisang.

Inspirasi tersebut bermula ketika mahasiswa Fakultas Kedokteran UNAIR ini iseng-iseng membaca jurnal.

“Sebuah jurnal menyebutkan bahwa di Jepang, para dokter menggunakan serat pohon pisang sebagai benang operasi. Dari sini, saya mulai mencari cara bagaimana bisa mengombinasikan serat pohon pisang sehingga bisa dijadikan tenun seperti halnya tenun sutera,” ungkapnya.

Dari pemikiran tersebut, Wulan kemudian berinisiatif untuk berbisnis. Setelah berhasil memperoleh dana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI pada tahun 2014 lalu, Wulan bersama timnya bekerjama mem-branding sebuah usaha Clothing Line yang mereka namai Fibrinana.

Awalnya, Fibrinana hanya memproduksi tas dan sepatu. Namun sekarang, produksi lebih diarahkan pada pakaian berbahan tenun. Menurutnya, bahan olahan serat pohon pisang ini dapat dipadukan dengan bahan-bahan hand woven (anyaman tangan) maupun leather.

(17)

Dari serat pepohonan sampai akhirnya bisa menjadi lembaran kain tenun, membutuhkan serangkaian proses pengolahan.

“Bagian pohonnya diserut, kemudian direndam selama beberapa waktu. Setelah itu dikeringkan, lalu diikat perhelainya, ikatan serat-serat ini yang kemudian ditenun,” ungkap penggemar sepatu sutera ini.

Karena berbahan dasar alami, perawatan kain tenun dari serat pohon pisang ini memerlukan sedikit perlakuan khusus. Pakaian tenun produk Fibrinana bisa lebih awet selama dicuci dengan cara manual tanpa mesin cuci.

“Paling aman di-dry clean saja,” tutur perempuan kelahiran Februari 1995 ini.

Saat ini Fibrinana dikelola oleh beberapa tim, antara lain tim

tenant yang bekerja saat Fibrinana akan mengikuti pameran dari design hingga properti, tim web development yang bertugas

mengelola laman Fibrinana, dan tim IT Division yang bertugas sebagai administrator sekaligus mengelola desain media sosial, desain lookbook, maupun desain brandprofile.

Setiap bulan, bisnis ini mampu meraup omset antara 3-5 juta rupiah. Soal desain, mahasiswa FK UNAIR angkatan tahun 2013 ini melibatkan sejumlah desainer muda, namun tak jarang pula Wulan ikut urun mendesain.

“Pemilihan tergantung tema per-season. Setiap tiga bulan sekali ganti season. Ada yang hanya outer saja, ada yang kombinasi border. Next season, kami mau full colour dengan menggunakan pewarnaan dari alam,” jelasnya.

Untuk satu potong busana tenun, Fibrinana membandrol harga mulai dari 300 ribu hinggs 1 juta rupiah, tergantung pada kombinasi bahan yang digunakan.

“Ada yang kombinasi serat dan anyaman tangan, ada juga yang kombinasi serat dan leather, atau serat dan sutera. Yang

(18)

paling mahal adalah yang menggunakan bahan serat 100 persen tanpa kombinasi apapun,” ungkapnya.

Saat ini, Fibrinana bekerja sama dengan sejumlah café di Jakarta, sebuah sekolah musik dan rekaman studio di Bandung, beberapa café di Malang dan Surabaya, serta skincare di Surabaya. Sistemnya, ketika menjadi membercard Fibrinana, akan mendapatkan diskon ketika berkunjung ke tempat tersebut.

Sebagai pemula dalam menjalankan bisnis Clothing Line, Wulan tak ragu bersaing. Slogan eco green, recyle, back to nature yang sering digaungkan oleh perusahaan luar negeri rupanya semakin memotivasi Fibrinana untuk mampu bersaing dengan produk luar.

“Masyarakat di Thailand mempunyai kain khas yang terbuat dari serat nanas. Kami pun juga sedang mengembangkan kain dari serat pohon pisang. Dua-duanya sama-sama memanfaatkan bahan limbah menjadi produk bernilai jual tinggi. Pembuatan baju

Fibrinana yang berbahan alam ini juga bersifat organik serta

dapat membaur bersama tanah ketika sudah tidak dipergunakan,” ungkapnya.

Dari pengamatannya sejauh ini, sebenarnya banyak sekali produk luar negeri yang menggunakan bahan dan tenunan hasil Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Mereka membeli bahan dari Indonesia dengan harga yang murah namun dijual kembali dengan harga jual yang lebih tinggi.

“Mayoritas produk luar hanya mengunggulkan pewarnaan dan

paperbag-nya yang menganut budaya tersebut. Sementara Fibrinana mempunyai nilai plus yaitu pemakaian bahan alami,

yakni serat pohon pisang. Sementara di Indonesia, kompetitor yang bermain dengan bahan dasar alam masih terbatas. Maka dari itu peluang besar Fibrinana untuk menguasai market tersebut,” jelasnya.

(19)

Sejak dua tahun berdiri, busana tenun Fibrinana telah banyak menerima pesanan dari berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri, seperti Jakarta, Surabaya, hingga Praha. Wulan sendiri bahkan pernah diundang mengisi beberapa acara talk

s h o w i n s p i r a t i f , d a n m e r a i h T o p 5 E n t e r p r e n e u r b y

Madeinkampus. Bukan hanya itu, Wulan juga berkesempatan featuring dengan designer busana asal Singapura.

Merasa bisnis Clothing Line Fibrinana masih seumur jagung, Wulan tak memungkiri jika perjalanan bisnisnya masih terkendala banyak hal. Khususnya, dalam hal membagi waktu antara kuliah dan bisnis.

“Menggeluti bisnis sambil kuliah memang tidak mudah. Namun saya menyadari harus kembali ke harfiah sebagai mahasiswa FK UNAIR. Saya ingat dengan pesan orang tua, bahwa profesimu kelak sebagai ladang ibadah dan profesi sosial dimana tidak terlalu melihat keuntungan pribadi, namun kamu harus mempunyai bisnis untuk mendukung income kelak,”ungkapnya.

Ke depan, Wulan berharap Fibrinana berkembang lebih luas dan semakin menemukan peminatnya. Selain dapat bekerjasama dengan banyak fresh designer, Wulan berharap Fibrinana memiliki store sendiri yang berlokasi di Surabaya. Ia juga berharap Fibrinana menjadi brand lokal FK UNAIR. Wulan bahkan bertekad, kelak kain tenun berbahan serat pohon pisang miliknya dapat menjadi kain nasional yang mewakili Indonesia setelah kain batik.

“Semoga Fibrinana dapat berekspansi ke beberapa kota wisata, seperti Yogyakarta dan Bali. Karena di Yogya, produk lokal lebih dihargai, sementara di Bali para turis dikenal amat menggemari produk-produk berkonsep back to nature,” ungkapnya. (*)

Penulis : Sefya Hayu

(20)

Meningkatkan Pola Hidup Sehat

Penghuni

Panti

Asuhan

‘Millenium’ Sidoarjo

UNAIR NEWS – Kebersihan lingkungan dan kesehatan di panti asuhan (PA) masih banyak yang diabaikan dan tidak memenuhi syarat kesehatan pada umumnya. Berangkat dari realitas itulah mahasiswa FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) ingin berbuat membantu pemberdayaan pola hidup sehat pada panti asuhan. Pengabdian mereka itu dilaksanakan di PA Milenium, di Desa Tenggulunan, Kec. Candi, kab. Sidoarjo.

Empat mahasiswa FISIP UNAIR penggiat pengabdian itu diketuai Sofie Egita Vermalia, dengan anggota Sri Ayu Dinda Lestari, Lestari Dyah Ningtyas, dan Weka Nastiti.

Dijelaskan oleh Sofie, PA Milenium selama ini menampung anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar, serta dhuafa. Dari segi bangunan panti yang unik paduan arsitektur Bali dan Islam ini, sayangnya tentang kebersihan dan kesehatan masih kurang maksimal.

Seperti yang diterangkan oleh Ustadz Muhammad Sholeh Effendie, Panti Asuhan Milenium diakui belum bisa membuat program mengarah kesana, karena kurang adanya sosialisasi terhadap pola hidup sehat yang sesuai syarat pada umunya. Karena itulah dengan kehadiran mahasiswa UNAIR ini diharapkan bisa berubah menjadi lebih baik dan lebih sehat.

Kegiatan Sofie Dkk ini kemudian disusun menjado proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “KAPAL (

Kesehatan Anak Panti Asuhan Milenium) Guna Meningkatkan

(21)

program lanjutan oleh pihak PA Milenium di Sidoarjo ini.

Dibawah bimbingan seorang dosennya, proposal “KAPAL” ini juga lolos penilaian Dikti, sehingga juga berhak untuk mendapatkan dana hibah pengembangan dari program PKM 2016-2017 dari Kemenristekdikti.

Sofie Dkk berharap dengan kegiatannya ini dapat meniadakan persoalan yang telah “viral” terjadi di PA ini bahwa pihak panti beberapa kali mendapat berita buruk dengan pengasuhan yang kurang baik, lingkungan yang kurang layak, serta kesehatan yang kurang belum memenuhi kriteria pada umunya.

“Dari keadaan seperti itulah mendorong kami membuat program ini untuk meningkatkan betapa pentingnya hidup sehat dan kebersihan lingkungan di sekitarnya,” kata Sri Ayu Dinda Lestari menambahkan.

Dalam memberdayakan anak-anak di PA ini dilakukan melalui program yang telah disusun Tim PKMM mahasiswa UNAIR ini, memulai memberikan sosialisasi terhadap pemilik dan pengurus panti, serta kepada anak-anak penghuni panti.

Pembelajaran yang disampaikan mengenai kehidupan sehari-hari. Misalnya cara gosok gigi yang baik dan benar, mencuci tangan dengan benar, membersikan lingkungan bersama-sama dengan pengurus panti dan anak-anak penghuni panti.

“Kami juga memberikan pembelajaran melalui menonton video pola hidup sehat dan bagaimana cara menjaga kebersihan di lingkungan sendiri,” tambah Sofie Egita Vermalia, ketua kelompok.

Program tersebut memberikan respon positif bagi pihak panti yang telah membantu anak-anak penghuni panti asuhan dalam meningkatkan bagaimana kesehatan diri sendiri dan lingkungannya. (*)

(22)

Program

GEN

PEKUNG,

Tingkatkan Siswa ABK untuk

Merajut Potensi

UNAIR NEWS – Anggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) hanya menjadi beban keluarga dan tidak memiliki kemampuan atau potensi, berusaha dikikis oleh mahasiswa Universitas Airlangga PSDKU Banyuwangi dalam pengabdiannya di SLB ABCD PGRI Kalipuro, Kelurahan Bulusan, kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

Setelah dilakukan sosialisasi secara cukup ke berbagai pihak terkait, termasuk perencanaan program dan perijinan, lima orang mahasiswa yang melaksanakan pengabdian selanjutnya melakukan pembelajaran kepada siswa-siswa ABK di SLB tersebut. Yang diajarkan meliputi peningkatan pengetahuan terkait lingkungan hidup dan sampah, pemanfaatan potensi lingkungan, pelatihan pengolahan sampah secara mudah, dan pelaksanaan penanaman 100 pohon penghijauan.

Lima mahasiswa penggiat tersebut adalah Inriza Yuliandari (Ketua/2015), Nahda Ruce Triyanti (2015), Yuniar Faraizka Amalia (2015), Aulia Ivana Romli (2015), dan Ikhya’ Ulumuddin (2014). Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk mengetahui cara pengoptimalan potensi serta pengetahuan para siswa ABK di SLB tersebut.

Bahkan, dalam penanaman 100 pohon penghijauan itu anak-anak ABK itu melakukannya bersama orang tuanya, guru pembimbing, Lurah Kalipuro, Perwakilan LSM Bengkel Kreasi Banyuwangi, wakil instansi terkait lainnya, di Pantai Waru Doyong, Desa Bulusan, Kec. Kalipuro, Banyuwangi.

(23)

”Tema kegiatan ini kami sesuaikan dengan kurikulum di SLB ABCD PGRI Kalipuro. Karena dalam kurikulum ini belum ada bentuk pelaksanaan kegiatan, sehingga kami berusaha untuk memberikan sesuatu inovasi yang baru, berbagai pelatihan tadi,” kata Inriza Yuliandari, ketua kelompok mahasiswa UNAIR Banyuwangi ini.

Kegiatan ini kemudian mereka susun dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKMM) dengan judul ”Optimalisasi GEN PEKUNG (Generasi Peduli Lingkungan) pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB ABCD PGRI Kalipuro Banyuwangi.”

”Bersyukur proposal kami ini dinilai Dikti berhasil lolos s e l e k s i d a n b e r h a k m e m p e r o l e h d a n a p e m b i n a a n d a r i Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017,” tambah Inriza Yuliandari.

PEMBELAJARAN yang lain kepada anak-anak ABK di SLB ABCD PGRI Kalipuro, Banyuwangi. (Foto: Dok PKMM)

(24)

menjadi lebih bersemangat, dikemas secara menarik, disertai kegiatan pemberdayaan berupa peningkatan pengetahuan serta praktik lapangan untuk meningkatkan semangat dan rasa percaya diri siswa ABK.

Diterangkan oleh Inriza, Desa Kalipuro di Banyuwangi ini merupakan salah satu daerah yang terletak cukup jauh dari pusat kota (11 km). Disini berdiri lembaga pendidikan SLB ABCD PGRI Kalipuro, sekolah khusus bagi anak-anak penyandang disabilitas. Di SLB ini terdapat enam siswa tuna grahita, 15 siswa autis, tiga siswa Cerebral Palsy (CP), 3 anak Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan 4 anak kategori

Anak Kesulitan Belajar (AKB), dan amsing-masing seorang siswa tuna runggu dan Down Syndrome (DS).

Menurut keterangan Kades Bulusan, sebagian besar masyarakat disini cenderung beranggapan bahwa ABK hanya menjadi beban keluarga dan tidak memiliki kemampuan atau potensi yang dapat dioptimalkan atau dikembangkan sebagai suatu keahlian tersendiri. Masyarakat juga tidak tahu apa yang harus diperbuat dan diberdayakan kepada anak-anak berkebutuhan khusus itu.

”Dari penjelasan seperti inilah kami dari mahasiswa UNAIR di PSDKU Banyuwangi ingin berbuat sesuatu, yang tentu saja sifatnya edukatif,” tandas Inriza mengakhiri penjelasannya. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Data tabel 1.4 menunjukkan bahwa banyak konsumen 2016 - 2018 yang menjalin kontrak pembiayaan di BFI Finance kantor cabang Jombang dengan total sebanyak

Penelitian lebih lanjut terkait dengan perilaku dari para user yang berhubungan dengan continuos reporting yang dapat dilakukan adalah untuk menjawab: (1)

Program Promosi Kesehatan di Puskesmas selain sebagai salah satu upaya kesehatan wajib (esensial), di butuhkan tenaga yang memiliki kompetensi dan kemampuan untuk mengelola promosi

>erasa diperlakukan tak adil atas pengabdiannya selama ini di 1lobodyne Corporation, +ick pun berniat untuk membalas atas semua kekacauan dalam hidupnya dengan meniru

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Karena dinamika rotasi analog dengan dinamika translasi, maka pada dinamika rotasi berlaku pula hukum II Newton untuk gerak rotasi yang berbunyi: “Percepatan sudut yang dialami suatu

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..