• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 9 SINJAI KEC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 9 SINJAI KEC."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 9 SINJAI KEC. TELLULIMPOE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh

Hasrianto 105430016215

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hasrianto

NIM : 105430016215

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul Skripsi : Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 9 Sinjai Kec. Tellulimpoe

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan TIM Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2021 Yang membuat pernyataan

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

vii

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hasrianto

NIM : 105430016215

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2021 Yang membuat perjanjian

(4)
(5)
(6)

viii

(7)

ix

Hasrianto 2021. Pedagogic Competency Analysis of PPKn Teachers in Learning Activities at SMA Negeri 9 Sinjai Kec. Tellulimpoe. Thesis, Department of Pancasila and Citizenship Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar. Supervisor I Rosleny Babo and Supervisor II Jumiati Nur.

Pedagogic competence is the ability to manage student learning. Competence must be owned by the teacher because it is related to the characteristics of students seen from various aspects such as physical, moral, social, cultural, and intellectual. This implies that a teacher must be able to master learning theories and educational learning principles because students have different characters, traits, and interests.

This type of research uses qualitative research where this research is expected to explain the existing phenomena, especially those related to the pedagogic competence of Pancasila and Citizenship Education teachers.

The results of this study indicate that the pedagogical competence of PPKn teachers in SMA Negeri 9 Sinjai Kec. Tellulimpoe has a fairly good ability in mastering the characteristics of students, applying the principles of curriculum development related to the subjects being taught, mastery of learning theory not only using one method but using several learning methods, teachers have used technology, information and communication in the interests of learning.

(8)

x

Hasrianto 2021. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru PPKn dalam Kegiatan Pembelajaran Di SMA Negeri 9 Sinjai Kec. Tellulimpoe. Skripsi, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Rosleny Babo dan Pembimbing II Jumiati Nur. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. kompetensi harus dimiliki guru karen berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaranyang mendidik karena peserta didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda.

Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif dimana penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada terutama yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi pedagogik guru PPKn di SMA Negeri 9 Sinjai Kec. Tellulimpoe telah memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menguasai karakteristik peserta didik, menerapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran yang di ampu, penguasaan teori belajar tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi menggunakan beberapa metode belajar, guru telah memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi dalam kepentingan pembelajaran.

(9)

xi

KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik dan membesarkan.

2. Prof, Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar;

3. Erwin Akib,S.Pd. M.Pd.,Ph.D Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Dr. Muhajir, M.Pd. ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Univeritas Muhammadiyah Makassar

5. Dr. Hj. Rosleny Babo, M.Si. pembimbing I, dan Dra. Jumiati Nur, M.Pd Pembimbing II;

6. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Makassar dan berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai dalam penulisan skripsi ini.

Teriring Doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari ALLAH SWT, semoga karya ilmiyah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, Amin.

Makassar , Januari 2021

(10)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... vi

SURAT PERJANJIAN ... vii

MOTTO...viii

ABSTAK ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Tinjauan Tentang Kompetensi ... 7

2. Tinjauan Tentang Pedagogik... 14

(11)

xiii

B. Hasil Penelitian Relevan ... 32

C. Kerangka Pikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu ... 36

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Sumber Data ... 36

E. Instrument Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

B. Identitas Informan ... 43 C. Hasil Penelitian ... 43 D. Pembahasan ... 52 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 60 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

xiv

No. Uraian Hal

1. Tabel.1 Struktur Organisasi ... 42 2. Tabel.2 Status kepegawaian ... 42

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara formal, pendidikan adalah pengajaran (at- tarbiyah, at- ta’lim).Dari pengertian ini secara umum, pendidikan adalah proses pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohaniah. Artinya, setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik berkaitan dengan peningkatan kecerdasan intelegensi, emosi, dan kecerdasan memiliki spiritualitasnya. Anak didik dilatih jasmaninya untuk terampil dan memiliki kemampuan atau keahlian profesional untuk bekal kehidupannya dimasyarakat. Di sisi lain, keterampilan yang dimilikinya harus semaksimal mungkin memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama untuk diri dan keluarganya, dan untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia dan di akhirat.

Pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, memengaruhi, dan mengarahkan setiap anak didik yang dapat dilakukan secara formal. Lembaga pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta lingkungan sekitar dapat menjadi media pendidikan atau penyebaran ilmu pengetahuan.

(14)

Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diinginkan, yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu, maupun pada kehidupan pribadinya atau pada kehidupan masyarakat dan pada alam sekitar.

Unsur pokok dalam lembaga pendidikan adalah guru sebagai pengajar yang diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang ajarnya, hal ini akan memudahkan dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dalam proses belajar mengajar, selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaan yang kompleks dari sebelumnya maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi.

Kompetensi adalah suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dinilai yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi lainnya yakni kompetensi kepribadian, yang merupakan kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kemampuan ini berupa kemampuan melakukan rancangan pembelajaran yang selaras dengan mata

(15)

pelajaran SMA. Selanjutnya guru dituntut pula mampu melakukan tindakan nyata di kelas dalam memberikan informasi secara empatik, santun dan efektif.

Setelah melakukan pembelajaran yang mendidik, guru dituntut pula untuk mampu melakukan evaluasi terhadap segenap kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui tindakan evaluasi secara mendalam dan langkah reflektif berdasarkan penelitian lebih lanjut sebagai kritik obyektif bagi guru ke depan. Sebagaimana dikatakan di dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa guru harus mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Pada tahap ini guru melakukan langkah refleksi atau mengingat serta mengevaluasi kembali kegiatan pembelajaran terhadap materi yang telah diberikan.

Menurut (UU No. 14 Tahun 2005; Permendiknas No. 16 tahun 2007) tentang standar kualifikasi akademik dan potensi guru, menyebutkan secara rinci kompetensi pedagogik mencakup.

1. Memahami karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

(16)

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Namun, kompetensi pedagogik guru sampai hari ini masih menjadi perbincangan dalam hal pemahaman karakter peserta didk, penyelenggaraan pembelajaran, pemanfaatan hasil penilain, serta tindakan reflektif yang perlu dilakukan oleh guru dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran.sehingga butuh untuk diteliti untuk bagaimana mengetahui apakah sesuai dengan standar kompetensi atau tidak.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas serta memiliki kapabilitas kompetensi pedagogik yang baik.

Fenomena yang sering terjadi pada prilaku guru yaitu pada pada proses pembelajaran guru menganggap semua peserta didik yang dibinanya memiliki karakteristik yang sama. Guru menyamaratakan tingkat kecerdasan, kreativitas, dan perkembangan kognitif sehingga guru kurang memahami

(17)

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki peserta didik. Kurangnya kreativitas guru dalam menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik dalam belajar. Pengembangan potensi peserta didik. Dalam memberikan pengayaan terhadap peserta didik, hanya dilakukan satu kali saja, tidak adanya balikan dari seorang guru.

Tujuan kedepan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk melihat kompetensi pedagogik guru SMA Negeri 9 Sinjai sebagai seorang guru dalam memahami pengelolaan pembelajaran, dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Berdasarkana uraian diataspenelitian mengambil judul penelitian tentang “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 9 Sinjai kec. Tellulimpoe”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penjelasan diatas, maka permasalahan dalam penelitian adalah Bagaimana kompetensi pedagogik guru PPKn dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 9 Sinjai?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru PPKn dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 9 Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan bacaan/ informasi bagi penelitian lain mengenai analisis kompetensi pedagogik guru PPKn dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah, dan menjadi bahan koreksi bagi guru untuk melihat kompetensinya dalam mengajar, serta menjadi pengalaman untuk peneliti.

(19)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Kompetensi

a. Definisi Kompetensi

Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi, kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik. Selanjutnya, Boyatzis (2008) mengemukakan pengertian kompetensi sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan.

Kompetensi juga merupakan perpaduan dari pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan, dalam hal ini guru juga harus memiliki kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang kita cita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Agar guru memiliki kemampuan, ia perlu membina diri secara baik karena fungsi

(20)

guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam proses belajar mengajar.

Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Charles E. Johnson juga menjelaskan bahwa: “Competency as a rational performance which satisfactory meets the objective for a desired condition”. Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

b. Makna kompetensi menurut para ahli

1) Broke dan stone, Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.

2) Charles E Johnson, Kompetensi adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

3) Mc. Clayland, dalam teorinya yaitu “ theory of competencies” menyebut time consciousness (kesadaran pentingnya waktu) sebagai kompetensi yang mutlak harus dimiliki oleh setiap guru yang efektif. Jika kompetensi waktu ini dimiliki oleh setiap guru dalam interaksi dengan anak-anak didiknya, dalam rapat sekolah, pertandingan sekolah, dan lain lain, maka wibawa akan terpelihara

(21)

bahkan akan meningkatkan dan akan terjamin pulalah keberhasilan yang diharapkan.

4) W. Robert Houston, competence ordinarly is defined as adeguancy for task or as possession of require knowlwdge, skill and ability. Dapat diartikan kompetensi sebagai suatu tugas yang memakai kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititik beratkan pada tugas guru dalam mengajar.

5) Mc. Ashan, competency is knowlwdge, skill and abilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform, cognitive, afectif, and psikomotor behavior. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. 6) Frinch dan crunkilton mengartikan kompetensi sebagai penguasa

terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan aspirasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan, hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan aspirasi yang harus dimiliki ole peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

(22)

c. Karakteristik Kompetensi

Menurut Spencer dan Spencer terdapat lima karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:

1) Motif, adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.

2) Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik kompetensi seorang pilot tempur.

3) Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi adalah bagian dari konsep diri orang.

4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks.

5) Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau metal tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikir analitis dan konseptual.

d. Kategori Kompetensi

Michael Zwell memberikan lima kategori kompetensi, yang terdiri dari:

(23)

1) Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Kompetensi yang berkaitan dengan task achievement ditunjukkan oleh: orientasi pada hasil, mengelola kinerja, inovasi, peduli pada kualitas, efisiensi produksi, fleksibilitas, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis.

2) Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja baik dengan orang ain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi kerja sama, orintasi pada pelayanan, kepedulian antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan, dan penyelesaian konflik.

3) Personal attribute merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stres, berpikir analitis, dan berpikir konseptual.

4) Managerial merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan dan mengembangkan orang. Kompetensi manajerial berupa: memotivasi, memberdayakan, dan mengembangkan orang lain.

(24)

5) Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi berkenaan dengan leadership meliputi kepemimpinan visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar, dan nilai-nilai.

e. Faktor Mempengaruhi Kompetensi

Michael Zwell mengungkapka bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai berikut:

1) Keyakinan dan Nilai-nilai, Keyakinan terhadap diri maupun terhadap orang lain akan sangat memengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu

2) Keterampilan, Keterampilan memainkan peranan di berbagai kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan, dan diperbaiki. Keterampilan menulis juga dapat diperbaiki dengan instruksi, praktik dan umpan balik.

3) Pengalaman Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi orang, komunikasi di hadapan

(25)

kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan tersebut.

4) Karakteristik Kepribadian, dalam kepribadian termasuk banyak faktor yang di antaranya sulit untuk berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya sesuatu yang tidak dapat berubah. Kenyataannya, kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya.

5) Motivasi, Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seseorang bawahan.

6) Isu Emosional Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan manajer. Orang mungkin mengalami kesulitan orang lain apabila mereka tidak merasa didengar.

(26)

7) Kemampuan Intelektual Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu factor seperti pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi ini.

8) Budaya Organisasi, Budaya organisasi memengaruhi kompetensi sumber daya manusia.

2. Tinjauan Tentang Pedagogik

a. Defenisi Pedagogik

Pedagogik merujuk pada istilah pengajaran atau gaya mengajar seorang guru. Bahkan tidak sedikit akademisi dan praktisi pendidikan yang mengartikan pedagogik sebagai strategi atau cara dalam mengajar. Pedagogik atau pedagogi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana teknik mengajar.Implementasi dalam mengajar dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya latar belakang, pengetahuan, lingkungan, situasi belajar serta kondisi psikis siswa.

Pengertian pedagogik menurut para ahli

1) Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld asal Belanda, pedagogik sebagai ilmu yang mempelajari masalah pembimbing anak untuk mencapai tujuan tertentu. Supaya kelak setelah dewasa dapat menyelesaikan tugas hidupnya.

(27)

2) Pengertian pedagogik menurut Ana Maria adalah sebuah proses yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran serta pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik atau siswa, dengan tujuan untuk mempersiapkan mereka dalam menjalankan kehidupan.

3) Pengertian pedagogik menurut addine, pedagogik memiliki karakter kesatuan ilmiah dari proses pedagogik. Karakter tersebut salah satunya menyoroti bahwa pedagogik harus bersifat terstruktur berdasarkan temuan di bidang sains kontemporer.

4) Menurut Valdivia pedagogik sangat memiliki kaitan erat dengan tujuan sosial yang dikembangkan serta memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.Bagian dialetik yang terdapat dalam pengajaran dan pendidikan, serta sifat umum dari pendidikan itu sendiri, yang artinya menunjukan bahwa pedagogik berada di dalam dan luar proses pendidikan.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang

(28)

guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran. Menurut penjabaran PP Nomor 74 Tahun 2008, “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.

Konsep kompetensi pedagogik cenderung digunakan sebagai arti standar profesional minimum, sering dianggap sebagai hukum, yang akan menaikkan dan melengkapi peran profesi guru. PP RI nomor 19 tahun 2005 disebutkan kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari pemahaman terhadap siswa, perencanaan, implementasi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengaktualisasikan segenap potensi siswa.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru

menyelenggarakan dan mengelola pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses dan hasil pembelajaran.

Selengkapnya dalam penjelasan tentang guru dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi

(29)

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, kompetensi social adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik dan masyarakat sekitar, adapun yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan potensi guru, menyebutkan secara rinci kompetensi pedagogik mencakup.

1. Memahami karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural emosional, dan intelektual.

a) Memahami karasteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang soasial-budaya.

b) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran diampuh.

c) Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yyang diampuh.

d) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampuh.

(30)

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

a) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsippembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampuh.

b) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yan mendidik secara kreatif dalam mata peljaran yang diampuh.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

a) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. b) Menentukan tujuan pembelajaran yang diampuh.

c) Menentukan pengalaman belajar yan sesuai untuk mencapai tujuan pembejaran yang diampuh.

d) Memilih materi pembelajaran yang diampuh yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajara.

e) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilihdan karakteristik peserta didik.

f) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

a) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

(31)

c) Menyususn rancangan pembejaran yang lengkap, baik untuk kegiata di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

d) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

e) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampuh untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pembelajaran.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampuh.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

a) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empati, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.

(32)

b) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik dengan bahas yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbagun secara siklikal dari penyiapan kondisi psikologi pesrta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, ajakan peserta didikuntuk ambil bagian, respons peserta didikterhadap ajakan guru, reaksi guru terhadap respons peserta didik dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar. a) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampuh.

b) Menentuan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk di nilai an di evaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampuh.

c) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

d) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan dan hasil belajar.

e) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

f) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.

(33)

g) Megadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.

b) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untu meninggkatkan kualitas pembelajaran.

c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluassi kepada pemangku kepentingan.

d) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Memanfaatkan hassil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampuh.

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampuh.

Evaluasi sangat berguna untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, pentingnya evaluasi dalam pembelajaran

(34)

dapat dilihat dari tujuan dan fungsi evaluasi ataupun system pembelajaran, evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran sehingga harus melakukan evaluasi pembelajaran.

3. Tinjauan Tentang Kegiatan Pembelajaran

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karna pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karasteristik seseorang secara lahir.Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.Bahwa belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.Dan semua pengalaman itu merupakan pendidikan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru merupakan unsur dominan dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat Guru adalah suatu profesi yang

(35)

memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh orang di luar bidang pendidikan.

Mengelola tujuan pekerjaan personal sangat penting karna hal ini berhubungan langsung dengan pencapaian ditempat kinerja hal ini memberikan arahan memastikan bahwa untuk melakukan apa yang perlu dilakukan sangat membantu untuk focus pada hal yang penting memastikan bahwa output sudah dicapai dan membantu mengontrol dan mengevaluasi pekerjaan.

Peraturan Pemerintah RI nomor 74 tahun 2008 tentang guru disebutkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. guru yang berkualitas atau yang ber-kualifikasi, adalah yang memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di Indonesia, pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas guru baik melalui pelatihan, seminar, dan melalui pendidikan formal. Dengan usaha tersebut diharapkan akan meningkatkan kualitas guru dan pendidikan di Indonesia. Untuk mencapai kondisi guru yang profesional, para guru harus menjadikan orientasi mutu dan profesionalisme guru sebagai etos kerja mereka dan menjadikannya sebagai landasan orientasi berperilaku

(36)

dalam tugas-tugas profesinya Oleh sebab itu, maka kode etik profesi guru harus dijunjung tinggi.

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada dili pembelajara, pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan secara sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh dalam proses secara implisit terdapat kegiatan memilih menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan, pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan pebelajar dan lebih menekankan pada cara untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran adalah usaha pembelajar yang bertujuan untuk menolong pebelajar belajar, pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar, peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi terjadinya prose belajar mengajar tidak selamanya berada diluar diri pembelajar, tapi juga berada didalam diri pembelajar, pristiwa didalam pebelajar merupakan segala sesuatu yang dipersiapkan oleh pembelajar sebagai kondisi untuk kepentingan pembelajaran, pembelajaran adalah prossedur yang sistematis yang mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

(37)

tujuan belajar tertentu dengan demikian pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut.

Sebagai perencana guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan

a. Perencanaan dan implementasi persiapan pengajaran

Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya dimensional, berkenaan dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai berbagai teknik yang erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam pengajaran.Urutan pembelajaran yang baik selalu melibatkan keputusan guru berdasarkan berbagai tugas.Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pengajaran.

b. Prinsip persiapan mengajar

Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal setiap guru harus mengetahui unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai,

(38)

berbagai strategi dan skenario yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan dan kriteria evaluasi, bersamaan dengan itu peran guru dalam mengembangkan strategi amat penting, karna aktifitas belajar siswa sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru didalam kelas jika mereka antusias memperhatikan aktifitas dan kebutuhan siswa maka siswa tersebut pun mengembangkan aktifitas belajarnya dengan baik, antusias, giat dan serius.

Berkenaan dengan itu dikemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu:

1) Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas, semakin konkrit kompetensi, semakin mudah diamati dan semakin tepat kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

2) Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

3) Kegiatan yang disusun dan dkembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan

4) Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.

(39)

5) Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau (moving class.

c. Model satuan pelajaran

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan, langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar, proses menyusun perecanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa saja yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.

Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut:

1) Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan

2) Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutif/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah

3) Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari dalam rangka mencapai kompetensi dasar).

4) Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran)

5) Strategi pembelajaran/skenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus

(40)

dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompotensi. Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi:

1) Kegiatan awal

pendahuluan dimaksudkan untuk motivasi kepada siswa memusatkan perhatian dan mengetahui apa yang telah dikuasai oleh siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

2) Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang dimiliki siswa, seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa

3) Menciptakan kondisi awal pembelajaran

pembelajaran melalui upaya: menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa dan menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.

4) Kegiatan inti

Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan, kegiatan inti setidaknya mencakup:

(41)

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Menyampaikan materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan dan metode, sarana dan alat atau media yang sesuai.

c) Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa.

d) Melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa.

5) Penutup

Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti dibuat oleh guru dan atau bersama sama dengan siswa.

4. Tinjauan Tentang Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Secara yuridis istila Pendidikan Kewarganegaran di indonesia termuat di dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 39 undang-undang tersebut menyatakan bahwa Pendidikan Kewaganegaraan adalah upaya untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(42)

Berdasaran permendiknas No. 22 Tahun 2006 Pendidikan Kewarganegaraan di artikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memaham dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Menurut Winataputra (2005) mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang kajian yang mempunyai objek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lainyang relevan, yang secara koheren, diorganisasikan dalm bentuk program kurikuler kewarganegaraan, aktivitas sosial-kultural kewarganegaraan, dan kajian ilmiah kewarganegaraan. Namun, Somantri (2001) mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua yang kesemua itu diproses guna melatih para siswa untukberpikir keritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasar pancasila dan UUD 1945.

(43)

b. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya di dalamnya mengandung nilai- nilai tertentu sesuai dengan pandangan dasar masing- masing yang harus direalisasikan melalui proses yang terarah dan konsisten.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab warga negara dan mendorong partisipasi warga negara. Tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknoogi informasi dan komunikasi.

(44)

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ruang lingkup Pendidikan Pancasila dan Pewarganegaraan di SMA meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara:

1) Persatuan dan kesatuan bangsa; 2) Norma, hukum, dan peraturan; 3) Hak asasi manusia;

4) Kebutuhan warga negara; 5) Konstitusi negara;

6) Kekuasaan dan poliik; 7) Pancasila;

8) Globalisasi;

B. Hasil Penelitian Relevan

1. Angga Putra Kurniawan, Pengaruh Kompetensi Paedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Smp Negeri 5 Blitar, hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi paedagogik guru di SMP Negeri 5 Blitar masuk dalam kategori tinggi yaitu mencapai persentase sebesar 99%, dari data tersebut disimpulkan bahwa tingkat kompetensi paedagogik guru di SMP Negeri 5 Blitar berada dalam kategori yang tinggi, artinya bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran mengajar dikelas telah dicapai dengan baik dan maksimal.

2. Eka Lusia Evanita, Analisis Kompetensi Pedagogik Dan Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas Dalam Mendukung Implementasi Kurikulum

(45)

2013, hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi pedagogik guru Biologi SMA se Kota Semarang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Guru Biologi yang mengajar di SMA Negeri maupun SMA Swasta menerapkan 10 indikator kompetensi pedagogik menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dalam proses mengajar. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kompetensi pedagogik indikator 1, 2, 3, 4, 7, 8, dan 9 menunjukkan kriteria sangat baik dan pemenuhan indikator 5, 6, dan 10 menunjukkan kriteria baik. Dengan kompetensi pedagogik baik maka guru akan lebih mudah mengimpletasikan kurikulum 2013.

3. Irma Ariyanti Arif,Analisis Kompetensi Guru Di SMK Negeri 1 Watampone, Kabupaten Bone kesimpulan mengenai kompetensi guru di SMK Negeri 1 Watampone di Kabupaten Bone. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial masing-masing dengan rata-rata yang berbeda-beda. 3,80, 3,53 dan 3,74, dimana masing-masing indikator tergorong baik.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pembelajar. Pembelajaran merupakan set-set khusus pendidikan. Dalam proses secara implisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

(46)

Cogan dalam Somantri (2001) menyatakan Pembelajaran PPKn merupakan proses pendidikan secara utuh dan menyeluruh terhadap pembentukan karakter individu sebagai warga negara yang baik dan cerdas. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, guru harus memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode pemelajaran.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Bagan Kerangka Pikir 2.1 Pembelajaran PPKn

Kompetensi Pedagogik

Proses Belajar Mengajar  Komunikasi terhadap peserta

didik

 Media teknologi dan informasi

Kemampuan Mengevaluasi Persiapan Pembelajaran  RPP  Teori belajar Hasil Belajar Peserta Didik

(47)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitiaan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada, terutama yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sehingga memperoleh umpan balik dari aktivitas yang dapat digunakan untuk meningkatkan/ memperbaiki kompetensi pengajar yang akan diteliti. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif yaitu salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu proses pembelajaran, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar

(48)

variable yang timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SMA Negeri 9 Sinjai, Jl. Pendidikan, desa Mannanti Kec. Tellulimpoe Kab. Sinjai

2. Waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2020

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber prolehan data yang akan kita teliti dengan menggunakan metode yang telah kita tentukan sebelumnya dan metode tersebut harus sesuai dengan apa yang kita teliti. Poin yang menjadi penelitian ini yaitu guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA Negeri 9 Sinjai Kab.Sinjai.

D. Sumber Data

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama) dari responden melalui hasil wawancara peneliti dengan informan.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada misalnya catatan dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.

(49)

E. Instrumen Penelitian

1. Pedoman wawancara

Wawancara dapat dilakukan dengan menyiapkan lembar wawancara berdasarkan pedoman agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan tidak hanya itu, pedoman ini juga berdasarkan teori yang memiliki kaitan dengan masalah. Pedoman tersebut akan digunakan sebagai transkrip berdasarkan rekaman yang digunakan dalam proses wawancara.

2. Alat/bahan dokumentasi

Yaitu alat dan bahan yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian baik berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan data yang berkaitan dengan lokasi penelitian.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara efektif memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada guru Pendidikan Pancasila dan Kewargnegaraan. Tampa wawancara, peneliti akan kesulitan dalam mendapatkan informasi apabila data tersebut hanya dapat diterima dengan jalur bertanya langsung

2. Dokumentasi

Dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh bukti penelitian dalam memperkuat argument dan hasil penelitian. Berupa data siswa dan guru.

(50)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat penting karena dengan analisis data maka akan Nampak manfaatnya, terutama dalam pemecahan masalah penelitian serta mencapai tujuan akhir penelitian, metode analisis data adalah cara yang digunakan untuk menganalisis data penelitian. Terdapat empat jalur analisis data kualitatif, pengumpulan, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan berdasarkan data yang muncul di tempat atau di lapangan penelitian atau dengan kata lain memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah kumpulan data yang disusun untuk ditindak lanjuti serta menarik suatu simpulan dan tidakan.

(51)

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan simpulan merupakan perlakuan terhadap penjelasan atau pola sehingga data yang awalnya belum jelas, namun dengan penarikan kesimpulan akan lebih meningkan dan mengerucut. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan penyajuan data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.1 Profil Sekolah

SMA Negeri 1 Tellulimpoe berubah nama menjadi UPT SMA Negeri 9 Sinjai berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor:99 tahun 2017, yang didirikan pada tanggal 12 Juli 2006 mulanya adalah filial / kelas jauh dari SMA Negeri 1 Sinjai Selatan dan mulai berdiri sendiri atau definitif tanggal 6 Juni 2008 merupakan salah satu sekolah di wilayah kabupaten Sinjai yang sekarang ini membuka jurusan IPA dan IPS. Sejak sekolah didirikan, Kepala Sekolah dijabat oleh Drs.Saefuddin, M.M.Mulai tanggal 9 Maret 2015 sampai dengan 8 Mei 2015 dijabat sementara oleh Drs.Hasbi. Mulai tanggal 9 Mei 2015 dijabat oleh Drs.Sunardi, M.Si sampai sekarang.

UPT SMA Negeri 9 Sinjai memiliki 743 peserta didik terdiri dari 24 rombongan belajar dengan rincian kelas X MIPA sebanyak 4 kelas,X IPS sebanyak 4 kelas, XI MIPA sebanyak 4 kelas, XI IPS sebanyak 4 kelas, XII IPA sebanyak 4 kelas, XII IPS sebanyak 4 kelas. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari, masuk pukul 07.30 sampai dengan 13.15 dan 14.00. Jumlah tenaga pendidik di UPT SMA Negeri 9 Sinjai sebanyak 44 orang, terdiri dari 19 orang berstatus pegawai negeri dan 25 orang berstatus pegawai honorer. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 6 orang.

(53)

UPT SMA Negeri 9 Sinjai menempati sebidang tanah dengan luas 15.000 M2 ,pada tahun 2017/2018 jumlah ruang belajar permanen 21 ruang dan darurat 3 ruang, 1 ruang laboratorium biologi, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, lapangan olahraga,1 WC guru, 7 WC siswa,7 kantin. Sekolah ini terletak di jalan pendidikan nomor 10 Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan.Lokasi sekolah yang berada jauh dari keramaian menyebabkan proses belajar mengajar tenang.

UPT SMA Negeri 9 Sinjai secara ideal mestinya mempunyai ruang belajar permanen 24 ruang, 1 laboratorium kimia,1 laboratorium fisika.Begitu pula dalam kelancaran pembelajaran bahasa dan TIK semestinya memiliki 1 ruang laboratorium bahasa dan 1 laboratorium komputer.Dalam kenyamanan beribadah, UPT SMA Negeri 9 Sinjai sudah memiliki fasilitas mushollah.

UPT SMA Negeri 9 Sinjai memiliki potensi yang cukup baik karena memiliki jumlah siswa yang banyak dan memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang masih muda sehingga potensi ini bisa dikembangkan untuk kemajuan satua pendidikan.

Nama Sekolah : SMAN 9 SINJAI

NPSN : 40310371

Jenjang Pendidikan : SMA Status Sekolah : Negeri

(54)

RT / RW : 1 / 1

Kode Pos :92661

Kelurahan : Mannanti

Kecamatan : Kec. Tellu Limpoe

Kabupaten/Kota :Kab. Sinjai

Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

Posisi Geografis : -5,2715 Lintang 120,2367 Bujur

STRUKTUR ORGANISASI

NAMA JABATAN

Sunardi Kepala Sekolah

Amin Hakim Wakil Kepala Sekolah

Sinar Hidayat Wakil Kepala Sekolah

Supriadi Wakil Kepala Sekolah

Taksir Oprator

Muliati Kepala Laboratorium

Sudirman Kepala Perpustakaan

Tabel.1 Struktur Organisasi

GURU

STATUS JUMLAH

PNS 17

Honor 23

(55)

B. Identitas Informan 1. Informan I Nama : Junaedah Umur : 46 Agama : Islam Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS 2. Informan II Nama : Hamkah Umur : 45 Agama : Islam Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS C. Hasil Penelitian

Selama melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa teknik yeng telah di paparkan di bab sebelumnya maka Hasil penelitian mengenai kompetensi pedagogik guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berdasarkan indikator yeng telah di tetutakan sebelumnya, sehingga diperoleh informasi dan data yang akurat dari informan yang ada di lokasi penelitian.

(56)

1. Persiapan Pembelajaran a. Pembuatan RPP

Pembuatan RPP dalam persiapan pembelajaran menurut kedua guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai narasumber dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Menurut (J), Dalam pembuatan RPP perlu berpatokan kepada kurikulum, Kurikulum merupakan wahana belajar-mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus-menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan yang ada dalam peserta didik dan masyarakat. komponen kurikulum merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurkulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan dalam pembuatan RPP. Dalam perannya Guru Merumuskan RPP berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum di atasnya dan karakterstik pebelajar, maka pelajaran/bidang studi, dan karakteristk situasi kondisi sekolah/kelas.

Sedangkan menurut narasumber kedua antara lain:

Menurut (H), Pengembangan kurikulum mengacu pada tiga unsur, yaitu: nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya, fakta emperik yang tercermin dari pelaksanaan kurikulum dan landasan teori yang menjadi arahan pengembangan dan kerangka penyorotnya. Peranan Guru dalam mengembangkan kurikulum ialah, Menerapkan rencana/program pembelajaran yang dirumuskan dalam situasi pembelajaran yang nyata,Mengevaluasi interaksi antara komponen-komponen kurikulum yang diimplementasikan. Dalam penyusunan indikator, guru menyesuaikan dengan SK dan KD yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi yang digunakan yaitu dari buku pegangan peserta didik, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku penunjang, dan Buku Sekolah Elektronik. Metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. metode yang di gunakan bervariasi, dan mengutamakan agar peserta didik berpartisipasi aktif saat pembelajaran. Yang perlu di pahami juga dalam mengaitkan materi dengan kurikulum yaitu melihat kemampuan peserta didik, kemampuan sarana prasarana dan

(57)

lingkungan dimana tempat kita berada karena peserta didik tidak bisa di paksa karena peserta didik memiliki batas-batas kemampuan, jika peserta didik di paksa untuk berpikir itu menyebabkan peserta didik mengalami stress.

Dalam wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pembuatan RPP dalam persiapan pembelajaran merupakan acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain RPP berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, RPP hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respons peserta didik dalam proses pembelajaran sesungguhnya.

b. Pengembangan teori belajar pada proses pembelajaran

Pengembangan teori belajar pada proses pembelajaran dalam persiapan pembelajaran menurut dua informan yang di wawancarai di lokasi pelitian antara lain:

Menurut (J), Dalam Pengertian Teori Belajar, keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh peserta didik sebagai anak didik. Belajar dengan yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu sipengajar mempergunakan panca indranya. Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses pembelajaran, teori dan metode yang digunakan mengikuti materi yang akan di ajarkan dan suasana peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Jika peserta didik bosan atau kurang minat belajarnya dalam metode pembelajaran yang digunakan pada saat itu maka pertemuan selanjutnya biasanya kita mengganti metode pembelajaran agar minat belajar peserta didik kembali lagi dan bisa focus ke materi yang di ajarkan.

(58)

Sedangkan menurut informan kedua antara lain:

Menurut (H), Teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi bahwa ada beberapa aspek yang harus mendapat perhatian, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. dengan memahami teori belajar Memberi dorongan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang lain. Teori yang digunakan dalam proses pembelajaran beragam. Teori dan metode yang digunakan mengikuti situasi peserta didik atau karakteristik peserta didik dalam minat belajarnya apakah ada perkembangan atau tidak ada, jika kita menerapkan satu metode, peserta didik kadang ada perasaan jenuh peserta didik dalam belajar sehingga perlu metode lain agar peserta didik kembali bisa bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Misalnya dalam pembelajaran hari ini menggunakana problem, kalau misalnya problem itu bagus digunakan maka pembelajaran selanjutkan tetap menggunakan problem dan apabila itu tidak berhasil saya mengubah lagi dengan sebuah strategi supaya daya jelajah pemikirannya meningkit tetapi lebih banyak problem besic lerning kalau dari segi pedagogic supaya peserta didik mampu menganalisis dan mencari untuk mengetahui hal itu. Dalam prinsip pembelajaran perlu selalu memberikan arahan-arahan yang terbaik, petua-petua yang baik, contoh-contoh yang baik disertai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita sejajarkan dengan perkembangan iptek karena mereka cenderung bermaing dengan iptek maka kita harus masuk dalam iptek dan disitu kita beri contoh agar mereka mudah memahami pembelajaran yang di berikan.

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar dalam pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena teori merupakan cara yang digunakanuntuk mempelajari atau meneliti dalam suatu proses pembelajaran, teori dan metode yang digunakan dalam pembelajaran beragam dalam setiap pertemuan. Teori dan metode di ubah setiap pertemuan itu tergantung siatuasi peserta didik di dalam kelas, jika peserta didik kurang senang atau focus maka teori dan metode pembajaran akan diganti di pertemuan berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Teori dan Filsafat Ilmu Hukum , Bandar Lampung: Bahan Kuliah, Program Studi Magister Ilmu Hukum – Universitas Bandar Lampung. Poespoprodjo, W., 1986, Filsafat Moral Kesusilaan

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mempercepat pengolahan data siswa pada Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Wahyu agar pengelola dapat bekerja seefektif mungkin serta dapat

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian berguna untuk mempertajam penelitian. Fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi

Atas penetapan Ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi (KOTI), dengan persetujuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, konsep panitia Ejaan Bahasa Indonesia tersebut

Informasi penyumbatan aliran akibat aliran separasi 3D akan dipaparkan oleh nilai koefisien axial total iso pressure losses yang semakin besar. Pada kontur tersebut menggunakan

Alert when the minimum level over the maximum level If all the fields are filled and the user confirms the add device then the app will try to connect with the server and display

Latar Belakang: Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan

Umpamanya, dalam kita mengajarkan aspek kemahiran membaca dan memahami teks, pada masa yang sama juga kita akan menyerapkan unsur ilmu, nilai dan kemahiran