• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa (studi deskriptif tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan implementasi terhadap topik – topik bimbingan pribadi/sosial)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa (studi deskriptif tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan implementasi terhadap topik – topik bimbingan pribadi/sosial)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik

Bimbingan Pribadi/Sosial)

Sekar Dewi Hapsari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa. Masalah yang

diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan smartphone mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015?”

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015. Subyek penelitian ini berjumalh 73 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa yang terdiri dari 30 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan perolehan skor masing-masing aspek penggunaan smartphone. Kategori ini terdiri dari empat jenjang yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Namun untuk mempermudah pembahasan, kategorisasi jenjang dibuat menjadi tiga jenjang yaitu, tinggi, sedang, dan rendah.

(2)

Impact of Smartphone Usage toward Students’ Learning Activity

(Descriptive Study about Smartphone Usage Level toward Students’ Learning Activity in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015 and The Implementation to

Personal/Social Guidance Topics)

Sekar Dewi Hapsari Sanata Dharma University

2015

This research is quantitative descriptive study aimed to describe the level of smartphone

usage toward students’ learning activity. The issues examined in this study is “How smartphone usage affects students’ learning activity in VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015?”

The subject of this research were students of VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015. The subject of this this research were 73 students. The

instrument of this research is questionnaire about smartphone usage to students’ learning activity

which consists of 30 question items were developed based on the Likert scale model of preparation technique. Data analysis technique in this study is the researcher was makingscore tabulation of each items, calculating score of each respondents, calculating the total score of each items, then categorizing the score acquisition of each aspect of the usage of smartphone. This category consists of four levels, namely very appropriate, appropriate, inappropriate and very inappropriate. But to facilitate discussion, the levels categorization was made into three, namely high, mediunm and low.

The result of the research shows that the usage of smartphone to students’ learning

(3)

DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan

Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Sekar Dewi Hapsari NIM:101114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi

terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Sekar Dewi Hapsari NIM:101114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1)

Disaat ada kemauan dan kesungguhan, disitu kita akan dimampukan untuk menyelesaikan segala sesuatu (Sari Simorangkir)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3 : 5-6)

Kupersembahkan karyaku ini untuk

Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih untuk BerkatMu dan kasihMu atas hidupku sampai

saat ini

Almamaterku , Universitas Sanata Dharma

SMP Kristen 1 Klaten

Bapak, ibu, Mas Debby dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberi

semangat dalam menyelesaikan karya ini

sahabat-sahabat yang selalu memberikan

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2015

Penulis

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sekar Dewi Hapsari

Nomor Mahasiswa : 101114007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

DAMPAK

PENGGUNAAN

SMARTPHONE

TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial)beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 27 Juli 2015 Yang menyatakan

(10)

vii ABSTRAK

DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi

terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial)

Sekar Dewi Hapsari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar

siswa. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan smartphone mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Kristen

1 Klaten tahun ajaran 201/2015?”

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015. Subyek penelitian ini berjumalh 73 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa yang terdiri dari 30 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan perolehan skor masing-masing aspek penggunaan smartphone. Kategori ini terdiri dari empat jenjang yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Namun untuk mempermudah pembahasan, kategorisasi jenjang dibuat menjadi tiga jenjang yaitu, tinggi, sedang, dan rendah.

(11)

viii ABSTRACT

Impact of Smartphone Usage toward Students’ Learning Activity

(Descriptive Study about Smartphone Usage Level toward Students’ Learning Activity in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015 and The

Implementation to Personal/Social Guidance Topics)

study is “How smartphone usage affects students’ learning activity in VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015?”

The subject of this research were students of VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015. The subject of this this research were 73 students. The instrument of this research is questionnaire about smartphone

usage to students’ learning activity which consists of 30 question items were developed based on the Likert scale model of preparation technique. Data analysis technique in this study is the researcher was makingscore tabulation of each items, calculating score of each respondents, calculating the total score of each items, then categorizing the score acquisition of each aspect of the usage of smartphone. This category consists of four levels, namely very appropriate, appropriate, inappropriate and very inappropriate. But to facilitate discussion, the levels categorization was made into three, namely high, mediunm and low.

The result of the research shows that the usage of smartphone to students’

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

menyertai dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.

Skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa” merupakan sebuah karya yang penulis buat sebagai syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Sanata Dharma.

Proses penulisan skripsi ini melalui proses yang panjang. Penulis

mendapatkan berbagai pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan maupun

pengalaman yang kurang menyenangkan. Hal ini merupakan pelajaran berharga yang

didapatkan penulis selama proses penulisan skripsi ini.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling

2. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

Terimakasih untuk setiap waktu dan pikiran yang ibu bagikan kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah

membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

4. Kepala Sekolah dan Guru SMP Kristen 1 Klaten yang telah memberikan

masukan, ijin dan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Para siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten yang telah berpartisipasi

(13)

x

penulis menyelesaikan skripsi. Terimakasih untuk setiap doa dan segala hal

yang disediakan dalam penulisan skripsi ini sampai pada ahkirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakakku Albertus Debby Aristya terimakasih atas dukungan doa dan cinta

kasihnya kepada penulis.

8. Matthew Evanno , Arreta dan semua keluargaku terimakasih sudah menjadi

bagian dari semangatku. berkat doa , senyuman dan cinta kasih dari kalian

penulis dapat berjuang dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat selama kuliah, Taya Diuxy Tanamal, Angela Rosari Lintang,

Bernadeta Dwi Cahyani, Peny Cristanti, Hieronia Intan, Prisca Anindya.

Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu penulis menyelesaikan

skripsi.

10.Sahabat – sahabatku Hani Arumsari , Desy Tri Astuti, Prabawa Adi W, Rischa

K, Petra Armistany, terimakasih atas semangat dan dukungannya yang

diberikan kepada penulis, terimakasih sudah menemani penulis ketika

membutuhkan bantuan.

11.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 yang

telah memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi.

12.Mas Moko yang telah membantu penulis dalam mengurus dan menyelesaikan

urusan administrasi. Terimakasih atas pelayanannya selama ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan semoga berarti bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Batasan Istilah... 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Smartphone... 7

1. Pengertian... 7

(15)

xii

4. Dampak smartphone... 10

B. Belajar... 14

1. Aktivitas Belajar... 14

2. Jenis – Jenis Aktivitas Belajar... 16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar.... 17

4. Motivasi Belajar... 28

C. Pengaruh/Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar... 34

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 36

B. Subjek Penelitian... 36

C. Instrumen Pengumpulan Data... 38

D. Uji Coba Alat... 40

E. Prosedur Pengumpulan Data... 45

F. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 58

C. Usulan Topik-topik Bimbingan... 64

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 66

B. Keterbatasan Penelitian... 66

C. Saran... 68

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Rincian Subyek Penelitian Siswa Kelas VII dan VIII SMP

Kristen 1 Klaten... 37

Tabel 2 : Rekapitulasi Aspek-aspek dan nomer item Kuesioner (Uji Coba)... 39

Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Penggunaan Smartphone (final)... 42

Tabel 4 : Kriteria Guilford... 43

Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data... 46

Tabel 6 : Norma Kategorisasi Subyek Penelitian... 47

Tabel 7 : Kategorisasi Subyek Penggunaan Smartphone... 49

Tabel 8 : Norma Kategorisasi Item Penelitian... 50

Tabel 9: Kategorisasi Item Penggunaan Smartphone... 51

Tabel 10: Hasil Kategorisasi Subyek Penggunaan Smartphone... 52

Tabel 11: Hasil Kategorisasi Item Penggunaan Smartphone... 55

(17)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner... 73

Lampiran 2:Kuesioner Penggunaan Smartphone (Final)... 75

Lampiran 3: Data Input Penelitian... 80

Lampiran 4: Hasil Uji Reabilitas... 83

Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian... 84

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang masalah, rumusah masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa dimana setiap orang berusaha mencari

jati diri. Pada masa pencarian jati diri remaja sangat rentan mengalami

kenakalan remaja atau hal – hal yang menyimpang karena pergaulan mereka.

Pada dasarnya yang terpenting pada masa remaja adalah mereka dapat

bertumbuh dan berkembang sesuai masanya. Sehingga setiap orang pada usia

remaja juga harus belajar dan mencapai prestasi belajar yang maksimal untuk

menjadi bekal kehidupan kelak.

Pada zaman globalisasi ini, remaja ikut masuk ke dalam pergaulan

dengan berbagai media dan jejaring sosial yang ada. Sebagian besar dari

mereka memiliki jejaring sosial yang terdapat pada aplikasi–aplikasi dalam

smartphone yang mereka milliki seperti android, Windows Phone, Symbian

dan Ios. Bahkan smartphone bukan lagi barang yang mewah bagi setiap

orang, karena hampir setiap remaja memiliki smartphone dengan berbagai

tipe yang ada.

Hanafeberia dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Media Sosial

(20)

(http://mudazine.com/hanafeberia/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-di-kalangan-remaja/ (16 mei 2014, 09.55)). Menyatakan bahwa kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! Melakukan riset mengenai penggunaan internet pada kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.

Permasalahan yang ada tersebut membuat penggunaan media sosial

dan internet pada kalangan remaja menimbulkan pro kontra. Sebagian orang

setuju dengan adanya smartphone dan berbagai aplikasi yang ada, sedangkan

sebagian orang juga menolak adanya smartphone tersebut beserta aplikasi

yang ada karena seringkali pada saat remaja melakukan aktivitas belajar,

fokus mereka terbagi menjadi dua antara belajar dan smartphone.

Kebanyakan dari mereka akan meninggalkan belajar atau konsentrasi belajar

mereka terganggu untuk sekedar membuka akun media sosial mereka atau

sekedar melihat notifikasi pada smartphone mereka.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan berdasarkan

pengalaman saat jam masuk kelas ketika melaksanakan PPL SMA, banyak

siswa ( yang sebagian besar berada pada usia remaja ) kerap kali membuka

smartphone mereka ketika sedang belajar. Mereka bukan hanya membuka

situs mengenai pelajaran tetapi mereka kerap kali membuka media sosial

(21)

lain yang dilakukan di lingkungan sekitar peneliti juga mengamati ada

beberapa siswa yang berusia remaja tidak dapat terlepas dari smartphone

mereka ketika mereka melakukan aktivitas belajar dirumah.

Akibatnya, konsentrasi belajar siswa tersebut akan terganggu karena

tidak terfokus pada satu hal. Atau bahkan konsentrasi terbesar mereka bukan

kepada belajar mereka tetapi kepada smartphone mereka. Dapat disimpulkan

smartphone sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar remaja saat ini.

Dalam pengamatan peneliti di SMP Kristen 1 Klaten rata – rata siswa

disana juga menggunakan smartphone dalam setiap kegiatan mereka diluar

jam sekolah. Di sekolah siswa di SMP Kristen 1 Klaten tidak menggunakan

smartphone karena dikumpulkan selama proses belajar berlangsung, diluar

jam sekolah mereka menggunakan smartphone untuk beraktivitas sosial di

dunia maya. Siswa disana juga menggunakan banyak aplikasi media sosial

dalam smartphone mereka. Pada aktivitas belajar mereka diluar jam sekolah,

mereka juga menggunakan smartphone sebagai alat bantu dalam aktivitas

belajar mereka.

Sebagian siswa yang menggunakan smartphone aktivitas belajar

mereka karena mereka dapat memanfaatkan dengan baik. Mereka

menggunakan smartphone untuk mencari pelajaran – pelajaran atau materi –

materi sehingga memudahkan mereka dalam belajar. Tetapi, ada sebagian

siswa yang justru aktivitas belajarnya terganggu karena adanya smartphone.

(22)

alat bantu mereka belajar tetapi mereka menggunakan smartphone hanya

untuk bermain media sosial saja sehingga belajar mereka terganggu atau

terabaikan.

Maka dari itu, dengan adanya fenomena penggunaan smartphone yang

menjamur di kalangan pelajar , untuk membuktikan adanya realita dari

permasalahan yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian yang berjudul “Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap

Aktivitas Belajar siswa SMP di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran

2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan

Pribadi/Sosial”

B. Rumusan Masalah

Seberapa tinggi tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar

siswa?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa tinggi penggunaan smartphone terhadap aktivitas

(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Sebagai sumber informasi dan sumbangan pengembangan

pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling khususnya mengenai

dampak penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling

Sebagai sumbangan pengetahuan apabila guru BK mendapati

permasalahan yang sama mengenai dampak penggunaan smartphone

terhadap aktivitas belajar anak didiknya.

b. Bagi orang tua

Sebagai sumber informasi dan pengetahuan dalam mengawasi

belajar anaknya.

c. Bagi peneliti

Memberi kesempatan kepada peneliti agar belajar mengenai

karya ilmiah dan kaidah–kaidah penelitian.

E. Batasan Istilah

1. Smartphone

perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan

dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat

(24)

dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless) dan

didalamnya terdapat banyak aplikasi untuk media sosial seperti facebook,

bbm, twitter, instagram, path dan lain – lain.

2. Aktivitas belajar

Kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang untuk

melakukan perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan sebagai

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan dibahas mengenai smartphone, aktivitas belajar siswa, dan

keterkaitan antara aktivitas belajar dan smartphone.

A. Smartphone

1. Pengertian

Gary B, Thomas J & Misty E (2007) smartphone adalah telepon

yang internet-enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal

Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku

alamat, kalkulator, dan catatan. Smartphone didefinisikan dalam Kamus

Oxford American sebagai "ponsel yang menggabungkan (Personal

Digital Assistant) PDA". Smartphone adalah perangkat telekomunikasi

serbaguna. Smartphone atau yang disebut juga piranti pintar dewasa ini

menjadi trend yang mewabah di Indonesia, digemarinya Smartphone ini

juga bukan tanpa alasan, tapi karena feature yang ditawarkan sangat

menarik dan mengubah hobi pengguna untuk browsing, chating dan

semacamnya yang awalnya dilakukan ditempat tidak bisa

berpindah-pindah, seorang yang menggunakan smartphone kini bisa melakukan

(26)

2. Jenis – Jenis smartphone

a. Symbian

Smartphone yang pertama kali dikenalkan oleh NOKIA ini merupakan

OS (Operation System) Tak bebas yang dikembangkan oleh Symbian

Ltd. jadi menurut orang-orang Symbian adalah NOKIA begitu

sebaliknya.

b. Android

Android merupakan OS yang dipublikasikan oleh Google, sebuah

perusahaan search engine dan raja internet. kebanyakan smartphone

jenis android dinaungi oleh Samsung.

c. Windows Phone

Windows Phone adalah Sistem Operasi perangkat mobile yang

dikembangkan oleh pihak Microsoft dan menjadi sistem operasi

pertama untuk Platform Windows Mobile pada saat ini.

d. iOS

iOS atau yang dulu dikenal sebagai iPhone OS adalah sistem operasi

buatan Apple untuk perangkat mobile buatan Apple. Perangkat mobile

buatan Apple yang menggunakan iOS sebagai sistem operasi adalah

iPhone, iPad, iPod touch dan Apple TV.

e. BlackBerry

BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan

(27)

(Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel

lainnya.

3. Manfaat Smartphone

Pada kalangan pelajar dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Pertama smartphone bukanlah barang yang asing bagi mereka. Rata –

rata siswa pada jenjang SMP sudah memiliki alat komunikasi

smartphone tersebut. Pada kalangan pelajar memang smartphone

merupakan hal yang penting bagi mereka saat ini sesuai dengan

perubahan jaman dan perkembangan teknologi yang ada. kegunaan dan

pemanfaatan diantaranya sebagai berikut :

a. Smartphone yang dilengkapi system operasi yang dapat terhubung

dengan internet mempermudah pelajar untuk mengakses internet guna

mencari informasi atau materi mata pelajaran yang hendak atau

sedang dihadapi dengan memanfaatkan aplikasi browser yang ada.

b. Dengan smartphone yang tersedia aplikasi email, mempermudah

pelajar untuk mengirim email tanpa harus mencari warung internet

(warnet).

c. Pelajar dapat mencari informasi secara mendunia dan bahkan

berkomunikasi yang sangat luas tanpa harus bertatap muka langsung

dengan orang tersebut.

(28)

4. Dampak Penggunaan Smartphone

Dalam jurnalnya yang berjudul Dampak dan Pengaruh Bagi Pengguna

Smartphone, Choirunnisa (2012) menjelaskan bahwa penggunaan

smartphone memberi begitu banyak manfaat bagi masyarakat. Selain

adanya manfaat dalam penggunaan smartphone, Ada dampak positif dan

negatif dari penggunaan smartphone tersebut pada kalangan remaja. jika

penggunaan smartphone pada kalangan pelajar tersebut digunakan dengan

baik dan benar tentu akan berdampak pada remaja positif itu sendiri.

Dampak positif yang ada seperti :

a. Smartphone memiliki mobilitas yang tinggi. Pemilik smartphone

dapat berkirim email tanpa harus mengunjungi warnet terdekat.

Aplikasi–aplikasi yang ada didalam smartphone membantu

pengguna untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan

media sosial seperti email, chatting, browsing dan lain–lain tanpa

harus bepergian ke warung internet (warnet).

b. Pengguna smartphone dapat mengetahui informasi dari belahan

dunia manapun. Dengan smartphone pengguna dapat mengakses

informasi atau berita dari dalam negeri maupun luar negeri melalui

aplikasi yang ada pada smarrtphone.

c. Dengan adanya smartphone, pengguna tidak perlu repot untuk

melihat peta, karena smartphone dapat digunakan sebagai alat

(29)

d. Dapat berkomunikasi secara mendunia atau lebih luas. Dengan

adanya smartphone yang terdapat berbagai aplikasi media sosial

apapun, pengguna dapat melakukan komunikasi dengan orang lain

yang berada dimanapun dengan berbagai macam aplikasi yang ada.

Seiring berjalannya globalisasi, sebagian besar pelajar sudah

menggunakan smartphone sehingga saat ini smartphone menjadi trend di

kalangan pelajar. Bahkan ada yang menghalalkan segala cara untuk

mendapatkan gadget ini, seperti memaksa orang tua, mencuri, dan

sebagainya. Trend smartphone ini memang telah menguasai pikiran para

pelajar pada saat ini. Dalam jurnalnya yang berjudul Dampak dan

Pengaruh Bagi Pengguna Smartphone, Choirunnisa (2012) Apabila

penggunaan smartphone tidak dengan baik dan benar maka akan

berdampak negatif, seperti :

a. Smartphone dapat menyebabkan si pengguna menjadi anti sosial,

karena pengguna sudah bisa chatting tanpa harus menemui orang

secara langsung. Pengguna lebih banyak berkomunikasi dengan

orang lain melalui media sosial saja sudah cukup tanpa harus

menemui orang tersebut.

b. Smartphone menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Tak jarang

pengguna menggunakan smartphone ketika dalam perjalanan atau

(30)

menyebabkan hilang keseimbangan dari pengendara yang

menyebabkan kecelakaan.

c. Smartphone dapat menimbulkan sindrom/gila, karena penggunanya

sering tertawa tanpa ada sebab yang jelas. Pengguna smartphone

yang sedang berkomunikasi dengan orang lain melalui media sosial

atau melakukan aktivitas lain dengan smartphonenya, terkadang

mengimajinasikan aktivitasnya dalam smartphone kedalam

pikirannya yang mengakibatkan pengguna mengekspresikannya

secara langsung seperti tertawa sendiri atau tiba–tiba sedih.

d. Dapat memecah konsentrasi saat belajar atau melakukan aktivitas.

Pada saat belajar dan terdapat smartphone di dekatnya, maka

pengguna akan sering melihat notifikasi yang ada pada

smartphone, maka konsentrasi belajarnya akan terbagi menjadi dua

dengan smartphone-nya.

e. Semakin sering menggunakan smartphone, semakin sering juga

menghamburkan uang. Jika pengguna sering menggunakan

smartphone maka kuota internet pada smartphone akan cepat habis

dan perlu diisi ulang, sehingga akan membuat boros pengeluaran

uang.

f. Smartphone dapat membuang waktu si pengguna dengan fitur

(31)

pengguna hanya untuk membuka message dari aplikasi–aplikasi

yang ada pada smartphone pengguna.

g. Pengguna bisa lupa waktu karena terlalu sering menggunakan

smartphone. Dalam menggunakan smartphone jika berlebihan atau

terlalu sering menggunakannya akan membuat pengguna menjadi

lupa waktu karena terlalu sibuk dan asyik dengan smartphone-nya.

h. Ketergantungan smartphone juga bisa menyebabkan penyakit

demensia digital. Demensia digital merupakan kecenderungan

remaja saat ini yang terlalu bergantung pada teknologi digital

khususnya smartphone yang mengakibatkan menurunnya fungsi

otak. Menurut Rahma Lillahi Sativa – detik Health dalam

artikelnya yang berjudul “Terlalu Bergantung pada Teknologi,

Remaja bisa terkena Demensia Digital” , Ketergantungan pada

smartphone atau penggunaan yang berlebihan menyebabkan

menurunnya fungsi otak kanan yang berpengaruh pada konsentrasi

dan daya ingat seseorang selain itu dapat menyebabkan

keterbelakangan emosional.

Pada kalangan remaja selain dampak–dampak yang pada umumnya

terjadi di masyarakat tersebut, sering kali smartphone membuat belajar

remaja yang mayoritas adalah pelajar menjadi terganggu. Dalam proses

(32)

notifikasi. Maka dari itu, konsentrasi belajar mereka akan terganggu karena

terbagi dua antara belajar dan smartphone. Bahkan seringkali mereka lebih

memilih asyik dengan smartphone mereka dibandingkan harus belajar.

Dalam rangka penelitian ini, peneliti mengadaptasi beberapa hal dari

jurnal yang berjudul Dampak dan Pengaruh Bagi Pengguna Smartphone

(Choirunissa:2012) seperti smartphone memiliki mobilitas yang tinggi,

smartphone sebagai alat komunikasi, smartphone dapat menyebabkan

pengguna menjadi anti sosial, smartphone dapat mengganggu konsentrasi

belajar siswa dan smartphone dapat menyebabkan demensia digital. Beberapa

hal tersebut peneliti gunakan sebagai kisi – kisi kuesioner penelitian ini

dengan lebih fokus kepada hal – hal yang berhubungan dengan aktivitas

belajar siswa.

B. Belajar

1. Aktivitas Belajar

Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya

aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada

proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta

didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat

berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan

(33)

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih

lanjut lagi piaget menerangkan bahwa dalam buku Sardiman jika seorang

anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak tersebut tidak berfikir

(Sardiman,2011:100).

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa

aktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi

peserta didik, berupa hal-hal berikut ini:

a. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai

wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati.

b. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri,

yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang

integral.

c. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

d. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang

demokratis di kalangan peserta didik.

e. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat

menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta

(34)

f. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik

sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan

kehidupan di masyarakat di sekitarnya.

2. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu

suhana (2010:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan

kelompok, yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat

gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan

mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu

fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan

pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara

diskusi dan interupsi

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu

mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita,

menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat

(35)

e. Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu

menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.

f. Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan

percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat

model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan

mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat

hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat,

membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.

Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa

aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika

kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan

lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat

aktivitas belajar yang maksimal.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Slameto, 2013:54-71)

a. Faktor-faktor intern

1) Faktor jasmaniah

a) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik bebas dari penyakit.

(36)

secara badan serta bagian-bagiannya. Kesehatan mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Seperti halnya cepat lelah, mudah pusing,

kurang darah, dan hal-hal lainnya yang menggangu fungsi indera

serta tubuhnya. Memperhatikan kesehatan badan dengan

istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan lain-lain dapat

membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang

diharapkan.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat yang

dimaksud seperti buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah

kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain. Cacat tubuh

mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga siswa yang

mengalami cacat tubuh lebih baik belajar pada lembaga

pendidikan khusus.

2) Faktor psikologis

a) Inteligensi

Menurut Chaplin dalam buku Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya (Slameto 2013:55), intelegensi adalah

kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk

(37)

dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Kemajuan belajar sangat

dipengaruhi oleh intelegensi.

b) Perhatian

Menurut Gazali dalam buku Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya (Slameto 2013:56), perhatian adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dalam

mencapai prestasi belajar yang diharapkan, siswa harus memiliki

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran

tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan yang

menjadikan siswa tidak suka dengan belajar. Cara siswa

mengusahakan bahan pelajarannya supaya menarik dapat

disesuaikan dengan hobi atau bakatnya sehingga siswa tetap

belajar dan mencapai prestasi belajar yang baik.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati akan menimbulkan rasa senang dalam

(38)

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah

dipelajari dan disimpan. Siswa yang kurang berminat dalam

belajar dapat diusahakan dengan cara menjelaskan hal-hal yang

menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang

berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan

pelajaran yang dipelajari tersebut.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Penting bagi

siswa untuk mengetahui bakatnya. Jika bahan pelajaran siswa

yang dipelajari sesuai dengan bakatnya maka hasil belajar yang

didapat akan lebih baik.

e) Motif

Motif memiliki hubungan yang erat dengan tujuan yang

akan dicapai. Motif merupakan penggerak/pendorong dalam

terjadinya perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan. Motif sangat

diperlukan dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Dalam mencapai kematangan,

(39)

belajar sehingga ketika belajarnya sudah cukup baik maka anak

akan mencapai kemajuan dalam hasil belajarnya yang

memuaskan.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesediaan tersebut timbul dari dalam diri siswa dan

juga berhubungan dengan kematangan. Kesiapan perlu

diperhatikan dalam proses belajar. Apabila siswa belajar dan di

dalam dirinya sudah memiliki kesiapan maka hasil belajarnya

akan lebih baik.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada siswa dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

berhubungan dengan lelahnya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

akibat kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh

sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani berhubungan dengan kebosanan sehingga

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan

rohani dapat terjadi akibat terus menerus memikirkan masalah yang

dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu

sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena

(40)

Dari uraian mengenai kelelahan diketahui bahwa kelelahan

berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa perlu mengusahakan

kondisi jasmani dan rohani yang bebas dari kelelahan untuk

mencapai hasil belajar yang baik.

b. Faktor-faktor ekstern

1) Faktor keluarga

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anak. Orang tua yang kurang/tidak

memperhatikan pendidikan anaknya seperti tidak memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan belajar anak, kepentingan-kepentingan

anak, kesulitan-kesulitan belajar anak akan membuat anak

menjadi malas di dalam belajarnya.

b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Relasi anak dengan saudara

lainnya juga mempengaruhi belajar anak. Dalam mencapai

keberhasilan anak di dalam belajar perlu diusahakan relasi yang

baik dalam sebuah keluarga.

c) Suasana rumah

Situasi rumah merupakan salah satu faktor penting dalam

(41)

tenang dan tentram perlu diciptakan dalam suatu keluarga. Di

dalam suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat

anak menjadi betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar

dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi berhubungan dengan fasilitas dan

kebutuhan-kebutuhan belajar anak yang nantinya dapat

membantu anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

e) Pengertian orang tua

Dorongan dan pengertian orang tua dibutuhkan oleh anak.

Bila anak sedang mengerjakan tugasnya ada baiknya orang tua

tidak mengganggu. Orang tua wajib memberi pengetian dan

mendorongnya serta membantu kesulitan yang dialamai oleh

anak apabila anak mengalami lemah semangat.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan

kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya mendorog

(42)

2) Faktor Sekolah

a) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Di dalam lembaga pendidikan, siswa di

dalam proses belajarnya diharapkan dapat menerima, menguasai

dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran. Supaya tercapai

apa yang diharapkan, cara-cara mengajar dan cara belajar

haruslah tepat, efisien dan seefektif mungkin.

Metode belajar yang kurang baik dapat terjadi karena

kurangnya persiapan guru dan kurangnya penguasaan guru akan

bahan pelajaran tersebut sehingga di dalam menyajikannya

kurang jelas. Kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah

saja. Diharapkan guru bersikap progresif yang berarti berani

mencoba metode-metode baru sehingga dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan

motivasi belajar anak.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik

berpengaruh tidak baik terhadap belajar dan hasil belajar siswa.

Guru perlu mendalami siswa dengan baik dan mempunyai

(43)

c) Relasi guru dengan siswa

Terjadinya proses belajar akibat adanya relasi antara guru

dan siswa. Bila relasi siswa dengan gurunya baik, siswa akan

menyukai gurunya dan akan menyukai pelajarannya sehingga

siswa berusaha mempelajarinya. Guru yang tidak memiliki relasi

yang baik dengan siswanya menyebabkan proses belajar mengajar

menjadi kurang lancar.

d) Relasi siswa dengan siswa

Perlu diciptakan hubungan yang baik antar siswa supaya

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

Bila kelas tidak terbina menjadikan hubungan masing-masing

siswa tidak tampak sehingga diperlukan guru yang bijaksana

dalam membina kelas.

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

siswa di dalam sekolah dan di dalam belajarnya. Bila staf sekolah

yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat

siswa menjadi displin dan memberi pengaruh yang positif

terhadap belajar siswa.

f) Alat pelajaran

Alat pelajaran yang dipakai guru pada waktu mengajar

(44)

yang digunakan lengkap, siswa akan mudah menerima pelajaran

dan menguasainya sehingga belajarnya akan menjadi lebih giat

dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan

lengkap diperlukan supaya guru dapat mengajar dengan baik dan

siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

g) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah. Bila siswa bersekolah pada kondisi badan

yang sudah lelah seperti siang hari menuju ke sore hari maka sulit

bagi siswa untuk menerima pelajaran dengan baik.

h) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai

dengan kemampuan siswa masing-masing sehingga apa yang

sudah dirumuskan dapat tercapai.

i) Keadaan gedung

Jumlah siswa yang banyak dengan berbagai karakteristik

menuntut keadaan gedung yang memadai baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Bila keadaan gedung sekolah tidak

memadai maka siswa kurang nyaman di dalam proses belajarnya.

j) Metode belajar

Cara belajar yang efektif berdampak baik dengan hasil

(45)

belajar yang baik dan memilih metode belajar yang tepat dan

cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar yang baik.

k) Tugas rumah

Waktu belajar yang terutama adalah di sekolah sehingga di

rumah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Diharapkan guru

memberikan tugas rumah yang tidak terlalu banyak sehingga anak

tidak mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan yang lain.

3) Faktor masyarakat

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Mengikuti kegiatan di dalam masyarakat sangat

menguntungkan bagi perkembangan pribadi siswa. Namun perlu

dibatasi kegiatan siswa supaya proses belajar siswa tidak

terganggu.

b) Mass media

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik

terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Mass media yang

jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Diperlukan

bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang

tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan

(46)

c) Teman bergaul

Teman bergaul siswa memberi pengaruh yang besar dan

cepat di dalam jiwa seorang siswa. Teman bergaul siswa dapat

memberikan pengaruh baik maupun negatif terhadap diri siswa.

Diperlukan pembinaan pergaulan yang baik dan pengawasan dari

orang tua serta pendidik dalam memilih teman bergaul supaya

siswa dapat belajar dengan baik.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh

terhadap belajar siswa. Masyarakat yang hidup di sekitar siswa

memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Lingkungan sekitar

siswa membawa siswa untuk melakukan hal yang sama. Perlu

diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh

positif terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar dengan baik.

4. Motivasi Belajar

A.M,Sardiman (2011) dalam bukunya, Motivasi adalah

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia

tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak

suka itu. Muhibbin Syah (2008) dalam bukunya, Psikologi Belajar

(47)

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek

belajar itu dapat tercapai.

a. Bentuk Motivasi Belajar

Syaiful Bahri (2011) dalam bukunya, Psikologi belajar

mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar baik motivasi

instrinsik ataupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak

didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik diperlukan apabila siswa

kurang berminat dalam belajar, peran motivasi ekstrinsik cukup besar

untuk membimbing siswa dalam belajar. Tetapi kesalahan dalam

memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi

belajar siswa dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajarpun

menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan pun tidak akan tercapai

dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai

kondisi psikologis anak didik akan sangat diperlukan guna mengetahui

(48)

menurun. Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat di manfaatkan dalam

rangka mengarahkan siswa di kelas, sebagai berikut :

1) Memberi Angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai

dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang

baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi

kepada anak didik agar lebih giat belajar. Angka merupakan

alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak

didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan

prestasi belajar mereka di masa mendatang.

2) Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain

sebagai penghargaan atau kenang- kenangan/ cendra mata.

Pemberian hadiah bisa berupa, bea siswa, buku- buku tulis,

pensil, atau buku- buku bacaan lainnya.

3) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai

alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka

bergairah dalam belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu

maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini

bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar

(49)

4) Ego- Involment

Menumbuhkan kesadaran pada anak didik agar

merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu

tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga

diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat

penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk

mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri. Begitu

juga dengan anak didik sebagai subjek belajar.

5) Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik

biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh- jauh hari

untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha di tempuh agar

dapat menguasai semua bahan pelajaran sehingga memudahkan

mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan oleh

pendidik.

6) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk

belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami

kemajuan, anak didik cenderung berusaha untuk

mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas

belajarnya agar mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik

(50)

7) Pujian

Pujian yang di ucapkan pada waktu yang tepat dapat di

jadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk

reinforcement (alat bantu) yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memaafkan pujian

untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan

pekerjaan di sekolah. Pujian di berikan sesuai dengan hasil

kerja, bukan di buat - buat atau bertentangan sama sekali dengan

hasil kerja anak didik.

8) Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif,

tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak merupakan alat

motivasi yang baik dan efektif. hukuman akan merupakan alat

motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan

karena dendam. pendekatan edukatif yang dimaksud disini

adalah sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan

memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap

salah. sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik

tidak mengulangi kesaahan dan pelanggaran. minimal

mengurangi frekuensi pelanggaran. akan lebih baik bila anak

(51)

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. hal ini akan lebih baik bila dibandingkan

dengan segala kegiatan tanpa maksud. hasrat untuk belajar

berarti pada anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik dari pada anak

didik lain yang tak berhasrat untuk belajar. hasrat untuk belajar

merupakan potensi yang tersedia didalam diri anak didik.

10)Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas. seseorang

yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan

aktifitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

11)Tujuan yang di akui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak

didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. apabila

tujuan tersebut dapat dicapai maka sangan berguna dan

menguntungkan bagi anak didik, sehingga menimbulkan gairah

(52)

C. Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar

Pada zaman sekarang, kehidupan manusia sangat didominasi dengan

kebutuhan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi membuat manusia

menjadikannya sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, begitu puladalam

kehidupan remaja. Salah satu perkembangan teknologi saat ini adalah adanya

smartphone. Smartphone merupakan salah satu dari sekian banyak karya

teknologi yang mampu mempengaruhi cara berpikir dan cara hidup manusia.

Manusia menjadi orang yang ketergantungan dengan smartphone

karena fitur – fitur yang memberikan kemudahan dan segala fasilitasnya. Hal

tersebut juga terjadi pada remaja usia sekolah , selain memberikan banyak

manfaat ternyata smartphone juga membawa dampak negatif terutama pada

remaja yang penggunaannya tanpa pengawasan orangtua. Sehingga

mengakibatkan penggunaan smartphone yang berlebihan oleh remaja.

Penggunaan smartphone yang berlebihan pada remaja mempunyai pengaruh

yang besar dalam proses belajarnya.

Belajar dalam kehidupan sehari – hari siswa sangat dipengaruhi oleh

adanya aktivitas siswa. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa aktivitas belajar

siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor ekstern yang ada

adalah maraknya fenomena penggunaan gadget pada zaman ini. Pada zaman

saat ini faktor tersebut sangat mempengaruhi adanya aktivitas belajar siswa

(53)

Santrock:2012 menyatakan bahwa remaja tidak hanya mengalami

budaya yang melibatkan nilai – nilai budaya,status sosial-ekonomi dan

atnisitas tetapi juga dipengaruhi oleh media. Remaja diseluruh dunia saat ini

semakin bergantung dengan media sosial.

Dalam penggunaan smartphone diperlukan pengawasan dan aturan

orang tua terhadap remaja yang menggunakan. Apalagi pada saat ini semua

aplikasi tentang internet dan media sosial seperti facebook, twiiter, instagram,

path, email, blog, bbm, whatsapp dan lain-lain dapat diakses dengan mudah

dengan smartphone. Seperti yang diketahui saat ini remaja di sekolah hampir

semua memiliki smartphone dan dapat menggunakannya dengan lancar.

Maka, smartphone merupakan suatu barang yang menjadi penting bagi

remaja usia sekolah yang dapat mengganggu aktivitas belajar mereka.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi

penelitian, antara lain Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, Instrumen Penelitian, Uji

Coba Alat dan Prosedur Penyusunan Alat dan Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan menggunakan

pendekatan survei. Menurut Furchan (1982), penelitian deskriptif dirancang untuk

memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti ingin memperoleh

gambaran mengenai Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar

siswa SMP di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015.

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi

menjadi subyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII

SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014. Peneliti memilih SMP Kristen 1

Klaten sebagai subyek penelitian dengan alasan subyek tersebut sebelumnya

belum pernah dijadikan subyek penelitian terkait dengan tingkat penggunaan

(55)

mayoritas sudah menggunakan smartphone dalam aktivitas mereka. Hasil

penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan bagi para guru dan siswa sendiri

mengenai tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar yang

berimplementasi terhadap topik – topik bimbingan pribadi / sosial. Alasan peneliti

memilih siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014

karena siswa kelas VII dan III berada pada fase remaja yang memang

kecenderungan penggunaan smartphone lebih banyak. Peneliti tidak melakukan

penelitian di kelas IX karena siswa kelas IX sedang fokus mempersiapkan

menghadapi ujian nasional.

Siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015

berjumlah 101 siswa dan dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu kelas VII A,

VII B , VIII A dan VIII B. Rincian subjek penelitian (siswa kelas VII dan VIII

SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Rincian Subjek Penelitian

Kelas Jumlah

VII A 28 VII B 26 VIII A 25 VIII B 22

(56)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk

mengungkap tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar kelas

VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015. Nama kuesioner

yang peneliti gunakan ialah “Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas

Siswa”. Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan

tingkat penggunaan smartphone.

Kuesioner ini bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban sudah

disediakan sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai

(Arikunto, 2002). Butir – butir kuesioner ini memiliki 4 alternatif jawaban,

yaitu sangat sesuai (SS) , sesuai (S), tidak sesuai (TS) atau sangat tidak sesuai

(STS).skala alternatif jawaban dibuat hanya empat pilihan saja dengan

maksud menghilangkan kelemahan yang ada pada skala lima tingkat. yaitu

alternatif yang di tengah (alternatif ketiga) mempunyai arti ganda, dengan

pengertian belum dapat memutuskan, atau netral, atau ragu-ragu. Tersedianya

jawaban netral menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih

(central tendency effect), terutama bagi responden yang ragu-ragu atas

kecenderungan jawabannya.

Pernyataan-pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang

diharapkan dapat mengungkapkan penggunaan smartphone terhadap aktivitas

siswa. Rekapitulasi aspek-aspek dan nomor item kuesioner tentang tingkat

(57)

Tabel 2

PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR (Uji Coba)

(58)

D. Uji Coba Alat

Peneliti melakukan uji coba dengan cara menyebarkan kuesioner

kepada siswa dalam satu kelas sebagai sampel untuk menguji validitas dan

reliabilitas kuesioner. Sampel yang telah digunakan untuk menguji validitas

dan reliabilitas kuesioner tidak digunakan kembali sebagai data penelitian.

Sampel yang digunakan dalam pengujian kuesioner berasal dari satu

kelompok sampel dan beberapa sampel acak dari kelompok yang berbeda.

Pelaksanaan penyebaran kuesioner uji coba dilaksanakan tanggal 28 april

2015 pada siswa kelas VII A dan beberapa siswa kelas VIII SMP Kristen 1

Klaten. Jumlah subyek uji coba adalah 35 siswa. Jumlah item kuesioner

penggunaan smartphone yang diuji coba adalah 35 item. Data uji coba

kuesioner penggunaan smartphone siswa kelas VII A SMP Kristen 1 Klaten

tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada lampiran 1

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurannya (Azwar, 2011: 5). Jenis validitas yang digunakan pada

penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Furchan (1982: 283) validitas

isi menunjuk pada sejauh mana instrument mencerminkan isi yang

dikehendaki.

Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka.

(59)

1982: 284). Berdasarkan pandangan ini, peneliti meminta pertimbangan

dosen pembimbing. Langkah awal pembuatan kuesioner kesulitan belajar

yaitu penyusunan kisi-kisi berdasarkan aspek dari faktor-faktor kesulitan

belajar. Kisi-kisi yang telah disusun menjadi patokan bagi pembuatan

item-item kuesioner.

Peneliti hanya menggunakan expert judgement kepada dosen

pembimbing, kepala sekolah dan beberapa siswa di SMP Kristen 1 Klaten.

Peneliti tidak menggunakan validitas teoritic. Kuesioner final yang peneliti

(60)

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner

(61)

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu instrumen adalah sejauh mana hasil suatu

instrumen dapat menunjukkan hasil pengukuran yang dapat dipercaya.

Menurut Azwar (2011: 4) hasil pengukuran dapat dipercaya jika dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam

diri subjek belum berubah. Tingkat reliabilitas instrumen dapat diungkap

dengan metode Alpha Cronbach. Besarnya koefisien reliabilitas berkisar 0

sampai 1,00. Menurut Azwar (2007: 178) alat ukur dikatakan memiliki

reliabilitas tinggi, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00.

Sebaliknya alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas rendah, jika koefisien

reliabilitas mendekati angka 0. Peneliti menggunakan program Statistic

Programme for Social Science 16,0 untuk membantu menghitung

koefisien reliabilitas instrument kesulitan belajar. Indeks korelasi

reliabilitas kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209) dapat dilihat pada tabel

4.

Tabel 4

Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209)

Koefisien Korelasi Kualifiasi

(62)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach melalui Statistic Programme for Social Science

16,0. Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:

[ ]

Keterangan:

α = Koefisien alpha

= Varians skor belahan satu

= Varians skor belahan dua

= Varians skor skala

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach

diperoleh koefisien reliabilitas instrumen 0,546. Data perhitungan

reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil perhitungan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini termasuk

cukup. Kesimpulan ini didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh

Gambar

Grafik 2: Diagram Kategorisasi Item Penggunaan Smartphone............
Tabel 1 Rincian Subjek Penelitian
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 4 Indeks Korelasi Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul dari skripsi ini adalah ” Evaluasi Beberapa Karakteristik Kimia Pada Lahan Sawah Untuk Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Di Desa Banuaji

diperkenankan memberikan penawaran dengan nilai yang sama dengan peserta

Apabila ada sanggahan mengenai proses pelelangan ini, maka dapat disampaikan sanggahan secara tertulis kepada :Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan

Hasil Penelitian yang diperoleh dari upaya ketahanan bermukim masyarakat kawasan rawan bencana leeng Gunung Merapi, didapatkan kesimpulan bahwa alasan bertahan

akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan.

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih

[r]

Judul Tesis : Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Situs Pada Anak Tuna Grahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo Klaseman Gatak