DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP AKTIVITAS
BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik
Bimbingan Pribadi/Sosial)
Sekar Dewi Hapsari Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa. Masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan smartphone mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015?”
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015. Subyek penelitian ini berjumalh 73 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa yang terdiri dari 30 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan perolehan skor masing-masing aspek penggunaan smartphone. Kategori ini terdiri dari empat jenjang yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Namun untuk mempermudah pembahasan, kategorisasi jenjang dibuat menjadi tiga jenjang yaitu, tinggi, sedang, dan rendah.
Impact of Smartphone Usage toward Students’ Learning Activity
(Descriptive Study about Smartphone Usage Level toward Students’ Learning Activity in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015 and The Implementation to
Personal/Social Guidance Topics)
Sekar Dewi Hapsari Sanata Dharma University
2015
This research is quantitative descriptive study aimed to describe the level of smartphone
usage toward students’ learning activity. The issues examined in this study is “How smartphone usage affects students’ learning activity in VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015?”
The subject of this research were students of VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015. The subject of this this research were 73 students. The
instrument of this research is questionnaire about smartphone usage to students’ learning activity
which consists of 30 question items were developed based on the Likert scale model of preparation technique. Data analysis technique in this study is the researcher was makingscore tabulation of each items, calculating score of each respondents, calculating the total score of each items, then categorizing the score acquisition of each aspect of the usage of smartphone. This category consists of four levels, namely very appropriate, appropriate, inappropriate and very inappropriate. But to facilitate discussion, the levels categorization was made into three, namely high, mediunm and low.
The result of the research shows that the usage of smartphone to students’ learning
DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan
Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial) Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Sekar Dewi Hapsari NIM:101114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi
terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial) Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Sekar Dewi Hapsari NIM:101114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1)
Disaat ada kemauan dan kesungguhan, disitu kita akan dimampukan untuk menyelesaikan segala sesuatu (Sari Simorangkir)
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3 : 5-6)
Kupersembahkan karyaku ini untuk
Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih untuk BerkatMu dan kasihMu atas hidupku sampai
saat ini
Almamaterku , Universitas Sanata Dharma
SMP Kristen 1 Klaten
Bapak, ibu, Mas Debby dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberi
semangat dalam menyelesaikan karya ini
sahabat-sahabat yang selalu memberikan
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Juli 2015
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Sekar Dewi Hapsari
Nomor Mahasiswa : 101114007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
DAMPAK
PENGGUNAAN
SMARTPHONE
TERHADAP
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial)beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 27 Juli 2015 Yang menyatakan
vii ABSTRAK
DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar siswa di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan Implementasi
terhadap Topik – Topik Bimbingan Pribadi/Sosial)
Sekar Dewi Hapsari Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar
siswa. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan smartphone mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Kristen
1 Klaten tahun ajaran 201/2015?”
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 201/2015. Subyek penelitian ini berjumalh 73 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa yang terdiri dari 30 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan perolehan skor masing-masing aspek penggunaan smartphone. Kategori ini terdiri dari empat jenjang yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Namun untuk mempermudah pembahasan, kategorisasi jenjang dibuat menjadi tiga jenjang yaitu, tinggi, sedang, dan rendah.
viii ABSTRACT
Impact of Smartphone Usage toward Students’ Learning Activity
(Descriptive Study about Smartphone Usage Level toward Students’ Learning Activity in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015 and The
Implementation to Personal/Social Guidance Topics)
study is “How smartphone usage affects students’ learning activity in VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015?”
The subject of this research were students of VII and VIII class in SMP Kristen 1 Klaten in the academic year of 2014/2015. The subject of this this research were 73 students. The instrument of this research is questionnaire about smartphone
usage to students’ learning activity which consists of 30 question items were developed based on the Likert scale model of preparation technique. Data analysis technique in this study is the researcher was makingscore tabulation of each items, calculating score of each respondents, calculating the total score of each items, then categorizing the score acquisition of each aspect of the usage of smartphone. This category consists of four levels, namely very appropriate, appropriate, inappropriate and very inappropriate. But to facilitate discussion, the levels categorization was made into three, namely high, mediunm and low.
The result of the research shows that the usage of smartphone to students’
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
menyertai dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.
Skripsi dengan judul “Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar Siswa” merupakan sebuah karya yang penulis buat sebagai syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Sanata Dharma.
Proses penulisan skripsi ini melalui proses yang panjang. Penulis
mendapatkan berbagai pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan maupun
pengalaman yang kurang menyenangkan. Hal ini merupakan pelajaran berharga yang
didapatkan penulis selama proses penulisan skripsi ini.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling
2. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
Terimakasih untuk setiap waktu dan pikiran yang ibu bagikan kepada penulis.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
4. Kepala Sekolah dan Guru SMP Kristen 1 Klaten yang telah memberikan
masukan, ijin dan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Para siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten yang telah berpartisipasi
x
penulis menyelesaikan skripsi. Terimakasih untuk setiap doa dan segala hal
yang disediakan dalam penulisan skripsi ini sampai pada ahkirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakakku Albertus Debby Aristya terimakasih atas dukungan doa dan cinta
kasihnya kepada penulis.
8. Matthew Evanno , Arreta dan semua keluargaku terimakasih sudah menjadi
bagian dari semangatku. berkat doa , senyuman dan cinta kasih dari kalian
penulis dapat berjuang dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat selama kuliah, Taya Diuxy Tanamal, Angela Rosari Lintang,
Bernadeta Dwi Cahyani, Peny Cristanti, Hieronia Intan, Prisca Anindya.
Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu penulis menyelesaikan
skripsi.
10.Sahabat – sahabatku Hani Arumsari , Desy Tri Astuti, Prabawa Adi W, Rischa
K, Petra Armistany, terimakasih atas semangat dan dukungannya yang
diberikan kepada penulis, terimakasih sudah menemani penulis ketika
membutuhkan bantuan.
11.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 yang
telah memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi.
12.Mas Moko yang telah membantu penulis dalam mengurus dan menyelesaikan
urusan administrasi. Terimakasih atas pelayanannya selama ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan semoga berarti bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GRAFIK... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Batasan Istilah... 5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Smartphone... 7
1. Pengertian... 7
xii
4. Dampak smartphone... 10
B. Belajar... 14
1. Aktivitas Belajar... 14
2. Jenis – Jenis Aktivitas Belajar... 16
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar.... 17
4. Motivasi Belajar... 28
C. Pengaruh/Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar... 34
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 36
B. Subjek Penelitian... 36
C. Instrumen Pengumpulan Data... 38
D. Uji Coba Alat... 40
E. Prosedur Pengumpulan Data... 45
F. Teknik Analisis Data... 47
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 58
C. Usulan Topik-topik Bimbingan... 64
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 66
B. Keterbatasan Penelitian... 66
C. Saran... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Rincian Subyek Penelitian Siswa Kelas VII dan VIII SMP
Kristen 1 Klaten... 37
Tabel 2 : Rekapitulasi Aspek-aspek dan nomer item Kuesioner (Uji Coba)... 39
Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Penggunaan Smartphone (final)... 42
Tabel 4 : Kriteria Guilford... 43
Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data... 46
Tabel 6 : Norma Kategorisasi Subyek Penelitian... 47
Tabel 7 : Kategorisasi Subyek Penggunaan Smartphone... 49
Tabel 8 : Norma Kategorisasi Item Penelitian... 50
Tabel 9: Kategorisasi Item Penggunaan Smartphone... 51
Tabel 10: Hasil Kategorisasi Subyek Penggunaan Smartphone... 52
Tabel 11: Hasil Kategorisasi Item Penggunaan Smartphone... 55
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner... 73
Lampiran 2:Kuesioner Penggunaan Smartphone (Final)... 75
Lampiran 3: Data Input Penelitian... 80
Lampiran 4: Hasil Uji Reabilitas... 83
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian... 84
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang masalah, rumusah masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana setiap orang berusaha mencari
jati diri. Pada masa pencarian jati diri remaja sangat rentan mengalami
kenakalan remaja atau hal – hal yang menyimpang karena pergaulan mereka.
Pada dasarnya yang terpenting pada masa remaja adalah mereka dapat
bertumbuh dan berkembang sesuai masanya. Sehingga setiap orang pada usia
remaja juga harus belajar dan mencapai prestasi belajar yang maksimal untuk
menjadi bekal kehidupan kelak.
Pada zaman globalisasi ini, remaja ikut masuk ke dalam pergaulan
dengan berbagai media dan jejaring sosial yang ada. Sebagian besar dari
mereka memiliki jejaring sosial yang terdapat pada aplikasi–aplikasi dalam
smartphone yang mereka milliki seperti android, Windows Phone, Symbian
dan Ios. Bahkan smartphone bukan lagi barang yang mewah bagi setiap
orang, karena hampir setiap remaja memiliki smartphone dengan berbagai
tipe yang ada.
Hanafeberia dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Media Sosial
(http://mudazine.com/hanafeberia/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-di-kalangan-remaja/ (16 mei 2014, 09.55)). Menyatakan bahwa kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! Melakukan riset mengenai penggunaan internet pada kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.
Permasalahan yang ada tersebut membuat penggunaan media sosial
dan internet pada kalangan remaja menimbulkan pro kontra. Sebagian orang
setuju dengan adanya smartphone dan berbagai aplikasi yang ada, sedangkan
sebagian orang juga menolak adanya smartphone tersebut beserta aplikasi
yang ada karena seringkali pada saat remaja melakukan aktivitas belajar,
fokus mereka terbagi menjadi dua antara belajar dan smartphone.
Kebanyakan dari mereka akan meninggalkan belajar atau konsentrasi belajar
mereka terganggu untuk sekedar membuka akun media sosial mereka atau
sekedar melihat notifikasi pada smartphone mereka.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan berdasarkan
pengalaman saat jam masuk kelas ketika melaksanakan PPL SMA, banyak
siswa ( yang sebagian besar berada pada usia remaja ) kerap kali membuka
smartphone mereka ketika sedang belajar. Mereka bukan hanya membuka
situs mengenai pelajaran tetapi mereka kerap kali membuka media sosial
lain yang dilakukan di lingkungan sekitar peneliti juga mengamati ada
beberapa siswa yang berusia remaja tidak dapat terlepas dari smartphone
mereka ketika mereka melakukan aktivitas belajar dirumah.
Akibatnya, konsentrasi belajar siswa tersebut akan terganggu karena
tidak terfokus pada satu hal. Atau bahkan konsentrasi terbesar mereka bukan
kepada belajar mereka tetapi kepada smartphone mereka. Dapat disimpulkan
smartphone sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar remaja saat ini.
Dalam pengamatan peneliti di SMP Kristen 1 Klaten rata – rata siswa
disana juga menggunakan smartphone dalam setiap kegiatan mereka diluar
jam sekolah. Di sekolah siswa di SMP Kristen 1 Klaten tidak menggunakan
smartphone karena dikumpulkan selama proses belajar berlangsung, diluar
jam sekolah mereka menggunakan smartphone untuk beraktivitas sosial di
dunia maya. Siswa disana juga menggunakan banyak aplikasi media sosial
dalam smartphone mereka. Pada aktivitas belajar mereka diluar jam sekolah,
mereka juga menggunakan smartphone sebagai alat bantu dalam aktivitas
belajar mereka.
Sebagian siswa yang menggunakan smartphone aktivitas belajar
mereka karena mereka dapat memanfaatkan dengan baik. Mereka
menggunakan smartphone untuk mencari pelajaran – pelajaran atau materi –
materi sehingga memudahkan mereka dalam belajar. Tetapi, ada sebagian
siswa yang justru aktivitas belajarnya terganggu karena adanya smartphone.
alat bantu mereka belajar tetapi mereka menggunakan smartphone hanya
untuk bermain media sosial saja sehingga belajar mereka terganggu atau
terabaikan.
Maka dari itu, dengan adanya fenomena penggunaan smartphone yang
menjamur di kalangan pelajar , untuk membuktikan adanya realita dari
permasalahan yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian yang berjudul “Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap
Aktivitas Belajar siswa SMP di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran
2014/2015 dan Implementasi terhadap Topik – Topik Bimbingan
Pribadi/Sosial”
B. Rumusan Masalah
Seberapa tinggi tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa tinggi penggunaan smartphone terhadap aktivitas
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumber informasi dan sumbangan pengembangan
pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling khususnya mengenai
dampak penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling
Sebagai sumbangan pengetahuan apabila guru BK mendapati
permasalahan yang sama mengenai dampak penggunaan smartphone
terhadap aktivitas belajar anak didiknya.
b. Bagi orang tua
Sebagai sumber informasi dan pengetahuan dalam mengawasi
belajar anaknya.
c. Bagi peneliti
Memberi kesempatan kepada peneliti agar belajar mengenai
karya ilmiah dan kaidah–kaidah penelitian.
E. Batasan Istilah
1. Smartphone
perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan
dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat
dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless) dan
didalamnya terdapat banyak aplikasi untuk media sosial seperti facebook,
bbm, twitter, instagram, path dan lain – lain.
2. Aktivitas belajar
Kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang untuk
melakukan perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan sebagai
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan dibahas mengenai smartphone, aktivitas belajar siswa, dan
keterkaitan antara aktivitas belajar dan smartphone.
A. Smartphone
1. Pengertian
Gary B, Thomas J & Misty E (2007) smartphone adalah telepon
yang internet-enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal
Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku
alamat, kalkulator, dan catatan. Smartphone didefinisikan dalam Kamus
Oxford American sebagai "ponsel yang menggabungkan (Personal
Digital Assistant) PDA". Smartphone adalah perangkat telekomunikasi
serbaguna. Smartphone atau yang disebut juga piranti pintar dewasa ini
menjadi trend yang mewabah di Indonesia, digemarinya Smartphone ini
juga bukan tanpa alasan, tapi karena feature yang ditawarkan sangat
menarik dan mengubah hobi pengguna untuk browsing, chating dan
semacamnya yang awalnya dilakukan ditempat tidak bisa
berpindah-pindah, seorang yang menggunakan smartphone kini bisa melakukan
2. Jenis – Jenis smartphone
a. Symbian
Smartphone yang pertama kali dikenalkan oleh NOKIA ini merupakan
OS (Operation System) Tak bebas yang dikembangkan oleh Symbian
Ltd. jadi menurut orang-orang Symbian adalah NOKIA begitu
sebaliknya.
b. Android
Android merupakan OS yang dipublikasikan oleh Google, sebuah
perusahaan search engine dan raja internet. kebanyakan smartphone
jenis android dinaungi oleh Samsung.
c. Windows Phone
Windows Phone adalah Sistem Operasi perangkat mobile yang
dikembangkan oleh pihak Microsoft dan menjadi sistem operasi
pertama untuk Platform Windows Mobile pada saat ini.
d. iOS
iOS atau yang dulu dikenal sebagai iPhone OS adalah sistem operasi
buatan Apple untuk perangkat mobile buatan Apple. Perangkat mobile
buatan Apple yang menggunakan iOS sebagai sistem operasi adalah
iPhone, iPad, iPod touch dan Apple TV.
e. BlackBerry
BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan
(Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel
lainnya.
3. Manfaat Smartphone
Pada kalangan pelajar dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama smartphone bukanlah barang yang asing bagi mereka. Rata –
rata siswa pada jenjang SMP sudah memiliki alat komunikasi
smartphone tersebut. Pada kalangan pelajar memang smartphone
merupakan hal yang penting bagi mereka saat ini sesuai dengan
perubahan jaman dan perkembangan teknologi yang ada. kegunaan dan
pemanfaatan diantaranya sebagai berikut :
a. Smartphone yang dilengkapi system operasi yang dapat terhubung
dengan internet mempermudah pelajar untuk mengakses internet guna
mencari informasi atau materi mata pelajaran yang hendak atau
sedang dihadapi dengan memanfaatkan aplikasi browser yang ada.
b. Dengan smartphone yang tersedia aplikasi email, mempermudah
pelajar untuk mengirim email tanpa harus mencari warung internet
(warnet).
c. Pelajar dapat mencari informasi secara mendunia dan bahkan
berkomunikasi yang sangat luas tanpa harus bertatap muka langsung
dengan orang tersebut.
4. Dampak Penggunaan Smartphone
Dalam jurnalnya yang berjudul Dampak dan Pengaruh Bagi Pengguna
Smartphone, Choirunnisa (2012) menjelaskan bahwa penggunaan
smartphone memberi begitu banyak manfaat bagi masyarakat. Selain
adanya manfaat dalam penggunaan smartphone, Ada dampak positif dan
negatif dari penggunaan smartphone tersebut pada kalangan remaja. jika
penggunaan smartphone pada kalangan pelajar tersebut digunakan dengan
baik dan benar tentu akan berdampak pada remaja positif itu sendiri.
Dampak positif yang ada seperti :
a. Smartphone memiliki mobilitas yang tinggi. Pemilik smartphone
dapat berkirim email tanpa harus mengunjungi warnet terdekat.
Aplikasi–aplikasi yang ada didalam smartphone membantu
pengguna untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
media sosial seperti email, chatting, browsing dan lain–lain tanpa
harus bepergian ke warung internet (warnet).
b. Pengguna smartphone dapat mengetahui informasi dari belahan
dunia manapun. Dengan smartphone pengguna dapat mengakses
informasi atau berita dari dalam negeri maupun luar negeri melalui
aplikasi yang ada pada smarrtphone.
c. Dengan adanya smartphone, pengguna tidak perlu repot untuk
melihat peta, karena smartphone dapat digunakan sebagai alat
d. Dapat berkomunikasi secara mendunia atau lebih luas. Dengan
adanya smartphone yang terdapat berbagai aplikasi media sosial
apapun, pengguna dapat melakukan komunikasi dengan orang lain
yang berada dimanapun dengan berbagai macam aplikasi yang ada.
Seiring berjalannya globalisasi, sebagian besar pelajar sudah
menggunakan smartphone sehingga saat ini smartphone menjadi trend di
kalangan pelajar. Bahkan ada yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan gadget ini, seperti memaksa orang tua, mencuri, dan
sebagainya. Trend smartphone ini memang telah menguasai pikiran para
pelajar pada saat ini. Dalam jurnalnya yang berjudul Dampak dan
Pengaruh Bagi Pengguna Smartphone, Choirunnisa (2012) Apabila
penggunaan smartphone tidak dengan baik dan benar maka akan
berdampak negatif, seperti :
a. Smartphone dapat menyebabkan si pengguna menjadi anti sosial,
karena pengguna sudah bisa chatting tanpa harus menemui orang
secara langsung. Pengguna lebih banyak berkomunikasi dengan
orang lain melalui media sosial saja sudah cukup tanpa harus
menemui orang tersebut.
b. Smartphone menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Tak jarang
pengguna menggunakan smartphone ketika dalam perjalanan atau
menyebabkan hilang keseimbangan dari pengendara yang
menyebabkan kecelakaan.
c. Smartphone dapat menimbulkan sindrom/gila, karena penggunanya
sering tertawa tanpa ada sebab yang jelas. Pengguna smartphone
yang sedang berkomunikasi dengan orang lain melalui media sosial
atau melakukan aktivitas lain dengan smartphonenya, terkadang
mengimajinasikan aktivitasnya dalam smartphone kedalam
pikirannya yang mengakibatkan pengguna mengekspresikannya
secara langsung seperti tertawa sendiri atau tiba–tiba sedih.
d. Dapat memecah konsentrasi saat belajar atau melakukan aktivitas.
Pada saat belajar dan terdapat smartphone di dekatnya, maka
pengguna akan sering melihat notifikasi yang ada pada
smartphone, maka konsentrasi belajarnya akan terbagi menjadi dua
dengan smartphone-nya.
e. Semakin sering menggunakan smartphone, semakin sering juga
menghamburkan uang. Jika pengguna sering menggunakan
smartphone maka kuota internet pada smartphone akan cepat habis
dan perlu diisi ulang, sehingga akan membuat boros pengeluaran
uang.
f. Smartphone dapat membuang waktu si pengguna dengan fitur
pengguna hanya untuk membuka message dari aplikasi–aplikasi
yang ada pada smartphone pengguna.
g. Pengguna bisa lupa waktu karena terlalu sering menggunakan
smartphone. Dalam menggunakan smartphone jika berlebihan atau
terlalu sering menggunakannya akan membuat pengguna menjadi
lupa waktu karena terlalu sibuk dan asyik dengan smartphone-nya.
h. Ketergantungan smartphone juga bisa menyebabkan penyakit
demensia digital. Demensia digital merupakan kecenderungan
remaja saat ini yang terlalu bergantung pada teknologi digital
khususnya smartphone yang mengakibatkan menurunnya fungsi
otak. Menurut Rahma Lillahi Sativa – detik Health dalam
artikelnya yang berjudul “Terlalu Bergantung pada Teknologi,
Remaja bisa terkena Demensia Digital” , Ketergantungan pada
smartphone atau penggunaan yang berlebihan menyebabkan
menurunnya fungsi otak kanan yang berpengaruh pada konsentrasi
dan daya ingat seseorang selain itu dapat menyebabkan
keterbelakangan emosional.
Pada kalangan remaja selain dampak–dampak yang pada umumnya
terjadi di masyarakat tersebut, sering kali smartphone membuat belajar
remaja yang mayoritas adalah pelajar menjadi terganggu. Dalam proses
notifikasi. Maka dari itu, konsentrasi belajar mereka akan terganggu karena
terbagi dua antara belajar dan smartphone. Bahkan seringkali mereka lebih
memilih asyik dengan smartphone mereka dibandingkan harus belajar.
Dalam rangka penelitian ini, peneliti mengadaptasi beberapa hal dari
jurnal yang berjudul Dampak dan Pengaruh Bagi Pengguna Smartphone
(Choirunissa:2012) seperti smartphone memiliki mobilitas yang tinggi,
smartphone sebagai alat komunikasi, smartphone dapat menyebabkan
pengguna menjadi anti sosial, smartphone dapat mengganggu konsentrasi
belajar siswa dan smartphone dapat menyebabkan demensia digital. Beberapa
hal tersebut peneliti gunakan sebagai kisi – kisi kuesioner penelitian ini
dengan lebih fokus kepada hal – hal yang berhubungan dengan aktivitas
belajar siswa.
B. Belajar
1. Aktivitas Belajar
Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya
aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada
proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta
didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat
berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih
lanjut lagi piaget menerangkan bahwa dalam buku Sardiman jika seorang
anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak tersebut tidak berfikir
(Sardiman,2011:100).
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa
aktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi
peserta didik, berupa hal-hal berikut ini:
a. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai
wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati.
b. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri,
yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang
integral.
c. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
d. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan peserta didik.
e. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat
menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta
f. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan
kehidupan di masyarakat di sekitarnya.
2. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu
suhana (2010:24) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu
fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara
diskusi dan interupsi
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita,
menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat
e. Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu
menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan
percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat
model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan
mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat,
membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa
aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika
kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan
lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
aktivitas belajar yang maksimal.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Slameto, 2013:54-71)
a. Faktor-faktor intern
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik bebas dari penyakit.
secara badan serta bagian-bagiannya. Kesehatan mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Seperti halnya cepat lelah, mudah pusing,
kurang darah, dan hal-hal lainnya yang menggangu fungsi indera
serta tubuhnya. Memperhatikan kesehatan badan dengan
istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan lain-lain dapat
membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat yang
dimaksud seperti buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah
kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain. Cacat tubuh
mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga siswa yang
mengalami cacat tubuh lebih baik belajar pada lembaga
pendidikan khusus.
2) Faktor psikologis
a) Inteligensi
Menurut Chaplin dalam buku Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya (Slameto 2013:55), intelegensi adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Kemajuan belajar sangat
dipengaruhi oleh intelegensi.
b) Perhatian
Menurut Gazali dalam buku Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya (Slameto 2013:56), perhatian adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dalam
mencapai prestasi belajar yang diharapkan, siswa harus memiliki
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran
tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan yang
menjadikan siswa tidak suka dengan belajar. Cara siswa
mengusahakan bahan pelajarannya supaya menarik dapat
disesuaikan dengan hobi atau bakatnya sehingga siswa tetap
belajar dan mencapai prestasi belajar yang baik.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati akan menimbulkan rasa senang dalam
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan. Siswa yang kurang berminat dalam
belajar dapat diusahakan dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang
berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan
pelajaran yang dipelajari tersebut.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Penting bagi
siswa untuk mengetahui bakatnya. Jika bahan pelajaran siswa
yang dipelajari sesuai dengan bakatnya maka hasil belajar yang
didapat akan lebih baik.
e) Motif
Motif memiliki hubungan yang erat dengan tujuan yang
akan dicapai. Motif merupakan penggerak/pendorong dalam
terjadinya perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan. Motif sangat
diperlukan dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Dalam mencapai kematangan,
belajar sehingga ketika belajarnya sudah cukup baik maka anak
akan mencapai kemajuan dalam hasil belajarnya yang
memuaskan.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
bereaksi. Kesediaan tersebut timbul dari dalam diri siswa dan
juga berhubungan dengan kematangan. Kesiapan perlu
diperhatikan dalam proses belajar. Apabila siswa belajar dan di
dalam dirinya sudah memiliki kesiapan maka hasil belajarnya
akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan pada siswa dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani
berhubungan dengan lelahnya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
akibat kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh
sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani berhubungan dengan kebosanan sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan
rohani dapat terjadi akibat terus menerus memikirkan masalah yang
dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu
sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena
Dari uraian mengenai kelelahan diketahui bahwa kelelahan
berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa perlu mengusahakan
kondisi jasmani dan rohani yang bebas dari kelelahan untuk
mencapai hasil belajar yang baik.
b. Faktor-faktor ekstern
1) Faktor keluarga
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anak. Orang tua yang kurang/tidak
memperhatikan pendidikan anaknya seperti tidak memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan belajar anak, kepentingan-kepentingan
anak, kesulitan-kesulitan belajar anak akan membuat anak
menjadi malas di dalam belajarnya.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah
relasi orang tua dengan anaknya. Relasi anak dengan saudara
lainnya juga mempengaruhi belajar anak. Dalam mencapai
keberhasilan anak di dalam belajar perlu diusahakan relasi yang
baik dalam sebuah keluarga.
c) Suasana rumah
Situasi rumah merupakan salah satu faktor penting dalam
tenang dan tentram perlu diciptakan dalam suatu keluarga. Di
dalam suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat
anak menjadi betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar
dengan baik.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi berhubungan dengan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan belajar anak yang nantinya dapat
membantu anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
e) Pengertian orang tua
Dorongan dan pengertian orang tua dibutuhkan oleh anak.
Bila anak sedang mengerjakan tugasnya ada baiknya orang tua
tidak mengganggu. Orang tua wajib memberi pengetian dan
mendorongnya serta membantu kesulitan yang dialamai oleh
anak apabila anak mengalami lemah semangat.
f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan
kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya mendorog
2) Faktor Sekolah
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Di dalam lembaga pendidikan, siswa di
dalam proses belajarnya diharapkan dapat menerima, menguasai
dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran. Supaya tercapai
apa yang diharapkan, cara-cara mengajar dan cara belajar
haruslah tepat, efisien dan seefektif mungkin.
Metode belajar yang kurang baik dapat terjadi karena
kurangnya persiapan guru dan kurangnya penguasaan guru akan
bahan pelajaran tersebut sehingga di dalam menyajikannya
kurang jelas. Kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah
saja. Diharapkan guru bersikap progresif yang berarti berani
mencoba metode-metode baru sehingga dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan
motivasi belajar anak.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik
berpengaruh tidak baik terhadap belajar dan hasil belajar siswa.
Guru perlu mendalami siswa dengan baik dan mempunyai
c) Relasi guru dengan siswa
Terjadinya proses belajar akibat adanya relasi antara guru
dan siswa. Bila relasi siswa dengan gurunya baik, siswa akan
menyukai gurunya dan akan menyukai pelajarannya sehingga
siswa berusaha mempelajarinya. Guru yang tidak memiliki relasi
yang baik dengan siswanya menyebabkan proses belajar mengajar
menjadi kurang lancar.
d) Relasi siswa dengan siswa
Perlu diciptakan hubungan yang baik antar siswa supaya
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
Bila kelas tidak terbina menjadikan hubungan masing-masing
siswa tidak tampak sehingga diperlukan guru yang bijaksana
dalam membina kelas.
e) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa di dalam sekolah dan di dalam belajarnya. Bila staf sekolah
yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat
siswa menjadi displin dan memberi pengaruh yang positif
terhadap belajar siswa.
f) Alat pelajaran
Alat pelajaran yang dipakai guru pada waktu mengajar
yang digunakan lengkap, siswa akan mudah menerima pelajaran
dan menguasainya sehingga belajarnya akan menjadi lebih giat
dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan
lengkap diperlukan supaya guru dapat mengajar dengan baik dan
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
g) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah. Bila siswa bersekolah pada kondisi badan
yang sudah lelah seperti siang hari menuju ke sore hari maka sulit
bagi siswa untuk menerima pelajaran dengan baik.
h) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan siswa masing-masing sehingga apa yang
sudah dirumuskan dapat tercapai.
i) Keadaan gedung
Jumlah siswa yang banyak dengan berbagai karakteristik
menuntut keadaan gedung yang memadai baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Bila keadaan gedung sekolah tidak
memadai maka siswa kurang nyaman di dalam proses belajarnya.
j) Metode belajar
Cara belajar yang efektif berdampak baik dengan hasil
belajar yang baik dan memilih metode belajar yang tepat dan
cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar yang baik.
k) Tugas rumah
Waktu belajar yang terutama adalah di sekolah sehingga di
rumah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Diharapkan guru
memberikan tugas rumah yang tidak terlalu banyak sehingga anak
tidak mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan yang lain.
3) Faktor masyarakat
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Mengikuti kegiatan di dalam masyarakat sangat
menguntungkan bagi perkembangan pribadi siswa. Namun perlu
dibatasi kegiatan siswa supaya proses belajar siswa tidak
terganggu.
b) Mass media
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Mass media yang
jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Diperlukan
bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang
tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan
c) Teman bergaul
Teman bergaul siswa memberi pengaruh yang besar dan
cepat di dalam jiwa seorang siswa. Teman bergaul siswa dapat
memberikan pengaruh baik maupun negatif terhadap diri siswa.
Diperlukan pembinaan pergaulan yang baik dan pengawasan dari
orang tua serta pendidik dalam memilih teman bergaul supaya
siswa dapat belajar dengan baik.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang hidup di sekitar siswa
memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Lingkungan sekitar
siswa membawa siswa untuk melakukan hal yang sama. Perlu
diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh
positif terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar dengan baik.
4. Motivasi Belajar
A.M,Sardiman (2011) dalam bukunya, Motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak
suka itu. Muhibbin Syah (2008) dalam bukunya, Psikologi Belajar
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.
a. Bentuk Motivasi Belajar
Syaiful Bahri (2011) dalam bukunya, Psikologi belajar
mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar baik motivasi
instrinsik ataupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak
didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik diperlukan apabila siswa
kurang berminat dalam belajar, peran motivasi ekstrinsik cukup besar
untuk membimbing siswa dalam belajar. Tetapi kesalahan dalam
memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi
belajar siswa dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajarpun
menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan pun tidak akan tercapai
dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
kondisi psikologis anak didik akan sangat diperlukan guna mengetahui
menurun. Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat di manfaatkan dalam
rangka mengarahkan siswa di kelas, sebagai berikut :
1) Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai
dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka atau nilai yang
baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi
kepada anak didik agar lebih giat belajar. Angka merupakan
alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak
didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan
prestasi belajar mereka di masa mendatang.
2) Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain
sebagai penghargaan atau kenang- kenangan/ cendra mata.
Pemberian hadiah bisa berupa, bea siswa, buku- buku tulis,
pensil, atau buku- buku bacaan lainnya.
3) Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai
alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka
bergairah dalam belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu
maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini
bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar
4) Ego- Involment
Menumbuhkan kesadaran pada anak didik agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga
diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat
penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri. Begitu
juga dengan anak didik sebagai subjek belajar.
5) Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik
biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh- jauh hari
untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha di tempuh agar
dapat menguasai semua bahan pelajaran sehingga memudahkan
mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan oleh
pendidik.
6) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk
belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami
kemajuan, anak didik cenderung berusaha untuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas
belajarnya agar mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik
7) Pujian
Pujian yang di ucapkan pada waktu yang tepat dapat di
jadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk
reinforcement (alat bantu) yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memaafkan pujian
untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan
pekerjaan di sekolah. Pujian di berikan sesuai dengan hasil
kerja, bukan di buat - buat atau bertentangan sama sekali dengan
hasil kerja anak didik.
8) Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif,
tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak merupakan alat
motivasi yang baik dan efektif. hukuman akan merupakan alat
motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan
karena dendam. pendekatan edukatif yang dimaksud disini
adalah sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan
memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap
salah. sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik
tidak mengulangi kesaahan dan pelanggaran. minimal
mengurangi frekuensi pelanggaran. akan lebih baik bila anak
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. hal ini akan lebih baik bila dibandingkan
dengan segala kegiatan tanpa maksud. hasrat untuk belajar
berarti pada anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik dari pada anak
didik lain yang tak berhasrat untuk belajar. hasrat untuk belajar
merupakan potensi yang tersedia didalam diri anak didik.
10)Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas. seseorang
yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan
aktifitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
11)Tujuan yang di akui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak
didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. apabila
tujuan tersebut dapat dicapai maka sangan berguna dan
menguntungkan bagi anak didik, sehingga menimbulkan gairah
C. Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar
Pada zaman sekarang, kehidupan manusia sangat didominasi dengan
kebutuhan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi membuat manusia
menjadikannya sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, begitu puladalam
kehidupan remaja. Salah satu perkembangan teknologi saat ini adalah adanya
smartphone. Smartphone merupakan salah satu dari sekian banyak karya
teknologi yang mampu mempengaruhi cara berpikir dan cara hidup manusia.
Manusia menjadi orang yang ketergantungan dengan smartphone
karena fitur – fitur yang memberikan kemudahan dan segala fasilitasnya. Hal
tersebut juga terjadi pada remaja usia sekolah , selain memberikan banyak
manfaat ternyata smartphone juga membawa dampak negatif terutama pada
remaja yang penggunaannya tanpa pengawasan orangtua. Sehingga
mengakibatkan penggunaan smartphone yang berlebihan oleh remaja.
Penggunaan smartphone yang berlebihan pada remaja mempunyai pengaruh
yang besar dalam proses belajarnya.
Belajar dalam kehidupan sehari – hari siswa sangat dipengaruhi oleh
adanya aktivitas siswa. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa aktivitas belajar
siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor ekstern yang ada
adalah maraknya fenomena penggunaan gadget pada zaman ini. Pada zaman
saat ini faktor tersebut sangat mempengaruhi adanya aktivitas belajar siswa
Santrock:2012 menyatakan bahwa remaja tidak hanya mengalami
budaya yang melibatkan nilai – nilai budaya,status sosial-ekonomi dan
atnisitas tetapi juga dipengaruhi oleh media. Remaja diseluruh dunia saat ini
semakin bergantung dengan media sosial.
Dalam penggunaan smartphone diperlukan pengawasan dan aturan
orang tua terhadap remaja yang menggunakan. Apalagi pada saat ini semua
aplikasi tentang internet dan media sosial seperti facebook, twiiter, instagram,
path, email, blog, bbm, whatsapp dan lain-lain dapat diakses dengan mudah
dengan smartphone. Seperti yang diketahui saat ini remaja di sekolah hampir
semua memiliki smartphone dan dapat menggunakannya dengan lancar.
Maka, smartphone merupakan suatu barang yang menjadi penting bagi
remaja usia sekolah yang dapat mengganggu aktivitas belajar mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi
penelitian, antara lain Jenis Penelitian, Subyek Penelitian, Instrumen Penelitian, Uji
Coba Alat dan Prosedur Penyusunan Alat dan Teknik Analisis Data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan menggunakan
pendekatan survei. Menurut Furchan (1982), penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.
Peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti ingin memperoleh
gambaran mengenai Tingkat Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas Belajar
siswa SMP di SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi
menjadi subyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII
SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014. Peneliti memilih SMP Kristen 1
Klaten sebagai subyek penelitian dengan alasan subyek tersebut sebelumnya
belum pernah dijadikan subyek penelitian terkait dengan tingkat penggunaan
mayoritas sudah menggunakan smartphone dalam aktivitas mereka. Hasil
penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan bagi para guru dan siswa sendiri
mengenai tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar yang
berimplementasi terhadap topik – topik bimbingan pribadi / sosial. Alasan peneliti
memilih siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014
karena siswa kelas VII dan III berada pada fase remaja yang memang
kecenderungan penggunaan smartphone lebih banyak. Peneliti tidak melakukan
penelitian di kelas IX karena siswa kelas IX sedang fokus mempersiapkan
menghadapi ujian nasional.
Siswa kelas VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015
berjumlah 101 siswa dan dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu kelas VII A,
VII B , VIII A dan VIII B. Rincian subjek penelitian (siswa kelas VII dan VIII
SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Rincian Subjek Penelitian
Kelas Jumlah
VII A 28 VII B 26 VIII A 25 VIII B 22
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk
mengungkap tingkat penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar kelas
VII dan VIII SMP Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2014/2015. Nama kuesioner
yang peneliti gunakan ialah “Penggunaan Smartphone terhadap Aktivitas
Siswa”. Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan
tingkat penggunaan smartphone.
Kuesioner ini bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban sudah
disediakan sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai
(Arikunto, 2002). Butir – butir kuesioner ini memiliki 4 alternatif jawaban,
yaitu sangat sesuai (SS) , sesuai (S), tidak sesuai (TS) atau sangat tidak sesuai
(STS).skala alternatif jawaban dibuat hanya empat pilihan saja dengan
maksud menghilangkan kelemahan yang ada pada skala lima tingkat. yaitu
alternatif yang di tengah (alternatif ketiga) mempunyai arti ganda, dengan
pengertian belum dapat memutuskan, atau netral, atau ragu-ragu. Tersedianya
jawaban netral menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih
(central tendency effect), terutama bagi responden yang ragu-ragu atas
kecenderungan jawabannya.
Pernyataan-pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang
diharapkan dapat mengungkapkan penggunaan smartphone terhadap aktivitas
siswa. Rekapitulasi aspek-aspek dan nomor item kuesioner tentang tingkat
Tabel 2
PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR (Uji Coba)
D. Uji Coba Alat
Peneliti melakukan uji coba dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada siswa dalam satu kelas sebagai sampel untuk menguji validitas dan
reliabilitas kuesioner. Sampel yang telah digunakan untuk menguji validitas
dan reliabilitas kuesioner tidak digunakan kembali sebagai data penelitian.
Sampel yang digunakan dalam pengujian kuesioner berasal dari satu
kelompok sampel dan beberapa sampel acak dari kelompok yang berbeda.
Pelaksanaan penyebaran kuesioner uji coba dilaksanakan tanggal 28 april
2015 pada siswa kelas VII A dan beberapa siswa kelas VIII SMP Kristen 1
Klaten. Jumlah subyek uji coba adalah 35 siswa. Jumlah item kuesioner
penggunaan smartphone yang diuji coba adalah 35 item. Data uji coba
kuesioner penggunaan smartphone siswa kelas VII A SMP Kristen 1 Klaten
tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada lampiran 1
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya (Azwar, 2011: 5). Jenis validitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Furchan (1982: 283) validitas
isi menunjuk pada sejauh mana instrument mencerminkan isi yang
dikehendaki.
Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
1982: 284). Berdasarkan pandangan ini, peneliti meminta pertimbangan
dosen pembimbing. Langkah awal pembuatan kuesioner kesulitan belajar
yaitu penyusunan kisi-kisi berdasarkan aspek dari faktor-faktor kesulitan
belajar. Kisi-kisi yang telah disusun menjadi patokan bagi pembuatan
item-item kuesioner.
Peneliti hanya menggunakan expert judgement kepada dosen
pembimbing, kepala sekolah dan beberapa siswa di SMP Kristen 1 Klaten.
Peneliti tidak menggunakan validitas teoritic. Kuesioner final yang peneliti
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu instrumen adalah sejauh mana hasil suatu
instrumen dapat menunjukkan hasil pengukuran yang dapat dipercaya.
Menurut Azwar (2011: 4) hasil pengukuran dapat dipercaya jika dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subjek belum berubah. Tingkat reliabilitas instrumen dapat diungkap
dengan metode Alpha Cronbach. Besarnya koefisien reliabilitas berkisar 0
sampai 1,00. Menurut Azwar (2007: 178) alat ukur dikatakan memiliki
reliabilitas tinggi, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00.
Sebaliknya alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas rendah, jika koefisien
reliabilitas mendekati angka 0. Peneliti menggunakan program Statistic
Programme for Social Science 16,0 untuk membantu menghitung
koefisien reliabilitas instrument kesulitan belajar. Indeks korelasi
reliabilitas kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209) dapat dilihat pada tabel
4.
Tabel 4
Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209)
Koefisien Korelasi Kualifiasi
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach melalui Statistic Programme for Social Science
16,0. Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:
[ ]
Keterangan:
α = Koefisien alpha
= Varians skor belahan satu
= Varians skor belahan dua
= Varians skor skala
Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
diperoleh koefisien reliabilitas instrumen 0,546. Data perhitungan
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini termasuk
cukup. Kesimpulan ini didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh