Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam rangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Marni Oktriyana
142500082
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkatnya yang melimpah,sehingga penlis dapat menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan
Prioritas Masalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia” yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program studi D-III Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2017.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar ,S.Kep Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
4. Ibu Dr.Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Sumatera Utara sekaligus Dosen penguji yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya kepada saya.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Sumatera Utara
6. Ibu Reni Asmara Ariga,S.Kp,MARS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Para dosen dan seluruh Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membina, mendidik, dan membimbing penulis.
8. Teristimewa untuk kedua orangtua yang sangat saya banggakan, Bapak (M. Tambunan) dan ibu (N. Pakpahan). Terimakasih untuk setiap doa, nasehat, bahkan bantuan moril dan materi yang telah diberikan kepada penulis.
9. Para sahabat-sahabatku terimakasih untuk setiap dukungan yang kalian berikan selama 3 tahun kuliah bersama.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam segi isi maupun susunannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran, ataupun masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Harapan penulis karya tulis ilmiah bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak, terkhusus dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan bagi masyarakat.Kiranya segala kebaikan orang-orang yang telah mebantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, Juli 2017 Penulis
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ... i Kata Pengantar ... ii Daftar Isi ... iv Bab I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 3 C. Manfaat ... 4
Bab II Pengelolaan Kasus ... 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan masalah ... 18
1. Pengkajian ... 18
2. Analisa Data ... 31
3. Rumusan Masalah ... 34
4. Perancanaan ... 34
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 38
1. Pengkajian ... 38 2. Analisa Data ... 38 3. Rumusan Masalah ... 38 4. Perencanaan ... 42 5. Implementasi ... 42 6. Evaluasi ... 42
Bab III Kesimpulan dan Saran ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 49
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price dan Wilso 2006) .
Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi pada bagian superficial penyebabnya dari infeksi bakteri
Helikobakteri pylori, bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan
lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan
melindungi dari asam lambung.
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun. Penyebab gastritis kronik tidak jelas. Reaksi imunologi
dengan terbentuknya anti bodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik.
Faktor lingkungan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, merokok dan
penggunaan aspirin secara kronik diduga berperan sebagai penyebab
(Sjamsuhidayat 2005).
Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dari penelitian yang
dilakukan Depertemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu kota Medan, lalu dibeberapa kota
lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%,
Palembang 35,5 %, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri,Siregar dan
Masalah keperawatan yang sering muncuk adalah nyeri di ulu hati, mual,
muntah dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah
darah, kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi
penatalaksanaan diet dan factor pancetus iritan pada mukosa lambung (Arif,
Mutaqin dan Sari 2011). Masalah yang menjadi prioritas pada diagnosa medis
gastritis adalah nyeri.
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual.
Walaupun mereka salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis, nyeri
merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan
nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan
atau mengembalikan kenyamanan (Potter Perry, 2005).
Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang
individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang
sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu.
Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.
Secara umum nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional (Hidayat, 2008).
Penelitian nyeri (International association For The study Of Pain, IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial. Nyeri merupakan factor utama yang menghambat kemampuan dan
Seorang pasien yang sedang di rawat di rumah sakit tidak bisa dipisahkan
dari fenomena nyeri. Tugas dari seorang perawat adalah mengkaji keberadaan
nyeri tersebut, menegakkan diagnose, merencanakan tindakan keperawatan untuk
mengatasi nyeri tersebut, melakukan implementasi serta mengevaluasi dari
tindakan yang telah di berikan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada
pasien, perawat harus harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi
penatalaksanaan nyeri, sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan
analgetik. Dengan memahami konsep nyeri secara holistik, diharapkan perawat
mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat mengatasi nyeri yang
dirasakan pasien.
B. TUJUAN
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan,
antara lain :
a. Tujuan Umum.
1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri di RSUPH. Adam Malik.
2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagi perawatan pasien selama fase darurat – resusitasi, fase akut dan fase
rehabilitasi nyeri abdomen.
b. Tujuan Khusus.
1. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.R
2. Mampu menetepkan diagnose keperawatan pada Ny.R dengan prioritas
masalah nyeri akibat Gastritis akut.
3. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada Ny.R
dengan prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut.
4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan
prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut.
5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.R dengan prioritas masalah nyeri
akibat Gastritis akut.
C. MANFAAT
1. Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk
mengembangkan ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi
bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
2. Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi perawat yang ada di rumah sakit untuk
mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan
keperawatan dengan masalah nyeri.
3. Pasien dan Keluarga
Memperoleh pengetahuan tentang nyeri meningkatkan kemandirian dan
pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi
keluarga untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang
BAB II
PENGOLALAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri
2.1.1 Definisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price dan Wilson).
Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi pada bagian superficial penyebabnya dari infeksi bakteri
Helikobakter pylori, bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan
lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan
melindungi dari asam lambung.
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang menahun. Penyebab gastritis kronik tidak jelas. Reaksi imunologi dengan
terbentuknya anti bodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik. Faktor
lingkungan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, merokok dan penggunaan
aspirin secara kronik diduga berperan sebagai penyebab (Sjamsuhidayat 2005).
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui jika seorang pernah mengalaminya (Tamsuri,
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan actual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan (International Association for Study of Pain (IASP).
Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :
1. Nyeri akut : Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam
bulan. Gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri
sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot
dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri kronis : Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber
nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan
biasanya tidak bisa disembuhkan. Selain itu, pengideraan nyeri menjadi
lebih dalam sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya.
Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung
dan sering mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang
perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan
keluarga .
3. Nyeri kronis biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu.
Adakalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnya sakit kepala
migrain.
2.1.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi nyeri.
Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak factor yang mempengaruhi
factor – factor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini
sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi yang baik.
a. Usia.
Usia adalah variabel penting yang penting mempengaruhi nyeri terutama
pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan
antara kedua kelompok umur ini dapat mempengerahui bagaimana anak
dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak – anak yang belum
mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan
secara verbal dan mengekspresikan nyeri pada orang tua atau perawat.
Sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan
mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis
kelamin merupakan factor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri.
Misalnya anak laki – laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana
seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai – nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima
oleh budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
Nyeri biasanya menghasilkan respon efektif yang diekspresikan
berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat
umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri mereka memiliki sikap dapat
menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara
verbal dan akan menunjukan tingkah laku nyeri dengan merintih dan
menangis.
d. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan
nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri.
Namun ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
e. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang di
alaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan
yang diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi
nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut
menjadi parah. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap
dan tidak terselesaikan seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan
resisten.
f. Keluarga dan Suport Sosial
Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan
nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport membantu atau
membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal
khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.
g. Pola Koping
Ketika seorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit
adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus – menerus klien
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering
menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun
psikologis. Sumber – sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan
keluarga dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk
mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.
2.1.3 Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang
dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual, dan kemungkinan nyari dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan
objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh
terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat
memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. (Tamsuri,2006) .
a. Karakteristik Nyeri
Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan
(terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangnya
intensitas nyeri) dan kualitas nyeri . (Tamsuri, 2006).
b. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Berbagai perilaku sering di identifikasi klien sebagai factor
yang mengubah intensitas nyeri, dan apa yang di yakini klien dapat
membantu dirinya. Perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and
error. (Tamsuri, 2006).
c. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari – hari
Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi,
interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktifitas santai.
Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang
berhubungan dengan depresi. (Tamsuri, 2006).
d. Kekhawatiran individu tentang nyeri
Dapat meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi,
prognosis serta berpengaruh terhadap peran dan citra diri. (Tamsuri,
2006).
2.1.4 Pengukuran Skala Nyeri
Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah
nyeri yang dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
1. Face Rating Scale ( FRS )
Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah,
pengukuran skala nyeri menggunakan face rating scale yaitu terdiri dari 6
wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri”
hingga wajah yang menangis untuk “ nyeri berat”.
2. Skala Numerik ( Numerical Rating Scale , NRS )
Skala Numerik ( Numerical Rating Scale, NRS ) digunakan sebagai
pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri
dengan skala 0 sampai 10. Angka 0 diartikan kondisi klien tidak
merasakan nyeri, angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang
dirasakan klien. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas
terapeutik.
2.2.1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai
ketika pasien melaporkan adanya nyeri yang dialami pasien, walaupun dalam
observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang
dilaporkan oleh klien adalah nyata.
a. Karakteristik Nyeri ( metode P , Q , R , S , T )
Faktor pencetus ( P: Provacete ): Perawat mengkaji tentang
penyebab atau stimulus – stimulus nyeri pada klien , dalam hal ini perawat
juga dapat melakukan observasi bagian – bagian tubuh yang mengalami
perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan
perasaan – perasaan apa saja yang mencetuskan nyeri (Sigit, 2010).
Kualitas (Q:Quality) : Kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif
yang di ungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan dalam
kalimat – kalimat : tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti
tertindih, perih, tertusuk, dll. Dimana setiap klien mungkin berbeda-beda
dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan (Sigit, 2010).
Lokasi (R : Region) : Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat
meminta klien menunjukan semua bagian / daerah yang dirasakan tidak
nyaman oleh klien. Dalam mendokumentasikan hasil pengkajian tentang
lokasi nyeri, perawat hendaknya menggunakan bahasa anatomi atau istilah
yang lebih deskriptif. Sebagai contoh pernyataan ‘’nyeri terdapat
diikuadran abdomen kanan atas‘’ adalah pernyataan yang lebih spesifik
dibandingkan ‘’ klien menyatakan bahwa nyeri terasa pada bagian
abdomen ‘’.
Keparahan (S: Severe) : Tingkat keparahan pasien tentang nyeri
merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien
diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan,
sedang, berat (Sigit, 2010).
Durasi (T : Time) : Perawat menanyakan pada klien menentukan
awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan “kapan
sama setiap hari ?, seberapa sering nyeri kambuh ?, atau yang lainnya
dengan kata yang semakna (Sigit, 2010) .
2.2.2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis ataupun profesi kesehatan lainnya. Data fokus
adalah data tentang perubahan – perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien. (Prasetyo, 2010).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah – masalah, serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan dan kesehatan lainnya.
Pengumpulan informasi merupakan tahap aal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah – masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien
masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus menerus, serta pengkajian
Karakteristik Data menurut ( Wilkinson, 2011 )
Data Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (Nyeri) dengan
Isyarat.
Data Objektif
• Posisi untuk menghindari nyeri.
• Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku).
• Respon autonomik (misalnya, diaforsis, perubahan tekanan darah, pernafasan, atau nadil, dilatasi pupil).
• Perubahan selera makan
• Perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang, dan aktivitas lain, aktivitas berulang).
• Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berkelebihan, peka terhadap rangsang, dan mengehela nafas panjang).
• Wajah topeng (Nyeri)
• Perilaku menjaga atau sikap melindungi
• Fokus menyempit (misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun).
• Bukti nyeri yang dapat diamatai. • Berfokus pada diri sendiri.
• Gangguan tidur (mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak menentu).
Batasan Karakteristik Lain (non NANDA International)
• Mengomunikasikan descriptor nyeri (misalnya, rasa tidak nyaman, mual, berkeringat malam hari, kram otot, gatal kulit).
• Menyeringai.
• Rentang perhatian terbatas. • Pucat dan menarik diri.
2.2.3. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan yang muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri
(NANDA dalam potter & Perry, 2006) yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) akut berhubungan dengan iritasi
mukosa lambung.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik
jaringan.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
yang diterima pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
yang diterima pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien
yang ditandai dengan keterbatasan kognitif, kesalahan
interpretasi dan tidak mengenal sumber-sumber informasi.
2.2.4. Perencanaan
Gangguan rasa nyaman (nyeri) akut berhubungan dengan iritasi mukosa
Tujuan :
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien menyatakan nyeri hilang.
- Pasien mampu melakukan aktivitas seperti biasa
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien menyatakan nyeri sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang skala nyeri 0-2. - Pasien melaporkan nyeri hilang.
- Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.
Intervensi :
- Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri skala 0-10 ( NRS ) dan efek yang ditimbulkan oleh nyeri.
- Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri muncul. Rasional :
- Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan
keefektifan intervensi.
- Peningkatan nyeri akan meningkatkan tanda-tanda vital.
- Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi dan nafas dalam atau teknik distraksi seperti mendengarkan music atau membaca buku.
- Membantu atau mengontrol pengalihan rasa nyeri, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
- Kolaborasi dan dapat meningkatkan koping.
- Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi penurunan nyeri. Evaluasi :
- Klien mengatakan nyeri abdomen berkurang dengan skala nyeri 0-2. - Klien mengetahui bagaimana cara melakukan tehnik tarik nafas
B. Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
1. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 56 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jalan, Gg. Mesjid No. 27 Medan.
Tanggal Masuk RS : 02 Mei 2017
No. Register : 00.43.72.83
Ruangan/Kamar :
Golongan darah : -
Tanggal pengkajian : 02 Mei 2017
Tanggal operasi : -
II. KELUHAN UTAMA :
Ny. R mengeluh nyeri, skala nyeri 6 ( NRS ) dibagian daerah abdomen kiri
bagian atas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Ny. R mengatakan penyebabnya di karenakan sering makan tidak
teratur dan sering mengkonsumsi makanan cepat saji.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Ny. R mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah saat dia
istirahat, minum obat antasida dan mengoleskan minyak angin
dikepala dan perutnya.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny. R mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri bagian atas serta
diatas umbilicus seperti rasa ditusuk-tusuk.
2. Bagaimana dilihat
Ny. R terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah dan
komsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah diatas tempat
tidur.
C. Region
1. Dimana lokasinya
2. Apakah menyebar
Nyeri menyebar hingga dibagian abdomen bagian kanan atas yang
dirasakan Ny. R .
D. Severity
Ny. R mengatakan keadaan yang sekarang sangat mengganggu
kebiasaannya sehari-hari karena sulit untuk aktifitas akibat nyeri
abdomen.
E. Time
Nyeri timbul saat sebelum makan, nyeri ± selama 10 menit, intensitas
nyeri sedang.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Demam dan Hipertensi .
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Ny.R mengatakan jika sakit Ny.R pergi kepuskesmas di sekitar rumah .
C. Pernah dirawat / dioperasi
Ny.R mengatakan 2 tahun lalu pernah dirawat di rumah sakit Medan
sewaktu hipertensinya tinggi Ny.R tidak pernah di operasi .
D. Lama dirawat
Ny.R mengatakan lamanya dirawat dirumah sakit selama 5 hari .
E. Alergi
Ny.R mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan maupun
F. Imunisasi
Ny.R mengatakan dia tidak pernah mendapatkan imunisasi di
karenakan sewaktu Ny.R masih kecil belum ada program imunisasi.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Ny.R mengatakan bapak dari klien menderita asam lambung dan
hipertensi sedangkan ibu dari klien hipertensi.
B. Saudara Kandung
Ny.R mengatakan saudara kandungnya / kakak klien memiliki penyakit
yang sama dengan dirinya.
C. Penyakit keturunan yang ada.
Ny.R mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi.
D. Anggota Keluarga yang mengalami Gangguan Jiwa
Jika ada , hubungan keluarga : Tidak ada.
Gejala : Tidak ada.
Riwayat pengobatan / perawatan : Tidak ada .
E. Anggota Keluarga yang meninggal
Ny.R mengatakan anggota keluarganya seperti bapak klien, ibu klien,
dan kakak klien meninggal di karenakan penyakit hipertensi.
F. Penyebab Meninggal
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOLOGI
A. Persepsi Pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat
kurang teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik, pasien
mengatakan takut dengan keadaannya sekarang dan pasien mengatakan
sering sakit kepala saat berdiri akibat dari Hipertensi.
B. Konsep Diri
- Gambaran Diri : Pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah dengan keadaannya sekarang.
- Ideal Diri : Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh dan klien takut dengan keadaannya.
- Harga Diri : Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang.
- Peran Diri : Selama di rumah sakit pasien tidak dapat melakukan perannya seperti seorang ibu yang
diinginkan anak – anaknya.
- Identitas : Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang. C. Keadaan Emosi
Keadaan emosi masih dapat terkontrol ( stabil ) .
D. Hubungan Sosial
- Orang yang berarti :
- Hubungan dengan keluarga :
Ny.R menjalin hubungan baik dengan keluarga .
- Hubungan dengan orang lain :
Ny.R dapat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetangga
sering menjenguk klien selama di rawat di rawat dirumah sakit .
E. Spritual
- Nilai dan Keyakinan
Ny.R memeluk agama Islam dan percaya dengan Tuhannya.
- Kegiatan Ibadah
Ny.R beribadah sesuai ketentuan agamanya, dan selama dirumah
sakit Ny.R tidak melakukan shalat dia hanya berdoa untuk
kesembuhannya.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat Kesadaran : Kompros mentis - Penampilan : Rapi
- Pembicaraan : Sesuai - Alam Kesadaran : Lesu - Afek : Sesuai - Interaksi selama wawancara : Kooperatif - Persepsi : Tidak ada
- Isi Pikir : Pasien tidak menunjukkan gejala seperti : Obsesi, Fobia,
Hipokondria, pikiran magis dan
Diporsonalisasi.
- Waham : Tidak ada waham.
- Memori : Masih dapat mengingat kejadian VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Baik
B. Tanda – tanda vital
- Suhu tubuh : 36,5 ⁰C
- Tekanan darah : 150/100 mmHg - Nadi : 82x/menit - Pernafasan : 19x/menit
- Skala nyeri : 6 (Nyeri sedang), pengukuran dilakukan dengan pengukuran skala nyeri Numerical
Rating Scale.
- TB : 150 cm - BB : 50 kg C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Simetris
- Kulit kepala : Bersih Rambut
- Penebaran dan keadaan rambut : rambut bersih dan rapi - Bau : tidak ada bau
- Warna kulit : hitam Wajah
- Warna kulit : sawo matang - Struktur wajah : lengkap Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris - Palbera : normal
- Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat dan skelra berwarna
- Pupil : ukuran pupil kiri/kanan : normal, reflek cahaya ( + ),
isokor antara kanan dan kiri
- Kornea dan iris : transparan, halus, bersih, dan jernih
- Visus : pasien normal - Tekanan bola mata : tidak dilakukan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan tidak ada kelainan.
- Lubang hidung cuping : Ukuran normal.
- Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan.
Telinga
- Bentuk telinga : Normal, simetris - Ukuran telinga : Normal.
- Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran. - Ketajaman pendengaran : Normal.
Mulut dan Faring
- Keadaan bibir : Kering - Keadaan gusi dan gigi : Bersih
- Keadaan lidah : Bewarna merah muda. Leher
- Posisi trachea / thyroid : Normal - Suara : Normal
- Kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
- Vena jugularis : Tampak ketika berbicara - Denyut nadi karotis : Teraba
Pemeriksaan Integument
- Kebersihan : Kulit bersih - Kehangatan : 36,5⁰C - Warna : Sawo matang
- Turgor : Kembali cepat < 2 detik - Kelembaban : Keadaan kulit lembab - Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan Pemeriksaan Thoraks / Dada
- Inspeksi thoraks (normal, burrel chest , funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis) : Normal
- Pernafasan (frekwensi, irama) : Frekuensi 24x/menit, irama regular.
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk tidak normal dan abdomen terlihat membesar.
- Auskultasi : Peristaltik normal 5x/menit
- Palpasi : Sewaktu di palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen kiri bagian atas serta nyeri diatas umbilicus
dan abdomen sedikit membesar.
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pengkajian.
- Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum) : Tidak dilakukan pengkajian.
Pemeriksaan Muskulosketal/Ekstremitas (Kesismetrisan, kekuatan
otot, edema).
- Tidak dilakukan.
Pemeriksaan Neurologi (Nervus cranial).
- Tidak dilakukan pemeriksaan. Fungsi Motorik
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Fungsi Sensori (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul , panas
dingin, getaran)
- Tidak dilakukan pemeriksaan.
Refleks (bisep, trisep, brachiodialis, patellar, tenson achiles,
plantar)
- Tidak dilakukan pemeriksaan IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan / hari : 3 kali / hari
- Nafsu / selera makan : Pasien mengatakan selera makan menurun
- Nyeri ulu hati : Terdapat nyeri ulu hati - Alergi : Tidak ada alergi makanan - Mual dan muntah : Terdapat mual dan muntah
- Waktu pemberian makanan : 08.00 wib, 14.00 wib, dan 19.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan : Nasi ½ porsi , sayur, lauk, dan 1 buah.
- Waktu pemberian cairan/minuman : Pasien terpasang Cairan infus yang Masuk sebanyak 1440 CC =
3 flus.
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada kesulitan untuk makan .
II. Perawatan diri / personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Pasien selama di rumah sakit Ny.R mengatakan tidak mandi seperti biasanya karena dibantu oleh orang lain.
- Kebersihan gigi dan mulut : Bersih. - Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih. III. Pola Kegiatan / Aktifitas
- Uraian aktifitas pasien untuk mandi, makan, elimanasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total : Saat ini
pasien dalam melakukan kegiatan membutuhkan bantuan
- Uraikan aktifitas ibadah pasien selama dirawat / sakit : Untuk saat ini pasien tidak ada melakukan kegiatan ibadah.
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 x / 3 hari.
- Karakter feses : Keras.
- Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan.
- BAB terakhir : 10 hari yang lalu.
- Diare : Tidak ada diare.
- Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksatif.
2. BAK
- Pola BAK : 4-6 kali / hari.
- Karakter urine : Normal.
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan
BAK
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
- Penggunaan diuretic : Tidak ada
penggunaan diuretik
- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
V. Mekanisme
- Adaptif
Bicara dengan orang lain
Teknik relaksasi
- Maladaptif
2. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1 DS : . Klien mengatakan nyeri pada abdomen
kiri atas dan
diatas umbilicus . . Klien mengatakan nyeri ulu hati, mual dan muntah.
Dengan skala nyeri 6.
DO : . Klien tampak kesakitan dan meletakkan tangan di daerah yang nyeri . Kebiasaan makan
yang tidak teratur
↓ Peradangan mukosa lambung ↓ Iritasi mukosa ↓ Peningkatan ekresi HCL ↓ Nyeri Gangguan nyeri.
. Nyeri tekan pada saat di lakukan palpasi . . Suara abdomen tympani . . Abdomen membesar / tidak simetris. . Tanda – tanda Vital sign : TD : 150/100 mmHg HR : 82x/menit RR : 19x/menit Temp : 36,5 ⁰C Skala nyeri : 6 ( NRS ) 2 DS : . Klien mengatakan sakit kepala saat berdiri. Gangguan fisiologi
seperti tekanan darah
meningkat
↓
. Tidak dapat Melakukan Kegiatan Sehari-hari Klien Mengatakan Lemah saat Beraktifitas. Do :
. Klien terlihat lemah
. tekanan darah tidak
normal TD : 160/100 mmhg . Kebutuhan eliminasi dibantu keluarga. Kelemahan dan keletihan umum ↓ Tidak dapat melakukan ambulasi mandiri ↓ Intoleransi aktivitas 3 DS : . Klien mengatakan takut terhadap keadaannya sekarang. DO :
. Klien tampak gelisah
. Fokus pada diri sendiri
. Klien tampak resah.
Gastritis ↓ Nyeri ↓ Ancaman terhadap konsep diri Ansietas ringan
↓ Cemas 3. Rumusan Masalah MASALAH KEPERAWATAN 1. Nyeri 2. Intoleransi 3. Ansietas ringan
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan
wajah tampak meringis, perilaku distraksi, keadaan umum lemah, skala
nyeri 6 atau nyeri sedang dengan skala pengukuran (Numerik Rating
Scale).
PERENCANAAN KEPERAWATAN Hari /
Tanggal
No. Dx Perencanaan keperawatan
Selasa,
02-Mei
1. Nyeri Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan
pasien mengatakan nyeri
melakukan aktivitas seperti
biasanya.
Kriteria Hasil :
Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala nyeri 0-2
Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dari
skala nyeri 6 sampai skala
nyeri 2 dengan skala
pengukuran (Numerik Rating
Scale).
Pasien tampak rileks
Rencana Tindakan Rasional 1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah, posisi tubuh gelisah, meringis. Anjurkan pasien Mengetahui seberapa besar tingkat nyeri yang dialami pasien
untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera
jika nyeri timbul
Ajarkan tekhnik
relaksasi (tarik
nafas dalam)
ketika nyeri
Bantu pasien
untuk fokus pada
aktivitas, bukan
pada nyeri dan Untuk mengurangi atau meringankan rasa nyeri sampai pada tingkat yang dapat diterima pasien Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang dialami agar dapat meringankan dan mengurangi nyeri
rasa tidak nyaman dengan pangalihan melalui menonton TV yang ada diruangan, berinteraksi dengan orang disekitarnya Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi nyeri pada abdomen Untuk mengalihkan
rasa nyeri yang
dialami pasien
agar pasien lupa
akan nyerinya
dengan
melakukan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari / tanggal No. Dx Pelaksanaan Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Selasa, 02 Mei
2017 .
1. Nyeri . -Mengkaji tanda
Tanda vital -Menanyakan Intensitas Nyeri (1 – 10) Dengan memberi pada pasien gambar skala pengukuran Numerik Rating scale (NRS) diskala berapa nyeri dirasakan pasien. -Mengobservasi adanya tanda-tanda nyeri noverbal seperti : wajah, gelisah, meringis, menangis. -Menganjurkan S : klien mengeluh nyeri pada abdomen O : Klien masih meringis, skala nyeri 6 (NRS) A : masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
kepada pasien
untuk melakukan
tarik nafas dalam
setiap nyeri. -Memberikan injeksi ceterolac 1 ampul / 8 Menganjurkan pasien untuk beristirahat dokter. Rabu, 03-Mei 2017 Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan teknik relaksasi
tarik nafas dalam
setiap nyeri
kambuh.
-Mengkaji
tanda-tanda vital pasien.
-TD : 140/100 mmhg S : Klien mengatakan nyeri berkurang O : Klien meringis dengan skala nyeri 4 (NRS). A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
HR : 74x/menit RR : 18x/menit Temp : 36,5 ⁰C Nyeri : 4 ( NRS ) -Memberikan terapi injeksi Ranitidin 2 ampul / 8 jam hasil kolaborasi dengan dokter. Kamis, 04 Mei 2017 -Evaluasi perilaku nyeri -Menganjurkan untuk menghindari aktivitas yang meningkatkan peningkatan intra abdomen. -Menjelaskan teknik untuk menghindari peningkatan S : Klien mengatakan nyeri berkurang O : Pasien tampak rileks dengan skala nyeri 3 (NRS). A : masalah sebagian teratasi.
tekanan intra abdomen. -Anjurkan klien untuk istirahat diruangan yang tenang. P : intervensi dilanjutkan.
CATATAN PERKEMBANGAN No.Dx Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Hari/Tanggal Pukul 1 Selasa,03 Mei 2017 . 09.00 WIB. -Tindakan nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri. -Memberikan
klien posisi yang
nyaman pada
waktu tidur atau
duduk . -Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. -Memberikan kesempatan klien untuk menceritakan
keluhannya pada perawat -Memberikan analgetik sesuai program. Rabu,03 Mei 2017 . 10.00 WIB. -Mendorong klien untuk berobat apabila terdapat respon nyeri, bersin,atau batuk. -Menganjurkan klien untuk menjaga berat badan optimal. -Mendorong aktivitas sesuai toleransi dengan S : Keluarga bertanya pada perawat engenai
hal lain yang
dapat dilakukan untuk merawat klien dirumah . O : Keluarga memahami dan dapat mengulangi kembali informasi yang telah diajarkan perawat . A : Masalah sebagian teratasi .
periode istirahat periodik. P : Intervensi dilanjutkan . Kamis,04 Mei 2017 . 11.00 WIB. -Mengkaji tanda – tanda vital klien. -Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri. -Menganjurkan keluarga dan orang terdekat klien untuk berbincang dengan klien. -Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. S : Klien melaporkan nyerinya sudah jauh berkurang. O : Tanda-tanda vital : TD : 140/90 mmHg HR : 80x/menit . RR : 20x/menit . T : 36,5⁰C. Skala nyeri 3 ( NRS ) Klien tampak tampak tenang,terlihat senang
-Memberikan analgetik sesuai program. berinteraksi dengan keluarga. A : Masalah sebagian teratasi. P : Intervensi dilanjutkan. Jumat,04 Mei 2017 . 11.00 WIB. -Mengajarkan tehnik relaksasi. -Menganjurkan keluarga dan orang terdekat klien untuk berbincang dengan klien. -Memberikan posisi klien nyaman. S : Klien melaporkan nyeri berkurang. O : Klien tampak
tenang skala nyeri
3
(NRS).
A : Masalah
-Memberikan
analgetik sesuai
program.
P : Intervensi di
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan
kebutuhan dasar Nyeri dengan melakukan pembahasan kesenjangan antara teoritis
dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan
dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan
yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut:
5.1. Kesimpulan
Nyeri merupakan sensasi ketidak nyamanan yang bersifat individual dan
dimana nyeri suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik.
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny.R dengan
diagnose medis Gastritis + Hipertensi, maka penulis mendapatkan pengalaman
nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut.
Data yang didapat saat pengkajian Selasa,02 Mei 2017 jam 16.30 wib ,
pasien mulai masuk rumah sakit tanggal 02,Mei 2017 . Pasien mengatakan Nyeri
pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah dengan TD: 150/100
mmHg, RR : 19x/menit , HR : 82x/menit . Pasien mengatakan susah BAB selama
1 minggu karakter feses keras dan mual muntah ± 6 kali dalam satu hari. Pada
kasus Ny.R dengan diagnose medis Gastritis + Hipertensi, maka muncul masalah
keperawatan pada NANDA ( 2009 -2011 ) . Gangguan Nyeri berhubungan dengan
keadaan umum lemah skala nyeri 6 ( NRS ). Kecemasan berhubungan dengan
muntah ditandai dengan keadaan umum klien lemah dan tidak mengetahui sumber
informasi ditandai dengan keluarga bertanya mengenai penyebab penyakit yang
terjadi.
Yang menjadi prioritas masalah dalam kasus ini adalah Nyeri berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis,
gelisah, keadaan umum lemah skala nyeri sedang (NRS).
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan,
rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi
tindakan keperawatan melihat kondisi pasien dengan mengikut sertakan keluarga
pasien.
Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan prioritas
masalah dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki
Abraham Maslow. Dari perencanaan yang di susun oleh penulis, perencanaan
untuk tiga diagnose keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC dan NOC.
Rencana keperawatan yang telah dilaksanakan memantau seluruh keadaan
dengan baik, agar keefektifan obat berjalan lancar. Status nutrisi klien kurang
bagus karena klien tidak nafsu makan, perawat menyarankan klien agar selalu
makan untuk memaksimalkan nutrisi klien. Klien juga diajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam, agar mengurangi nyeri pada abdomen klien. Tanda – tanda vital
Dalam pelaksanaan keperawatan ini berhasil walaupun tingkat nyeri pada
pasien belum mencapai angka 0 dalam pengukuran skala nyeri dengan
menggunakan (Numerik Rating Scale). Karena semua perencanaan dilaksanakan
dengan baik dan klien merespon positif juga kooperatif dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan seperti menghilangkan rasa nyeri pasien dari tingkat
nyeri 6 sedang menjadi 3 ringan (NRS).
5.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
- Diharapkan lebih mengutamakan dan menjaga kesterilan alat serta lebih
mengutakan kepentingan pribadi.
2. Bagi Perawat
- Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif,
menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klen dan keluarga
selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnosa
keperawatan yang aktif .
- Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan kepada
klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi keperawatan.
- Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan keluarga
di ikutsertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk mempermudah
- Diharapkan kepada perawat memberikan healths education, kepada klien
dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat
dan kepada keluarga mengawasi pemakaian obat selama 3 bulan untuk
mencegah kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan
menganjurkan pada klien untuk cukup istirahat.
- Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, di harapkan
kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncanakan
sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil
yang maksimal sehingga masalah dapat teratasi.
3. Bagi Klien dan Keluarga
- Perlu memperhatikan pola istirahat tidur klien dapat tidur dengan tenang
dan jam istirahat tidur klien terpenuhi.
- Dan disaran untuk membatasi aktivitas yang akan mengganggu keadaan
DAFTAR PUSTAKA
Potter. Perry (2005). Buku Ajar fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Setiwati. S dkk (2008). Panduan Praktis Pengkaji Fisik Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Sigit Nian Prasetyo (2010) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi pratama. Surakarta. Graha Ilmu.
Tamsuri. A (2007). Konsep Penatalaksanaan Nyeri.Jakarta: ECG.
Wartonah. T (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi ke – 3. Jakarta: Salamba Medika.
NANDA. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 – 2006, Prima medika.
Suratan. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Edisi Pertama. Jakarta: TIM, 2010.