• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Litbang dan Pengendalian Bappeda 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bidang Litbang dan Pengendalian Bappeda 1"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

INFORMASI DAN PROFIL DAERAH

 Volume 02 Tahun 2015

Pengarah :

Ir. FREDY SM, MM

Redaksi Pelaksana/Tim Penyusun :

 EKA CANDRA, SKM., MM

 WIKE WIJAYANTI, S.ST

 RIZKIA WULYANDARI, SH

 ULIL AMRI, A.Md

 BETI HANDAYANI, SE

 MULYADI

Alamat Redaksi :

Bidang Litbang dan Pengendalian Bappeda Kab. Pesisir Barat Jl. Kesuma II No. 09 Krui Kecamatan Pesisir Tengah - 34874

Penerbit :

(3)

KATA PENGANTAR

Publikasi buku “Informasi dan Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat” Tahun 2015

ini memberikan gambaran secara umum kondisi Kabupaten Pesisir Barat sebagai

Daerah Otonomi Baru yang telah siap untuk membangun masyarakat daerah dan

menjadi bagian dari Provinsi Lampung yang bermartabat. Harapan dari publikasi dari

buku ini adalah dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah, investor, masyarakat

dan semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan pembangunan

ekonomi di Kabupaten Pesisir Barat.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang

telah ikut berperan aktif dalam proses penyusunan buku ini.

Kami menyadari bahwa materi yang tersaji dalam buku ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu masukan, saran dan kritik yang membangun sangat kami

harapkan dalam rangka penyempurnaan.

Akhirnya, kami berharap buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Krui, Desember 2015

Tim Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… viii

ABSTRAK ……….. ix

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN – PESISIR BARAT ……… x

BAB I GAMBARAN UMUM 1. GEOGRAFIS ...……… 1

2. PEMERINTAHAN ……….……….... 3

2.1 Administrasi Pemerintahan ……….... 3

2.2 Aparatur NegaraAdministrasi Kepegawaian ………... 3

3. DEMOGRAFI …..……… 4

BAB II SOSIAL BUDAYA 1. KESEHATAN ...……… 6

2. PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAHRAGA ……… 8

3. KESEJAHTERAAN SOSIAL ……… 11

4. AGAMA ……… 13

BAB III SUMBER DAYA ALAM 1. PERTANIAN, KEHUTANAN, PERIKANAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN ...………... 15

1.1 Sektor Pertanian …….……… 15 1.2 Sektor Kehutanan ………. 17 1.3 Sektor Perikanan ………. 19 1.4 Sektor Peternakan ……… 21 1.5 Sektor Perkebunan ……… 22 1.5.1 Kelapa Sawit ………... 22 1.5.2 Kelapa Dalam ……… 22 1.5.3 Karet ………. 23 1.5.4 Kopi ………. 23 1.5.5 Kakao ………. 23 1.5.6 Lada ………. 23 1.5.7 Cengkeh ………... 24 1.5.8 Gula Aren ……… 24 1.5.9 Pinang ……… 24

(5)

2. PERTAMBANGAN DAN ENERGI ... 25

2.1 Pertambangan ………... 25

2.2 Energi ………. 25

3. LINGKUNGAN HIDUP, TATA RUANG DAN PERTANAHAN ……….……….. 26

3.1 Lingkungan Hidup ……… 26

3.2 Tata Ruang dan Pertanahan ……….. 27

BAB IV INFRASTRUKTUR 1. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN ... 29

2. PEKERJAAN UMUM ………..………. 30

3. PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI ……….. 31

3.1 Pariwisata ……….. 31

3.1.1 Objek Wisata Alam ……….. 32

3.1.2 Objek Wisata Bahari ……….. 33

3.1.3 Objek Wisata Budaya ……….... 33

3.2 Pos, Telekomunikasi, dan Transportasi ………... 34

4. PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI ……….. 35

BAB V INDUSTRI, PERDAGANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, KOPERASI DAN PENGEMBANGAN USAHA 1. INDUSTRI, PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, LEMBAGA KEUANGAN DAN KOPERASI ... 36

1.1 Industri ………... 36

1.1.1 Industri/Usaha Makanan ……….. 36

1.1.2 Barang Kerajinan ……….. 36

1.1.3 Industri Kayu Olahan ……….. 37

1.1.4 Industri Bahan Bangunan ……….. 37

2. PERDAGANGAN ……….. 38

3. PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL ……….. 38

BAB VI EKONOMI KEUANGAN 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ...……… 39

2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) ………… 39

3. PAJAK ……….. 40

4. DANA PERIMBANGAN ………. 40

5. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ……… 41

(6)

1. POLITIK ... ……... 42

2. HUKUM ……… 42

3. KEAMANAN, KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM ………. 43

BAB VIII INSIDENSIAL

1. PENGUNGSI ……… 44

2. BENCANA ALAM ………... 44 3. PENYAKIT MENULAR ………... 45 4. KEBAKARAN HUTAN, PENCURIAN DAN

PENYELUNDUPAN KAYU ……… 45

(7)

DAFTAR TABEL

TABEL I.1 LUAS WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN PESISIR BARAT ……….. 2 TABEL I.2 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN PESISIR BARAT 2010-2011 ………. 5 TABEL I.3 LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK

MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN PESISIR BARAT ... 6 TABEL II.1 DATA FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN

PESISIR BARAT TAHUN 2014 …... 7 TABEL II.2 JUMLAH PROFESI TENAGA MEDIS

DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 ………... 8 TABEL II.3 JUMLAH SEKOLAH NEGERI PER KECAMATAN

DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2013 ……….….. 10 TABEL II.4 JUMLAH MURID DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 …………..…… 11 TABEL II.5 JUMLAH TENAGA PENDIDIK KABUPATEN

PESISIR BARAT TAHUN 2014 ………. 13 TABEL II.6 KELUARGA SEJAHTERA KABUPATEN

PESISIR BARAT TAHUN 2014 ………. 15

TABEL II.7 PORSENTASE KEMISKINAN DI KABUPATEN

PESISIR BARAT TAHUN 2014 ………. 16

TABEL II.8 JUMLAH PEMELUK AGAMA DAN TEMPAT

IBADAH KABUPATEN PESISIR BARAT ……... 17 TABEL III.1 PRODUKTIVITAS PADI DAN TANAMAN

PANGAN LAINNYA DI KABUPATEN

PESISIR BARAT TAHUN 2012 ………. 19 TABEL III.2 WILAYAH PENGEMBANGAN KOMODITAS

ANDALAN PANGAN DI KABUPATEN

PESISIR BARAT ………. 20 TABEL III.3 LUAS DAN JENIS KAWASAN HUTAN

DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 ……… 22 TABEL III.4 JENIS DAN JUMLAH TANGKAPAN IKAN

DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 ……… 24

TABEL III.5 JUMLAH NELAYAN DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 ……… 25 TABEL III.6 POPULASI TERNAK BESAR DAN KECIL PER KECAMATAN TAHUN 2014 ……… 26 TABEL III.7 WILAYAH PENGEMBANGAN KOMODITAS

(8)

DAYA TERJUAL DAN NILAI REKENING PERCABANG/RANTING

DI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014 ……… 32

TABEL IV.1 KONDISI PARIWISATA KABUPATEN PESISIR BARATTAHUN 2014 ……… 38 TABEL VI.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR I PETA ADMINISTRASI KABUPATEN

PESISIR BARAT ……….……… xi GAMBAR II PENJABAT BUPATI PESISIR BARAT ………... xii GAMBAR III SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

(10)

ABSTRAK

Kabupaten Pesisir Barat secara administratif memiliki 116 pekon (desa) dan 2

(dua) kelurahan yaitu Kelurahan Pasar Krui dan Kelurahan Pasar Kota Krui yang

tersebar di 11 (sebelas) kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat adalah

±2.907,23 Km

2

dengan jumlah penduduk 156.276 jiwa.

Kabupaten Pesisir Barat telah dipimpin oleh Penjabat Bupati (Hi. KHERLANI,

SE., MM) yang penunjukannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 131.18-270 tanggal 19 April 2013 dan dilantik di Jakarta

pada tanggal 22 April 2013. Pada tanggal 24 April 2014, Hi. KHERLANI, SE., MM

dilantik sebagai Penjabat Bupati untuk kali kedua, dan pada tanggal 22 April 2014,

Drs. Qudrotul Ikhwan, MM dilantik oleh Gubernur Lampung M. RIDHO FICARDO

sebagai Penjabat Bupati Pesisir Barat untuk menggantikan Hi. KHERLANI, SE., MM.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat menargetkan dalam beberapa tahun

mendatang Kabupaten Pesisir Barat dapat sejajar dalam hal pembangunan

infrastruktur dan masyarakat dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Lampung.

Hal ini cukup beralasan, dikarenakan Kabupaten Pesisir Barat memiliki sumberdaya

alam, sumberdaya manusia dan fiskal yang memadai dalam proses pembangunan

tersebut.

(11)

PETA ADMINISTRASI

KABUPATEN PESISIR BARAT

KABUPATEN PESISIR BARAT

TAHUN 2015

(12)

BAB I

GAMBARAN UMUM

1. Geografis

Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu bagian d a r i wilayah Provinsi L a m p u n g y a n g terletak di antara 4,40’0”- 60’0” Lintang Selatan dan 103’0” – 104,50’,0” Bujur Timur.

Peta Administrasi Kabupaten Pesisir Barat (sumber: Ditjen Penataan Ruang Kementerian PU)

Kabupaten Pesisir Barat berbatasan dengan wilayah beberapa kabupaten, yaitu:

 Sebelah utara dengan Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten

Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan;

 Sebelah timur dengan Kabupaten Tanggamus;

 Sebelah selatan dengan Samudera Hindia, dan

 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Jarak antar Kota Krui sebagai ibukota Kabupaten Pesisir Barat dengan kota-kota terdekat adalah sebagai berikut:

 Biha (Provinsi Bengkulu) = ± 30 Km

 Lemong, Kec. Lemong = ± 110 Km

 Pugung Tampak, Kec. Pesisir Utara = ± 58 Km

 Ngambur, Kec. Ngambur = ± 45 Km

 Way Heni, Kec. Bengkunat Belimbing = ± 120 Km

Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas wilayah ± 2.907,23 Km atau sekitar 8,39% dari luas keseluruhan wilayah Provinsi Lampung. Dari wilayah seluas ± 2.907,23 Km tersebut, keadaan tanah di Kabupaten Pesisir Barat terbagi atas 6 (enam) sistem, yaitu: sistem tanah alluvial (0-100M dpl), sistem tanah marine (0-20M dpl), sistem tanah teras marine (0-20M dpl), sistem tanah vulkan (25-200M dpl), sistem tanah perbukitan dan sistem tanah pegunungan dan plato (25-1.350M dpl).

(13)

Secara administratif wilayah Kabupaten Pesisir Barat terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan yang terbagi menjadi 116 (seratus enam belas) pekon/desa dan 2 (dua) kelurahan. Dari 11 (sebelas) kecamatan yang ada, Kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan kecamatan yang

mempunyai wilayah terluas yaitu sekitar ± 943,70 Km2. Sedangkan Kecamatan Krui Selatan

merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terkecil yaitu sekitar ± 40,92 Km2.

TABEL I.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat

No Kecamatan Luas (Km2) Pekon (desa) Kelurahan

1. Pesisir Selatan 409,19 15 - 2. Bengkunat 215,03 9 - 3. Bengkunat Belimbing 943,70 14 - 4. Ngambur 327,17 9 - 5. Pesisir Tengah 120,64 6 2 6. Karya Penggawa 211,11 12 - 7. Way Krui 40,92 10 - 8. Krui Selatan 36,25 10 - 9. Pesisir Utara 84,25 12 - 10. Lemong 454,97 13 - 11. Pulau Pisang 64,00 6 - Jumlah 2907, 23 116 2

Sumber : Pesisir Barat Dalam angka 2013

Wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah dataran yang tersebar di bagian barat dan bagian selatan serta membujur dari utara ke timur yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pantai dan perbukitan serta Pegunungan.

Ketinggian wilayah di Kabupaten Pesisir barat sebagian besar berada pada kisaran 25-100 mdpl. Berdasarkan kemiringan wilayah, Kabupaten Pesisir Barat mempunyai topografi yang terbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu:

 Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut);

 Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut); dan

 Daerah pegunungan (daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari

permukaan laut).

Kabupaten Pesisir Barat mempunyai 2 (dua) zona iklim karena dipengaruhi oleh rantai pegunungan bukit barisan, Zone A (jumlah bulan basah > 9 bulan) terdapat di bagian barat Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk Krui dan Bintuhan dan Zone BL (jumlah bulan basah 7-9 bulan) terdapat di bagian timur Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Lampung Barat, curah hujan di Kabupaten Pesisir Barat berkisar antara 2.500- 3.000 Milimeter pertahun.

2. Pemerintahan

2.1 Administrasi Pemerintahan

Sejak terbentuk pada Tahun 2012 (sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung

(14)

tertanggal 16 Nopember 2012 dan diundangkan pada tanggal 17 November 2012), Kabupaten Pesisir Barat telah dipimpin oleh Penjabat Bupati (Hi. KHERLANI, SE., MM) yang penunjukannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.18-270 tanggal 19 April 2013 dan dilantik di Jakarta pada tanggal 22 April 2013. Pada tanggal 24 April 2014, Hi. KHERLANI, SE., MM dilantik sebagai Penjabat Bupati untuk kali kedua, dan pada tanggal 22 April 2014, Drs. Qudrotul Ikhwan, MM dilantik oleh Gubernur Lampung M. RIDHO FICARDO sebagai Penjabat Bupati Pesisir Barat untuk menggantikan Hi. KHERLANI, SE., MM bertempat di Komplek Kantor Gubernur Lampung.

Adapun uraian secara singkat struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Pesisir Barat sebagai berikut:

a. Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat, yang membawahi dinas-dinas daerah (Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Kesehatan, Kantor-kantor kecamatan, Pekon dan Kelurahan, Instansi Vertikal di Daerah serta Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) dan lembaga teknis daerah (Inspektorat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Pekon, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja serta Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik);

b. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, yang membawahi dinas-dinas daerah (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi) dan lembaga teknis daerah (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup); dan

c. Asisten Bidang Administrasi Umum, yang membawahi dinas-dinas daerah (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika) dan lembaga teknis daerah (Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia, Badan Kepegawaian Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah).

Sumber: Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Pesisir Barat 2.2 Aparatur Negara Administrasi Kepegawaian

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan pada laporan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pesisir Barat, sampai pada bulan Oktober tahun 2015 berjumlah sebanyak 2.091 orang.

Adapun rincian jumlah PNS berdasarkan golongan sampai dengan Juni 2014 adalah sebagai berikut:

a. Golongan I sebanyak 5 orang; b. Golongan II sebanyak 374 orang; c. Golongan III sebanyak 1.062 orang; dan d. Golongan IV sebanyak 650 orang.

Sedangkan untuk Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat yang menduduki jabatan eselon sampai dengan Oktober 2015 sebanyak 280 orang, dengan rincian sebagai berikut:

(15)

No Status/Jabatan Jumlah (orang) Ket 1. Eselon II.a 1 2. Eselon II.b 25 3. Eselon III.a 48 4. Eselon III.b 72 5. Eselon IV.a 114 6. Eselon IV.b 20

Jumlah pensiunan PNS di Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan laporan dari BKD Kabupaten Pesisir Barat sampai pada Juni 2015 berjumlah 32 orang

3. Demografi

Laju pertumbuhan dan jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pesisir Barat tergambar pada tabel di bawah.

Untuk rasio jenis kelamin proyeksi pada akhir tahun 2015 dari total jumlah penduduk sebesar 156.276 jiwa, penduduk laki-laki berjumlah 79,444 jiwa dan perempuan 76.839 jiwa yang berarti dari setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat sekitar 111 jiwa penduduk laki-laki. Sedangkan jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2014 sebesar 33.292 jiwa atau naik 2,77% (923 rumah tangga) dari tahun 2010 dan rata-rata jiwa per rumah tangga sekitar 3-4 jiwa.

TABEL I.2

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2015

Kecamatan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Penduduk (Orang) Penduduk (Orang) Penduduk (Orang)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

PESISIR SELATAN 21.762 14,98 23.526 15,16 23.494 15,03 PESISIR TENGAH 18.358 12,64 18.588 11,98 18.425 11,79 PESISIR UTARA 8.202 5,65 8.719 5,62 8.781 5,62 KARYA PENGGAWA 14.292 9,84 15.386 9,91 15.374 9,84 LEMONG 14.365 9,89 12.807 8,25 13.602 8,7 BENGKUNAT 7.620 5,25 9.756 6,29 11.318 7,24 NGAMBUR 17.953 12,36 20.357 13,12 19.184 12,28 BENGKUNAT BELIMBING 24.009 16,53 24.009 15,47 24.003 15,36 WAY KRUI 8.328 5,73 9.469 6,1 9.546 6,11 KRUI SELATAN 8.531 5,87 10.657 6,87 10.584 6,77 PULAU PISANG 1.858 1,28 1.908 1,23 1.965 1,26 Jumlah 145.278,00 100,02 155.182,00 100,00 156.276,00 100,00

(16)

Apabila dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan dan kepadatan penduduknya, Kecamatan Krui Selatan merupakan kecamatan yang paling padat dengan tingkat kepadatan 291,97 jiwa diikuti Kecamatan Way Krui 233,28 jiwa dan Kecamatan Pesisir Tengah berjumlah 152,73 jiwa. Ketiga kecamatan tersebut merupakan wilayah yang paling padat sebaran penduduknya. Kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya paling sedikit adalah

Kecamatan pulau Pisang dengan jumlah populasi 30,70/km2. Untuk Kepadatan Penduduk di

Kabupaten Pesisir Barat dapat di lihat pada tabel di bawah ini. TABEL I.3

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

Kecamatan

Luas Penduduk (Orang) Kepadatan

Penduduk (Jiwa/Km2) Km2 % Jumlah % Pesisir Selatan 409,17 14,07 23.494 15,03 57,42 Bengkunat 215,03 7,4 11.318 7,24 52,63 Bengkunat Belimbing 943,7 32,46 24.003 15,36 25,43 Ngambur 327,17 11,25 19.184 12,28 58,64 Pesisir Tengah 120,64 4,15 18.425 11,79 152,73 Karya Penggawa 211,11 7,26 15.374 9,84 72,82 Way Krui 40,92 1,41 9.546 6,11 233,28 Krui Selatan 36,25 1,25 10.584 6,77 291,97 Pesisir Utara 84,27 2,9 8.781 5,62 104,20 Lemong 454,97 15,65 13.602 8,7 29,90 Pulau Pisang 64,00 2,2 1.965 1,26 30,70 Jumlah 2.907,23 100,0 156.276 100,0

(17)

BAB II SOSIAL BUDAYA

1. Kesehatan

Kesehatan merupakan modal penting di dalam proses membangun masyarakat yang berkualitas, untuk itu sarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu hal yang menjadi fokus perhatian utama Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat. Adapun fasilitas kesehatan yang ada dan tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan bulan Desember 2014, sebagai berikut:

TABEL II.1

Data Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

KECAMATAN PUSKESMA S INDUK PUSKES MAS PEMBAN TU POSYAND U POSKESD ES POLINDE S PUSLING Pesisir Tengah 1 - 12 1 1 2 Way Krui 1 10 3 Krui Selatan 2 10 1 6 Karya Penggawa 1 1 13 5 1 Pesisir Utara 1 2 14 2 1 Lemong 1 1 23 5 1 Pesisir Selatan 1 3 24 4 1 Ngambur 1 4 14 6 1 Bengkunat 1 10 1 1 Bengkunat Belimbing 1 5 24 5 2 Pulau Pisang 1 1 6 1 JUMLAH 9 20 160 30 10 11

Sumber:Database Sapras Dasar Pendidikan dan Kesehatan Kab. Pesisir Barat 2015

Jumlah sarana kesehatan yang terdata di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat meliputi puskesmas yang tersebar di 11 sebelas kecamatan sebanyak 9 unit, puskesmas pembantu 20 unit dan posyandu 160 unit, pos kesehatan desa (poskedes) 26 unit, polindes/PKD sebanyak 10 unit dan pusling (puskesmas keliling) 11 unit. Rumah sakit terdekat yang ada saat ini berada di Liwa, ibukota Kabupaten Induk Lampung Barat, baik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liwa maupun rumah sakit-rumah sakit swasta. Untuk Rumah Sakit Daerah Pesisir Barat sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan sejak pertengahan tahun 2015

(18)

Insert: Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat dalam usahanya mendukung tercapainya program “Indonesia Sehat” senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain dengan tersedianya jumlah tenaga kesehatan yang memadai, terdidik, professional dan berkompeten baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah tenaga kesehatan per kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan bulan juni 20 menurut jenis profesinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL II.2 Profesi Tenaga Medis di Kabupaten Pesisir Barat, 2015

NO TENAGA MEDIS JUMLAH

1 Dokter Umum 11 2 Dokter Gigi 3 3 Perawat 88 4 Perawat Gigi 7 5 Bidan 111 6 Bidan Desa/Poskesdes 51 7 Apoteker 3 8 Asisten Apoteker 1 9 Analis Kesehatan 6 10 Kesmas 8 11 Sanitarian 5 12 Ahli Gizi 4

Sumber Data: Profil Kesehatan 2014

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tenaga kesehatan yang ada masih dibawah target kebutuhan, tenaga kesehatan dengan rincian 11 dokter umum, 3 dokter gigi, 88 perawat, 7 perawat gigi, 111 bidan, 51 bidan desa, 3 apoteker, 1 asisten apoteker, 6 analis kesehatan, 8 kesmas, 5 sanitarian, 4 ahli gizi, dengan demikian masih dibutuhkan tenaga kesehatan dalam jumlah yang cukup banyak agar pelayanan kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat dapat meningkat secara kuantitas maupun kualitasnya.

Untuk menunjang sarana kesehatan lainnya maka keberadaan apotik dan toko obat sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pesisir Barat. Data yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan bulan Juni 2014, jumlah apotik dan toko obat sebanyak 5 (lima) unit yang tersebar di sekitar Kecamatan Pesisir Tengah dan 1 (satu) buah gudang farmasi milik Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat.

(19)

Menurut data Dinas Kesehatan Tahun 2014, terdapat 6 (enam) temuan kasus balita kurang gizi yaitu 3 kasus di Bengkunat dan 3 Kasus lainnya tersebar di Kecamatan Karya Penggawa, Krui, dan Bengkunat Belimbing

Sedangkan jumlah ibu hamil yang mengalami gizi buruk pada periode Juni 2014 berjumlah 59 orang, angka ini tidak mengalami penurunan dari periode yang sama pada tahun 2013 yang berjumlah 59 (lima puluh sembilan) kasus ibu hamil gizi buruk. Dan jumlah rumah tangga yang mendapat layanan air bersih pada tahun 2013 sebanyak 904 rumah tangga dan pada periode Juni 2014 mengalami peningkatan sebesar 302 RT sehingga menjadi 1.206 rumah tangga yang mendapat layanan air bersih.

Tahun 2014 untuk wabah penyakit menular seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) ditemukan 51 Kasus, Malaria 214 kasus, Diare 1815 kasus yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dan untuk wabah yang masuk dalam kejadian luar biasa (KLB) belum ditemukan..

Memperhatikan kondisi tersebut maka upaya pelayanan kesehatan tidak hanya difokuskan pada tindakan kuratif atau revrentif saja, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah tindakan preventif, dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat dalam menjaga kebersihan keluarga, kebersihan lingkungan dan kebersihan diri.

2. Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga

Fasilitas pendidikan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat sebagian besar masih didominasi oleh fasilitas pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dasar 9 tahun yaitu fasilitas SD (sekolah dasar) dan SLTP (sekolah lanjutan tingkat pertama) yang merata di setiap wilayah Kecamatan yang ada, sedangkan fasilitas pendidikan untuk jenjang SLTA (sekolah lanjutan tingkat akhir) juga sudah ada disetiap Kecamatan terutama di Kecamatan Induk.

Insert : Infrastruktur sekolah dan kegiatan belajar mengajar

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu hal sangat penting di dalam meningkatkan mutu pendidikan, untuk itu sarana dan prasarana pendidikan senantiasa menjadi perhatian agar mutu pendidikan di Kabupaten Pesisir Barat terus mengalami peningkatan. Data jumlah sekolah di Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(20)

TABEL II.3 Jumlah Sekolah

Per Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat 2015

No Kecamatan Sekolah Dasar Menengah Umum

SD MIN SMP MTs SMU MAN

1. Pesisir Selatan 13 2 7 - 1 - 2. Bengkunat 5 1 2 - 1 - 3. Bengkunat Belimbing 14 1 7 - 1 - 4. Ngambur 10 4 3 - 2 - 5. Krui Selatan 8 - 1 1 1 1 6. Pesisir Tengah 12 1 3 - 2 1 7. Pesisir Utara 10 3 - 1 - 8. Lemong 14 - 6 - 1 - 9. Karya Penggawa 12 1 - 1 - 10 . Way Krui 5 1 1 2 3 - 11 . Pulau Pisang 2 - 1 - - -

Sumber:Database Sapras Dasar Pendidikan dan Kesehatan Kab. Pesisir Barat 2015

Jumlah sarana pendidikan (sekolah) pada tahun 2014 untuk PAUD berjumlah 16 unit, taman kanak-kanak berjumlah 27 unit sekolah yang ada di semua kecamatan, untuk tingkat SD berjumlah 115 sekolah baik itu SD maupun MIN, dan disetiap kecamatan sebagaian besar sudah mempunyai sekolah dasar.

Untuk SLTP berjumlah 37 sekolah yang tersebar di 11 (sebelas) kecamatan. Kabupaten Pesisir Barat memiliki 16 SMA, baik itu Sekolah Menengah Umum Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri maupun Madrasyah Aliyah Negeri.

TABEL II.4

Jumlah Murid di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014

NO KECAMATAN JUMLAH SISWA PERTINGKAT PENDIDIKAN

SD SLTP SMU/SMK 1 Bengkunat Belimbing 3.325 984 354 2 Bengkunat 1.279 276 214 3 Ngambur 2.744 977 792 4 Pesisir Selatan 3.473 1.208 773 5 Krui Selatan 1.102 - 110 6 Pesisir Tengah 2.189 2.435 2.043 7 Karya Penggawa 1.781 467 337 8 Pulau Pisang * * * 9 Way Krui 759 251 - 10 Pesisir Utara 1.321 607 197 11 Lemong 1.886 444 411 Jumlah 19.859 7.649 5.231

(21)

Jumlah pelajar/murid di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah umum berjumlah 32.889 pelajar/murid, dengan rincian Sekolah Dasar 18.155 pelajar/murid, Sekolah Menengah Pertama 6.189 pelajar/murid dan Sekolah Menengah Umum 5226 pelajar/murid. Sedangkan untuk Sekolah Taman Kanak-Kanak pada tahun 2014 berjumlah 1.503 pelajar/murid.

Apabila dilihat dari angka partisipasi sekolah untuk tingkatan umur 7-12 tahun pada tahun 2013 berjumlah 84,88% dan pada tahun 2014 naik menjadi 85,02%, tingkatan umur 13-15 tahun pada tahun 2013 berjumlah 70,69% dan pada tahun 2014 naik menjadi 70,94% dan tingkatan umur 16-18 tahun pada tahun 2013 berjumlah 80,72% dan pada tahun 2014 naik menjadi 81,09%.

Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pertisipasi Kasar (APK) pada tahun 2014 menurut jenjang pendidikan yaitu, untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah APM 108,2% dan APK 108,20%, sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiah APM 89,51% dan APK 74,59% dan untuk sekolah menengah atas/madrasah aliyah APM 46,81% dan APK 46,81%.

Kebutuhan tenaga pendidik/guru di Kabupaten Pesisir Barat masih sangat kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang masih sangat minim, untuk kecamatan yang sangat membutuhkan tenaga pendidik seperti Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Kecamatan Pesisir Selatan dan Kecamatan Pesisir Utara.

Jumlah tenaga pendidik pada tahun 2014 dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum berjumlah 2.407 tenaga pendidik, pada tingkat sekolah dasar berjumlah 1.323 tenaga pendidik dan kecamatan yang paling banyak mempunyai tenaga pendidik untuk sekolah dasar adalah Kecamatan Pesisir Selatan berjumlah 226 tenaga pendidik dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Pulau Pisang berjumlah 14 tenaga pendidik.

Untuk sekolah menengah pertama jumlah tenaga pendidik berjumlah 765 tenaga pendidik yang tersebar di 11 (sebelas) kecamatan dengan kecamatan yang paling banyak ada di Kecamatan Pesisir Tengah dan yang paling sedikit mempunyai tenaga pendidik ada di Kecamatan Krui Selatan 16 tenaga pendidik. Dan untuk tingkatkan sekolah menengah umum berjumlah 319 tenaga pendidik dengan kecamatan paling banyak yaitu Kecamatan Pesisir Tengah 91 tenaga pendidik dan yang paling sedikit di Kecamatan Pesisir Utara 14 tenaga pendidik. Sedangkan untuk tenaga pendidik taman kanak-kanak di Kabupaten Pesisir Barat berjumlah 163 tenaga pendidik yang tersebar di seluruh kecamatan.

(22)

TABEL II.5

Jumlah Tenaga Pendidik di Kabupaten Pesisir Barat 2014

NO KECAMATAN TENAGA PENDIDIK SD/Sederajat TENAGA PENDIDIK SLTP / Sederajat TENAGA PENDIDIK SMU/ Sederajat 1 Bengkunat Belimbing 124 94 24 2 Bengkunat 66 41 14 3 Ngambur 178 87 37 4 Pesisir Selatan 226 116 50 5 Krui Selatan 81 16 24 6 Pesisir Tengah 169 194 91 7 Karya Penggawa 111 64 34 8 Pulau Pisang * * * 9 Way Krui 52 18 - 10 Pesisir Utara 149 73 12 11 Lemong 167 62 33 Jumlah 1.323 765 319

Sumber : diolah dari Pesisir Barat Dalam Angka 2013

*Saat data diambil Kecamatan Pulau Pisang masih bergabung dengan Kecamatan Pesisir Utara

Dari segi kebudayaan, budaya dan bahasa, penduduk pribumi lokal yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dalam pergaulan kehidupan sehari-hari menggunakan Bahasa Lampung dialek “Api” (Lampung Pesisir), adapun jumlah situs bersejarah yang tercatat di Disparekraf Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 sebanyak 17 (tujuh belas) buah dan 1 (satu) makam keramat sedangkan untuk jumlah sanggar kesenian/kebudayaan yang ada saat ini sebanyak 12 (dua belas) buah.

3. Kesejahteraan Sosial

Untuk menghitung tingkat kesejahteraan sosial masyarakat di tingkat daerah dan nasional, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan program yang disebut sebagai pendataan keluarga setahun sekali yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Data kemiskinan didapatkan dengan melalui tahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu: Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III plus. Sekitar 56% keluarga di Indonesia masih berada dalam tingkat Pra Sejahtera dan Sejahtera I, mereka yang masuk dalam tahap ini belum tergolong miskin namun dalam keseharian baru bisa memenuhi kebutuhan fisik keluarga minimal (primer). Pada tahapan kondisi ini mereka mudah sekali jatuh menjadi miskin.

Pada hakekatnya, indikator pendataan keluarga sejahtera menggunakan perumusan konsep "Keluarga Sejahtera" yang lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran atau kebahagiaan. Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang menyebutkan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.

(23)

Dalam Program Pembangunan Keluarga Sejahtera BKKBN, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I lebih tepat disebut sebagai keluarga tertinggal, karena yang disebut sebagai keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, belum mampu melaksanakan ibadah berdasarkan agamanya masing-masing, memenuhi kebutuhan makan minimal dua kali sehari, pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah dan bepergian, memiliki rumah yang bagian lantainya bukan dari tanah serta belum mampu untuk berobat disarana kesehatan modern.

Keluarga Sejahtera I adalah keluarga yang kondisi ekonominya baru bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Tabel di bawah ini memberikan gambaran kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat menurut tahapan program keluarga sejahtera:

TABEL II.6

Keluarga Sejahtera Kabupaten Pesisir Barat 2014

Kecamatan Pra Sejahtera Sejahtera I

Pesisir Selatan 899 1.159 Bengkunat 824 968 Bengkunat Belimbing 1.236 2.370 Ngambur 1.298 927 Pesisir Tengah 936 848 Karya Penggawa 624 925 Way Krui 424 828 Krui Selatan 415 592 Pesisir Utara 990 863 Lemong 749 893 Pulau Pisang * * Jumlah 8.395 10.373

Sumber : BKKBN Kabupaten Lampung Barat, 2013

Dalam usaha untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, selain harus sehat secara fisik, masyarakat juga harus ditingkatkan kesehatan spiritualnya (mental). Hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah antara lain adalah pemantapan kehidupan beragama, pencegahan konflik antar dan inter agama, perlindungan rasa aman dalam keluarga serta kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal-hal yang harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat agar ketenangan masyarakat dalam menjalankan kewajiban dalam pengamalan agama dan kepercayaannya tetap terjamin serta memberikan rasa aman pada perempuan dan anak-anak dalam keluarga melalui kebijakan perlindungan ibu dan anak dalam rumah tangga.

(24)

Masalah kesejahteraan sosial dalam pelaksanaannya tidak hanya ditangani oleh pemerintah daerah kabupaten saja, namun juga mendapat dukungan dari berbagai organisasi non -pemerintah. Organisasi yang menampung aktivitas kepemudaan antara lain Karang Taruna, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), Pramuka (Praja Muda Karana) dan lain-lain seperti organisasi olah raga dan kesenian.

Masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu faktor penghambat pembangunan pada suatu daerah. Dengan adanya penduduk miskin pada suatu wilayah akan berdampak pada adanya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Kriteria yang ditetapkan BPS tentang garis kemiskinan adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan 2.100 kalori perhari/kapita. Untuk Kabupaten Pesisir Barat sendiri hingga bulan Juni 2014 memang masih terdapat beberapa penyandang masalah kesejahteraan social seperti dijelaskan di atas, pemerintah daerah terus-menerus melakukan perbaikan kondisi tersebut melalui program/kegiatan sesuai prioritas bidang kesehatan. Kondisi masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Pesisir barat dapat digambarkan melalui tabel di bawah ini:

TABEL II.7

Porsentase Kemiskinan di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

NO INDIKATOR JUMLAH (Juta)

1 2 3

1. PDRB Konstan Perkapita (Jutaan) Rp. 2.496.719,64

2. Persentase Angka Kemiskinan

74,5 % (jumlah pekon tertinggal / miskin 88 pekon dari 116 pekon dan 2

kelurahan)

Sumber Data: Anilisa PDRB Kab. Pesisir Barat 2014 (diolah( *Angka proyeksi

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Barat menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Data tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Barat secara porsentase adalah 74,5%, dimana dari 116 (seratus enam belas) pekon dan 2 (dua) kelurahan terdapat 88 (delapan puluh delapan) pekon yang penduduknya secara umum masih masuk dalam kategori miskin/tertinggal.

4. Agama

Kabupaten Pesisir Barat mempunyai penduduk yang heterogen, dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Pembangunan bidang keagamaan pada saat ini tercermin pada terbentuknya rasa toleransi dan tenggang rasa serta saling hormat-menghormati yang tinggi antar pemeluk agama. Sementara itu perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari banyaknya sarana dan prasarana peribadatan agama yang saling berdekat namun tidak menimbulkan konflik.

Jumlah pondok pesantren sampai dengan bulan Juni 2014 sebanyak 5 (lima) buah dengan jumlah 370 (tiga ratus tujuh puluh) santri. Sedangkan data perkembangan jumlah jamaah haji pada tahun 2013 sebanyak 48 orang dan sampai dengan bulan Juni 2014 tercatat sebanyak 56 orang dan untuk 2015 dapat dipastikan terus meningkat.

(25)

Berdasarkan data dari D i n a s K e p e n d u d u k a n d a n P e n c a t a t a n S i p i l K a b u p a t e n P e s i s i r B a r a t T a h u n 2 0 1 5 , sebanyak 153.659 jiwa penduduk Kabupaten Pesisir Barat memeluk agama Islam. Sedangkan jumlah tempat ibadah umat Islam sebanyak ± 250 buah masjid yang tersebar hamper merata di seluruh kecamatan, urutan kedua adalah pemeluk agama Hindu sebanyak 2.210 jiwa dengan tempat ibadah sebanyak 14 pura, sebagian besar penduduk beragama Hindu berdomisili di Pekon Marang, Kecamatan Pesisir Selatan. Selanjutnya pemeluk agama Protestan dengan jumlah pemeluk sebanyak 355 jiwa dan pemeluk agama Budha yang berjumlah 8 jiwa.

TABEL II.8

Jumlah Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

No Agama Pemeluk (Orang) Tempat Ibadah

1 Islam 153.659 250

2 Hindu 2.210 14

3 Protestan 355 0

3 Katolik 61 0

4 Budha 8 0

(26)

BAB III

SUMBER DAYA ALAM

1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan 1.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor penting yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, hal ini dikarenakan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Pesisir Barat sebesar 52,35% pada tahun 2015, hal ini dimungkinkan oleh luasnya lahan pertanian yang ada serta kualitas unsur hara dari lahan pertanian tersebut. Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap perekonomian daerah diharapkan mampu menjadi pengungkit pertumbuhan sektor-sektor lainnya, misalnya meningkatnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, berkembangnya industri dan perdagangan alat dan mesin pertanian, meningkatnya jumlah perdagangan benih tanaman, pupuk dan meningkatnya angka perdagangan komoditas pertanian serta sektor-sektor lainnya. Hasil dari produk-produk pertanian tersebut adalah dapat meningkatkan industri hilir sektor pertanian, seperti pengolahan hasil pertanian, baik industri mikro kecil, menengah maupun industri besar (misalnya penggilingan padi, lumbung pekon modern, industri krupuk/kripik dan sebagainya).

Produk pertanian juga mampu mengaktifkan perdagangan produk primer dan setengah jadi pada pedagang pengepul komoditas, pasar atau pusat perdagangan, serta menghidupkan restoran, warung dan pengusaha makanan perorangan. Dari uraian di atas sektor pertanian mampu menggerakkan multiplayer effect yang sangat berperan dalam menghasilkan value added (nilai tambah) sehingga sangat berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Beberapa komoditas unggulan dalam sektor pertanian ini antara lain adalah padi, jagung, kedelai, kacang hijau, beberapa tanaman sayuran seperti cabe, kacang panjang, bayam, kangkung, tomat, buncis dan sebagainya. Komoditas-komoditas ini mempunyai nilai jual dan dapat dibudidayakan dengan baik yang pada akhirnya terus meningkatnya volume produksi dan nilai keuntungan produksi setiap tonnya.

Berdasarkan pada kondisi di atas, maka diperlukan perhatian dari pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi dan hasil panen dari tiap-tiap komoditas di atas dengan cara membangun sarana prasarana serta melaksanakan program/kegiatan dalam upaya menunjang peningkatan produksi komoditas tersebut, seperti; pembangunan dan peningkatan sarana irigasi, perbaikan ruas-ruas jalan sebagai penopang transportasi dan ekonomi, program/kegiatan penyuluhan pertanian, penyediaan benih dan pupuk dan sarana produksi lainnya.

Selain memiliki kelebihan, produk komoditas hasil sektor pertanian juga memiliki beberapa kelemahan, yang diantaranya adalah harga komoditas pertanian relatif labil. Labilnya harga ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: sifat produk yang mudah busuk, cepat rusak, ketersediaannya tergantung musim dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya nyata agar produk komoditas pertanian mempunyai nilai jual yang tinggi dan selalu dalam kondisi stabil. Langkah tersebut diantaranya dengan peningkatan kualitas produk, kejelasan harga produk, pemilihan lokasi

(27)

lahan pertanian dan saluran pemasaran yang strategis serta promosi produk yang dilakukan secara terencana.

Tabel di bawah ini akan memberikan gambaran secara umum mengenai produksi dan produktivitas dari beberapa komoditas unggulan sektor pertanian, luas panen, produksi dan rata-rata produksi pada Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015.

TABEL III.1

Produktivitas Padi dan Tanaman Pangan Lainnya Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

No Produk Jumlah (Ha/Ton)

1 Padi Sawah, Padi Ladang 8.683 Ha (78.014 Ton)

2 Padi Ladang 3.894 Ha (15.573 Ton)

3 Jagung 1.543 Ha (19.706Ton)

4 Palawija 556 Ha (19535 Ton)

Sumber: Dinas Pertanian Kab. Pesisir Barat 2015

Produktivitas padi dan komoditas pangan lainnya perlu ditingkatkan dari tahun ke tahun sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi. Peningkatan hasil pertanian melalui lahan produktif yang ada saat ini juga merupakan bagian dari usaha untuk mengantisipasi akibat penurunan luas lahan sawah pertanian akibat dari alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan/atau industri lainnya (lihat tabel di bawah).

Padi sawah dan padi lading merupakan komoditas yang memberikan kontribusi paling besar terhadap sektor pertanian di Kabupaten Pesisir Barat. Tanaman padi memiliki posisi yang sangat strategis berkaitan dengan ketahanan pangan masyarakat. Masalah yang dihadapi berkaitan dengan ketahanan pangan ini adalah

tingginya ketergantungan konsumsi masyarakat pada bahan pokok beras (padi), sementara kelancaran distribusi pangan untuk melindungi kepentingan konsumen dan petani masih belum optimal. Dalam kaitannya dengan upaya mengurangi ketergantungan konsumsi pada beras, maka perlu dilakukan upaya-upaya diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan pada dasarnya memperluas pilihan masyarakat dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan cita rasa yang diinginkan dan menghindari kebosanan untuk mendapatkan pangan dan gizi agar dapat hidup sehat dan aktif. Diversifikasi pangan dapat diukur dengan melihat Pola Pangan Harapan (PPH).

Salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani di pepekonan/pedesaan adalah dengan melihat indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan alat statistik untuk mengukur kemampuan daya tukar barang-barang hasil produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani maupun kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian.

(28)

TABEL III.2

Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Pangan di Kabupaten Pesisir Barat

No Nama Komoditas Wilayah Pengembangan (Kecamatan)

1. Padi Sawah Kec. Pesisir Selatan, Kec. Ngambur, Kec. Bengkunat

Belimbing

2. Padi Ladang Kec. Bengkunat, Kec. Ngambur, Kec. Bengkunat Belimbing,

Kec. Lemong

3. Jagung Kec. Pesisir Selatan, Kec. Ngambur, Kec. Bengkunat

Belimbing, Kec. Bengkunat

4. Kacang Tanah Kec. Pesisir Selatan, Kec. Ngambur, Kec. Bengkunat

Belimbing

5. Kacang Hijau Kec. Pesisir Selatan, Kec. Ngambur

6. Ubi Kayu Kec. Bengkunat Belimbing, Kec. Ngambur

7. Ubi Jalar Kec. Pesisir Selatan, Kec. Ngambur

Sumber: diolah dari PBDA 2013

Pada tahun 2013 ada sebanyak 203 (dua ratus tiga) buah industri pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pesisir Barat dan untuk mendukung sektor pertanian, sarana prasarana irigasi/pengairan pertanian terus di tambah dan dibenahi. Pada tahun 2013 terdapat jaringan irigasi teknis yang dapat mengaliri 1.319Ha lahan dengan rincian panjang irigasi, primer 57.457 meter, sekunder 3.300 meter, tersier 9.150 meter dan jenis irigasi non teknis yaitu, semi teknis dapat mengaliri 970Ha lahan pertanian dan sederhana dapat mengaliri 1.107 Ha lahan pertanian.

1.2 Sektor Kehutanan

Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, yang dimaksud sebagai hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan alam atau hutan hasil budidaya (tanaman) yang berada di dalam kawasan hutan negara. Selain melakukan pengelolaan terhadap hutan negara, pemerintah telah mempromosikan dan mendorong pembangunan kehutanan berbasis masyarakat, antara lain dengan menggalakkan penanaman komoditas kehutanan pada lahan-lahan rakyat. Apabila pembangunan kehutanan berbasis masyarakat ini terus berkembang maka akan memberikan peran yang signifikan kepada masyarakat untuk turut serta memberikan jaminan terhadap kelangsungan industri sektor kehutanan nasional.

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan bulan November tahun 2015, luas kawasan hutan di Kabupaten Pesisir Barat terbagi menjadi, Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) 192.575 Ha, HPT (Hutan Produksi Terbatas) 33,358 Ha dan Hutan Non Register 9.360,60 Ha. Adapun fungsi hutan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 4 (empat) yaitu, Taman Nasional/Suaka, Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas. Jenis tanaman yang ada dalam kawasan hutan meliputi jenis pohon jati, sengon, damar dan jenis kayu rimba lainnya.

Kawasan hutan rakyat yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat sebagian besar didominasi oleh tanaman pohon damar (repong damar) yang memiliki luas ± 17.000 Ha yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan, kecuali Kecamatan Pulau Pisang. Kawasan Hutan Tanam Rakyat seluas 22.772 Ha dan izin yang sudah dikeluarkan untuk 6 perusahaan/kooperasi seluas 17.768 Ha.

(29)

TNBBS merupakan salah satu warisan dunia yang harus terus dijaga dan lestarikan. Selain daripada itu TNBBS merupakan salah satu objek pengembangan pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional 2012–2025 dan juga pengembangan wisata Kabupaten Pesisir Barat dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Dengan volume wilayah hutan yang sangat luas tersebut, pada tahun 2013 Kabupaten

Pesisir Barat menghasilkan produksi kayu olahan sebesar ±15.000 M3 {hasil hutan non-HPH

(hak pengusahaan hutan)}, produksi kayu damar sebesar 6.860,8 M3 dan tahun 2014 sebesar

2.600 M3. Bila dilihat dari produksi hasil hutan non HPH tersebut, produksi kayu damar

merupakan penyumbang terbesar produksi hasil hutan di Kabupaten Pesisir Barat. Akan tetapi, dari tahun ke tahun produksi jenis kayu ini terus menurun, dikarenakan tanaman damar membutuhkan waktu yang sangat lama dari awal tanam hingga siap untuk diproduksi, luas lahan yang tersedia untuk tanaman damar juga semakin menurun dikarenakan banyaknya alih fungsi lahan. Pada tahun 2011, Repong Damar yang memiliki luas ±17.000 Ha mampu menghasilkan resin damar (getah Damar) sebesar ±7.000 Ton.

Di bawah ini adalah data mengenai luas dan jenis kawasan hutan yang ada di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2015:

TABEL III.3

Luas Dan Jenis Kawasan Hutan di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015

Nama Kawasan No

Register

Luas Fungsi Hutan Taman Nasional/ Suaka Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Krui Barat 49B - - CAL Bukit Barisan Selatan - **14.156 - - Gunung Seminung 9B - **420 - Krui Utara 43B - **14.030 - Bukit Rigis 45B - **8.345 - Palakiah 48B - **1.800,17 - HL Pesisir (eks HPK) - - **331,60 - Kel. HPT Pesisir - - - **33.358

Sumber: diolah dari PBDA 2013

Pada tahun 2013 dan 2014 luas lahan kritis di Kabupaten Pesisir Barat seluas 26.202 Ha, sedangkan di tahun yang sama luas lahan yang dapat dikembangkan untuk hutan produksi seluas 33.358Ha. Penggunaan lahan lain di luar hutan negara di Kabupaten Pesisir Barat seluas 197.695 Ha. Di Kabupaten Pesisir Barat hingga bulan Juni 2014 terdapat 13 (tiga belas) unit usaha pengolahan hasil hutan.

(30)

Untuk kedepannya Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui dinas/SKPD terkait akan memulai program/kegiatan pendukung pengembangan kawasan hutan seperti, Konservasi Kawasan Hutan Lindung, Pengelolaan Repong Damar, Pengamanan dan Perlindungan Hutan dan Pengembangan Wisata Buru di seluruh kawasan hutan Pesisir Barat.

1.3 Sektor Perikanan

Kabupaten Pesisir Barat mempunyai wilayah perairan laut yang cukup luas, yaitu

1.512,00 Km2. Luasnya wilayah perairan yang dimiliki Kabupaten Pesisir barat dikarenakan

secara geografis Kabupaten Pesisir Barat merupakan dataran pesisir yang membentang dari selatan sampai barat mengikuti garis pantai di sepanjang Samudera Hindia. Secara

keseluruhan Kabupaten Pesisir Barat memiliki panjang garis pantai ±210 Km2, melihat letak

tersebut maka perikanan laut merupakan sektor yang paling dominan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Jumlah nelayan laut di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun tahun 2011 berjumlah 2.252 orang, jumlah ini menurun pada tahun 2012 menjadi 1.691 orang. Kecamatan Lemong merupakan kecamatan yang paling banyak dihuni oleh penduduk dengan pekerjaan utama sebagai nelayan laut dengan jumlah 385 orang, sedangkan Kecamatan Bengkunat dan Kecamatan Pulau Pisang adalah kecamatan yang jumlah nelayan lautnya paling sedikit dengan jumlah 35 orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar merupakan nelayan tradisional dan setengah modern. Alat tangkap pendukung operasional yang mereka gunakan adalah kapal motor mesin 3 (tiga) unit, motor tempel 605 (enam ratus lima) unit dan perahu tanpa motor sedang berjumlah 971 (sembilan ratus tujuh puluh satu) unit. Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat secara bertahap akan terus membenahi sarana dan prasarana di sektor perikanan, karena pemerintah daerah sadar akan besarnya potensi yang dapat dikembangkan pada sektor pertanian.

Pada tahun 2013 jumlah produksi ikan laut di Kabupaten Pesisir Barat berjumlah 12.264,37 Ton, jumlah ini meningkat dari tahun 2011 yang berjumlah 10.034,49 Ton.

Insert: Pasar Pelelangan Ikan di Kabupaten Pesisir Barat

Jenis-jenis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Pesisir Barat yaitu: ikan marlin, ikan tuna, ikan tongkol, ikan cakalang, ikan kakap merah, ikan kerapu, ikan layur, ikan kembung, ikan talang-talang, ikan tenggiri, ikan selar, ikan kuwe, ikan lencam, udang, lobster dan lainnya. Untuk potensi perikanan tangkap di Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(31)

TABEL III.4

Jenis dan Jumlah Tangkapan Ikan di Kabupaten Pesisir Barat

No Jenis Ikan Potensi Lestari (Ton/Tahun)

Pantai Pesisir Barat Selat Sunda

1. Pelagis Besar 39.792 18.709 2. Pelagis Kecil 36.331 23.291 3. Domersal 55.190 19.455 4. Ikan Karang 658,6 - 5. Crustacea/Udang 7.421 3.603 Jumlah 138.735 65.058

Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesisir Barat

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014, jumlah produksi perikanan budidaya sebesar 487.13 Ton/Tahun dengan luas lahan budidaya ±60.60Ha dengan potensi lahan budidaya yang cukup luas, yaitu ±4.220.95Ha. Perikanan budidaya memiliki potensi yang tidak kalah besar dibandingkan dengan potensi perairan tangkap untuk dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat dan Kecamatan Bengkunat Belimbing merupakan daerah yang mempunyai potensi lahan yang cukup luas untuk dikembangkan sebagai daerah peikanan budidaya, mengingat struktur topografi alam yang sangat mendukung untuk dikembangkan usaha perikanan budidaya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi untuk peningkatan mutu sektor perikanan laut dan perikanan budidaya antara lain adalah masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung, masih kurangnya modal dan perlunya adanya penyuluhan secara rutin kepada nelayan laut maupun nelayan budidaya serta belum dimilikinya sistem dan prosedur pelaksanan kegiatan pengembangan sector perikanan yang efektif dan efisien. Peran serta dari masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian sumberdaya hayati perairan laut juga merupakan faktor yang sangat penting untuk peningkatan kualitas dan kuantitas sektor perikanan.

TABEL III.5

Jumlah Nelayan di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014

Kecamatan Nelayan Pesisir Selatan 309 Bengkunat 35 Bengkunat Belimbing 110 Ngambur 30 Pesisir Tengah 345 Karya Penggawa 122 Pesisir Utara 355 Lemong 385 Jumlah 1.691

(32)

1.4 Sektor Peternakan

Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Populasi peternakan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

a. ternak besar diantaranya sapi, kerbau;

b. ternak kecil diantaranya kambing dan domba; dan c. ternak unggas diantaranya ayam buras dan bebek/itik.

Untuk ternak sapi berdasarkan data dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan bulan juni 2014, jumlah populasi sebanyak 476 ekor dengan produksi daging sebanyak 78.169 Kg/Tahun. Kecamatan Pesisir Tengah adalah daerah yang paling banyak menghasilkan produksi daging maupun ternak sapi, sedangkan Kecamatan Karya Penggawa paling sedikit memiliki ternak sapi dengan jumlah 26 ekor dan produksi daging 4.270 Kg/Tahun. Berikutnya untuk ternak kerbau di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 berjumlah 128 ekor dengan produksi daging 20.366 Kg/Tahun, dengan Kecamatan Pesisir Utara sebagai penyumbang terbesar dengan jumlah 33 ekor dan produksi daging 3.829 Kg/Tahun.

TABEL III.6

Populasi Ternak Besar dan Kecil Per Kecamatan Tahun 2014

Kecamatan Ternak besar Ternak kecil

Sapi Kerbau Kambing Domba

Pesisir Selatan 4.548 126 2.107 950 Bengkunat 904 147 565 216 Bengkunat Belimbing 3.781 112 1.159 261 Ngambur 3.011 - 926 210 Pesisir Tengah 929 18 366 365 Karya Penggawa 523 165 4.047 683 Way Krui 467 100 432 305 Krui Selatan 1.138 106 429 304 Pesisir Utara 346 306 8.424 1.068 Lemong 442 177 3.561 754 Pulau Pisang * * * * Jumlah 16.089 1.257 22.016 5.116

Sumber: PBDA Tahun 2013

Kegiatan berternak sapi dan kerbau di Kabupaten Pesisir Barat oleh sebagian besar penduduk masih dianggap kerja sampingan masyarakat sebagai sarana untuk menambah penghasilan keluarga, belum dikelola secara profesional, modern dan berskala besar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang cara berternak yang baik dan benar serta masih kurangnya modal peternak untuk melengkapi sarana dan prasarana peternakan modern.

(33)

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pesisir Barat, jumlah populasi kambing yang ada pada tahun 2014 sebanyak 195 ekor dengan produksi daging 1.950 Kg/Tahun. Penyebaran ternak kambing hampir merata di semua kecamatan. Sementara itu, untuk ternak domba penyebaranya ada pada 7 (tujuh) kecamatan, pola pengembang biakan ternak domba juga masih dalam skala kecil, pada tahun 2014 jumlah ternak domba sebanyak 94 ekor dengan produksi daging 922 Kg/Tahun.

Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan untuk ternak unggas yang terdiri dari ayam buras dan bebek/itik, ayam buras berjumlah 810.687 ekor dengan produksi daging atau yang di potong berjumlah 145.923 Kg/Tahun. Penyebaran ternak unggas ayam buras ada di 11 kecamatan.

Sementara itu untuk ternak bebek/itik pada tahun 2014 berjumlah 52.909 ekor dengan produksi telor berjumlah 1.747.399 Butir/Tahun, dengan total produksi daging unggas berjumlah 66.914 Kg/Tahun.

1.5 Sektor Perkebunan

Pembangunan di bidang perkebunan merupakan usaha yang penting untuk menunjang kegiatan perekonomian daerah. Dari berbagai jenis komoditi tanaman perkebunan seperti:

kelapa dalam, kelapa sawit, kopi, lada, kakao, karet dan cengkeh adalah merupakan komoditi yang cukup berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut di Kabupaten Pesisir Barat. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, jenis tanaman perkebunan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut:

1.5.1 Kelapa Sawit

Luas areal perkebunan kelapa sawit yang ada pada tahun 2014 seluas 6.443,5Ha, dengan PT. KCMU yang berlokasi di Kecamatan Bengkunat Belimbing sebagai pemilik lahan sawit terluas. Produksi buah tandan segar kelapa sawit di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 sebesar 58.680,5 Ton/Tahun. Pada tahun-tahun yang akan datang produksi buah tandan sawit di Kabupaten Pesisir Barat diharapkan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan banyaknya masyarakat yang membuka dan membudidayakan tanaman kelapa sawit, sehingga dominasi dari PT. KCMU dapat dikurangi yang pada akhirnya menciptakan keseimbangan di pasar komoditas kelapa sawit.

1.5.2 Kelapa Dalam

Luas areal perkebunan kelapa dalam yang ada di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 seluas 7.014,8Ha dengan tingkat produksi mencapai 7.100,3 Ton/Tahun. Lahan perkebunan kelapa dalam tersebar di 11 Kecamatan, dengan populasi terbesar berada pada Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas ±1.985,0Ha dengan tingkat produksi sebesar 2.166,8 Ton/Tahun.

(34)

Insert: Perkebunan Kelapa di Kec.Ngambur

1.5.3 Karet

Total keseluruhan luas areal perkebunan karet yang ada di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014 seluas 588,00Ha dengan tingkat produksi 24,8 Ton/Tahun dan hanya tersebar di 4 (empat) kecamatan. Sementara itu baru 2 (dua) kecamatan yang memproduksi getah karet yaitu: Kecamatan Pesisir Selatan dan Kecamatan Ngambur.

1.5.4 Kopi

Secara geografis, Kabupaten Pesisir Barat hanya memungkinkan untuk ditanami dengan kopi jenis robusta. Penyebaran lahan perkebunan kopi robusta meliputi 10 (sepuluh) kecamatan dengan total luas perkebunan 6.973,3Ha dan tingkat produksi pada tahun 2014 berjumlah 4.475,5 Ton/Tahun, dengan Kecamatan Lemong dan Kecamatan Pesisir Utara sebagai sentra produksi kopi robusta di Kabupaten Pesisir Barat.

Insert: Perkebunan Kopi di Kec. Pesisir Utara

1.5.5 Kakao

Pada tahun 2014 Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas areal perkebunan kakao (coklat) dengan luas 1.330,3Ha dengan tingkat produksi sebesar 1.002 Ton/Tahun, dengan tingkat penyebaran merata di setiap kecamatan. Kecamatan Bengkunat Belimbing adalah kecamatan yang memiliki luas paling besar untuk jenis tanaman kakao dengan tingkat produksi sebesar 209,4 Ton/Tahun.

1.5.6 Lada

Untuk tanaman lada, hingga bulan Juni 2014 Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas area perkebunan seluas 3.760,5Ha dengan tingkat produksi per tahun mencapai 1.873,6 ton dan tersebar hamper merata di 10 (sepuluh) kecamatan. Luas lahan terbesar dan tingkat produksi tertinggi berada di Kecamatan Lemong, dengan luas lahan seluas 1.405,0Ha dan tingkat produksi 740,4 Ton/Tahun.

(35)

1.5.7 Cengkeh

Luas areal perkebunan tanaman cengkeh pada tahun 2014 di Kabupaten Pesisir Barat seluas 2.265,8Ha yang tersebar merata di 11 (sebelas) kecamatan dengan tingkat produksi mencapai 252,0 Ton/Tahun. Kecamatan Karya Penggawa adalah kecamatan yang mempunyai tingkat produksi dan luas lahan yang paling besar dengan tingkat produksi sebesar 41,8 Ton/Tahun atau 60% dari total produksi Kabupaten Pesisir Barat.

Insert : Perkebunan Cengkeh di Pulau Pisang

1.5.8 Gula Aren

Luas areal perkebunan gula aren di Kabupaten Pesisir Barat hingga bulan Juni 2014 seluas 96,0Ha yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan dengan tingkat produksi mencapai 87,7 Ton/Tahun.

1.5.9 Pinang

Hingga Juni 2014, luas areal perkebunan tanaman pinang di Kabupaten Pesisir Barat seluas 194,8Ha yang tersebar merata di 11 (sebelas) kecamatan dengan tingkat produksi mencapai 95,8 Ton/Tahun.

Berikut ini adalah data yang memberikan gambaran kondisi sektor perkebunan di Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan pola pengembangan di kecamatan yang ada (Tabel III.7):

TABEL III.7

Wilayah Pengembangan Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Pesisir Barat 2015

No Nama Komoditas Wilayah Kecamatan

1 Kelapa Sawit

Kec. Ngambur, Kec. Bengkunat Belimbing, Kec. Bengkunat, Kec. Pesisir Selatan, Kec. Krui Selatan dan Kec. Lemong

2 Kelapa Dalam Di 11 Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat

3 Karet Kec. Pss. Selatan dan Kec. Ngambur

4 Kopi Kec. Lemong dan Kec. Pss. Utara

5 Kakao Kec.Bengkunat Belimbing, Kec. Bengkunat, Kec. Lemong,

Kec. Ngambur, Kec. Pss. Utara dan Kec. Bengkunat

6 Lada Kec. Lemong, Kec. Bengkunat Belimbing, Kec. Bengkunat,

Kec. Ngambur, Kec. Pss. Utara, Kec. Pss. Selatan

7 Cengkeh Di 11 Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat

8 Gula Aren Di 10 Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat

9 Pinang Di 10 Kecamatan di Kabupaten pesisir Barat

Gambar

TABEL II.1
TABEL II.2  Profesi Tenaga Medis  di Kabupaten Pesisir Barat, 2015
TABEL II.3  Jumlah Sekolah
TABEL II.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh positif dan sginifikan motivasi intrinsik terhadap kinerja karyawan hal ini ditunjukan dengan p value (sig 0,000) < 0,005 dengan pengaruh sebesar 0,630

The purpose of the research is looking for relation parameters between velocity and brake pressure of vehicle model that can be control to determine optimum

Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan penulis dalam melaksanakan pendidikan Pascasarjana Program

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila

The PIQuAT (Portable Imagery Quality Assessment Test Field) field had been designed especially for the purposes of determining the quality parameters of UAV sensors, especially in

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran

Pada akhirnya, didapati hasil bahwa ada pengaruh antara citra radio Kristen terhadap minat memasang iklan pada para calon pengiklan dan didapati hasil bahwa citra Radio GoodNews

Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan keluarga dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XI semester Juli-Desember