• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1205657 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1205657 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dirancang sebagai pengganti

kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang

mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran. Ruang lingkup

pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecuali

agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah: Bahasa Indonesia, PPKn,

Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes dan Seni Budaya dan Prakarya.

Menurut permendikbud nomor 67 tahun 2013, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; (2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan

masyarakat; (4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk

mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik dalam kurikulum 2013 mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara

berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap

peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk

pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi

muatan/kompetensi program, dan proses. Kurikulum 2013 menganut pandangan

dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta

(2)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif

mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas III semester 2

di salah satu SD negeri yang terletak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung,

peneliti melihat bahwa pembelajaran di kelas tersebut masih satu arah.

Pembelajaran yang berlangsung hanya menggunakan metode ceramah dan

kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga membuat siswa jenuh

ketika proses pembelajaran. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa

untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, selama pembelajaran siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru, siswa tidak diberikan kesempatan yang luas

untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri karena semua pengetahuan

langsung diberikan oleh guru. Pembelajaran yang demikian membuat siswa

terlihat jenuh, siswa tidak memperhatikan guru karena bosan dan lebih memilih

memainkan mainan yang dibawanya, sebagian siswa berjalan-jalan di kelas,

mengobrol, mengganggu temannya, sehingga kelas menjadi ribut, dan ketika guru

bertanya terkait materi siswa yang dapat menjawab atau menyampaikan pendapat

hanya empat siswa. Kondisi tersebut tentu saja bertolak belakang dengan prinsip

kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran harus berpusat pada siswa, siswa

harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran secara langsung. Berdasarkan

temuan diatas ditemukan masalah yaitu guru menggunakan metode yang kurang

tepat, kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran, dan kurangnya

hasil belajar. Berdasarkan daftar nilai siswa pada pembelajaran sebelumnya

sekitar 43% siswa dibawah KKM.

Setelah dianalisis, masalah-masalah tersebut saling berkaitan. Hal tersebut

disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga

siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan berdampak pada

menurunnya hasil belajar siswa. Apabila model pembelajaran tersebut tidak

segera diperbaiki maka dampak negatifnya adalah hasil belajar siswa akan tetap

dibawah KKM. Berdasarkan kajian literatur ditemukan beberapa model

(3)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif sangat menarik dan bermanfaat,

serta komprehensif; ia memadukan antara tujuan penelitian akademik, integrasi

social, pembelajaran, proses kolektif. Model ini dapat diterapkan untuk semua

subjek pelajaran.

Ada tiga model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa yaitu, model pembelajaran Team Pair Solo, model

pembelajaran Two Stay Two Stray, dan model pembelajaran Think Pair Share.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Pair Solo, tahap pada model

pembelajaran ini pertama-tama siswa bekerja sebuah tim, kemudian dengan

pasangan dan akhirnya mereka bekerja sendiri. Hal ini dirancang untuk

memotivasi siswa untuk mengatasi dan berhasil pada masalah-masalah yang

awalnya berada di luar kemampuan mereka. Sedangkan model pembelajaran Two

Stay Two Stray adalah model yang bertujuan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir. Siswa

bekerja dalam kelompok yang terdiri dari empat orang, dua orang dari

masing-masing kelompok kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke

kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain. Kemudian

kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka dan

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. (Huda, 2014, hlm. 208).

Model pembelajaran Think Pair Share adalah model yang dapat meningkatkan

aktivitas siswa dan mendorong siswa untuk terbiasa berpikir mula-mula secara

mandiri, kemudian berpasangan. Siswa duduk berpasangan. Guru memberikan

tugas kepada setiap kelompok. Masing-masing anggota memikirkan dan

mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu. Siswa kemudian

saling berbagi (share) bertukar pikiran dengan pasangannya untuk menjawab

pertanyaan guru. Guru memandu proses diskusi, setiap kelompok mengemukakan

hasil diskusinya. (Warsono&Hariyanto, 2013, hlm.203)

Model-model pembelajaran tersebut baik untuk meningkatkan keaktifan

(4)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibutuhkan model pembelajaran team pair solo dinilai lebih efektif karena siswa

dapat melakukan lebih banyak hal dengan bantuan (mediasi) dan mereka bisa

melakukannya sendiri. Dengan membiarkan mereka untuk bekerja pada masalah

yang awalnya mereka tidak bisa dilakukan sendiri, pertama sebagai sebuah tim

dan kemudian dengan pasangan dan akhirnya mereka maju ke satu titik yaitu

melakukannya sendiri. Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini tentu

akan meningkatkan keaktifan belajar siswa, sebab siswa akan lebih banyak

terlibat aktif selama proses pembelajaran. Dalam model ini guru berperan sebagai

fasilitator sehingga pembelajaran berpusat pada siswa.

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Pair Solo Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa SD”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe team pair solo untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa SD S? Rumusan masalah tersebut dijabarkan kedalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe team pair solo untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa kelas 3 SD S Bandung?

2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan belajar siswa kelas 3 SD S Bandung pada

proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran team pair solo ?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas 3 SD S Bandung setelah

menerapkan model pembelajaran team pair solo ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini

(5)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk meningkatkan kekatifan dan hasil belajar siswa kelas 3 SD S Bandung. Secara

khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran team pair solo

untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 SD S Bandung.

2. Peningkatan keaktifan belajar siswa kelas 3 SD S Bandung pada proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran team pair solo.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas 3 SD S Bandung pada proses pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran team pair solo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam memilih model

pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kolaboratif serta mampu

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

b. Memberi masukan untuk guru tentang pentingnya model pembelajaran yang

digunakan sesuai dengan materi yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa.

2. Bagi peneliti

a. Dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengetahuan dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team pair solo untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

b. Sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian mengenai penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe team pair solo untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan interaksi siswa dalam kelompok dan pasangan

b. Membiasakan siswa untuk berani bertanya dan merespon pertanyaan

c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berpendapat

d. Meningkatkan hasil belajar siswa

(6)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran kurikulum 2013 yang bersifat tematik terpadu di

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa .... Penelitian yang relevan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAM GAME TOURNAMENT ) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS 5 SD Universitas Pendidikan Indonesia |

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nova Ahmad Faisal dengan judul penelitian, “Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) untuk Meningkatkan

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJARSISWA KELAS IV D I SEKOLAH D ASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran model kooperatif tipe Team Quiz meningkatkan hasil belajar peserta didik. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran IPS dengan model kooperatif tipe Team Quiz.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SDA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD. Universitas Pendidikan