• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr Ir.Subandi Sardjoko MSc Kebijakan Pembangunan Perpustakaan Unsoed 16 Oktober 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dr Ir.Subandi Sardjoko MSc Kebijakan Pembangunan Perpustakaan Unsoed 16 Oktober 2017"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERPUSTAKAAN

Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc.

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan

Kebudayaan

Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas

(2)

PERPUSTAKAAN & LITERASI

(3)

Makna Literasi:

Melampaui Abjad dan Angka

Secara konvensional, literasi bermakna kemampuan mengenali

abjad dan angka yang tercermin pada kemahiran membaca,

menulis, dan berhitung (

read, write, arithmetic

).

Namun, makna literasi kini sudah diperluas melampaui

pengenalan abjad dan angka. Dalam pengertian mutakhir,

literasi adalah:

Bentuk

cognitive skills

yang tercermin pada kemampuan

mengidentifikasi, memahami, dan menginterpretasi dokumen

tertulis, naskah cetak yang dihubungkan dengan

konsep-konsep yang kompleks.

Mencakup kamampuan berpikir logis dan kritis serta

keterampilan analisis, yang dihasilkan melalui proses

pembelajaran sehingga segenap potensi yang dimiliki setiap

individu dapat berkembang.

Kemampuan mengakses dan mengembangkan ilmu

pengetahuan serta menguasai teknologi, yang

ditransformasikan ke dalam kegiatan-kegiatan produktif yang

memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan.

Karena itu, literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator

penting dalam pembangunan yang punya dampak sosial

ekonomi. Literasi juga berkaitan erat dengan pembangunan

ekonomi yang membawa kesejahteraan.

(4)

Literasi dan Pembangunan

Ekonomi

(1)

4

Rasional & Prinsip

Dasar:

Literasi berkontribusi pada

pembangunan ekonomi dan pertumbuhan karena terkait sangat erat dengan kecakapan – literal dan numerical – tenaga kerja;

Meningkatkan daya saing

ekonomi;

Literasi membuat tenaga kerja

dapat bekerja lebih efisien;

Literasi memperkuat

kapabilitas angkatan kerja dan pengembangan aneka

keterampilan;

Dampak literasi pada

pembangunan ekonomi & kesejahteraan dilihat melalui beberapa ukuran:

Standard dan kualitas hidupPendapatan per kapita

GDP

Industrialisasi

Pembangunan infrastruktur

55

Chart 2.6: Output per person

Per cent of United States output per person

Note: GDP adjusted for purchasing power parity (2011 prices).

Sources: UN (2011b), Conference Board (2012), IMF (2012c), Maddison (2010) and Treasury projections.

With few exceptions, economies in Asia have been rapidly catching up with the

productivity levels of more advanced economies. They have introduced markets to

allocate resources efficiently, harnessed domestic savings for capital investment, and

adopted existing technologies and foreign investment to create productivity growth.

A few, of course, have already reached, or are close to, the global technological

frontier.

But the fruits of adopting new technology and adapting it will become harder to

harvest. A point will come, though it’s still some way off, where the growth of labour

productivity in developing Asian economies will slow—opportunities for gains from

importing foreign technology and for shifting workers from agriculture to industry will

diminish.

High levels of capital investment have been a considerable support for labour

productivity growth in the region, but the next phase of such growth will likely draw

from a wider set of sources—including investment in skills and education, further

urbanisation, capitalising on further opportunities for deeper integration into the

global economy and the rapid growth of other emerging economies.

The outlook for Asia is optimistic and it is shifting the global economy

While the shape of the Asian century is not set in stone, there are good reasons to be

optimistic. Many nations in the region have only just begun to catch up to the

productivity levels enjoyed in advanced economies, promising strong income growth

for decades to come. Even if there are economic cycles, as is likely, they will occur

around a trend of rising income.

(5)

Literasi dan Pembangunan

Ekonomi

(2)

Beberapa pengaruh positif literasi

terhadap pembangunan ekonomi, antara lain, sebagai berikut:

Membantu meningkatkan

keterampilan tenaga kerja;

Mengasah kepekaan & tanggung

jawab;

Mengendalikan laju pertumbuhan

penduduk;

Mengembangkan metode produksi

dan distribusi baru yang lebih efisien dan efektif;

Berkontribusi terhadap peningkatan

Gross Domestic Product (GDP);

Meningkatkan kemampuan

pengalokasian sumber daya secara baik & bijak;

Berkontribusi pada penurunan

tingkat pengangguran, sehingga inflasi dapat terkontrol;

Mengembangkan aneka kecakapan:

komunikasi, profesional, sosial. 5

Pembangunan modal manusia, pengetahuan dan

keterampilan memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan.

Kemampuan literasi, sebagai bagian dari modal

manusia, merupakan salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan. Individu dengan kemampuan literasi yang baik memiliki peluang besar untuk sukses di pasar kerja.

(6)

Perpustakaan:

Mencerdaskan Kehidupan

Bangsa

(1)

6

Para pendiri bangsa (

founding fathers

) dengan cemerlang telah

merumuskan pemikiran visioner berkenaan dengan ikhtiar membangun

sebuah bangsa yang maju dan modern di masa depan.

Di dalam Pembukaan UUD 1945, mereka menulis amanat sejarah

bahwa negara berkewajiban untuk (i)

mencerdaskan kehidupan

bangsa

dan (ii)

memajukan kesejahteraan umum

.

Pemerintah mempunyai tugas penting dan mulia untuk menunaikan

amanat sejarah yang termaktub di dalam konstitusi tersebut melalui

pembangunan pendidikan yang berkualitas bagi segenap warga

negara.

Pendidikan dapat mendorong suatu bangsa mencapai kemajuan di

berbagai bidang kehidupan. Pendidikan dapat melahirkan insan-insan

terpelajar yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta

menguasai teknologi, penggerak utama dalam proses transformasi

sosial menuju masyarakat yang maju, makmur, dan sejahtera.

Perpustkaan

bersama dengan

pendidikan

harus dimaknai sebagai

bagian dari

Strategi Kebudayaan,

untuk mewujudkan

literate

society

melalui suatu gerakan literasi yang bersifat kolektif.

Literacy

dan

literate society

merupakan puncak pencapaian dari

suatu proses panjang pendidikan—formal, informal, nonformal—yang

ditempuh oleh masyarakat, yang terwujud dalam suatu gerakan

(7)

Perpustakaan: Membangun

Masyarakat Berpengetahuan

(2)

Perpustkaan berkontribusi besar dalam membangun

masyarakat berpengetahuan (

knowledge society

)

melalui ikhtiar kolektif, untuk menumbuhkan tradisi dan

budaya baca di dalam masyarakat:

Masyarakat berpengetahuan merupakan bagian dari lapisan

critical mass

yang menjadi fondasi sosial sangat kokoh, untuk

mendorong proses transformasi masyarakat menuju kehidupan

yang maju.

Masyarakat berpengetahuan merupakan penjelmaan suatu

bangsa dengan capaian peradaban tinggi.

Masyarakat berpengetahuan selalu bersikap terbuka, adaptif,

bersedia menerima ide-de baru berasal dari mana pun, yang

mengantarkan pada perubahan dan kemajuan.

Masyarakat berpengetahuan lebih mudah menerima

keragaman dan perbedaan, serta menghargai pluralitas dan

multikulturalisme di masyarakat – cerminan dari watak

kosmopolitanisme

.

(8)

Peran Perpustakaan

dalam Pendidikan Tinggi

8

Perpustakaan sebagai sumber belajar para sivitas akademika

dan menyediakan data primer dan sekunder sebagai bahan

untuk melakukan penelitian

Fungsi Edukasi

dan Riset

Perpustakaan sebagai wahana publikasi hasil karya akademik

dan sumber informasi yang akurat dan terkini

Fungsi Publikasi

dan Informasi

Perpustakaan menjadi pusat aktivitas mahasiswa yang

menyenangkan dan mampu menumbuhkan inovas dan

kreativias sivitas akademika.

Fungsi Rekreasi

dan Inovasi

Mutu koleksi dan layanan perpustakaan menunjukkan “kelas” dan citra baik bagi

perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang berkualitas didukung oleh layanan

perpustakaan yang prima.

Perpustakaan memiliki peran penting dalam pendidikan tinggi, antara lain

(9)

Arahan Presiden pada Acara

Peresmian Gedung Layanan

Perpustakaan Nasional RI

1. Pengiriman buku secara

gratis melalui Pos

Indonesia setiap tanggal

17.

2. Pemanfaatan Dana Desa

untuk pengembangan

perpustakaan desa.

3. Sentralisasi langganan

e-resources

perguruan

tinggi di Perpustakaan

Nasional.

9

Koordinasi dengan Perpusnas

mengenai kebutuhan

e-resources di PT.

Realokasi anggaran dari

Kemenristek Dikti ke

(10)

Isu-isu Strategis

Pembangunan Perpustakaan

10

Mewujudkan perpustakaan sebagai sumber jasa informasi yang mampu

menyajikan informasi dengan cepat terutama di bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan karya budaya;

Masyarakat mengalami lompatan masa yang ditandai oleh

kecenderungan masyarakat memanfaatkan teknologi digital (e.g.

informasi internet) daripada membaca buku; dan

Membangun budaya gemar membaca masyarakat di era lompatan

masa merupakan tantangan paling nyata.

Tantangan Pembangunan

Perpustakaan

Terbatasnya jumlah dan jenis

perpustakaan yang dekat dengan masyarakat serta

keberagaman koleksi (termasuk

koleksi digital)

Masih rendahnya rasio jumlah bahan

bacaan masyarakat

dengan pertumbuhan jumlah pemustaka

Terbatasnya tenaga

perpustakaan baik kualitas, kuantitas

maupun distribusinya

Terbatasnya transkripsi, transliterasi, alih

media naskah kuno dan khasanah budaya

(11)

AKSES MASYARAKAT

TERHADAP MEDIA

(12)

Minat Baca Masyarakat terhadap

Surat Kabar/Koran/Majalah Cetak

(1)

12 Frekuensi membaca surat kabar/

Koran/ majalah cetak dalam seminggu terakhir

Sumber: Susenas MSBP 2015

Frekuensi

(%)

Frekuensi membaca surat kabar/ Koran/ majalah cetak dalam seminggu terakhir

menurut kelompok usia (%)

Minat baca masyarakat

terhadap berbagai media cetak (surat kabar,

(13)

Minat Baca Masyarakat terhadap

Surat Kabar/Koran/Majalah Cetak

(2)

13

o

Kemudahan

akses

masyarakat

perkotaan

terhadap media

cetak tidak

berdampak

nyata pada

tingginya

minat

baca mereka.

Persentasenya

tidak berbeda

jauh dengan

penduduk di

perdesaan.

o

Upaya untuk

meningkatkan

minat baca

penduduk

terhadap media

cetak

masih

perlu terus

didorong

.

Frekuensi membaca surat kabar/ Koran/ majalah cetak dalam seminggu terakhir

Sumber: Susenas MSBP 2015

LAKI-LAKI PEREMPUAN

(14)

Minat Baca terhadap Buku

Cetak selain Kitab Suci

14 14

Sumber: Susenas MSBP 2015

Minat baca masyarakat

terhadap buku cetak selain kitab suci juga

masih rendah

. Pada kelompok usia sekolah dasar hingga sekolah

menengah (7-18 tahun), minat baca cukup besar yakni pada

buku-buku pelajaran. Namun lebih dari ¾ penduduk usia jenjang

pendidikan tinggi (19-24 tahun) justru memiliki minat baca yang

rendah.

Frekuensi

(%)

Frekuensi membaca buku cetak selain kitab suci dalam seminggu

terakhir

Frekuensi membaca buku cetak selain kitab suci dalam seminggu terakhir,

menurut kelompok usia (%)

(15)

Minat Baca terhadap Artikel/Berita

yang Bersumber dari Media

Elektronik

15 15

Sumber: Susenas MSBP 2015

o

Kemajuan teknologi

yang telah memberikan kemudahan pada masyarakat

saat ini ternyata

tidak berkorelasi positif terhadap minat baca

mereka pada

berbagai artikel/berita yang bersumber dari media elektronik.

o

Hanya sekitar 10-15% saja dari penduduk usia sekolah jenjang SMP hingga

Pendidikan Tinggi yang membaca artikel/berita dari media elektronik setiap

harinya.

Frekuensi membaca artikel/berita dari media elektronik dalam

seminggu terakhir

Frekuensi membaca artikel/berita dari media elektronik dalam seminggu terakhir, menurut kelompok usia (%)

(16)

Tingkat Kunjungan

Masyarakat ke Perpustakaan

(1)

16 16

Sumber: Susenas MSBP 2015

o

Secara umum,

tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan masih

sangat rendah.

Lebih dari separuh penduduk usia sekolah jenjang

pendidikan dasar hingga menengah mengaku tidak pernah mengunjungi

perpustakaan dalam 3 bulan terakhir. Bahkan pada kelompok usia

pendidikan tinggi, hanya sekitar 10% saja yang mengaku mengunjungi

perpustakaan.

Mengunjungi Perpustakaan dalam 3 bulan terakhir (%)

Penduduk yang mengunjungi Perpustakaan dalam 3 bulan terakhir

menurut kelompok usia (%)

Ya (11%)

(17)

Pemanfaatan Taman Bacaan

Masyarakat (TBM)

(1)

17 17

Sumber: Susenas MSBP 2015

o

Taman Bacaan Masyarakat yang dirancang untuk meningkatkan minat

baca sekaligus sebagai wadah kegiatan belajar masyarakat belum

dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.

o

Upaya pembinaan minat baca melalui berbagai wadah atau saluran

perlu terus ditingkatkan, termasuk melalui pemanfaatan TBM.

Pemanfaatan TBM dalam 3 bulan terakhir (%)

Pemanfaatan TBM dalam 3 bulan terakhir menurut kelompok usia (%)

Ya; 1%

(18)

LITERASI DALAM SDG

S

(19)

REPUBLI K INDONES

IA

19

1

1

3

3

4

4

5

5

6

6

Memperluas Sumber Pendanaan (Pemerintah, Swasta,

dan Sumber Lain)

Menekankan pada hak azasi manusia

Lebih Komprehensif

Inklusif

Melibatkan Seluruh Pemangku

Kepentingan

”Zero Goals”

Cara Pelaksanaan (

Means of Implementation

)

2

2

7

7

SDGs Menyempurnakan MDGs

(20)

REPUBLIK INDONESIA

20

SDGs

17 Goal, 169 Target, 241

Indikator

PILAR

PEMBANGUNAN

SOSIAL

PILAR

PEMBANGUNAN

EKONOMI

PILAR

PEMBANGUNAN

LINGKUNGAN

PILAR

PEMBANGUNAN

HUKUM DAN

TATA KELOLA

7 Target, 12

10 Target,11 Indikator

(21)

Literasi dalam SDGs

Perpres No. 59/2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

21

Sasaran Global Sasaran Nasional RPJMN 2015-2019 Instansi

5. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

5.1. Meningkatnya rata-rata

angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun pada tahun 2019 menjadi 96,1% (2015: 95,2%).

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas; Kementerian Keuangan; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Agama; Pemerintah Daerah Provinsi; Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

5.2. Meningkatnya persentase angka melek aksara penduduk usia dewasa usia 15-59 tahun pada tahun 2019.

Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan

merata serta meningkatkan kesempatan belajar

sepanjang hayat untuk semua.

Kemampuan literasi (membaca) dan numerasi (berhitung) merupakan salah satu sasaran global untuk mencapai Tujuan 4 SDGs : Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi

masyarakat.

Ditargetkan tahun 2019, rata-rata angka melek aksara penduduk

menjadi 96,1 persen

Yang menjadi tantangan adalah bagaimana meningkatkan budaya

membaca. Karena kemampuan membaca

dan berhitung, belum tentu disertai dengan budaya kegemaran

(22)

22

Peran Literasi dalam

Capaian SDGs

Hasil Identifikasi oleh Perpusnas

(1)

Tujuan 3.

Sehat

dan Sejahtera

Biblioterapi

Program:

Kegiatan: Terapi

membaca, Literasi

informasi,

Bimbingan dan

Konseling

Sasaran: Pasien RS,

Narapidana, Siswa

SLB, kaum

disabilitas, korban

(23)

23

Tujuan 5.

Persamaan

Gender

Program:

Perempuan

Cerdas

Kegiatan: Layanan

perpustaaan Ibu

dan anak,

Pelatihan

keterampilan/

life

skills

Sasaran:

Perempuan, Ibu,

Siswa SD & SLTP

Peran Literasi dalam

Capaian SDGs

(24)

24

Tujuan 11.

Kota Inklusif

dan

Berkelanjutan

Program:

Preservasi

Budaya

Kegiatan: Preservasi naskah kuno nusantara,

Pelestraian warisan budaya non-benda,

Pelatihan

Sasaran: Pemilik

naskah nusantara,

Museum/Lembaga,

Istana

Peran Literasi dalam

Capaian SDGs

(25)

Perpustakaan dan SDGs:

Hal-hal yang Perlu Dipertajam

Perlu adanya penajaman

identifikasi dukungan

perpusnas di tingkat nasional

dan daerah yang mendukung

agenda SDGs.

Pada prinsipnya, dukungan kegiatan

Perpustakaan merupakan bagian

dari upaya meningkatkan akses

informasi & TIK dan budaya literasi

nasional sebagaimana

diperjuangkan oleh IFLA

Kegiatan tersebut bisa berupa

kegiatan yang secara langsung dan

tidak langsung mendukung

pencapaian agenda SDGs dan sesuai

dengan target pembangunan

nasional dan daerah

Penajaman harus menghindari

tumpang tindih dengan kegiatan dari

tupoksi K/L lainnya. Misal kegiatan

pelatihan keterampilan/

life skills

,

preservasi naskah kuno nusantara,

dan pelestarian warisan budaya

non-benda.

Penajaman juga perlu

mempertimbangkan indikator yang

akan digunakan dalam mengukur

kinerja dukungan Perpustakaan

nasional & daerah terhadap SDGs

1

2

3

4

(26)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERPUSTAKAAN

(27)

27

PERKUATAN RKP 2018

- Perkuatan Implementasi Money Follows Program -

Menajamkan Integrasi

Sumber Pendanaan

Memastikan Pelaksanaan

Program Menajamkan Prioritas Nasional

Belanja K/L, Belanja Non K/L, Belanja Transfer ke Daerah, PHLN, BUMN, PINA dan Swasta

Pengendalian Dilakukan Sampai ke Level Proyek

(satuan 3)

10 PN dan 30 Program Prioritas

RKP 2018 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMN 2015 – 2019 Perkuatan pelaksanaannya menjadi penentu pencapaian tahun terakhir di 2019

RKP 2018 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMN 2015 – 2019 Perkuatan pelaksanaannya menjadi penentu pencapaian tahun terakhir di 2019

(28)

28

TEMA DAN PROGRAM PRIORITAS RKP 2018

“Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”

22. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal 23. Pembangunan Perdesaan

24. Reforma Agraria

25. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana 26. Percepatan Pembangunan Papua

Pendidikan

1. Pendidikan Vokasi 2. Peningkatan kualitas guru

3. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak 4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 5. Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat)

Kesehatan

6. Penyediaan Perumahan Layak 7. Air Bersih dan Sanitasi

Perumahan dan Permukiman

Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

8. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10) 9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

(dari 10)

10. Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14) 11. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan

Kerja

12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi

13. EBT dan Konservasi Energi 14. Pemenuhan Kebutuhan Energi

Ketahanan Energi

15. Peningkatan Produksi pangan 16. Pembangunan sarana dan prasarana

pertanian (termasuk irigasi)

Ketahanan Pangan

17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran 18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi

Penggulangan Kemiskinan

20. Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda)

21. Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika

Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman

Pembangunan Wilayah

27. Penguatan Pertahanan 28. Stabilitas Politik dan Keamanan 29. Kepastian Hukum

30. Reformasi Birokrasi

Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Asian Games dan Asian Para Games

(29)

URAIAN TARGET 2018

Pertumbuhan Ekonomi 5,4 % Tingkat Kemiskinan 9,5-10,0% Tingkat Pengangguran Terbuka 5,0-5,3%

Gini Rasio 0,38

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* 71,5

29

TARGET PEMBANGUNAN RKP 2018

*) Hasil Perhitungan IPM Metode Baru

Sejauh mana Literasi

berperan dalam

pencapaian target

(30)

Sasaran dan Arah Kebijakan

Pembangunan Perpustakaan

1. Meningkatnya budaya gemar

membaca masyarakat dan layanan perpustakaan yang ditandai oleh: 2. Meningkatnya jumlah pemustaka

yang memanfaatkan perpustakaan baik kunjungan fisik maupun

online;

3. Meningkatnya jumlah dan

keragaman koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menumbuhkan budaya kreatif;

4. Meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga perpustakaan;

5. Meningkatnya preservasi dan konservasi bahan perpustakaan, termasuk naskah kuno;

6. Meningkatnya penyelenggaraan dan pengelolaan berbagai jenis perpustakaan di pusat dan daerah; 7. Meningkatnya intensitas sosialisasi

dan pembudayaan kegemaran membaca; dan

8. Meningkatnya fasilitas layanan perpustakaan nasional dan perpustakaan lainnya.

30

SASARAN

ARAH KEBIJAKAN

Pembangunan perpustakaan diarahkan untuk:

1. Meningkatkan budaya gemar membaca melalui: a. Pembudayaan kegemaran membaca

b. Pemilihan duta baca daerah

c. Sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan

2. Meningkatkat kualitas layanan perpustakaan melalui:

a. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

b. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan serta naskah kuno termasuk karya cetak dan karya rekam

c. Pengembangan kompetensi dan profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan d. Perkuatan kerjasama dan jejaring perpustakaan

dengan berbagai lembaga pemerintah, swasta, dan dunia usaha.

3. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian fisik dan kandungan informasi bahan pustaka dan naskah kuno melalui:

a. Konservasi fisik bahan perpustakaan dan naskah kuno

(31)

Pembangunan Lintas Bidang

Perpustakaan

31 Tenaga

perpustaka an yang kompeten

dan professiona

l

Sosialisasi/ promosi/ pemasyarak

atan gemar membaca Perpusnas RI

Kemdikbud Kemdagri/Pem da

Perpusnas RI Kemristek Dikti Kemenaker Pemda

Perpusna s RI

Kemristek Dikti

Kemdikbu d

Kemenag Pemda

Perpusnas RI Kemristek Dikti Kemdikbud Kemenag Kemenkominfo Pemda

Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui gemar membaca

dengan

memberdayakan perpustakaan (berbasis

TIK) Koleksi nasional

yang lengkap dan

mutakhir

Perpusnas RI Pemda

Pembinaan Perpustakaa

n

Perpusnas RI,

Kemdikbud, Kemenag, Kemristek Dikti,

(32)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN RKP 2018

32 No Indikator Baseline

(2014) 2018 2019 1 Pemustaka yang memanfaatkan

perpustakaan (juta orang)

1,7 2,12 2,2

2 Koleksi Perpustakaan Nasional (ribu)

188 365 194

3 Perpustakaan daerah yang sesuai dengan standar (unit)

89 133 133

ARAH KEBIJAKAN

Pembangunan perpustakaan diarahkan untuk:

1. Meningkatkan budaya gemar membaca melalui:

a. Pembudayaan kegemaran membaca b. Pemilihan duta baca daerah

c. Sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan

2. Meningkatkat kualitas layanan perpustakaan melalui:

a. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

b. Peningkatan kualitas dan

keberagaman koleksi perpustakaan serta naskah kuno termasuk karya cetak dan karya rekam

c. Pengembangan kompetensi dan profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan

d. Perkuatan kerjasama dan jejaring perpustakaan dengan berbagai lembaga pemerintah, swasta, dan dunia usaha.

3. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian fisik dan kandungan informasi bahan pustaka dan naskah kuno melalui:

a. Konservasi fisik bahan perpustakaan dan naskah kuno

(33)

PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BERBASIS INKLUSI SOSIAL

(34)

Pelayanan Perpustakaan

Berbasis Inklusi Sosial

34

Pelayanan Perpustakaan Berbasis Inklusi

Sosial

Perpustakaan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki

Perpustakaan menjadi wadah untuk menemukan

solusi dari permasalahan

kehidupan masyarakat

Perpustakaan dirancang lebih

berdaya guna bagi masyarakat

Perpustakaan sebagai pusat belajar dan pusat

kegiatan

masyarakat

• Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan

perpustakaan

sebagai bagian dari sub-sistem sosial, yang berkomitmen memberikan nilai lebih bagi

kehidupan

masyarakat.

• Perpustakaan dapat

meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan

masyarakat pengguna perpustakaan

DEFINISI

TUJUAN

Meningkatkan

literasi

informasi

berbasis TIK

Meningkatkan

kualitas hidup

melalui

(35)

Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

dengan Dukungan TIK

35

PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL

Pusat Belajar Masyarakat

Pusat Kegiatan Masyarakat

Pusat Inovasi Masyarakat

Go Social

Media MobileGo E-Resources Sharing Open Access Movement

• Perpustakaan berbasis inklusi sosial bukan hanya sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman koleksi buku. Tapi juga sebagai Pusat Belajar, Pusat Aktivitas, dan Pusat Inovasi Masyarakat.

Pelayanan Perpustakaan perlu

dukungan TIK dengan

(36)

Sinergi Pelayanan Perpustakaan

Berbasis Inklusi Sosial

36

1. Pengembangan Kebijakan, Regulasi, & Penyelarasan Program/Kegiatan lintas K/L, lintas pusat-daerah, lintas sektor publik-swasta 2. Penetapan Indikator dalam

Setiap Target/Sasaran

3. Penyiapan Data dan Informasi yang Digunakan

4. Sosialisasi/Diseminasi, Komunikasi & Advokasi 5. Monev & Pelaporan 6. Pendanaan (APBN/APBD) 1. Pengembangan Kebijakan,

Regulasi, & Penyelarasan Program/Kegiatan lintas K/L, lintas pusat-daerah, lintas sektor publik-swasta 2. Penetapan Indikator dalam

Setiap Target/Sasaran

3. Penyiapan Data dan Informasi yang Digunakan

4. Sosialisasi/Diseminasi, Komunikasi & Advokasi 5. Monev & Pelaporan 6. Pendanaan (APBN/APBD)

1. Pengabdian masyarakat (KKN) untuk mendukung budaya kegemaran membaca

2. Peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan

3. Policy Research

1. Pengabdian masyarakat (KKN) untuk mendukung budaya kegemaran membaca

2. Peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan

3. Policy Research

1. Library Supporter berbasis komunitas

2. Promosi budaya kegemaran membaca (keluarga, masyarakat)

1. Library Supporter berbasis komunitas

2. Promosi budaya kegemaran membaca (keluarga, masyarakat)

1. Dukungan Fasilitasi Program/Kegiatan di Lapangan (replikasi perpustakaan berbasis inklusi sosial)

1. Dukungan Fasilitasi Program/Kegiatan di Lapangan (replikasi perpustakaan berbasis inklusi sosial)

TIM SINERGI NASIONAL

PERAN TIM

SINERGI

Pengembangan kebijakan

(regulasi, anggaran)

1

2

Pengembangan jejaring/sinergi lintas K/L, pusat-daerah,

publik-swasta

Pengembangan replikasi perpustakaan berbasis inklusi

sosial

3

• Dalam pengembangan pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial

diperlukan Tim Sinergi, yang memiliki peran untuk mengembangkan kebijakan,

membangun jejaring, dan mereplikasi model perpustakaan inklusif.

(37)

T

ERIMA

K

ASIH

Referensi

Dokumen terkait

Menu untuk memproses data dengan Uji Godlfeld-Quandt dan Metode Weighted Least Squares. Data perusahaan yang dimiliki akan diproses secara bertahap untuk menghasilkan suatu

Hasil penelitian El Salam, et al (2013), Koesmono (2012), Suryawan & Andre (2013) tentang pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja menunjukkan bahwa motivasi

bagaimana keadaan cuaca pada gambar tersebut menurut kalian ?(Kemandirian dalam mengembangkan wawasan melalui kegiatan pengamatan)  Ayo Menulis  Siswa mencermati

• Bagaimana pengaruh penyimpanan pada suhu yang berbeda formulasi herbisida dari bahan aktif glifosat dengan surfaktan APG terhadap efektivitas pengendalian gulma.. Tujuan

atau media kontras (yodium as (yodium) ) yan yang berkhasi g berkhasiat bakterio at bakteriostati statik sehingga memp k sehingga memperba erbaiki iki kualitas lender

Meminta laporan kepada koordinator editor dan oordinator setter sehubungan dengan penyelesaian pengerjaan naskah.. Menggunakan sarana dan prasarana yang ada di perusahaan demi

Pemikiran moral dan faktor – faktor pribadi mahasiswa yang diukur dengan tingkat idealisme dan tingkat relativisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap