• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kausalitas Granger Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Inflasi Periode 2015.7-2017.12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kausalitas Granger Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Inflasi Periode 2015.7-2017.12"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

NURING TYAS KUSUMO WARDANI B 300 140 169

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)

ii

(4)
(5)

1

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Kausalitas Granger Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Inflasi Periode 2015.7-2017.12”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kausalitas (hubungan timbal balik) diantara inflasi dan jumlah uang beredar di Indonesia. Menggunakan data sekunder yang berupa data time series tahun 2015.7-2017.12. Data diambil dari BPS Indonesia. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa inflasi berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di Indonesia, dan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia, sehingga terdapat hubungan kausalitas dua arah antara inflasi dan jumlah uang beredar di Indonesia dalam periode penelitian ini.

Kata Kunci : Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Uji Kausalitas Granger ABSTRACT

This study, " Granger Causality Analysis on Money Supply and Inflation Period 2015.7 -2017 .12 " aims to determine causality (reciprocal relationship) between money supply and inflation in Indonesia. The data used in this study is monthly time series data from 2015.7-2017.12. The data collected from BPS Indonesia. The Granger Causality Analysis result shows a two-way causal relationship e.g. inflation Granger Causal money supply and money supply Granger Causal inflation in Indonesia during the period of the study.

Keywords: Inflation, Money Supply, Granger Causality Test 1. PENDAHULUAN

Semangat pemerintah dan otoritas moneter dalam menciptakan perekonomian yang stabil, merupakan wujud sikap negara dalam upaya memajukan perekonomian bangsa. Salah satu ukuran dari kestabilan perekonomian dapat dilihat melalui pertumbuhan inflasi yang mencerminkan perubahan tingkat harga barang dan jasa. Bank Indonesia dan kebijakan moneter yang ditempuh selalu menjadikan inflasi sebagai target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan target yang diharapkan agar sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, yaitu kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk mencapai kestabilan dan memelihara nilai rupiah melalui pengendalian jumlah uang beredar maupun suku bunga (Putra dan Meydianawati, 2016).

(6)

2

Isu perekonomian yang selalu menjadi perhatian penting dari pemerintahan negara-negara di dunia khususnya negara berkembang khususnya Indonesia adalah inflasi. Inflasi merupakan kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Inflasi merupakan salah satu indikator stabilitas perekonomian. Jika tingkat inflasi rendah dan stabil akan menjadi stimulator pertumbuhan ekonomi. Setiap kali ada gejolak sosial, politik dan ekonomi di dalam maupun di luar negeri masyarakat selalu mengaitkan dengan masalah inflasi (Mankiw dalam Panjaitan, 2016).

Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting, laju perubahannya selalu diupayakan rendah dan stabil agar supaya tidak menimbulkan penyakit makroekonomi yang nantinya akan memberikan dampak ketidakstabilan dalam perekonomian. Inflasi yang tinggi dan tidak stabil merupakan cerminan akan kecenderungan naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama periode waktu tertentu. Dengan naiknya tingkat harga ini daya beli dari masyarakat akan menurun akibatnya barang-barang hasil produksi tidak akan habis terjual dan produsen pun tidak akan menambah besaran investasinya. Apabila besaran investasi berkurang hal ini akan menyebabkan pendapatan nasional akan menurun, yang merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kestabilan kegiatan suatu perekonomian yakni sebagai roda pembangunan (Langi et all, 2014).

Hubungan inflasi dan jumlah uang beredar tergambar dalam teori yang dikemukakan oleh Irving Fisher dan Keynes. Fisher mengungkapkan inflasi bisa terjadi jika ada penambahan jumlah uang beredar. Tanpa adanya kenaikan jumlah uang beredar walaupu terjadi kenaikan harga maka takakan terjadi inflasi. Sedangkan Keynes melihat bahwa perubahan tingkat harga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional equilibrium melalui pengaruhnya terhadap real money supply, yang dapat pula disebut jumlah penawaran uang nyata. Dalam kondisi deflasi, tingkat harga akan mengalami

(7)

3

penurunan, sedangkan nilai riil dari jumlah uang beredar akan mengalami peningkatan. Dengan jumlah uang yang nilai nominalnya sama dalam arti tidak berubah, menurunnya tingkat harga dengan lima puluh persen, misalnya mengakibatkan meningkatnya real money supply menjadi dua kali jumlah semula. Sebaliknya, sebagai akibat adanya inflasi, dengan nominal money supply yang sama dihasilkan real money supply yang lebih sedikit daripada sebelumnya (Putra dan Meydianawati, 2016).

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh kausalitas antara variabel Jumlah Uang Beredar dengan variabel Inflasi berdasarkan periode 2010-2017 dan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan timbal balik atau hanya hubungan satu arah antara variabel Jumlah Uang Beredar dengan variabel Inflasi.

2. METODE

2.1 Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Granger Causality Test yang formulasi model ekonometriknya adalah sebagai berikut:

𝐽𝑈𝐵𝑡 = 𝛼𝑖𝐽𝑈𝐵𝑡−𝑖 𝑚 𝑖=1 + 𝛽𝑖𝐼𝑁𝐹𝑡−𝑗 + 𝜀1𝑡 𝑚 𝑗 =1 𝐼𝑁𝐹𝑡 = 𝜆𝑖𝐼𝑁𝐹𝑡−𝑖 𝑚 𝑖=1 + 𝛿𝑖𝐽𝑈𝐵𝑡−𝑗 + 𝜀2𝑡 𝑚 𝑗 =1 Di mana:

JUBt = Variabel Jumlah Uang Beredar INFt = Variabel Inflasi

𝛼𝑖, 𝛽𝑖, 𝜆𝑖 , 𝛿𝑖 = Koefisien

m = Jumlah lag

𝜀1𝑡 = Faktor gangguan

2.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 2010 sampai tahun 2017 yang mencakup data Inflasi dan data Jumlah Uang Beredar. Data

(8)

4

diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, serta sumber lain yang terkai

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Stasioneritas Inflasi

Hasil uji stasioneritas vatiabel INF dapat dilihat pada Tabel III.1. Dari hasil uji DF dan ADF terlihat model 1 memiliki koefisien  > 0 (positif), sementara dua model lainnya, yakni model 2 dan 3 memiliki koefisien  < 0 (negatif). Dari dua model yang memiliki koefisien  < 0 (negatif), model terbaik adalah model 3 karena memiliki nilai AIC minimum, yakni sebesar 0,790608.

Tabel. 1 Hasil Uji Stasioneritas Inflasi

Variabel Model   stat  (0,05) Prob. AIC

INF

1 0.004613 4.549925 -1.954414 1.0000 1.003122 2 -0.002689 -0.099817 -2.981038 0.9395 1.076548 3 -0.642355 -4.172309 -3.580623 0.0141 0.790608 Sumber : BPS, diolah

Pada model terbaik, terlihat signifikansi atau probabilitas statistik  memiliki nilai 0,0141 (< 0, 05), sehingga H0 : δ = 0 (data tidak stasioner) ditolak, variabel INF stasioner.

3.2 Uji Stasioneritas Jumlah uang Beredar

Hasil uji stasioneritas variabel JUB dapat dilihat pada Tabel III.2. Dari hasil uji DF dan ADF terlihat model 1 dan 2 memiliki koefisien  > 0 (positif), sementara model 3 memiliki koefisien  < 0 (negatif). Sehingga model 3 adalah model yang terbaik selain memiliki koefisien  < 0 (negatif) juga memiliki nilai AIC minimum, yakni sebesar 24.24577.

(9)

5

Tabel 2 Hasil Uji Stasioneritas Jumlah Uang Beredar

Variabel Model   stat  (0,05) Prob. AIC

JUB

1 0.018144 4.196025 -1.955020 0.9999 24.42996 2 0.052848 1.445062 -2.986225 0.9986 24.46301 3 -0.748987 -2.319796 -3.603202 0.4090 24.24577 Sumber : BPS, diolah

Pada model terbaik, terlihat signifikansi atau probabilitas statistik  memiliki nilai 0,4090 ( > 0,10), sehingga sehingga H0 : δ = 0 (data tidak stasioner) diterima, variabel JUB tidak stasioner.

3.3 Uji Stasioneritas Variabel Difference d(JUB)

Karena variabel INF stasioner dan variabel JUB tidak stasioner, maka variabel JUB harus distasionerkan dengan proses pembedaan (differencing).

Hasil uji stasioneritas variabel d(JUB) dapat dilihat pada Tabel III.3 Dari hasil uji DF dan ADF terlihat seluruh model DF dan ADF memiliki koefisien

 < 0 (negatif), sehingga ada kemungkinan variabel d(JUB) stasioner. Dari ketiga model, model terbaik adalah model 3 karena memiliki nilai AIC minimum, yakni sebesar 24,23436.

Tabel 3 Hasil Uji Stasioneritas Jumlah Uang Beredar

Variabel Model   stat  (0,05) Prob. AIC

JUB

1 -0.337322 -1.161924 -1.954414 0.2172 24.85328 2 -3.085670 -3.955922 -2.991878 0.0061 24.81156 3 -4.006450 -5.355793 -3.612199 0.0012 24.23436 Sumber : BPS, diolah

Pada model terbaik, terlihat signifikansi atau probabilitas statistik  memiliki nilai 0,0012 ( < 0,05), sehingga H0 : δ = 0 (data tidak stasioner) ditolak, variabel d(JUB) stasioner.

3.4 Uji Kausalitas Granger

Uji Kausalitas Granger harus dilakukan pada pasangan data yang keduanya stasioner atau keduanya tidak stasioner tetapi berkointegrasi. Pada penelitian ini variabel INF stasioner tetapi variabel JUB tidak stasioner,

(10)

6

sehingga varibel JUB distasionerkan dengan proses differencing. Uji kointegrasi tidak dilakukan karena kedua variabel stasioneritas.

Tabel 4 Hasil Uji Kausalitas Granger

d Null Hypothesis Obs F-Statistic Prob. D(JUB) does not Granger Cause INF 25 3.86066 0.0222 INF does not Granger Cause D(JUB) 2.61932 0.0741 Sumber : BPS, diolah

Dari Tabel III.4 terlihat untuk hipotesis JUB mempengaruhi INF probabilitas uji F statistik kausalitas Granger adalah sebesar 0,0222 (< 0,10), berarti H0 ditolak. Kesimpulannya jumlah uang beredar mempengaruhi inflasi.

Dari Tabel III.4 terlihat untuk hipotesis INF mempengaruhi JUB probabilitas uji F statistik kausalitas Granger adalah sebesar 0,0741 (< 0,10), berarti H0 ditolak. Kesimpulannya inflasi mempengaruhi jumlah uang beredar.

Dengan demikian hasil uji kausalitas Granger, memperlihatkan hubungan kausalitas dua arah, yaitu INF mempengaruhi JUB dan JUB mempengaruhi INF.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa variabel inflasi stasioner pada tingkat level, yang ditunjukkan dari model terbaik memiliki kriteria AIC minimum. Sedangkan variabel jumlah beredar tidak stasioner pada tingkat level karena model terbaik tidak memiliki kriteria AIC minimum.

2) Uji Stasioneritas Variabel Difference dilakukan karena variabel JUB tidak stasioner, sehingga variabel JUB harus distasionerkan dengan proses pembedaan (differencing). Dari hasil uji

(11)

7

stasioneritas d(JUB) menunjukkan bahwa dari model terbaik memiliki kriteria AIC minimum, sehingga variabel d(JUB) stasioner.

3) Uji kausalitas Granger, memperlihatkan adanya hubungan kausalitas dua arah, yaitu INF mempengaruhi JUB dan JUB mempengaruhi INF.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1) Perlunya peran Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia mampu menjaga kestabilan jumlah uang beredar dan inflasi di masyarakat. Sehingga setiap periodenya tetap stabil karena keduanya adalah instrumen kebijakan moneter yang sangat penting dalam mengendalikan kestabilan perekonomian.

2) Untuk mengendalikan laju inflasi, maka pemerintah harus menyediakan barang dan jasa secara memadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang cenderung meningkat. 3) Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan jangka waktu yang

lebih panjang agar dapat memprediksi kondisi pertumbuhan ekonomi dari perkembangan inflasi dan jumlah uang beredar dalam jangka panjang. Serta diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi inflasi dan jumlah uang beredar. Oleh karena itu perlu dikembangkan pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Adwin S. Atmadja. 1999. “Inflasi Indonesia :Sumber-sumber Penyebab Dan Pengendaliannya”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999

Akbar, Dinnul Alfian. 2012. “Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy”. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 2. N. 1 September 2012.

(12)

8

Anggraini, Tri, D. 2016. “Analisa Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Tahun 2005-2014”. Jurnal Manajemen Vol 3.N.2. Oktober 2016.

Asy’ari, Ali, M & Wahyuningsih, D. 2013.“Analisis Pengaruh Sektor Moneter Dan Sektor Riil Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Periode 2005:III-2012:IV)”. Media Trend Vol 8. N. 1. Maret 2013.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia. Jakarta: BPS Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia. Jakarta: BPS Boediono. 2011. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE Boediono. 2013. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Dornbusch, Rudiger, dan Fischer, Stanley. 2007. Macroeconomics, Fourth Edition. Pent: Karyaman Mucthar. Jakarta : Erlangga.

Frederic S.Mishkin. 2009. The Economics Of Money, Banking And financial Market, Edisi ke 8. Jakarta: Penerbit Salemba empat.

Gujarati, Damodar. 2015. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Khalwati, tajul. 2000. Inflasi dan solusinya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Langi dkk. 2014. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Bi, Jumlah Uang Beredar, dan

Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol 14. N. 2. Mei 2014.

Lapong dkk. 2016. “Analisis Kausalitas Jumlah Uang Beredar Dan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (Bi Rate) Di Indonesia Periode 2009.1 – 2015.4”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol 16. N. 02. 2016.

Maqrobi dan Pujiati. 2011. “Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi : Uji Kausalitas Inflation And Economic Growth : Testing For Causality”. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3, No. 1 Mei 2011.

Oktavia dkk. 2013. “Analisis Kurs Dan Money Supply Di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. I. N. 02. Januari 2013.

Panjahitan dan Wardoyo. 2016. “Faktor-Faktor Yang MempengaruhiInflasi Di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol 21. N.3. Desember 2016.

Putra dan Meydianawati. 2015, “Analisis Vector Auto Regressive Terhadap Kausalitas Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Indonesia”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 4 No. 3.

Rahardja Prathama, Manurung Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(13)

9

Reksoprayitno, Soediyono. 2009. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Soebagyo, Daryono. 2007. “Kausalitas Granger Pdrb Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Dati I Jawa Tengah”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 8. No. 2. Desember 2007.

Sujoni dan Machfudz. 2016. Teori Ekonomi Makro. UIN-Maliki Press.

Sukirno, Sadono. 2011. Pengantar teori makroekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Utomo, Yuni Prihadi. 2012. Buku Praktek Komputer Statistik II Eviews. Surakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universutas Muhammadiyah Surakarta

Gambar

Tabel 3 Hasil Uji Stasioneritas Jumlah Uang Beredar

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan yang demikian ini, tentu saja menimbulkan kesan bahwa di Indonesia telah ada UU tentang agraria / pertanahan yang bersifat nasional, ternyata di sebagian wilayah negara

Saluyu jeung metode anu digunakeun, ieu panalungtikan miboga udagan pikeun ngadeskripsikeun tradisi nyepuh di Desa Ciomas Kecamatan Panjalu, struktur prak-prakanana,

Apabila terbukti dikemudian hari bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiasi, maka ijazah yang saya peroleh dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa praktik pengungkapan informasi strategis pada website perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta menguji apakah ukuran

menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Savira pada tanggal 04 Juni – 13 Juli 2018 dengan baik.. Kegiatan PKPA bertujuan untuk meningkatkan

[r]

Bagi ilmu psikologi industri dan organisasi, akan menambah suatu wacana baru yang dapat digunakan sebagai referensi tentang sikap konsumen terhadap produk dan juga

Konsep desain perancangan interior Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati diperoleh dari mind mapping yaitu “Harmony in Unity”, ini dipilih karena ingin membentuk