• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB PROFIL KABUPATEN SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB PROFIL KABUPATEN SERANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.

KONDISI GEOGRAFIS, BATAS ADMINISTRASI DAERAH, LUAS

WILAYAH DAN TOPOGRAFIS

4.1.1.

KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5°50' - 6°21' Lintang Selatan dan 105°7' 106°22' Bujur Timur. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

• Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak

• Sebelah Barat : Kota Serang dan Selat Sunda

Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl dan tersebar pada semua wilayah. Kemiringan tanah atau lereng selain mempengaruhi bentuk wilayah juga mempengaruhi tingginya perkembangan erosi.

Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa. Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya

PROFIL KABUPATEN

SERANG

(2)

Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup berlimpah serta pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan mampu membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyatnya.

4.1.2.

KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Serang secara administratif berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten lainnya, yaitu :

• Sebelah Utara : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

• Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak • Sebelah Barat : Kota Serang dan Selat Sunda

4.1.3.

LUAS WILAYAH

Kabupaten Serang memiliki wilayah cukup luas 1.734,09 Km² dan sumber daya alam yang banyak namun masih terbatas dalam pemanfaatanya. Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pola penggunaan lahan pada kawasan budidaya, sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu sawah tadah hujan dan irigasi, tegalan, kebun campuran, perkampunngan, perumahan dan jasa. Sesuai dengan topografinya Kabupaten Serang memiliki wilyah dataran dan bergelombang berada pada ketinggian 0 m – 1.778 m diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 145,3 mm/bl. Suhu udara di Kabupaten Serang berkisar 23,1 – 31,3 ˚C, sedangkan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 % dan rata-rata penyinaran matahari mencapai 69,2 %. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang adalah 1.076 jiwa/km persegi, dengan okupasi mata pencaharian penduduk terbanyak adalah petani.

(3)

Adapun luas masing- masing wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagaimana tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Administratif Kecamatan dan Jumlah Wilayah Administratif Kelurahan

(4)

4.1.4.

KONDISI TOPOGRAFIS

Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi.

Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan seperti Industri Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama. Sedangkan Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Modern Cikande.

Selain sektor industri, kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang pertanian seperti kelapa dan melinjo yang menjadi khas Banten. Di sektor kelautan potensi yang ada berupa ikan bandeng,udang windu, rumput laut dan perikanan tambak. Sektor pariwisata juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini mengingat terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan awasan Heritage BAnten lama. Daya tarik wisata lain adalah Mercusuar, Karang Bolong dan Anyer Kidul, Rawa Dano, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian air Panas Batukuwung dll.

(5)

Gambar 4.1.

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Serang

4.2.

GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS

4.2.1.

JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2012 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencapai 1.448.966 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 735.552 jiwa, lebih banyak dibanding penduduk perempuan yang sebesar 713.414jiwa.Rata-rata anggota rumah tangga di Kabupaten Serang sebesar 5 orang per rumahtangga..

(6)

Tabel 4.4

Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di Kabupaten Serang Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.2.

KOMPOSISI PENDUDUK

Menurut dokumen Kabupaten Serang Dalam Angka (KDA) Tahun 2013 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang jumlah penduduk

(7)

Kabupaten Serang sebanyak 1.448.966 jiwa terdiri dari laki-laki 735.552 jiwa dan perempuan 713.414 jiwa. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Cikande sebanyak 95.982 jiwa, diikuti Kecamatan Kramat watu dan Kecamatan Kragilan berturut-turut sebanyak 89.179 jiwa dan 84.283 jiwa. Namun bila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk dengan memperhatikan faktor luas wilayah, maka kecamatan dengan penduduk terpadat ialah Kecamatan Kibin dengan tingkat kepadatan

penduduk 2.078 jiwa/km2 diikuti Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Cikande

berturut-turut mencapai 2.052 jiwa/km2 dan 1.900 jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan 25 kecamatan lainnya berkisar antara 300 s/d 1.000 jiwa/km2 dibawah

rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang sebesar 987jiwa/km2

artinya terdapat ketimpangan sebaran penduduk yang mencolok antara 3 Kecamatan kawasan perkotaan dan 7 kecamatan lainnya. Untuk lebih lengkap dan jelasnya mengenai jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Serang menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut

(8)

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Kabupaten Serang Tahun 2012 Per-Kecamatan

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.3.

STRUKTUR USIA

Jika melihat piramida penduduk Kabupaten Serang yang disusun berdasarkan kelompok umur penduduk 5 tahunan, maka Kabupaten Serang termasuk wilayah penduduk muda. Sebagaimana dapat dilihat pada grafik piramida penduduk

(9)

Kabupaten Serang tahun 2012, dimana bentuk grafiknya cenderung mengerucut di bagian atas. Gambar batang yang paling atas memanjang dikarenakan kelompok umur 60-64 tahun; 65-70 tahun; dan 70 tahun lebih, disatukan datanya pada kelompok umur 60 tahun keatas. Penduduk Kabupaten Serang yang terbesar yaitu pada kelompok umur 10-14 tahun, sehingga program-program Pemerintah Kabupaten Serang harus lebih diutamakan sasarannya pada kelompok umur 10-14 tahun.

4.2.4.

KETENAGAKERJAAN

Laju pertumbuhan angkatan kerja merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja, dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek ekonomi suatu daerah dimana pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh faktor produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh

(10)

faktor lain. Oleh karena itu tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, selama tahun 2012 tercatat pencari kerja yang resmi terdaftar sebanyak 26.477 orang, sementara yang berhasil ditempatkan sebanyak 5.042 orang, atau mencakup 19,04 persen dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar.

4.2.5.

PENDIDIKAN

Persentase penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2013 usia 15 tahun ke atas yang berpendidikan SD sederajat sebesar 58,99%; tamat SMP sederajat sebesar 53,64%; tamat SMA sederajat sebesar 70,61%; dan sebanyak 84,65% yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas

Jenis Kelamin dan Status Pendidikan di Kabupaten Serang Tahun 2013

(11)

4.3.

GAMBARAN TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda. Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl.

4.4

GAMBARAN HIDROLOGI

Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda. Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl. ri dari Sungai Ciwulan, Sungai Cikunir, Sungai Cimerah, Sungai Cikupang, dan Sungai Cisaruni arah pengaliran, yakni pada umumnya ke utara menuju Laut Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat Sunda

4.5

GAMBARAN GEOLOGI

Secara geologis Kabupaten Serang terdiri dari 3 (tiga) jenis batuan.Bagian terbesar adalah jenis batuan pretertiary sediments dan batuan aluvium, selain itu terdapat sedikit daerah termasuk batuan Young Quartenary Volcanic Products, yaitu pada bagian paling selatan Kota Serang (di Desa Gelam).

(12)

podsolik kuning, dan hidromorf kelabu, regosol kelabu kekuningan, regosol kelabu, jenis asosiasi latosol cokelat kemerahan, dan latosol coklat.

4.6

GAMBARAN KLIMATOLOGI

Iklim dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis klasifikasi. Menurut Köppen, daerah belahan Utara Serang beriklim Ama, sedangkan belahan Selatan Serang umumnya beriklim Afa, meskipun ada juga yang beriklim Cfa. Daerah belahan Utara Serang dengan demikian mempunyai bulan kering selama satu bulan atau lebih dalam setahun. Bagian Selatan Serang pada umumnya tidak mempunyai bulan yang jelas-jelas merupakan bulan kering. Pada bagian yang beriklim Cfa mempunyai karakteristik hujan yang serupa dengan daerah bagian Selatan Serang, tetapi di daerah ini suhu pada bulan terdingin dapat mencapai < 18˚C dan pada bulan terhangat bisa melebihi 22 ˚C.

Menurut klasifikasi Mohr (1933), daerah Serang mempunyai enam bulan basah November-April) dan enam bulan (Mei-Oktober) yang tidak termasuk bulan basah atau kering. Pada saat bulan basah, curah hujan melebihi laju penguapan. Pada bulan yang diguyur curah hujan antara 60 mm sampai 100 mm terjadi keseimbangan antara curah hujan dan besar penguapan. Secara umum daerah Kabupaten Serang sebenarnya cukup memperoleh air dari hujan secara alami. Oleh karena itu dengan pengelolaan air-tanah-hutan yang baik dan benar serta sistem irigasi dan drainase yang baik dan tepat, maka daerah penduduk Kabupaten Serang secara umum sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan airnya sendiri.

Fluktuasi kelembaban udara rata-rata bulanan antara tahun 1991 sampai dengan 2003 secara rata-rata terjadi kecenderungan penurunan kelembaban udara sekitar 4 %, namun kelembaban minimum rata-rata meningkat sekitar 2 %, sedangkan maksimum rata-ratanya relatif tetap. Hal ini agaknya menunjukkan semakin gersangnya kondisi udara di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 23 tahun terakhir.

Perubahan pola iklim ini juga ditandai dengan fluktuasi perubahan curah hujan yang semakin menurun, fluktuasi penguapan yang semakin meningkat, dan lama (durasi, duration) penyinaran matahari yang relatif tetap sejak 1991 sampai

(13)

dengan 2003 di kota Serang. Semua uraian di muka merupakan indikasi telah terjadi perubahan pola iklim di kota Serang yang semakin kering

Curah Hujan

Sebagai parameter yang sangat penting dalam menentukan iklim dan neraca air (water balance) di Kabupaten Serang, curah hujan digambarkan dalam bentuk isohyet rata-rata (normal) hujan bulanan yang diolah dari data 30 tahun (1971-2000) sebagai dipersyaratkan oleh World Meteorological Organization (WMO) untuk memperoleh gambaran yang lebih teliti dan baku (standard). Peta isohyet bulanan disajikan oleh BMG (2004) sebagai pada Gambar 2.2 sampai dengan 2.7. Dari gambar-gambar tersebut nampak daerah selatan secara umum cukup air sepanjang tahun, namun bagian utara cenderung kering pada bulan Juni-Oktober.

Dari data yang ada dan gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan berbagai hal di Kabupaten Serang sebagai disajikan pada Tabel 2.1. Curah hujan yang agak basah (100 - < 200 mm) sampai dengan basah ekstrim (≥ 500 mm) terjadi di Kabupaten Serang, namun di kota Serang hanya sampai basah (300 - < 400 mm). Kekecualian terdapat di wilayah-wilayah Barat Laut (BL)-Utara (U)-Timur Laut (TL)-Timur (T) dan Tenggara (Tg) yang pada bulan Juli (7) sampai dengan bulan September (9) cenderung selalu tidak basah (< 100 mm). Bahkan sering kering (< 60 mm) sebagaimana terjadi dari bulan Mei sampai dengan September 1998 yang hanya mencapai masing-masing 39,8 mm; 53,4 mm; 54,5 mm; 14,6 mm; dan 20,2 mm saja. Curah hujan tahunan selalu di atas 1000 mm di wilayah utara dan ada yang lebih dari 3000 mm di wilayah selatan.

4.7

KONDISI EKONOMI

4.7.1

POTENSI EKONOMI DAERAH

Secara umum, kinerja perekonomian makro Kabupaten Serang dalam lima tahun terakhir tumbuh secara signifikan. Demikian halnya pada tahun 2009, walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi namun kinerja pertumbuhannya masih positif. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang (LPE) pada tahun 2009 angkanya

(14)

mencapai 3,18 %, lebih rendah jika dibandingkan dengan LPE tahun 2008 yang mencapai 3,95 %.

Terjadinya perlambatan pertumbuhan tersebut salah satunya dikarenakan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Serang pada tahun 2007 yang diikuti dengan adanya pembagian aset wilayah sehingga berdampak pada berkurangnya nilai produksi bruto daerah, serta terjadinya krisis finansial global di penghujung tahun 2007 hingga tahun 2009, yang dampaknya mengakibatkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi hampir diseluruh dunia.

Tabel Perkembangan Nilai PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kab. Serang Tahun 2005-2009

No. Tahun Nilai (Rp. 000.000) Pertumbuhan (%)

ADHK ADHB ADHK ADHB

1. 2005 7.973.370,72 11.192.422,59 4,40 12,27 2. 2006 8.357.679,63 12.603.637,47 4,82 12,61 3. 2007 6.387.705,54 9.846.647,44 4,71 8,44 4. 2008* 6.639.988,83 10.729.729,43 3,95 8,97 5. 2009** 6.851.287,52 11.497.791,59 3,18 7,16

Ket : * Angka revisi ** Angka sementara Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Gambar Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Serang Tahun 2005-2009 7.9 73 .3 70 ,7 2 6.3 87 .7 05 ,5 4 6.6 39 .9 88 ,8 3 6.8 51 .2 87 ,5 2 11 .1 92 .4 22 ,5 9 12 .6 03 .6 37 ,4 7 9.8 46 .6 47 ,4 4 10 .7 29 .7 29 ,4 3 11 .4 97 .7 91 ,5 9 8.3 57 .6 79 ,6 3 4,40 4,82 4,71 3,95 3,18 0,00 2.000.000,00 4.000.000,00 6.000.000,00 8.000.000,00 10.000.000,00 12.000.000,00 14.000.000,00 2005 2006 2007 2008* 2009** N ila i P D R B ( R p. Ju ta ) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 LP E ( % )

(15)

Sementara itu laju pertumbuhan PDRB sektoral berdasarkan harga konstan hingga tahun 2009, menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi khususnya pada kelompok sektor tersier, yaitu Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (12,39%), Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (9,76%), serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (9,23%).

Gambar Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Serang Tahun 2005-2009

Adapun pertumbuhan sektoral tertinggi pada tahun 2009, terjadi pada Sektor Pertambangan dan Galian (kelompok sektor primer) yang memiliki laju pertumbuhan sebesar 13,41%, sementara Sektor Pertanian hanya tumbuh sebesar 3,35%. Sedangkan Sektor Industri Pengolahan (kelompok sektor sekunder) kinerja pertumbuhannya relatif kecil, yakni sebesar 1,52% pada tahun yang sama.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang tersebut di atas, tidak terlepas dari adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kabupaten Serang hingga tahun 2009. Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2009 nilai produksi bruto Kabupaten Serang mencapai Rp. 11,49 Trilyun, atau meningkat sebesar Rp. 768,06 Milyar dari tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan harga konstan (tahun 2000),

2,46 2,96 5,60 3,78 3,35 4,46 5,95 5,80 6,87 13,41 3,50 4,01 3,46 2,18 1,52 4,41 -0,16 -1,91 -0,73 2,31 6,06 6,28 9,43 10,47 9,45 6,97 6,58 13,74 13,64 9,23 6,13 9,57 11,02 14,99 12,39 10,27 7,71 7,06 8,28 9,76 5,65 9,18 10,85 13,21 6,63 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 2005 2006 2007 2008 2009 Per tum bu ha n (%)

Pertanian Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persew aan & Jasa Prsh Jasa-Jasa

(16)

PDRB Kabupaten Serang pada tahun 2009 mencapai Rp. 6,85 Trilyun, atau terjadi kenaikan sebesar Rp. 211,29 Milyar dari tahun sebelumnya.

Tabel Perkembangan Nilai PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (Rp. Juta)

No. Lapangan Usaha 2007 2008* 2009**

I. Sektor Primer 1.510.457,47 1.657.917,49 1.798.587,23

1 Pertanian 1.502.883,53 1.649.778,74 1.788.957,66 2

Pertambangan dan

Penggalian 7.573,94 8.138,75 9.629,57

II. Sektor Sekunder 6.925.637,59 7.385.288,72 7.784.144,32

3 Industri Pengolahan 6.205.131,39 6.619.873,36 6.958.942,30 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 506.580,83 519.622,62 538.755,28 5 Bangunan/ Konstruksi 213.925,37 245.792,74 286.446,74

III. Sektor Tersier 1.410.552,38 1.686.523,22 1.915.060,04

6

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 645.151,27 784.995,32 882.586,07 7

Pengangkutan dan

Komunikasi 291.110,32 336.823,88 402.356,98 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 222.216,39 261.644,62 293.781,32 9 Jasa-Jasa 252.074,40 303.059,40 336.335,67

PDRB ADHB 9.846.647,44 10.729.729,43 11.497.791,59

Ket : * Angka revisi ** Angka sementara Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Berdasarkan kelompok sektor ekonomi, struktur perekonomian Kabupaten Serang dalam kurun waktu tahun 2007-2009 masih didominasi kelompok sektor sekunder. Dalam kurun waktu tersebut, kontribusi rata-rata nilai PDRB ADHB pada kelompok sektor sekunder mencapai 68,82%, selanjutnya diikuti kelompok sektor tersier 15,68%, dan kelompok sektor primer 15,50%.

Tabel Perkembangan Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

No. Lapangan Usaha 2007 2008* 2009**

I. Sektor Primer 15,34 15,45 15,64

1 Pertanian 15,26 15,38 15,56 2 Pertambangan dan Penggalian 0,08 0,08 0,08

II. Sektor Sekunder 70,33 68,83 67,70

3 Industri Pengolahan 63,02 61,70 60,52 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,14 4,84 4,69 5 Bangunan/ Konstruksi 2,17 2,29 2,49

(17)

No. Lapangan Usaha 2007 2008* 2009**

III. Sektor Tersier 14,33 15,72 16,66

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,55 7,32 7,68 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,96 3,14 3,50 8

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 2,26 2,44 2,56 9 Jasa-Jasa 2,56 2,82 2,93

PDRB ADHB 100,00 100,00 100,00

Ket : * Angka revisi ** Angka sementara Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Adapun komposisi distribusi PDRB berdasarkan sektor lapangan usaha pada tahun 2009, ditandai dengan peran Sektor Industri Pengolahan yang menguasai hingga 60,52% terhadap struktur perekonomian. Peran besar lainnya disumbangkan oleh Sektor Pertanian 15,56%, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu 7,68%. Dalam periode tahun 2007-2009 secara rata-rata peran Sektor Industri Pengolahan berkontribusi menyumbang 61,75% terhadap total perekonomian Kabupaten Serang. Adapun Sektor Pertanian yang merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Serang, rata-rata kontribusinya hanya sebesar 15,40% pada periode yang sama.

Gambar Distribusi Rata-Rata PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

Pertambangan & Penggalian 0,08% Pertanian 15,40% Jasa-Jasa 2,77% Keuangan, Persewaan & Jasa Prsh 2,42% Bangunan/Konstruksi 2,32% Listrik, Gas dan Air

Bersih 4,89% Perdagangan, Hotel & Restoran 7,18% Pengangkutan & Komunikasi 3,20%

Gambar

Tabel Perkembangan Nilai PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi  Kab. Serang Tahun 2005-2009
Gambar Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Serang  Tahun 2005-2009
Tabel Perkembangan Nilai PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha  Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (Rp
Gambar Distribusi Rata-Rata PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha  Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

Referensi

Dokumen terkait

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Jembrana adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah Kabupaten Jembrana yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

Dan Proses Pemekaran Kecamatan adalah urutan pembagian wilayah administratif di Indonesia dibawah Kabupaten atau Kota yang semakin lama semakin meningkat mengembangkan diri

lima tahun (2016-2020) di Kabupaten Serang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2.37 persen. Angka tersebut menunjukan kenaikan sebesar 13,26 ribu orang atau 0.86 %

Kecamatan Pariangan; Nagari-Nagari di Kec.X Koto dan Batipuh dan Pariangan. Menyusun rancangan program kerja pengawasan sesuai dengan pembagian wilayah. Menyusun

Berdasarkan kasus yang terjadi di Desa Luragung kecamatan Kandang serang dapat diketahui bahwa antar ahli waris menginginkan cara pembagian harta waris tidak dengan

Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 1.646 Ha, merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah ataupun luas wilayah terkecil, dengan wilayah

Sebelum pemekaran POLDA Sumbangsel membawahi 3 Kepolisian Wilayah (Polwil) yaitu Polwil Lampung, Jambi dan Bengkulu. Dengan adanya pemekaran dan terbentuknya Propinsi

Gambar 10.4 Diagram layang nilai status keberlanjutan perikanan tangkap skala kecil berdasarkan wilayah penelitian di perairan Pantai Pasauran Kabupaten Serang dan perairan