Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
BAB IV
Profil Kota Mojokerto
4.1. Profil Geografi dan Administratif Kota Mojokerto
Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang pada 7o 33’ Lintang Selatan dan 112o 28’ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata - rata 22 m diatas permukaan laut dengan kondisi permukaan tanah yang agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3%. Kota Mojokerto memiliki luas wilayah 1.646 Ha, merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang memiliki satuan wilayah ataupun luas wilayah terkecil, dengan wilayah administrasi hanya terbagi 2 Kecamatan yakni Kecamatan Prajurit Kulon dan Kecamatan Magersari, 18 Kelurahan, 655 Rukun Tetangga (RT), 176 Rukun Warga (RW) dan 72 dusun/lingkungan, data selengkapnya lihat pada Tabel 4.1. dan Peta 4.1. Administrasi Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan :
a. Batas Sebelah Utara : Sungai Brantas
b. Batas Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
c. Batas Sebelah Barat : Kec. Sooko dan Kec. Puri Kabupaten Mojokerto d. Batas Sebelah Timur : Kec. Puri dan Kec. Mojoanyar Kabupaten Mojokerto
Tabel 4.1. Luas Area Setiap Kelurahan Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan Luas Luas
(Ha) (Km2)
1 Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 145,9 1,459
Kranggan 113,3 1,133
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
No Kecamatan/Kelurahan Luas Luas
(Ha) (Km2)
Kedundung 228,6 2,286
Balongsari 82,9 0,829
Jagalan 16,6 0,166
Sentanan 13,9 0,139
Purwotengah 13,5 0,135
Gedongan 14,7 0,147
Magersari 32,9 0,329
Wates 132,1 1,321
Sub Total 870,3 8,703
Total 1.646 16,46
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
Peta 4.1. Wilayah Administrasi
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
4.2. Profil Demografi Kota Mojokerto
4.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Jumlah penduduk Kota Mojokerto akhir tahun 2011 hasil registrasi penduduk, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto tercatat sebesar 134.222 jiwa yang tersebar di 2 (dua) kecamatan dan 18 (delapan belas) kelurahan. Penduduk laki-laki sebanyak 66.365 jiwa atau sebesar 49,44 persen dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 67.857 jiwa atau sebesar 50,56 persen. Dari komposisi penduduk laki-laki dan perempuan itu bisa dilihat bahwa Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Mojokerto adalah sebesar 97,80 persen, artinya di setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk laki-laki.
Bila dilihat dari status kewarganegaraan, hanya terdapat 37 jiwa yang berkewarganegaraan asing (WNA) dari total penduduk Kota Mojokerto.
Tabel 4.2. Penduduk Akhir Tahun Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
No Kecamatan / Kelurahan Laki
laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin
1 Kecamatan Prajurit Kulon
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Sebagai modal dasar pembangunan, kelompok umur produktif dari komposisi penduduk Kota Mojokerto mencapai 91.338 jiwa atau 68,05% dari total penduduk Kota Mojokerto tahun 2011. Komposisi yang besar ini diharapkan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data sebaran jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Mojokerto tahun 2011.
Tabel 4.3. Sebaran Penduduk Kota Mojokerto Menurut Umur Tahun 2011
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah %
0-14 16.442 15.058 31.500 23,47%
15-59 44.983 46.355 91.338 68,05%
59 + 4.940 6.444 11.384 8,48%
Sumber : Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
4.2.2. Laju Pertambahan Penduduk
Perkembangan penduduk di Kota Mojokerto dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya memiliki pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 pertumbuhan penduduk Kota Mojokerto mengalami kenaikan sebesar 11,15 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Kenaikan laju pertumbuhan penduduk ini terkait dengan perpindahan penduduk dari luar Kota Mojokerto yang meningkat serta meningkatnya angka kelahiran.
Tabel 4.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Mojokerto Tahun 2011
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.2. Kepadatan Penduduk Kota Mojokerto
4.3.
Topografi Kota Mojokerto
Kota Mojokerto berada pada ketinggian antara 18,75 - 25 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah di Kota Mojokerto berada pada ketinggian 18,75 mdpl. Data dan peta topografi di Kota Mojokerto dapat dilihat pada Tabel 4.5.
dan Peta 4.3.
Tabel 4.5. Luas Topografi Kota Mojokerto
No Kecamatan / Kelurahan
Topografi
Jumlah (Ha) 18,75 m dpl 25 m dpl
1 Kecamatan Prajurit Kulon
Surodinawan 141.52 4.46 145.88
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
No Kecamatan / Kelurahan
Topografi
Gunung Gedangan 170.45 0.00 170.45
Kedundung 228.58 0.00 228.58
Peta 4.3. Peta Topografi Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.4. Peta Kontur Kota Mojokerto
4.4.
Geohidrologi Kota Mojokerto
Kondisi geohidrologi Kota Mojokerto sangat dipengaruhi oleh sungai-sungai yang melintasi Kota Mojokerto dan kedalaman air tanahnya. Terdapat 7 sungai yang melintasi Kota Mojokerto yaitu Sungai Brantas, Sungai Brangkal, Sungai Sadar, Sungai Cemporat, Sungai Ngrayung, Sungai Watu Dakon, dan Sungai Ngotok. Air tanah di Kota Mojokerto memiliki kedalaman antara 25 m. Lebih jelasnya dilihat pada Tabel 4.6.
dan Peta 4.5 serta Peta 4.6.
Tabel 4.6. Panjang Sungai di Kota Mojokerto
NO NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (M) KARAKTER
1. Sungai Brantas 11088,661 Bertanggul
2. Sungai Brangkal 7616,542 Bertanggul
3. Sungai Sadar 7860,713 Bertanggul
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
NO NAMA SUNGAI PANJANG SUNGAI (M) KARAKTER
4. Sungai Cemporat 1874,852 Bertanggul
5. Sungai Ngrayung 3818,769 Bertanggul
6. Watu Dakon 4211,452 Bertanggul
7. Ngotok/Pulo 4902,914 Bertanggul
Sumber : Mojokerto Dalam Angka
Peta 4.5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.6. Hidrologi Kota Mojokerto
4.5.
Geologi Kota Mojokerto
Kondisi Geologis lapisan batuan yang terdapat di Kota Mojokerto sebagian besar merupakan seri batuan Aluvium, Plistosen Fasies Sedimen dan Alluvium Fasies Gunung Api. Jenis aluvium mendominasi disebagian besar wilayah di Kota Mojokerto seluas 980,35 Ha, Plistosen Fasies Sedimen seluas 223,40 Ha terdapat di Kelurahan Gunung Gedangan dan Kedundung, Alluvium Fasies Gunung Api seluas 442,79 Ha meliputi Kelurahan Surodinawan, Miji, Prajurit Kulon, Blooto, Mentikan, Kauman, Pulorejo, Jagalan, Sentanan, Purwotengan dan Magersari. Luas geologi setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 4.7. dan Peta 4.7.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 4.7. Jenis Geologi Kota Mojokerto
No Kecamatan/
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.7. Jenis Geologi Kota Mojokerto
Jenis tanah di Kota Mojokerto yaitu berupa Grumosol kelabu tua dan Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan. Jenis tanah Asosiasi aluvial kelabu dan aluvial coklat kekuningan terdapat di Kelurahan Mentikan, Kauman , Pulorejo, dan seluruh wilayah di Kecamatan Magersari seluas 624,57 Ha. Sedangkan jenis tanah Grumosol mendominasi jenis tanah di Kota Mojokerto, luas wilayah yang memiliki jenis tanah tersebut adalah 1.021,97 Ha terdapat di Kelurahan Meri, Gunung Gedangan, Kedundung, Balongsari, Jagalan, Santanan dan seluruh wilayah di Kecamatan Prajurit Kulon. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan Peta 4.8.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 4.8. Jenis Tanah Kota Mojokerto
No Kecamatan/Kelurahan
1 Kecamatan Prajuritkulon
1. Surodinawan 0,00 145,88 145,88
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.8. Jenis Tanah Kota Mojokerto
Kawasan rawan bencana yang ada di Kota Mojokerto merupakan kawasan rawan bencana kota yaitu banjir. Dimana banjir ini terjadi sesaat serta adanya genangan di beberapa tempat tertentu, terutama pada musim hujan. Kawasan rawan banjir yaitu terdapat pada Kelurahan Kauman, Kelurahan Gedongan, Kelurahan Purwotengah, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Miji, Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Blooto, Kelurahan Surodinawan, Kelurahan Magersari, Kelurahan Wates, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Gunung Gedangan dan Kelurahan Meri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.9. berikut ini.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.9. Kawasan Rawan Bencana Kota Mojokerto
4.6.
Klimatologi
Kota Mojokerto mempunyai perubahan iklim 2 jenis setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata curah hujan pada bulan April merupakan tertinggi yang terjadi selama tahun 2011 yaitu mencapai 40,00 mm. Sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 9,44 mm. Namun pada tahun 2007 ada bulan yang tidak terdapat hari hujan yaitu bulan Juli, September, dan November.
Kemudian untuk kondisi temperatur udara, Kota Mojokerto memiliki temperatur udara maksimum 34,80C yang terjadi pada bulan Januari dan Nopember, dan minimum sebesar 14,80C yang terjadi pada bulan Februari. Sedangkan kelembaban udara pada bulan September mengalami tahap paling rendah sebesar 42%, sedangkan bulan januari dan bulan mei mengalami tahap paling tinggi kelembabannya yakni 98%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. dan Peta 4.10.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 4.9. Kondisi Temperatur, Kelembaban, Tekanan Udara dan Kecepatan Angin
Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Peta 4.10. Curah Hujan Kota Mojokerto
4.7.
Sosial dan Ekonomi
4.7.1. Profil Sosial Budaya4.7.1.1. Penduduk Rawan Sosial dan Sarana
Permasalahan kemiskinan sebenarnya memiliki dampak luas dan seringkali terkait dengan kehidupan sosial budaya masyarakat. Berbagai dampak sering timbul sebagai akibat ketidakmampuan warga masyarakat mengakses berbagai sumber- sumber ekonomi, sebagai contoh wanita susila dan anak jalanan seringkali merupakan bentuk keterpaksaan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok / dasar untuk hidup. Namun, seringkali ketidakmampuan mereka mengakses sumber ekonomi juga diakibatkan berbagai faktor seperti cacat ataupun karena memiliki latar belakang yang sudah terlanjur dianggap negatif oleh masyarakat. Jumlah penduduk rawan sosial dan sarana di Kota Mojokerto ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 4.10. Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan di Kota Mojokerto Tahun 2011
No Jenis Permasalahan Sosial Kecamatan (orang) Jumlah
(orang)
7 Penyandang Cacat Bukan Karena Penyakit 256 307 563
8 Penyandang Cacat Ex Penyakit Kronis - 61 61
Sumber : Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 4.11. Jumlah Panti dan Penghuni Panti Asuhan Menurut Jenis Kelamin di
Kota Mojokerto Tahun 2001 - 2011
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
4.7.1.2. Kriminal dan Hukum
Salah satu indikator untuk melihat kondisi keamanan dan rasa aman adalah melalui jumlah perkara yang masuk dan ditangani di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Kota Mojokerto, seperti dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.12. Jumlah Kejahatan Yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Jenis Tindak
Pidana di Kota Mojokerto Tahun 2011
No Jenis Tindak Pidana Dilaporkan Diselesaikan
1 Perkosaan 1 -
Jumlah Kejahatan dan Pelanggaran 297 165
Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Kota Mojokerto
4.7.2. Profil Ekonomi
Kinerja perekonomian suatu daerah secara makro dapat digambarkan dari nilai produk domestik regional bruto (PDRB). Hal ini karena di dalam nilai tersebut mencakup semua output barang dan jasa yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dari nilai PDRB tersebut dapat diketahui berbagai indikator antara lain; pertumbuhan ekonomi, inflasi di tingkat produsen, sektor yang dominan dan PDRB perkapita.
Tabel 4.13. Perekonomian Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2011
No Keterangan 2009 2010 2011
1 2 3 4 5
1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta Rp) 2.451.043,85 2.798.999,78 3.210.370,47
2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (juta Rp) 1.157.929,82 1.228.437,26 1.309.816,57
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Secara umum peningkatan hasil pembangunan di Kota Mojokerto ditunjukkan dengan peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku. Selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku selalu menunjukkan peningkatan. Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku selain dipengaruhi oleh peningkatan produksi juga dipengaruhi kenaikan harga.
Beberapa sektor yang dominan dalam pembentukan PDRB Kota Mojokerto adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. Sektor usaha yang paling dominan di Kota Mojokerto adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dengan nilai tambah pada tahun 2011 sebesar Rp, 1.221.125,22 juta. Selama tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai tambah dari sektor ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
Tabel 4.14. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2011
Keterangan 2009 2010 2011
1 Pertanian 30.279,17 29.708,05 29.531,40
2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00
3 Industri Pengolahan 410.781,00 474.865,82 533.098,57
4 Listrik, Gas & Air Bersih 63.758,06 69.616,18 76.862,70
5 Kontruksi 19.890,89 23.181,79 26.970,03
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 932.562,23 1.100.613,95 1.221.125,22
7 Pengangkutan & Komunikasi 349.065,22 386.194,78 446.417,65
8 Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 171.464,54 193.801,34 219.874,75
9 Jasa - Jasa 473.242,75 521.017,88 656.490,15
PDRB 2.451.043,85 2.798.999,78 3.210.370,47