70 PENGARUH NILAI MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA Yulia Rahmi 1), Helma2), Mirna3) 1)FMIPA UNP, email: kit_amee@yahoo.com 2,3)Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai mind map mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VIII E SMPN 8 Padang. Penelitian ini tergolong penelitian pra eksperimen dengan rancangan The One Shot Case Study dan pengambilan sampel dengan purposive sampling. Subjek penelitiannya yaitu kelas VIII E SMPN 8 Padang dengan cara menerapkan mind map pada akhir pembelajaran. Siswa diminta membuat mind map di setiap akhir pembelajaran sesuai dengan materi yang telah dipelajarinya sehingga diperoleh data penelitian berupa nilai mind map dan nilai hasil belajar matematika siswa. Dari data tersebut dilakukan analisis regresi untuk mengetahui apakah nilai mind map mempengaruhi hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh mind map terhadap hasil belajar matematika
siswa dengan hubungan regresinyay 32,0 1,31x dan R2 56,68%.Hal ini berarti, sebesar 56,68%
dari seluruh variasi total hasil belajar diterangkan oleh model ini dan masih ada 43,32% lagi variasi hasil belajar tidak dapat diterangkan oleh model yang digunakan.
Keyword: Mind map, hasil belajar matematika, regresi PENDAHULUAN
Kenyataannya di lapangan, guru matematika memang telah berusaha mengarahkan pembelajaran ke arah yang lebih baik seperti membimbing siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Namun, hasil belajar yang diperoleh belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan siswa menghafal rumus matematika daripada memahami materi matematika itu sendiri. Selain itu, terjadinya ketidakseimbangan sisi what to learn and how to learn juga merupakan penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan mind map. Menurut Windura (2009: xiv) “mind map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh anak jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar”. Penggunaaan mind map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk sukses dalam prestasi akademiknya.
Selain dapat menyeimbangkan sisi what to learn and how to learn, mind map juga dapat mengoptimalkan kemampuan otak dengan menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Windura (2009: 17) yang mengatakan bahwa “mind map menggunakan banyak gambar dan sekaligus menggunakan kedua belah otak kita secara bersamaan dan seimbang.” Otak kiri disebut juga dengan otak analisis, sedangkan otak kanan sering disebut dengan otak kreatif. Dengan menyeimbangkan kedua belah otak, diharapkan siswa dapat mengoptimalkan fungsi otak secara baik.
Tujuh manfaat mind map yang dikemukakan oleh Michalko dalam Buzan (2009: 6) yaitu:
1. Mengaktifkan seluruh otak
2. Membereskan akal dari kekusutan mental 3. Menungkinkan kita berfokus pada pokok
bahasan.
4. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah 5. Memberi gambaran yang jelas pada
71 6. Memungkinkan kita mengelompokkan
konsep, membantu kita membandingkannya 7. Mensyaratkan kita untuk memusatkan
perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang
Selain itu, Real (2006) juga menambahkan manfaat mind map bahwa “many students find that the use of mindmaps helps them take notes more effectively and remember better when they study for exams”. Berdasarkan manfaat mind map tersebut, terlihat bahwa mind map memungkinkan siswa membuat catatan dengan mengelompokkan materi sehingga mind map dapat membantu siswa mengingat materi yang telah dipelajarinya.
Salah satu cara menggunakan mind map adalah menggunakan mind map di akhir pembelajaran, dengan kata lain, mind map dijadikan pengganti kesimpulan. Ini berarti, pada awal pembelajaran siswa akan menerima materi (what to learn) dan pada akhir pembelajaran siswa akan membuat kesimpulan dalam bentuk mind map (how to learn).
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian yang melibatkan mind map untuk mengetahui apakah mind map dapat membantu siswa memahami materi dan kaitan materi dari materi matematika. Agar sampai pada sasaran yang dimaksud maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Apakah mind map mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VIII E SMPN 8 Padang?”. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu mind map mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VIII E SMPN 8 Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah The The One-Shot Case Study. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMPN 8 Padang Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 24 orang. Pemilihan kelas ini sebagai subjek penelitian adalah karena kelas ini merupakan kelas yang memiliki presentase ketuntasan yang rendah. Berdasarkan keterangan dan data yang
peneliti dapatkan dari guru yang mengajar pada kelas VIII E, kelas tersebut merupakan kelas yang terbiasa membuat catatan dan tugas dengan menggunakan pensil warna yang berfungsi untuk mempertegas kata-kata atau kalimat penting. Akan tetapi, metode yang digunakan siswa dalam menggunakan pensil warna masih metode tradisional yang cenderung bersifat linear.
Prosedur penelitian dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Dalam tahap pelaksanaan, siswa diminta membuat mind map pada setiap pertemuan sesuai dengan materi yang telah dipelajarinya. Kemudian, guru menilai hasil mind map siswa dengan berpedoman pada rubrik penskoran mind map yang dimodifikasi dari rubrik penskoran Maningila dan rubrik penskoran mind map Martison. Tabel 1 merupakan rubrik yang digunakan dalam menilai mind map siswa.
Tabel 1. Rubrik Penskoran Mind map Siswa
Ind ika- tor S k o r Keterangan K om un ika si 0
Informasi yang dituangkan tidak jelas dan peulisannya tidak menarik (tidak ada variasi gambar dan warna)
1
Informasi dituangkan dengan tidak jelas dan penulisannya kurang menarik (kurang variasi gambar dan warna)
2
Informasi dituangkan dengan tidak jelas tetapi penulisannya menarik (ada variasi gambar dan warna)
3
Informasi dituangkan dengan jelas tetapi penulisannya kurang menarik (kurang variasi gambar dan warna)
4
Informasi dituangkan dengan jelas dan menarik (ada variasi gambar dan warna)
K
ai
tan
0 Kaitan-kaitan materi yang dibuat siswa tidak tepat 1
Siswa hanya membuat sebahagian kecil dengan tepat kaitan-kaitan materi
72 hampir sempurna namun kurang
tepat dalam penafsirannya
3
Kaitan-kaitan materi yang dibuat siswa sudah lengkap namun kurang tepat dalam
penafsirannya
4 Kaitan-kaitan materi yang dibuat siswa sudah lengkap, dan tepat
Isi
0
Menunjukkan ketidaktepatan dalam menuliskan materi yang telah dipelajari
1
Menunjukkan adanya
ketidaktepatan dalam menuliskan sebahagian materi yang telah dipelajari
2
Menunjukkan adanya ketepatan dalam menuliskan sebahagian materi yang telah dipelajari
3
Menuliskan semua materi yang telah dipelajari secara lengkap tetapi kurang benar
4
Menuliskan semua materi yang telah dipelajari secara lengkap dan benar C ontoh Pe m aha m an M at em at is 0
Tidak membuat contoh dalam kehidupan sehari-hari atau tidak membuat contoh soal dalam matematika
1
Membuat contoh yang kurang tepat dalam kehidupan sehari-hari atau membuat contoh soal yang disertai dengan jawaban yang benar dan sebaliknya
2
Membuat contoh yang tepat dalam kehidupan sehari-hari atau membuat contoh soal yang disertai dengan jawaban yang benar
3
Membuat contoh yang tepat dalam kehidupan sehari-hari dan membuat contoh soal dengan jawaban yang kurang benar dan sebaliknya
4
Membuat contoh yang tepat dalam kehidupan sehari-hari dan membuat contoh soal yang disertai dengan jawaban yang benar
Materi yang diujikan berupa materi yang diberikan selama penelitian berlangsung yaitu bangun ruang sisi datar yang terdiri dari 8 soal.
Dari hasil uji coba tes di SMPN 1 Padang dapat disimpulkan bahwa ada 6 soal yang dapat dipakai dalam instrumen penelitian ini. Selain itu, soal tersebut juga memiliki kriteria reliabilitas tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 8 kali pertemuan dari pelaksanaan pembelajaran diperoleh data nilai mind map siswa pada setiap pertemuannya. Berikut nilai mind map yang diperoleh oleh dua orang siswa di setiap pertemuannya.
Tabel 2. Nilai Mind map Dua Siswa setiap Pertemuan Siswa Pertemuan ke- Nilai Mind map S IS WA 1 1 43,75 2 68,75 3 81,25 4 100 5 81,25 6 81,25 7 93,75 8 87,50 S IS WA 2 1 31,25 2 62,50 3 81,25 4 93,75 5 81,25 6 87,50 7 81,25 8 87,50
Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa rata-rata nilai mind map siswa pada setiap pertemuannya berbeda-beda. Jika dibandingkan nilai yang diperoleh siswa dari pertemuan pertama dan kedelapan, terlihat bahwa siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam membuat mind map. Hal ini juga diperkuat dari nilai rata-rata mind map yang diperoleh siswa pada setiap pertemuannya. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
73 Tabel 3. Nilai Rata-rata Mind map Siswa
Pertemuan ke- 1 45,05 2 64,32 3 73,96 4 83,33 5 71,35 6 77,60 7 73,44 8 82,55
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata mind map menunjukkan peningkatan pada pertemuan kedua, ketiga, keempat, keenam, dan kedelapan. Namun, pada pertemuan kelima dan ketujuh nilai rata-rata mind map menunjukkan penurunan. Hal ini dikarenakan materi yang harus dimasukkan ke dalam mind map sangat kompleks sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengelompokkan materi yang telah dipelajarinya.
Gambar 1.Contoh Mind map Siswa T Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa siswa membuat mind map tentang prism. Siswa membuat cabang-cabang seperti cabang definition of prism, properties prism, part of prism, name of prism, how to draw the prism, net, the formula of prism, dan cabang example. Selain itu, siswa juga
menggunakan pensil warna dan gambar agar mind map lebih terlihat menarik. Dengan menggunakan warna dan gambar, diharapkan siswa dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanannya sehingga siswa mudah mengingat materi pelajaran.
Hal serupa juga terjadi pada mind map pada gambar 2. Siswa membuat mind map tentang pyramid. Siswa juga membuat cabang-cabang penting seperti definition, properties, part, formula, kind, net, dan juga cabang example. Pada gambar 2 tersebut, siswa juga menggunakan warna dan gambar.
Gambar 2. Contoh Mind map Siswa M Berikut ini, contoh mind map siswa L yang tidak menggunakan pensil warna.
74 Siswa L cenderung menggunakan pensil
dalam membuat mind map. Setelah diwawancarai, siswa memang tidak suka menggunakan pensil warna. Sampai-sampai siswa menambahkan komentarnya sendiri pada kertas mind map “Don’t ask me to give the colour, Please!”. Selain itu, dari analisis hasil belajar matematika dari 24 siswa pada kelas subjek penelitian diperoleh nilai rata-rata 61,93 dengan nilai maksimim 90,5 dan nilai minimum 34,5.
Berdasarkan nilai mind map dan hasil belajar matematika diperoleh persamaan regresi linear sederhana y 32,0 1,31 .x Ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang positif antara nilai mind map dan hasil belajar. Hal tersebut ditunjukkan oleh koofisien x yaitu sebesar +1.31 sehingga untuk setiap kenaikan satu satuan pada peubah x diikuti oleh kenaikan 1,31 satuan pada peubah y. Selain itu, koefisien determinasi yang diperoleh yaitu R2=56,68%, artinya sebesar 56,68% dari seluruh variasi total hasil belajar dijelaskan oleh model ini dan masih ada sebesar 43,32% variasi hasil belajar yang tidak dapat diterangkan oleh model yang digunakan. Dilihat dari data yang ada, pada umumnya, siswa yang nilai mind mapnya rendah nilai tes akhirnya juga rendah. Sedangkan, siswa yang nilai mind mapnya tinggi, nilai tes akhirnya juga tinggi. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa mind map dapat membantu siswa dalam meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika. Namun, ada juga siswa yang memperoleh nilai mind map tinggi tetapi nilai hasil belajarnya tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 80. Tidak tuntasnya siswa sebahagian besar dikarenakan kecerobohan siswa dalam menyelesaikan soal tes.
Salah satu kendala yang ditemukan dalam pelaksanaaan penelitian yaitu tidak cukupnya waktu yang disediakan dalam membuat mind map di akhir pembelajaran sehingga pembuatan mind map dilanjutkan di rumah. Selain itu, terlalu dekatnya jam pelajaran matematika yaitu senin dan selasa membuat peneliti sedikit kewalahan dalam mengumpulkan dan menilai mind map sebelum pembelajaran selanjutnya dilaksanakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh mind map terhadap hasil belajar matematika siswa dengan hubungan y 32,0 1,31x dan
2
56,68%.
R Hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang positif yang ditunjukkan oleh koefisien x yaitu +1,31 sehingga untuk setiap kenaikan satu satuan pada peubah x diikuti oleh kenaikan satu satuan pada peubah y sebesar 1,31 satuan. Selain itu, tafsiran R2 menunjukkan bahwa sebesar 56,68% dari seluruh variasi total hasil belajar diterangkan oleh model ini dan masih ada 43,32% lagi variasi hasil belajar tidak dapat diterangkan oleh model yang digunakan.
Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal antara lain :
1. Guru diharapkan dapat menjadikan mind map sebagai salah satu alternatif untuk menyimpulkan pelajaran
2. Melihat pembuatan mind map memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, maka disarankan hendaknya guru dapat menggunakan mind map ini pada materi matematika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. 2009. Mind map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Real, Royane. 2006. Use Mind maps To Improve Your Learning. www.royane.com. (diakses tanggal 2 Juli 2012)
Windura, Sutanto. 2009. Mind map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Gramedia
______________. 2010. Be an Absolute Jenius. Jakarta: PT. Gramedia