Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman, hasil belajar siswa kelas IX masih tergolong rendah. Populasinya adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 203 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media mind mapping dalam pembelajaran memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan membuat catatan yang baik dengan peta pikiran. Hal ini sejalan dengan apa yang Buzan (2007) nyatakan: “Mind mapping is a way of creative writing, sebenarnya secara harfiah memetakan pikiran kita”. Selain itu, peta pikiran merupakan salah satu alternatif untuk membantu siswa mengingat konsep-konsep biologi.
Identifikasi Masalah
Otak mencatat informasi melalui simbol, gambar, dan warna, membuatnya lebih mudah untuk mengingat informasi. Dengan metode Mind Map diharapkan akan memudahkan siswa dalam menyimpan dan mengambil kembali informasi yang tersimpan di otak serta mengembangkan kreativitas siswa yang menyebabkan hasil belajar Biologi meningkat. Penelitian tentang penggunaan peta pikiran sebelumnya telah digali oleh Kurniawati (2010) IPS, Rahma (2010) mata pelajaran biologi menyatakan bahwa pembelajaran peta pikiran dapat meningkatkan pemahaman sekaligus mengembangkan kreativitas siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang penyajian materi pembelajaran dengan menggunakan media Mind Map, dengan fokus pada pengaruh media pembelajaran Mind Map terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. yang dapat bertambah atau berkurang.
Pembatasan Masalah
Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan guru dengan siswa dalam pembelajaran masih rendah.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Landasan Teori
- Belajar dan pembelajaran
 - Pembelajaran Konvensional
 - Media Pembelajaran
 - Pembelajaran dengan Peta Pikiran (Mind Map)
 - Hasil Belajar
 
Peta pikiran adalah cara mudah untuk membuat catatan kreatif, efektif dan memetakan pikiran kita secara harfiah. Selain itu, peta pikiran akan memberikan gambaran menyeluruh tentang subjek dan menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat (Buzan, 2007: 4). Selain itu, kami juga akan mendorong pemikiran sinergis dengan membuat peta pikiran.
Setiap ide dalam peta pikiran yang terhubung juga akan membantu otak untuk terhubung. Proses pembuatan peta pikiran dapat dibagi menjadi 4 langkah, yang harus dilakukan secara berurutan, sebagai berikut. Cara ini merupakan cara yang kreatif dan efektif untuk membuat catatan, jadi bisa dibilang mind mapping benar-benar memetakan pikiran.
Peta pikiran selalu menggunakan warna, dengan struktur alami radial yang memancar dari gambar pusat. Peta pikiran (mind map) menggunakan kemampuan otak untuk pengenalan visual agar mendapatkan hasil yang maksimal. Proses pembelajaran harus berlangsung dengan cara yang bermakna Novak (1985 dalam Dahar) mengemukakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan bantuan peta pikiran.
Anda bisa fokus pada ide-ide yang dibawa oleh materi yang akan dibuat peta pikiran. Saat Anda membaca artikel, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan penting untuk ditinjau nanti. Selain itu, dengan peta pikiran, setiap informasi baru yang dimasukkan ke dalam perpustakaan secara otomatis terhubung dengan semuanya.
Penelitian yang Relevan
Kerangka Pemikiran
2010/2011 mengatakan bahwa pembelajaran biologi peredaran darah manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hipotesis
Jenis dan Rancangan Penelitian
- Sampel
 
Jumlah Kelas dan Rata-Rata Ujian Tengah Semester I Biologi Siswa Kelas IX SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang berada pada kelas yang dipilih dalam pengambilan sampel yaitu kelas eksperimen IX5 dan kelas kontrol IX4, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling (Lufri, 2007:82). Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada karakteristik atau karakteristik tertentu yang dipandang memiliki korelasi yang erat dengan karakteristik atau karakteristik populasi yang diketahui.
Definisi Operasional
- Data
 
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran setelah melakukan penelitian dan tes evaluasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan terhadap siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan peta pikiran dalam proses belajar mengajar. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Biologi siswa yang diperoleh melalui tes yang diberikan kepada siswa setelah penerapan pembelajaran menggunakan Mind Maps dalam proses pembelajaran.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes akhir setelah dilakukan penelitian. Sumber data adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman tahun pelajaran 2010/2011.
Pengembangan Instrumen
- Validitas
 - Reliabilitas
 - Daya Pembeda
 - Indeks Kesukaran
 
Setelah soal-soal disusun kemudian diujicobakan pada kelas IX SMP Negeri 2 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Setelah diperoleh daya pembeda, indeks kesukaran, validitas dan reliabilitas, akan diperoleh 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, validitas isi dan validitas item.
Seperti yang dikatakan Yusuf, tingkat validitas soal secara keseluruhan berkaitan dengan validitas setiap butir soal. Keabsahan butir soal dicari kaitannya dengan skor total masing-masing individu yang mengikuti evaluasi dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Dari hasil uji validitas item diketahui 9 item memiliki validitas negatif, 11 item memiliki validitas sangat rendah, 5 item memiliki validitas rendah, 17 item memiliki validitas cukup dan 3 item memiliki validitas tinggi.
Dari hasil analisis reliabilitas soal diperoleh hasil 0,89 yang berarti kriteria reliabilitas soal sangat tinggi. Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua item yang memiliki nilai D negatif harus dibuang.
Dari hasil analisis daya pembeda butir soal terdapat 8 butir soal dengan kriteria negatif, 14 soal dengan kriteria buruk, 1 soal dengan kriteria cukup.
Teknik Pengumpulan Data
- Tahap Persiapan
 - Tahap Pelaksanaan
 - Tahap Evaluasi
 
Teknik Analisis Data
- Uji Hipotesis
 
Kriterianya adalah hipotesis nol ditolak jika Lo yang diperoleh dari data observasi lebih besar dari Ltabel (Sudjana. Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data memiliki varians yang homogen atau tidak. Setiap kelompok data kemudian dihitung nilai nilai F menggunakan rumus Harga F (Fhitung) yang diperoleh dibandingkan dengan nilai F pada daftar distribusi F (Ftabel) dengan taraf signifikansi 5% dan dk quantifier = n1-1, dan denominator = n2-1.
Sebaliknya, jika uji harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, berarti kedua kelompok data memiliki varians yang heterogen (Sudjana. Menerima hipotesis kerja jika thitung > ttabel dimana t (1-α) diperoleh dari distribusi t dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 - 2 dan probabilitas (1 - ½ α).
Deskripsi Data
- Uji Homogenitas Kelompok
 
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pada materi Sistem Koordinasi Manusia seperti terlihat pada Tabel 5, pada kelompok eksperimen diperoleh skor rata-rata 14,94, skor tertinggi 18 dan terendah 10. data pada kelas kontrol memperoleh rata-rata 12,88, dengan nilai tertinggi 17 dan nilai terendah 10. Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara hasil belajar yang diperoleh siswa pada eksperimen. kelas yang diberi perlakuan dengan aplikasi media Mind Map pada lampiran 11 dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pengajaran konvensional.
Dari hasil yang diperoleh jika dikaitkan dengan KKM yaitu 70 maka hasil belajar siswa masih dibawah rata-rata. Hasil uji normalitas hasil belajar variabel penelitian dapat dilihat pada Lampiran 12 dan rangkuman hasil komputasi dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7 menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 0,0668 dan kelas kontrol sebesar 0,1232.
Uji homogenitas variansi data dilakukan terhadap hasil belajar siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Karena dk quantifier = 33 dan dk denominator = 33 tidak terdapat pada tabel F distribusi, nilai F tabel dapat dihitung dengan interpolasi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14). Dari perhitungan diketahui bahwa Fhitung < Ftabel yang berarti kedua kelompok data memiliki varians yang homogen.
Pengujian Hipotesis
Pembahasan
Hal ini antara lain terlihat dari rata-rata penilaian hasil belajar kedua kelas sampel yaitu 14,88 pada kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran peta pikiran dan 7,222 pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Menggunakan media pembelajaran peta pikiran merupakan salah satu cara pembelajaran yang menuntut kemampuan menganalisis konsep-konsep penting dalam materi yang dipelajari. Peta pikiran, dengan peta pikiran, otak akan dipaksa untuk membuat asosiasi karena setiap cabang akan menghubungkan pikiran yang satu dengan yang lainnya.
Peta pikiran adalah cara untuk mengatur informasi ke dalam kelompok pada halaman dan menggunakan gambar sebagai simbol pemicu. Peta pikiran memberikan pola ide-ide yang saling terkait, dengan topik utama di pusat dan sub-topik dan detail di cabang-cabangnya. Peta Pikiran dapat mengaktifkan gaya belajar visual siswa dan pembuatan media Peta Pikiran mengikuti aturan yang telah ditentukan yaitu sesuai dengan langkah-langkah yang disarankan oleh Buzan di bawah ini.
Kedua, kelebihan yang dimiliki Mind Map seperti yang dikemukakan oleh Putra Kita adalah kita dapat melihat garis besar semua materi dalam satu lembar, memudahkan kita untuk mengingat, mudah menambahkan materi baru tanpa mengganggu materi yang sudah ada. mudah menghubungkan antar materi, efisien dalam pencatatan dan memiliki hirarki. Sehingga dengan penerapan media pembelajaran mind mapping dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih senang. Salah satu variasi yang dapat dilakukan adalah penerapan media pembelajaran mind mapping dalam proses pembelajaran.
Penyajian media Mind Map dengan LCD secara keseluruhan tampak kurang jelas bagi siswa yang duduk di baris terakhir.
Simpulan
Implikasi
Pada hakekatnya penelitian ini juga dapat memberikan gambaran dan kontribusi khususnya bagi penyelenggara pendidikan (kepala sekolah dan guru biologi) karena secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi. Selain itu dapat memotivasi guru biologi untuk mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran peta pikiran untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Dengan menggunakan media ini, cara belajar siswa juga akan meningkat, karena siswa akan lebih tertarik untuk belajar menggunakan media pembelajaran peta pikiran.
Selain itu, dapat memotivasi kepala sekolah untuk membuat kebijakan seperti perbaikan lingkungan belajar dan infrastruktur lain yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti melengkapi perpustakaan dan laboratorium agar proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih baik.
Saran
Media pembelajaran Mind Map ini dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran alternatif dalam pembelajaran biologi khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi sistem koordinasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Padang Tahun Pelajaran 2010/2011. Rostika, Teti, 2008. Mind Mapping Pada Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa.