• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Mikrostruktural dan Makrostruktural pada Album Lagu Best of the Best Karya Ebiet G. Ade sebagai Bahan Ajar di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendekatan Mikrostruktural dan Makrostruktural pada Album Lagu Best of the Best Karya Ebiet G. Ade sebagai Bahan Ajar di SMA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

48

Pendekatan Mikrostruktural dan Makrostruktural

pada Album Lagu “Best of the Best” Karya Ebiet G.

Ade sebagai Bahan Ajar di SMA

Khamimah1, FX. Samingin2, Rangga Asmara3

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tidar [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud kohesi gramatikal dan leksikal, konteks situasi dan sosial budaya, serta bentuk bahan ajar kohesi gramatikal dan leksikal pada album lagu “Best of the Best” karya Ebiet G. Ade. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode simak dan teknik catat. Adapun metode analisis data yang digunakan menggunakan metode agih dan padan, serta teknik BUL (Bagi Unsur Langsung). Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa analisis mikrostruktural terdapat pengacuan, penyulihan, pelesapan, perangkaian, pengulangan, padan kata, lawan kata, sanding kata, dan kesepadanan. Adapun analisis makrostruktural pada album tersebut mengandung konteks situasi dan sosial budaya sebagai berikut: (1) Lirik lagu Untuk Kita Renungkan diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang terjadinya bencana berupa meletusnya gunung Galunggung di Tasikmalaya pada tahun 1982; (2) Lirik lagu Kupu-Kupu Kertas diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang adanya lokalisasi di daerah Kramat Tunggak yang mencapai puncak kejayaan dan menjadi lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara; (3) Lirik lagu Masih Ada Waktu diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang terjadinya kecelakaan Kereta Api di Bintaro tahun 1987 yang merenggut banyak korban Jiwa; (4) Lirik lagu Elegi Esok Pagi diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang pengalaman masa mudanya dulu yang mencintai seorang gadis; dan (5) Lirik lagu Nyanyian Rindu diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang kerinduan terhadap puteri kecilnya ketika Ebiet berada di pulau Bali dan jauh dari putrinya. Hasil analisis kohesi gramatikal dan leksikal digunakan sebagai bahan ajar kebahasaan di kelas XII SMA sesuai dengan Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah, dan KD 4.4. Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan.

Kata Kunci: Lirik Lagu, Kohesi, Konteks Situasi dan Sosial Budaya

Abstract

This research is aimed to describe the form of grammatical and lexical cohesion, the context of socio-cultural situation, and teaching material about cohesion on "Best of the Best" song by Ebiet G. Ade. The data collection is metode simak and teknik catat. The researcher analyzes the data by using metode agih and padan, meanwhile the data analysis uses teknik BUL (Bagi Unsur Langsung). This research shows that the analysis of microstructural in the album are references, substitution, elipsis, conjunction, repetition, synonym, antonym, collocation, and equivalence. The macrostructural analysis on the album contains the context of the situation and sociocultural as follows: Furthermore, in macro cultural analysis includes situation context and socio cultural such as: (1) Song lyric of Untuk Kita Renungkan by Ebiet G. Ade with the background of the eruption of Galunggung Mountain in Tasikmalaya in 1982; (2) Song lyric of Kupu-Kupu Kertas by Ebiet with the

(2)

49

background of a place for lokalisasi in Kramat Tunggak which reaches the its glory and became the biggest lokalisasi in Southeast Asia; (3) Song lyric of Masih Ada Waktu by Ebiet with the background of the Bintaro train's accident in 1987 where there were so many people death; (4)Song lyric of Elegi Esok Pagi by Ebiet with the background of the writer's experience in his youth when he fell in love with a girl; dan (5) Song lyric of Nyanyian Rindu by Ebiet with the background of his feeling for missing his little daughter when Ebiet was in Bali and so far away from his daughter. The analysis result of grammatical cohesion and lexical is used as teaching material kebahasaan in senior high school and can be applied in Curriculum 2013 Core Competence 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah, dan Core Competence 4.4. Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan.

Keywords: Song Lyrics, Cohesion, Situation Context and Socio-Culture

PENDAHULUAN

Lagu ternyata tidak hanya dapat didengarkan dan dijadikan hiburan saja bagi pendengarnya. Namun, lagu dapat pula digunakan sebagai bahan ajar kebahasaan karena bentuk fisik lagu juga memiliki satuan kata yang berupa frasa dan klausa. Bentuk fisik lagu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar kebahasaan bagi siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bervariasi dengan pemanfaatan lirik lagu. Lirik lagu dapat dijadikan sebagai bahan ajar kebahasaan dengan menelitinya terlebih dahulu. Penelitian lirik lagu dapat dari bentuk fisik lagu (koteks) dan makna (konteks). Bentuk fisik (koteks) dan makna (konteks) masing-masing disebut dengan pendekatan mikrostruktural dan makrostruktural.

Pendekatan mikrostruktural meliputi analisis kohesi dan koherensi. Kohesi dan koherensi merupakan dua unsur wacana yang membentuk kepaduan bentuk dan keterkaitan makna. Seperti yang dikatakan oleh Sumarlam (2003: 23) bahwa bahasa terdiri atas bentuk fisik sebuah wacana yang disebut kohesi dan bentuk makna sebuah wacana yang disebut koherensi. Dalam aspek kohesi ada yang disebut sebagai kepaduan bentuk fisik suatu wacana atau dikenal dengan istilah kohesi gramatikal dan kepaduan dari segi makna suatu wacana atau dikenal dengan kohesi leksikal. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Sumarlam (2003: 6) bahwa kepaduan bentuk fisik suatu wacana disebut kohesi gramatikal; sedangkan kepaduan makna suatu wacana disebut kohesi leksikal. Adapun analisis dengan

(3)

50

pendekatan makrostruktural adalah analisis yang mengkaji konteks situasi dan sosial budaya. Bentuk kajian konteks atau luar teks dapat berupa makna atau pesan yang berupa lambang-lambang kebahasaan.

Beberapa album lagu yang mengandung unsur mikrostruktural dan makrostruktural adalah album lagu “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade. Hal yang menjadi alasan pertama penulis memilih album tersebut untuk di analisis karena lirik-lirik lagu dalam album tersebut terdapat banyak sekali alat wacana berupa kohesi, baik kohesi gramatikal maupun kohesi leksikal. Lagu-lagu Ebiet banyak yang bergenre balada atau mengandung cerita tertentu sehingga lirik-lirik lagu Ebiet sangat memerhatikan kepaduan dan keterkaitan. Cerita yang diambil oleh Ebiet biasanya berupa fakta seperti bencana alam, politik, dan gambaran kelompok-kelompok miskin. Cerita tersebut merupakan wacana nonfiksi karena Ebiet mengambil cerita berdasarkan fakta. Setelah cerita tersebut ditransformasikan dalam bentuk lagu, maka akan menjadi wacana fiksi. Alasan kedua adalah lagu-lagu karya Ebiet G. Ade banyak mengandung konteks situasi dan sosial budaya. Selain itu, lagu-lagu Ebiet banyak yang mengandung makna inspiratif, positif, serta memiliki pesan moral untuk pendengarnya. Oleh karena itu, makna-makna yang terdapat dalam lagu karya Ebiet ini sesuai dengan pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik.

Berkaitan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis wacana album lagu “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade dengan menggunakan pendekatan mikrostruktural dan makrostruktural. Dengan pendekatan mikrostruktural, peneliti memfokuskan pada wujud kohesi gramatikal dan leksikal dalam album tersebut. Adapun pada pendekatan makrostruktural, peneliti memfokuskan pada konteks situasi dan sosial budaya pada album lagu tersebut. Selain itu, hasil analisis kohesi dapat digunakan sebagai bentuk bahan ajar kebahasaan kelas XII SMA Kurikulum 2013 KD 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah dan 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan.

(4)

51

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

Untuk menghindari tindakan plagiarisme, maka dalam suatu penelitian perlu adanya kajian pustaka atau kumpulan penelitian- penelitian yang dijadikan sebagai telaah peneliti. Sulistiyono (2011), dalam jurnal Bahastra Volume XXV Nomor 2, Maret 2011, dengan judul artikel Analisis Mikrostruktural dan Makrostuktural Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam (Sebuah Analisis Wacana). Aspek gramatikal yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan aspek leksikalnya meliputi repetisi, antonimi, sinonimi, hiponimi, dan kolokasi. Aspek ekuivalensi tidak ditemukan dalam novel Para Priyayi. Dalam novel Para Priyayi menggunakan aspek makrostruktural berupa konteks dan inferensi. Karyanti (2012), dalam skripsi yang berjudul Analisis Mikro Dan Makrostruktural Pada Wacana “Ketidakadilan Adalah Beban Kita Bersama” Dalam Kolom Gagasan Surat Kabar Solopos Edisi Selasa, 11 Oktober 2011. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memaparkan aspek gramatikal, aspek leksikal, serta konteks situasi budaya pada wacana “Ketidakadilan adalah Beban Kita Bersama” yang terdapat dalam surat kabar Solopos. Utari (2014), dalam skripsi yang berjudul Analisis Wacana Puisi Le Voyage Karya Charles Baudelaire. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Aspek kohesi yang ditemukan penelitian ini berupaa aspek kohesi gramatikal yang meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi, serta aspek kohesi leksikal yang meliputi repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, dan ekuivalensi; (2) Aspek koherensi dalam penelitian ini berupa hubungan makna kewaktuan, hubungan makna pertentangan, hubungan makna tujuan, hubungan makna perbandingan, hubungan makna penambahan, dan hubungan makna penjelasan; (3) Konteks situasi yang ditemukan dalam penelitian ini berupa prinsip penafsiran personal, prinsip penafsiran lokasional, prinsip penafsiran temporal, dan prinsip analogi pada masing-masing bagian puisi yang terdiri atas delapan bagian puisi.

(5)

52

Rakhmawati, dkk. (2015), dalam jurnal Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 3 Nomor 2, April 2015, dengan judul artikel Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual Naskah Drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C. Noor Serta Relevansinya Sebagai Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas. Simpulan penelitian ini yang pertama, pada analisis aspek gramatikal terdapat 71% (339 data) yang berupa pengacuan (reference), penyulihan (substitution) sebanyak 2 % (5 data), pelesapan (elipsis) sebanyak 1 % (4 data), dan konjungsi (conjunction) sebanyak 26 % (129 data), sedangkan data aspek leksikal yang dominan adalah repetisi (pengulangan) sebanyak 65% (71 data). Kedua, pada analisis aspek kontekstual ditemukan empat prinsip penafsiran, yaitu prinsip penafsiran personal, lokasional, temporal, dan prinsip analogi. Ketiga, naskah drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C. Noor merupakan suatu naskah yang berpotensi untuk digunakan sebagai pengembangan bahan ajar.

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah suatu proses yang dilakukan peneliti untuk memperoleh subjek penelitian (Arikunto, 2014: 172). Sumber data penelitian ini adalah kumpulan lirik lagu dalam album “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam kajian ini adalah pendekatan mikrostruktural dan makrostruktural dalam album lagu “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade. 3.3 Wujud Data

Wujud data dalam penelitian ini adalah lirik lagu yang mengandung alat-alat wacana berupa kohesi gramatikal, kohesi leksikal, serta konteks situasi dan sosial budaya yang tercermin melalui lirik-lirik lagu dalam album “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade. Dalam album tersebut terdapat lima belas lirik

(6)

53

lagu, kemudian hanya diambil lima lirik lagu yang banyak mengandung kohesi serta konteks situasi dan sosial budaya. Kelima lirik lagu tersebut adalah lagu yang berjudul Untuk Kita Renungkan, Kupu -Kupu Kertas, Masih Ada Waktu, Elegi Esok Pagi, dan Nyanyian Rindu.

3.4 Metode dan Teknik Penyediaan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode simak dan teknik catat untuk menyediakan data.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode agih dan padan untuk menganalisis data. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Wujud Kohesi

1. Kohesi Gramatikal

a. Kohesi Gramatikal Pengacuan

(1) kita mesti tabah menjalani (UKR/7/KG/A).

(2) Mumpung masih ada kesempatan buat kita (MAW/3/KG/A). (3) Kapan lagi kita akan bertemu (NR/17/KG/A).

Berdasarkan data-data tersebut, terdapat pengacuan persona

pertama jamak berupa satuan lingual kita dalam bentuk morfem bebas. Unsur kita yang digunakan dalam data tersebut bersifat eksofora karena mengacu pada anteseden atau hal yang berada di luar wacana. Unsur kita pada data tersebut dapat mengacu pada pencipta lagu, penyanyi atau pembaca lagu tersebut dengan melibatkan semua orang yang mendengar lagu tersebut dituturkan.

b. Kohesi Gramatikal Penyulihan

(4) Keresahan yang terbenam (KKK/3/KG/S). (5) Duka dalam yang tersembunyi (KKK/5/KG/S).

Data (4) terdapat penyulihan berupa verbal terbenam yang kemudian diganti dengan verbal tersembunyi seperti pada data (5). Penyulihan ini

(7)

54

berfungsi sebagai variasi bentuk satuan lingual sehingga sebuah lirik lagu menjadi lebih indah.

c. Kohesi Gramatikal Pelesapan

(6a) Entah sampai kapan Ø berhenti menipu diri (KKK/14/KG/L) (6b) ‘Entah sampai kapan kau akan berhenti menipu diri’

Data (6a) mengalami pelesapan berupa frasal, yaitu kau akan. Bentuk utuhnya dapat dilihat seperti pada data (6b). Pelesapan dalam lirik lagu ini bertujuan untuk memenuhi kepraktisan dalam bertutur, dan menghasilkan kalimat yang efektif, serta menghasilkan efisiensi dalam berbahasa.

d. Kohesi Gramatikal Konjungsi

(7) Hanya cambuk kecil Agar kita sadar (UKR/8/KG/K) (8) Berusahalah agar dia tersenyum (UKR/29-30/KG/K)

Konjungsi agar pada data (7) dan (8) merupakan konjungsi tujuan yang berfungsi untuk menjelaskan suatu usaa yang bertujuan menghasilkan sesuatu. Berkut ini merupakan analisis data yang mengandung aspek kohesi gramatikal berupa konjungsi syarat.

2. Kohesi Leksikal

a. Kohesi Leksikal Repetisi

(9) Izinkanlah kukecup keningmu (EEP/1/KL/R)

(10) Izinkanlah aku kenang sejenak perjalanan ho ho ho (EEP/9/KL/R) (11) Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu ho ho ho (EP/16/KL/R) Data (9), (10), dan (11) juga terdapat repetisi Anaphora berupa satuan lingual izinkanlah yang diulang sebanyak tiga kali di awal kalimat pada ketiga data tersebut. Satuan lingual izinkanlah tersebut diulang oleh penyair sebanyak tiga kali dimaksudkan untuk menekankan makna satuan lingual tersebut.

b. Kohesi Leksikal Sinonimi

(12) Anugerah dan Bencana adalah kehendak-Nya (UKR/6/KL/S) (13) Lahar dan badai menyapu bersih (UKR/13/KL/S)

(8)

55

Data (12) dan (13) terdapat kohesi leksikal sinonimi antara kata dengan frasa. Pada data (12) terdapat kata bencana yang bersinonimi dengan frasa lahar dan badai sama dengan kata bencana.

c. Kohesi Leksikal Antonimi

(14) Suci lahir dan di dalam batin (UKR/2/KL/AN)

Data (14) terdapat antonimi mutlak antara kata lahir dan kata batin. Kata lahir memiliki makna yang ebrtentagan secara mutlak dengan kata batin. Lahir pada data (14) bermakna jiwa manusia.

d. Kohesi Leksikal Kolokasi

(15) Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya (UKR/6/KL/KO) (16) Kita mesti tabah menjalani (UKR/7/KL/KO)

(17) Hanya cambuk kecil agar kita sadar (UKR/8/KL/KO) (18) Asap panas membakar (UKR/12/KL/KO)

(19) Lahar dan badai menyapu bersih (UKR/13/KL/KO) (20) Ini bukan hukuman(UKR/14/KL/KO)

Berdasarkan keenam data tersebut, kata bencana (15), kata tabah (16), frasa hanya cambuk kecil (17), klausa asap panas membakar (18), frasa lahar dan badai (19), dan kata hukuman (20) memiliki makna yang saling mendukung tema musibah dan bencana. Keenam data tersebut juga memiliki makna yang sejalan untuk melengkapi tema yang dibicarakan oleh penyair dalam lagu Untuk Kita Renungkan.

e. Kohesi Leksikal Ekuivalensi

(21) Dan semoga kerinduan ini (EEP/14/KL/KO)

(22) Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu ho ho ho (EEP/16/KL/KO)

Data (21) menunjukkan adanya ekuivalensi berupa satuan lingual kerinduan. Kata kerinduan tersebut berekuivalensi dengan kata dasar rindu yang terdapat pada data (22).

(9)

56

1. Konteks Situasi dan Sosial Budaya Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan Lagu ini menceritakan sebuah bencana yang terjadi di masyarakat. Jika kita melihat tahun diciptakannya lagu ini, yaitu tahun 1982 waktu itu bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah meletusnya gunung Galunggung. Hal ini dibuktikan dengan beberapa lirik lagu yang menggambarkan keadaan gunung meletus misalnya pada baris ke (UKR/12) Asap panas membakar dan baris ke (UKR/13) Lahar dan badai menyapu bersih. Kedua lirik tersebut jelas memvisualkan kejadian alam berupa gunung meletus.

2. Konteks Situasi dan Sosial Budaya Lirik Lagu Kupu-Kupu Kertas

Lagu ini mencerminkan tentang kehidupan wanita penghibur. Konteks sosial yang melatarbelakangi terciptanya lagu ini dapat kita lihat dari tahun diciptakannya lagu tersebut. Lagu Kupu- Kupu Kertas dirilis tahun 1999. Lagu tersebut menceritakan tentang kehidupan ‘Wanita Penghibur’. Ebiet menyebut wanita penghibur sebagai Kupu-Kupu Kertas. Jika kita melihat dari tahun dirilisnya lagu tersebut, dapat kita lihat pada tahun 1999 banyak sekali kasus lokalisasi. Bahkan tahun 1999 dapat disebut sebagai puncak kejayaan lokalisasi khususnya di daerah Kramat Tunggak yang diklaim menjadi pusat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara waktu itu.

3. Konteks Situasi dan Sosial Budaya Lirik Lagu Masih Ada Waktu

Lirik lagu Masih Ada Waktu memberikan cerminan bahwa waktu kehidupan yang diberikan Tuhan kepada manusia harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Manusia dapat mengisi kegiatan-kegiatan positif di sisa hidupnya. Lirik lagu Masih Ada Waktu memberikan kesan sosial terhadap tingkah laku manusia, baik itu hubungan dengan manusia maupun hubungan dengan Tuhannya. Awal lirik lagu MasihAda Waktu pun menunjukkan

tentang kemungkinan berbuat baik (MAW/1) Bila masih mungkin kita menorehkan bakti. Dalam menjalani sebuah kehidupan, seseorang diharapkan mampu bersyukur atas kebaikan Tuhan dan membalas kebaikan Tuhan dengan berbuat kebaikan selama masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Tidak ada satu manusia pun yang mengetahui sampai kapan manusia

(10)

57

akan hidup. Hal terbaik yang harus dilakukan oleh manusia adalah selalu bertakwa dan bersujud kepada Tuhan.

4. Konteks Situasi dan Sosial Budaya Lirik Lagu Elegi Esok Pagi

Konteks yang melatarbelakangi Ebiet menciptakan lagu Elegi Esok Pagi adalah berdasarkan pengalaman hidupnya dimasa muda dulu. Pada saat itu, Ebiet menaruh hati dengan seorang gadis dan Ebiet ingin mencuri hati gadis tersebut dengan mengirimkan bunga. Seperti yang tergambar dalam lirik lagu bait ke (EEP/3, 4) Esok pagi kau buka jendela, kan kau dapati seikat kembang merah. Hal ini dikuatkan dengan tuturan Ebiet yang dikutip dalam Sindonews.com (2017) bahwa Ebiet mengirim bunga dengan harapan bahwa bunga itu mempunyai makna dan Ebiet bersyukur bahwa harapannya menjadi kenyataan, yaitu gadis yang ia cintai menjadi istri atau pendamping hidupnya. Lirik lagu Elegi Esok Pagi memberikan cerminan terhadap sebuah arti kerinduan yang sesungguhnya. Seseorang yang merasakan rindu selalu berharap dapat bertemu dengan seseorang yang ia rindukan. Namun, akan menyakitkan jika kita merindukan seseorang yang belum tentu merindukan kita. Hal yang dapat dilakukan hanya berharap agar seseorang yang kita rindukan juga akan merindukan kita.

5. Konteks Situasi dan Sosial Budaya Lirik Lagu Nyanyian Rindu

Konteks situasi dan sosial budaya pada lirik lagu Nyanyian Rindu ini berkaitan dengan bagaimana lagu ini diciptakan. Lagu ini diciptakan oleh Ebiet G. Ade untuk mengingat puterinya yang sedeng tidak bersamanya. Lagu tersebut dipopulerkan sendiri oleh Ebiet dan dirilis pada tahun 1980. Lirik lagu Nyanyian Rindu memberikan kesan sosial terhadap arti rindu dari seorang ayah kepada anaknya. Dalam kehidupan berumah tangga, orang tua memang tidak tahan jika harus berada jauh dari anaknya dalam waktu yang lama. Orang tua akan selalu merindukan anaknya, walaupun anaknya belum tentu merindukannya. Itulah kasih tulus dari orang tua kepada anaknya. 4.3 Kohesi Gramatikal dan Leksikal Sebagai Bahan Ajar Kebahasaan di SMA

(11)

58

Berdasarkan pembahasan di atas, hasil penlitian kohesi gramatikal dan leksikal pada kelima lagu dalam album “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade dapat dijadikan sebagai bahan ajar kebahasaan di SMA. Bahan ajar tersebut dapat diterapkan di SMA kelas XII Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah dan 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan. Agar bentuk bahan ajar dengan menggunakan objek lirik lagu dapat sesuai dengan KD, maka latar belakang penciptaan lirik lagu diparafrasekan ke dalam bentuk teks cerita sejarah. Peneliti memilih lirik lagu sebagai bahan ajar kebahasaan agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di kelas menjadi menyenangkan dan tidak monoton. Sering kali dalam pembelajaran, siswa langsung disuguhi teks sehingga siswa merasa bosan. Oleh karena itu, bentuk bahan ajar kebahasaan ini memanfaatkan lirik lagu karya Ebiet G. Ade.

Bentuk bahan ajar dapat berupa pemberian materi kohesi gramatikal dan leksikal dengan contoh analisis salah satu lirik lagu dan latar belakang penciptaan lagu tersebut. Setelah siswa siswa diberi materi tentang kohesi gramatikal dan leksikal beserta contoh analisisnya, kemudian siswa diberikan tiga jenis tugas. Tugas yang pertama adalah tugas kelompok berupa siswa diminta untuk menganalisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam lagu Untuk Kita Renungkan. Hasil tugas kelompok kemudian ditukarkan dengan kelompok lain dan saling menganalisis hasil pekerjaan kelompok lain. Tugas yang kedua berupa tugas kelompok berupa siswa diminta untuk menganalisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam teks cerita sejarah dari latar belakang penciptaan lagu Untuk Kita Renungkan. Hasil dari tugas kelompok di tempelkan di dinding-dinding kelas, kemudian siswa menganalisis pekerjaan kelompok lain dengan model gallery walk. Adapun tugas yang ketiga adalah tugas individu berupa siswa diminta membuat teks cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan.

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

(12)

59

A. Berdasarkan pendekatan mikrostruktural lirik lagu yang berjudul Untuk Kita Renungkan, Kupu-Kupu Kertas, Masih Ada Waktu, Elegi Esok Pagi, dan Nyanyian Rindu yang termasuk dalam album “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade merupakan wacana yang padu karena terdapat aspek kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Penanda kohesi yang ditemukan terdiri atas kohesi gramatikal, meliputi pengacuan (referensi), penyulihan (substansi), pelepasan (ellipsis), perangkaian (konjungsi). Kohesi leksikal yang ditemukan, meliputi repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi (kesepadanan).

B. Berdasarkan pendekatan makrostruktural lirik lagu yang berjudul Untuk Kita Renungkan, Kupu-Kupu Kertas, Masih Ada Waktu, Elegi Esok Pagi, dan Nyanyian Rindu yang termasuk dalam album “Best of The Best” karya Ebiet G. Ade mengandung konteks situasi dan sosial budaya. Berdasarkan pendekatan makrostruktural ditemukan kelima prinsip penafsiran yang terdapat dalam lima lagu tersebut. Lima prinsip tersebut meliputi prinsip penafsiran personal, prinsip penafsiran lokalisional, prinsip penafsiran temporal, prinsip analogi, dan inferensi berdasarkan konteks situasi, serta konteks sosial budaya. Berdasarkan konteks situasi dan sosial budaya, lirik lagu Untuk Kita Renungkan diciptakan oleh Ebiet G. Ade dengan latar belakang terjadinya bencana berupa meletusnya gunung Galunggung di Tasikmalaya pada tahun 1982, lirik lagu Kupu-Kupu Kertas diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang adanya lokalisasi di daerah Kramat Tunggak yang mencapai puncak kejayaan dan menjadi lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, lirik lagu Masih Ada Waktu diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang terjadinya kecelakaan Kereta Api di Bintaro tahun 1987 yang merenggut banyak korban jiwa, lirik lagu Elegi Esok Pagi diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang pengalaman masa mudanya dulu yang mencintai seorang gadis, dan lirik lagu Nyanyian Rindu diciptakan oleh Ebiet dengan latar belakang kerinduan terhadap puteri kecilnya ketika Ebiet berada di pulau Bali dan jauh dari puterinya.

(13)

60

C. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB 4, analisis kohesi gramatikal dan leksikal dapat digunakan sebagai bahan ajar kebahasaan di kelas XII SMA. Hasil analisis tersebut dapat diterapkan pada kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah, dan KD 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan. Dalam penelitian ini, disajikan materi ajar berupa kohesi gramatikal dan leksikal beserta contoh analisis lagu dan teks cerita sejarah berdasarkan latar belakang penciptaan lagu. Selain itu, disajikan pula latihan sebanyak tiga kali. Latihan pertama berupa tugas kelompok untuk menganalisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam lagu Untuk Kita Renungkan, latihan kedua berupa tugas kelompok untuk menganalisis teks cerita sejarah berdasarkan latar belakang penciptaan lagu Untuk Kita Renungkan, latihan ketiga berupa tugas individu untuk membuat teks cerita sejarah pribadi.

5.2 Saran

D. Bagi guru, sebaiknya seorang guru harus dapat memanfaatkan bahan ajar yang inovatif sehingga dapat membuat Kegiatan Belajar Mengajar menjadi menyenangkan bagi siswa.

E. Bagi siswa, sebaiknya mempelajari alat-alat kohesi dengan baik agar dapat membuat paragraf yang padu dan terkait. Seperti yang sudah banyak terjadi bahwa kebanyakan siswa membuat paragraf hanya menulis kalimat per kalimat tanpa memerhartikan alat-alat kohesi. Padahal penulisan paragraf yang baik sangat diperlukan ketika siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Siswa akan sering membuat makalah-makalah serta penelitian-penelitian. Oleh karena itu, siswa perlu menulis dengan baik agar makalah atau penelitiannya mudah dimengerti.

F. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dapat meneliti hal-hal yang lebih mendetail dari penelitian ini sehingga dapat melengkapi serta menyempurnakan penelitian sebelumnya. Penelitian selanjutnya hendaknya mengkaji hal-hal yang mendalam dan beraneka ragam sehingga tidak terkesan membosankan.

(14)

61

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ismawati, Esti, Faraz Umaya. (2012). Belajar Bahasa di Kelas Awal. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Jorgensen, Marianne W., Louise J. Phillips. (2010). Analisis Wacana Teori & Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Karyanti, Eny Dwi. (2012). “Analisis Mikro dan Makrostruktural pada Wacana Ketidakadilan adalah Beban Kita Bersama dalam Kolom Gagasan Surat Kabar Solopos Edisi Selasa, 11 Oktober 2011”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mulyana. (2005). Kajian Wacana Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Puspaka, Aditya. (2012).

(Biografi Ebiet G. Ade, Sang Maestro Balada).

( adityapuspaka.blogspot.co.id/2012/10/biografi-ebiet-g-ade-sang-maestro-balada.html). Diakses pada 07Desember 2017 pukul 20:20. Rakhmawati, Annisa, Muhammad Rohmadi, Budhi setiawan. (2015).

“Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual Naskah Drama Matahari Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C. Noor Serta Relevansinya Sebagai Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas”. JurnalPenelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 3Nomor 2, April 2015.

Sari, Ajeng Merita. (2016). “Analisis Wacana Lirik Lagu Karya Stromae Pada Album Racine Carree (Kajian Mikrostruktural dan Makrostruktural)”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Suhaebah, Ebah. (2011). Kohesi dalamTajuk Rencana. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Sulistiyono. (2011). “Analisis Mikrostruktural dan Makrostruktural Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam (Sebuah Analisis Wacana)”. Bahastra. Volume XXV Nomor 2, Maret 2011.

(15)

62

Sumarlam, dkk. (2003). Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.

Syah, Moch Harun. (2016). (Cerita Lokalisasi Kramat Tunggak Ditutup Saat Puncak Kejayaan). (

http://news.liputan6.com/read/2441786/cerita-lokalisasi-kramat-tunggak-ditutup-saat-puncak-kejayaannya). Diakses

pada 23 Januari 2018 pukul 13:04.

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Utari, Rachma. (2014). “Analisis Wacana Puisi Le Voyage Karya

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan dari judul skripsi peranan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler jurnalistic learning activities

Multi-Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding (meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan

1982 2014 Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2014 sebesar Rp 600 miliar dan Tahap II sebesar Rp 800 miliar 2015 Penawaran Umum Terbatas I, 2000 Berubah nama menjadi

JNP : Yang diketahui besar sudutnya dal ditanya besar sudut a bu.. diperpanjang gitu seperti dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain bu. b) Kemampuan memahami,

Kata repositori dapat merujuk ke pusat tempat dimana data dapat disimpan atau dipertahankan, Repositori juga dapat merujuk ke suatu tempat yang khusus digunakan

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pembelajaran Gallery Walk mempermudah proses belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga

• Standar untuk membuat tangki penyimpan cairan dengan tekanan tinggi menggunakan API..

Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan soal yang berupa beberapa pertanyaan terkait dengan bahan bacaan yang telah dipelajari oleh siswa yang harus dikerjakan