• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Nining Asniar Ridzal 1 Andi Basru Wawo dan Husin 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Nining Asniar Ridzal 1 Andi Basru Wawo dan Husin 2"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN APARATUR TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada Pemerintah Kota Baubau) Oleh

Nining Asniar Ridzal1 Andi Basru Wawo dan Husin2

Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Akuntansi

Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo Provinsi Sulawesi Tenggara

ABSTRACT

The aim of this study was to analyze the impact of participation in budgeting, clarity of budgeting targets, and staff commitment on managerial performance, with job relevant information working as an intervening variable. The study was a causal research, involving 28 SKPD of Baubau City government as the objects of the study. Samples of the study were Head of Agency. Head of Office, Head of Sub-Section of Finance, Head of Sub-Section of Planning/Program, and Heads of Section in each SKPD. Data were collected using a questionnaire. The data were then analyzed using the path analysys on the SPSS version 20.

Result of partial analysis showed that participation in budgeting had a positively insignificant effect on job relevant information, clarity of budgeting targets had a positively significant effect on job relevant information, staff commitment had a positively significant effect on job relevant information. furthermore, participation in budgeting had a positively significant effect on managerial performance, clarity of budgeting targets had a positively significant effect on managerial performance, staff commitment had a positively significant effect on managerial performance, and job relevant information had a positively significant effect on managerial performance. Results of simultaneous analysis showed that participation in budgeting, clarity of budgeting targets, and staff commitment had an effect on job relevant information. participation in budgeting, clarity of budgeting targets, and staff commitment had an effect on managerial performance. Job relevant information is not capable of acting as an intervening variable between participation in budgeting on managerial performance, job relevant information is not capable of acting as an intervening variable between clarity of budgeting targets on managerial performance, and job relevant information is not capable of acting as an intervening variable between the staff commitment on managerial performance.

Keywords : Participation in budgeting, clarity of budgeting targets, staff commitment, job relevant information, managerial performance.

PENDAHULUAN

Penetapan Undang-Undang No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah berimplikasi pada tuntutan otonomi yang lebih luas dan akuntabilitas publik yang nyata yang harus diberikan kepada

pemerintah daerah (Halim, 2001). Selanjutnya, Undang-Undang ini diganti dan disempurnakan dengan Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004. Menurut Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, menyebutkan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

(2)

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan kegiatan pelayanan publik yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 mengakibatkan dua implikasi strategis yaitu pertama, situasi desentralisasi politik dan keuangan telah memberikan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat daerah untuk menentukan arah, kebijakan, tujuan, program, hingga aktivitas organisasi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan. Dan kedua, pemerintah daerah telah diberi keleluasaan yang lebih besar untuk mendapatkan, mengelola, dan mengalokasi dana (penganggaran) yang diperlukan dalam urusan pelayanan kepada masyarakat. Mulai dari kepala daerah hingga SKPD yang ada dibawahnya. Ini dapat diartikan sebagai meningkatnya partisipasi pegawai dari tingkatan bawah dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen pemerintahan daerah.

Organisasi sektor publik, pemerintah daerah dituntut agar memiliki kinerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan mendorong pemerintah untuk senantiasa tanggap akan tuntutan lingkungannya, dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik secara transparan dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada pemerintah tersebut.

Proses penganggaran merupakan kegiatan yang paling penting dan melibatkan berbagai pihak. Penganggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran pimpinan satuan kerja dalam melaksanakan satuan program atau bagian dari program. Penganggaran memerlukan kerjasama para pimpinan satuan kerja dalam organisasi pemerintahan. Struktur organisasi satuan kerja menunjukkan tanggungjawab setiap pelaksana anggaran.

Agar pelaksanaannya berjalan efektif para pelaksana berpartisipasi untuk merencanakan anggaran, yaitu sejauh mana partisipasi atau peran serta dalam penyiapan anggaran. Partisipasi memungkinkan terjadinya komunikasi yang semakin baik, interaksi satu sama lain serta bekerjasama dalam tim untuk mencapai tujuan dari organisasi.

Tahap penyusunan anggaran ini merupakan tahap yang sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja justru bisa menggagalkan program-program yang telah disusun sebelumnya. Sering dijumpai dalam praktek, penyusunan anggaran ini seolah-olah merupakan bagian yang terpisah dengan perumusan dan perencanaan strategis sehingga keberhasilan penerapan anggaran tidak sejalan dengan keberhasilan program dan tujuan organisasi. Anggaran seperti ini tidak bisa menghasilkan anggaran yang efektif sebagai alat manajemen untuk menjembatani pencapaian tujuan organisasi. Anggaran sector public yang efektif harus mencakup aspek perencanaan, pengendalian dan aspek akuntabilitas public.

Perbedaan yang mendasar dalam penetapan APBD antara sebelum dan sesudah otonomi daerah yaitu dalam struktur sentralisasi, penetapan APBD didasarkan pada Keputusan pihak-pihak tertentu (Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah), masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kurang berperan dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran sangat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan, sedangkan dalam struktur desentralisasi penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) harus berdasarkan partisipasi, kejelasan sasaran anggaran dan struktur yang terdesentralisasi.

Anggaran harus disertai dengan komitmen organisasi seluruh pegawai untuk mencapai apa yang telah ditetapkan, tanpa upaya

(3)

serius dari setiap individu untuk mencapainya, maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya untuk organisasi. Dengan komitmen tinggi ketepatan anggaran akan tercapai. Individu berkomitmen rendah akan mementingkan dirinya dan memungkinkan terjadinya ketidaktepatan anggaran.

Banyak penelitian di bidang akuntansi manajemen yang memperhatikan masalah partisipasi penyusunan anggaran. Hasil-hasil penelitian belum konsisten dan sering terjadi kontradiksi. Seperti penelitian Brownell (1982), Ivancevich (1976), Bass dan Levitt (1963), Indriantoro (1993) dalam Sumarno (2005), yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian Argyris (1952), Becker dan Green (1962), Merchant (1982) mendukung hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Morse dan Reimer (1956), Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986) dalam Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Bryan dan Locke (1967) bahkan menyatakan anggaran mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial. Sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial (Gul, dkk, 1995).

Syafrial (2009) menemukan bukti bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Selanjutnya Kenis (1979) dan Mawikere (2005) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Andarias Bangun (2009) menemukan bukti bahwa secara parsial kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.

Vincent K, Chong dan Kar Ming Chong (2002), Sumarno (2005) menemukan bukti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara job relevant information terhadap kinerja manajerial. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Yusfaningrum (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara job relevant information terhadap kinerja manajerial meskipun pengaruh tersebut tidak signifikan.

Penelitian terdahulu yang menghubungkan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial secara tidak langsung. Sardjito (2005) dan Eker (2008) melakukan pengujian partisipasi anggaran dan kinerja manajerial melalui komitmen organisasi dimana variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Chong dan Chong (2002) dan Early dan Kanfer (1985) partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja manajerial.

Hasil penelitian yang bertentangan tersebut mendorong para peneliti untuk memeriksa variabel-variabel yang terlibat, yang dapat menghubungkan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang

Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Aparatur Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Pemerintah Kota Baubau)

KERANGKA KONSEP DAN

HIPOTESIS

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Job Relevant Information

Proses partisipasi, bawahan diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan sehingga atasan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (task relevant knowledge). Kren (1992) menggunakan variabel informasi untuk menjelaskan hubungan antara partisipasi

(4)

anggaran dan kinerja manajerial. Dari penelitian tersebut ditemukan bukti bahwa partisipasi anggaran tidak berhubungan secara langsung dengan kinerja manajerial, akan tetapi melalui JRI. Partisipasi berhubungan positif dengan JRI, dan dengan diperolehnya JRI kinerja manajerial akan meningkat.

Anwar Hariyono (2007) dari hasil penelitiannya menunjukkan partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh terhadap job relevant information, penelitian tersebut sejalan dengan Ghozali (2006), Yusfaninfrum (2005) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap job relevant information. Hipotesis mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap job relevant information dalam penelitian ini adalah :

H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Job Relevant Information.

Kejelasan Sasaran Anggaran dan Job Relevant Information

Anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagai rencana kerja pemerintah daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah. Pemerintah daerah rendah maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Penelitian mengenai hubungan kejelasan sasaran anggaran terhadap job relevant information, antara lain : Kren (1992), Mawikere (2006) mengemukakan bahwa kejelasan sasaran anggaran memiliki hubungan yang signifikan terhadap job relevant information. Anwar Hariyono (2007) menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran memiliki pengaruh terhadap job

relevant information. Penelitian Chong dan Chong (2002) menjelaskan ketika para karyawan berkomitmen untuk menjalankan tujuan-tujuan anggaran maka akan meningkatkan usaha untuk mengumpulkan dan menggunakan job relevant information. Job relevant information memfasilitasi proses pembuatan keputusan sehingga tujuan anggaran dapat dicapai. H2 : Kejelasan sasaran anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information

Komitmen Aparatur dan Job Relevant Information

Menurut Mowday, et al (1979), komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Vincent K. Chong dan Kar Ming Chong (2002) memberikan postulat bahwa komitmen bawahan terhadap tujuan anggaran akan meningkatkan usaha mereka untuk mengumpulkan dan menggunakan JRI, yang akan memfasilitasi proses pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa peneliti (missal, Earley dan Brittain 1993 ; Locke dan Latham, 1990; Murray, 1990) menyatakan bahwa bawahan yang mempunyai komitmen terhadap tujuan spesifik dan sulit, tetapi mungkin untuk dicapai, akan mencoba lebih keras dan mempunyai ketekunan yang lebih lama dalam usaha pencapaian tujuan mereka dibandingkan dengan bawahan yang tidak mempunyai komitmen. Bawahan yang mempunyai komitmen yang lebih tinggi akan berusaha berinteraksi dengan orang-orang yang dapat memberikan wawasan / pengetahuan tentang lingkungan kerja, tujuan kinerja, strategi tugas dan permasalahan lain yang mempunyai pengaruh penting pada kinerja mereka (Magner, 1996:43). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bawahan yang mempunyai komitmen tinggi mungkin

(5)

akan berusaha melakukan yang lebih kuat dan menggunakan job relevant information.

H3 : Komitmen Aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information

Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan suatu bidang penelitian yang banyak mengalami perdebatan dalam literature akuntansi perilaku selama empat dasa warsa terakhir (slamet Riyadi, 1998), sehingga banyak menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan tersebut (Nur Indriantoro, 1993 ; Bambang Supomo, 1998). Beberapa peneliti yang tertarik untuk meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, diantaranya Brownell (1982) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dan kinerja manajerial. Brownell dan Mcinnes (1986) menggunakan variabel intervening motivasi anggaran menemukan bahwa motivasi dan partisipasi anggaran memiliki hubungan dengan kinerja manajerial namun penelitian tersebut ternyata gagal menemukan bukti bahwa partisipasi akan meningkatkan kinerja manajerial melalui peningkatan motivasi. Nur indriantoro (1993) menemukan bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja juga dilakukan oleh Kren dan Liao (1988), yang menyatakan bahwa partisipasi akan mempengaruhi kinerja dengan tiga cara yaitu (1) melalui peningkatan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran, (2) melalui perancangan tujuan anggaran yang lebih tinggi, (3) melalui keuntungan kognitif yang berasal dari pembagian informasi selama partisipasi.

H4 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja manajerial

Kejelasan Sasaran Anggaran dan Kinerja Manajerial

Kejelasan sasaran akan membantu suatu unit kerja untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran tingkat kinerja manajemen dapat tercapai. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan

mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tujuan organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketidakjelasan sasaran anggaran akan menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Kejelasan sasaran anggaran akan menyebabkan aparat mengetahui secara pasti sasaran yang akan dicapai sehingga memiliki informasi yang cukup daripada tidak adanya kejelasan sasaran anggaran. Efektif atau tidaknya kejelasan sasaran anggaran sangat ditentukan oleh psychological attributes. Kejelasan sasaran anggaran tergantung apakah individu memilih mengejar kepentingan pribadi atau bekerja untuk kepentingan organisasi. Pada konteks satuan kerja non vertikal, aparat yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk membuat anggaran relatif lebih tepat (Chong dan Chong 2002). Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah target-target anggaran yang telah ditetapkan. Penelitian oleh Syafrial (2009) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran dan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial juga dikemukakan oleh Mawikere (2005) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan

(6)

antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial.

H5 : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja manajerial

Komitmen Aparatur dan Kinerja Manajerial

Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan bekerja secara maksimal karena mereka menginginkan kesuksesan organisasi tempat dimana mereka bekerja. Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan memiliki pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi. Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan dan perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerjanya dan tinggal. Selain itu dengan adanya komitmen yang kuat, mereka akan bekerja keras. Ikhlas dalam melaksanakan pekerjaannya, senang dan peduli terhadap organisasi tempatnya bekerja yang lebih meitikberatkan pada affective commitment. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kinerja mereka karena ada keyakinan bahwa visi dan misi pemerintahan akan tercapai dengan sumbangsih mereka.Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. (Randall dalam Sumarno, 2005) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Oleh sebab itu individu yang memiliki komitmen yang kuat dalam organisasi maka semakin besar juga usaha mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya yang akan berimbas pada kinerja yang baik, yang akan berguna bagi organisasinya. Artinya individu dengan komitmen organisasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan organisasi.

Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi (Angel dan Perry, 1981 ; Porter Et al., 1974). Partisipasi anggaran akan menimbulkan adanya kecukupan anggaran dan kemudian mempengaruhi kinerja (Nouri dan Parker, 1998). Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi) melalui komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Randall, 1990) dalam Nouri dan Parker (1998). Mayer et.al (1989) mengungkapkan semakin tinggi komitmen terhadap organisasi maka semakin tinggi kinerja manajer.

H6 : Komitmen Aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja manajerial

Job Relevant Information dan Kinerja Manajerial

Job relevant information adalah informasi yang menfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas (Kren, 1992). Tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan meningkatkan pilihan terhadap tindakan yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Job relevant information menunjukkan peran informasi dalam memudahkan pembuatan keputusan yang berhubungan dengan jabatan. Yusfaningrum dan Ghozali, 2005 mengemukakan informasi yang diberikan manajer dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kemampuan individu terhadap kinerja. Hal ini karena adanya partisipasi manajer tingkat bawah memiliki kesempatan untuk memberikan informasi yang mereka miliki untuk membantu dalam pembuatan keputusan. Sehingga dengan adanya informasi yang relevan dengan tugas maka tujuan yang diharapkan akan tercapai. Vincent K. Chong dan Kar ming Chong (2002) dan Mawikere (2006) menemukan bukti bahwa job relevant information dan kinerja manajerial berhubungan positif dan

(7)

signifikan, yang berarti job relevant information yang tinggi berhubungan dengan tingginya kinerja manajerial. H7 : Job Relevant Information

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh SKPD di Pemerintah Kota Baubau sebanyak 28 SKPD. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus.

Sampel dalam penelitian ini adalah kepala dinas, kepala badan, Kepala Bagian

Keuangan, kepala bagian

program/perencanaan serta kepala bidang di masing-masing SKPD di pemerintah kota Baubau. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 181 responden.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Dalam penelitian ini, data kualitatifnya berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek penelitian dan juga pernyataan dalam kuisioner yang akan diklasifikasikan ke dalam kategori menggunakan skala likert. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuisioner yang diukur menggunakan skor dari skala likert.

Sumber Data

Data dari penelitian bersumber dari : hasil wawancara dan hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden, melalui instrument penelitian berupa daftar pernyataan mengenai partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur, job relevant information, dan kinerja manajerial. Data sekunder dari penelitian ini digunakan untuk mendukung

informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literature, penelitian terdahulu, buku dan lain sebagainya.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan: Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket/pernyataan yang dimodifikasi dari penelitian terdahulu oleh penulis yang disebarkan pada responden. Pernyataan dalam kuisioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert. (interval 1 sampai 5). Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.

Pengukuran Variabel Kinerja Manajerial

Variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang dilakukan oleh Mahoney et al (1965). Pengukuran ini menggunakan Sembilan butir pertanyaan yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, kinerja secara menyeluruh, dan diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1 sampai 5. Skala mulai dari 1 (satu) yang menunjukkan kinerja yang paling rendah (jauh dibawah rata-rata) sampai 5 (lima) yang menunjukkan kinerja paling tinggi (jauh diatas rata-rata) . Nilai skala menunjukkan nilai skor jawaban setiap butir pertanyaan.

Partisipasi Penyusunan Anggaran

Variabel partisipasi penyusunan anggaran dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang

(8)

dikembangkan oleh Milani (1975) dalam Sumarno (2005). Setiap responden diminta menjawab enam butir pertanyaan untuk mengukur tingkat partisipasi dan pengaruh yang dirasakan serta kontribusi responden dalam penyusunan anggaran. Jawaban diberikan dengan cara memberi skala dengan rentang antara 1 (partisipasi tinggi) sampai dengan 5 (partisipasi rendah). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Variabel kejelasan sasaran anggaran diukur dengan menggunakan indicator yang dikembangkan oleh Locke (1984) yang meliputi tujuan, kinerja, standar, jangka waktu, sasaran prioritas, tingkat kesulitan dan koordinasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert 1- 5.

Komitmen Aparatur

Variabel komitmen aparatur diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh Mowday et al (1979). Setiap responden diminta untuk menjawab tujuh butir pertanyaan dengan jawaban mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1 sampai 5.

Job Relevant Information

Pengukuran variabel ini menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Kren (1992). Pengukuran variabel ini menggunakan 6 (enam) buah pertanyaan dengan skala likert 1 sampai dengan 5 dimana skor terendah (poin 1) JRI rendah, sedangkan skor tinggi (poin 5) menunjukkan JRI tinggi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Deskriptif Variabel Penelitian Partisipasi Penyusunan Anggaran

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban pada tabel 2 (terlampir) menunjukkan bahwa nilai persepsi responden untuk variabel partisipasi

penyusunan anggaran sebesar 3,78 atau sebesar 75,13% dan sisanya sebanyak 24,87% yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa keterlibatan, pengaruh dan kontribusi masih kurang dalam partisipasi penyusunan anggaran. Adapun persentase kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan dalam variable partisipasi penyusunan anggaran sebesar 75,13% dan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan partisipasi penyusunan anggaran, hal ini mengindikasikan bahwa pada SKPD Kota Baubau memiiki persepsi bahwa dengan keterlibatan serta kontribusi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban pada tabel 3 (terlampir) menunjukkan bahwa nilai persepsi responden untuk variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 3,96 atau sebesar 79,24% dan sisanya sebanyak 20,76% yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa Tujuan,kinerja,standar, jangka waktu, sasaran prioritas, tingkat kesulitan dan koordinasi masih kurang dalam kejelasan sasaran anggaran. Adapun persentase kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan dalam variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 79,24% dan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan kejelasan sasaran anggaran, hal ini mengindikasikan bahwa pada SKPD Kota Baubau memiliki persepsi bahwa dengan Tujuan,kinerja,standar, jangka waktu, sasaran prioritas, tingkat kesulitan dan koordinasi dalam kejelasan sasaran anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

Komitmen Aparatur

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban pada tabel 4 (terlampir)

(9)

menunjukkan bahwa nilai persepsi responden untuk variabel komitmen aparatur sebesar 3,93 atau sebesar 78,62% dan sisanya sebanyak 21,38 % yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa kekuatan dan keinginan pegawai untuk terus bekerja masih kurang dalam komitmen aparatur. Adapun persentase kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan dalam variabel komitmen aparatur sebesar 78,62% dan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan komitmen aparatur, hal ini mengindikasikan bahwa pada SKPD Kota Baubau memiiki persepsi bahwa dengan komitmen yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial.

Job Relevant Information

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban pada tabel 5 (terlampir) menunjukkan bahwa nilai persepsi responden untuk variable job relevant information sebesar 3,89 atau sebesar 77,79% dan sisanya sebanyak 22,21% yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa mencari dan mendapatkan informasi masih kurang dalam Job relevant information. Adapun persentase kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan dalam variable job relevant information sebesar 77,79 % dan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan job relevant information, hal ini mengindikasikan bahwa pada SKPD Kota Baubau memiiki persepsi bahwa dengan mencari dan mendapatkan informasi akan meningkatkan kinerja manajerial.

Kinerja Manajerial

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jawaban pada tabel 6 (terlampir) menunjukkan bahwa nilai persepsi responden untuk variable kinerja manajerial sebesar 3,42 atau sebesar

68,54% dan sisanya sebanyak 31,46% yang berarti masih ada persepsi responden yang

menyatakan bahwa perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, tanggung jawab, dan komunikasi dalam kinerja manajerial masih kurang. Adapun persentase kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan dalam variable kinerja manajerial sebesar 68,54 % dan termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata responden setuju dengan kinerja manajerial, hal ini mengindikasikan bahwa pada SKPD Kota Baubau memiiki persepsi bahwa dengan perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, tanggung jawab, dan komunikasi akan meningkatkan kinerja manajerial.

Hasil Statistik Inferensial

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 7 (terlampir), yang menunjukkan hasil uji validitas dari seluruh instrument memiliki nilai signifikan berada di bawah α = 0,05 yaitu 0,000. Jadi dapat diartikan semua item pernyataan yang digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini adalah valid dan selanjutnya layak digunakan untuk penelitian. Selanjutnya hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha dari seluruh item pernyataan yang dijadikan sebagai instrument dalam penelitian ini berada ≥ 0,60, yang bearti semua item pernyataan yang dijadikan sebagai instrument adalah reliable (dapat dipercaya keandalannya). Hasil uji validitas dan reliabilitasinstrumen penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan yang digunakan adalah valid dan reliable. Oleh karena itu, kuisioner yang digunakan layak sebagai instrument untuk melakukan pengukuran setiap variable.

(10)

Hasil Uji Analisis Regresi Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar kemampuan variable partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur mempengaruhi job relevant information dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8 yaitu sebesar 0,779 artinya kontribusi variable partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan komitmen aparatur terhadap Job Relevant Information adalah sebesar 77,9% , sedangkan sisanya yaitu 22,1% ditentukan oleh faktor lain di luar model yang tidak terdeteksi atau tidak diteliti dalam penelitian ini.

Nilai koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur dan job relevant information mempengaruhi Kinerja manajerial dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9 yaitu sebesar 0,655 artinya kontribusi variable partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran ,komitmen aparatur , Job Relevant Information terhadap kinerja manajerial adalah sebesar 65,5% , sedangkan sisanya yaitu 34,5 % ditentukan oleh faktor lain di luar model yang tidak terdeteksi atau tidak diteliti dalam penelitian ini.

Nilai koefisien korelasi (R) masing-masing 0,883 yang artinya bahwa keeratan hubungan langsung variabel X1 , X2 dan X3 terhadap Y1 adalah sebesar 88,3%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan komitmen aparatur terhadap job relevant information dikategorikan sangat kuat dan 0,809 dapat diartikan bahwa keeratan hubungan langsung variable X1,X2, X3,Y1 terhadap Y2adalah sebesar 80,9%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur, job

relevant information terhadap kinerja manajerial dikategorikan sangat kuat. nilai koefisien korelasi (r) untuk menyatakan keeratan hubungan langsung variable X1 (partisipasi penyusunan anggaran) terhadap Y1 (job relevant

information) adalah sebesar 0,760 atau 76%, variable X2 (kejelasan sasaran anggaran) terhadap Y1 (job relevant

information) adalah sebesar 0,840 atau 84% , variable X3 (komitmen Aparatur) terhadap Y1 (job relevant information) adalah sebesar 0,843 atau 84,3%. nilai koefisien korelasi (r) untuk menyatakan keeratan hubungan langsung variable X1 (partisipasi penyusunan anggaran) terhadap Y2 (kinerja manajerial) adalah sebesar 0,742 atau 74,2%, variable X2 (kejelasan sasaran anggaran) terhadap Y2 (kinerja manajerial) adalah sebesar 0,739 atau 73,9% , variable X3 (komitmen Aparatur) terhadap Y2 (kinerja manajerial) adalah sebesar 0,757 atau 75,7% dan variable Y1 (job relevant information) terhadap Y2 (kinerja manajerial) adalah sebesar 0,751 atau 75,1%.

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial

Hasil pengujian dari X1 (Partisipasi Penyusunan Anggaran), X2 (Kejelasan Sasaran Anggaran), X3 (Komitmen Aparatur) terhadap Y1 (Job Relevant

Information) adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,060 > 0,05, maka H1ditolak. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Job relevant information “ditolak” serta dapat dikatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan Job relevant information.

2. Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05, maka H1diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua yang

(11)

menyatakan Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Job relevant information “diterima” serta dapat dikatakan bahwa Kejelasan Sasaran anggaran berpengaruh signifikan dan positif terhadap Job relevant information.

3. Komitmen Aparatur (X3)

Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05, maka H1diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan Komitmen Aparatur Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Job relevant information

“diterima” serta dapat dikatakan bahwa Komitmen Aparatur berpengaruh signifikan dan positif terhadap Job relevant information.

Hasil pengujian dari X1(Partisipasi Penyusunan Anggaran), X2 (Kejelasan Sasaran Anggaran), X3 (Komitmen Aparatur) , Y1 (Job Relevant Information) terhadap Y2 (Kinerja Manajerial) adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05, maka H1 diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat yang menyatakan Partisipasi Penyusunan Anggaran Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kinerja manajerial “diterima” serta dapat dikatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial pada pemerintah kota Baubau.

2. Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,157 > 0,05, maka H1ditolak. Hal ini berarti bahwa hipotesis kelima yang menyatakan Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kinerja manajerial “ditolak” serta dapat dikatakan bahwa Kejelasan Sasaran anggaran berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap kinerja manajerial pada pemerintah kota Baubau.

3. Komitmen Aparatur (X3)

Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,015 < 0,05, maka H1diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis keenam yang menyatakan Komitmen Aparatur Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kinerja manajerial “diterima” serta dapat dikatakan bahwa Komitmen Aparatur berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial pada pemerintah kota Baubau.

4. Job Relevant Information (Y1)

Tingkat signifikan t (t-sig) sebesar 0,015 < 0,05, maka H1diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketujuh yang menyatakan Job relevant information Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kinerja manajerial “diterima” serta dapat dikatakan bahwa Job relevant information berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja manajerial pada pemerintah kota Baubau.

Hasil Uji Secara Simultan

Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS pada tabel 12, diperoleh signifikan f (f-sig) sebesar 0,000 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur secara simultan berpengaruh terhadap job relevan information pada pemerintah kota Baubau. Pada tabel 13, diperoleh signifikan f (f-sig) sebesar 0,000 < α = 0,05, dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, komitmen aparatur, job relevant information secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial pada pemerintah kota Baubau.

Pembahasan Hipotesis 1

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan antara partisipasi penyusunan

(12)

anggaran terhadap job relevant information. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi penyusunan anggaran dan job relevant information mempunyai t (t-sig) sebesar 0,060 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information tidak dapat diterima. Hal ini memberikan gambaran bahwa masih ada responden yang tidak terlibat dalam penyusunan anggaran dan pendapat mereka mungkin dianggap tidak begitu penting sehingga tidak terlalu berusaha untuk mengumpulkan dan menggunakan Job relevant information. Keterlibatan pejabat struktural SKPD dalam Partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi untuk mencari informasi dalam menentukan keputusan. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Kren (1992) dan Yusfaningrum (2006), Hariyono (2010) yang menggunakan variable job relevant information (JRI) sebagai variable intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian tersebut menemukan bukti bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information.

Pembahasan Hipotesis 2

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kejelasan sasaran anggaran terhadap job relevant information. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara kejelasan sasaran anggaran dan job relevant information mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information dapat diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Chong dan Chong (2002), Mawikere (2006), Kren (1992), Anwar Hariyono (2007) kejelasan

sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap job relevant information. Chong dan Chong (2002), menjelaskan ketika para karyawan berkomitmen untuk menjalankan tujuan-tujuan anggaran, maka akan meningkatkan usaha untuk mengumpulkan dan menggunakan job relevant information. Job relevant information memfasilitasi proses pembuatan keputusan sehingga tujuan anggaran dapat tercapai.

Pembahasan Hipotesis 3

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara komitmen aparatur terhadap job relevant information. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi penyusunan anggaran dan job relevant information mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information dapat diterima.Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Vincent K. Chong dan Kar Ming Chong (2002) dimana penelitian mereka menemukan buki bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komitmen aparatur dengan job relevant information. Penelitian lain yang tidak konsisten dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum (2005), yang menyatakan bahwa meskipun terdapat pengaruh positif antara komitmen dengan job relevant information (JRI) , namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Ketidak konsistenan itu mungkin juga dipengaruhi oleh budaya organisasi yang diterapkan.

Pembahasan Hipotesis 4

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa

(13)

antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dapat diterima.Penelitian ini konsisten dengan penelitian Ghozali (2006), Yusfaningrum (2005), Hariyono (2007), Sumarno (2005) dan Brownel (1982) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Perolehan hasil yang terbukti ini memberikan gambaran bahwa keterlibatan penyusunan anggaran, kepuasan dalam penyusunan, dan pendapat mereka sebagai salah satu faktor penting dalam penyusunan anggaran.

Pembahasan Hipotesis 5

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,157 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial tidak dapat diterima. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Syafrial (2009), menyimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Selanjutnya Kenis (1979) dan Mawikere (2005) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian lain konsisten dengan penelitian ini adalah Andarias Bangun (2009) yang menemukan bukti bahwa secara parsial kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin

disebabkan ada perbedaan karakter dari individu dalam penyusunan anggaran.

Pembahasan Hipotesis 6

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara Komitmen aparatur dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,015 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Locke (1968), Locke dkk (1981), Locke dan Latham (1990) , Wofford dkk (1992), Yusfaningrum (2005) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial.

Pembahasan Hipotesis 7

Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan job relevant information terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara job relevant information dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,015 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa job relevant information berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Vincent K. Chong dan Kar Ming Chong (2002), Sumarno (2005) mereka menemukan bukti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara job relevant information terhadap kinerja manajerial. Lebih jauh Kren (1992) menghubungkan hasil penelitiannya dengan fakta bahwa job relevant information membantu bawahan untuk mengubah pilihan tindakan mereka melalui tindakan yang berisi informasi

(14)

sehingga meningkatkan kinerja. Penelitian lain yang tidak konsisten dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara job relevant information terhadap kinerja manajerial meskipun pengaruh tersebut tidak signifikan.

Pembahasan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung

Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap job relevant information adalah 0,117 dengan signifikansi 0,060 (tidak signifikan), hasil ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap job relevant information , sedangkan besarnya pengaruh job relevant information terhadap kinerja manajerial adalah sebesar 0,231 dengan signifikansi 0,015 (signifikan), ini menunjukkan bahwa job relevant information berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial melalui job relevant information adalah sebesar 0,027 yang menunjukkan bahwa variable job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening. Dengan demikian hipotesis 7 ditolak. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Kren (1992) dan Yusfaningrum (2006), Hariyono (2010) yang menggunakan variable job relevant information (JRI) sebagai variable intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian tersebut menemukan bukti bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information. selain itu penelitian yang konsisten dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Lau dan Tan (2003) , Samsiah (2012), Nengsy Nelly Restu (2013) yang menemukan bukti bahwa job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening terhadap hubungan

partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap job relevant information adalah 0,402, sedangkan besarnya pengaruh job relevant information terhadap kinerja manajerial adalah sebesar 0,231. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial melalui job relevant information adalah sebesar 0,092 yang menunjukkan bahwa variable job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening antara hubungan Kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan Hariyono (2010) yang menemukan bukti job relevant information tidak dapat memediasi hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial.

Pengaruh komitmen aparatur terhadap job relevant information adalah 0,417, sedangkan besarnya pengaruh job relevant information terhadap kinerja manajerial adalah sebesar 0,231. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial melalui job relevant information adalah sebesar 0,096 menunjukkan bahwa variable job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening antara hubungan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Secara parsial, partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap job relevant information, meskipun terdapat pengaruh positif namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Sehingga disimpulkan bahwa tingginya partisipasi penyusunan anggaran yang dilakukan dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi tingginya

(15)

informasi yang relevan dengan tugas tetapi besarnya pengaruh tersebut tidak signifikan, dan ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information, ini menunjukkan dengan tingginya kejelasan sasaran anggaran maka akan meningkatkan informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang relevan dengan tugas. Komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap job relevant information , artinya bahwa meningkatnya komitmena aparatur akan mempengaruhi informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang relevan dengan tugas. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, disimpulkan bahwa ketika manajer mempunyai partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran, maka kinerja mereka sebagai individu di organisasi dalam kegiatan manajerial juga akan meningkat. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya kejelasan sasaran anggaran meningkat, maka kinerja mereka sebagai individu juga akan semakin meningkat tetapi peningkatan itu tidak signifikan. Komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya dengan komitmen yang tinggi maka kinerja manajerial akan meningkat secara signifikan. Job relevant information berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya adanya peningkatan perolehan informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang relevan dengan tugas akan mempengaruhi meningkatnya kinerja. Job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Job relevant information tidak mampu bertindak sebagai variable intervening terhadap hubungan kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial .Job relevant information tidak

mampu bertindak sebagai variable intervening antara hubungan komitmen aparatur dengan kinerja manajerial

Adapun Saran untuk Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas objek penelitiannya, tidak terbatas pada satu daerah saja melainkan lebih dari pada satu Kota/Kabupaten, agar dapat melakukan perbandingan antara kabupaten satu dengan yang lainnya. Dan pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variable-variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

DAFTAR PUSTAKA

Abriyani, Purpaningsih, 2002. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer. JAAI Volume 6 No. 2, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Angel, H.L. and J.L. Perry, 1981. An

Empirical Assesment of

organizational Commitment and Organizational Effectiveness. Administrative Science Quarterly 26, pp.1-14.

Andarias, Bangun, 2009. Pengaruh

Partisipasi Penyusunan

Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD. Skripsi

Anton, 2010. Menuju Teori Stewardship. Majalah Ilmiah Informatika Volume I Nomor 2 Mei 2010. Allen J, Natalie & Meyer, John P. 1990.

The Measurement and

Antecedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization.

(16)

Journal of Occupational Psychology. Vol 63.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Argyris, C. 1952. The Impact of People on Budgets. New York, NY : Controllership Foundation. Bambang, Sardjito dan Osmad Muthaher,

2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. Symposium Nasional Akuntansi X.

Bambang Supomo, 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap Efektifitas Anggaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Kinerja manajerial : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Magister Sains Akuntansi UGM (tidak dipublikasikan)

Becker, S., and D. Green. 1962. Budgeting and Employee Behavior. Journal of Business : 392 - 402

Brownell. P. 1981. Participation in Budgeting Locus of Control and Organizational Effectiveness. The Accounting Review 57, PP. 766-777.

Brownell, 1982. Participation in the budgeting process : When it works and when it doesn’t. Journal of Accounting Literature : 124 – 153.

Brownell, and McInnes, 1986. Budgetary Participation, Motivation, and

Managerial Performance. The Accounting Review. Pp.587-600 Chong, V.K. and Chong K. M, 2002.

Budget Goal Commitment

andInformational Effects of Budget Participation on Performance: A Structural Equation Modeling Approach.

Bahavioral Research In

Accounting. Volume 14, 2002.

Dedi Nordiawan, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Diah Octavia, 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Manajerial Pada PT.Pos

Indonesia (Persero) Medan. Skripsi. Sumatera Utara: Program Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Earley, P.C. and R. Kanfer, 1985. The

Influence of component

participation and role models on goal acceptance, goal satisfaction and performance. Organizational behavior and human decision processes : 378 -390.

Edfan Darlis, 2001. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 5901 : 85-101.

Eker, M, 2008. The Affect Of The Relationship Between Budget Participation And Job Relevant Information On Managerial Performance. Ega Academic Review 8(1), pp 183-198.

Gul, Ferdinan A., et. Al. decentralization as a Moderating Factor in the Budgetaru Participation and

(17)

Performance Relationship : Some Hong Kong Evidence, Accounting and Business Research, Vol. 25, No. 98, pp. 107-113, 1995.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Greenberg, J., & Baron, R.A. (1993). Behavior In Organizations : Understanding and managing The Human Side of Work (5th Ed), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall

Halim Abdul, 2001. Bunga Rampai Manajemen Daerah:Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Penerbit UPPAMP.

Hansen, Don. R and MM. Mowen (2000). Management Accounting. 5th Edition. South Western College Publishing.

Hansen & Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Indra Bastian, 2006. Akuntansi Sektor Publik. Suatu pengantar. Yogyakarta : Erlangga.

Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction withLocus of Control and

Cultural Dimensions as

Moderating Variabels. Makalah Stadium Generale di STIE Widya Wiwaha (Oktober, Yogyakarta. Kenis, I. 1979. Effects on Budgetary Goal

Characteristics on Managerial Attitudes and Performance. The

Accounting Review LIV (4) 707-721.

Kren, L., and W.M.Liao, 1988. The role of accounting information in the control of organizations : A review of the evidence. Journal of accounting Literature : 280 - 309 Kren Leslie, 1992. Budgetary Participation

and Managerial Performance : The Impact if Information and Environmental Volatility”. The Accounting Review. Juliy. Pp 511-526.

Krisler Bornadi Omposunggu dan Icuk Rangga Bawono, 2006. Pengaoruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information Terhadap Informasi Asimetris”. SNA IX. 23-26 Agustus. Pp 1-27.

Kunwaviyah. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Semarang: Program Sarjana (S1) Universitas Diponegoro.

Locke, E., Latham (1984). Goal Setting. A Motivational Technique That Works. Prentice Hall. Inc Englewood, New Jersey.

Magner, N., R.B. Welker, and T.L. Campbell, 1996. Testing A Model

of Cognitive Budgetary

Participation Processes in a Latent Variable Structural

Equations Framework.

Accounting and Business Research : 41-50

Mahoney, T.A.,T.H Jerdeeand S.J.Carrol, 1963. Development of Managerial Performance : A Research

(18)

Approach. Cincinnati, OH:South western Publishing Company.

Mahsun, Mohamad, 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. BPFE : Yogyakarta. Mardiasmo, 2002. Otonomi dan

Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. …………..., 2009. Akuntansi SektorPublik,

ANDI : Yogyakarta.

Mawikere, L.M, 2006 .Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Job Relevant Information, dan kinerja manajerial Pemerintah Daerah di Propisni Sulawesi Utara, Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya. Milani, K. 1975. The Relationship Of

Participation In Budget Setting To Industrial Supervisor Performance and Attitudes : A field study . The Accounting Review : 274 – 284.

Mowday, R., R Steers, dan L. Porter, 1979.

The Measurement of

Organizational Commitment, Journal of Vacational Behavior 14, pp 224-235.

Mudrajad Kuncoro, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Niken Safitri, 2006. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan : Job Relevant Information (Jri) sebagai variabel antara (Studi pada PT. Merpati Utama Pharma Cabang

Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta : sarjana strata -1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Nur Endah Wulandari, 2011. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada pemerintah Daerah Kabuoaten Demak). Skripsi. Semarang Program Sarjana )S1)Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Otley. D. 1999. Performance Management : A Frame work for Management Control Systems Research.

Management Accounting

Research, No. 0115, pp. 363-382.

Riyanto L.S, Bambang, 2001. Alternative Approach to Examining a Contigency Model in Accounting Research : A Comparation,

Jurnal Riset Akuntansi

Manajemen, Ekonomi, Vol. 1. No.1, Februari : 1-12.

Rospida, Lela. 2005. Analisis Perbedaan

Komitmen Organisasi

Berdasarkan Karakteristik Individual (Studi kasus Pada Karyawan Rumah Sakit Raflesia Bengkulu), Tesis Magister Manajemen. Universitas Bengkulu. Tidak dipublikasikan. Sardjito, Bambang, 2005. Partisipasi

Anggaran dan Kinerja Manajer. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vo.. 6 No. 1 Januari 2005.

Siegel, G. Dan H.R.Marconi, 1989. Behavioral Accounting. South Western Publishing Co.

(19)

Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap

Hubungan Antara Partisipasi

Anggaran dan Kinerja

Manajerial, SNA VII. Solo. Syafrial, 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul

Penyusunan Anggaran dan

Partisipasi Penyusunan

Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial SKPD pada

Pemerintah Kabupaten

Arolangun. Tesis. Medan : Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alpabeta.

Solimun, 2002. Multivariate Analysis Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel dan Amos. Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya

T.Hani Handoko, 1996. Manajemen. BPFE : Yogyakarta.

Uma Sekaran, 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku I, Jakarta : salemba Empat

Uma Sekaran, 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku II, Jakarta : salemba Empat

Undang-Undang Ri Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta.

Vebyana Siregar. 2003. Hubungan Partisipasi Anggaran dengan Informasi Job Relevant serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajerial di

Lingkungan Pemerintah

Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

Yusfaningrum dan Ghozali, 2006. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information (Jri) sebagai variabel Intervening (Penelitian Terhadap Perusahaan manufaktur di Indonesia), SNA Solo VIII.

(20)

LAMPIRAN

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

PPA X1 KSA X2 KA X3 JRI Y1 KM Y2 Y1 = β1X1+ β1X2+ β1X3+ Ɛ1…………...(I) Y2 = β2X1+ β2X2+ β2X3+ β2Y1+ Ɛ2………(II) (Solimun, 2002)

Analisis Jalur

PPA X1 KSA X2 KA X3 JRI Y1 KM Y2 0,279 0,117 0,402 0,417 0,133 0,232 0,231

(21)

Tabel 1 Operasional Variabel

Variabel

Indikator

Jumlah

Pertanyaan

Skala likert

Partisipasi

penyusunan

anggaran (X

1

)

oleh Milani

(1975) dalam

Sumarno (2005)

1. Keterlibatan

2. Pengaruh

3. Kontribusi

2

2

2

1 (sangat tidak

setuju) , 2 (tidak

setuju), 3

(netral), 4

(setuju), 5

(sangat setuju)

Kejelasan

sasaran anggaran

(X

2

)

oleh Locke

(1984)

1. Tujuan

2. Kinerja

3. Standar

4. Jangka waktu

5. Sasaran prioritas

6. Tingkat kesulitan

7. Koordinasi

1

1

1

1

1

1

1

1 (sangat tidak

setuju) , 2 (tidak

setuju), 3

(netral), 4

(setuju), 5

(sangat setuju))

Komitmen

Organisasi (X

3

)

oleh Mowday et

al (1979

1. komitmen affective

2. komitmen

continuance

6

3

1 (sangat tidak

setuju) , 2 (tidak

setuju), 3

(netral), 4

(setuju), 5

(sangat setuju)

Job relevant

information

(Y

1

)

Kren

(1992) dalam

Vebyana (2003)

1. Mendapat informasi

yang jelas

2. Mempunyai

informasi

yang

memadai

3. Mempunyai

informasi

yang

strategis

4. Mencari

informasi

yang tepat

2

2

1

1

1 (sangat tidak

setuju) , 2 (tidak

setuju), 3

(netral), 4

(setuju), 5

(sangat setuju)

Kinerja

Manajerial

(Y

2

)

Mahoney et al

(1963).

1. Perencanaan

2. Investigasi

3. Pengkoordinasian

4. Evaluasi

5. Pengawasan

6. Pemilihan staf

7. Negosiasi

8. Perwakilan

9. Kinerja

secara

keseluruhan

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 (sangat

rendah),2

(Rendah), 3

(Sedang), 4

(Tinggi),

sampai 5

(Sangat Tinggi)

(22)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel X

1

Item Frekuensi Jawaban Responden (F) dan Persentase (%)

Total

Skor

Rata-Rata

Skor

SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % F % F % F % X1.1 50 26,04 95 49,48 20 10,42 16 8,33 0 0 722 3,99 X1.2 21 10,94 91 47,40 53 27,60 16 8,33 0 0 660 3,65 X1.3 49 25,52 77 40,10 32 16,67 23 11,98 0 0 695 3,99 X1.4 39 20,31 109 56,77 33 17,19 0 0 0 0 730 4,03 X1.5 46 23,96 70 36,46 44 22,92 21 10,94 0 0 684 3,78 X1.6 34 17,71 51 26,56 33 17,19 53 27,60 10 5,21 589 3,25

Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran 4.080 3,78

sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel X

2

Item Frekuensi Jawaban Responden (F) dan Persentase (%)

Total

Skor

Rata-Rata

Skor

SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % F % F % F % X2.1 43 22,40 110 57,29 28 14,58 0 0 0 0 739 4,08 X2.2 29 15,10 124 64,58 27 14,06 1 0,52 0 0 724 4,00 X2.3 31 16,15 87 45,31 60 31,25 3 1,56 0 0 689 3,81 X2.4 25 13,02 140 72,92 15 7,81 1 0,52 0 0 732 4,04 X2.5 30 15,63 73 38,02 78 40,63 0 0 0 0 676 3,73 X2.6 46 23,96 105 54,69 28 14,58 2 1,04 0 0 738 4,08 X2.7 28 14,58 125 65,10 26 13,54 2 1,04 0 0 722 3,99

Variabel kejelasan Sasaran Anggaran 5.020 3,96

sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel X

3

Item Frekuensi Jawaban Responden (F) dan Persentase (%)

Total

Skor

Rata-Rata

Skor

SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % F % F % F % X3.1 50 26,04 98 51,04 33 17,19 0 0 0 0 741 4,09 X3.2 53 27,60 56 29,17 72 37,50 0 0 0 0 705 3,90 X3.3 49 25,52 63 32,81 69 35,94 0 0 0 0 704 3,89 X3.4 42 21,88 87 45,31 41 21,35 11 5,73 0 0 703 3,88 X3.5 25 13,02 94 48,96 56 29,17 6 3,13 0 0 681 3,76 X3.6 23 11,98 138 71,88 18 9,38 2 1,04 0 0 725 4,01 X3.7 27 14,06 125 65,10 29 15,10 0 0 0 0 722 3,99

Variabel Komitmen Aparatur 4981 3,93

Gambar

Tabel 1 Operasional Variabel
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel X 1
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel Y 1
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini antara lain: (1) ditemukan 9 jenis teks yaitu, teks laporan, teks laporan informatif, teks puisi, teks pantun, teks perintah/instruksi, teks panduan,

Dalam pembuatan tokoh-tokoh Wayang ini perancang mencoba mengekplorasi gambar komik karya Oto Suastika (Siauw Tik Kwie) dan juga wayang Wacinwa karya Gan Thwan Sing dari

Terkait dengan permasalahan model di atas, peneliti bermaksud untuk meneliti lebih mendalam, dalam bentuk skripsi dengan mengangkat sebuah judul “ Penerapan

Alasan untuk Berpoligami Pemaknaan terhadap poligami karena alasan nafsu, empat orang informan perempuan tidak sejalan dengan pesan media, sementara dua informan

Dengan latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Martha Sri Renaningsih (2015) mengungkapkan bahwa Pelayanan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan setelah dialihkan

Setelah mendapatkan pemberitahuan dari manajer produksi mengenai stock minimum maka kepala produksi akan meminta bahan baku berupa bahan jamu rajangan dan bahan jamu ekstrak yang

Transformasi tunggal yang ekuivalen refleksi terhadap dua sumbu saling berpotongan di titik A(a,b) dan membentuk sudut  adalah rotasi dengan pusat titik potong kedua sumbu

Berdasarkan pemaparan tersebut literasi sains dapat didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan