Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Budaya Kerja Dan Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Anggota Kepolisian Di Satker Bidpropam Polda Sulawesi Selatan. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASI, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA ANGGOTA POLRI DI SATKER BIDPROPAM.
Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan persyaratan tugas. Gaya kepemimpinan transformasional di mana para pengikutnya diberi lebih banyak kebebasan, rasa memiliki dan tanggung jawab, memungkinkan para pengikutnya mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan pada akhirnya meningkatkan tujuan.
Komponen Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional memiliki empat ciri yaitu karismatik, inspiratif, mampu memberikan rangsangan intelektual dan perhatian kepada individu. Agar kinerja menjadi optimal, diperlukan kepemimpinan yang efektif, salah satunya kepemimpinan transformasional.
Budaya Kerja
Saling menghormati, perilaku yang menunjukkan rasa hormat terhadap individu, tugas dan tanggung jawab sesama rekan kerja lainnya. Indikator saling menghormati antara lain membiarkan orang lain melakukan hal-hal yang sesuai dengan haknya, menghargai pendapat orang lain, dan menghargai setiap karyawan.
Komitmen
Mampu menilai organisasi agar tetap setia dan mau bekerja dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisasi. Kebanggaan karyawan, ditandai dengan perasaan bangga karyawan telah menjadi bagian dari organisasi yang diikutinya dan merasa bahwa organisasi telah menjadi bagian dari kehidupannya.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan yang timbul seseorang dengan imbalan yang ditawarkan pekerjaan, sehingga kepuasan kerja juga erat kaitannya dengan teori keadilan, kesesuaian psikologis, dan motivasi. Tingkat kepuasan kerja dalam organisasi Polri seringkali terlihat pada ruang lingkup tugasnya yaitu pengembangan dan operasional.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Teori-Teori Kepuasan Kerja
Teori dua faktor sangat berbeda dengan teori sikap kerja konvensional yang menggambarkan kepuasan dan ketidakpuasan sebagai dua ujung yang berlawanan dari sebuah kontinum dengan titik netral (untuk kepuasan dan ketidakpuasan) di tengahnya. Dalam teori dua faktor, ada dua kontinum yang terpisah, satu untuk kepuasan dan satu lagi untuk ketidakpuasan.
Pedoman Peningkatan Kepuasan Kerja
Satu-satunya penilaian global, yang tidak lebih dari meminta individu untuk menjawab pertanyaan, seperti, jika mempertimbangkan semua hal, seberapa puas Anda dengan pekerjaan Anda. Menurut teori dua faktor, orang-orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang menjamin mereka mencapai kesuksesan dan bebas melakukan kendali atas cara mereka melakukan sesuatu.
Dimensi Kepuasan Kerja
Banyak yang bersedia menerima jumlah yang lebih kecil untuk pekerjaan yang lokasinya nyaman bagi mereka, atau ada yang memilih pekerjaan yang kurang menarik bagi orang lain, atau dia memiliki lebih banyak perhatian pada pekerjaan dan pekerjaan yang dia lakukan memakan waktu berjam-jam. Logika dasarnya adalah seseorang dengan tipe kepribadian yang sama dengan pekerjaan yang dipilihnya akan menemukan bahwa dirinya mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pekerjaannya, sehingga lebih besar kemungkinannya untuk menyukai dan mendapatkan kesuksesan dalam pekerjaannya, dan kesuksesannya lebih cenderung menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.
Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Variabel Penelitian a. Variabel Bebas
- Instrumen Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Definisi Operasional
Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan transformasional, budaya kerja dan komitmen merupakan faktor pendukung dalam menentukan capaian kinerja anggota Polri. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diberikan secara pribadi.
Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Data
- Variabel Kepemimpinan Transformasional
- Variabel Budaya Kerja
- Variabel Komitmen
- Variabel Kepuasan Kerja
- Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan demikian menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan transformasional, budaya kerja dan komitmen terhadap kepuasan kerja anggota Bidpropam Polda Sulsel. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel gaya kepemimpinan transformasional, budaya kerja dan komitmen terhadap kepuasan kerja termasuk dalam kategori kuat.
PENUTUP 1. Kesimpulan
Saran
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana gaya manajemen, disiplin kerja dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. Serta untuk menganalisis sejauh mana pengaruh gaya manajemen, disiplin kerja dan pelatihan secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kominfo Kabupaten Deiyai Provinsi Papua.
PENDAHULUAN
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Hery mengatakan, manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari tugas seorang manajer dalam suatu organisasi. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia merupakan suatu proses eksploitasi.
Teori Kepemimpinan
Sumber-sumber lain hanya dapat diperoleh dan berfungsi apabila organisasi mempunyai sumber daya yang berkualitas. Efektivitas dan efisiensi sumber daya organisasi lainnya hanya dapat tercapai apabila sumber daya manusianya berkualitas.
Pengertian Kepemimpinan
Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan hanyalah sebuah atribusi yang dibuat orang terhadap individu lain. Dari sudut pandang manajerial, seorang manajer harus mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau perusahaan, dalam konteks ini seorang manajer harus mampu merancang taktik dan strategi yang tepat.
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan Directive
Kepemimpinan Partisipative
Kepemimpinan Supportive
Berbagai penelitian mengenai gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh para ahli didasarkan pada asumsi bahwa pola perilaku pemimpin tertentu dalam mempengaruhi bawahan juga menentukan efektivitasnya dalam diri pemimpin. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung atau tidak langsung, keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya.
Macam-Macam Gaya kepemimpinan
Seorang pemimpin dengan kendali bebas cenderung memilih peran pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan kecepatannya sendiri. Persepsi seorang pemimpin paternalistik terhadap perannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahannya.
Pengertian Disiplin Kerja
Sulit bagi pegawai untuk mencapai usaha kerja yang diharapkan tanpa disiplin kerja yang baik dan bertanggung jawab yang ditunjukkan oleh pegawai yang bersangkutan. Pengenalan disiplin kerja juga dapat dikembangkan dengan kepemimpinan yang dapat menjadi role model atau panutan bagi dunia kerja.
Jenis-Jenis Disiplin
Contoh teladan seorang manajer perusahaan biasanya dapat menghasilkan disiplin kerja yang kuat bagi tenaga kerja yang berkomitmen di bawah kepemimpinan manajer tersebut, meskipun kepemimpinannya kurang efektif. Secara khusus pembinaan disiplin kerja bagi setiap tenaga kerja menurut Rian dengan tujuan sebagai berikut: a) Agar para pekerja menaati seluruh peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan serta peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Pegawai yang melanggar disiplin kerja harus segera diberikan sanksi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku. Sanksi pelanggaran disiplin tidak boleh membeda-bedakan pegawai, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, namun tetap diperlakukan sama sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengertian Pelatihan
Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kinerja pekerjaan saat ini, sedangkan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan masa depan. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan memperoleh keterampilan dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Tujuan Pelatihan
Pegawai yang menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pekerjaannya akan lebih mandiri dan sedikit memerlukan bantuan atasannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Pegawai yang terlatih dengan baik akan mampu menghasilkan barang atau jasa yang dapat memuaskan pelanggan sehingga hal ini dapat mendorong pelanggan untuk loyal atau loyal.
Proses Pelatihan
Penilaian Kebutuhan
Berbagai kesempatan berlatih Orang yang dilatih harus mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari (pengetahuan, keterampilan dan perilaku) agar lebih nyaman menggunakannya, dan mampu mengingatnya. Model permainan dan kerja berdasarkan kejadian nyata di lingkungan kerja tentang kebutuhan orang-orang yang dilatih untuk menunjukkan keberhasilan.
Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja mempunyai arti bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu. Prawirosentono mengatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
Penilaian Kinerja Pegawai
Dalam organisasi modern, penilaian kinerja merupakan mekanisme penting yang harus digunakan manajemen untuk menjelaskan tujuan dan standar kinerja serta untuk memotivasi kinerja individu dari waktu ke waktu. Penilaian kinerja menjadi dasar pengambilan keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, mutasi, dan kondisi karyawan lainnya.
METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Komunikasi, Informatika dan Enkripsi Kabupaten Deiyai yang berjumlah 54 orang. Dalam penelitian ini jumlah populasi relatif sedikit, maka digunakan metode sensus (sampel jenuh) untuk menentukan sampel penelitian, dimana seluruh populasi dianggap sebagai sampel.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat yang dapat dilihat dengan uraian dibawah ini: 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat/terikat (Sugiyono, 2016).
Jenis dan Sumber Data a) Jenis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden terhadap daftar pernyataan berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pegawai melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal yang berlaku Variabel kinerja diukur menggunakan skala likert dengan rincian sebagai berikut :.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
Analisis Regresi Linear Berganda
Nilai signifikansi variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,020 lebih kecil dari lt; 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai di Dinas Komunikasi, Informatika dan Enkripsi Kabupaten Deiyai. Nilai signifikansi variabel pelatihan (X3) sebesar 0,034 lebih kecil dari lt; 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai pada Biro Komunikasi Informatika dan Sandi Kabupaten Deiyai.
Pembahasan
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Deiyai. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Deiyai.
Grand Theory
Albert Bandura (1997:3) mengatakan bahwa Self-Efficacy pada dasarnya merupakan hasil proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau harapan mengenai sejauh mana individu memperkirakan kemampuannya. Sedangkan orang yang mempunyai efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada.
Kinerja Manajerial
Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan standar yang telah ditetapkan dengan kinerja sebenarnya. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, anggaran dan program kerja agar terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Partisipasi Penyusunan Anggaran
Penggunaan cara demokratis inilah yang dimaksud dengan penganggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan keputusan bawahan. Soobaroyen (2005: 237p) menyatakan bahwa partisipasi anggaran dapat dilihat dari indikatornya yaitu: .. 2) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran 3) Perlunya memberikan pendapat.
Kejelasan Sasaran Kerja
Kenis menyatakan pelaksana anggaran bereaksi positif dan relatif kuat dalam meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Responnya adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan kerja, peningkatan sikap pegawai terhadap anggaran, kinerja anggaran, dan efisiensi biaya dalam pelaksanaan anggaran secara signifikan apabila tujuan anggaran dinyatakan dengan jelas.
Komitmen Organisasi
Bentuk komitmen ini lebih terfokus pada hubungan emosional antar anggota organisasi: orang-orang yang selalu ingin terus bekerja di organisasi tertentu karena sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai dalam organisasi tersebut. Keterlibatan organisasi sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan metode rekrutmen karyawan, serta kejelasan sistem dan nilai-nilai organisasi.
Gaya Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuatan posisi secara efektif dan tepat untuk kepentingan jangka panjang perusahaan. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab terhadap bawahannya Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kewajiban memikul, memikul tanggung jawab, memikul segalanya atau memberi tanggung jawab dan menanggung akibatnya.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sampel
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono. Stratified random disproportionate sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan bila populasinya bertingkat, tetapi kurang proporsional.
Definisi operasional Variabel Penelitian
Kenis mengartikan kejelasan tujuan anggaran sebagai sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik sehingga anggaran dapat dipahami oleh penanggung jawab pencapaian tujuan anggaran. Oleh karena itu, target anggaran pemerintah kota harus dirumuskan dengan jelas, spesifik dan dapat dipahami oleh mereka yang bertanggung jawab melaksanakannya.
Teknik Pengumpulan Data
Semakin besar jumlah sampel dari populasi yang diteliti, maka kemungkinan terjadinya kesalahan semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan jumlah populasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Kecamatan dan Kelurahan di Wilayah Kerja Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bones, maka jumlah sampel yang dapat diambil adalah.
Teknik Analisis Data
Metode Analisis Data
Untuk menilai variabel X dan Y, analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata (mean) masing-masing variabel. Respon setiap instrumen dengan menggunakan skala likert mempunyai penilaian dari sangat positif hingga sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata kemudian diberi skor.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keakuratan antara data yang benar-benar ada tentang pokok bahasan dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono, suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti pada objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau merupakan peneliti yang sama.
Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal sehingga dapat diuji secara statistik. Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi terbukti terdapat hubungan antar variabel independen.
Melakukan Uji Regresi Linier Berganda
𝐻3 = Komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial perangkat kecamatan dan kelurahan di wilayah kerja Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. 𝐻4 = Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kepemimpinan perangkat daerah dan kelurahan di wilayah kerja Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden
Hasil Analisis Data 1. Uji Normalitas
Penggunaan uji normalitas dilakukan karena dalam analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki data adalah data yang dikelola berdistribusi normal. Data yang berkategori berdistribusi normal akan dianalisis menggunakan uji statistik parametrik (Analisis Korelasi Product Moment).
Uji Validitas
2-tailed) diperoleh nilai sebesar 0,715 yang berarti nilai tersebut berada di atas batas tingkat normalitas sebesar 0,05%, sehingga dapat dikatakan sebaran data dari penelitian ini tergolong normal. Memperhatikan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa semua bentuk pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat dikatakan valid karena nilai validitasnya berada pada rentang terendah yaitu 0,272 dan rentang tertinggi tertinggi 0,816.
Uji Realibilitas
Hasil pengolahan data masing-masing variabel sebagaimana diuraikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha lebih besar dari standar minimal pengukuran reliabilitas.
Uji Multikolinearitas Data
Suatu variabel tidak terpengaruh masalah multikolinearitas jika nilai variance inflasi faktor (VIF < 10) dan nilai toleransinya > 0,1". Nilai VIF yang kurang dari 10 menunjukkan tidak terdapat masalah multikolinearitas pada model penelitian ini.
Uji Heteroskedstisitas Data
Sesuai dengan hasil analisis SPSS yang dilakukan, Variabel Partisipasi Anggaran yang pada grafik analisisnya diberi label Partisipasi Anggaran. Nilai signifikansi (Sig) yang ditunjukkan sebesar 0,267 yang berarti nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil yang disajikan pada Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig) seluruh variabel independen lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang diuji tidak mengandung heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel partisipasi anggaran (𝑋1), kejelasan tujuan anggaran (𝑋2), komitmen organisasi (𝑋3) dan gaya kepemimpinan (𝑋4) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajemen (Y). 2) Jika nilai signifikansi (Sig) > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel partisipasi anggaran (𝑋1), kejelasan tujuan anggaran (𝑋2), komitmen organisasi (𝑋3) dan gaya kepemimpinan (𝑋4) tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajemen (Y).
Pengujian Hipotesis
Komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial perangkat kecamatan dan kelurahan di wilayah kerja Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial perangkat kecamatan dan kelurahan di wilayah kerja Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.