• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIKIS PERILAKU BABs ( BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ) DI KOTA PROBOLINGGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KIKIS PERILAKU BABs ( BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ) DI KOTA PROBOLINGGO"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1

(

S

ISTEM

INO

VASI

L

AYANAN

A

RISAN/ANGSURAN

JA

MBAN )

KIKIS PERILAKU

“ BABs ”

( BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN )

DI KOTA PROBOLINGGO

A. ANALISIS MASALAH

1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi pelayanan publik ini ? (500)-498

Target nasional Universal Acces harus tercapai 100% di Indonesia pada tahun 2019 dan tantangan Kota Probolinggo terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang higiene dan sanitasi masih sangat besar. Masih banyak masyarakat yang berperilaku Buang Air Besar (BAB)-nya di sembarang tempat, di sungai, di pantai, atau di pekarangan. Ini terjadi karena Kota Probolinggo banyak dilalui oleh sungai baik katagori sungai besar maupun sungai kecil. Kota Probolinggo juga termasuk kota pesisir, dimana masyarakatnya masih banyak yang BAB-nya di pinggir pantai.

Data baseline Sekretariat STBM-Nasional,

(http://www.stbm-indonesia.org/monev), jumlah penduduk Kota Probolinggo adalah 220.000 jiwa

(54.347 KK) menunjukkan kondisi sanitasinya sebagai berikut :

a. Akses ke Jamban Sehat Permanen (JSP), yaitu akses ke jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan, sebesar 61,2 % atau 37.370 KK (Kepala Keluarga) b. Akses ke Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP), yaitu akses ke jamban yang

kurang memenuhi syarat kesehatan, sebesar 2,11% atau 958 KK

c. Sharing, artinya masih numpang ke Jamban Sehat milik tetangga, sebesar 3,02% atau 1.576 KK

(2)

2

d. BABs, artinya Buang Air Besar sembarangan, sebesar 33,67 % atau sebesar 16.121 KK

Kecamatan Wonoasih dengan jumlah penduduk 7.851 KK, dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota Probolinggo, maka kepemilikan jamban sehatnya adalah yang terendah, data http://www.stbm-indonesia.org/monev sebagai berikut :

(3)

3

Mengapa masyarakat Wonoasih masih berperilaku BABs?

a. Tidak mempunyai jamban sehat, sehingga berperilaku BABs (58,11%) b. Informasi membuat jamban sehat itu mahal, rata-rata Rp. 4–5 juta c. Kemampuan membuat jamban sehat sangat terbatas

d. Masih berharap menunggu bantuan dari pemerintah

e. Sudah turun-temurun BAB tidak harus di jamban karena lingkungan sekitar mendukung (sungai, kebun, pantai)

Misalnya, setiap KK (Kepala-Keluarga) mempunyai 2 orang anak, maka masyarakat Wonoasih yang BABs adalah (4x4.3117.724 orang. Berdasarkan Sugiarto (1987), dalam blogspot Dharian

http://dhariyan.blogspot.co.id/2012/10/limbah-organik-tinja-yang-dihasilkan.html, menjelaskan bahwa 1 orang menghasilkan 0,2 Kg

tinja/hari/orang, maka kotoran tinja yang dibuang di sembarang tempat di Kecamatan Wonoasih saja sebesar 3,6 Ton/hari. Hal ini berpotensi mencemari lingkungan, baik air dan tanah, dimana banyak mengandung mikroba pathogen yang dapat menyebabkan penyakit.

Kejadian kasus diare di Kecamatan Wonoasih dengan jumlah penduduk 7.851 KK ini cukup tinggi, sehingga menyebabkan biaya pengeluaran keluarga untuk kesehatan pertahun akibat sanitasi buruk menjadi sangat besar yaitu mencapai Rp.128 juta/tahun hal ini akan menambah beban pengeluaran keluarga dan mengurangi produktifitas.

Kemampuan APBD yang dalam dua tahun terakhir yang mengalami penurunan dan rata-rata APBD sejumlah Rp 800 Milyar per tahun, jika pembangunan jamban harus menunggu bantuan pemerintah, dibutuhkan dana di Kecamatan Wonoasih saja sebesar 4.431 KK x Rp.4.000.000 = Rp.17.724.000.000=Rp.17,7 Milyar. Hal ini sangat tidak dimungkinkan mengingat prioritas pembangunan yang lain juga harus diwujudkan.

(4)

4

Berdasar kondisi diatas maka masalah utama terkait sanitasi yang perlu dan harus segera diselesaikan dengan cara :

a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban sehat

b. Meningkatkan akses masyarakat ke sarana jamban sehat

c. Menyediakan sarana jamban sehat dengan harga yang terjangkau

d. Membangun kemandirian dalam pembuatan sarana jamban sehat harus bisa diwujudkan masyarakat tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah

Maka lahirlah “Si Inol Aja“ (Sistem Inovasi Layanan Arisan/Angsuran Jamban) bertujuan mengurangi dan mengikis kebiasaan/perilaku masyarakat yang masih Buang Air Besar sembarangan (BABs).

B. PENDEKATAN STRATEGIS

2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi pelayanan publik ini telah memecahkan masalah yang tersebut ? (600)-180

Sasaran masyarakat yang dituju dengan “Si Inol Aja“ ini adalah seluruh masyarakat yang belum punya jamban, atau masyarakat yang masih Sharing atau numpang ke jamban sehat milik tetangga atau saudaranya, dan juga masyarakat yang akses ke Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP) seperti jamban model cemplung atau cubluk yang belum memenuhi syarat kesehatan.

Berdasarkan pencermatan kondisi di lapangan dan diskusi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama serta Dinas Kesehatan Kota Probolinggo maka timbul upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggali akar penyebab masalahnya . Inisiator kegiatan “Si Inol Aja“ ini adalah Petugas Sanitasi Sulistyo Triantono Putro dan dibantu oleh Tim “Si Inol Aja“.

(5)

5 Kolaborasi 3 unsur yang saling berkaitan erat, yaitu : Unsur masyarakat

(tokoh masyarakat, tokoh agama, ketua RT/RW, kader kesehatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat/LPM), berperan mensosialisasikan dan mengajak berperilaku hidup sehat dengan memiliki jamban sehat sekaligus mempromosikan arisan/angsuran jamban, Unsur pemerintah (Dinas Kesehatan, puskesmas, kelurahan, kecamatan) berperan sebagai penggagas, fasilitator dan motivator dalam program “Si Inol Aja“ dan Unsur pengusaha (toko bangunan, wirausaha sanitasi, lembaga keuangan mikro) berperan dalam mensuplai kebutuhan material

(6)

6

Inovasi ini memecahkan masalah dari aspek keterbatasan dana pembangunan sanitasi dan teknologi yang dianggap rumit. Dan pada akhirnya tidak hanya masalah pendanaan yang menemukan solusi inovatif tapi juga justru memunculkan manfaat lainnya bagi pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha.

3. Dalam hal apa inovasi pelayanan publik ini kreatif dan inovatif ? (200)-199

“Si Inol Aja“ dikatakan kreatif dan sangat inovatif dikarenakan :

a. Metode yang aneh, tidak lazim dan tidak popular untuk jamban sehat. Arisan/angsuran yang ada dan lazim di masyarakat adalah untuk barang konsumtif, seperti arisan uang, kredit sepeda motor, kulkas, TV, perkakas rumah tangga dan lain sebagainya.

(7)

7

b. Menggunakan system cor langsung di tempat, dengan cetakan septic tank

fiberglass, mempermudah dan mempercepat pembuatan jamban. Produksi

cetakan septic tank fiberglass ini dibuat sendiri di Kota Probolinggo.

“Si Inol Aja“ terbukti menjadi salah satu cara yang ampuh untuk mengikis

perilaku Buang Air Besar sembarangan (BABs) :

a. Dengan “Si Inol Aja“, masyarakat mempunyai jamban sehat dengan kemudahan

secara teknologi yaitu system cor langsung di tempat.

b. Dengan “Si Inol Aja“, masyarakat mempunyai jamban sehat tidak sulit dan tidak

mahal, karena dicicil/diangsur setiap bulan.

(8)

8

c. Dengan “Si Inol Aja“, masyarakat lebih cepat mempunyai jamban sehat tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah

d. Dengan “Si Inol Aja“, memperkuat partispasi dan swadaya masyarakat

e. Dengan “Si Inol Aja“ memberi ketrampilan baru bagi para tukang yang bisa

memperluas peluang kerjanya di daerah sekitar

f. Dengan “Si Inol Aja“ tumbuh kemitraan sinergis antara pemerintah, masyarakat

dan dunia usaha untuk mewujudkan sanitasi yang lebih baik

C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

4. Bagaimana strategi pelaksanaan inovasi pelayanan publik ini ? (600)-588

Sasaran masyarakat yang dituju dengan “Si Inol Aja“ ini adalah seluruh masyarakat yang belum punya jamban, atau masyarakat yang masih Sharing atau numpang ke jamban sehat milik tetangga atau saudaranya, dan juga masyarakat yang akses ke Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP) seperti jamban model cemplung atau cubluk yang belum memenuhi syarat kesehatan. Motivator kegiatan “Si Inol Aja“ ini adalah Petugas Sanitasi Sulistyo Triantono Putro dan dibantu oleh Tim “Si Inol Aja“

Program “Si Inol Aja“ mulai dilaksanakan di wilayah Puskesmas Wonoasih pada tahun 2012 hingga sekarang. Strategi kegiatan “Si Inol Aja“ ini meliputi :

a. Penggalangan komitmen dengan stakeholder terkait yaitu pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan dunia usaha

(9)

9

b. Pemicuan.

Pemicuan adalah cara atau teknik yang disampaikan oleh fasilitator untuk

mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat dengan cara permainan. Tujuannya adalah memicu masyarakat sehingga dengan kesadarannya sendiri mau menghentikan kebiasaan Buang Air Besar (BAB) di tempat terbuka pindah ke sarana sanitasi yaitu jamban sehat. Hal-hal yang dipicu adalah rasa malu, rasa jijik, rasa takut sakit, rasa takut berdosa dan rasa harga diri.

Pemicuan dilakukan pada kumpulan ibu-ibu Dasa Wisma, ibu-ibu pengajian, muslimatan, lingkungan RT, RW, sekolah, PKK Kecamatan dan bahkan di lingkungan pondok pesantren

c. Penggunaan Teknologi Tepat Guna.

 Mendisain Jamban sehat yang mudah diaplikasikan dengan bahan baku yang

murah dan mudah didapatkan di Kota Probolinggo Opsi teknologi sarana

sanitasi (kesehatan lingkungan) yang sesuai kebutuhan dan terjangkau oleh masyarakat, yaitu dengan metode system cor langsung di tempat, sehingga jamban/septic tank yang dibuat dipastikan kedap, kuat, saniter dengan harga yang sangat terjangkau. System cor langsung di tempat ini ternyata lebih

(10)

10 murah bila dibandingkan dengan cara pembuatan septic tank secara

konvensional yang menggunakan batu bata (batu merah). System cor langsung

di tempat ini bisa menghemat biaya tukang, karena 1 unit bisa dikerjakan

dengan waktu pembuatan pendek yaitu 1 – 2 hari saja, jumlah material

bangunan lebih sedikit dibanding dengan menggunakan batu merah.

Pembangunan jamban lengkap dengan closet, perpipaan, tangki penampungan kedalaman 1,5 meter, tanki resapan kedalaman 1 meter, lubang ventilasi dan lubang pengurasan seharga Rp. 1.500.000 – 1.900.000/unit

 Mensosialisasikan dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat mengenai pilihan teknologi jamban sehat disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.

 Praktek langsung Pembuatan jamban sehat dilakukan dengan system cor

langsung di tempat dan menggunakan cetakan septic tank fiber.

Metode System cor langsung di tempat lebih praktis dan ekonomis, dengan

menggunakan cetakan fiber, tenaga tukang 2 orang dan waktu pembuatannya cukup 1-2 hari selesai

(11)

11

d. Strategi pendanaan  Aplikasi Arisan :

Apabila pembangunan jamban dengan cara aplikasi arisan, maka dalam 1 kelompok harus beranggotakan 15 orang dimana setiap anggota arisan membayar uang sebesar Rp. 25 ribu per minggu selama 4 kali, setelah itu dibangunkan 1 unit jamban sesuai dengan hasil undian arisan, total Rp. 1.500.000

(12)

12

 Aplikasi Angsuran :

Keuntungan aplikasi angsuran ini adalah pembuatan jamban sehat langsung direalisasikan tanpa harus menunggu selama 4 minggu seperti aplikasi arisan, caranya adalah masyarakat membayar uang muka sebesar Rp. 300 ribu, kemudian setiap bulan mengangsur sebesar Rp. 100 ribu selama 16 bulan, total Rp. 1.900.000.

e. Melatih masyarakat dan petugas kesehatan lainnya sebagai fasilitator yang dapat secara bersama-sama memotivasi masyarakat untuk membudayakan cara perilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan kepada :

 Melatih tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW, kader posyandu untuk menjadi natural leader dan sebagai ujung tombak penggerak dalam menciptakan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

(13)

13

 Melatih petugas kesehatan lainnya sebagai fasilitator dan sekaligus dapat mereplikasikan kegiatan ini untuk di wilayah puskesmasnya.

5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan ? (300)-284

(14)

14 Peran Pemerintah

a. Petugas Sanitasi sebagai penggagas, fasilitator dan motivator dalam program

“Si Inol Aja“ , bersama Tim Inovasi melakukan fasilitasi pemicuan, penyedia/pembuat jamban sehat, dan promotor arisan/angsuran jamban dan membangun jejaring dengan komponen-komponen terkait sekaligus penggerak perubahan masalah kesehatan lingkungan di masyarakat.

b. Memberi contoh dengan membuat unit awal jamban sehat agar masyarakat bisa melihat langsung wujud fisik jamban sehat

c. Penguatan Dinas teknis terkait terhadap implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Limbah Domestik Kota Probolinggo serta regulasi pendukung lainnya ( sosialisasi dan kolaborasi lintas sektor )

d. Publikasi dan kampanye melalui Siaran Radio, ajang pertunjukan seni dan media cetak

Peran Masyarakat

a. Ibu-ibu PKK, Kader Kesehatan, Ibu-ibu kelompok pengajian, tokoh masyarakat dan tokoh agama, LPM berperan mensosialisasikan dan mengajak berperilaku hidup sehat dengan memiliki jamban sehat sekaligus mempromosikan arisan/amgsuran jamban.

b. Jika ada permintaan dari masyarakat akan kebutuhan jamban, maka kader bersama-sama Wirausaha Sanitasi membentuk suatu kelompok, sehingga dapat dikoordinasi dan di fasilitasi dengan program “Si Inol Aja“ tersebut.

Peran Dunia Usaha

1. Toko bangunan dan tukang sanitasi sangat diperlukan dan berperan dalam

mensuplai kebutuhan material dan proses pembuatan jamban sehat.

Semakin banyak permintaan pembangunan jamban oleh masyarakat, maka kebutuhan material pembangunan jamban akan semakin meningkat, sehingga roda perekonomian di masyarakat terus berputar, dan berimbas pula kepada kesejahteraan pengusaha material

(15)

15

2. Toko Bangungan bersedia memberikan fasilitas pembayaran secara diangsur

dan pengiriman bahan secara langsung ke lokasi

3. Lembaga Keuangan Mikro menyediakan fasilitas kredit lunak bagi pelaku wirausaha sanitasi

Peran Organisasi Pendukung

PNPM-MP, Pokja AMPL memberikan penguatan kapasitas (capacity Building) dan memfasilitasi jejaring regional maupun nasional bagi fasilitator baik yang berasal dari instansi pemerintah maupun masyarakat.

(16)

16 6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inovasi pelayanan publik ini dan

bagaimana sumber daya itu dimobilisasi ? (500)-237

Sumberdaya utama dari inovasi ini adalah Masyarakat dimana mereka dilibatkan secara menyeluruh mulai identifikasi kebutuhan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan kampanye untuk perluasan kegiatan di lokasi lain

Untuk mewujudkan inovasi ini, diperlukan sumber daya berupa

pendanaan yang berasal dari masyarakat itu sendiri, jadi program “Si Inol Aja“ ini tidak membebani keuangan/kas Negara. Anggaran biaya yang diperlukan dalam inisiatif program “Si Inol Aja“ ini hanya Rp. 1.500.000 untuk aplikasi arisan dan Rp. 1.900.000 untuk aplikasi angsuran. Jadi, pembangunan jamban sehat ini murni berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat, yaitu dalam bentuk arisan dan atau angsuran.

Selain itu juga dibentuk kerjasama dengan Lembaga keuangan yaitu BMT Bina Artha. Pembiayaan pembangunan jamban di masyarakat dilakukan oleh BMT Bina Artha dengan cara membayar secara tunai kepada wirausaha sanitasi, dan masyarakat membayar ke BMT Bina Artha dengan mengangsur. Kerja sama dengan BMT Bina Artha ini, masyarakat mempunyai dua keuntungan, yang pertama masyarakat mendapatkan sarana jamban sehat dan sekaligus pinjaman untuk modal usaha

Material pembuatan jamban sehat ini juga didukung oleh toko bangunan,

yaitu bekerja sama dengan Toko Barokah (Hj. Siti Aisyiyah Misriati), Jl. Ir. Sutami Jrebeng Kidul Probolinggo, dengan kesepakatan bahwa Toko Barokah menyediakan dan sekaligus mengantarkan semua material yang dibutuhkan dalam pembangunan jamban di masyarakat, pemesanan material bisa dilakukan melalui telpon dan pembayaran kebutuhan material dapat diangsur.

(17)

17 Dukungan Walikota sebagai pengambil kebijakan tertingi diwujudkan

dalam bentuk pemberian penghargaan bagi “Si Inol Aja“ dan diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain di Kota Probolinggo.

(18)

18 Informasi selengkapnya dapat di akses di :

http://portal.probolinggokota.go.id/index.php/k2/k2-category/item/342-satker-diwajibkan-membuat-inovasi-pelayanan-publik

7. Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil ? (400)-272

Selama kurun waktu 4 tahun telah terbangun 400 unit jamban dan secara langsung dapat dilihat perkembangan sebagai berikut :

a. Masyarakat yang akses ke sarana jamban sehat (JSP) dari semula 2676 KK menjadi 3076 KK, maka partisipasi masyarakat yang telah membangun sarana jamban sehat sebesar 400 unit

b. Biaya pembuatan jamban sehat yang tidak mahal, karena menggunakan inovasi teknologi tepat guna yaitu system cor langsung dan cetakan septic tank fiber c. Masyarakat bisa mempunyai jamban sehat lebih cepat tanpa harus menunggu

(19)

19

d. Masyarakat secara swadaya telah melaksanakan pembangunan jamban sehat sebesar 400 unit x Rp. 2.000.000 = Rp. 800.000.000

e. Jika dilihat dari volume tinja yang dibuang sembarang tempat, dimana berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit, maka terdapat penurunan sebesar 3,6 ton/hari menjadi 2,4 ton/hari volume tinja yang di buang di sembarang tempat.

f. Peningkatan penerimaan toko material bangunan , rata-rata kebutuhan material per unit jamban sebesar Rp. 550.000 sehingga dengan terbangunnya 400 unit jamban sehat melalui progam ini maka penerimaan toko material bangunan meningkat sebesar Rp. 220.000.000 dalam 4 tahun

g. Pendapatan tukang sanitasi semakin meningkat, ongkos tukang per unit sebesar Rp. 300.000 x 400 unit = Rp. 120.000.000

h. Masyarakat dapat berkonsultasi gratis tentang program “Si Inol Aja“ kepada Petugas Sanitasi melalui media komunikasi maupun media sosial

i. Lahirnya fasilitator-fasilitator sanitasi baru baik dari kalangan pegawai pemerintah maupun masyarakat ( foto lampirkan )

j. Inisiator dan Fasilitator Kota Probolinggo ( Sulistyo Triantono Putro ) direkrut oleh Kementrian PU da Perumahan Rakyat serta NGO untuk menjadi narasumber di daerah lain ( data terlampir )

k. Beberapa Kab/kota melakukan studi referensi sanitasi jamban sehat di Kota Probolinggo

(20)

20 8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi

kegiatan ? (400)-99

a. Secara periodik Petugas Sanitasi Sulistyo Triantono Putro harus melaporkan progress dari kegiatan STBM ke Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, dan juga melaporkan ke website Sekretariat STBM-Nasional melalui SMS atau dengan aplikasi android

b. Pertemuan berkala dengan lintas sektor terkait baik dari pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun dunia usaha

c. Kunjungan lapangan Puskesmas yaitu pada saat melakukan inspeksi sanitasi rumah sehat dan survey mawas diri

d. Laporan progress pembangunan jamban, baik dari masyarakat maupun dari petugas

e. Masukan masyarakat melalui Siaran Radio Suara Kota Probolinggo, dalam acara “ Laporo Rek “ maupun pengaduan masyarakat melalui website Pemerintah Kota Probolinggo

(21)

21 9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat

diatasi ? (300)-294

Kendala yang kami rasakan dan kami alami dilapangan sangat banyak sekali, namun demikian kendala-kendala ataupun hambatan-hambatan yang terjadi kami pandang sebagai suatu tantangan, dimana tantangan-tantangan tersebut kami gunakan sebagai suatu peluang, yaitu peluang untuk berkreasi dan berinovasi untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat, maka lahirlah inisiatif program “Si Inol Aja“ tersebut.

Adapun kendala, hambatan, atau tantangan untuk mengikis, mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan/perilaku Buang Air Besar sembarangan (BABs) tersebut antara lain :

a. Stop Buang Air Besar sembarangan (BABs) merupakan perilaku individu dalam suatu komunitas agar tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit. Merubah perilaku masyarakat ini membutuhkan suatu proses dan waktu yang bervariatif, bisa cepat atau bahkan bisa memerlukan waktu yang lama.

Alternatif pemecahannya :

 Kegiatan pemicuan secara berkala dan terus-menerus.

 Kampanye melalui siaran radio (Suara Kota FM Probolinggo), televisi lokal (ProTV) dan nasional (MetroTV) serta media cetak (Jawa Pos dan Kompas)

(22)

22

 Replikasi program “Si Inol Aja“ yang lebih luas lagi di masyarakat di wilayah lainnya (dengan LPM, kader kesehatan, ketua RT/RW)

(23)

23 Dapat-diakses-di-https://youtu.be/vYBkpGaJyxI

b. Masih ada angsuran yang macet Alternatif pemecahannya :

 Berkoordinasi dan bekerja sama dengan tokoh masyarakat ( Ketua RT/RW ), kader kesehatan sebagai koordinator di lapangan dan sekaligus bertanggung jawab terhadap proses angsuran.

c. Masih sedikitnya masyarakat yang berminat untuk berwira usaha sanitasi dengan metode “Si Inol Aja“

Alternatif pemecahannya :

 Replikasi program “Si Inol Aja“ yang lebih luas lagi di masyarakat

 Mengajak masyarakat yang memiliki modal untuk menjadi Wirausaha Sanitasi d. Dana yang dimiliki wirausaha sanitasi masih terbatas

Alternatif pemecahannya :

 Kerja sama dengan lembaga keuangan mikro yang sudah ada

 Berkoordinasi dengan Forum CSR Kota Probolinggo agar ada perusahaan yang dapat memberi bantuan pinjaman lunak untuk perluasan program sanitasi

(24)

24 10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inovasi pelayanan publik ini ? (700)-435

Hasil nyata dan dampak positif dari inisiatif program “Si Inol Aja“ ini adalah :

a. Partisipasi dan peran serta masyarakat di wilayah Kecamatan Wonoasih sangatlah luar biasa, hal ini secara nyata bisa dilihat dari Sekretariat STBM-Nasional, dalam http://www.stbm-indonesia.org/monev menunjukkan bahwa :

 Adanya peningkatan akses ke jamban sehat dari 41,89 % menjadi 55,19 %  Adanya penurunan perilaku Buang Air Besar sembarangan (BABs) dari

58,11 % menjadi 44,81 %

b. Masyarakat terutama anak-anak dan lansia serta para penyandang disabilitas merasa mendapatkan rasa aman dan nyaman karena bisa Buang Air Besar dengan jamban sehat.

(25)

25

c. Masyarakat mendapatkan pembelajaran bahwa membuat jamban sehat itu tidak memberatkan, tidak mahal karena dapat dicicil dan diangsur setiap bulan.

(dapat dilihat dan diakses di https://www.youtube.com/watch?v=OXPoEglOrqM)

d. Di masyarakat telah tumbuh rasa keswadayaan pendanaan untuk membangun infrastruktur lingkungan sehat melalui pembangunan jamban sehat

e. Makin kuatnya rasa gotong royong antar warga karena mereka membentuk kelompok arisan, melaksanakan pembangunan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan secara bersama-sama

(26)

26

f. Menularkan best practice “Si Inol Aja“ bagi masyarakat luas di seluruh Indonesia bahkan dunia karena bisa dilhat dan diakses dalam youtube.

(dapat dilihat dan diakses di http://m.metrotvnews.com/play/2015/06/27/408175)

g. Memperkuat partispasi dan swadaya masyarakat dalam upaya mengikis perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan mewujudkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

h. Dalam kurun waktu 5 tahun telah terjadi peningkatan akses ke jamban sehat dari 41,89 % menjadi 55,19 % dan terjadi penurunan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 58,11 % menjadi 44,81 %

i. Berkurangnya salah satu potensi penyebab pencemaran sungai dan air tanah yang dapat menyebabkan bahaya penyebaran penyakit

j. Berputarnya roda perekonomian toko bangunan dan peningkatan kesejahteraan tukang serta berkembangnya lembaga keuangan mikro

k. Tumbuhnya usaha ekonomi kreatif yaitu Wirausaha Sanitasi, bahwa urusan sanitasi bukanlah tentang hal yg kotor dan jorok tetapi justru menumbuhkan peluang usaha.

(27)

27

l. Bagi inisiator dan fasilitator kegiatan ini membawa makna yng mendalam karena mampu berkarya untuk kesejahteraan orang yang ada disekitarnya melalui hidup sehat

m. Untuk Wilayah Kecamatan Wonoasih yang jumlah penduduknya sebesar 7.851 KK, tahun 2016 tercatat sekitar 927 kasus diare akibat kondisi sanitasi yang buruk. Biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk mencapai Rp.139.000 per orang atau Rp. 128 juta/tahun Dengan adanya jamban sehat maka kasus diare selama 4 tahun terakhir menurun , sehingga masyarakat bisa lebih produktif karena tidak sakit, Biaya pengobatan bs ditabung atau digunakan untuk keperluan pendidikan, rekresi dan sebagainya.

n. Beberapa Kab/kota melakukan studi referensi sanitasi jamban sehat di Kota Probolinggo ( data terlampir ) hal ini tidak saja bermanfaat bagi sektor kesehatan tetapi juga sektor ekonomi karena para peserta studi referensi akan menginap dan berbelanja di Kota Probolinggo

11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi ini ? (700)-323

Inisiatif program “Si Inol Aja“ di Puskesmas Wonoasih ini telah memberikan dampak positif yang nyata dan luar biasa bagi masyarakat, untuk lebih jelasnya diterangkan dalam table berikut ini :

(28)

28 Tabel 1. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Inisiatif Program “Si Inol Aja“

di Puskesmas Wonoasih Tahun 2016

Sebelum Sesudah

1. Akses masyarakat ke jamban sehat hanya sebesar 41,89 %

1. Adanya peningkatan akses masyarakat ke jamban sehat dari 41,89 % menjadi 55,19 %

2. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebesar 58,11 %

2. Adanya penurunan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 58,11 % menjadi 44,81 %

3. Volume tinja yang dibuang di sembarang tempat dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dan bahaya penyebaran penyakit sebesar 3,6 ton/hari

3. Volume tinja yang dibuang di sembarang tempat dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan dan bahaya penyebaran penyakit, terdapat penurunan sebesar 1,2 ton/hari

4. Dana yang harus disediakan Pemkot Probolinggo hanya untuk pembangunan jamban sehat di wilayah Kecamatan Wonoasih saja sebesar Rp. 17,7 M, adalah dana yang sangat besar mengingat kemampuan APBD Kota Probolinggo sebesar Rp. 800 Milyar lebih

http://www.indonesiapost.co/index.ph

p/regional/anggaran-pemkot- probolinggo-turun-jadi-rp-800-miliar-mengapa/

4. Secara bertahap masyarakat dapat membangun jamban sehat secara swadaya sehingga APBD Kota dapat membiayai program prioritas lainnya sesuai RPJMD

5. Pola pikir masyarakat bahwa penyediaan sarana sanitasi adalah tugas pemerintah

5. Tumbuhnya kesadaran bahwa masyarakat dan dunia usaha dapat turut berpartipasi dalam program pembangunan sanitasi untuk mempercepat Universal Acces tahun 2019

6. Adanya pendapat bahwa membangun jamban sehat itu rumit dan perlu dana besar

6. Lahirnya Teknologi Tepat guna berbasis kondisi lokal kota Probolinggo yang terjangkau oleh masyarakat dan didukung pola pendanaan yang ringan 7. Wirausaha itu adalah dari kegiatan

konvensional seperti berdagang, membuka toko dll

7. Muncul ide ekonomi kreatif sebagai wirausaha sanitasi. Artinya masyarakat mampu menangkap peluang yang ada disekitarnya sehingga bisa lebih berdaya secara ekonomi

(29)

29 8. Bagi masyarakat sanitasi tidak

mempengaruhi kesejahteraan masyarakat

8. Tumbuhnya midset bahwa

lingkungan bersih adalah pintunya sehat dan sehat adalah pintu menuju hidup sejahtera

Dokumen-“Si-Inol-Aja“bisa-dilihat-dan-diakses-ke: https://youtu.be/KZkcRnZyJmk

E. KEBERLANJUTAN

12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik ? (500)-327

Pengalaman umum dan pengalaman yang paling berkesan dalam melaksanakan inisiatif program “Si Inol Aja“ di Puskesmas Wonoasih dan di daerah replikasi yang lain adalah ketika masyarakat bener-benar merasakan akan manfaatnya dari program tersebut, berikut ini testimoni nyata yang dirasakan dan disampaikan langsung oleh masyarakat berkaitan program “Si Inol Aja“ , antara lain :

a. Universal Acces sebagai target nasional pembangunan sanitasi harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:https://youtu.be/2oNx_D32Hro

“ Sama seperti kebanyakan masyarakat disini, kami sekeluarga kalau urusan BAB semuanya masih di sungai. Dan Alhamdulillah, berkat mengikuti program

(30)

30

jamban sehat “Si Inol Aja“ dari Pak Anton Sulistyo akhirnya kami mempunyai

jamban sendiri. Apalagi saya mempunyai nenek yang sudah tua dan mempunyai kesulitan pada penglihatannya. Sehingga pada waktu BAB tentunya sangat kerepotan sekali bila harus BAB di sungai. Dan dengan selesainya pembangunan jamban ini, maka kami sekarang sudah tidak perlu repot-repot lagi harus ke sungai, cukup di jamban sendiri, praktis, cepat dan tentunya sudah memenuhi syarat kesehatan “ https://youtu.be/2oNx_D32Hro

( Bu A’yun RT 3 RW 2 Kel. Kedung Galeng Kec. Wonoasih Probolinggo )

b. Teknologi yang didesain berdasar kondisi lokal daerah akan lebih mudah diimplementasikan

c. Program Nasional Sanitasi yang di-breakdown ke daerah membutuhkan kearifan lokal agar dapat berjalan optimal

d. Gotong royong dan keswadayaan masyarakat adalah modal yang sangat luar biasa untuk menopang kesuksesan program pemerintah dengan kondisi keterbatasan anggaran

e. Merubah perilaku masyarakat dalam hal sanitasi membutuhkan waktu yang cukup panjang dan membutuhkan sinergitas seluruh stakeholder dan membutuhkan komitmen serta konsistensi yang tinggi

f. Setiap orang bisa menjadi agen pembaharuan bagi lingkungan sekitarnya dengan menjadi inisiator, motivator, fasilitator maupun terlibat langsung implementasi teknis di lapangan

g. Jejaring baik secara lokal, regional maupun nasional sangat diperlukan agar best practice dan inovasi pembangunan sanitasi bisa diadopsi daerah lain yang mengalami permasalahan yang sama dengan sentuhan kearifan lokal setempat h. Peran media massa dan media sosial sangat strategis untuk kampanye

pembangunan sanitasi yang sehat

i. Dengan bergotong royong maka permasalahan lebih cepat tertangani dengan memberdayakan semua potensi yang ada

(31)

31 13. Apakah inovasi pelayanan publik ini berkelanjutan dan direplikasi ? (500)-496

Inisiatif program “Si Inol Aja“ ini merupakan program hasil kreasi dan inovasi Petugas Sanitasi Sulistyo Triantono Putro dan Tim untuk mensukseskan Stop Buang Air Besar sembarangan (BABs) di wilayah Puskesmas Wonoasih.

Melihat hasil yang nyata dari program ini, maka “Si Inol Aja“ sangat mudah untuk direplikasi di tempat yang lain, dan kami siap untuk melatih dan

sharing ilmu agar “Si Inol Aja“ ini dapat dilaksanakan di daerah yang lain.

Di Internal Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, kami sudah menjadi leader dan percontohan untuk replikasi program sejenis “Si Inol Aja“ . Agar inovasi ini dapat disebar ke wilayah kecamatan lain maka dibuat surat edaran Kepala Dinas Kesehatan Kota Probolinggo dan arahan Ibu Walikota Probolinggo

“Si Inol Aja“ ini dapat direplikasikan di wilayah kecamatan lain di Kota Probolinggo, seperti Kelurahan Tisnonegaran, Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Kademangan, Kelurahan Mayangan, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kelurahan Sukabumi dan bahkan sampai di wilayah Kabupaten Probolinggo.

(32)

32

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:https://www.youtube.com/watch?v=OXPoEglOrqM

Bukti nyata inisiatif program “Si Inol Aja“ ini mudah diterima dan direplikasi untuk daerah lain dan bahkan untuk skala nasional, Inisiator inovasi ( Sulistyo Triantono Putra ) telah diundang untuk melatih dan sharing ilmu seperti :

a. Menjadi pemberitaan pada rubrik “SOSOK” dalam media cetak nasional yaitu

Koran KOMPAS halaman 16 tentang “Jagoan Kredit Jamban Probolinggo”

yang terbit pada hari Kamis, 18 Juni 2015.

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:http://print.kompas.com/search?query=Jagoan%20Kredit%20Jamban%20

Probolinggo

b. Kisah Anton Si Pejuang STBM dari Probolinggo

(33)

33

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:

http://www.ampl.or.id/read_article/kisah-anton-si-pejuang-stbm-dari-probolinggo/36

c. Kisah Pak Anton Pembelajaran dari Probolinggo, Majalah Percik edisi khusus STBM, edisi 01 tahun ke-10 Agustus 2012

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:Majalah Percik Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM 2012 ...

d. Trainer pada Workshop Sanitasi Pembentukan UPTD. Teknologi Sanitasi, Mikro Kredit dan Usaha Sanitasi di Kota Parepare, Kab.Pinrang, Kab.Sidrap dan Kab. Enrekang Sulawesi Selatan, 19 Maret 2013 yang diselenggarakan oleh Usaid-Iuwash Makassar – Regional Indonesia Timur

(34)

34

e. Trainer pada Workshop Visioning Air Minum dan Sanitasi Provinsi Papua, Kota/Kab. Jayapura tanggal 21 Maret 2013 yang diselenggarakan oleh Usaid-Iuwash Makassar – Regional Indonesia Timur

f. Fasilitator dan Trainer pada Pelatihan Wirausaha Sanitasi Penyehatan Lingkungan di Mamuju Sulawesi Barat tanggal 26-30 Agustus 2013 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.

g. Narasumber pada Pelatihan Wirausaha Sanitasi di Palembang Provinsi Sumatra Selatan tanggal 5-9 Nopember 2013 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan

h. Fasilitator dan Trainer pada Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pembuatan Jamban Sehat di Padang Sumatera Barat tanggal 1-2 Juli 2015 dalam rangka Gerakan Pembangunan 1000 Jamban TNI-AD di Wilayah Sumatera Barat yang diselenggarakan oleh Makorem 032/WIRABRAJA Sumatera Barat.

(35)

35

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:

http://httpstniad.mil.idindex.php201507gerakan-1000-jamban-untuk-sanitasi-total-berbasis-masyarakat

i. Fasilitator dan Trainer pada Pelatihan Wirausaha STBM Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat di Palangka Raya Kalimantan Tengah tanggal 30 Oktober – 6 Nopember 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

(36)

36

j. Fasilitator dan Trainer pada Pelatihan Wirausaha STBM Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat di Ambon Provinsi Maluku tanggal 28 Nopember – 3 Desember 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Dokumen-bisa-dilihat-dan-diakses-ke:https://youtu.be/cjTRGNOgGbA

k. Menjadi pemberitaan dalam tayangan “Program 360” MetroTV pada hari Sabtu, 27 Juni 2015 Jam 21.00 WIB (“ Kredit Jamban Kikis Kebiasaan Buruk

Buang Hajat ” http://m.metrotvnews.com/play/2015/06/27/408175)

(37)

37

FOTO KEGIATAN INOVASI

Kegiatan Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan peserta petugas sanitarian, masyarakat, yang diselenggarakan oleh Dinkes Provinsi Jatim dan

Dinas Kesehatan Kota Probolinggo di Hotel Bromo View Probolinggo

(38)

38 Kegiatan Pemicuan di RW 2 Kelurahan Kedunggaleng Kota Probolinggo

Kegiatan Pemicuan :

Melakukan transec walk yaitu mengajak masyarakat untuk melihat langsung lokasi (sungai) sebagai tempat untuk buang air besar.

 Dari lokasi pemicuan menuju ke sungai harus melewati kebun jati dan berjarak kurang lebih 600 m.

 Setelah di lokasi ( sungai ) ternyata masih ada sisa kotoran manusia ( tinja ) yang masih ada di pinggir sungai

 Waktu itu, ( saya sebagai fasilitator ) langsung mengambil air sungai dengan tiba. Kemudian meminta warga untuk mencuci tangan pada air di timba tersebut, dan warga langsung mencuci tangannya beramai-ramai.

 Kemudian saya mengambil ranting pohon, dan mengambil sedikit sisa tinja di pinggir sungai tersebut, kemudian kita masukkan dalam timba yang berisi air sungai tersebut.

 Bagaimana respon masyarakat melihat tindakan saya tersebut ??

 Seketika itu juga sebagian warga langsung ada yang muntah-muntah.

 Kemudian saya menyuruh warga lagi untuk melakukan cuci tangan di timba tersebut, apa reaksi warga? Ternyata semua warga langsung menolak karena jijik, takut kena penyakit. Nah dari ilustrasi tersebut warga sebenarnya telah terpicu.

(39)

39

Pertemuan dan sosialisasi dengan warga setelah pemicuan di Musholla RW 2 Kel. Kedunggaleng

Kegiatan Pemicuan Perubahan Perilaku di Kelurahan Kedopok Kota Probolinggo

Sosialisasi STBM dengan Ibu-ibu Pengajian Sosialisasi STBM dengan Ibu-ibu PKK

(40)

40

Kegiatan Pemicuan Perubahan Perilaku dan Sosialisasi di Kelurahan Kademangan Kota Probolinggo

Kegiatan Sosialisasi STBM pada Kelompok Tani di Kelurahan Pakistaji Kota Probolinggo

Kegiatan Sosialisasi &Pemicuan Perubahan Perilaku di Kelurahan Jrebeng Kidul Kota Probolinggo

(41)

41

Kegiatan Pemicuan, Promosi dan Sosialisasi STBM di Kelurahan Kademangan Kota Probolinggo

(42)

42 Proses Pembuatan Jamban Sehat dengan menggunakan cetakan fiberglass

Proses dan Tahapan Pembuatan Jamban Keluarga Sehat dengan “Si Inol Aja“

sebagai berikut :

Kondisi awal sebelum penggalian Galian siap dipasang cetakan dan di cor semen

Galian sudah dicor Kloset diletakkan dalam Kamar septic tank dan sumur resapan Mandi

(43)

43

Proses Pemasangan Cetakan untuk Pembuatan Septic Tank dan Sumur

Resapan sebagai berikut :

1 2 3

4 5 6

Kondisi Cetakan yang sudah dirangkai utuh, ada 2 cetakan yaitu Tinggi 1,5 meter dan 1 meter

(44)

44 Berikut ini beberapa contoh jamban yang telah dibangun di rumah warga Peserta

“Si Inol Aja“ :

(45)

45

(46)

46

(47)

47

Kunjungan dari Washington-USA terkait dengan Kegiatan

“Si Inol Aja“

di

wilayah Puskesmas Wonoasih :

(48)

48

(49)

49

SKEMA ALUR

“Si Inol Aja“

 Pekerjaan pembuatan jamban dimulai dengan penggalian tanah

 Setelah lubang galian terbentuk, pasang cetakan fiber, dan kemudaian lakukan pengecoran ditempat untuk membuat septic tank dan sumur reapan

 Setelah dilakukan pengecoran, ambil cetakan fiber dan lakukan menutup septic tank dan sumur resapan.

 Kloset dipasang sesuai dengan permintaan warga

 Setelah jamban selesai, warga tinggal mengangsur seminggu sekali dan tercatat dalam buku angsuran

 Akhirnya warga telah mempunyai jamban yang sehat dengan biaya yang terjangkau.

Gambar

FOTO KEGIATAN INOVASI

Referensi

Dokumen terkait

Secara Yuridis pelaksanaan akad nikah yang tidak dilangsungkan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) dan juga proses pencatatan nikah yang dilakukan pada kasus tersebut yang

Dalam TAMG ini lagu tersebut dinyanyikan hanya oleh paduan suara dengan iringan piano dan dibawakan pada bagian awal scene dua yaitu adegan Yohanes mulai

Pengaturan departemen-departemen dalam sebuah pabrik dimana fasilitas- fasilitas produksi akan diletakkan dalam masing-masing departemen sesuai dengan pengelompokannya

Pada kondisi normal, nilai reflektansi vitrinit pada satu lapisan batubara yang sama, nilainya relatif tidak ada perbedaan mencolok, namun ketika lapisan batubara

Tujuan penelitian ini yaitu membangun media pembelajaran sistem tata surya menggunakan Adobe Flash untuk menunjang proses belajar siswa di SDN 1 HADILUWIH,

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Wangsa & Ardani, 2015) yang menyatakan bahwa variabel sikap pada iklan yang menjadi variabel

Untuk mengumpulkan data kemampuan dasar bermain rounders siswa kelas V SD Negeri Ngandagan di Kecamatan Pituruh, Penulis menggunakan instrumen kemampuan dasar bermain

Materi Indikator Materi Target 6 6 Jam Membuat Quiz Interaktif dengan Ispring  Install software  Membuat Quiz Interaktif dengan Ispring  Memasukkan text, gambar