• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

II-1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada Bab II dari laporan Tugas Akhir ini diuraikan kajian pustaka yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai analisis laporan keuangan, rasio keuangan, analisis rasio serta sistem akuntansi organisasi nirlaba ITB BHMN.

II.1 Analisis Laporan Keuangan

Saat melakukan analisis laporan keuangan, perlu diperhatikan tujuan dari analisis tersebut, karena untuk menilai kinerja pada jenis organisasi yang berbeda terdapat beberapa teknik maupun jenis analisis yang sesuai dengan kondisi organisasi tersebut. Namun, terdapat 3 hal umum yang sebaiknya diperhatikan dalam memeriksa laporan keuangan tersebut, diantaranya [BOW90]:

1. Semua data laporan keuangan adalah data historis

2. Data historis dikumpulkan dan dilaporkan dalam konvensi akuntansi khusus. 3. Keberagaman dalam kebutuhan beberapa bisnis mempengaruhi waktu periode

pelaporan.

II.1.1 Metode Rasio Keuangan

Metode yang umum digunakan dalam menganalisis laporan keuangan ini adalah menggunakan rasio. Rasio adalah hubungan matematis sederhana antara beberapa akun pada laporan keuangan [WEY02]. Dengan melakukan perbandingan antara beberapa akun dapat dihasilkan informasi dari hasil perbandingan tersebut, selain itu juga dapat dilakukan perbandingan dengan nilai historis rasio ini, juga terhadap nilai rasio pada instansi-instansi lain. Rasio itu sendiri masih belum memiliki arti, namun dengan membandingkan rasio antar waktu atau antar perusahaan sejenis, dengan menentukan penyebab perbedaan tersebut, rasio dapat membantu analis atau manajer melihat gambaran kinerja perusahaan.

Data masukan yang diperlukan dalam menghitung rasio ini adalah laporan rugi laba dan neraca.

(2)

Rasio-rasio keuangan pada umumnya memberikan informasi untuk perusahaan bisnis khususnya perusahaan dagang. Sehingga untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam menilai kondisi dan kinerja pada organisasi nirlaba hanya dibutuhkan beberapa rasio yang relevan. Berikut ini daftar rasio-rasio yang dibutuhkan untuk proses tersebut [WEY02]:

1. Rasio likuiditas

Likuiditas perusahaan dapat memperkirakan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban (seperti hutang) jangka pendeknya. Rasio ini mengacu pada kelancaran dari posisi keuangan perusahaan, sehingga dapat menjadi indikator dalam mengenali masalah arus kas perusahaan. Perhitungan-perhitungan yang dapat menentukan tingkat likuiditas ini antara lain:

a. Current Ratio

Rasio ini memperkirakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Persamaan II-1 menunjukkan formula untuk rasio ini.

% 100 x Liability Current Assets Current Ratio Current = (II-1) b. Quick Ratio

Rasio ini serupa dengan current ratio, namun tidak memperhitungkan persediaan (inventory) ke dalam aset, yang umumnya merupakan aset yang lancar. Persamaan II-2 menunjukkan formula untuk rasio ini.

% 100 x Liability Current Inventory -Assets Current Ratio Quick = (II-2) c. Cash Ratio

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara jumlah kas dan setara kas dengan jumlah hutang lancar yang dipenuhinya. Persamaan II-3 menunjukkan formula untuk rasio ini.

% 100 x Liability Current Cash Total % 100 x Liability Current Securities Marketable Bank in Cash Hand on Cash Ratio Cash = + + = (II-3) 2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas memperkirakan kecepatan dari akun-akun tertentu diubah menjadi penjualan atau kas. Perhitungan likuiditas dinilai kurang cukup karena perbedaan

(3)

dari komposisi aset lancar dan kewajiban lancarnya akan mempengaruhi likuidatas sebenarnya. Sehingga perhitungan likuiditas harus mencakup secara keseluruhan akun-akun penting. Perhitungan-perhitungan yang dapat menilai aktivitas ini antara lain:

a. Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan umumnya digunakan untuk memperkirakan kegiatan atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rasio ini biasanya digunakan perusahaan yang menggunakan inventorynya sebagai persediaan barang dagangan. Untuk ITB BHMN, perlu dilakukan penyesuaian terhadap rasio ini. b. Perputaran aset total (Total Assets Turnover)

Perputaran aset total menunjukkan keefisienan perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menjadikannya sebagai penjualan (pendapatan). Untuk ITB BHMN, perlu dilakukan penyesuaian terhadap rasio ini.

c. Rata-rata periode pengumpulan piutang (Average Collection Period)

Rasio ini bermanfaat dalam mengevaluasi pemberian pinjaman dan kebijakan pemberian pinjaman tersebut, umumnya digunakan oleh perusahaan dagang. Meskipun ITB memiliki akun piutang pada laporan keuangannya, namun nilai piutang tersebut disebabkan adanya uang yang belum (akan) disetorkan salah satu divisinya. Sehingga waktu pengumpulan piutang ini tidak pernah dapat ditetapkan secara baku, sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk rasio ini. d. Rata-rata periode pengumpulan utang (Average Payment Period)

Rasio ini bermanfaat dalam mengevaluasi pinjaman dan kebijakan pinjaman tersebut. Sejak tahun buku 2004 ITB mulai menggunakan pendanaannya dari utang, nilai utang yang digunakannya juga masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan total asetnya sehingga perhitungan yang melibatkan akun ini akan menyebabkan bias informasi apabila dilakukan perbandingan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap rasio ini.

e. Rasio aset digunakan terhadap total aset (Net Asset to Total Assets)

Rasio ini menunjukkan pengukuran lamanya perputaran dari persediaan yang digunakan pada operasi. Persamaan II-4 menunjukkan formula untuk rasio ini.

% 100 Assets Total Employed Capital NATO= × (II-4)

(4)

3. Rasio kemampulabaan

Rasio kemampulabaan memperkirakan kesuksesan kegiatan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Pendapatan perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendanaannya, posisi likuiditasnya dan kemempuannya untuk tumbuh. Sehingga para investor akan lebih tertarik untuk mengevaluasi kemampulabaan ini, yang juga dapat dugunakan untuk mengevaluasi keefektivan operasi manajemen (sangat bermanfaat untuk organisasi nirlaba). Beberapa rasio yang dapat memperkirakan nilai ini antara lain: a. Pengembalian atas Aset (Return on Total Assets)

Rasio ini memperkirakan keefektivan keseluruhan manajemen dalam memperoleh keuntungan dari aset yang dimiliki perusahaan. Persamaan II-5 menunjukkan formula untuk rasio ini.

% 100 x Employed Capital Bersih Pendapatan Total % 100 x Employed Capital r Stockholde for Available Earning Assets on Return = = (II-5) b. Pengembalian atas kekayaan Pemilik (Return on Investment)

Rasio ini memperhitungkan tingkat pengembalian yang didapatkan dari nilai investasi (donasi) yang ditanamkan oleh pemegang saham perusahaan. Pendanaan yang diterima ITB sifatnya donasi dari para investornya sehingga mereka tidak mengharapkan suatu pengembalian dari investasinya, sehingga agar rasio ini memiliki arti perlu dilakukan penyesuaian.

Rasio-rasio yang tersebut hanya sebagian dari rasio keuangan yang ada. Hanya diambil beberapa rasio yang dapat dimanfaatkan untuk organisasi nirlaba khususnya ITB BHMN. Penjelasan mengenai masing-masing variabel yang digunakan dalam perhitungan-perhitungan diatas diberikan pada lampiran C dari tugas akhir ini.

II.1.2 Analisis Rasio Keuangan

Untuk merepresentasikan rasio-rasio tersebut di samping interpretasi dari definisi masing-masing rasio di atas, digunakan pembobotan dari masing-masing rasio berdasarkan sifat perusahaan. Untuk BUMN non jasa keuangan, khususnya yang bergerak di bidang non infra, Kementrian BUMN memberikan acuan baku yang mendefinisikan tata cara penilaian tingkat kesehatannya. Dari rasio-rasio yang disebutkan di atas, tabel II-1 menunjukkan indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya [PTK04].

(5)

Semakin tinggi total nilai yang dimiliki perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut. Namun kekurangan dari aturan ini adalah dengan men-generalisir BUMN non infrastruktur yang pada akhirnya akan menyebabkan adanya beberapa indikator (rasio) yang seharusnya tidak dimiliki oleh BHMN bidang pendidikan khususnya ITB. Sehingga sistem penilaian tersebut masih belum disetujui untuk diaplikasikan di ITB BHMN.

Tabel II-1 Indikator Penilaian Kesehatan BUMN [PTK04]

No. Indikator Rasio Bobot Rasio

1. Return on Total Assets 20 28,57 %

2. Return on Investment 15 21.43 %

3. Cash Ratio 5 7.14 %

4. Rasio Lancar 5 7.14 %

5. Collection Periods 5 7.14 %

6. Perputaran Persediaan 5 7.14 %

7. Perputaran Total Asset 5 7.14 %

8. Rasio Modal Sendiri terhadap Aktiva 10 14.28 %

Total Bobot 70 100 %

Pada umumnya, para analis keuangan melakukan perbandingan untuk merepresentasikan rasio-rasio, karena untuk melakukan perbandingan langsung dari laporan keuangannya akan sangat sulit. Rasio digunakan untuk menyederhanakan akun-akun dalam laporan keuangan tersebut. Perbandingan-perbandingan yang dilakukan antara lain [BOW90]:

1. Perbandingan historis

Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang berarti dalam jangka waktu tersebut. Misalnya dengan membandingkan laporan keuangan dari tahun ke tahun kemudian menyimpulkan dampak perubahan tersebut pada rasio-rasio yang terkait.

Analisis persentase perubahan dapat digunakan untuk menentukan perubahan relatif suatu item pada laporan yang diperbandingkan antar waktu. Persentase perubahan ini kemudian dapat dibandingkan dengan item yang berhubungan pada periode waktu yang sama.

Proses analisis ini melibatkan model regresi linear pada statistik untuk menentukan kemiringan (slope/trend) dan prediksi (forecast) atas suatu rasio.

(6)

Dengan menganggap bahwa titik-titik pada grafik antara nilai rasio dengan tahun (periode) memiliki pola garis lurus (linier) maka dapat ditentukan kecenderungan (tren) dan nilai di masa depan dari rasio tersebut.

Persamaan II-6 adalah formula persamaan linier.

b ax

y= + (II-6)

Persamaan II-7 dan II-8 adalah formula perhitungan nilai a dan b.

− − − = 2 ) ( ) )( ( x x y y x x a (II-7) dan x a y b= − (II-13) dimana: x : nilai rata-rata sumbu x (tahun)

y : nilai rata-rata sumbu y (nilai rasio)

a : kecenderungan perubahan nilai rasio terhadap tahun

b : intercept nilai rasio terhadap tahun (nilai rasio pada saat tahun=0) Sedangkan prediksi dapat dikalkulasi setelah diketahui persamaan linear tersebut, kemudian menghitung y (nilai rasio) untuk x (tahun) yang ditentukan.

2. Perbandingan antar divisi/bagian dalam perusahaan

Tujuan dilakukannya perbandingan ini adalah untuk membandingkan dan mengevaluasi kinerja dari masing-masing bagian perusahaan. Dengan pembanding sesama bagian dalam perusahaan, maka akan dapat dilihat kondisi keuangan dari setiap bagian sehingga pemborosan dan masalah keuangan lainnya akan mudah teridentifikasi sumbernya. Para manajer dapat menggunakan analisis ini untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan menentukan titik keputusan atas masalah tersebut.

3. Perbandingan dengan perusahaan lain

Kebutuhan keuangan dan penggunaan dana yang beragam antara industri, maka sangatlah penting untuk memilih perusahaan pembanding pada industri atau bisnis yang sama. Suatu perusahaan yang ingin tumbuh lebih cepat, maka perusahaan tersebut sebaiknya meningkatkan rasio-rasio kemampulabaan, efisiensi aset atau modal diatas perusahaan yang diperbandingkannya.

Proses perbandingan ini adalah dengan membandingkan nilai rasio yang dimiliki perusahaan dengan yang dimiliki perusahaan pembanding dengan asumsi data

(7)

untuk menghitung rasio tersebut juga tersedia pada perusahaan pembanding. Untuk menilai perbandingan tersebut, sistem memberikan tingkat signifikansi perbedaan sebagai acuan dalam memberikan informasi hasil analisis ini. Apabila perbedaan tersebut di atas tingkat signifikansi tersebut artinya terdapat perbedaan yang cukup berarti antara perusahaan dengan pembandingnya, kemudian ditentukan perbedaan tersebut lebih baik atau sebaliknya. Apabila masih dalam rentang signifikansi, maka perbedaan antara perusahaan dengan pembanding dapat diabaikan.

Persamaan II-9 menunjukkan formula perhitungan tingkat signifikansi.

) ( ) ( eksternal Rasio Internal Rasio signratio = (II-9) Persamaan II-10 dan II-11 menunjukkan kriteria tingkat signifikansi yang dapat diabaikan dan tingkat signifikansi yang cukup besar.

) (

)

(signrasio signrasio def signrasio

def ≤ ≤+ − (II-10) dan ) ( rasio

rasio def sign

sign ≤−

atau signrasio ≥+def(signrasio) (II-11)

4. Perbandingan dengan rata-rata perusahaan dalam industri

Perbandingan dapat diperluas dengan melakukan perbandingan dengan beberapa perusahaan atau semua industri yang berkaitan. Umumnya perbandingan industri ini berdasarkan rata-rata industri. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perbandingan dalam industri ini. Jika kinerja yang diperbandingkan dilakukan saat terjadi perubahan dalam industri tersebut atau perubahan dalam kondisi ekonomi (misalnya inflasi), maka analis perlu memperhatikan kinerja relatif perusahaan.

Proses perhitungan dan analisis yang dilakukan perbandingan ini serupa dengan perbandingan dengan suatu perusahaan lain, yaitu dengan mendefinisikan tingkat signifikansi (derajat kepentingan) untuk masing-masing rasio dan merepresentasikan perbandingannya berdasarkan derajat tersebut. Daftar instansi pendidikan yang digunakan pada Tugas Akhir ini dan penyesuaiannya dengan laporan keuangan ITB diberikan di Lampiran I.

(8)

II.2 Sistem Akuntansi Organisasi Nirlaba (ITB BHMN)

II.2.1 Sekilas Mengenai Organisasi Nirlaba ITB BHMN

ITB BHMN adalah organisasi nirlaba yang bertujuan memberikan pelayanan berupa pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pengelolaan keuangan ITB berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana, berdasarkan sistem akuntansi keuangan organisasi nirlaba [LTK03].

Kegiatan akuntansi dan pelaporan oleh ITB adalah kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi penerimaan dan penggunaan dana. Evaluasi kinerja keuangan dilakukan terhadap setiap unit kerja di lingkungan ITB berdasarkan laporan keuangan masing-masing. ITB melakukan klasifikasi sumber dana menurut tujuan penggunaan dana yang telah ditetapkan baik oleh internal ITB maupun pemberi dana (donor atau pemerintah) dan sesuai dengan peraturan pemerintah [LTK03].

II.2.1.1 Ciri-Ciri Sistem Keuangan ITB Ciri-ciri sistem keuangan ITB [PSA03]:

1. Pengelolaan dana dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang disetujui MWA

2. Rencana Kerja disusun berdasarkan rencana kegiatan (program) unit kerja. Rencana Anggaran disusun berdasarkan Rencana Kerja.

3. Mekanisme penyusunan anggaran berdasarkan kegiatan (activity based

accounting)

4. Desentralisasi pencatatan penggunaan dana ke unit kerja pengguna dan kemudian hasil pencatatan ini dikonsolodasikan di unit kerja di atasnya. Bukti transaksi tetap berada di masing-masing unit kerja

5. Pencatatan dan pelaporan keuangan diarahkan pada penyusunan laporan keuangan ITB tahunan (Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Aktiva dan Laporan Aktivitas)

6. Penyusunan laporan keuangan tersebut didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45

(9)

II.2.1.2 Unit Kerja ITB

Unit kerja ITB dibagi menjadi [PAK08]: 1. Satuan Akademik (SAK)

a. Unit Kerja Akademik (UKA) adalah unit kerja yang menjalankan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (UKA merupakan unit kerja operasi/ produksi, sementara unit kerja manajemen UKA tetap dikelompokkan sebagai UKA).

b. Unit Kerja Pendukung (UKP) adalah unit kerja yang mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh UKA (UKP merupakan unit kerja manajemen). c. Satuan Penjamin Mutu (SPM) adalah perangkat Rektor yang berfungsi

menyelenggarakan proses penjaminan mutu terhadap program dan kegiatan institut di SAK, SKD dan SUK dalam upaya indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu.

d. Satuan Pengawas Internal (SPI) adalah organ institut yang melaksanakan pengawasan internal penyelenggaraan institut.

2. Satuan Kekayaan dan Dana (SKD) 3. Satuan Usaha Komersil (SUK) II.2.1.3 Aktivitas ITB

Aktivitas ITB dikelompokkan menjadi [PSA03]: 1. Satuan Akademik

a. Kegiatan pendidikan (Instruction). b. Kegiatan penelitian (Research).

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat (Public Service). d. Kegiatan pendukung akademik (Academic Support). e. Kegiatan pelayanan kepada mahasiswa (Student Support).

f. Kegiatan operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance). g. Kegiatan administrasi dan umum (Institutional Support).

h. Kegiatan beasiswa (Scholarship/Fellowship). i. Kegiatan kemitraan dan auxiliary business. 2. Satuan Kekayaan dan Dana

Mengumpulkan kekayaan dan dana lestari dan kekayaan intelektual institut. 3. Satuan Usaha Komersil

(10)

II.2.1.4 Sumber dan Penggunaan Dana

Sumber yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan dibagi menjadi 3 jenis sumber dan belanja, sumber ini dibagi menjadi [PSA03]:

1. Satuan Akademik

a. Dana Pemerintah (DIPA ITB)

b. Dana Masyarakat (BPP, Auxiliary Venture, PPM, UPT & UUP, Jasa Bank, Beasiswa, Mitra, Donasi)

2. Satuan Kekayaan dan Dana

a. Donasi (bersyarat dan tidak bersyarat) b. Hasil investasi dan portfolio

c. Hibah

d. Lain-lain (Jasa Perbankan, hadiah) 3. Satuan Usaha Komersil

a. Holding (deviden dan donasi) b. UPT dan UUP

c. Jasa Perbankan d. Lain-lain

Proses penurunan dana dari ITB ke unit kerja di lingkungan ITB dilaksanakan melalui mekanisme persetujuan alokasi dana, yaitu berupa [PSA03]:

1. Satuan Akademik

a. Alokasi Dana Operasi (ADO) b. Alokasi Dana Pengembangan (ADP) c. Alokasi Dana Bagi Hasil (ADB) d. Alokasi Dana Khusus (ADK) 2. Satuan Kekayaan dan Dana

a. Pengeluaran operasional

b. Relokasi dana ke satuan akademik 3. Satuan Usaha Komersil

a. Pengeluaran operasional (kelangsungan operasi dan transformasi) b. Relokasi dana ke satuan akademik

Gambar II-1, II-2 dan II-3 menunjukan struktur pendanaan yang dilaksanakan ITB [PAK08].

(11)

Gambar II-1 Struktur Sumber dan Alokasi Dana SAK ITB [PAK08]

(12)

Gambar II-3 Struktur Sumber dan Alokasi Dana SKD ITB [PAK08]

II.2.2 Proses Akuntansi

Sebagai sistem informasi keuangan, akuntansi merupakan proses dari 3 kegiatan atas kejadian-kejadian ekonomi (keuangan) pada organisasi (bisnis maupun non-bisnis) yang dapat membantu pengguna informasi tersebut. Berikut ini rincian dari ketiga kegiatan tersebut [WEY02]:

1. Identifikasi Kegiatan Organisasi

Proses ini mencakup pemilihan kegiatan-kegiatan yang diperkirakan dapat menjadi jenis kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tertentu.

2. Pencatatan Transaksi

Setelah diidentifikasi, proses selanjutnya adalah mencatat rician kegiatan tersebut untuk mendapatkan laporan sejarah yang permanen dari kegiatan keuangan perusahaan. Kegiatan ini mencakup proses penyimpanan rincian kronologis atas kegiatan yang dinilai dengan cara-cara yang teratur dan sistematis.

3. Pengkomunikasian Informasi

Kedua kegiatan sebelumnya belum memberikan manfaat atas laporan kegiatan organisasi dari sisi keuangan sampai data tersebut dapat dikomunikasikan untuk penggunanya. Informasi ini dikomunikasikan melalui penyiapan dan penyebaran laporan akuntansi (laporan keuangan).

(13)

Untuk memberikan arti dari laporan keuangan tersebut, para akuntan menyajikan data hasil transaksi tersebut dalam data yang telah terangkum, berdasarkan akumulasi atau total dari kegiatan-kegiatan yang serupa (aggregated data).

Bagian yang penting dalam keseluruhan kegiatan ini adalah bagaimana akuntan dapat menganalisis dan menginterpretasikan pelaporan informasi tersebut. Proses analisis ini mencakup penggunaan rasio-rasio, persentase dan grafik untuk memperlihatkan trend perubahan keuangan dan keterhubungannya. Sedangkan proses interpretasi ini mencakup penjelasan kepada pengguna akan penggunaan, arti dan batasan atas informasi yang dilaporkan tersebut.

Gambar II-4 menunjukkan aliran dana ITB dan aliran pelaporan unit pengguna [PSA03].

Gambar II-4 Aliran Dana dan Aliran Pelaporan ITB [PSA03]

Dalam melakukan pelaporan keuangan ITB menggunakan struktur pelaporan yang mengkonsolidasikan laporannya pada setiap tingkat yang di atasnya. Gambar II-5 menunjukkan struktur pelaporan keuangan ITB[PSA03].

(14)

Gambar II-5 Struktur Pelaporan Keuangan ITB [PSA03]

II.2.3 Pengguna Data Akuntansi

Informasi yang dibutuhkan pengguna tertentu bergantung pada jenis keputusan yang dibuatnya. Perbedaan-perbedaan keputusan tersebut membagi pengguna informasi keuangan ini ke dalam 2 kelompok umum, antara lain [BOD04]:

1. Pengguna internal

Pengguna internal ini mencakup para manajer yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan menjalankan organisasi. Untuk pengguna internal ini, akuntansi menyediakan laporan-laporan internal seperti perbandingan-perbandingan keuangan untuk alternatif-alternatif operasi, perkiraan pendapatan atas proses pemasaran, perkiraan kebutuhan kas untuk tahun berikutnya, dsb. 2. Pengguna eksternal

Terdapat beberapa pengguna eksternal yang memiliki kepentingan akan laporan keuangan perusahaan dengan kebutuhan informasi yang tertentu untuk masing-masing pengguna tersebut:

a. Investor/Penyumbang Dana: untuk mendukung keputusan pemberian donasi/sumbangan kepada ITB.

b. Kreditur: untuk menilai risiko atas pemberian kredit atau pinjaman dana. c. Petugas Pajak: untuk menilai pembayaran pajak yang harus diberikan

perusahaan.

d. Pemerintah: untuk menilai apakah ITB beroperasi sesuai aturan.

(15)

II.2.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Secara umum, laporan keuangan merupakan rangkuman dari transaksi-transaksi yang dilakukan suatu organisasi pada periode tertentu. Data-data yang ada pada laporan keuangan dianalisis dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan mendukung keputusan bagi para stakeholder (pihak manajemen maupun investor).

Setelah transaksi pada suatu organisasi diidentifikasi, dicatat dan dirangkum, selanjutnya adalah dilakukan penyiapan atas laporan-laporan keuangan ini. Secara lebih spesifik, pada organisasi nirlaba terdapat 3 laporan keuangan yang bermanfaat untuk menilai kinerja perusahaan tersebut, antara lain [SAK02 dan PSA03]:

1. Laporan Posisi keuangan (Neraca)

Laporan ini menyediakan informasi tentang aktiva, kewajiban dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu kepada penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lainnya. Neraca dimanfaatkan untuk menilai:

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasanya secara berkelanjutan. b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan memenuhi kewajiban dan

kebutuhan pendanaan eksternal.

Klasifikasi Aktiva (aset) dan Kewajiban (liabilities) disajikan dalam pengumpulan yang memiliki karakteristik serupa dalam kelompok yang relatif homogen.

Informasi likuiditas diberikan sebagai berikut:

a. Aktiva berdasarkan urutan likuiditas, kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo.

b. Aktiva lancar atau tidaknya, kewajiban dalam jangka pendek atau panjang. c. Info likuiditas aktiva atau pada saat jatuh temponya kewajiban termasuk

pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi aktiva bersih permanen atau temporer disajikannya aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan.

Format neraca yang digunakan ITB diberikan pada bagian lampiran dari tugas akhir ini (Lampiran A).

(16)

2. Laporan Aktivitas

Laporan ini menyediakan informasi tentang:

a. Pengaruh transaksi dan aktivitas lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih.

b. Hubungan antara transaksi dan aktivitas lain.

c. Penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program jasanya. Laporan aktivitas dimanfaatkan untuk menilai:

a. Kinerja perusahaan dalam satu periode.

b. Upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa. c. Pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen.

Laporan ini mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih dalam suatu periode. Perubahan tersebut tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Format laporan aktivitas yang digunakan ITB diberikan pada bagian lampiran dari tugas akhir ini (Lampiran A).

3. Laporan Arus Kas

Laporan ini menyediakan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode.

Klasifikasi peneerimaan dan pengeluaran kas: a. Aktivitas pendanaan

• Kas masuk dari penyumbang yang digunakan untuk jangka panjang.

• Kas masuk dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi (endowment).

• Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dimana pendanaan non

kas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

Format laporan arus kas yang digunakan ITB diberikan pada bagian lampiran dari tugas akhir ini (Lampiran A).

(17)

Laporan yang disampaikan masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut [PSA03]: 1. Laporan bulanan, terdiri atas:

a. Laporan Penggunaan Dana (LPD). Bukti transaksi disimpan di unit kerja masing-masing

b. Jurnal

c. Working Balance Sheet 2. Laporan 6 bulanan, terdiri atas:

a. Neraca (tanpa fixed assets)

b. Laporan perubahan aktiva bersih selama 6 bulan c. Laporan arus kas selama 6 bulan

3. Laporan tahunan, terdiri atas: a. Neraca (tanpa fixed assets)

b. Laporan perubahan aktiva bersih selama 12 bulan c. Laporan arus kas selama 12 bulan

Gambar

Tabel II-1 Indikator Penilaian Kesehatan BUMN [PTK04]
Gambar II-1 Struktur Sumber dan Alokasi Dana SAK ITB [PAK08]
Gambar II-3 Struktur Sumber dan Alokasi Dana SKD ITB [PAK08]
Gambar  II-4  menunjukkan  aliran  dana  ITB  dan  aliran  pelaporan  unit  pengguna  [PSA03]
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memecahkan permasalahan sistem tridiagonal, digunakan strategi dekomposisi secara geometrik, karena lebih banyak melihat pada masalah struktur data dari

Secara khusus, objektif kajian ini adalah untuk (1) Mengenal pasti gaya pengajaran guru yang paling dominan mengikut kategori subjek bahasa dalam kalangan guru Bahasa Melayu dan

PKL merupakan salah satu mata kuliah dalam Kurikulum 2015 yang harus ditempuh dan wajib lulus oleh setiap mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah S1, Geografi S1,

Sedangkan untuk indikator perubahan sistem sosial, sebagian berdampak positif dan sebagian lainnya tidak berdampak apapun terhadap masyarakat sekitar Homestay

Hasil tersebut menunjukan jika kredibilitas kepemimpinan yang terdiri dari aspek kepercayaan (X.1), kewibawaan (X.2), kejujuran (X.3) dan keahlian (X.4) secara

b.  Kombinasi kedudukan PERTAMINA dan BPMIGAS mer upakan perwujudan wewenang Negara dalam melaksanakan fungsi pengelolaan dan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh

(2) Pengelolaan database kependudukan oleh satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

(C) OPERASI PERKHIDMATAN SOKONGAN : PEJABAT NAIB CANSELOR, PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (HAL EHWAL PELAJAR DAN ALUMNI), PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (JARINGAN