• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mulyana. Guru SDN Siwarak Wetan Kec. Tambak Kab. Banyumas. Kata Kunci: Hasil belajar, Pembelajaran IPA, Model Mind Mapping

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mulyana. Guru SDN Siwarak Wetan Kec. Tambak Kab. Banyumas. Kata Kunci: Hasil belajar, Pembelajaran IPA, Model Mind Mapping"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

117

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAGI SISWA KELAS VI SDN SIWARAK WETAN

PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Mulyana

Guru SDN Siwarak Wetan Kec. Tambak Kab. Banyumas

ABSTRAK

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Mind Mapping. Melalui model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam: (1) mendeskripsikan proses tindakan pembelajaran Mind Mapping dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam; (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam setelah menggunakan model pembelajaran Mind Mapping; dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data kuantitatif dengan rancangan tindakan kelas. Rancangan penelitian ini direalisasikan melalui 2 siklus, masing-masing siklus tediri dari: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi, perencanaan ulang. Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru, seperti dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksi pembelajaran. Prosedur tindakan bimbingan yang dilakukan meliputi dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan. Temuan hasil PTK ini adalah: (1) Proses tindakan model pembelajaran dengan Mind Mapping, meningkat dari skor 65 menjadi skor 90; (2) Model pembelajaran dapat meningkatkan Hasil belajar IPA dengan bukti naiknya nilai IPA Materi Perkembangbiakan Tumbuhan dari 65% menjadi 100%; (3) Tanggapan siswa setelah mendapat pembelajaran dengan model Mind Mapping, positif. Bertolak dari penelitian ini, maka disarankan agar: (1) guru menggunakan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan pembelajaran dan kreatifitas siswa, (2) Guru memiliki ketrampilan memilih metode, strategi pembelajaran dan media pembelajaran untuk meningkatkan tanggapan siswa dalam belajar, dan (3) Hasil laporan penelitian tindakan kelas sebaiknya disosialisasikan kepada guru-guru melalui KKG untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kata Kunci: Hasil belajar, Pembelajaran IPA, Model Mind Mapping

PENDAHULUAN

Pada pembelajaran IPA pemahaman terhadap konsep yang baik akan membuat peserta didik menempatkan konsep-konsep tersebut dalam sistem memori jangka panjang dan dapat menggunakannya untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi seperti pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Pemahaman konsep-konsep esensial yang baik semestinya akan mempermudah mereka dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Bagi seorang guru merupakan sebuah tantangan sekaligus memunculkan pengharapan. Melihat kenyataan kondisi siswa kelas VI SD Negeri Siwarak Wetan Unit

(2)

118

Pendidikan Kecamatan Tambak tahun pelajaran 2015/2016 yang rata-rata hasil belajarnya rendah. Hal ini tentunya menuntut upaya seluruh pihak terkait khususnya guru kelas VI untuk mengupayakan dan menyiapkan agar nilai ujian sekolah meningkat. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat di daftar nilai yang merupakan kumpulan nilai ulangan harian. Rata-rata perolehan nilai belum memenuhi harapan. Untuk mata pelajaran IPA (Sains), dari tiga kali ulangan harian berturut-turut diperoleh nilai rata-rata 5,8; 5,9 dan 5,7. Dari tiga kali ulangan dapat dirata-rata, hasilnya 5,8. Dilihat dari sisi guru sangatlah memprihatinkan. Guru sebagai pendidik selama ini belum bisa membimbing siswa dalam proses belajar mengajar secara optimal. Hal ini disebabkan banyaknya tugas sampingan yang memaksa guru untuk meninggalkan kelas, padahal waktu terus berlalu sedangkan target kurikulum harus terpenuhi, maka seringkali terjadi guru mengajar lebih dominan menggunakan metode ceramah dan tugas. Mereka jarang sekali menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

Dari latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut, yaitu sebagai berikut: (1) Guru masih menggunakan metode dan model pembelajaran yang konvensional; (2) Metode yang digunakan kurang bervariasi; (3) Guru kurang menguasai materi; (4) Guru dalam menyampaikan materi kurang maksimal; (5) Guru tidak membuat perangkat pembelajaran; (6) Guru tidak menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran; (7) Ketersediaan alat peraga belum mencukupi; (8) Ketersediaan buku belum memenuhi rasio ideal; (9) Kurangnya kepedulian orang tua terhadap pembelajaran anak; (10) Kurang menindaklanjuti kegiatan KKG tentang pembelajaran terutama pada model dan metode yang inovatif dalam pembelajaran di kelas; (11) Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif salah satunya pembelajaran Mind Mapping.

Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti akan melakukan tindakan kelas dengan cara melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping agar hasil belajar siswa meningkat terutama pada materi perkembangbiakan tumbuhan. LANDASAN TEORETIS

Pembelajaran Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2004: 68) Mind Map (peta pikiran) adalah metode untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh seseorang dan mengingat kembali informasi yang diterima tesebut. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Menurut Jerome Bruner dalam Sugiarto dalam Sulipan (2004) adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman.

Peranan Guru dalam Pembelajaran Mind Mapping

Dalam Supriyono1001 Dahar (1989) mengemukakan beberapa peranan guru dalam pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa; 2) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah; 3) Guru juga harus

(3)

119

memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan simbolik; 4) Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor.

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Yang dimaksud hasil belajar IPA adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam mata pelajaran IPA setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA dalam kurun waktu tertentu dan program tertentu. Tindakan-tindakan dalam siklus tersebut dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan materi pelajaran yang dijadikan penelitian tindakan kelas ini adalah materi mata pelajaran IPA kelas VI tentang pokok bahasan “Perkembangbiakan Tumbuhan“ dengan materi pokok Perkembangbiakan tumbuhan. Hasil belajar tersebut berupa kemampuan-kemampuan baru meliputi pola perbuatan, nilai, makna, sikap, apresiasi, kecakapan, keterampilan yang berguna untuk memecahkan problematika dalam mata pelajaran IPA khususnya dan problematika dalam mata pelajaran lain di sekolah serta problematika sosial pada umumnya.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Karena materi yang akan diteliti berada pada silabus semester 1. Sehingga peneliti berasumsi untuk meneliti kegiatan yang telah terjadi dan yang akan terjadi jika menggunakan model pembelajaran yang tepat. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Desember 2015 dengan kegiatan sebagai berikut.

Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah

No Kegiatan

September

2015 Oktober 2015 Nopember 2015 Desember 2015

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan proposal x 2 Pembimbingan siklus 1 x x 3 Pembimbingan siklus 2 x x 4 Pembahasan x x 5 Penyusunan laporan x x 6 Penyelesaian akhir x x

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SDN Siwarak Wetan Desa Watuagung Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas terdiri dari 6 rombongan belajar. Sekolah ini berada di Jalan Mahameru Timur Km.8 Desa Watuagung, Kecamatan Tambak di Kabupaten Banyumas. Di Desa Watuagung sendiri memiliki 6 sekolah dasar dan 1 madrasah ibtidaiyah negeri. Wilayah kerja Desa Watuagung terdiri dari 28 RT dan 10 RW yang wilayahnya berupa pegunungan yang kesulitan air di musim kemarau. SD Negeri Siwarak Wetan adalah sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Tambak sebelah utara,

(4)

120

yang berupa pegunungan yang tanahnya tandus dan kering. Lokasi ini dipilih karena peneliti bekerja sebagai guru dan mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah di SD tersebut.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan yang berjumlah 20 anak, 13 laki-laki 7 perempuan. Umur mereka rata-rata 12 tahun.

Penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus setiap siklus dua kali pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/pengamatan dan refleksi.

Alat pengumpul data atau instrumen yang dibutuhkan dalam penilaian ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data tentang model pembelajaran mind mapping, peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa dan tanggapan.

Data pelaksanaan model pembelajaran mind mapping menggunakan lembar pengamatan/observasi dan foto-foto kegiatan siklus I dan siklus II. Data tanggapan menggunakan instrumen angket.

Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Mind mapping ini dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa kriteria yaitu: (1) Pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping yang dilakukan guru minimal mendapat kategori baik dengan skor 73-108 atau 61%-90%; (2) Nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi perkembangbiakan tumbuhan siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan meningkat, rata-rata minimal 60 (KKM); (3) Rata-rata-rata tanggapan positif siswa setelah diberi tindakan minimal 75%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal

Atas dasar pengisian terhadap instrumen observasi pembelajaran dari skor 120 hanya mencapai 61 dengan prosentase 51% terutama pada indikator menentukan model dan strategi pembelajaran belum atau masih mencapai nilai yang rendah, oleh karena itu peneliti berkewajiban memperbaiki pembelajaran dengan menentukan model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa agar pembelajaran menjadikan siswa merasa tertantang dan termotivasi selama pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Nilai yang dicapai siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selalu rendah dan belum mencapai batas nilai ketuntasan baik secara individu maupun secara klasikal. Kondisi awal hasil Ilmu Pengetahuan Alam siswa masih rendah, rata- rata nilai hanya mencapai 51, sedangkan KKM untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 60. Siswa yang mendapat nilai di bawah 60 ada 13 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sama dengan dan di atas 60 ada 7 siswa. Maka ketuntasan dalam pembelajaran hanya mencapai 35% sedangkan yang tidak tuntas mencapai 65%. Dengan kondisi inilah maka peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat untuk memperbaiki pembelajaran dengan mengadakan tindakan agar hasil belajar siswa meningkat.

(5)

121

Hasil yang diperoleh dari jejak pendapat adalah siswa tidak merasa termotivasi, senang atau tertantang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan adalah negatif.

Deskripsi Hasil Siklus 1

Selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Mind Mapping, siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya untuk menemukan konsep secara mandiri tentang perekebangbiakan tumbuhan, sedangkan peneliti hanya berperan sebagai fasilitator. Salah satu tugas observer dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mengamati aktivitas siswa dan peneliti selama pembelajaran dengan memedomani instrument yang ada. Kejadian yang dilakukan siswa dan guru merupakan catatan bagi observer sebagai bahan diskusi atau refleksi kegiatan. Di akhir kegiatan observer mengumpulkan data hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Data Observasi Pembelajaran Model Mind Mapping Siklus 1

No. Indikator Skor Peroleh

1 RPP

Menentukan identitas mata pelajaran 4 4 Menentukan standar kompetensi 4 4 Menentukan kompetensi dasar 4 4 Menentukan identitas pencapaian kompetensi 4 4 Menentukan tujuan pembelajaran 4 4

Menetukan materi ajar 4 4

Menentukan alokasi waktu 4 3

Menentukan metode/model pembelajaran 4 3 Menentukan kegiatan pembelajaran 4 3 Menentukan penilaian hasil belajar 4 3 Menentukan sumber belajar 4 3

2 Pembelajaran

Pendahuluan 8 5

Kegiatan Inti 40 20

Kegiata akhir 8 4

3 Pasca Observasi

Ada wawancara antara peneliti dan observer setelah pembelajaran

berlangsung 20 15

Jumlah 120 83

(6)

122

Dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus 1 adalah 85. Siswa yang tuntas 90% dan yang belum tuntas ada 10%. Oleh karena itu harus ada peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model atau strategi pembelajaran yang memotivasi keaktifan siswa dalam belajar.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengisian angket yang diisi oleh siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan memberikan tanggapan bahwa pembelajaran dengan model Mind Mapping, siswa merasa senang karena sudah belajar secara mandiri dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya. Ada kenaikan hasil belajar yang signifikan, rata-rata kelas dari 51 menjadi 85 ada kenaikan sebanyak 34 sedangkan untuk ketuntasan dari 35% menjadi 90% ada kenaikan sebesar 55%. Masih ada siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 10% dari 65% pada kondisi awal. Ini terbukti ada peningkatan yang signifikan dari kondisi awal yang hanya menggunakan metode yang konvensional.

Untuk perubahan tanggapan siswa pada kondisi awal hanya 50% siswa yang aktif sedangkan siklus 1 berubah menjadi 90% siswa yang aktif mengikuti pembelajaran mengalami kenaikan 40%. Untuk tanggapan siswa terhadap pembelajaran Mind Mapping dari negatif berubah menjadi positif.

Deskripsi Hasil Siklus 2

Selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Mind Mapping, siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya untuk menemukan konsep secara mandiri sedangkan peneliti hanya berperan sebagai fasilitator.

Semua siswa terlibat aktif dalam kelompok dan semua anggota kelompok melaporkan hasil-hasil pengamatannya terhadap gambar-gabar yang disediakan peneliti dan hasil yang diperoleh saat kunjungan tamu di kelompok mereka masing-masing. Hal ini memudahkan peneliti dalam pembelajaran karena siswa dapat belajar secara tutor sebaya saat seorang anggota kelompok bertukar informasi, mengkonfirmasi, presentasi dan bertanya kepada anggota kelompok lainnya.

Tabel Data Obsevasi Pembelajaran Model Mind Mapping Siklus 2

No. Indikator Skor Peroleh

1 RPP

Menentukan identitas mata pelajaran 4 4 Menentukan standar kompetensi 4 4 Menentukan kompetensi dasar 4 4 Menentukan identitas pencapaian kompetensi 4 4 Menentukan tujuan pembelajaran 4 4

Menetukan materi ajar 4 4

Menentukan alokasi waktu 4 4 Menentukan metode/model pembelajaran 4 4 Menentukan kegiatan pembelajaran 4 4

(7)

123

Menentukan penilaian hasil belajar 4 4 Menentukan sumber belajar 4 4

2 Pembelajaran

Pendahuluan 8 6

Kegiatan Inti 40 30

Kegiata akhir 8 7

3 Pasca Observasi

Ada wawancara antara peneliti dan observer setelah pembelajaran

berlangsung 20 18

Jumlah 120 105

Rata-rata 88%

Dengan startegi atau model pembelajaran Mind Mapping ini siswa kelihatan lebih aktif dan termotivasi selama pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar yang dilihat dari hasil tes kemampuan pada siklus 2 sangat signifikan karena 95% siswa tuntas dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk materi perkembangbiakan tumbuhan.

Pada kegiatan tindakan siklus 2 ada kenaikan yang cukup signifikan dimana sebagian semua siswa mencapai nilai ketuntasan yaitu melebihi nilai 60 sebagai nilai KKM yang telah ditentukan untuk kelas VI SDN Siwarak Wetan. Nilai minimal yang dicapai siswa pada siklus 2 adalah 60. Rata-rata menjadi 88 pada siklus 2. Sedangkan ketuntasannya mencapai 95%. Terbukti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengisian angket yang diisi oleh siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan memberikan tanggapan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Mind Mapping sangat menyenangkan karena selama pembelajaran dalam berdiskusi bisa dilakukan dengan anggota kelompok yang berbeda jadi bisa bertukar informasi berdasarkan hasil diskusi yang di dapat dari kelompoknya masing-masing.

Tabel Perbandingan Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Variabel Siklus 1 Siklus 2 Kenaikan

Metode/Model Pembelajaran 69% 88% 19%

Hasil Belajar 90% 95% 5%

Tanggapan 90% 95% 5%

Adapun diagram dari tabel di atas sebagai berikut:

(8)

124

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping mengalami peningkatan pada siklus 1 hanya mencapai 69% pada siklus 2 meningkat menjadi 88% mengalami peningkatan sebanyak 19%. Untuk hasil belajarpun mengalami peningkatan dari ketuntasan hanya 90% menjadi 95% mengalami peningkatan sebesar 5%.

Sedangkan untuk tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung sebanyak 90% pada siklus 1 dan 95% pada siklus 2 maka mengalami peningkatan sebesar 5%. Dari hasil analisa terhadap beberapa variable yang hasilnya cukup memuaskan membuktikan bahwa tanggapan siswa terhadap pembelajaranpun positif dengan aktifnya berdiskusi dengan teman kelompoknya.

Pembahasan

Data proses tindakan penelitian yang dilakukan peneliti, pada kondisi awal ketuntasan hanya mencapai 35% hal ini merupakan hasil pembelajaran kurang maksimal. Setelah dilaksanakan tindakan penelitian sampai siklus 2 terjadi kenaikan yang signifikan yaitu dari 35% menjadi 95% sehingga hasilnya memuaskan. Ada kenaikan sebesar 60%.

Data hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa pada materi perkembangbiakan tumbuhan, dari kondisis awal sampai kondisi tindakan pada siklus 2 terjadi kenaikan yang signifikan yaitu dari rata-rata kelas 51 menjadi 88 dan nilai ketuntasannya dari 35% menjadi 95%. Ada kenaikan 60% pada nilai rata-rata kelas sedangkan 80% pada nilai ketuntasan kelas. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI SDN Siwarak Wetan telah mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena pada pembelajaran siklus 2 menggunakan model Mind Mapping.

Pembelajaran model penemuan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku siswa terutama ketika proses pembelajaran berlangsung, Siswa selalu merespon apa yang dibahas dan ditanyakan peneliti, tidak pasif tetapi aktif, berpikir kritis, tidak mudah menyerah selalu ingin tahu apa yang sedang dibahas atau dipelajari, hal ini dibuktikan dengan selalu adanya pertanyaan dari siswa kepada peneliti.

Tabel Perbandingan Data Awal, Akhir Siklus 1 dan Akhir Siklus 2

No Data Penelitian Data Awal Siklus 1 Siklus 2 Kenaikan

1 Metode/Model Pembelajaran 51% 69% 83% 32% 2 Peningkatan Prestasi a. Kuantitas tes 35% 90% 95% 60% b. Kualitas kemampuan D A A - 3 Tanggapan (35%) Negatif (90%) Positif (95%) Positif Diagram

(9)

125 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Proses tindakan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI SDN Siwarak Wetan, dibuktikan dengan meningkatnya skor pengamatan pembelajaran oleh kolaborator dari data awal jumlah skor maksimal mencapai 33 yaitu sebesar 51% pada siklus 1 skor yang dicapai 57 yaitu sebesar 83% dan pada siklus 2 skor yang dicapai 64 yaitu sebesar 95%; (2) Peningkatan hasil belajar siswa setelah mendapatkan tindakan guru dengan model pembelajaran Mind Mapping meningkat, hal ini dibuktikan dengan data awal rata-rata 65 pada siklus 1 rata-rata 84 dan pada sklus 2 menjadi 90; (3) Ada perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Siwarak Wetan setelah diberi tindakan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, dibuktikan dengan keaktifan siswa selama pembelajaran data awal sebanyak 35%, pada siklus 1sebanyak 65%, dan pada siklus 2 sebanyak 96%; (4) Tanggapan siswa kelas IV SDN Siwarak Wetan setelah mendapat tindakan pembelajaran dengan model Mind Mapping, berubah positif pada akhir siklus 2, padahal sebelumnya negatif.

Saran

Model pembelajaran Mind Mapping hanya dapat dipakai untuk materi materi tertentu, maka seorang guru disarankan agar mampu memilih dan memilah materi mana yang tepat dan tidak hanya melibatkan beberapa siswa saja, karena model pembelajaran Mind Mapping diperlukan keaktifan seluruh siswa.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan dalam menentukan strategi dari metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, atau untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Agar prestasi sekolah dalam bidang akademik meningkat, maka sebaiknya memberikan motivasi kepada guru untuk melakukan model pembelajaran ini karena sudah terbukti efektif untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

DAFTAR PUSTAKA

Arya, Qonita.2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar.

Buzan, Tony 1975. Buku Pintar Mind Mapping Tersedia di

http://www.Tonybuzan.Edu.Sg/Oldsite/Mindmap.Html. Diunduh pada tanggal 16 September 2015

Nintyasintya. 2013. Metode Mind Map. Tersedia di

http://nintyasintya.blogspot.co.id/2013/09/metode-mind-map.html.

Sulipan.2011. Metode Pembelajaran Mind Mapping. Tersedia di http://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode-pembelajaran-mindmapping/. Diunduh pada tanggal 19 september 2015

Supriyono1001. Metode Matrik Ingatan Tersedia di

http://supriyono1001.wordpress.com/artikel/pendiddikan/metode-matrik-ingatan/. Diunduh pada tanggal 29 September 2015

(10)

126

Winataputra, Udin S. dkk. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel Data Obsevasi Pembelajaran Model Mind Mapping Siklus 2
Tabel Perbandingan Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel Perbandingan Data Awal, Akhir Siklus 1 dan Akhir Siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Metode synergetic teaching adalah metode yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil

Puji syukur ke Hadirat Allah Yang Maha kuasa, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan berjudul Penggunaan Kosakata Baku

endpoints of its operation requests in order to give browser-based client software the ability to make many requests to the server at once (bypassing the browser's

Biaya ini meliputi biaya sebelum proyek dibangun, biaya pembangunan proyek, hingga biaya proyek tersebut dioperasikan sampai umur rencana teknik proyek pemadam kebakaran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program StudiPendidikan Kimia. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2016, Anies Baswedan dalam pidatonya memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016 mengungkapkan