• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perusahaan Engineering Procurement and Construction (EPC)

Perusahaan Engineering yang melakukan proses disain ini dikenal dengan nama: Perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC). Perusahaan EPC adalah suatu perusahaan yang bertanggung jawab dalam hal disain dari sebuah pabrik atau plant yang akan dibangun, termasuk pembelian barang-barang untuk keperluan pembangunanya, serta tak lupa membangun plant yang sudah didisain tersebut, dan setelah selesai dibangun diserahkan kepada pemilik atau Client .

Di Indonesia saat ini sudah cukup banyak berdiri Perusahaan EPC yang berpengalaman dan berkemampuan yang tidak kalah dengan Perusahaan EPC kelas dunia.

Perusahaan tersebut banyak diisi oleh tenaga insinyur yang berpengalaman dan berkualitas yang merupakan produk dari Universitas-universitas yang berada di Indonesia.

Perusahaan EPC inilah yang menjadi pemain utama di dalam proses disain sebuah Pabrik, disamping pemain penunjang lainnya, seperti vendor (penjual barang atau peralatan keperluan pembangunan Pabrik), fabricator (perusahaan pembuat peralatan equipment, pipa), dan sub-contractor lainnya.

Sesuai dengan namanya, Perusahaan EPC, maka tulang punggung dari perusahaan ini adalah tiga divisi, yaitu:

(2)

II-2 - Divisi Engineering

- Divisi Procurement - Divisi Construction

Perusahaan EPC mempunyai sifat dan kultur yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Hal ini lebih disebabkan karena jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan EPC tersebut. Perusahaan EPC mempunyai bisnis inti yaitu dalam hal membangun pabrik-pabrik yang berhubungan dengan dunia perminyakan, pertambangan, petrokimia, dan gas alam.

Proses pembanguan sebuah pabrik mulai dari tahap proposal, disain, sampai proses konstruksi dan penyerahan kepada pemilik pabrik adalah mempunyai jangka waktu tertentu.

Selama jangka waktu tertentu tersebut, misalnya, selama tiga tahun, maka perusahaan EPC tersebut akan mengalami kesibukan yang luar biasa. Kesibukan tersebut tentu saja akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak.

Tetapi, perusahaan EPC tidak bisa begitu saja merekrut orang untuk menjadi pegawainya dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini karena beban pekerjaan di EPC adalah bervariasi, dimana kesibukan di awal project belumlah begitu tinggi sehingga tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Kebutuhan baru akan meningkat dengan pesat ketika project sudah mulai memasuki tahapan detil disain. Pasa saat itulah, biasanya Perusahaan EPC akan melakukan perekrutan dalam jumlah yang cukup signifikan.

(3)

II-3 mengerjakan project lebih dari satu pada waktu yang bersamaan.

Pada saat tersebut, akan timbul permintaan yang tinggi terhadap tenaga kerja dan tentu saja dalam hal ruangan dan tempat untuk bekerja.

Sehingga akan timbul kesibukan yang luar biasa baik dari sisi perekrutan karyawan baru, penyediaan infrastruktur seperti ruangan, meja, telepon, komputer dan lain sebagainya, maupun ketika proyek sudah berjalan yang pasti saja membutuhkan penanganan dan pengaturan yang baik.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka sudah menjadi kebiasaan dalam perusahaan EPC untuk memisahkan manajemen suatu proyek dengan manajemen perusahaan secara umum, demi memudahkan dalam hal tertib administrasi perusahaan.

Dengan demikian, maka pada sebuah perusahaan EPC, dikenal ada dua struktur organisasi, yaitu sebagai berikut:

a. Kantor Pusat atau Home Office

Home Office pada prinsipnya berarti Kantor Pusat. Sebagaimana jamaknya Kantor Pusat, maka disini berkantornya para management perusahaan serta badan pendukung lainnya.

Ini adalah bentuk utama dari Perusahaan EPC. Dalam hal sifatnya, maka struktur ini adalah bersifat permanen.

Home Office terdiri dari divisi-divisi seperti disebutkan diatas. Adapun tugas utama nya adalah lebih kearah pengembangan internal perusahaan, seperti membuat dan menyiapkan rencana pengembangan personil baik berupa pemberian training didalam perusahaan maupun mengirim ke luar perusahaan.

(4)

II-4 Disamping itu, Home Office juga bertanggung jawab didalam menyiapkan dan mengembangkan standard-standard atau prosedur-prosedur teknis yang nantinya akan digunakan untuk keperluan proyek.

Pada zaman sekarang ini, dimana semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan Proyek, maka sudah ada kecenderungan untuk memaksimalkan dan pendayagunaan personil yang berada di Home Office untuk membantu beberapa project Task Force sekaligus.

Ini adalah suatu upaya yang kreatif karena mampu menekan biaya operasional, baik pada level perusahaan maupun pada level project, yang pada giliran nantinya, dari penghematan yang didapat, akan memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahterahan karyawan.

b. Kantor Proyek atau Project Office

Project Office atau dalam bahasa Indonesianya adalah Kantor Proyek, mempunyai sifat yang temporer atau sementara sesuai dengan kebutuhan sebuah proyek atau lamanya proyek tersebut berlangsung.

Project Office, atau juga dikenal dengan nama Project Task Force, mempunyai divisi-divisi yang sama dengan Home Office, tapi dengan tujuan yang berbeda.

Tujuan utama dari Project Task Force adalah bagaimana caranya agar tim yang tergabung diadalamnya mampu menyelesaikan sebuah proyek sesuai pada waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan dana yang telah dianggarkan, dengan tetap menjaga mutu dan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan code dan standard internasional yang berlaku.

(5)

II-5 menyiapkan program training bagi karyawan.

Bahkan, dalam pelaksanaanya, Project Office akan meminta kepada Home Office untuk menyiapkan dan memberikan karyawan yang diharapkan sudah mampu untuk menjalankan tugas utama dari Proejct Office tadi. Dalam hal standard dan procedure, Project Office akan menggunakan standard dan procedure yang sudah disiapkan oleh Home Office, dan kemudian melakukan perubahan seperlunya sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan dari project yang sedang dijalankan.

Dengan demikian dapat kita lihat sekarang perbedaan dalam hal fungsi dan tugas antara struktur organisasi Home Office dengan struktur organisasi Project Office.

Kalau melihat dari sisi kedudukan, maka Organisasi Home Office mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari Organisasi Project Office. Bahkan, Project Office dibentuk atas persetujuan dan keputusan Home Office, termasuk didalam memilih personal yang akan bergabung dalam satu Project Office.

2.1.1 Engineering

Dalam perusahaan EPC, divisi Engineering adalah sebuah divisi yang memegang peranan sangat penting didalam keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Divisi Engineering adalah divisi yang menghasilkan produk berupa disain dan perhitungan atau kalkulasi atas sebuah Proyek Petrokimia, LNG atau proyek lainnya, untuk kemudian dilakukan pembangunan fisiknya.

(6)

II-6 Divisi Engineering juga menghasilkan produk berupa dokumen yang berisi perintah pembelian barang-barang keperluan pembangunan Pabrik yang direncanakan atau juga disebut Material Requisition.

Barang-barang tersebut bisa berupa barang-barang material pipa dan komponennya, mesin-mesin atau machinery, pressure vessel, eletrical, instrument, steel structure dan lain sebagainya yang berhubungan dengan proses pembangunan proyek yang sedang dikerjakan dan perintah pembelian tersebut akan diberikan kepada Divisi Procurement.

Untuk Home Office, Divisi Engineering dikepalai oleh seorang Engineering Manager. Sedangkan untuk Project Office, dikepalai oleh Project Engineering Manager.

Seorang Project Engineering Manager biasanya dipilih oleh Home Office Engineering Manager, sehingga wajar saja dia mesti memberikan laporan perkembangan tugasnya kepada Home Office Engineering Manager, dan ke Project Manager.

Didalam organisasi Divisi Engineering biasanya terdiri atas beberapa Engineering grup yang juga sering disebut dengan Engineering Discipline. Sekali lagi, untuk Home Office, setiap Disiplin Engineering akan dikepalai oleh seorang Head Department. Sedangkan untuk Project Office, setiap disiplin Engineering akan dikepalai oleh seorang Lead Engineer, dengan mempunyai beberapa orang Engineer dan Designer, tergantung kepada besarnya Project yang sedang dikerjakan.

Sebagai contoh, Process Engineering akan mempunyai seorang Head Process Engineering Department untuk Home Office, dan akan

(7)

II-7 mempunyai seorang Lead Project Process Engineer, dengan dibantu oleh beberapa orang Process Engineer dan CAD Drafter, sesuai dan tergantung kepada besarnya sebuah Project.

Secara organisasi, Divisi Engineering terdari atas beberapa Disiplin Engineering, yaitu:

Process Engineering:Departemen Process Engineering dipimpin oleh seorang Head Department, untuk Home Office. Sedangkan untuk Project Office, biasanya sang Head Department akan menunjuk salah seorang Process Engineer yang sudah berpengalaman untuk menjadi Lead Process Engineer. Dibeberapa perusahaan juga disebut dengan nama Job Leader. Lead Process Engineer melaporkan hasil pekerjaanya kepada Project Engineering Manager, disamping juga secara berkala melakukan komunikasi dan diskusi dengan Head Department Process Engineering di Home Office.

Process Engineering biasanya merupakan grup yang keberadaanya lebih awal dibandingkan dengan disiplin lain.

Hal ini karena Lead Process engineer perlu mempelajari terlebih dahulu persyaratan-persyaratan dari process yang diperlukan pada Plant yang akan dikerjakan tersebut untuk kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih konkret, seperti menampilkan dalam bentuk Process Flow Diagram (PFD), Utility Flow Diagram (UFD) dan Piping and Instrumentation Diagram (P&ID), yang akan diperlukan oleh grup atau disiplin lainnya.Didalam menyiapkan PFD, UFD, dan P&ID, Process Engineer akan menggunakan data dari Client atau dari pemegang Lisensi sebuah

(8)

II-8 process dari Plant yang akan dibangun, yang biasanya didapat dan tercantum didalam dokumen project.Dokumen dalam bentuk gambar dan diagram tadi adalah bagian dari Deliverable nya Process Engineering Department.

Selain itu, Process Engineer juga akan menghasilkan dokumen yang akan banyak digunakan oleh grup lain seperti Static Equipment grup dalam bentuk data sheet, serta untuk Instrumentasi grup, juga dalam bentuk data sheet untuk barang-barang Instrument yang kritis dan penting.

Process grup juga sangat erat hubungannya dengan Piping grup, karena Process grup sangat mentukan dalam hal penentuan ukuran pipa dan memberikan saran dalam hal pemilihan material pipa.

Civil Engineering:Untuk Home Office, Departemen Civil Engineering dipimpin oleh seorang Head Department, sedangkan untuk Project Office dipimpin oleh Lead Civil Engineer.Penggabungan antara Civil dan Structural Engineering kadang dilakukan oleh beberapa perusahaan tergantung kepada kebiasaan suatu perusahaan tersebut. Namun dalam prakteknya, selalu saja seorang Lead Civil Engineer atau Job Leader akan mempunyai beberapa sub-grup, diantaranya Structural yang akan membantu pekerjaanya.

Sama halnya dengan Lead Process Egnieer, Lead Civil Engineer juga melaporkan hasil pekerjaanya kepada Project Engineering Manager, sambil tetap melakukan komunikasi dengan Head Department Civil Engineering di Home Office.

(9)

II-9 disain, gambar dan kalkulasi mulai dari pondasi bangunan Plant secara keseluruhan, baik pondasi dari Pipe Rack, pondasi equipment, dan pondasi untuk bangunan struktur lainnya, sampai ke pembangunan struktur bangunan, baik yang ada diatas tanah (aboveground) maupun di bawah tanah (underground).

Dalam menjalankan tugasnya, satu hal yang perlu dicatat dari grup Civil Engineering ini adalah bahwa mereka mempunyai ketergantungan yang sangat besar terhadap disiplin lain, utamanya dalam hal mendapatkan inputan mengenai lokasi, ukuran, bentuk dan juga serta beban yang bekerja pada lokasi tersebut.

Piping grup adalah salah satu mitra kerja utama dari Civil grup ini karena begitu banyaknya persinggungan yang akan terjadi diantara mereka dan begitu dekatnya hubungan yang akan mempengaruhi suskes tidaknya sebuah pekerjaan pembangunan plant.

Salah satu tugas penting lainnya dari Civil grup adalah menyiapkan gambar rincian termasuk perhitungan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah, paving, dan juga melakukan perencanaan sistem drainasi dari project.

Static Equipment/Rotating Machinery:Departemen Mechanical Engineering adalah departemen yang bertanggung jawab atas pemilihan, disain dan kalkulasi serta fabrikasi dari equipment seperti pompa, compressors, turbine, pressure vessel, Tank, serta semua jenis equipment yang digunakan dan diperlukan untuk project.

(10)

II-10 dipimpin oleh Head Departmen untuk Home Office, dan seorang Lead Mechanical Engineering untuk Project Office.

Dalam pelaksaan tugasnya, Lead Mechanical Engineer akan dibantu oleh beberapa tenaga specialis seperti:

Dan Specialist lainnya. Specialist Water Treatment, Specialist Boiler dan Fired Heater, Specialist Heat Transfer Equipment, Specialist Compressors Berbekal data sheet yang berisi data yang penting seperti kriteria performance untuk setiap equipment, dan selanjutnya akan dibuat spesifikasi untuk setiap equipment tersebut.

Setelah itu, mereka akan menghubungi beberapa vendor yang sudah terdaftar dalam daftar vendor yang disetujui oleh client ataupun vendor yang memang mereka sudah sering bekerja sama, untuk menentukan disain akhir sebuah equipment. Selanjutnya, Lead Mechanical Engineer, biasanya akan memilih vendor yang paling murah dan tentu saja memenuhi persyaratan spesifikasi.

Didalam melakukan tugasnya, Mechanical Engineer bekerja sama secara erat dengan grup Piping dan Structural demi tercapainya suatu solusi yang tepat dan murah bagi project.

Piping Engineering:Departemen Piping Engineering adalah departemen yang paling banyak anggotanya didalam sebuah organisasi Perusahaan EPC. Hal ini karena besar dan luasnya ruang lingkup pekerjaan atau Scope of Work dari Piping Engineering ini lah yang membuat banyaknya anggota dari Departemen ini. Untuk Home Office, Departemen Piping Engineering dipimpin oleh Head Departement, sedngkan untuk Project

(11)

II-11 Office akan ditunjuk salah seorang dari anggota Piping Engineer yang berpengalaman untuk menjadi Lead Piping Engineer.

Karena luas nya skop pekerjaan dari Piping Engineering, maka didalam pekerjaannya seorang Lead Piping Engineer akan dibantu oleh paling tidak empat orang Unit Lead Engineer atau juga Area Lead Engineer.

Keempat Unit Lead Engineer tersebut adalah:

Unit Lead Piping Material Control, Unit Lead Piping Stress Engineer dan Pipe Support, Unit Lead Piping Design Engineer, Unit Lead Piping Material Engineer.

Namun perlu dicatat bahwa pengkategorian diatas adalah pengkategorian yang umum berlaku. Namun bisa saja pengkategorian tersebut akan berbeda untuk setiap perusahaan EPC, tergantung kepada besarnya project yang sedang dilaksanakan dan juga tergantung kepada type Perusahaan EPC tersebut.

Tapi pada prinsipnya tiga unit atau area pekerjaan tersebut adalah sangat mutlak diperlukan, hanya saja apakah harus dipimpin oleh tiga orang Unit Leader atau tidak, hal itu tidak lah perlu dipermasalahkan.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing Area atau Unit Lead Engineer serta apa ruang lingkup pekerjaan Piping Engineering akan kita bahas lebih detil pada pembahasan berikutnya.

Electrical Engineering:Departemen Electrical Engineering, seperti halnya departemen lainnya, untuk Home Office akan dipimpin oleh seorang Head Departemen, sedangkan untuk Project Office akan dipimpin oleh Lead Electrical Engineer.

(12)

II-12 Tugas dan tanggung jawab seorang Lead Electrical Engineer adalah memastikan bahwa segala macam keperluan dan kebutuhan project akan tenaga listrik, lampu dan keperluan alat komunikasi dapat tersedia sesuai dengan spesifikasi project dan memenuhi code dan standard yang sudah dikenal dan diakui.

Instrumentasi/Control System Engineering

Departemen Instrumentasi atau ada juga disebut Departemen Control System Engineering dikepalai oleh Head Department,untuk Home Office. Sedangkan tim Instrumentasi di Proejct Office akan dipimpin oleh seorang Lead Instrument Engineer. Tugas utamanya adalah menyiapkan layout dari setiap Control Room yang diperlukan untuk project tersebut, lengkap dengan jenis software dan hardware yang dibutuhkan.Disamping itu Instrument grup juga menyiapkan semua in-line dan on-line Instrument seperti Pressure Gauge, Pressure Transmitter, Temperature Indicator, dan indicator local lainnya.

Departemen Pendukung:

Pada beberapa perusahaan EPC, juga terdapat Departemen Arsitektur. Tapi khusus pada project Petrokimia dan project-project lainnya, hampir bisa dikatakan peran dan ruang lingkup kerja dari Departemen Arsitektur adalah sangat kecil, kalaupun ada hanyalah untuk perencanaan gedung-gedung yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan proses pabrik atau project tersebut.

Grup lainnya yang juga cukup penting adalah Technical Document Control (TDC) grup.

(13)

II-13 Seperti yang mungkin sudah kita ketahui bersama bahwa didalam sebuah Project Pembangunan Kilang Minyak, atau Pupuk Urea, maka akan banyak sekali dibuat dan dihasilkan dokumen-dokumen seperti project spesifikasi, data sheet, gambar-gambar, baik gambar dari masing-masing departemen maupun gambar dari vendor (vendor drawings).

Semua dokumen tersebut yang harus disitribusikan internal Engineering maupun didistribusikan ke Divisi lain seperti Procurement, Construction, Quality Control, harus lah melalui sebuah grup yang disebut dengan Technical Document Control ini.

TDC ini dianggap sebagai pintu gerbang keluar masuknya dokument Engineering. TDC lah yang mengontrol pendistribusion dokument ke seluruh departemen di Engineering maupun ke Divisi lain, sekaligus juga bertanggung jawab akan penyimpanan dokumen untuk keperluan konstruksi nantinya dilapangan maupun untuk dokumentasi project dan perusahaan.

Secara organisasi Project, grup Technical Document Control ini berada dibawah pengawasan Engineering Manager.

Hal ini adalah wajar mengingat hampir seluruh dokumen yang ditangani oleh grup TDC ini adalah merupakan produk dari Divisi Engineering, disamping dokumen dari Vendor yang juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tugas dan tanggung jawab Divisi Engineering.

Dari gambaran diatas dapat dlihat secara umum nama-nama departemen yang biasa terdapat di Divisi Engineering sebuah perusahaan EPC.

(14)

II-14 didalam struktur perusahaan EPC dan ikut terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung didalam menjalankan sebuah Project.

Grup-grup ini disebut juga dengan grup non-engineering, yang dalam pembahasan kali ini hanya disebutkan secara sekilas saja, mulai dari berikut ini.

2.1.2 Procurement

Procurement ini adalah divisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal pembelian barang-barang, baik barang yang sudah didisain, dihitung dan dituliskan oleh Divisi Engineering dalam dokumen pembelian. Dalam menjalankan tugasnya, Divisi Procurement selalu berpijak kepada upaya untuk mendapatkan barang-barang yang berkualitas, harga murah dan mempunyai jangka waktu yang cukup untuk dihantarkan ke lapangan atau Site.

Divisi Procurement ini terdiri atas beberapa departemen seperti Purchasing, Expediting, Trafffic dan lainnya. Divisi ini, sesuai dengan namanya, adalah divisi yang menjadi andalan didalam menterjemahkan tarikan garis dan gambar dari sebuah disain dan kalkulasi kedalam bentuk yang nyata dari sisi fisik bangunan.

Procurement atau pengadaan didefinisikan sebagai proses dari penyelesaian desain untuk sukses penyerahan bangunan. Pengadaan digunakan dalam arti yang luas dan termasuk setiap jasa pelayanan yang berpengaruh pada mutu dan keutuhan proses utama, seperti pembaruan perangkat keras dan perangkat lunak, perawatan, kalibrasi peralatan atau dukungan tertentu lainnya. System pengadaan melibatkan dua kelompok,

(15)

II-15 yakni perusahaan yang menerapkan ISO 9000 dan pemasok/vendor. Hal ini membutuhkan hubungan kerja yang erat dan mekanisme umpan balik. Seperti telah diamati, bentuk hubungan kerja yang baru ini merupakan fenomena dari lingkungan industri yang berubah.

Pengadaan akan menyusun metode penilaian pemasok dan suatu daftar pemasok yang disetujui. Spesifikasi yang tepat, atau standar yang ada harus disusun atau diidentifikasi untuk setiap material dan unit yang dibeli. Pengadaan harus menyepakati hal ini bersama dengan teknik dan produksi. Mula-mula pemasok akan diminta membuat spesifikasi tertulis, dan memberikan bukti bahwa spesifikasi standar berlaku untuk material atau komponen, dan bahwa material atau komponen sesuai dengan standar. Pengadaan akan bekerja sama dengan tim dalam menyusun system verifikasi dan inspeksi untuk semua komponen yang masuk. Pemasok yang memenuhi semua syarat di atas akan dimasukkan dalam catatan sebagai pemasok berkualifikasi, dan menjadi pemasok regular perusahaan. Salah satu contoh jenis pengadaan :

a. Tradisional Procurement / Pengadaan Tradisional

Pengadaan tradisional adalah metode yang paling umum digunakan dan cocok untuk proyek yang kompleks dan proyek-proyek dimana fungsi sebagai tujuan utama juga waktu prediktabilitas dan kepastian biaya. Bentuk tradisional pengadaan adalah di mana desainer tidak memiliki hubungan langsung dengan konsultan dan semua komunikasi melalui kontraktor utama yang dalam banyak kasus tidak akan bertanggung jawab dalam desain (seperti pada Gambar 1.1).

(16)

II-16 Kontraktor diberi wewenang untuk menggunakan praktik terbaik yang ditentukan oleh mereka sendiri.

Para tenaga kerja pada umumnya memainkan peran aktif terhadap proses desain dan perencanaan. Dalam hal manfaat biaya, pengurangan hingga 30% dapat dicapai. Sementara pengurangan 40% dalam pengiriman, waktu bisa dicapai tetapi ada sedikit perubahan dalam kualitas produk.

Gambar 2.1 Basic Hierarchy Traditional Procurement

2.1.2.1 Sistem Pengadaan

Sistem pengadaan memerlukan :

a) Spesifikasi lengkap masing-masing material atau produk. Ini merupakan standar, atau bila tidak spesifikasi lain yang disepakati, dibuat oleh pemasok, pelanggan, atau bersama. b) Daftar pemasok berkualitas

(17)

II-17 c) Sistem verifikasi mutu barang yang disepakati termasuk

spesifikasi, metode jaminan dan tes yang menyelesaikan permasalahan.

d) System operasi dan pegendalian yang disepakati (termasuk kerumahtanggaan).

2.1.2.2 Pemasok Berkualitas

Dahulu disebut “ penilaian penjualan”, satu stimuli munculnya standar. Contoh paling dasar dari kualifikasi adalah bila pemasok mengirim produk sesuai dengan standar nasional atau internasional dan bila terdapat mekanisme validasi di tempat. Metode lain, termasuk inspeksi di lapangan dan tes oleh pelanggan, tes di area penerimaan milik pelanggan atau system ISO 9000 yang diterapkan dan disertifikasikan oleh pemasok ditambah tes apapun yang disepakati untuk mempertahankan ISO 9000.

2.1.2.3 Kesepakatan Jaminan

Hal ini tentu saja merupakan kesepakatan yang eksplisit antara berbagai pihak terlebih bila tes (kalau ada) akan dilakukan dan tingkat kesepakatan antara pelanggan dan pemasok. Standar menawarkan beberapa kemungkinan :

a) Pelanggan tergantung dari system jaminan mutu pemasok b) Setiap pengapalan datang dilengkapi dengan data tes. c) Pengetesan batch atau tes sample oleh salah satu pihak d) System formal termasuk standar ISO 9000.

(18)

II-18 Standar mengharapkan suatu system yang menangani ketidaksesuaian dan perselisihan, terutama pada jalur komunikasi antara pelanggan dan pemasok.

2.1.2.4 Sistem Verifikasi yang Disepakati

System verifikasi diserahkan kedua pihak yang terlibat karena sangat bervariasi tergantung dimana dan bagaimana tes akan dilakukan dan system apa yanga digunakan.

2.1.2.5 Sistem Operasi dan Pengenalan yang Disepakati

Bila kita amati bagaimana hal ini mempengaruhi pengaturan seperti JIT arau pengiriman untuk stock, kita menyadari bagaimana standar membawa system pengendalian yang terpisah dari masing-masing kelompok.

2.1.2 Construction

Construction atau Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

(19)

II-19 Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan konstruksi persiapan tender dan penawaran, dll.

Divisi konstruksi adalah divisi dimana ujung tombak suatu perusahaan, karena dari divisi ini dapat terlihat apakah suatu perusahaan itu berhasil membangun suatu bangunan yang sudah sesuai dengan perencanaan sebelumnya atau tidak. Biasanya perusahaan EPC membangun suatu bangunan pada lahan yang jauh dari pemukiman, dan kontraktor harus membiasakan diri dengan kondisi medan, fasilitas bongkar muat, ketersediaan tenaga kerja, cuaca lokal, hokum, peraturan, dll Jadi kontraktor dapat menilai kesulitan kontruksi yang dapat membahayakan kemajuan pekerjaan. Atas permintaan oleh kontraktor, insinyur dapat membantu kontraktor untuk memperoleh informasi tersebut. Kontraktor

(20)

II-20 bertanggung jawab untuk memperoleh semua izin yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Atas permintaan oleh kontraktor, perwakilan pemilik proyek dapat membantu kontraktor untuk mendapatkan izin tersebut

2.2 Standar mutu “PT. X”

Pekerjaan konstruksi harus dibangun sesuai dengan spesifikasi, dilengkapi dengan gambar aplikasi konstruksi oleh pemilik dan gambar konstruksi dilapangan disiapkan oleh kontraktor.

Bisnis “PT. X” adalah Mendisain (Engineering), Pembelian barang & jasa (Procurement), Membangun (Construction), atau Memelihara operasi (operation & maintenance) fasilitas minyak & gas. “PT. X” memiliki Quality manual dan prosedur-prosedur yang sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2008. “PT. X” telah mendapatkan Sertifikasi ISO 9001 sejak tahun 1997. Untuk menjalankan bisnisnya, “PT. X” dibagi dalam beberapa Bisnis Proses. Setiap bisnis proses mempunyai tugas masing-masing dengan objective masing-masing. Untuk menjalankan sistim manajemen mutunya, setiap Business Process menunjuk penanggung jawab yaitu sbb: DO (Document Owner), DPO (Deputy Process Owner), PO (Process Owner) 2.

(21)

II-21 Gambar 2.2 Bisnis Proses “PT. X”

Setiap Bisnis Proses memiliki objective masing-masing. Yang disebut dengan “Performance Objective of Business Process”. “Performance Objective of Business Process” dijadikan sebagai acuan dalam memonitor implementasi sistem manajemen mutu “PT. X” yang berdasarkan ISO 9001:2008.

(22)

II-22 Gambar 2.3 Quality Sistem Control Program

2.2.1 Performance Policy

• “PT. X” merupakan salah satu perusahaan engineering nasional yang terkemuka yang mengedepankan Kualitas.

• “PT. X” adalah organisasi yang sah, yang memberikan pelayanan pada pelanggan dengan standar kualitas yang tinggi berdasarkan kesepakatan dan bekerja keras untuk kelanjutan perkembangan kualitas.

2.2.2 Performance Objective of Policy

• Memastikan banyaknya sesi in house training minimal 85% dari yang direncanakan.

• Memastikan tiap proyek selesai tepat waktu berdasarkan persyaratan kontrak.

• Memastikan proyek yang telah diselesaikan mempunyai sertifikat penyelesaian, sebagai suatu bukti ke customer bahwa mutu project sesuai dengan persyaratan kontrak.

(23)

II-23 • Memastikan jumlah keluhan pelanggan yang diterima dan telah

ditinjau presiden direktur, tidak lebih dari 5 keluhan perbulan di tiap proyek.

2.2.3 Performance Objective Monitoring (POM)

• Performance Objective Monitoring merupakan kegiatan utuk memantau dan mengukur pencapaian objective tiap Business Process.

• Setiap Document Owner Business Process membuat laporan Performance Objective Monitoring tiap bulan.

• Hasil rangkuman objective didistribusikan ke setiap departemen. • Quality Sistem Control mengumpulkan laporan Performance

Objective Monitoring dari tiap Business Process setiap bulan, dan kemudian dibuat rangkuman objective untuk diserahkan ke Deputy Process Owner dan Process Owner.

2.3 Latar Belakang Pendirian ISO

ISO (International Organization for Standarization) merupakan badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan Intenasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar internasional, publikasi standar harmonisasi internasional dan promosi pemakaian standar internasional. ISO merupakan badan organisasi non-pemerintah yang beranggotakan 140 badan standar nasional dan didirikan di Switzerland pada tahun 1917. Awal berdirinya ISO karena adanya “technical harriers to trade” yang

(24)

II-24 disebabkan oleh ketidakseragaman standar di berbagai Negara, dan karena kalangan industri telah lama membutuhkan standar dunia untuk membantu mewujudkan perdgangan Internasional. Standar mutu ISO pertama kali diterbitkan pada tahun 1987, direvisi pada tahun 1994, dan diterbitkan kembali pada versi terbaru tahun 2000.

ISO bertujuan untuk meningkatkan standar perdagangan barang dan jasa Internasional, dan meningkatkan kerjasama di bidang intelektual, pengetahuan, teknologi dan aktivitas ekonomi serta untuk memudahkan perdagangan internasional dengan menyediakan satu kumpulan standar agar masyarakat dunia mengakui dan mematuhinya. Komisi TC 176 menyatakan misi ISO adalah “ promote the development of standardization and related activities in the world with a view to a facilitating the international exchange of good and service, and to developing cooperation in the spheres of intellectual, scientific, technological and economic activity” (ISO 2000)

2.3.1. ISO 9001:2008

ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang system manajemen mutu (Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai “ ISO 9001, QMS” adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah system manajemn mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan system manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang

(25)

II-25 semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterapkan pada Desember 2008 lalu.

ISO 9001 merupakan salah satu standar sistem mutu yang bersifat global, yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Dapat diterapkan untuk berbagai jenis industri dan organisasi. Merupakan standar untuk sistem manajemen mutu bukan untuk produk. Pertama dipublikasikan pada tahun 1987 di Jenewa Swiss dan telah mengalami Tiga kali revisi yaitu tahun 1994, 2000, dan 2008. Dimaksudkan untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) melalui pencegahan ketidaksesuaian. Menggunakan struktur yang logis dari proses-proses yang saling terkait. Pendekatan tindakan berdasarkan pada bukti-bukti dan fakta. Manfaat system manajemen mutu

 Kepuasan Pelanggan  Menduplikasi Bisnis

 Meningkatkan Keuntungan Financial  Meningkatkan Keefektivitasan  Konsistensi

Dasar dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah:

Delapan Prinsip Manajemen Mutu & Metodelogi PDCA

(26)

II-26 ISO 9001:2008 bertujuan memberikan perbaikan secara terus menerus melalui siklus PLAN-DO-CHECK-ACTION. Siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action):

Plan : Merumuskan sasaran.

Do : Mengimplementasikan proses.

Check : Memonitor dan mengukur proses-proses tersebut dan melaporkan hasilnya.

Act : Mengambil tindakan untuk secara berkesinambungan memperbaiki proses dan kinerjanya.

Siklus PDCA juga dapat diaplikasikan untuk memelihara dan memperbaiki Sistem Manajemen Mutu yang sudah ada.

(27)

II-27

2.3.2. ISO 9001: Elemen Sistem Mutu

Tabel 2.1 Elemen Sistem Mutu 1. Tanggung Jawab

• Kebijakan mutu • Organisasi

- Tanggung jawab dan wewenang - Sumber daya dan personil verifikasi - Wakil manajemen

2. Sistem Mutu

3. Pengkajian Kontrak 4. Pengendalian Desain

• Umum

• Desain dan rencana pengembangan - Penugasan kegiatan

- Hubungan organisasi dan teknis • Masukan Desain

• Keluaran Desain • Verifikasi desain • Perubahan desain

5. Pengendalian dokumen dan data 6. Pembelian

7. Pengendalian produk yang dipasok konsumen 8. Identifikasi dan ketelusuran produk

9. Pengendalian proses 10. Penilikan dan pengujian

• Penilikan & uji terima

• Penilikan & uji selama proses • Penilikan & uji akhir

• Rekaman penilikan dan uji

11. Pengendalian peralatan penilikan, pengukuran dan pengujian 12. Status penilikan dan pengujian

13. Pengendalian produk yang tidak sesuai 14. Tindakan koreksi dan pencegahan

15. Penanganan, penyimpanan, pengemasan, perawatan dan penyerahan

• Umum • Penyimpanan

• Perawatan dan penyerahan • Penanganan

• Pengemasan

16. Pengendalian Rekaman Audit Mutu 17. Audit Mutu Internal

18. Pelatihan 19. Pelayanan 20. Teknik Statistik

(28)

II-28

2.3.3. 8 Prinsip Manajemen

Sistem ISO 9001:2008 focus pada effectifitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakuakan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.

Pilar berikut yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan Prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja system agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu effektifitas continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah :

1) Costumer Focus : semua aktifitas perencanaan dan implementasi system semata-mata untuk memuaskan costumer.

2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai leader dalam mengawal implementasi System bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang synergi pada setiap elemen organisasi.

3) Keterlibatan semua orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan konsentrasi dalam implementasi sistem kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan

(29)

II-29 yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas pada fungsinya sebagai office boy.

4) Pendekatan proses : Aktifitas implementasi system selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui bsinis proses. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow proses itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan.

5) Pendekatan System ke Management : Implementasi system mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk potensi masalah.

6) Perbaikan Berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISo 9001:2008

7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya system ISO 9001:2008

(30)

II-30 8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan Pemasok : Supplier

bukanlah Pembantu, tetapi mitra usaha, partner bisnis karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.

Dengan 8 pilar ini duharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.

2.4 Teknik Metode Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial,

dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme.Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

(31)

II-31 Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.

Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi

(32)

II-32 statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.

Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories dsb.

2.4.1 Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis data pada riset kuantitatif berbeda dengan riset kualitatif. Perbedaan ini salah satunya disebabkan pada jenis datanya. Karena data riset kuantitatif berbentuk angka-angka, maka analisis datanya berupa penghitungan melalui uji statistik. Sedangkan data pada riset kualitatif tidak menggunakan uji statistik karena datanya berupa data kualitatif yaitu kata-kata atau kalimat-kalimat, gambar-gambar dan bukan angka-angka. Adapun pembahasan lebih terperinci sebagaimana tertera dibawah ini :

Jenis-jenis Analisis Data.

Pada riset kuantitatif, dikenal beberapa jenis analisis. Perbedaan ini tergantung pada banyaknya variabel yang akan dianalisa.

(33)

II-33 Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antarvariabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (takbebas). Hubungan antarvariabel ini mempunyai beberapa kemungkinan :

- Simetris

Ada hubungan tetapi sifat hubungan adalah simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi. Perubahan pada variabel satu tidak disebabkan oleh variabel lainnya. Misalnya pilihan acara televisi tidak disebabkan oleh kepemilikan pesawat televisi.

- Dua variabel mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi (timbal balik).

- Asimetris

Sebuah variabel memengaruhi hubungan variabel yang lain atau sebuah variabel berubah disebabkan variabel yang lain.

3. Analisis Multivariat

Sama dengan analisis bivariat, hanya pada analisis multivariat jumlah variabelnya lebih pokok, hanya variabel bebasnya terdiri dari sub-subvariabel.

(34)

II-34 Teknik analisis data harus dapat dipahami oleh setiap peneliti, bukan hanya penanggungjawabnya saja, tetapi juga orang-orang lain terutama yang terlibat didalam proses analisis data. Beberapa keuntungan bagi peneliti jika sudah memahami proses analisis data adalah :

1. Petugas yang terlibat analisis sudah dapat menyiapkan alat Bantu atau instrument analisis seperti : tabel, lembar pengkodean (coding sheet), kertas gambar/kalkir, kertas millimeter (untuk membuat grafik), alat-alat tulis lain yang relevan.

2. Pengumpulan data dapat membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan.

3. Di dalam perjalanan penelitian masih mungkin saja peneliti tertumbu pada sesuatu masalah yang tidak atau belum terfikirkan sebelumnya.

Jika peneliti telah menetapkan teknik menganalisis data, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Salah satu contohnya adalah pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti di terminal bus atau stasiun dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan ingin dicari jawabannya oleh peneliti antara lain :

a. Pertanyaan pertama : Apakah anak-anak kecil itu sekolah ? Untuk menjawab pertanyaan ini peneliti tidak cukup hanya bertanya kepada satu atau dua orang saja tetapi harus membuat instrument angket untuk dibagikan kepada mereka atau kedua

(35)

II-35 orang tuanya. Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui wawancara. Jika langkah ini diambil maka peneliti harus menyusun pedoman wawancara atau daftar cocok agar pengumpulan datanya terarah.

b. Pertanyaan kedua : Jika tidak sekolah apa sebabnya, dan bagaimanakah harapan tentang masa depan mereka ?

c. Pertanyaan ketiga : jika mereka ini sekolah, lalu kapankah mereka ini belajar, atau bagaimana mereka membagi waktu ?

Kedua pertanyaan ini dijawab dengan data yang harus dikumpulkan dengan angket atau wawancara. Dari angket yang terkumpul, peneliti dapat menghitung jumlah responden yang dapat terjaring kemudian jawabannya dapat diklasifikasikan, sehingga informasinya dapat terinci. Bagaimana menganalisis jawaban tinggal disesuaikan dengan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Manfaat dari informasi yang dihasilkan antara lain :

1. Untuk diberikan kepada pengurus pedesaaan sebagai bahan pembinaan terhadap penduduknya.

2. Untuk bahan pertimbangan bagi badan-badan sosial yang mempunyai program mengenai anak asuh.

3. Untuk para ahli pendidikan khususnya pengembangan kurikulum agar tertantang mencari alternative penyampaian pelajaran secara inovatif sehingga siswa-siswanya tidak perlu harus belajar dalam waktu yang terjadwal ketat, misalnya belajar menggunakan modul.

(36)

II-36 Jelaslah bahwa teknik analisis deskriptif kuantitatif merupakan teknik menganalisis data yang diperoleh melalui angket atau wawancara dari beberapa responden yang terjaring dalam suatu pengamatan kemudian dikumpulkan datanya dan diklasifikasikan.

2.5 Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap peneliatian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan jawaban semen tara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian yang menggunkan pendekatan kuantitatif. Pada penellitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan kuantitatif . Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang

(37)

II-37 dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Hipotesis yang akan diuji ini dinamakan ”hipotesis kerja”, sebagai lawannya adalah “hipotesis nol (nihil)”. Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalannya.

Berdasarkan perumusan masalah pada BAB I, yaitu :

• Seberapa besar pengaruh standar mutu ISO 9001:2008 pada setiap bagian Divisi, yaitu : Engineering, Procurement dan Construction. Hipotesis penelitian :

• Standar mutu ISO 9001 : 2008 sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan jadwal pekerjaan yang sudah ditetapkan pada setiap bagian divisi Engineering, Procurement dan Construction.

• Ada hubungan korelasi antara permintaan pelanggan, Tanggung Jawab Manajemen, Manajemen Sumber Daya, Realisasi Produk, Pengukuran Analisi dan Perbaikan terhadap kepuasan pelanggan dan jadwal pekerjaan.

Gambar

Gambar 2.1 Basic Hierarchy Traditional Procurement  2.1.2.1   Sistem Pengadaan
Gambar 2.5 Kerangka Kerja Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan Proses
Tabel 2.1 Elemen Sistem Mutu 1.  Tanggung Jawab

Referensi

Dokumen terkait

(2) Informasi melewati berlapis-lapis hierarkis birokrasi yang mempunyai strutur ketat. Persepsi yang selektif dan ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui

Halaman pada ribbon ini berisi tombol-tombol untuk mengatur tampilan kertas dari naskah yang sedang dikerjakan, seperti mengatur Margins (batas awal dan batas akhir

1) Pekerjaan itu sendiri. Aspek ini mengacu bagaimana sebuah pekerjaan memiliki daya tarik untuk dikerjakan dan diselesaikan. Pekerjaan tersebut juga bisa dijadikan sebagai

Implementasi yang sempurna menurut adanya persyaratan bahwa hanya terdapat Badan pelaksana tunggal untuk keberhasilan misi yang diembannya, tidak perlu tergantung

Pada sistem sawah irigasi jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, untuk itu diperlukan sistem pengaturan yang baik agar kebutuhan

Dalam perhitungan harga satuan dasar alat ada beberapa hal yang perlu dipenuhi, adapun spesifikasi yang diperlukan adalah daya motor, umur ekonomis, kapasitas kerja alat,

Alkaloida sejati adalah racun, mempunyai aktivitas fisiologis yang luas, hampir semuanya bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklis dan

Metode hidrotermal dianggap paling baik digunakan untuk pembentukan komposit karena dapat dikerjakan pada suhu dan tekanan yang rendah serta dengan bantuan pelarut sebagai