HUBUNGAN PERAN SUAMI TERHADAP PROSES KELANCARAN PERSALINAN NORMAL PADA IBU PRIMIPARA DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PIDIE JAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes U`Budiyah Banda Aceh
Oleh :
THAIBATUN NISA NIM: 10010157
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U`BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
ABSTRAK
HUBUNGAN PERAN SUAMI TERHADAP PROSES KELANCARAN PERSALINAN NORMAL PADA IBU PRIMIPARA DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PIDIE JAYA
Thaibatunnisa
1, Mahdinur
2xi+VI+45 Halaman : 6 Tabel, 2 Gambar, 11 Lampiran
Latar belakang masalah : peran suami saat istri melahirkan adalah suami harus dapat memberikan semangat dan energi yang positif. Dampingi istri saat menuju ruang persalinan dan selalu berikan kata-kata yang memotivasi, atau bila perlujangan pernah sungkan untuk mengatakan kata-kata lembut supaya ibu semangat, dan data yang yang telah peneliti lakukan tercatatt pada Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya didapatkan bahwa jumlah persalinan normal pada bulan Juni 2013 mencapai 42 persalinan dan tidak ada angka kematian ibu (0 orang), angka kematian bayi (0 orang) Tujuan Penelitian: Untuk Mengetahui hubungan antara peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD pidie jaya tahun 2013
Metode Penelitian : penelitian telah dilakukan di di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, pada tanggal 21 Agustus s/d 25 Agustus 2013. penelitian ini bersifat
analitik menggunakan cross sectional dengan populasi kurang 100 orang, sampel
yang di teliti sebanyak 66 orang. Pengolahan data dengan cara Editing, Coding,
Transfering, Tabulating.
Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa Ada hubungan dukungan fisik dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya tahun 2013 dengan P-Value=0,009, dan Ada hubungan dukungan psikis dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya tahun 2013 dengan P-Value=0,014
Kesimpulan : dari hasil 66 responden terdapat ada hubungan dukungan fisik dengan proses persalinan ibu primipara dengan P-value 0,009, dan ada hubungan dukungan psikis dengan proses persalinan ibu primipara dengan P-value 0.014 Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuannya tentang dukungan fisik dan maupun dukungan psikis supaya ibu di saat proses persalinan dan melahirkan supaya dapat mempermudah, dengan memberikan dukungan dan memberikan dengan kata-kata pujian supaya ibu lebih nyaman disaat proses persalinan.
Kata kunci : Peran Suami, Kelancaran, Proses Persalinan Normal. Sumber 9 buku (2008-2012) dan 7 internet (2008-2011)
1
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Hubungan Peran Suami Terhadap Proses Kelancaran Persalinan Normal Pada Ibu Primipara Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan STIKes U`Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M. Kes selaku ketua STIKes U`Budiyah Banda Aceh.
3. Nuzulul Rahmi, S.ST selaku Ketua Prodi Diploma III kebidanan STIKes U`budiyah Banda Aceh.
4. Bapak H. Muslem, S. Sos selaku Ketua Pengelola Kampus STIKes U`budiyah Sigli.
5. Kepada Bapak Mahdinur, SKM. MPH selaku pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran terhadap kesempurnaan isi KTI peneliti ini. 6. Seluruh staf Pengajar Akademi Kebidanan STIKes U`budiyah Banda Aceh yang
mendidik dan mengajari peneliti menjadi orang yang berguna bagi Agama dan Bangsa.
7. Ayahanda dan Ibunda serta seluruh keluarga tersayang yang telah banyak menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya dengan lapang dada dan tangan terbuka peneliti menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun sehingga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Amien Ya Rabbal `Alamin
Sigli, Agustus 2013 Peneliti
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, September 2013 Pembimbing
(MAHDINUR, SKM. MPH)
MENGETAHUI
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, September 2013
Tanda Tangan
PEMBIMBING : MAHDINUR, SKM. MPH (____________________)
PENGUJI I : ARIFUL ADLI, SKM. M.Kes (____________________)
PENGUJI II : CUT EFRIANA, SST (____________________)
MENYETUJUI
KETUA STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
(MARNIATI, M.Kes)
MENGETAHUI
KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada tujuan jaminan persalinan, ini meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayananpersalinan (Kompasiana, 2011).
Persalinan merupakan saat menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga, persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, karena itu harus dipastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan kasih saying selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu yang dimaksud berupa dukungan emosi dari suami dan anggota keluarga lainnya untuk berada di samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasikan langkah-langkah yang mungkin untuk kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara untuk menemaninya (Depkes RI, 2002).
Beberapa wujud nyata peran suami saat istri melahirkan adalah suami harus dapat memberikan semangat dan energi yang positif. Dampingi istri saat
menuju ruang persalinan dan selalu berikan kata-kata yang memotivasi, atau bila perlujangan pernah sungkan untuk mengatakan kata-kata lembut dan kata-kata penyemangat yang bisa kita katakana untuk membantu persalinannya. Alangkah lebih baik lagi jika seorang suami mampu ikut terlibat langsung dan menyaksikan proses persalinan meski pada kenyataannya banyak suami yang tidak sanggup secara langsung menyaksikan proses persalinan istrinya, padahal jika bisa dilakukan akan sangat memberikan kekuatan tersendiri kepada sang istri dan istripun akan merasa dihargai oleh suami (Proberita, 2012).
Pendamping, terutama orang terdekat ibu selama proses persalinan ternyata dapat membuat menjadi lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik. Namun saat ini partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak suami belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan, terdapat sekitar 68% persalinan di Indonesia tidak didampingi suami selama proses persalinan (Darsana, 2009).
Pemerintah Indonesia mengkampanyekan program “suami siaga” pada tahun 1999-2000 dalam rangka meningkatkan peran suami dalam program Making Pregnancy Safe. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterlibatan dan partisipasi suami terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayibarulahir (Depkes RI, 2001). Hasil evaluasi program ini menunjukkan bahwa kampanye suami siaga memberikan dampak perilaku yang kuat pada laki-laki dimana terjadi peningkatan jumlah suami yang menemani istri saat pemeriksaan kehamilan dan saat persalinan (Ali, 2010). Pendampingan suami selama proses
persalinan normal adalah suatu bentuk pemberian dukungan selama proses persalinan untuk mengurangi perasaan negatif yang timbul pada istri, memperkuat fisik istri dan memperlancar proses persalinan. Tindakan suami sebagai pendamping selama proses persalinanya itu memberi motivasi dan mengatasi masalah fisik istri. Perasaan positif dan negative muncul dalam diri suamiselamamendampingiistribersalin (Ardiana, 2010).
Dukungan dari suami saat persalinan sangat berharga. Ibu bersalin menginginkan suaminya memberikan tindakan suportif dan memberikan lebih banyak rasa sejahtera dibandingkan petugas professional. Dalam penelitian Cohen (1991) menyatakan bahwa suami ibu bersalin membantu ibu saat terjadi kontraksi, melatih bernafas, memberikan pengaruh terhadap ketenangan, menurunkan kesepian dan memberikan teknik distraksi yang bermanfaat. Suami juga membantu mengkomunikasikan keinginan pada profesi pelayanan kesehatan (Ali, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartika (2011), yang berjudul Peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan tahun 2011 terhadap 56 orang yang dijadikan sampel,didapatkan hasil bahwa dari hasil analisis data secara univariat, diperoleh peran dukungan fisik suami yang berperan baik sebanyak 47 orang (83,9%) dan peran dukungan moril suami yaitu berperan baik sebanyak 45 orang (80,4%). Maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran dan peran serta suami selama proses persalinan istrinya sangatlah penting karena berpengaruh terhadap semangat yang dibutuhkan ibu dalam menjalani persalinan dan kelahiran bayinya dukungan fisik dan dukungan moril
terutama dari suami berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Aceh yang penulis peroleh tentang AKB di Provinsi Aceh hingga saat ini masih tinggi yakni mencapai 30/1.000 kelahiran hidup (KH). Untuk itu upaya pengurangan terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indicator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan. Angka ini sebenarnya jauh menurun dibandingan AKI, di mana berdasarkan data terakhir tahun 2011, jumlah AKI di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup, dan jumlah ibu nifas sebanyak 100.486 jiwa (Dinkes Aceh, 2012).
Berdasarkan data awal yang penulis himpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya (2013) didapatkan data bahwa pada tahun 2012, AKI sebanyak AKB sebanyak ,ibu bersalin/ nifas sebanyak orang, dan ibu hamil sebanyak orang.
Berdasarkan data terakhir yang tercatat pada Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya didapatkan bahwa jumlah persalinan normal pada bulan Juni 2013 mencapai 42 persalinan dan tidak ada angka kematian ibu (0 orang), angka kematian bayi (0 orang) (RSUD Pidie Jaya, 2013).
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan Peran Suami terhadap Proses
Kelancaran Persalinan Normal Pada Ibu Primipara di RSUD Pidie Jaya Tahun 2013”.
B. RumusanMasalah
Melihat dari latar belakang dan dari data di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Apakah ada hubungan antara peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya Tahun 2013?”
C. TujuanPenelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD pidie jaya tahun 2013
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan dukungan fisik dengan proses kelancaran persalinan normal.
b. Untuk mengetahui hubungan dukungan psikis dengan proses kelancaran persalinan normal.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bacaan di perpustakaan dan dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian yang lebih lanjut tentang peran suami dalam kelancaran proses persalinan.
2. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut di bidang maternitas khususnya yang berhubungan dengan proses persalinan.
3. Bagi suami
Dapat menjadi masukan tersendiri bagi suami untuk dapat mendampingi istri dalam proses persalinan, karena jika didampingi oleh suami akan berbeda persalinan yang dirasakan oleh istri.
4. Bagi bidan
Sebagai bahan masukan bagi bidan khususnya di RSUD Pidie Jaya tentang bagaimana hubungan persalinan yang didampingi suami terhadap kelancaran proses persalinan normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Pada setiap persalinan, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu jalan lahir (tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu), janin, dan kekuatan ibu. Kelainan pada satu atau beberapa faktor di atas dapat menyebabkan distosia (Mansjoer, 2001).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengna jalan lain (Mochtar, 2001).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Suparyanto, 2011).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 – 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Sumarah, 2009).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lahir lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2001).
2. Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui secara benar, yang ada hanyalah teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan oleh faktor-faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Mochtar, 2001).
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his (Sumarah, 2009).
Berikut ini merupakan teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan, yaitu (Sumarah, 2009):
1. Teori kerenggangan
Otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplsenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda seringkali terjadi kontraksi setelah kerenggangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2. Teori penurunan progesterone
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbungan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami peyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah terjadinya tingkat penurunan progesterone tertentu.
3. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan di mulai.
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. 5. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi keterlambatan pesalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
6. Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh hippokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang makan hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
7. Faktor lain
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
Bagaimana terjadinya persalinan masih tetap belum dapat dipastikan, besar kemungkinan semua faktor bekerja bersama-sama, sehingga pemicu persalinan menjadi multifactor. Selanjutnya dengan memecahkan ketuban yang bertujuan untuk mengurangi keregangan otot rahim, sehingga kontraksi segera dapat dimulai, kerenggangan yang melampaui batas melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu diperkecil, agar his dapat dimulai. Induksi persalinan secara hormonal/ kimiawi, dengan penyuntikan oksitosin dimana sebaiknya secara drip (melalui infuse intravena), pemakaian prostaglandin. Induksi persalinan secara mekanik, misalnya dengan memasukkan beberapa gagang laminaria stiff dalam kanalis servikalis untuk merangsang pleksus frankenhauser. Persalinan dengan tindakan operasi, dengan tindakan bedah seksio sesarea (Sumarah, 2009).
3. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan, beberapa minggu sebelum wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut (Mochtar, 2001):
a. Lightening atau setting atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah di uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody-show)
4. Proses Kelancaran Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam. Muchtar)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastra Winata)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan persentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono,2002).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono,2002)
Berdasarkan definisi diatas jenis-jenis persalinan ada 4 yaitu :
1. Persalinan Spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan nafas
2. Persalinan Buatan adalah pada umumnya persalinan terjadi bila dibantu dengan tenaga dari luar, missal ekstraksi dengan focepsi atau dilakukan operasi SC / SECIO CAESAR
3. Persalinan anjuran adalah pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup umur untuk hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan.
4. Persalinan normal adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung selama 24 jam tanpa ada luka dan robekan
Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1. Teori penurunan Hormon yaitu 1-2 minggu sebelum partus terjadi, penurunan hormon maka akan terjadi his
2. Teori placenta tua akan menyebabkan penurunan hormon yang menyebabkan pembuluh darah kejang, maka akan timbul kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim yaitu rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan hiskemik otot-otot rahim sehingga menggangu sirkulasi uteroplacenter.
4. Teori iritasi mekanik yaitu dibelakang serviks ganglion servikule (toleksus Frankenhouser). Bila ganglion ini digeser atau ditekan misalnya oleh janin maka akan terjadi kontraksi uterus
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan 1. Keadaan fisik umum dan emosi pasien
2. Besarnya janin 3. persentasi janin
4. Kualitas dan kontraksi uterus 5. Keadaan seviks
6. Anatomi dan volume uterus 7. Arsitektur tulang panggul
Selain itu ada faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan : 1. Power (tenaga)
Power utama dalam persalinan adalah tenaga / kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi, retraksi dan tenaga sekunder yaitu mengedan. 2. Passage way
Janin harus berjalan lewat rongga panggul, seviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan harus mengatasi tekanan atau retensi yang ditimbulkan oleh stuktur dasar panggul dan sekitarnya.
3. Passanger
Passenger utama jalan lahir adalah janin yang paling penting (karena ukurannya yang paling besar) adalah kepala janin dimana ukuran kepala lebih besar / lebar dari bahu dan kurang lebih seperempat panjang bayi, 96 % bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama
Tanda-tanda mulanya persalinan
1. Lightening / settin / dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida, pada multi tidak begitu ketara
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun
3. Perasaan sering-sering atau susah (polakisuria) karena kadang kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang disebut “False Labor Paias”
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar sekresinya bertambahnya biasanya bercampur darah (blood show)
Tanda-tanda Inpartus
1. Rasa sakit oleh adanya his, yang datang lebih kuat, sering dan teratur 2. Keluar lendir bercampur darah / blood show yang lebih kuat dan banyak
karena robekan kecil pada serviks
3. kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada Gerakan Pengeluaran Janin
1. Kepala masuk PAP sumbu kepala Janin dapat tegak lurus dengan PAP sinkutimus atau miring / membentuk sudut dengan PAP.
2. Kepala turun kedalam rongga panggul akibat :
a. tekanan langsung dari his dari daerah fundus kedaerah bokong b. tekanan dari cairan amnion
c. kontraksi dari cairan amnion
d. kontraksi otot dinding perut diafragma e. badan jani terjadi ekstensi dengan menegang
f. fleksi, kepala janin fleksi dengan menempel posisi kepala berubah diameter oksifrontalis menjadi diameter suboksipitabragmatikus
g. rotasi eksterna, kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk PAP dengan posisi anterior/superior sampai dibawah simpisis kemudian dilahirkan.
5. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan meliputi (Suparyanto, 2011):
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
1) His (kontraksi uterus): Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.
2) Kontraksi otot-otot dinding perut. 3) Kontraksi diafragma.
4) Ligamentous action terutama ligamentum rotundum. b. Faktor janin (passager)
1) Sikap janin (habitus). 2) Letak janin (situs). 3) Presentasi.
4) Bagian terbawah janin. 5) Posisi janin.
c. Faktor jalan lahir (passage)
1) Bagian keras: Tulang-tulang panggul (rangka panggul).
2) Bagian lunak: Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligamen. d. Faktor psikologi ibu
Ibu bersalin yang didampingi suami dan orang-orang yang dicintainya yang cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya.
e. Faktor penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal.
6. Tahapan Persalinan
Tahapan dalam persalinan (partus) dibagi menjadi 4 kala. pada Kala I yang dinamakan kala pembukaan, serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, kala II disebut pula kala pengeluaran, oleh karena itu berkat his dan kekuatan ibu mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Di
dalam kala III atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu diamat-amati apakah tidak terjadi perdarahan postpartum (Wiknjosastro, 2007).
a. Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat, sehingga ibu/ wanita masih dapat berjalan-jalan. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bercampur darah (bloody show). Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar,sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena pergesera ketika serviks membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih 18 – 24 jam, yang terbagi menjadi fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm (Sumarah, 2009).
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka (Winkjosastro, 2007).
Pada multigravida ostium uteri internum sudah membuka sedikit, sehingga ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan (Sumarah, 2009). b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang lebih 2 – 3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat ini his dirasakan tekaan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan (Sumarah, 2009).
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2 – 3 menit, lamanya 60 – 90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai amplitude 40 – 60 mmHg, berlangsung 60 – 90 detik dengan jangka waktu 2 – 4 menit, dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung, kira-kira satu setengah jam dan pada multigravida setengah jam (Mochtar, 2001).
Wanita merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum kembali menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum (Winkjosastro, 2007).
c. Kala III (Pelepasan uri)
Kala III berlangsung 6 sampai 15 menit setelah janin di keluarkan (Mochtar, 2001).
Pelepasan uri dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa meit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya (Sumarah, 2009).
d. Kala IV (Observasi)
Kala IV dimulai pada saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Sumarah, 2009).
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah (Sumarah, 2009):
1) Tingkat kesadaran penderita
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital; tekanan darah, nadi dan pernapasan. 3) Kontraksi uterus
4) Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dianggap paling normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
B. Persalinan Normal
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Maulina, 2012).
Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki (Maulina, 2011).
1. Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat melewati jalan lahir (Rahman, 2012).
Pada primigavida masuknya kepala janin dimulai pada akhir kehamilan. Masuk periode inpartu dalam keadaan kepala engaged.(BDP). Pada nulipara, masuknya kepala janin pada pintu atas panggul terjadi pada awal persalinan. masuk periode inpartu dalam keadaan floating (melayang di atas PAP) (Rahman, 2012).
Engagement atau kepala sudah cakap apabila diameter terbesar bagian terendah janin telah melewati PAP.. Engagement kepala janin bergantian pada situasi,(Rahman, 2012).:
a) Sinklitismus jika sutura sagitalis sejajar diameter transversal PAP,
berada tepat antara simfisis pubis dan promontorium, tulang ubun-ubun depan dan belakang sama rendah.
b) Asinklitismus jika sutura sagitalis dalam keadaan kebelakang
mendekati promontorium dan ke depan mendekati simfisis pubis. Terdapat 2 macam posisi asinklitismus.yaitu Asinklitismus Anterior (sutura sagitalis mendekati promontorium dan tulang ubun-ubun/parietal depan lebih rendah dari tulang ubun-ubun belakang) dan asinklitismus Posterior (Sutura sagitalis mendekati simfisis pubis, tulang ubun-ubun/parietal belakang lebih rendah lebih rendah dari tulang ubun-ubun depan.
b. Turunnya kepala janin ke dasar panggul
Pada primipara, masuknya kepala janin ke dalam PAP terjadi sebelum persalinan, sedangkan turunnya kepala terjadi setelah itu, biasanya pada
awal kala II. Pada nulipara, masuk dan turunnya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan
c. Fleksi
Dengan turunnya kepala, fleksi kepala bertambah sehingga posisi ubun-ubun kecil (UUK) lebih rendah daripada ubun-ubun-ubun-ubun besar (UUB) sehingga diameter fronto oksipital (12 cm) sebagai ukuran terpanjang terbentang antara fronto diameter anteroposterior dan diameter sub oksipitobregmatika (9,5cm) yang lebih kecil yang akan melewati jalan lahir.
d. Putaran Paksi Dalam
Pemutaran bagian terendah janin ke depan (simfisis pubis) atau ke belakang (sakrum). Putaran paksi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir.
e. Ekstensi / Defleksi kepala janin
Terjadi agar kepala dapat melewati PBP, sumbu jalan lahir arah anteroposterior
f. Putaran paksi luar atau Restitusi
Setelah kepala lahir seluruhnya, kepala kembali memutat ke arah punggung untuk menghilangkan torsi pada leher karena putaran paksi dalam tadi.putaran ini disebut putaran restitusi kemudian putaran dilanjutkan hingga kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak (di sisi kiri)
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang kemudian bahu depan menyusul seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
C. Peran Suami terhadap Kelancaran Proses Persalinan
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya (Novi, 2012).
Dukungan dan bantuan diperlukan bagi ibu bersalin sejak kala I. Kemampuan mentolerir stress persalinan tergantung pada persepsi individu terhadap peristiwa persalinan yang dihadapi. Kontak personal dan sentuhan merupakan satu cara penyediaan dukungan selama persalinan. Sikap tersebut memiliki keuntungan: 1) Ibu merasa aman dan mampu mengontrol dirinya, 2) ibu yang diberikan sentuhan mengalami kehangatan dan persahabatan selama persalinan lebih dapat menangani bayinya, perlu disadari bahwa tidak semua orang peduli dengan kontak fisik selama persalinan (Humanitas, 2009).
Suami yang diharapkan perlu mendampingi selama persalinan. Penelitian tentang efek dukungan selama persalinan menyimpulkan bahwa asuhan bermakna memodifikasi faktor-faktor yang memperbesar depresi post partum, menekankan nilai pemberian perhatian terhadap lingkungan yang manusiawi pada tempat
bersalin. Mereka menyatakan bahwa ketika persalinan, ibu secara unik menjadi sensitive terhadap faktor-faktor persalinan (Humanitas, 2009).
Keadaan ibu selama persalinan sangat dipengaruhi oleh pemberi dukungan yang mendampingi. Dukungan akan memberikan rasa aman, nyaman dan merasa dihargai. Perhatian terhadap aspek fisik (sentuhan yang memberikan rasa aman dan nyaman misalnya dengan menekan daerah sacrum), aspek psikis (mengurangi kecemasan), aspek sosial (melibatkan keluarga atau suami) dan aspek spiritual (bimbingan doa dan zikir) (Humanitas, 2009).
Sebagai seorang suami yang pastinya juga merasakan apa yang dirasakan oleh istri yang hendak melahirkan. Perasaan gelisah dan bahagia bercampur menjadi satu. Tidak hanya dalam proses persalinan, dalam proses kehamilan pun seorang suami memiliki peranan penting terhadap perkembangan janinnya, terutama faktor psikologis tumbuh kembang anak selama masa kehamilan. Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat juga menyebutkan sebagai seorang suami wajib menjaga semua perlakuan, harus membuat isteri bahagia dan bahkan m emberikan apa saja yang ia inginkan. Dalam kasus ini dianggap positif dalam memberikan support psikologi sang istri, maka semua tahap-tahap dari proses persalinan sehingga persalinan dapat dilalui dengan baik dan lancar. Suamipun tentunya dapat mengetahui perkembangan bayi serta keadaan emosi sang istri (Pirawa, 2012).
Saat ketegangan dalam proses persalinan itu sedang terjadi, maka disitulah peran suami saat istri melahirkan menjadi sangat diperlukan. Suami dapat juga melakukan gerakan-gerakan kecil yang berarti, seperti mengusap kening istri,
mulai merasakan kontraksi yang kuat. Intinya adalah suami harus melakukan apapun agar mental dan fisik istri yang akan melahirkan menjadi lebih siap dan berani (Pirawa, 2012).
Jika peran suami saat istri melahirkan maupun saat istri sedang hamil dapat berjalan baik, diharapkan semua dapat berjalan lancar tanpa ada halangan apapun, sehingga terciptalah sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia (Pirawa, 2012).
D. Dukungan yang Dapat Diberikan Selama Persalinan 1. Dukungan fisik
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat meninggkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Dukungan dapat diberikan oleh suami (Maulina, 2011).
2. Dukungan Psikis
Secara psikologis, istri membutuhkan dampingan suami selama proses persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang paling berat bagi ibu, dimana ibu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami dapat menjalani proses persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman. Perhatian yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenang oleh ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan
dapat menjadi modal lancarnya persalinan serta membuat ibu menjadi merasaaman dan tidak takut menghadapi persalinan (Darsana, 2009).
Dukungan terus menerus dari seorang pendamping persalina kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, membesarkan hati ibu dan meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan tindakan medis. Dukungan suami dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan suammi dapat berupa dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi, penilaian dan finansia. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman serta memberi penguatan pada saat proses persalinan berlangsung hasilnya akan mengurangi durasi kelahiran (Darsana, 2009).
Selama persalinan terutama bagi ibu yang melahirkan sendiri tanpa pendamping, ibu cenderung merasa takut dan cemas. Ibu bersalin yang didampingi selama persalinan memberikan banyak keuntungan, antara lain menurunkan sectio caesarea (50%), waktu persalinan lebih pendek (25%), menurunkan epidural (60%), menurunkan penggunaan oksitosin (40%), menurunkan pemberian analgesik (30%) dan menurunkan kelahiran dengan forcep (40%). Dilaporkan juga bahwa dengan kehadiran suami selama proses persalinan secara bermakna lama persalinan menjadi lebih pendek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kehadiran suami atau anggota keluarga
lain yang mendampingi ibu saat bersalin banyak memberikan dampak positif bagi ibu khususnya dalam mengurangi kecemasan dan ibu akan menjadi lebih nyaman sehingga mendukung kelancaran proses persalinan. Ketenangan yang seharusnya didapatkan ibu selama persalinan tidak tercapai,semua ini dapat diatasi dengan menanamkan kepercayaan pada diri ibu dan kepada petugas kesehatan baik baik dokter maupun bidan agar memberi perawatan selama kehamilan dan memberi perhatian kepada ibu dengan penuh kesabaran (Mochtar, 2011).
E. Kerangka Teoritis
Menurut Humanitas (2009), keadaan ibu selama proses persalinan turut dipengaruhi oleh pemberi dukungan yang mendampinginya yang meliputi 4 aspek utama. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka teoritis penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.0 Kerangka Konsep
Proses kelancaran Persalinan Normal Dukungan Fisik Dukungan Psikis Dukungan Sosial Budaya Dukungan Spiritual
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Mengaku pada teori humanitas (2009) dimana persalinan turut dipengaruhi oleh 4 aspek dukungan, yaitu: fisik, aspek psikis, aspek sosial dan aspek spiritual. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka konsep penelitian ini tentang hubungan peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di Rumah Sakit Pidie Jaya tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Variabel independent Variabel Dependent
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Dukungan Fisik
Dukungan Psikis
Proses Kelancaran Persalinan Normal
B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Dependent 1 Proses kelancaran persalinan normal.
Segala sesuatu yang menyebabkan ibu tidak mengalami kendala/ permasalahan selama berlangsungnya persalinan normal.
Wawancara, dengan kriteria hasil:
- Lancar apabila persalinan kurang dari 18 jam, dan atau tidak mengalami kendala yang berarti. - Tidak lancar, apabila
persalinan lebih dari 18 jam dan atau menemui beberapa kendala yang lebih
dominan melibatkan penolong persalinan. Kuesioner - Lancar - Tidak lancar Nominal Variabel Independent 1 Peran suami (Dukungan fisik) Kepedulian dan tanggung jawab suami dalam bentuk tindakan selama proses persalinan istrinya.
Wawancara
Dengan kriteria hasil: - Baik : apabila mendapat
skor, 76% - 100% (benar menjawab 15 – 20 pertanyaan).
- Cukup: apabila mendapat skor 56% - 75% (benar menjawab 11 – 15 pertanyaan)
- Kurang: apabila mendapat skor < 55% (benar menjawab < 10 soal). Kuesioner - Baik - Cukup - Kurang Ordinal 2 Peran suami (Dukungan psikis) Dukungan emosional yang diberikan suami selama proses persalinan istrinya (motivasi/semangat)
Wawancara
Dengan kriteria hasil: - Baik : apabila mendapat
skor, 76% - 100% (benar menjawab 15 – 20 pertanyaan).
- Cukup: apabila mendapat skor 56% - 75% (benar menjawab 11 – 15 pertanyaan)
- Kurang: apabila mendapat skor < 55% (benar menjawab < 10 soal). Kuesioner - Baik - Cukup - Kurang Ordinal
C. Hipotesa Penelitian
1. Ada hubungan dukungan fisik terhadap proses kelancaran persalinan normal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
2. Ada hubungan dukungan psikis terhadap proses kelancaran persalinan normal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan
crossectional, yaitu untuk melihat hubungan peran suami terhadap proses
kelancaran persalinan normal pada ibu primigravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang istrinya sudah melahirkan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya. Untuk menentukan populasi yang tidak diketahui dalam penelitian ini menggunakan teori Lameshow et al, 1990, dalam Notoadmodjo 2010 adalah sebagai berikut :
n =²∝/ .
²
Keterangan :
n = Besar Sampel
²∝/ = Nilai Z pada Derajat kemaknaan (biasanya 95%=1,96)
= Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak
diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50). Proporsi prevalensi 83% (0,83).
² = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang di inginkan : 1% (0,01). Maka : n =,² . , (,) ,² =65,30 Dibulatkan 66 2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Maka jumlah sampel yang diambil adalah 66 responden.
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, karena jumlah sampel yang kurang dari 100 orang
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada Bulan Agustus 2013.
D. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer
Data primer yaitu data hasil penelitian yang langsung diperoleh di lapangan melalui wawancara dengan responden yang berisi pertanyaan
untuk mengetahui hubungan peran suami terhadap proses kelancaran persalinan normal di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari Dinkes Pidie, Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, dan sumber lain.
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisikan 29 pertanyaan, yang terdiri dari 4 pertanyaan tentang data umum responden, 1 pertanyaan tentang kelancaran persalinan, 10 tentang peran suami (dukungan fisik), 10 pertanyaan tentang peran suami (dukungan psikis).
F. Pengolahan Data
Pengolahan data yang telah didapatkan akan di olah dengan tahap-tahap berikut (Notoatmodjo, 2010) :
1. Editing
Yaitu hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu di edit terlebih dahulu.
2. Coding
Yaitu instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual, lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.
3.
4.
G. Analisa Data
bivariat, yaitu sebagai berikut: a. Analisa univariat
pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi presentasi dari setap variabel (Notoatmodjo, 2005).
sebagai berikut (Budiarto, 2002).
Keterangan: P = persentase f = frekuensi
N = Jumlah seluruh observasi
Data entry
Yaitu mengisi kolom-kolom lembar kode atau kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
Tabulasi
Yaitu membuat tabel-tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
Analisa Data
Analisa data dilakukan secara bertahap dari analisa data univaria bivariat, yaitu sebagai berikut:
Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi presentasi dari setap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Kemudian ditentukan presentasi (P) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Budiarto, 2002).
Keterangan: P = persentase f = frekuensi
N = Jumlah seluruh observasi
kolom lembar kode atau kode sesuai dengan jawaban
tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
isa data dilakukan secara bertahap dari analisa data univaria
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi presentasi dari setap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Kemudian ditentukan presentasi (P) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Budiarto, 2002).
kolom lembar kode atau kode sesuai dengan jawaban
tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
isa data dilakukan secara bertahap dari analisa data univariat dan
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
b. Analisa bivariat
Untuk mengetahui hubungan variabel independent dengan variabel dependent maka dapat digunakan statistic sederhana yaitu chi-square (x2) dengan bantuan komputerisasi berdasarkan uji stastistic :
- Hipotesa dapat diterima bila nilai P value < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
- Hipotesa ditolak bila nilai P value ≥ 0,05, artinya Ho diterima dan Ha ditolak.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya merupakan satu-satunya Rumah Sakit Umum yang ada di kabupaten Pidie Jaya yang berada di Jln. Banda Aceh-Medan Km. 158 Meureudu, yang terletak di atas Tanah seluas 32.000 M2, dengan luas Bangunan 3.495 M2. Gedung RSUD Pidie Jaya sudah didirikan sebelum dilakukan pemekaran Kabupaten Pidie Jaya, dan diresmikan operasionalnya pada tanggal 10 september 2007. Pelayanan Rumah Sakit ini Type C.
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya menyediakan 7 (tujuh) unit pelayanan meliputi UGD, Klinik Umum, Klinik Spesialis, Administrasi, Radiologi, Laboratorium, Rekam Medik, Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap. Kapasitas tempat tidur yang tersedia 45 tempat tidur, dalam satu kamar ditempati oleh 2 pasien.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil Penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya pada tangga 21 Agustus sampai 25 Agustus 2013, dengan jumlah responden sebanyak 66 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan dukungan fisik dan dukungan psikis terhadap persalinan normal pada ibu primipara, sebelum wawancara,
peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, maka dapat diperoleh sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Proses Kelancaran Persalinan Normal Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Proses Kelancaran Persalinan Normal Pada Ibu Primipara di RSUD Pidie Jaya
Tahun 2013 No Proses Kelancaran
Persalinan Normal Frekuensi %
1 Lancar 44 66,7
2 Tidak lancar 22 33.3
Total 66 100
Sumber : Data Primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan dari 66 responden dengan proses kelancaran persalinan normal yang mayoritas lancar sebanyak 44 responden (66,7%), dan proses persalinan normal yang tidak lancar sebanyak 22 responden (33,3%)
b. Dukungan Fisik
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Proses Kelancaran Persalinan Normal Tentang Dukungan Fisik Pada Ibu Primipara
di RSUD Pidie Jaya Tahun 2013
No Dukungan Fisik Frekuensi %
1 Baik 33 50
2 Cukup 20 30,3
3 Kurang 13 19,7
Total 66 100
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan dari 66 responden dengan dukungan fisik yang mayoritas baik sebanyak 33 responden (50%), dukungan fisik yang cukup sebanyak 20 responden (30,3%) dan dukungan fisik yang kurang sebanyak 13 responden (19,7%)
c. Dukungan Psikis
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Proses Kelancaran Persalinan Normal Tentang Dukungan Psikis Pada Ibu Primipara
di RSUD Pidie Jaya Tahun 2013
No Dukungan Psikis Frekuensi %
1 Baik 19 28,8
2 Cukup 21 31,8
3 Kurang 26 39,4
Total 66 100
Sumber : Data Primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan dari 66 responden dengan dukungan psikis yang mayoritas baik sebanyak 19 responden (28,8%), dukungan psikis yang cukup sebanyak 21 responden (31,8%), dan dukungan fisik yang kurang sebanyak 26 responden (39,4).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Dukungan Fisik dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal
Tabel 5.4
Hubungan Dukungan Fisik dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal Pada Ibu Primipara di RSUD
Pidie Jaya Tahun 2013
No Dukugan Fisik Proses Kelancaran Persalinan Normal Total P-Value Lancar Tidak lancar F % F % F % 0,009 1 Baik 25 75,8 8 24,2 33 100 2 Cukup 15 75 5 25 20 100 3 Kurang 4 30,8 9 69,2 13 100 Total 44 66,7 22 33,3 66 100
Sumber : Data Primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 33 responden dengan dukungan fisik yang baik mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 25 responden (75,8%), dukungan fisik yang cukup proses persalinan normal lancar 15 responden (74%), dan dukungan fisik yang kurang proses pesalinan normal tidak lancar sebanyak 9 responden (69,2)
Berdasarkan uji statistic chi-square didapatkan nilai P.Value 0,009 ( <0,05 ), Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan Fisik dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya.
b. Hubungan Dukungan Psikis dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal
Tabel 5.4
Hubungan Dukungan Psikis dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal Pada Ibu Primipara di RSUD
Pidie Jaya Tahun 2013
No Dukugan Psikis Proses Kelancaran Persalinan Normal Total P-Value Lancar Tidak lancar F % F % F % 0,014 1 Baik 16 84,2 3 15,8 19 100 2 Cukup 9 42,9 12 57,1 21 100 3 Kurang 19 73,1 7 26,9 26 100 Total 44 66,7 22 33,3 66 100
Sumber : Data Primer (diolah 2013)
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 19 responden dengan dukungan psikis yang baik mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 16 responden (84,2%), dukungan fisik yang cukup proses persalinan normal yang tidak lancar sebanyak 12 responden (57,1%), dan dukungan psikis yang kurang mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 19 responden (73,1%).
Berdasarkan uji statistic chi-square didapatkan nilai P.Value 0,014 ( <0,05 ), Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan Psikis dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya.
C. Pembahasan
1. Hubungan Dukungan Fisik dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dari 33 responden dengan dukungan fisik yang baik mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 25 responden (75,8%), dukungan fisik yang cukup proses persalinan normal lancar 15 responden (74%), dan dukungan fisik yang kurang proses pesalinan normal tidak lancar sebanyak 9 responden (69,2)
Berdasarkan uji statistic chi-square didapatkan nilai P.Value 0,009 ( <0,05 ), Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan Fisik dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya.
Hasil penelitian dari Sartika (2011), dari hasil analisis data secara univariat, diperoleh peran dukungan fisik suami yang berperan baik sebanyak 47 orang (83,9%) dan peran dukungan moral suami yaitu berperan baik sebanyak 45 orang (80,4%). Maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran dan peran serta suami selama proses persalinan istrinya sangatlah penting karena berpengaruh terhadap semangat yang dibutuhkan ibu dalam menjalani persalinan dan kelahiran bayinya dukungan dan dukungan moril terutama dari suami berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
Berdasarkan teori yang dikemukan oleh (Maulina, 2011), Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat meninggkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. dukungan dapat diberikan oleh suami.
Menurut asumsi di saat proses persalinan itu terjadi, maka peran suami saat istri melahirkan sangat diperlukan. Suami dapat juga melakukan gerakan-gerakan kecil, seperti mengusap kening istri. Supaya merasakan kontraksi yang kuat. Dan suami harus siap melakukan apapun agar mental istri yang akan melahirkan menjadi lebih siap dan berani
2. Hubungan Dukungan Psikis dengan Proses Kelancaran Persalinan Normal
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dari 19 responden dengan dukungan psikis yang baik mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 16 responden (84,2%), dukungan psikis yang cukup proses persalinan normal yang tidak lancar sebanyak 12 responden (57,1%), dan dukungan fisik yang kurang mayoritas proses persalinan normal yang lancar sebanyak 19 responden (73,1%).
Berdasarkan uji statistic chi-square didapatkan nilai P.Value 0,014 ( <0,05 ), Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan Psikis dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya.
Menurut teori yang dikemukan oleh (Darsana, 200). Secara psikologis, istri membutuhkan dampingan suami selama proses persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang paling berat bagi ibu, dimana ibu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami dapat menjalani proses persalinan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman. Perhatian yang didapat seorang ibu pada masa persalinan akan terus dikenang oleh ibu terutama bagi mereka yang pertama kali melahirkan dan dapat menjadi modal lancarnya persalinan serta membuat ibu menjadi merasaaman dan tidak takut menghadapi persalinan.
Hasil penelitian dari Sartika (2011), dari hasil analisis data secara univariat, diperoleh peran dukungan psikis ibu yang berperan baik sebanyak 35 orang (60,4%) dan peran dukungan psikis yang cukup sebanyak 23 orang (35%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kehadiran suami atau anggota keluarga lain yang mendampingi ibu saat bersalin banyak memberikan dampak positif bagi ibu khususnya dalam mengurangi kecemasan dan ibu akan menjadi lebih nyaman sehingga mendukung kelancaran proses persalinan.
Menurut Asumsi di saat ibu persalinan normal suami harus pendamping ibu selama proses persalinan dan melahirkan supaya dapat mempermudah proses persalinan dan melahirkan, memberikan rasa nyaman, semangat, dan memberikan dukungan dan memberikan dengan kata-kata pujian supaya ibu lebih nyaman di saat proses persalinan.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkukan di RSUD Pidie Jaya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada hubungan dukungan fisik dengan proses kelancaran persalinan normal pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya tahun 2013 dengan P-Value=0,009 2. Ada hubungan dukungan pskis dengan proses kelancaran persalinan normal
pada ibu primipara di RSUD Pidie Jaya tahun 2013 dengan P-Value=0,014 B. Saran
5. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk institusi agar dapat menjadi suatu penambahan di perpustakaan dan dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian yang lebih lanjut tentang peran suami dalam kelancaran proses persalinan.
6. Bagi Peneliti Lainnya
Diharapkan kepada peneliti lain agar dapat menjadi suatu penambahan wawasan dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
7. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasiyang lebih luas kepada masyarakat tentang proses persalinan normal.
Frequencies
Statistics
Proses_Kelancara n_Persalinan_Nor
mal Dukungan_Fisik Dukungan_Psikis
N Valid 66 66 66
Missing 0 0 0
Frequency Table
Proses_Kelancaran_Persalinan_Normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Lancar 44 66.7 66.7 66.7 Tidak Lancar 22 33.3 33.3 100.0 Total 66 100.0 100.0 Dukungan_Fisik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Baik 33 50.0 50.0 50.0 Cukup 20 30.3 30.3 80.3 Kurang 13 19.7 19.7 100.0 Total 66 100.0 100.0 Dukungan_Psikis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Baik 19 28.8 28.8 28.8 Cukup 21 31.8 31.8 60.6 Kurang 26 39.4 39.4 100.0 Total 66 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan_Fisik * Proses_Kelancaran_Persalinan _Normal 66 100.0% 0 .0% 66 100.0% Dukungan_Psikis * Proses_Kelancaran_Persalinan _Normal 66 100.0% 0 .0% 66 100.0%
Dukungan_Psikis * Proses_Kelancaran_Persalinan_Normal
Crosstab Proses_Kelancaran_Persalinan_ Normal TotalLancar Tidak Lancar
Dukungan_Psikis Baik Count 16 3 19
Expected Count 12.7 6.3 19.0 % within Dukungan_Psikis 84.2% 15.8% 100.0% Cukup Count 9 12 21 Expected Count 14.0 7.0 21.0 % within Dukungan_Psikis 42.9% 57.1% 100.0% Kurang Count 19 7 26 Expected Count 17.3 8.7 26.0 % within Dukungan_Psikis 73.1% 26.9% 100.0% Total Count 44 22 66 Expected Count 44.0 22.0 66.0 % within Dukungan_Psikis 66.7% 33.3% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 8.469a 2 .014 Likelihood Ratio 8.474 2 .014 Linear-by-Linear Association .278 1 .598 N of Valid Cases 66
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .337 .014
N of Valid Cases 66
Dukungan_Fisik * Proses_Kelancaran_Persalinan_Normal
Crosstab Proses_Kelancaran_Persalinan_ Normal Total Lancar Tidak LancarDukungan_Fisik Baik Count 25 8 33
Expected Count 22.0 11.0 33.0 % within Dukungan_Fisik 75.8% 24.2% 100.0% Cukup Count 15 5 20 Expected Count 13.3 6.7 20.0 % within Dukungan_Fisik 75.0% 25.0% 100.0% Kurang Count 4 9 13 Expected Count 8.7 4.3 13.0 % within Dukungan_Fisik 30.8% 69.2% 100.0% Total Count 44 22 66 Expected Count 44.0 22.0 66.0 % within Dukungan_Fisik 66.7% 33.3% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 9.391a 2 .009 Likelihood Ratio 8.924 2 .012 Linear-by-Linear Association 6.522 1 .011 N of Valid Cases 66
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.33.
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .353 .009
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, 2010, Buku Saku Bidan, Media Aesculapius, Jakarta Darsana, 2009, Pendamping Persalinan, EGC, Jakarta
Depkes, 2001, Jenis-jenis pekerjaan [Online] dari: http:depkes RI.co.id (Diakses 10 Mei 2012)
Depkes RI, 2011, Laporan Tahunan, Depkes Dinkes, 2013.Laporan Tahunan, Pidie Jaya
Kompasiana, 2011, Visi Indonesia Sehat 2015, Rineka Cipta, Jakarta Mansjoer, Arief, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, EGC, Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Maulina, Eka, 2011, Jenis-jenis Persalinan,,
Mochtar, 2001, Sinopsis Obstetri Edisi 2, EGC, Jakarta
Proberita, 2012, Peran Suami Saat Istri Melahirkan, [online] dari: http:www.proberita.com/technology/kesehatan/peran-suami-saat-istri-melahirkan.html (Diakses 21 Januari 2013).
Novi, 2012, Peran Suami sebagai Pendamping dalam Proses Persalinan. EGC, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta Rahman, 2012, Mekanisme Persalinan Normal, [online] dari:
http:mekanismepersalinannormal.blogspot.com (Diakses 22 Januari 2013). Rumah Sakit, 2012, Data Ibu Bersalin, Pidie Jaya.
Sumarah, 2009, Perawatan Ibu Bersalin, Citramaya, Jakarta
Suparyanto, 2011, Asuhan Kebidanan Persalinan Normal¸ Rineka Cipta, Jakarta Winkjosastro, Hanifa, 2007, Ilmu Bedah Kebidanan, Cetakan Ketujuh, EGC, Jakarta
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERAN SUAMI TERHADAP PROSES KELANCARAN PERSALINAN NORMAL PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PIDIE JAYA TAHUN 2013
Petunjuk Pengisian :
Jawaban akan di isi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan suami pada saat persalinan istri.
Kode Responden : Tanggal :
A. Data Umum
Nama Responden (Inisial) :
Umur Suami : Tahun Pendidikan Terakhir : 1. ( ) SD/ SMP 2. ( ) SMA 3. ( ) Perguruan Tinggi Pekerjaan : 1 ( ) Petani 2. ( ) Pegawai Swasta 3. ( ) PNS 4. ( ) Wiraswasta B. Data Penelitian
1. Proses Kelancaran Persalinan
apakah bayi anda lahir dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi
a. Ya b. Tidak
2. Peran suami
No Peran Suami Dilakukan Tidak Dilakukan
Peran Suami (dukungan fisik)
1 Memberikan minuman atau makan kepada istri selama proses bersalin. 2 Memegang tangan istri
3 Mengelus perut ibu dengan lembut. 4 Selalu berada di samping istri
selama proses persalinan.
5 Membantu merubah atau mengatur posisi yang nyaman saat istri merasa sakit.
6 Memijat atau menggosok pinggang ibu.
7 Bernapas seirama dengan istri agar ibu merasa lebih rileks saat
kontraksi.
8 Mengusap ubun-ubun istri. 9 Mengusap keringat istri 10 Membimbing istri jalan
(mobilisasi)
Peran Suami (dukungan Psikis)
11 Memberikan semangat kepada istri selama proses persalinan.
12 Menenangkan istri saat rasa sakit kontraksi ada.
13 Menyemangati istri jika persalinan merupakan kodrat alamiah yang dialami wanita, sehingga ia harus kuat dan mampu menghadapinya.
No Peran Suami Dilakukan Tidak Dilakukan 14 Melaporkan gejala-gejala sakit
yang dirasakan istri kepada Bidan. 15 Menahan emosi ketika istri teriak
atau marah karena kesakitan. 16 Membantu menopang istri pada
saat kontraksi.
17 Bertanya kepada istri tentang masalah apa yang dirasakannya. 18 Memberikan dorongan semangat
mengedan saat kontraksi. 19 Memanggil istri dengan sapaan
yang lembut.
20 Memuji istri atas setiap proses persalinan yang telah dilakukan.