• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN

PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

FRINS APUL SIMARMATA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(2)

TESIS

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN

PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(3)

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN

PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

(4)

Lembar Pengesahan

Tesis ini Telah Disetujui Tanggal, 28 Mei 2015

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Prof.Dr. Luh PutuWiagustini, SE.,MSi

NIP.19610827 198601 1 001 NIP. 19630801 198702 2 001

Mengetahui

Direktur Ketua Program Studi Magister

Manajemen

Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi NIP. 19590215 198510 2 001 NIP. 19590801 198601 2 001

(5)

Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal, 28 Mei 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. 773/UN14.4/HK/2015, Tanggal 20 Pebruari 2015

Ketua : Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Anggota :

1. Prof. Dr. L.P. Wiagustini, SE.,MSi 2. Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM 3. Dr. I. B. Panji Sedana SE, M.Si

(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Frins Apul Simarmata

Nim : 1190661022

Program Studi : Magister Manajemen

Judul Tesis : Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Di Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Mei 2015

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada saat kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti pendidikan pada program Magister Menajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini SE., M.Si sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijn yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Manajemen. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister Manajemen Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis yaitu Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM, Dr. I. B. Panji Sedana SE., M.Si dan Dr. Henny Rahyuda SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan mertua, yang dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta membesarkan, mendidik, dan memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehinga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta dr. Floria Eva Sitinjak M.Biomed., Sp.A yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, 28 Mei 2015 Penulis

(8)

ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR

Investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Dalam kenyataannya suatu investasi dapat menguntungkan dan tidak menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah suatu investasi dapat dikatakan layak atau tidak layak.

Penelitian ini dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar (TPM) menggunakan alat analisis keuangan

Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)

dan Profitability Index (PI).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Payback Period selama 7 tahun 2 bulan menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut layak (2) NPV lebih kecil daripada nol menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (3) IRR lebih kecil daripada biaya modal menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (4) PI lebih kecil daripada 1 (satu) menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (5) Hasil analisis sensitivitas yaitu optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya Payback Period yang menjelaskan investasi forklift 32 ton tersebut layak dilaksanakan sedangkan untuk Net Present Value, Internal Rate of Return dan

Profitability Index menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan.

Kata Kunci : Investasi, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),danProfitability Index (PI).

(9)

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY ON INVESTMENT EQUIPMENT

PROCUREMENT PT PELABUHAN INDONESIA IV ( PERSERO ) IN MAKASSAR

Investments in a simple is put money or funds in the hope of obtaining additional or gain upon money or these funds. In reality an investment favorable and unfavorable. The purpose of this study is to assess whether an investment it can be said feasible or not feasible.

This reasearch conducted in PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar Container Terminal (TPM) used a financial analysis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI).

The results of this research shows that (1) Payback Period (PP) for seven years two months show investment equipment forklift 32 tons is feasible (2) NPV smaller than the zero shows that investment equipment forklift 32 tons is not feasible (3) Internal Rate of Return (IRR) smaller than the cost of capital show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (4) Profitability Index (PI) smaller than 1 (one) show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (5) Sensitivity analysis of optimistic, moderate and pessimistic show that only Payback Period explains investment forklift 32 tons said feasible to be implemented while Net Present Value, Internal Rate of Return and Profitability Index shows that investment is not feasible tobe implemented.

Keywords : Investment, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),and Profitability Index (PI).

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2RumusanMasalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Investasi ... 12

(11)

2.3Studi Kelayakan Proyek ... 22

2.4 Capital Budgeting ... 34

2.5Metode Profitabilitas Investasi ... 37

BAB III KERANGKAPIKIR DAN KONSEPTUAL 3.1 KerangkaBerpikir ... 42

3.2KerangkaKonseptual ... 43

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian... 46

4.2Metode Pengumpulan Data... 46

4.3Metode Analisis Data ... 46

4.4Asumsi-asumsi ... 49

BAB V PEMBAHASAN 5.1Gambaran Umum Perusahaan ... 51

5.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 51

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 52

5.1.3 Nilai dan Budaya Perusahaan ... 52

5.1.4 Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja ... 54

5.1.5 Sumber Daya Manusia Perusahaan ... 55

5.2Aspek-Aspek Studi Kelayakan ... 55

5.2.1 Aspek Pasar ... 56

5.2.2 Aspek Operasional/Teknis ... 61

5.2.3 Aspek Keuangan ... 64

5.2.3.1 Proyeksi Arus Kas ... 64

5.2.3.2 Analisis Kelayakan Investasi ... 69

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 77

(12)

DAFTAR PUSTAKA... 80 LAMPIRAN... 83

(13)

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

1.1. Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) ... 6

1.2. Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) ... 6

5.1. Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) ... 56

5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV(Persero) ... 57

5.3. Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ... 65

5.4. Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ... 66

5.5. Proyeksi Laba Rugi PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ... 68

5.6. Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% ... 70

5.7. Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% ... 71

5.8. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% ... 72

5.9. Analisis Sensitivitas ... 75

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

3.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 42 5.1.4. Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ... 54 5.2. Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ... 55

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1. Trafik ... 83

2. Produksi ... 84

3. Tarif ... 85

4. Perhitungan biaya pegawai ... 86

5. Perhitungan biaya bahan ... 87

6. Perhitungan biaya rutin dan lainnya ... 88

7. Perhitungan biaya penyusutan ... 89

8. Perhitungan biaya asuransi ... 90

9. Perhitungan biaya administrasi kantor ... 91

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. Eksistensi sub sektor perhubungan laut merupakan salah satu aktivitas yang sangat menentukan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan yang menghendaki kesatuan teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya pengetahuan yang terakumulasi dalam mempertahankan nusantara.

Transportasi laut merupakan tulang punggung perdagangan dunia dan mendorong timbulnya globalisasi, karena hampir 80% perdagangan dunia ditransfer melalui laut (seaborne trade). Perdagangan dunia lewat laut pada tahun 2007 mencapai 8,02 milyar ton, atau meningkat 4,8% tiap tahun. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya produk domestik gross dunia (the world gross

domestic product, GDP) yaitu 3,8% seiring dengan pertumbuhan ekonomi di

Negara berkembang dan pemulihan ekonomi global (Gurning, 2007).

Jasa pelabuhanan sebagai salah satu sarana utama transportasi laut yang sangat dibutuhkan terutama dalam menunjang pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok tanah air. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal yang

(17)

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antra moda transportasi (UU No.17 Tahun 2008).

Pelabuhan mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau.

Pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan termasuk muatan (barang dan penumpang). Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain, seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh karena itu, berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.

Kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi besar, namun hingga kini secara relatif masih belum berkembang yang disebabkan antara lain oleh masih minimnya prasarana dan sarana yang dimiliki. Perhubungan

(18)

laut merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai wilayah yang tersebar, dimana terdapat pelabuhan yang dapat digunakan sebagai tempat persinggahan.

PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di Jalan Soekarno Makassar, merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang baik secara domestik maupun ekspor-impor dan tergolong pelabuhan kelas utama keempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan sebagai pelabuhan laut terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di selat Makassar, memegang peran utama dalam pendistribusian barang yang telah dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang dari dan ke kapal sampai di gudang penerima.

Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia. Sebelum tahun 1983 pengelolaan pelabuhan laut yang diusahakan dilaksanakan oleh 8 (delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara yaitu PN.Pelabuhan I – VIII. Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan nasional yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang perdagangan luar negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha PN.Pelabuhan menjadi 4 (empat) Badan Usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satu diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV.

Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN. Pelabuhan V, VI, VII, dan VIII, ditambah dengan 6 (enam ) pelabuhan yang tidak diusahakan di Propinsi Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 17

(19)

Tahun 1983 yo PP. No. 7 Tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 1992, berdasarkan PP. 59 tahun 1991 status Badan Usaha Perum dialihkan menjadi Persero yaitu menjadi PT. Pelabuhan Indonesia IV yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH No. 7 tanggal 1 Desember 1992.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) membagi segmen usahanya menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1) Pelayanan kapal, yang meliputi: penyediaan dan pelayanan jasa labuh (anchorage service), penyediaan dan pelayanan jasa pandu (pilotage), penyediaan dan pelayanan jasa tunda, penyediaan dan pelayanan jasa tambat, dan penyediaan air bersih untuk kapal.

2) Pelayanan barang, meliputi: jasa bongkar muat, tenaga bongkar muat, pemanfaatan gudang, lapangan penumpukan, dermaga, dan pemadam kebakaran.

3) Pelayanan rupa-rupa usaha, yakni untuk pelayanan selain kapal dan barang, di mana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) juga menyediakan pelayanan lain seperti: pelayanan terminal penumpang, pas pelabuhan, terminal konvensional (stevedoring, cargodoring, receiving/delivery), terminal petikemas (pelayanan paket FCL/LCL, penumpukan petikemas, gudang CFS, Delivery/receiving petikemas, dermaga), Pengusahaan Peralatan (pemanfaatan alat mekanik dan non-mekanik), dan Pelayanan TBL (pemanfaatan tanah, pemanfaatan bangunan, pelayanan listrik).

(20)

Perubahan pola distribusi barang dari lepasan ke kemasan terus mengalami peningkatan dan perkembangan, hal ini ditandai dengan semakin besarnya pertumbuhan arus petikemas (siginifikan). Konsekuensi dari pertumbuhan kegiatan tersebut harus didukung dengan penyediaan peralatan bongkar muat untuk menunjang pelayanan kegiatan petikemas.

Saat ini, sebagian besar pelabuhan di lingkungan PT Pelindo IV (Persero) belum dilengkapi dengan peralatan bongkar muat petikemas penunjang di lapangan yang dimiliki oleh PT Pelindo IV (Persero), sementara potensi terhadap kontribusi pendapatan ralatif besar. Khusus untuk Pelabuhan TPM, arus petikemas berdasarkan data realisasi tahun 2012 telah mencapai 529.396 Teus, dengan pertumbuhan arus petikemas rata-rata mencapai ± 10% pertahun.

Sebagai implementasi UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, maka PT Pelindo IV (Persero) harus lebih siap menghadapi kompetisi dengan salah satu cara melakukan pengembangan suprastruktur dalam meraih pangsa pasar dari kegiatan penunjang. Terminal Petikemas Makassar (TPM) direncanakan juga untuk menangani kegiatan petikemas secara full di Pelabuhan Bitung, sehingga alokasi kegiatan di pelabuhan konvensional akan secara bertahap berpindah ke Terminal Petikemas Bitung (TPB).

(21)

Tabel 1.1 Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM)

NO URAIAN SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 20' Full Box 243.052 280.423 281.017 315.015 313.218 1,07 2 20' Empty Box 52.270 77.920 58.398 74.099 74.278 1,13 3 40' Full Box 25.104 27.420 36.477 43.652 46.991 1,17 4 40' Empty Box 12.501 14.685 19.099 26.489 26.587 1,23 Jumlah Box 332.927 400.448 394.991 459.255 461.074 1,09 Teus 370.532 442.553 450.567 529.396 534.651 1,10

Sumber:Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1%. Selanjutnya sebagai bentuk kontribusi dalam rangka menunjang kecepatan bongkar/muat petikemas di pelabuhan dan mempersingkat waktu kapal di pelabuhan, maka perlu didukung dengan sarana penunjang kegiatan lapangan.

Berdasarkan latar belakang atas kebutuhan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang berada di Jl.Nusantara No. 329 Makassar, pada tahun 2013 berencana akan melakukan investasi dengan melakukan pengadaan alat yang mendukung dalam optimalisasi pendapatan perusahaan yaitu 1 unit Forklift 32 Ton.

Tabel 1.2 Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM)

No. Jenis Peralatan Jumlah (Unit)

1 Reach Stacker 2 Unit PT. Pelindo IV

2 Transtainer 14 Unit PT. Pelindo IV

3 Side Loader 1 Unit PT. Pelindo IV

4 Forklift 7 ton 1 Unit PT. Pelindo IV

Sumber: Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV

Berdasarkan data Tabel 1.2, dapat dilihat Saat ini seluruh kegiatan lapangan yang dilaksanakan oleh Terminal Petikemas Makassar sebagai bentuk

(22)

single operator kegiatan di terminal. Hanya terkadang dalam satu waktu, terjadi kegiatan pelayanan secara paralel yaitu kegiatan bongkar muat dan kegiatan

receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan angsur petikemas. Kondisi di atas,

mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan peralatan lapangan.

Harapan perusahaan dengan adanya pertambahan peralatan tersebut adalah agar tercapainya dalam “level of service” untuk kegiatan petikemas, peningkatan pangsa pasar pelayanan khususnya petikemas, peningkatan kecepatan dan kualitas bongkar muat, bertumbuhnya image perusahaan terhadap operasional, dan sebagai wujud salah satu bentuk implementasi operasional terhadap UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang TPM berharap pengadaan peralatan tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun 2013 agar dapat melayani bongkar muat petikemas pengguna jasa dengan cepat dan dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik. Biaya yang digunakan untuk investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-.

Pengertian investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Uang ditempatkan dengan cara dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Halim, 2005). Kasmir dan Jakfar (2007) membagi

(23)

investasi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment) merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin; dan (2) Investasi keuangan (financial investment) merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian sahma atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi pengadaan peralatan tentu memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, analisis kelayakan investasi sangat penting terutama investasi yang berskala besar seperti investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan membutuhkan biaya, tetapi biaya itu relatif kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

Analisis kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana investasi pengadaan peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak investasi tersebut, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Analisis kelayakan investasi dapat dapat juga digunakan untuk membuktikan usulan penggantian mesin produksi yang baru sehingga memberikan manfaat lebih bagi perusahaan, karena dapat menekan waktu operasional sehingga produktivitas perusahaan meningkat yang pada akhirnya

(24)

perusahaan mendapatkan keuntungan karena biaya untuk operasional serta perawatan mesin lebih murah.

Sehubungan dengan investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang layak ditindak-lanjuti dengan menganalisis tingkat kelayakan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain: aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan. Ketiga aspek analisis kelayakan investasi peralatan tersebut sangat penting dalan pengambilan keputusan pengembangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) akan lebih obyektif, termasuk kecepatan Bongkar/Muat per Kapal (Kecepatan Bongkar Muat di Pelabuhan dan Kecepatan Bongkar Muat di Tambatan).

Analisis kelayakan ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran meliputi analisa terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: permintaan, penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, harga, produk (barang/jasa), segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008; Mukti, 2009). Selanjutnya aspek operasional meliputi: skala produksi sudah optimal, proses produksi sudah tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat, perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan sudah dilakukan, tata letak dari fasilitas cukup baik, dan sebagainya. Sedangkan dari aspek keuangan meliputi: dana yang diperlukan untuk investasi, sumber-sumber pembelajaran yang akan dipergunakan, taksiran penghasilan, proyeksi keuangan, manfaat dan biaya financial (seperti PP, NPV,IRR, PI).

(25)

Analisis kelayakan investasi penambahan atau pengadaan peralatan yang dilakukan jika telah memiliki asset usaha yang sedang berjalan, namun ingin menambah kapasitas dan kualitas produksi dengan menggunakan 1 unit Forklift 32 ton yang memiliki kapasitas besar. Kelayakan investasi pengadaan peralatan tersebut dilakukandengan menghitung nilai beberapa kriteria investasi, yaitu: analisis NPV (Net Present Value) merupakan selisih nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekrang pengeluaran pada tingkat bunga tertentu. Usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar atau sama dengan nol. Jika NPVsama dengan nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social

opportunity cost of capital. Jika NPV lebih kecil dari nol maka proyek dinyatakan

tidak layak untuk dijalankan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rencana pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak dilihat dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan investasi peralatan 1 (satu) unit Forklift 32

(26)

ton di Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ditinjau dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi saran dan tambahan pemikiran bagi manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam menentukan kebijakan yang tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan sebagai sarana pembelajaran dan informasi bagi para pembaca dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi khususnya pengadaan peralatan dan sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan studi kelayakan investasi.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Menurut Martono dan Harjito (2010), dalam Manajemen Keuangan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:

1. Keputusan Investasi (Investment Decision)

Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan.Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah, dan bangunan.Sedangkan aktiva finansial merupakan aktiva berupa surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, antara lain :

a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.

b. Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimum.

(28)

3. Keputusan Pengelolaan Aktiva (Assets Management Decision)

Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien.

Dalam suatu investasi jangka panjang, manajemen keuangan sering dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pegertian capital terkait dengan barang modal yaitu aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksialiran kas dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Sjahrial (2010), Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan:

1. Dana yang dikeluarkan untuk penganggran modal akan terkait untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.

2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang.

3. Pengeluaran investasi untuk pembelian: tanah, bangunan, mesi-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transport merupakan pengeluaran yang cukup besar.

4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

Menurut Sjahrial (2010), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi

(29)

dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang.

Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan ada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan bahwa Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir,2003).

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Selanjutnya investasi yaitu setiap pengeluaran modal atau dana yang ditanamkan keberbagai aktiva dengan harapan dana tersebut akan diterima kembali baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang mengadakan investasi dalam investasi aktiva tetap tentunya mempunyai harapan bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan seperti halnya dalam aktiva lancar. Perbedaaan antara aktiva lancar dan aktiva tetap terletak pada waktu dan cara perputaran dana yang tertanam. Investasi dalam aktiva lancar diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebaliknya, investasi dalam

(30)

aktiva tetap akan diterima kembali secara keseluruhan dalam beberapa tahun dan kembalinya berangsur-angsur melalui depresiasi.

Dalam melakukan investasi akan memerlukan dana yang cukup besar jumlahnya dan dana tersebut akan terikat untuk jangka waktu panjang jadi setiap keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap memerlukan perencanaan yang baik agar semua yang direncanakan sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006). Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum kegiatan itu direalisasikan. Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu disadari juga dari awal bahwa investasi akan diikuti sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation

cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya yang tidak

dapat dihindarkan.

Dalam investasi jangka panjang, pengembangan fasilitas dan usaha perlu dilakukan agar nilai perusahaan tersebut dapat semakin tinggi. Berdasarkan pemahaman ini maka sebuah investasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sesuatu hal yang penting dalam rangka memaksimalkan kekayaan dari para pemegang saham perusahaan (Alexandri, 2008).

(31)

Investasi dari jenis aktivanya dapat dibedakan ke dalam investasi aktiva riil atau nyata (real investment) dan investasi non-riil atau sering disebut investasi finansial (financial investment).

1) Investasi nyata (real investment)

Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed

asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.

2) Investasi finansial (financial investment)

Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito (Husnan, 2004).

Menurut Sjahrial (2008), investasi jangka panjang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

1) Investasi Penggantian (Replacements)

Investasi penggantian aset merupakan penggantian aset yang sudah usang atau sudah tidak layak digunakan dalam operasional atau karena adanya teknologi yang terbaru.

2) Investasi Perluasan (Expansion)

Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik.

3) Investasi Pertumbuhan (Growth)

Investasi pertumbuhan menyangkut penambahan produk baru atau diversifikasi produk.

(32)

4) Investasi Lain-lain (Others)

Investasi lain yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja.

Dalam mengambil keputusan investasi, diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti dengan cermat mengingat keputusan yang telah diambil sulit untuk diperbaiki. Misalnya: dalam investasi aktiva tetap apabila kurang tepat dalam mengambil keputusan maka aktiva tersebut kurang bermanfaat.

Menurut Haming dan Basalamah (2003), besarnya dana yang diperlukan untuk membiayai suatu rencana investasi sangat tergantung pada jenis proyek dan skala proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang besar pula, sedangkan proyek berskala kecil hanya memerlukan dana investasi yang relatif kecil jumlahnya. Pengadaan peralatan dan pengoperasian suatu proyek dapat dibiayai dengan dua sumber pembiayaan utama yaitu dengan Dana sendiri (equity

investment) dan Pinjaman dari pihak ketiga (project financing).

Haming dan Basalamah (2003), berpendapat bahwa kebutuhan dana investasi dapat dipenuhi melalui tiga sumber, yaitu dana sendiri dari pengusaha (investor, self financing), dana sendiri dan dana pinjaman investasi (leverage

financing), atau dana sendiri dan dana pinjaman atau kerjasama asing (joint venture). Pada umumnya permodalan dipenuhi dengan cara yang kedua, yaitu leverage financing. Kebijakan pendanaan ini membawa konsekuensi terhadap

struktur modal proyek atau perusahaan, dan selanjutnya berdampak pada biaya modal dan nilai perusahaan.

(33)

Haming dan Basalamah (2003), juga menyatakan sekalipun menurut analisis optimalisasi struktur modal, debt ratio yang lebih besar akan menghasilkan kondisi yang lebih layak, baik dilihat dari sisi prospek pendapatan investasi maupun dari sisi biaya modal investasi, namun manajemenmasih perlu melihatnya dari sisi arus kas. Struktur modal dengan debt ratio yang lebih besar memiliki dampak pada lebih besarnya bunga dan cicilan pengembalian utang yang harus ditanggung di masa mendatang.

Dalam investasi selalu membutuhkan penerimaan dan akan adanya pengeluaran tertentujuga. Penerimaan dan pengeluaran tersebut biasa disebut dengan arus kas atau cash flow dimana pengertian paling tepat adalah arus masuk dan arus keluar kas. Arus kas keluar adalah pengeluaran uang atau pengeluaran lain yang mempunyai nilai uang tertentu. Arus kas keluar ini digunakan untuk mengadakan investasi baru. Sedangkan arus kas masuk adalah penerimaan uang atau bentuk penerimaan lain yang mempunyai nilai tertentu. Arus kas masuk ini merupakan hasil dari investasi yang ditanamkan.Informasi keuangan mengenai keuangan yang dilaporkan kurang tepat jika digunakan sebagai penilaian usulan investasi.Akan tetapi lebih tepat jika didasarkan pada arus kas, karena keuntungan yang dilaporkan dalam laporan rugi laba belum tentu dalam bentuk kas.Oleh karena itu perusahaan bisa memiliki kas lebih besar atau lebih kecil dan dilaporankan dalam laba rugi (Lukman, 2005).

2.2 Biaya

Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus

(34)

dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. Agar dapat bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan.

Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya (Riyanto, 2009). Oleh karena itu untuk bisa bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan.

Menurut Sumastuti (2006), pengaturan keperluan biaya proyek yang efektif perlu memperhatikan beberapa faktor dibawah ini:

1) Adanya usul-usul investasi;

2) Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut; 3) Evaluasi aliran kas tersebut;

4) Memilih investasi/proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan

5) Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek tersebut diterima.

Investasi dapat berupa pengeluaran untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap, dalam penyusunan studi kelayakan ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam memperlakukan modal kerja dan memandang total

investment cost. Kesalahan karena tidak diproyeksikannya modal kerja untuk

(35)

operasi dimana pemasukan yang diharapkan masih lebih kecil dari pengeluaran yang ada.

Menurut Sucipto (2006), seorang investor yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dengan tingkat resiko yang ada tentunya mempunyai harapan untuk mendapatkan imbalan yang memuaskan. Imbalan tersebut bagi perusahaan akan dipandang sebagai biaya penggunaan modal atau biaya (Cost of

Capital). Cost of Capital sebagai salah satu alat perencanaan dan pengendalian

biaya sangatlah penting artinya bagi perusahaan sebelum memutuskan kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang. Cost of Capital ini untuk menentukan besarnya riil dari penggunaan modal masing-masing sumber dana. Disamping itu juga untuk menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan (Sucipto, 2006).

Menurut Sucipto (2006) bahwa: "…adapun cost of capital dari masing-masing sumber dana adalah sebagai berikut:

1) Biaya Hutang Jangka Pendek

Pada dasarnya hutang jangka pendek yang digunakan untuk modal kerja terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek dari bank. Tingkat bunga pinjaman untuk hutang dagang biasanya sudah diketahui dimuka. Sedangkan untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung memotong bunganya dimuka dari jumlah hutang yang diberikan.

2) Biaya Hutang Jangka Panjang

Biaya ini timbul akibat pinjaman jangka panjang, baik kepada lembaga keuangan dalam bentuk kredit maupun kepada masyarakat dalam bentuk

(36)

obligasi. Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi dapat dihitung dengan menggunakan tabel present value.

3) Biaya Saham Preferen

Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang dan saham biasa.Seperti halnya hutang, saham preferen juga mengandung kewajiban tetap berupa pembayaran deviden secara periodik, hanya saja pembayaran bisa ditangguhkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk saham preferen yang merupakan modal sendiri maka devidennya diambil dari laba bersih sesudah pajak. Dalam hal likuidasi, saham preferen mempunyai hak didahulukan atas pembagian kekayaan sebelum saham biasa dan setelah pembayaran hutang jangka panjang atau obligasi.

4) Biaya Saham Biasa

Biaya saham biasa cara perhitungannya berbeda dengan saham preferen atau obligasi. Biaya saham biasa merupakan penyisihan yang telah dianggarkan dari laba setelah pajak yang diperolehnya. Oleh karena itu besarnya saham biasa dalam bentuk deviden tidak tetap.

5) Biaya Laba Ditahan

Besarnya biaya modal yang berasal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang akan diterima oleh investor. Laba ditahan merupakan keuntungan perusahan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Pendapatan pemegang saham sebelum ditanamkan kembali pada perusahaan terlebih dahulu dikurangi dengan pajak yang harus dibayar.

(37)

Oleh karena itu, apabila perusahaan langsung menggunakan laba ditahan untuk modal suatu proyek perlu dilakukan penyesuaian terhadap pajak yang harus dibayar pemegang saham.

6) Biaya Modal Keseluruhan

Tingkat biaya modal yang harus diperhatikan perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Apabila suatu proyek dibiayai oleh suatu sumber modal yaitu modal sendiri, maka yang menjadi discount factor untuk menilai suatu usulan investasi adalah biaya modal itu sendiri. Tetapi apabila biaya proyek selain dari modal sendiri dan modal pinjaman discount

factor yang digunakan merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari

beberapa sumber biaya tersebut. 2.3 Studi Kelayakan Proyek

Studi kelayanan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi (Afandi, 2009). Dampak ini bias berupa dampak ekonomis, dan bias juga bersifat sosial. Oleh karena itu, ada yang melengkapi studi kelayakan ini dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit

analysis) termasuk di dalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial (social cost ad social benefit).

Pada umumnya suatu studi kalayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu:

(38)

1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (manfaat financial), artinya proyek dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.

2) Manfaat ekonomis proyek ini bagi Negara tempat proyek dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional) yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara.

3) Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut yang merupakan studi yang relatif sulit dilakukan (Mukti, 2009).

Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-proyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.

Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan akan menelan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar (Subagyo, 2008).

Umar (2005) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut:

1) Ruang lingkup kegiatan proyek, yakni perlu dijelaskan/ditentukan bidang-bidang apa proyek akan beroperasi.

(39)

2) Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni perlu ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri atau akan diserahkan pada beberapa pihak lain atau siapa yang akan menangani proyek itu.

3) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek tersebut. 4) Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan

seperti material, dan tenaga kerja, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti: jalan raya, dan transportasi.

5) Hasil kegiatan proyek ini serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.

6) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu atau disebut sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial.

7) Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal dari masing-masing kegiatan ini sampai dengan investasi siap berjalan.

Penilaian terhadap keadaan dan proyek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar kriteria-kriteria yang bias mempertimbangkan manfaat proyek bagi perusahaan, dan bias juga dengan memperhatikan aspek yang lebih luas (Widiyanthi, 2007). Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendasar, mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, bahkan sering juga dijumpai bahwa ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya tidak dilakukan secara formal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan, diantaranya adalah:

(40)

1) Besarnya dana yang diinvestasikan

Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu dilakukan atau akan diteliti dalam aspek yang lebih luas seperti dampak sosial ekonomi.

2) Tingkat ketidakpastian proyek

Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain, maka semakin penting melakukan studi kelayakan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian proyek yakni dengan analisa sensivitas dengan taksiran konservatif dan sebagainya.

3) Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek

Setiap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proyek mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap proyek tersebut akan semakin berhati-hati. Semakin besar dana yang diinvestasikan, maka semakin tidak pasti taksiran yang dibuat akan semakin kompleks faktor-faktor yang mempengaruhinya dan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan.

Dalam studi kelayakan proyek, langkah pertama yang perlu ditentukan adalah sejauhmana aspek-aspek yang mempengaruhi proyek yang akan diteliti, kemudian untuk masing-masing aspek tersebut perlu dianalisa sehingga mempunyai gambaran kelayakan masing-masing aspek. Dengan demikian, alat dan kerangka analisa perlu disiapkan. Setelah itu perlu ditentukan data dan

(41)

sumber data untuk analisa tersebut, dengan mengendalikan sebagian besar data dari data sekunder, dan juga data primer (Sawir, 2005).

Subagyo (2008) mengemukakan berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kajian terhadap kelayakan suatu proyek.

1) Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek Pasar merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan dikaji oleh investor dalam memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Pada saat ini, perusaaan harus dapat mengkaji apakah perlu dilakukannya investasi fisik atau non fisik jika permintaan dari pengguna jasa/konsumen tidak terlalu signifikan pertumbuhannya

Kajian terhadap aspek pasar pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi/peluang pasar yang bisa dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan. Dalam aspek iniada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: pasar dan jenisnya, analisis penawaran dan permintaan serta analisis tren perkembangan permintaan. Kajian atas peluang pasar ini merupakan fondasi bagi perencanaan dan strategi pemasaran.

Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:

a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen perubahan besar pemakai, sehingga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.

b. Penawaran baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

(42)

penawaran ini seperti jenis barang yang bias menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya perlu pula diperhatikan.

c. Harga dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negara lainnya.

d. Progam pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan “marketing mix” identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat.

e. Perkiraan penjualan yang bias dicapai perusahaan, market share yang bias dikuasai perusahaan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi yang ditinjau dari aspek pasar, yaitu:

a. Peluang Pasar

Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran. Menurut Kotler (2000), peluang pasar adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang dapat diperoleh dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan akan berhasil apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat

(43)

menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.

b. Peramalan permintaan

Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan gambaran atau informasi mengenai permintaan pengguna jasa/konsumen pada saat ini maupun pada masa yang akan datang sehingga perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam mengambil dan menerapkan strategi pemasarannya.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) yang dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan merupakan usaha untuk mengurangi terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

Beberapa metode peramalan dalam mengukur besarnya permintaan dimasa yang akan datang, diantaranya adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan

(44)

harga, penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode trend linear.

Metode Trend Linier, dengan fungsi persamaan adalah: Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a = n Y

b =

2 x xy Jika

x= 0 Keterangan: Y = variabel permintaan x = variabel permintaan n = jumlah data a = jumlah permintaan

b = kecenderungan perubahan permintaan.

Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka waktu menengah dan panjang, sedangkan kelemahan metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang memadai jika menginginkan hasil peramalan yang optimal.

2) Aspek Operasional

Aspek teknis atau operasional juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan melakukan investasi. Penentuan kelayakan teknis atau operasional perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis/operasional, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari.

(45)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta pengadaan mesin-mesin yang akan digunakan.

Aspek Operasional merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak intern perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dari adanya suatu investasi. Banyak hal yang perlu dikaji pada aspek operasional dalam investasi 1 unit Forklift 32 ton seperti biaya untuk SDM, asuransi peralatan, pemeliharaan peralatan dan biaya-biaya umum lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam merekrut 2 orang pegawai atau operator untuk pengoperasian forklift tersebut, dimana calon pegawai atau operator dari investasi tersebut dikelempokkan pada kelas jabatan yang disesuaikan dengan pendidikan terakhir calon pegawai.

Biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan berupa gaji, tunjangan prestasi, tunjangan cuti, bonus, tunjangan regional dan tunjangan-tunjangan lainnya. Biaya-biaya tersebut harus dianggarkan cabang Terminal Petikemas Makassar terlebih dahulu sebelum perusahaan akan melakukan investasi peralatan 1 unit forklift 32 ton.

(46)

3) Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek terpenting dalam studi kelayakan bisnis sederhana yaitu hitung-hitungan keuangan. Berbagai hal yang menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal perencanaan, periode persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi ketika usaha berjalan. Periode tersebut dibedakan menjadi dua yaitu:periode persiapan dan periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapanakan tercermin dalam kebutuhan dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin padaproyeksi rugi-laba, proyeksi neraca, proyeksi aruskas dan proyeksi kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat pengembalian.

Aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman. Dari aspek keuanganini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan serta tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan.

Adapun variabel-variabel dalam aspek keuangan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, meliputi:

(47)

a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi seperti harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, perbaikan mesin dan investasi aktiva tetap lainnya dalam satuan rupiah dimana objek penelitian peneliti yaitu pembelian 1 unit Forklift 32 ton yang akan dilakukan tahun 2013.

b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) adalah aliran kas masuk bersih selama masa operasional peralatan yaitu selama 10 tahun mulai dari tahun 2014 sampai 2023 dalam satuan rupiah. Aliran kas ini dicari dengan

cara mengurangkan aliran kas masuk dengan kas keluar. Aliran kas masuk bersih (proceeds) dapat diperoleh melalui pendapatan

dalam penggunaan peralatan dengan penaksiran selama masa operasional. Aliran kas masuk bersih di dapat dari jumlah laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan/depresiasi ditambah bunga (1 – tax). Untuk aliran kas keluar selama masa operasional, berupa biaya-biaya yang terjadi dalam pengoperasian peralatan seperti biaya pegawai, biaya bahan (bensin), biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya administrasi kantor, dan biaya umum.

Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber modal yang digunakan untuk investasi tersebut mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi yang bersangkutan.

(48)

Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri.

Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi

2) Perhitungan proceeds bila investasi menggunakan Modal Sendiri atau Hutang.

Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga

(1-Pajak)

c. Aliran kas masuk akhir (Terminal Cash Flow) adalah aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Terminal Cash Flow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu proyek investasi dan dapat juga diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku peralatan tersebut.

d. Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individu. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk

(49)

setiap jenis modal. Apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata berimbang (weighted average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Dalam melakukan investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton, perusahaan akan menggunakan jasa pihak ketiga dalam membiayai investasi peralatan tersebut dimana biaya yang dikeluarkan dalam pembelian 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis studi kelayakan proyek dalam hal ini investasi merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil, yang bertujuan menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dengan demikian, aspek-aspek yang akan dianalisis terkait dengan kelayakan investasi pengadaan peralatan antara lain: aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.

2.4 Capital Budgeting

Capital Budgeting adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

dan menganalisis kelayakan suatu proyek atau investasi modal dalam jangka panjang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa datang (Peterson, 2002). Hal-hal yang dilakukan pada pada investasi jangka panjang yaitu pembelian mesin-mesin baru, peralatan-peralatan baru dalam meningkatkan kapasitas produksi perusahaan ataupun dengan pembangunan gedung atau pabrik untuk memperluas kegiatan perusahaan. Analisa Capital Budgeting merupakan

(50)

suatu alat bantu bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan dilihat dari sudut pandang keuangan (Muslich, 2008).

Menurut Sjahrial (2010) bahwa, Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan:

1) Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.

2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang.

3) Pengeluaran investasi untuk pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang cukup besar.

4) Kesalahan dalam penagambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

Investasi menurut Martono dan Harjito (2010) adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan, Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan timbul. Keputusan investasi ini

(51)

yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susi Dwi Rahayu dengan judul “Studi Kelayakan Usaha Penganggaran Modal Pada Pembukaan Cabang Baru Dealer Chanel Multi Wijoyo Motor” bahwa cara yang dilakukan dalam menganalisis kelayakan suatu usaha dapat dihitung dengan beberapa metode penilaian atau criteria proyek investasi, yaitu : metode Net Present Value (NPV), metode Payback Period (PP), metode Internal Rate of Return (IRR) dan metode

Profitability Index (PI). Susi Dwi Rahayu berpendapat bahwa dalam perhitungan

dengan keempat metode tersebut jika nilai PP yang dihasilkan atau periode pengembaliannya lebih pendek dari periode yang diisyaratkan maka usaha atau investasi dapat dikatakan “layak”, jika NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol maka investasi tersebut dikatakan “layak”, Jika IRR yang dihasilkan lebih besar dari bunga modal maka investasi tersebut dikatakan “layak” dan jika nilai PI yang dihasilkan lebih besar dari 1 maka investasi yang akan dilakukan dikatakan “layak”.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) dalam penelitian Rahayu bahwa Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang memperlajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak datau tidak usaha tersebut dijalankan.

Penelitian yang dilakukan Rahayu tidak hanya berdasarkan aspek keuangan saja tetapi juga berdasarkan pada aspek-aspek lainnya seperti aspek pasar/pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek

(52)

manajemen, aspek persaingan dan lingkungan eksternal sehingga proses hasil analisis dari aspek-aspek tersebut saling terintegrasi.

2.5 Metode Profitabilitas Investasi

Suatu perusahaan dalam melaksanakaan kegiatannya pada umumnya mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba tersebut, tetapi tidak mutlak bahwa dengan diperolehnya laba tersebut maka perusahaan telah menggunakan dana atau modal secara efektif dan efisien. Profitabilitas merupakan suatu ukuran keberhasilan dari perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan modalnya secara efektif dan efisien atau dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan mengendalikan perusahaan secara efisien untuk menghasilkan laba (Munawir, 2004). Dalam menilai profitabilitas suatu investasi dapat digunakan beberapa metode di antaranya adalah:

1) Payback Period (PP)

Menurut Sjahrial (2010), metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Selanjutnya Menurut Martono dan Harjito (2010), metode Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto (proceeds) yang diperoleh.

Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2011), metode Payback

Period merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan

pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Selanjutnya Menurut Suliyanto (2010) Payback Period merupakan metode yang

(53)

digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestaikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi.

Rumus yang digunakan apabila jumlah aliran kas setiap periode tidak sama yaitu:

Payback Period = 𝑡 +𝑑 − 𝑐 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑏 − 𝑐

Dimana;

t = Tahun terakhir dimana jumlah cash inflow sebelum menutup initial investment

b = Initial investment

c = Kumulatif cash inflow pada tahun t d = Kumulatif cash flow pada tahun t + 1

2) NPV (Net Present Value)

Net Present Value adalah suatu perhitungan yang didasarkan atas

selisih atas perhitungan PV (present value) penerimaan dengan present value pengeluaran. Bilamana NPV ini positif maka proyek (investasi) yang diharapkan ini akan menguntungkan, akan tetapi bilamana NPV tersebut negatif maka proyek (investasi) ini tidak dapat diharapkan. Dalam menghitung PV atau NPV ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu: (1) menaksir arus kas yang mendekati suatu akurasi yang benar; (2) menentukan tingkat bunga yang relevan.

Menurut Sjahrial (2009), NPV adalah selisih antara nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi. Selanjutnya Martono dan Harjito (2010) mengemukakan metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dan aliran kas neto (proceeds) dengan

(54)

nilai sekarang dari suatu investasi (outlays). Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2011) menyatakan bahwa NPV adalah kriteria keputusan anggaran modal yang ditentukan dari nilai sekarng arus kas bebas setelah dikurangi pajak dan pengeluaran awal.

Menurut Suliyanto (2010), NPV merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Rumusnya yang dipakai adalah sebagai berikut:

Dimana:

CF = Arus kas bersih (cash flow) I = Besarnya Investasi

n = Umur Proyek k = Tingkat Bunga

Penilaian proyek investasi berdasarkan NPV: NPV > 0, Proyek investasi layak.

NPV < 0, Proyek investasi tidak layak. 3) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat

bunga yang dapat menyamakan present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek (Suliyanto, 2010). Metode ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang atas penerimaan kas bersih yang akan datang.

NPV = CF1 + CF2 + … CFn - I (1 + k) (1 + k)² (1 + k)ⁿ

(55)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝐼𝑅𝑅 = �(1 + 𝑟)¹ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑅𝑅 = � 𝑅𝑡(1 + 𝑟)𝑅𝑡 ˉ¹ 𝑛 𝑡=1 𝑛 𝑡=1 Dimana:

R= Arus Kas bersih tiap tahun t = Periode (tahun)

r = Tingkat Bunga

Kriteria penilaian IRR adalah :

Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak. 4) Profitability Index (PI)

Menurut Martono dan Harjito (2010), metode Profitability Index merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode Profitability

Index (PI). Menurut Keown, et.al. (2011), Profitability Index merupakan rasio

nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal. Menurut Suliyanto (2010), metode Profitability Index merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays). Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti halnya dalam metode NPV untuk menghitung dengan metode PI, harus menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya

Gambar

Tabel 1.1 Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM)  NO  URAIAN  SATUAN  2009  2010  2011  2012  2013  Pertumbuhan  1  2  3  4  5  1   20' Full   Box  243.052  280.423  281.017  315.015  313.218  1,07  2   20' Empty   Box  52.270  77.920  5
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir PenelitianKajian Teoritis:
Gambar 5.1Struktur Organisasi
Gambar 5.2Wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Goal dari CSR adalah kakak damping diharap mampu mengembalikan adik asuh ke sekolah dan mendapatkan pelayanan yang baik disekolah, tetapi permasalahan lain selain

Adapun tujuan akhir yang hendak dicapai adalah sebuah kacamata pendeteksi benda untuk tuna netra berbasis mikrokontroler yang dapat digunakan oleh tuna netra,

Exponential smoothing merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meramalkan jumlah produksi yang akan datang, jenis double exponential smoothing dengan

dengan bangunan-bangunan yang megah” (HR. Hindari kesan dan makna yang sombong pada bangunan oleh sebab perasaan yang sombong mengiringinya ketika membuatnya. Niat yang sombong

Sebagai olahraga dengan sifat kompetitifnya mampu menonjolkan pengunggulan nasionalisme yang lebih besar dari ikatan suatu identitas tertentu, prasan kebanggaan nasional

Beberapa aktivitas eksternal ekonomi utama dijalankan oleh Kementerian lain semisal Kementerian Perdagangan untuk aktivitas perdagangan internasional dan Badan Koordinasi

Sejalan dengan hal tersebut Tjandra (2004:12) mengungkap bahwa pokok- pokok otonomi daerah antara lain: 1) konsep otonomi daerah berkaitan dengan cara pembagian secara

Meningkatnya kebutuhan manusia menyebabkan banyaknya hutan mangrove yang ditebang, diubah untuk berbagai kepentingan seperti pertambakan, pemukiman dan