BAB IV
PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA
2.2 Pembahasan Karya
Pencipta sebagai penulis naskah Program Dokumenter “WAYANG KULIT BETAWI” telah menggabungkan narasi, statement dan gambar yang dirangkai sebagai alur cerita, supaya mempermudah khalayak menerima informasi didalamnya.
Pencipta dalam bagian ini akan memberikan pembahasan mengenai karya yang telah selesai diciptakan.
Tabel 4.1
Pembahasan Karya
No. Segment / Scene / Time Logging / Analisa
1.
Gambar Bp. Yahya
Pertanyaan :
“Sejak kapan perkembangan wayang kulit betawi dan dipengaruhi oleh apa wayang kulit betawi ?”
Statement :
“Wayang kulit betawi mendapat pengaruh yang cukup kuat dari wayang kulit purwa yang dating dari jawa tengah .”
2.
Insert gambar wayang kulit betawi
Narasi :
SEJARAH PERKEMBANGAN WAYANG
KULIT BETAWI DIMULAI DARI
PENYERANGAN KERAJAAN MATARAM KE BATAVIA PADA TAHUN 1628-1629//
ATAS PERINTAH SULTAN AGUNG
HANYOKROKUSUMO PASUKAN MATARAM MENYERANG BELANDA KE BATAVIA//
TENTARA MATARAM MELAKUKAN
PENYERBUAN MENDIRIKAN POS DAN BERSOSIALISASI DENGAN PENDUDUK SETEMPAT/ /
SEHINGGA MENIMBULKAN CERITA-CERITA TENTANG WAYANG KULIT BETAWI//
Pembahasan :
Ketika pada gilirannya mereka telah meninggalkan lokasi itu dan sisa-sisanya di ketahui oleh masyarakat lokal. yaitu masyarakat betawi pada saaat itu dan mulailah dia mengekspresikan wayang kulit itu mulai saat itu.
2.
INSERT GAMBAR
Narasi :
SANGGAR KI NAMAN ADALAH SALAH
SATU SANGGAR YANG MASIH
MELESTARIKAN WAYANG KULIT BETAWI// YANG TERLETAK DI WILAYAH TAMBUN//
3 KI NAMAN
Pertanyaan :
“?”
Statement :
“Kota Bekasi yang kecamatanya masih tambun menjadi salah satu alasan, mengapa warga jakarta menganggap wayang kulit tambun sebagai wayang kulit betawi. memang kecamatannya masih di lokasi tambun.”
Insert ganbar wayang
Narasi : KEUNIKAN DARI WAYANG KULIT BETAWI SELAIN DARI TEKTURNYA JUGA PADA BAHASANYA JIKA CERITA YANG DIBAWAKAN TENTANG PARA PEMIMPIN MAKA BAHASA JAWA DAN SUNDA//
KETIKA YANG DI CERITAKAN ADALAH KISAH RAKYAT JELATA MAKA BAHASA YANG DIGUNAKAN ADALAH BETAWI
Insert sinden Backsound sinden
Bp Yahya
Statement :
Kalau kita melihat wayang kulit betawi yang paling menonjol ada 2 bahasa yang pertama dia di pengaruhi oleh sunda dikarenakan sinden yang membawakan lagu-lagu untuk mengiringi penampilan wayang kulit dengan bahasa sunda gunung sementara itu bahasanya adalah bahasa betawi, dalang menggunakan bahsa betawi sebagai bahsa narasi dan bahasa dialog dalam pertunjukannya.
INSERT GAMBAR SINDEN BACKSOUND LAGU SINDEN
TIMELIPSE SUASANA DI PAGI HARI BACKSOUND
INSERT GAMBAR PERSIAPAN DALANG PENTAS
Narasi :
Di sebuah rumah tampak kesibukan sudah terlihat sejak pagi hari itu, sanggar kinaman akan menggelar pementasan wayang kulit untuk mengisi sebuah acara berbagai keperluan pun telah disiapkan
INSERT GAMBAR PERSIAPAN
Narasi :
Kenong dan gambang kromong menjadi music pendukung seni pertunjukan wayang kulit betawi
INSER GAMBAR TUNAS JAYA DALANG PENTAS
Backsound
DALANG
Statement : Cerita yang dibawakan dalam wayang kulit betawi ada juga yang pakem ada juga yang sempalan atau carangan.
Carangan adalah cerita yang di ambil dari cerita pakem yang tidak menyimpang dari alur atau pakem
Gambar bpk yayhya Statement :
Yang lebih khas lagi dari wayang kulit betawi ini lebih bebas menafsirkan peristiwa-peristiwa khusus nya ketika tokoh punakawan muncul demikian bebasnya dari adegan-adegan kecil misal petruk menjadi raja itu. Dijadikan cerita carangan tersendiri yang mempunyai wana lokal betawi dan memiliki ungkapan-ungkapan pribahsa kata nilai-nilai yang berdasarkan dan dijiwai oleh masyarakat betawi.
GAMBAR WAYANG KULIT BETAWI NARASI
BENTUK TEKTUR WAYANG KULIT BETAWI TERLIHAT LEBIH KASAR DIBANDINGKAN DENGAN WAYANG KULIT JAWA// HAL INI DISESUAIKAN DENGAN KARAKTER ORANG BETAWI YANG APA ADA NYA//
GAMBAR PROSES PEMBUATAN
WAYANG KULIT BETAWI
BACKSOUND
DALANG Statement
Proses pembuatan wayang kulit betawi menggunakan kulit sapi dan kulit kerbau sebagai bahan utama, wayang, wayang jawa memang lebih halus dibandingkan dengan wayang kulit betawi, yang bentuknya agak kasar serta tatahan dan sungginganya. Hal ini dikarenakan selalu menggunakan cat minyak.
Dalang pentas Backsound
Bapak ganjar Statement
Bahasa juga mencerminkan perkembangan masyarakat, jadi kalau kita hubungkan dengan beberapa kesenian contohnya diwayang pasti bahasa yang di gunakan dimasyarakat pendukung
wayang tersebut bisa di cerminkan dibahasa itu. Tercermin dipementasan itu mungkin dalam percakapan yang istilahnya humor/ guyon pasti keluar bahasa.bahasa gaul yang pada saat itu sedang populer, jadi bahasa dalam hal ini menjadi cerminan dalam perkembangan masayarakat itu sendiri. Masyarakat yang dinamis pasti bahasanya pun dinamis, masyarakat yang akomodatif terhadap bahsa asing atau bahasa di daerah lain pasti bahasa nya pun berkembang karena ke akomodatifan itu. Insert gambar wayang pentas Backsound
Bapak ganjar Statement
Kalau dilihat dari tradisi atau tidak atau modern selau di kontra kan antara tradisi dan modern sastra yang ada dalam wayang kulit betawi itu adalah sastra tradisional. Apakah itu termasuk sastra tradisional dalam bentuk lisan atau tertulis pasti karena disampaikan secara lisan maka menjadi jelas itu termasuk sastra lisan.
Insert gambar dalang Backsound
Dalang kinaman Statement
Alasan ki naman mendalang dikarenakan untuk memikirkan kepentingan bersama seluruh umat
yang ada, kita menjadi salah satu contoh dan tontonan apalagi kalau kita kalau kita yang dapat diyakini penonton itu betul-betul memperhatikan seorang dalang menggerakan atau mementaskan wayang kulit
Insert kota jakarta Backsound
Kota jakarta Narasi
SEIRING PERKEMBANGAN ZAMAN DAN TEKHNNOLOGI //
MASYARAKAT KOTA JAKARTA MULAI BERALIH KEPADA MODERNISASI//
SENI BUDAYA DAN PERLAHAN
MENINGGALKAN SENI BUDAYA
TRADISIONAL WAYANG KULIT BETAWI //
AKTIFITAS MASYARAKAT
MODERN
Backsound
BAPAK SIGIT Statement
Kalau kita melihat semua orang menyukai seni modern terus kemudian beralih keseni-seni modern lainnya, ya tentu kiita akan kalah. Artinya apa yang kita miliki mungkin akan dipelajari oleh orang dan di lestarikan oleh orang dan kita akan belajar ke orang lain itu menjadi suatu kejadian yang real.
Insert gambar Backsound
Ki Naman Statement
Ya, kalau misalnya kita ingatkan dengan yang lain banyak sudah pengaruh-pengaruh budaya asing Insert gambar seni modern Backsond
Bapak sigit Statement
Perkembangan tekhnologi, perkembangan pilihan-pilihan oarang terhadap seni itu semakin banyak salah satunya tekhonologi.
Insert masyarakat yang sedang menikmati tekhnologi modern
Backsound
Bapak sigit Statement
Tekhnologi ini merupakan perkembangan terhadap manusia yang tidak bisa di tolak
Insert gambar wayang kulit betawi Backsound
Bapak Yahya Statement
Memang konsep pewarisan wayang kulit betawi ini sampai sekarang masih mencari-cari bentuknya. Karena suguhan-suguhan kepada generasi muda sedah sangat berbeda dengan masa lalu mereka yang dengan mudahnya di ajak bermain gamelan
kenong dan lain-lain. Sedang kan sekarang anak-anak muda tidak semudah itu maka dari itu pengenalan kemudian mencintai dan mencoba memahami apa kekayaan yang mereka miliki aoa kearifan lokal yang ada di balik itu jika mereka ketahui maka mudah-mudahan kita aman menuju era kedepan dengan kesenian-kesenian lokal kedepannya.
INSERT GAMBAR WAYANG Backsound
Dalang Statement
Hanya sebatas pengaruh yang memungkinkan zaman perubahan-perubahanini dan memang kalau dulu dibilangnya wayang kulit betawi ini kuno. Dan tetapi kalau yang mengingat sejarah ini masih banyak yang membutuhkan cerita wayang kulit betawi.
Insert gambar Backsound
Bapak sigit Statement
Mungkin kalau dahulu di dalam ada yang mencoba menyesuaikan itu dengan perkembangan anak-anak muda dan tidak pada pakemnya itu tidak menggunakan pakem kaku. Tapi mengikuti zaman yang kemudian di revitalisasi sesuai dengan
konteks zaman, pada saat itu .
Insert gambar Backsound
Ki Naman Statement
Yang pertama pentingnya keturunan kalau bukan kita-kita ini selaku keturunan siapa sih yang mau melanjutkan?
Insert gambar Backsound
Bpk. Yahya Statement
Semua kesenian pada saat ini perlu di revitalisasi karena kita menghadapi dengan dunia modern, dengan kebudayaan modern, dengan kebudayaan populer yang setiap detik menyerang kita. Kalau tidak kita rubah penampilannya, durasinya, kemudian pola-pola management nya pertunjukan di atas panggung maka kita akan tertinggal. Hal-hal yang seperti itu harus kita pikirkan sehingga dengan konsep pertunjukan baru dengan management pertunjukan baru dengan senantiasa melibatkan keterkinian dan isu-isu masuk pada konsep-konsep pertunjukan mereka saya rasa kita akan mudah kedepannya.
Insert wayang Backsound
Bapak Ganjar Statement
Revitalisasi itu adalah menghidupkan kembali budaya seni, seni sastra,seni musik atau apa yang memang hampir punah atau sudah punah kalau hampir revitalisasinya berarti menggairahkan kembali masyarakatnya untuk mendukung seni itu. Mengadakan lagi pertunjukan menggunakan lagi dimasyarakatnya untuk menghidupkan kembali.
Bapak sigit Statement
Apakah ini bisa di kontektualisasikan dengan masyarakat sekarang? Di Revitalisasi nilai-nilainya di kaitkan dengan nilai-nilai sekarang nyambung atau tidak ? sehingga masyarakat itu menjadi tertarik kalau misalkan tidak dan itu tidak didorong maka akan semakin hilang
Insert gambar Backsound
Ki Naman Statement
Sampai saat ini sudah mendekatkan kepada cucu untuk wayang kulit betawinya. Mudah-mudahan kedepan pun anak cucu ini masih tetap melanjutkan wayang kulit betawi khususnya kesenian yang ada di kita ini.
Pencipta sebagai seorang penulis naskah menggabungkan narasi, statement dan visualisasi didalam Program Dokumenter “WAYANG KULIT BETAWI”. Sehingga memudahkan daya tangkap penonton saat melihat karya ini. Begitu pula dengan narasumber yang ingin ditampilkan, dikemas dengan statement dari narasumber yang bersangkutan. Apa yang ingin pencipta sampaikan ke dalam bentuk narasi dan statement dari narasumber, benar-benar Insert gambar bocah memainkan
wayang
Backsound
Ki Naman Statement
Harapannya mudah-mudahan pemerintah setempat membantu dengan adanya perkembangan kesenian yang bersejarah ini. Seperti wayang kulit betawi saya kira selain wayang kulit betawi memang tontonan ini jarang mempunyai nilai-nilai bersejarah seperti cerita wayang kulit betawi.
kuat dan dapat membantu menjelaskan kepada penonton isi tayangan tersebut secara detail.
4.2 Analisa Karya 4.2.1 SWOT
SWOT merupakan sebuah cara menganalisis data melalui pemahaman seluruh Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Treath (ancaman) suatu produk. Sebuah produk dalam hal ini sudah pasti memiliki kekuatan dan kelemahan. Demi menyelaraskan sebuah penciptaan karya, mengenai hasil kreatifitas dalam audio dan visual ini. Tentunya pencipta ingin mendominasi kekuatan produk dan menekan kelemahan seminimal mungkin, dengan cara mencari pemecahan dalam menekan kelemahan. Berikut yang termasuk kedalamnya :
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan pada film dokumenter ini, disajikan dengan konsep narasi dan statement yang memperkuat cerita. Program ini diperlihatkan pendapat dan harapan dari narasumber yang pro dan kontra. Sehingga permasalahan yang dikomentarkan semakin tajam dan informasi yang disampaikan kepada khalayak semakin jelas, mengenai permasalahan-permasalahan yang tidak diketahui sebelumnya.
Film yang pencipta buat ini mengangkat tentang kurang pedulinya masyarakat terhadap kebudayaan nya secara baik. masyarakat yang kurang
peduli terhadap warisan budaya yang sudah sangat langka ini harus dilestarikan , sehingga menjadikan permasalahan.
Narasi dan statement dalam film dokumenter ini, mampu mewakili setiap potongan-potongan gambar yang merangkai alur cerita. Dengan memaparkan fakta yang diperkuat oleh musik latar, sehingga ikut memberikan fokus dalam penciptaan karya ini. Voice Over yang termasuk didalamnya merupakan sebuah elemen penguat dari satu kesatuan narasi, rangkaian gambar dan pemilihan ilustrasi musik.
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang dihadapi pencipta sebagai penulis naskah, pada film Dokumenter Wayang Kulit Betawi adalah susahnya mencari referensi film yang sama, seperti program yang pencipta buat dengan jenis Dokumenter Edukasi. Lalu sulitnya menemukan kata atau kalimat yang sesuai dalam narasi, karena kalimat yang digunakan harus singkat, padat, namun tetap jelas untuk dimengerti oleh penonton. Sehingga pencipta sedikit kesulitan untuk menyambungkan narasi dan statement dengan stock shot yang ada.
3. Opportunity (Kesempatan)
Kesempatan yang diperoleh adalah pencipta sebagai penulis naskah bisa belajar, bagaimana menulis sebuah narasi yang baik. Dimana isi narasi tersebut sesuai dengan visual yang ditampilkan, sehingga antara isi narasi dengan visual berkesinambungan.
Lalu, ketersediaan sejumlah program yang kini dihadirkan sejumlah stasiun televisi swasta maupun pemerintah, belum ada program yang menyajikan tema permasalahan yang ada di Ibukota Jakarta, terutama mengenai kebudayaan jakarta . Dengan isi program yang menampilkan narasumber pro dan kontra. Peluang ini bisa membuat minat audience tertarik terhadap isi film tersebut, sehingga rasa keingintahuan khalayak semakin besar.
4. Treath (Ancaman)
Ancaman dalam film dokumenter yang pencipta buat ini adalah kurangnya tayangan yang mengangkat tentang permasalahan – permasalahan yang ada di Ibukota Jakarta. Sehingga membuat khalayak sulit untuk memahami isi tayangan yang pencipta buat. Dan kebanyakan khalayak saat ini lebih menyukai program acara yang berbentuk hiburan seperti sinetron, film, acara komedi, dan sebagainya.
4.2.2 Positioning
Pencipta sebagai penulis naskah ingin menciptakan narasi yang informatif dan diselaraskan dengan setiap potongan gambar. Agar pesan yang pencipta buat bisa lebih mudah tersampaikan dengan baik kepada khalayak. Maka pencipta sebagai seorang penulis naskah harus memiliki positioning, agar menjadikan keunggulan tersendiri terhadap persaingan yang ada.
Positioning adalah “Strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan didalam otaknya, didalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu”.73
Secara keseluruhan dalam penayangan film Dokumenter “WAYANG KULIT BETAWI” ini, dapat disimpulkan bahwa relasi antara unsur audio (narasi) dan visual (gambar) sebagai positioning dalam karya ini, yaitu sebagai berikut :
1. Dengan adanya visualisasi yang kuat dan tepat. Narasi disertakan karena merupakan bagian dari konsep penciptaan yaitu penggunaan narasi dan statement. Penyampaian informasinya lebih mudah tersampaikan dengan baik oleh khalayak.
2. Unsur visual yang kuat akan lebih mudah dipahami oleh penonton. Kemudian unsur audio dalam hal ini menggunakan musik latar yang tepat dibarengi dengan narasi.
Setelah film Dokumenter Wayang kulit betawi ini selesai dibuat, maka pencipta dan rekan akan mengimplementasikan kepada audience berusia semua umur. Nantinya film Dokumenter ini akan menjadi tolak ukur, apakah layak atau tidak untuk diminati audience.
Karya ini akan disiarkan di salah satu stasiun TV yang khusus membahas Jakarta. Sebab program ini hanya membahas permasalahan yang ada di ibukota Jakarta saja. Program ini akan di publish melalui media cetak
73
dan media online yaitu dalam media cetak membuat Poster dan Stiker. Lalu mempromosikan melalui media online yaitu Youtube.
4.2.3 Prospek
Setelah pencipta menganalisa Positioning dan SWOT, maka pencipta menyimpulkan prospek dari Film Dokumenter “Wayang Kulit Betawi” ini. Pencipta berharap agar khalayak lebih mengetahui permasalahan tentang sejarah, yang tidak diketahui sebelumnya. Ini membuktikan bahwa tayangan seperti ini layak untuk disaksikan serta mempunyai nilai jual, karena film dokumenter ini akan memberikan informasi mengenai permasalahan – permasalan yang ada di ibukota Jakarta.
Dalam penayangannya, pencipta membuat suatu narasi yang diperoleh dari informasi dan fakta. Dirangkum menjadi bentuk narasi hingga menjadi sebuah alur cerita dengan memaparkan permasalahan, tentang sejarah yang kejadiannya di tempat secara nyata. Dan digabungkan dengan statement pro dan kontra dari narasumber yang telah dipilih. Hal tersebut dapat dijadikan penguat untuk menarik minat penggemar film dokumenter.
Dengan keunggulan dan kekuatan yang terdapat didalamnya, dokumenter ini dapat bersaing dengan program dokumenter lainnya yang memiliki tema yang sama. Pencipta akan mengemasnya hingga menjadi sebuah tayangan yang bermanfaat dan berkualitas serta didukung dengan teknik produksi yang maksimal, maka karya ini cukup menarik untuk diterima dan disaksikan.
4.3 Laporan Penciptaan
Dalam menjalankan suatu produksi memang tidak luput dari masalah yang menyertai didalamnya, baik masalah teknis maupun masaah non teknis. Begitu pula kegiatan produksi film Dokumenter “WAYANG KULIT BETAWI” yang tidak lepas dari kendala yang harus dihadapi. Pencipta melaporkan perubahan – perubahan yang terjadi, serta kendala dan keterbatasan karya yang dialami oleh pencipta dalam menciptakan karya.
4.3.1 Perubahan – perubahan Karya
Secara konsep, karya ini terjadi perubahan – perubahan yang ternyata jauh dari rencana, yang sudah dipikirkan oleh pencipta sebelumnya.
Semua ini disebabkan karena adanya beberapa kendala, yang menghambat kegiatan proses produksi program dokumenter ini. Waktu narasumber yang begitu padat sehingga shooting schedule mengalami perubahan dan berpengaruh dengan working shedule.
Budgeting juga terjadi perubahan, dikarenakan adanya keperluan yang tidak di duga. Sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari yang pencipta dan rekan perkirakan.
Secara konsep, karya ini terjadi perubahan – perubahan yang ternyata jauh dari rencana, yang sudah dipikirkan oleh pencipta sebelumnya.
Semua ini disebabkan karena adanya beberapa kendala, yang menghambat kegiatan proses produksi program dokumenter ini. Waktu narasumber yang begitu padat sehingga shooting schedule mengalami perubahan dan berpengaruh dengan working shedule.
Budgeting juga terjadi perubahan, dikarenakan adanya keperluan yang tidak di duga. Sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari yang pencipta dan rekan perkirakan.
Tabel 4.4
Perubahan Jadwal Shooting
Tabel 4.5
4.2.1 Kendala dan Keterbatasan Karya
Pada produksi karya dokumenter ini, pencipta mempunyai beberapa kendala dan keterbatasan karya, yaitu sebagai berikut :
1. Kendala
Kendala yang pencipta alami dalam proses produksi yaitu sulitnya interview dengan pemerintah yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hingga akhirnya mundur untuk beberapa minggu . Lalu waktu narasumber – narasumber yang begitu padat, shooting schedule tidak sesuai rencana. 2. Keterbatasan Karya
Keterbatasan yang pencipta alami yaitu keterbatasan peralatan yang dimiliki, serta perlengkapan dan peralatan teknis yang tiba – tiba mengalami guncangan.
4.3 Karya Pendukung dan Strategi Promo
Salah satu tujuan pencipta dalam pembuatan karya ini adalah bagaimana pesan dan informasi dalam karya sampai ke khalayak. Pencipta ingin memperkenalkan Film Dokumenter “WAYANG KULIT BETAWI ” kepada khalayak yang lebih luas lagi.
Jadi, untuk menunjang film dokumenter yang pencipta buat dan untuk diperkenalkan kepada masyarakat, pencipta dan rekan membuat srategi promosi dalam berbagai bentuk media dengan membuat Poster dan Stiker yang akan dipasang dan disebarkan di tempat umum sebagai media cetak.
Lalu promosi dilakukan dengan menggunakan media yang saat ini menjadi favorit masyarakat yaitu media online, salah satunya jejaring sosial yakni Youtube.
4.3.1 Media Cetak 1. Poster
Pencipta memilih poster karena poster dapat ditempel di tembok – tembok, sehingga siapapun yang melewati tembok yang telah tertempel poster ini maka akan melihat secara detail judul dan waktu penayangannya.
Gambar 4.1
Pencipta memilih stiker karena stiker bisa ditempel, tetapi sifat stiker lebih fleksibel, bentuknya yang kecil memungkinkan untuk ditempel dimana saja.
Gambar 4.2
4.3.2 Media Online 1. Youtube
Pengguna akun youtube adalah dimaksudkan agar audience dapat menyaksikan episode – episode di program “Demi Masa” kapanpun dan dimanapun saat mereka tidak sempat menyaksikan acara tersebut ditelevisi. Pencipta juga akan membuat teaser atau trailer (cuplikan/film dokumenter wayangkulit betawi) yang akan dimasukan di youtube sebelum ditayangkan isi keseluruhannya ditelevisi.
http://www.youtube.com/watch?V=kxT_4Pxczxy