! 2! ! ! ! ! ! ! ! ! !
!!!!!!
SEMINAR!NASIONAL!&!CALL!FOR!PAPERS!
!!!!!!
!
!
!
!
ISBN!0!97806020294031908!
18!Oktober!!
2018!
08!
Fall!
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER
PARIWISATA DALAM PUSARAN GELOMBANG REVOLUSI 4.0
PELINDUNG
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si.
PENANGGUNGJAWAB
Dr. I Wayan Suardana, S.ST.Par., M.Par. Dr. I Nyoman Sudiarta, SE.,M.Par. Dr. I Nyoman Sukma Arida, S.Si, M.Si
PEMBINA
Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. Dra. Anak Agung Putri Sri, M.Si.
KETUA PANITIA
Gde Indra Baskara, SST.Par, M.Sc, Ph.D
SEKRETARIS
Putri Kusuma Sanjiwani, SH, MH
BENDAHARA
Ni Gusti Ayu Susrami Dewi, SST.Par, M.Par
REVIEWER
Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, M.Sc Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si Dr. I Nyoman Sukma Arida, S.Si, M.Si
TATA LETAK & DESIGN COVER
Putri Kusuma Sanjiwani, SH, MHPENERBIT:
Udayana Press
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Jl. Dr R Goris No 7, Denpasar Bali Cetakan I, Desember 2017
! 4!
KATA PENGANTAR
!
Om Swastiastu Om
Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya sehingga Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema Pariwisata dalam Pusaran Gelombang Revolusi 4.0 yang diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dengan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana untuk memperingati World Tourism Day 2018 dan menyikapi perkembangan digital serta teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata di dunia. Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema Pariwisata dalam Pusaran Gelombang Revolusi 4.0 yang dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2018 menerbitkan Prosiding yang memuat sejumlah artikel dengan berbagai topik terhangat di industri pariwisata di Provinsi Bali maupun di sekala nasional. Buku prosiding ini terdiri dari artikel para pemakalah yang berasal dari Universitas Udayana serta para pemakalah dari luar daerah. Sebagai bentuk apresiasi terbesar dan rasa syukur kami, perkenankan kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pendukung kegiatan kami dan pemakalah yang telah berkontribusi dalam Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema Pariwisata dalam Pusaran Gelombang Revolusi 4.0. Semoga Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema Pariwisata dalam Pusaran Gelombang Revolusi 4.0 dapat bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, 18 Oktober 2018 Ketua Panitia Gde Indra Baskara, SST.Par, M.Sc, Ph.D
!
!
!
!
!
!
!
!
!
DAFTAR ISI
1. TOURISM GO LIVE! (PEMANFAATAN KONTEN LIVE STREAMING VIDEO DALAM MEMPROMOSIKAN EVENT PARIWISATA INDONESIA
Imam Nur Hakim ……… 8
2. PENGGUNAAN TEKNOLOGI REALITAS TERTAMBAH UNTUK MENINGKATKAN PENGALAMAN BERWISATA BUDAYA DI BALI
Gde Indra Bhaskara ……… 26
3. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELANJARAN ENGLISH FOR SPESIFIC PURPOSES BERBASIS ICT UNTUK SPA THERAPIST DI KAWASAN WISATA KUTA
Kadek Feni Aryati 1) Komang Shanty Muni Parwati 2)
I Made Krisna Adi Chandra 3) ……… 34
4. ANALISIS PASAR WISATA DIVING KE BALI PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
I Wayan Suardana 1) Saroyini Piartrini 2) Ni Made Ariani 3) ………. 48 5. POLA REALISAS AKTOR DALAM BINGKAI BENCANA
ERUPSI GUNUNG AGUNG DI DESA WISATA KERTA, BALI
Saptono Nugroho 1) Sukma Arida 2) ……… 57
6. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA DI KAWASAN RAWAN BENCANA KABUPATEN KARANGASEM
Putri Kusuma Sanjiwani 1) Luh Putu Kerti Pujani 2) ……… 63 7. MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA
KE KARANGASEM PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Ni Gusti Ayu Susrami Dewi 1) Luh Gede Leli Kusuma Dewi 2) ………… 70 8. STRATEGI PEMASARAN DESA WISATA TISTA KABUPATEN
TABANAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG, BALI
I Nyoman Jamin Ariana 1) Ida Bagus Ketut Astina 2) ……… 80 9. ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN YANG MENGINAP
DI HOTEL BERBINTANG DALAM KAWASAN MITIGASI BENCANA KABUPATEN KARANGASEM
Ni Made Ariani 1) I Nyoman Sri Aryanti 2) ……… 96
10. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DIKEMBANGKANNYA DESA BONGAN SEBAGAI DESA WISATA DI
KABUPATEN KARANGASEM
! 6!
11. PENURUNUNAN EKSISTENSI HOTEL BINTANG LIMA KAWASAN KUTA PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG Studi Kasus: Hotel Chain Internasional Kawasan Kuta
Putu Ratih Pertiwi 1) Fanny Maharani Suarka 2) ……… 116 12. STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATION DI DALAM
MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL DI KAWASAN ITDC PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Agung Sri Sulistyawati 1) Putu Ratih Pertiwi 2) ……… 120
13. PENGEMBANGAN HOMESTAY BERBASIS MASYARAKAT DI DESA WISATA NYUH KUNING, UBUD
Ni Putu Ratna Sari 1) Anak Agung Putri Sri 2) ……… 129 14. IDENTIFIKASI AKTIVITAS FAMILY LEISURE AND RECREATION
(REKREASI KELUARGA) DI ATRAKSI WISATA PENELOKAN DAN TOYA BUNGKAH KINTAMANI BANGLI
Fanny Maharani Suarka 1) Agung Sri Sulistyawati 2) ……… 142 15. KEBERADAAN TRANSPORTASI ONLINE DALAM
INDUSTRI PARIWISATA BALI
A.A. Manik Pratiwi ……… 152
16. MODEL PENERAPAN ETIKA PELAYANAN PEKERJA WANITA SPA PADA HOTEL BERBINTANG DI DESA ADAT SEMINYAK
Putu Diah Kesumadewi 1) A.A Manik Pratiwi 2) ……… 155
17. PRAKTIK USAHA AKOMODASI PARIWISATA BERBASIS KEWIRAUSAHAAN LOKAL DI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG
I Wayan Darsana 1) Yohanes Kristianto 2) ……… 164
18. PARIWISATA DAN DIGITAL NOMAD DI BALI (KONVERSI MODAL BUDAYA MENJADI MODAL EKONOMI)
Nararya Narotama ……… 172
19. KARAKTERISTIK WISATAWAN MILENIAL NUSANTARA BERKUNJUNG KE BALI
Luh Gede Leli Kusuma Dewi 1) Ni Gusti Ayu Susrami Dewi 2) ………… 183
20. TRI HITA KARANA SEBAGAI PONDASI DALAM PENGEMBANGAN WATERSHED BADUNG MENJADI TOURISM DESTINATION
I Gusti Ketut Purnayasa 1) I Made Trisna Semara 2) I Nengah Laba 3)
21. ILOKUSI BIDANG KULINER DALAM ACARA MEMASAK DI MEDIA ELEKTRONIK
Kadek Ayu Ekasani 1) Ni Made Rinayanthi 2) ……… 201
23. MODEL PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI POTENSI WISATA
Ni Wayan Rena Mariani 1) Anak Agung Gede Wijaya 2) ……… 206
24. STRATEGI PEMASARAN TENUN RANGRANG SEBAGAI
PRODUK PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI NUSA PENIDA BALI
Ferlie Lanovia Amir 1) I Gusti Made Riko Hendrajana 2) ………… 216 25. PERKEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DESA
WISATA SANGKAN GUNUNG : REAKTUALISASI NILAI-NILAI PAWONGAN DALAM TRI HITA KARANA
KARAKTERISTIK WISATAWAN MILENIAL NUSANTARA
BERKUNJUNG KE BALI
L.G.Leli Kusuma Dewi 1)
N.G.A Susrami Dewi 2)
Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana,
ABSTRAK
Generasi millenial memiliki keunikan tersendiri, generasi ini identik dengan teknologi dalam kehidupannya. Setiap perilaku dari generasi millenial tidak lepas dari media yang berbasis teknologi baik pada keseharian maupun berwisata. Berdasarkan fenomena tersebut, maka menarik untuk dikaji mengenai profil wisatawan milenial khususnya wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali. Pengumpulan data dengan menyebarkan 200 kuisioner, menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil menunjukkan bahwa profil berdasarkan tourist descriptor: 1) didominasi laki-laki (64%); 2) berumur 21 – 30 tahun (48%); 3) asal Jawa Timur (39,5%); 3)belum menikah (77,5%); 5) pelajar / mahasiswa (54%); 6) pendidikan S1 (42%); 7) pendapatan kurang dari satu juta (49%). Sedangkan profil berdasarkan trip descriptor: 1) frekwensi mengunjungi Bali lebih dari tiga kali (37,5%); 2) lama tinggal lebih dari empat hari (67,5%); 3) berlibur bersama keluarga (45%); 4) jenis akomodasi hotel (47%); 5) lokasi akomodasi sekitar Kuta (41,5%); 6) mengurus perjalanan secara mandiri (50%); 7) sumber informasi daya tarik wisata melalui media sosial (57%); 8) aktivitas wisata yang dilakukan adalah swafoto (35%); 9) moda transportasi berupa mobil sewaan (24,5%), 10) pengeluaran tertinggi adalah atraksi wisata (66%). Saran kepada pemerintah daerah Bali untuk mengelola potensi wisatawan milenial dengan baik dengan menciptakan atraksi dan mengembangkan daya tarik wisata baru yang kreatif, inovatif dan mempromosikannya melalui media social sehingga wisatawan milenial tertarik untuk berkunjung.
Kata Kunci : Karakteristik, Wisatawan milenial nusantara, Bali
I. PENDAHULUAN
Wisatawan milenial adalah
sebutan untuk wisatawan yang lahir pada tahun 1980-2000, jadi jika dilihat berdasarkan pada umur wisatawan,
wisatawan millennial adalah
wisatawan yang berumur 18 tahun sampai dengan 38 tahun. Mereka disebut sebagai wisatawan milenial dikarenakan mereka terlahir pada era milenium, di mana kehidupan mereka sudah melekat dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan segala sesuatunya harus diperoleh secara
instant. Wisatawan milenial
merupakan wisatawan yang memiliki potensi yang sangat besar bagi pariwisata dunia, dikarenakan umur mereka yang produktif dan populasi mereka di seluruh dunia.
Dilansir pada salah satu media daring/online dikatakan oleh PBB bahwa sebesar 20% wisatawan dunia berasal dari wisatawan milennial. Wisatawan milenial ini memiliki cara tersendiri saat melakukan kegiatan wisata, mereka cenderung spontan, tak
terlalu banyak waktu untuk
ulasan-ulasan destinasi wisata di internet
terutama mediasocial
(www.travel.kompas.com). Wisatawan milenial adalah wisatawan yang unik dan sangat konsumtif. Seperti yang diberitakan oleh salah satu majalah
bisnis online yaitu
www.surabaya.bisnis.com, Senin, 07 Maret 2016 dalam sebuah artikel bertajuk Perilaku Konsumen Generasi
Milenial Menabung demi Hal Konsumtif, disebutkan bahwa berdasar
kan pada riset yang dilakukan oleh lembaga independen Provetic tentang
perilaku belanja konsumen
menunjukkan bahwa para generasi milenial cenderung memiliki perilaku menabung untuk hal-hal yang bersifat konsumtif seperti membeli tiket konser musik ataupun untuk berwisata.
Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit dunia, sepantasnya menggarap serius potensi dari
wisatawan milenial, khususnya
wisatawan milenial nusantara.
Wisatawan milenial nusantara tidak dapat dipandang sebelah mata, dikarenakan jumlah populasi mereka dan sifat konsumtif yang mereka miliki. Hal ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi Bali sebagai destinasi wisata favorit di Indonesia, apabila stake holder
pariwisata Bali mampu menyediakan sarana dan prasarana pariwisata yang sesuai dengan karakteristik wisatawan milenial nusantara yang unik dan konsumtif.
Jika kita berbicara mengenai potensi wisatawan nusantara (wisnus) khususnya dalam hal pengeluaran mereka selama berwisata di Bali, maka berdasarkan pada analisa “Buku Pasar Wisatawan Nusantara 2015” dalam data based Dinas Pariwisata Bali yang
dilansir online pada
www.etnikbali.com (diunduh Minggu, 21 Januari 2017, pk. 19.18 WITA), disebutkan bahwa jumlah pengeluaran rata-rata per hari diketahui bahwa
wisnus mengunjungi Bali dengan pengeluaran diatas Rp. 1.000.000. Data ini menunjukkan bahwa wisnus adalah pasar yang sangat potensial bagi Bali. Masih berdasarkan pada analisa “Buku Pasar Wisatawan Nusantara 2015” dikemukakan bahwa wisnus yang datang berkunjung ke Bali didominasi oleh usia 26-55 tahun sebanyak 60,8% dan kelompok usia 16-25 tahun sebanyak 31,2%. Data ini memperkuat bahwa wisnus yang datang berkunjung ke Bali adalah merupakan wisatawan milenial.
Penelitian mengenai wisatawan
khususnya wisatawan milenial
nusantara, belum banyak dilakukan. Terdapat penelitian yang mengangkat wisatawan milenial sebagai subjek
penelitian dihubungkan dengan
keputusan pembelian kuliner.
Penelitian ini dilakukan oleh Rinandiyanta dkk (2017) mengangkat permasalahan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan
pembelian pada industry kuliner diketahui bahwa wisatawan milenial bahwa store atmosphere dan store
image berpengaruh secara signifikan
dalam keputusan pembelian oleh generasi milenial pada industri kuliner di Kota Tasikmalaya.
Berangkat dari fenomena trend perjalanan wisata yang dikuasai
wisatawan milenial, keunikan
karakteristik wisatawan milenial yang gemar merencanakan perjalanan wisata secara individu, serta sifat konsumtif yang dimiliki, serta banyaknya jumlah kunjungan wisnus yang masuk dalam rentang kelompok wisatawan milenial membuat penulis tertarik untuk
mengangkat topik mengenai
Karakteristik Wisatawan Milenial Nusantara berkunjung ke Bali. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada seluruh stake holder pariwisata Bali sehingga semua stake
holder pariwisata Bali siap dan mampu
! 185!
nusantara seoptimal mungkin sehingga memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kepariwisataan Bali.
II. TINJAUAN PUSTAKA
KARAKTERISTIK WISATAWAN Seaton and Bennet (1996),
membagi berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist
descriptor).
1. Trip Descriptor; wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum, jenis perjalanan dibedakan menjadi: perjalanan rekreasi, mengunjungi teman/keluarga, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton dan Bennet, 1996). Smith
(1989) menambahkan jenis
perjalanan untuk kesehatan dan
keagamaan diluar kelompok
lainnya. Lebih lanjut, jenis-jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain.
2. Tourist Descriptor; memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambaran dengan “who, wants,
what, why, when, where, and how much?” Untuk menjelaskan
hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut:
a. KarakteristikSosio-Demografis
Karakteristik
sosio-demografis mencoba
menjawab pertanyaan “who
wants what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini
paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisat
a, perencanaan, dan
pemasaran, karena sangat
jelas definisinya
dan relative mudah pembagia nnya (Kotler, 1996). Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielabolasi dari karakter tersebut.
b. Karakteristik Geografis Karakteristik geografis memb agi wisatawan berdasarkan lo kasi tempat tinggalnya,
biasanya dibedakan
menjadi desa kota, provinsi, maupun negara asalnya.
Pembagian ini
lebih lanjut dapat pula dikelo mpokkan berdasarkan ukuran
kota tempat
tinggal (kota kecil,menengah, besar/metropolitan), kepadata n penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
c. Karakteristik Psikografis Karakteristik ini membagi wis atawan ke dalam kelompok - kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style, karakteristik personal. Wisatawan dalam ke
lompok demografis yang
sama
mungkin memiliki profil psik ografis yang sangat berbeda ( Smith, 1989).
Sedangkan, Matheisen dan
Geoffray (1982) menjelaskan bahwa karakteristik wisatawan terdiri dari unsur-unsur berikut:
1. Unsur sosial ekonomi,
meliputi: umur, jenis kelamin, motivasi berwisata dan etnis.
2. Tingkat penggunaan dan pemanfaat
objek. Hal ini meliputi:
jumlah wisatawan yang
berkunjung ke suatu objek
beserta penyebarannya
dalam suatu periode tertentu. 3. Lama tinggal wisatawan.
4. Tujuan tinggal, dilakukan
dengan tujuan berekreasi dan mengunjungi suatu destinasi wis ata untuk sementara waktu.
Karaktersitik wisatawan milenial nusantara pada tulisan ini mengacu pada pengklasifikasian karakteristik wisatawan yang dikemukakan oleh Seaton dan Bennet 1996. Pada tulisan ini, karakteristik wisatawan akan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu berdasarkan pada tourist descriptor dan trip descriptor.
WISATAWAN MILENIAL
Sebelum kita mengkaji
mengenai konsep wisatawan milenial, maka akan dipaparkan pengertian dari wisatawan itu sendiri. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata (Undang-undang nomor 10 tahun 2009). Menurut pengertian ini, semua orang yang
melakukan perjalanan wisata
dinamakan wisatawan. Tujuan
perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi. Pacific Area
Travel Association memberi batasan
bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan maksimal tiga bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi:
1. Orang-orang yang sedang
mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk keperluan pribadi atau untuk keperluan kesehatan.
2. Orang- melakukan perjalanan di
wilayah Indonesia diluar
tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali
kegiatan yang mendatangkan
nafkah ditempat yang dikunjungi. Orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau
sebagai utusan berbagai
badan/organisasi.
3. Pejabat pemerintahan dan militer
beserta keluarganya yang
tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila mereka mengadakan perjalanan ke
negeri lain, maka dapat
digolongkan wisatawan.
Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi dua :
a. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang melakukan perjalanan wisata diluar negeri.
b. Wisatawan Nasional
(Domestik) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan wisata didalam negeri.
Cohen dalam Pitana dan Gayatri (2005) mengklasifikasikan
wisatawan atas dasar tingkat
familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas dasar ini, Cohen menggolongkan wisatawan menjadi empat, yaitu:
1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, yang berpergian dalam jumlah kecil. 2. Explorer, yaitu wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan mengatur perjalananya sendiri, tidak mau mengikuti jalan-jalan
wisata yang sudah umum
melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track). Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitias dengan
! 187!
interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.
3. Individual Mass Tourist, yaitu
wisatawan yang menyerahkan
pengaturan perjalananya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal.
4. Organized Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.
Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup di mana perjalanan itu dilakukan, maka wisatawan dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Wisatawan asing (foreign tourist)
Adalah orang asing yang
melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana dia berdiam. (umumnya
terllihat dari status
kewarganegaraannya, dokumen
perjalanan dan uang yang
dibelanjakannya)
2. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau tinggal di suatu negara, melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal (orang yang bekerja di kedutaan besar dll) 3. Domestic tourist
Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya
4. Indegenous Foreign tourist
Warga negara suatu negara
tertentu, yang karena tugas atau jabatannya di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri
5. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu, yang menumpang kapal udara atau kapal laut ataupun kereta api, yang terpaksa singgah
pada suatu
pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri
6. Bussines Tourist
Orang yang melakukan perjalanan (baik asing atau warga negara
sendiri) yang mengadakan
perjalanan untuk tujuan lain bukan
wisata, tetapi melakukan
perjalanan wisata setelah tujuan yang utama selesai.
Pengertian mengenai wisatawan milenial sampai saat ini belum
ditemukan. Sebutan “wisatawan
milenial” adalah sebutan yang diperuntukkan bagi wisatawan yang berasal dari generasi milenial. Menurut beberapa sumber artikel
online yang memuat mengenai mengenai generasi milenial, yang dimaksud dengan generasi milenial adalah sebutan bagi generasi yang lahir pada tahun 1980-2000. Sebutan milenial inipun juga akhirnya melekat kepada wisatawan muda. Wisatawan
milenial adalah sebutan bagi
wisatawan yang berumur 18 tahun sampai dengan 38 tahun. Mereka disebut sebagai wisatawan milenial dikarenakan mereka terlahir pada era milenium, di mana kehidupan mereka sudah melekat dengan kemajuan teknologi yang menyebabkan segala sesuatunya harus diperoleh secara instant.
Adapun yang dimaksud dengan wisatawan milenial nusantara pada tulisan ini adalah orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke tempat lain dari tempat ia berdiam selama lebih dari 24 jam untuk tujuan berwisata ke Bali berumur antara 18 tahun sampai dengan 38 tahun.
III. METODE
Penyebaran kuisioner dilakukan di empat Kabupaten di Bali, antara lain Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Empat Kabupaten ini dipilih dikarenakan empat kabupaten ini merupakan kabupaten yang cukup populer dan favorit dikunjungi wisatawan milenial.
Untuk teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi,
penyebaran kuisioner kepada 200 orang wisatawan milenial, studi pustaka dan dokumentasi. Masing-masing lokasi di sebarkan sebanyak 50 buah kuisioner. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan bantuan penghitungan
menggunakan persentase sederhana. Metode deskriptif kualitatif menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti suatu kelompok tertentu berdasarkan pada fenomena social yang terjadi di masyarakat. Pada tulisan ini, penulis mencoba untuk meneliti karakteristik kelompok wisatawan milenial, yakni wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan rentang umur 18-38 tahun.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK WISATAWAN BERDASARKAN PADA TOURIST D
ESCRIPTOR
Karakteristik wisatawan milenial berdasarkan pada tourist descriptor terbagi ke dalam 7 (tujuh) indikator, yaitu: jenis kelamin, umur, asal, status
pernikahaan, pekerjaan, level
pendidikan, pendapatan. Data secara lebih terperinci yang berkaitan dengan tujuh indikator tersebut akan disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 1 Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 128 64% 2 Perempuan 72 36% Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada tabel 1 di atas, karakteristik wisatawan milenial nusantara berdasarkan pada jenis kelamin, didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 64% dan 36% perempuan. Dapat terlihat pada tabel tersebut, laki-laki lebih banyak berkunjung ke Bali, jika dibandingkan dengan wisatawan milenial nusantara yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 2 Umur
No Umur Jumlah Persentase
1 18 - 23 128 64% 2 24 – 31 52 26% 3 32 - 38 20 10% Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada Tabel 2,
diketahui bahwa karakteristik
wisatawan milenial nusantara yang berkunjung ke Bali adalah didominasi berumur 18-23 tahun sebanyak 64%, berumur 24-31 tahun sebanyak 26%, dan berumur 32 – 38 tahun sebanyak 10%. Jika dianalisis dari rentang umur wisatawan milenial yang berkunjung ke Bali, pada tulisan ini berusia masih sangat muda yakni berumur 18 – 23 tahun. Tabel 3 Asal Wisatawan No Asal Ju mla h Perse ntase 1 Jakarta 44 22% 2 Jawa Tengah 23 11,5% 3 Jawa Barat 35 17,5% 4 Jawa Timur 79 35,5% 5 Sumatra Utara 8 4% 6 Sulawesi Selatan 1 0,5%
! 189! 7 Banten 1 0,5% 8 Kalimantan Timur 3 1,5% 9 NTT 15 7,5% 10 Lampung 2 1% 11 Sumatera Barat 1 0,5% 12 Sumatera Selatan 1 0,5% 13 Papua 2 1% 14 Sulawesi tengah 1 0,5% 15 Jogja 7 3,5% 16 Sulawesi Utara 2 1% Total 200 100
Sumber :Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada Tabel 3 di atas, maka dapat diketahui bahwa karakteristik wisatawan milenial nusantara yang banyak berkunjung ke Bali adalah berasal dari Jawa Timur sebesar 35,5%. Adapun untuk nama kota di Jawa Timur asal wisatawan sebagian besar berasal dari kota Surabaya, Banyuwangi dan Malang.
Tabel 4 Status Pernikahan
No Status Jumlah Persentase
1 Belum menikah
155 77,5% 2 Menikah 45 22,5%
Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil tabel di atas, maka karakteristik wisatawan milenial nusantara yang berkunjung ke Bali mayoritas belum menikah sebesar 77,5% dan menikah sebesar 22,5%. Jika dikaitkan dengan umur responden yang didominasi berumur remaja, maka status mereka adalah belum menikah. Tabel 5 Pekerjaan N o Pekerjaan Jumla h Persent ase 1 Pelajar/Mahasiswa 108 54% 2 PNS 6 3% 3 Swasta/profesional 76 38% 4 Lainnya 10 5% Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Pada Tabel 5 mengenai Pekerjaan responden, maka terlihat bahwa pekerjaan tertinggi responden adalah pelajar/mahasiswa yakni sebesar 54%, Swasta/professional sebesar 38%, PNS sejumlah 3% dan lainnya sebesar 5%
Tabel 6 Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 SMA 66 33% 2 D1 - D3 43 21,5% 3 S1 84 42% 4 S2 7 3,5% Total 200 100
Sumber: Data yang diolah, 2018
Karakteristik wisatawan milenial nusantara berdasarkan pada Tabel 5 yakni mengenai pendidikan, yang mendominasi adalah S1 sebesar 42%, disusul dengan tingkat pendidikan SMA/SMK sebesar 33%, pendidikan S2 sebesar 7%.
Tabel 7 Pendapatan
No Pendapatan Jumlah Persentase
1 ≤ 1.000.000 98 49%
2 1.000.000 –
3.000.000 38 19%
3 ≥ 3.000.000 64 32%
Total 200 100
Sumber: Data yang diolah, 2018
Terlihat pada tabel 7, diketahui bahwa pendapatan wisatawan milenial nusantara yang berkunjung ke Bali didominasi oleh pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 sebanyak 49%, pendapatan ≥ Rp. 3.000.000 adalah sebanyak 32% dan pendapatan Rp. 1.000.000 – 3.000.000 sebanyak 19%. Hal ini terkait dengan pendidikan dari wisatawan milenial nusantara yang menjadi responden yang berpendidikan setingkat S1 dan berstatus sebagai pelajar/mahasiswa. Oleh sebab itu penghasilan mereka pun tidak besar dikarenakan belum bekerja.
KARAKTERISTIK WISATAWAN B ERDASARKAN TRIP DESCRIPTOR
Karakteristik wisatawan
milenial nusantara, berdasarkan pada trip descriptor dibagi ke dalam sembilan indikator. Adapaun indikator tersebut antara lain: frekwensi berkunjung ke Bali, lama tinggal di Bali, orang yang diajak berlibur, jenis
akomodasi, lokasi akomodasi,
pengorganisasian perjalanan, sumber informasi daya tarik di Bali, aktivitas wisata yang sering dilakukan di daya tarik wisata, jenis moda transportasi dan pengeluaran tertinggi selama berlibur di Bali. Untuk lebih jelas dan terperinci mengenai hasil dari karakteristik wisatawan milenial nusantara berdasarkan trip descriptor akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini. Tabel 8 Frekwensi Ke Bali No Frekwensi Ju mla h Persent ase 1 Pertama kali 46 23% 2 1 kali 22 11% 3 2-3 kali 57 28,5% 4 lebih dari 3 kali 75 37,5%
Total
Sumber: Data yang diolah, 2018
Pada Tabel 8 diketahui bahwa,
frekwensi kunjungan wisatawan
milenial nusantara yang berkunjung ke Bali merupakan repeater guest. Hal ini dilihat dari data pada Tabel 8, yang mendominasi karaktersitik berdasarkan frekwensi kunjungan adalah lebih dari 3 kali sebanyak 37,5%, kemudian 2 – 3 kali sebanyak 28,5%, 1 kali sebanyak 11%, dan pertama kali sebnayak 23%.
Tabel 9 Lama Tinggal di Bali
No Lama Tinggal Jumla h
Perse ntase
1 1-2 hari 8 4,0 2 3-4 hari 57 28,5 3 lebih dari 4 hari 135 67,5
Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Karkateristik wisatawan mileni al nusantara pada Tabel 9, yakni berdasarkan pada lama tinggal di Bali. Diketahui bahwa lama tinggal atau Length Of Stay (LOS) wistawan milenial nusantara di Bali sebagian besar menyatakan LOS mereka lebih dari 4 hari yakni sebesar 67,5%, sedangkan LOS 3 – 4 hari sebanyak 28,5%, dan LOS 1 – 2 hari sebesar 4%. Jika dilihat dari LOS mereka di Bali, maka wisatawan milenial nusantara ini merupakan salah satu wisatawan yang memiliki LOS yang cukup panjang. Sehingga dengan LOS yang cukup panjang ini, mereka memiliki potensi yang besar untuk menghabiskan lebih banyak uang saat berlibur di Bali.
Tabel 10
Orang Yang Diajak Berlibur
No Orang yang
diajak berlibur Jumlah Persentase
1 Teman 72 36% 2 Pasangan 38 19% 3 Keluarga 90 45%
Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarakan Tabel 10,
mengenai orang yang diajak berrlibur ke Bali, diketahui bahwa sebagian besar wisatawan milenial nusantara yang berkunjung ke Bali adalah bersama keluarga mereka yakni sebanyak 45%. Sedangkan bersama pasangan sebanyak 19% dan bersama teman sebanyak 36%. Tabel 11 Jenis Akomodasi No Jenis Akomodasi Jumlah Persentase 1 Hotel 94 47% 2 Homestay 22 11% 3 Inn 4 2% 4 Rumah Saudara/Teman 57 28,5% 5 Villa 20 10% 6 Resort 3 1,5% Total 200 100
! 191!
Berdasarkan pada Tabel 11, mengenai jenis akomodasi data berlibur di Bali, dapat dilihat bahwa sebagian besar wisatawan milenial nusantara memilih hotel sebagai jenis akomodasi mereka selama berlibur di Bali dengan persentase sebesar 47%. Sedangkan untuk jenis akomodasi lainnya antara lain homestay sebanyak 11%, Inn sebanyak 2%, rumah saudara/teman sebanyak 28,5%, villa sebanyak 10% dan resort sebanyak 1,5%
Tabel 12 Lokasi Akomodasi
No Lokasi
Akomodasi Jumlah Persentase 1 Kuta dan sekitarnya 90 45%
2 Sanur dan sekitarnya 31 15,5%
3 Nusa Dua 38 19%
4 Lainnya 41 20,5%
Total 200 100
Sumber: Data yang diolah, 2018
Pada Tabel 12, mengenai lokasi akomodasi dari wisatawan milenial nusantara, sebagian besar berlokasi di Kuta dan sekitarnya yakni sebesar 45%, Sanur dan sekitarnya 15,5%, Nusa Dua 19%, dan lainnya sebesar 20,5%. Berdasarkan pada tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa Kuta dan sekitarnya masih menjadi lokasi akomodasi favorit bagi kalangan wisatawan milenial nusantara dan keluarga mereka selama berlibur di Bali. Tabel 13 Pengorganisasian Perjalanan N o Mengurus Perjalanan Ju mla h Persenta se 1 Travel agent 28 14% 2 Keluarga 65 32,5% 3 Sekolah/Perusahaan 7 3,5% 4 Seorang Diri 100 50% Total 200 100
Sumber: Data yang diolah, 2018
Karakteristik wisatawan mileni al nusantara berdasarkan pada Tabel 13, yakni megenai pengorganisasian perjalanan, didominasi pengorganisasia n secara seorang diri sebanyak 50%. Sedangkan pengorganisasian keluarga sebesar 32,5%, sekolah/perusahaan sebesar 3,5%, travel agent 14%. Dapat dilihat bahwa dalam pengorganisasian perjalanan baik pemilihan daya tarik wisata yang akan dikunjungi, kapan akan dikunjungi dan aktivitas wisata yang akan dilakukan, wisatawan milenial nusantara lebih menyukai untuk mengorganisasikannya secara sendiri atau diputuskan secara bersama-sama dengan keluarga yang diajak berlibur ke Bali.
Tabel 14
Sumber Informasi Daya Tarik di Bali
No Sumber Informasi Daya Tarik Jumlah Persentase 1 Teman/keluarga 71 35,5% 2 Travel agent 11 5,5% 3 Media sosial 109 54,5% 4 Trip advisor 9 4,5% Total 200 100
Sumber: Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada Tabel 14, karakteristik wisatawan milenial nusantara berdasarkan pada sumber informasi mengenai daya tarik wisata di Bali, diperoleh hasil bahwa sumber informasi mengenai daya tarik wisata di Bali sebagian besar diperoleh melalui media social yakni sebanyak 54,5%. Sedangkan sumber lainnya adalah teman/keluarga sebesar 35,5%, travel agent sebesar 5,5%, dan tripadvisor sebanyak 4,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa wisatawan
milenial nusantara sangat lekat dan percaya terhadap media social sebagai sumber informasi mereka mengenai daya tarik wisata di Bali. Selain media
social, mereka juga masih
mempercayai rekomendasi dari
sumber pencarian informasi mengenai daya tarik wisata yang akan mereka kunjungi selama berada di Bali.
Tabel 15
Aktivitas Wisata yang Sering Dilakukan Di Daya Tarik
No Aktivitas Wisata yang sering dilakukan Jum lah Perse ntase 1 Melakukan aktivitas olahraga di DTW 57 28,5% 2 Melakukan aktivitas swafoto 70 35% 3 Melakukan aktivitas terkait pemahaman
sejarah dan budaya 26 13% 4 Melakukan aktivitas shopping 25 12,5% 5 Berwisata kuliner 17 8,5% 6 Melakukan aktivitas spiritual 3 1,5% 7 Lainnya 2 1% Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018 Berdasarkan pada Tabel 15 mengenai aktivitas wisata yang sering dilakukan di daya tarik wisata yang mereka kunjungi di Bali sebagian besar
menyatakan bahwa melakukan
aktivitas swafoto sebesar 35%. Untuk aktivitas lainnya yang dilakukan oleh wisatawan milenial adalah melakukan aktivitas olahraga sebesar 28,5%, pemahaman sejarah dan budaya sebesar 13%, shoping sebesar 12,5%, wisata kuliner sebesar 8,5%, aktivitas spiritual sebesar 1,5% dan aktivitas lainnya 1%.
Tabel 16
Jenis Moda Transportasi di Bali
No Jenis Moda Juml ah
Perse natse
1 Mobil Sewaan yang
disetir sendiri 49 24,5%
2 Mobil sewaan dengan
menggunakan sopir 34 17%
3 Sepeda motor sewaan
yang digunakan sendiri 48 24%
4 Taxi 3 1,5%
5 Transportasi online 40 20%
6 Sarbagita 1 0,5%
7 Lainnya 25 12,5%
Total 200 100
Sumber, Data yang diolah, 2018
Pada Tabel 16 mengenai jenis moda transportasi selama berkunjung di Bali, sebagian besar yakni sebesar 24,5%
wisatawan milenial nusantara
menggunakan mobil sewaan yang dikendarai sendiri, menggunakan
sepeda motor sewaan dan
mengendarainya sendiri sebesar 24%, mobil sewaan dengan sopir pribadi sebesar 17%, Taxi sebesar 1,5%,
transportasi online 20%,
SARBAGITA sebesar 0,5%, dan lainnya sebesar 1%.
Hasil yang diperoleh pada tabel 16 ini terkait dengan frekwensi wisatawan milenial nnusantara yang didominasi oleh frekwensi kunjungan lebih dari 3 kali ke Bali. Mereka merupakan
repeater guest yang telah mengetahui
lokasi daya tarik yang ada di Bali. Oleh sebab itu sebagian besar dari mereka menggunakan jenis moda mobil sewaan dan mengendarainnya sendiri. Mobil digunakan dikarenakan sebagian besar dari mereka mengajak keluarga selama berlibur.
Tabel 17
Pengeluaran Tertinggi Selama Beribur
NO Pengeluaran Jumlah Persentase
1 Akomodasi 22 11% 2 Makan dan Minum 44 2.2% 3 Souvenir 44 2.2% 4 Atraksi wisata 64 32% 5 Transportasi 24 12% Total 200 100
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan pada Tabel 17 mengenai pengeluaran tertinggi wisatawan milenial nusantaras berkunjung ke Bali didominasi pengeluaran atraksi wisata yakni sebesar 32%. Seain itu pengeluaran tertinggi mereka selama berlibur di Bali adalah transportasi sebesar 12%, akomodasi sebesar 11%, makan dan minum sebesar 2.2% dan
! 193!
souvenir sebanyak 2.2%. Mengacu pada hasil yang diperoleh mengenai pengeluaran tertinggi wisatawan milenial nusantara selama berlibur di Bali, dapat dilihat bahwa wisatawan milenial nusantara lebih banyak menghabiskan uang mereka untuk membeli atraksi wisata dibadingkan dengan membeli souvenir. Atraksi wisata menjadi pengeluaran tertinggi dapat dikaitkan dengan aktivitas wisata yang gemar mereka lakukan yakni berswafoto di daya tarik wisata yang
dikunjungi dan biasanya akan
diunggah ke dalam media social yang dimiliki. Melakukan swafoto pada saat melakukan aktraksi wisata di suatu daya tarik wisata akan dapat memberikan suatu prestise tersendiri kepada wisatawan milenial tersebut. Atau swafoto sambil menikmati atraksi wisata di suatu daya tarik dapat menjadi bukti eksistensi diri bagi si wisatawan itu sendiri.
V. PENUTUP
SIMPULAN
Mengacu pada hasil dan
pembahasan, maka diperoleh
kesimpulan mengenai karakteristik wisatawan milenial nusantara yang berkunjung ke Bali adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pada tourist
descriptor, maka untuk jenis kelamin
wisatawan milenial didominasi
berjenis kelamin laki-laki, berumur 18 – 23 tahun, berasal dari Jawa Timur, belum menikah, pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, tingkat pendidikan S1, pendapatan ≥ Rp. 1.000.000;, frekwensi berkunjung ke Bali lebih dari 3 kali, LOS lebih dari 4 hari, berlibur bersama keluarga, jenis akomodasi yang digunakan adalah hotel yang berlokasi di Kuta dan sekitarnya. Untuk pengorganisasian perjalanan dilakukan sendiri, dengan
sumber informasi mengenai daya tarik wisata melalui media social, aktivitas wisata yang paling sering dilakukan saat mengunjungi daya tarik wisata adalah melakukan swafoto. Adapun untuk jenis moda transportasi yang digunakan adalah mobil sewaan yang dikendarai sendiri dan pengeluaran tertinggi adalah pembelian atraksi wisata.
Berdasarkan pada trip
descriptor karakteristik wisatawan
milenial nusantara adalah frekwensi berkunjung ke Bali adalah lebih dari 3 kali, lama tinggal atau LOS di Bali lebih dari 4 hari, berkunjung bersama keluarga, pengorganisasian perjalanan dilakukan secara sendiri, jenis akomodasi yang digunakan adalah hotel yang berlokasi di Kuta dan sekitarnya. Ktivitas wisata yang sering dilakukan saat berkunjung ke daya tarik wisata adalah melakukan swafoto, sumber informasi mengenai daya tarik di Bali diperoleh melalui media social,
jenis moda transportasi yang
digunakan selama di Bali adalah menggunakan mobil sewaan dan
mengendarainya sendiri, serta
pengeluaran tertinggi adalah pada pembelian atraksi wisata.
SARAN
1. Dinas Pariwisata Provinsi Bali
lebih banyak melakukan
promosi daya tarik dan ativitas wisata melalui media social
guna menarik wisatawan
milenial nusantara untuk datang berkunjung
2. Melakukan kerjasama dengan
blogger atau youtuber guna
merekomendasikan beberapa daya tarik, akomodasi, atraksi wisata, aktivitas wisata baik yang sudah ada mapun yang baru sehingga menarik minat wisatawan milenial untuk berkunjung
3. Melengkapi daya tarik wisata dengan spot-spot swafoto yang kreatif dan inovatif
4. Mencoba mengembangan jenis souvenir yang inovatif dan berkaitan dengan teknologi digital agar dilirik oleh wisatawan milenial nusantara
VI. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anonim, Undang-undang nomor 10
Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
Alister Mathieson and Geoffrey Wall. 1982. Tourism: Economic, Physical and Social Impact.
New York. Longman Scientific and Technical.
Pitana, I G dan P. G Gayatri. 2005.
Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta: Penerbit ANDI Seaton, A.V, Bennet. 1996. Marketing
Tourism Product. UK: Cengange Leaming
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung : ALFABETA WEBSITE Rinandiyana, dkk. 2017. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Oleh Generasi Milenial Pada Industri Kuliner
Di Kota Tasikmalaya”.jurnal.unsil.ac.id/ index.php/jem/article/download /322/232 ! http://travel.kompas.com/read/2014/08 /28/081019027/MengenalWisat awanMilenialLebihJauh
(diunduh pada hari Minggu, 21 Januari 2018,PK. 20.00) ! http://surabaya.bisnis.com/read/201603 07/94/87159/prilaku- konsumen-generasi-milenial-menabung-demi-hal-konsumtif (diunduh pada hari Minggu, 21 Januari 2018, pk.20.10)
http://travel.kompas.com/read/2017/12 /18/193326627/memahami-
selera-wisatawan-milenial?page=all (diunduh pada hari Minggu, 21 Januari 2018, pk.21.00)