• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAS PERATURAN PERUSAHAAN untuk karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SAS PERATURAN PERUSAHAAN untuk karya "

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian

Istilah

Yang dimaksud dalam Peraturan Perusahaan ini dengan :

1. Perusahaan adalah PT. Sejahtera Abadi Selaras yang selanjutnya disebut Hotel Grand Tjokro Bandung.

2. Pengusaha adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan pengurus perusahaan yang diberi kuasa untuk mewakili Hotel Grand Tjokro Bandung

3. Pimpinan Perusahaan adalah Pegawai yang karena jabatannya sebagai hasil pengangkatan dan penunjukan mempunyai tugas memimpin perusahaan atau bagian perusahaan atau department dan mempunyai wewenang mewakili perusahaan baik kedalam maupun keluar dan diberi kuasa untuk itu.

4. Manajemen adalah Managing Director, Director of Operation, HR Director, General Manager, Executive Assistant Manager, dan Head of Department, pada masing-masing unit hotel dan unit kerja yang tergabung dalam SAS Hospitality

5. General Manager adalah pemegang kuasa manajemen tertinggi yang karena jabatannya mempunyai tugas pengurusan dan memimpin perusahaan atau yang dapat disamakan dengan itu, mewakili perusahaan baik ke dalam maupun ke luar.

6. Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis yang mengatur tentang syarat-syarat kerja, hubungan kerja, hak dan kewajiban serta tata tertib kerja pada SAS Hospitality dan Unit usaha yang tergabung dalam kelompok SAS Hospitality . 7. Standar dan Prosedur adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

hubungan antara perusahaan dan pegawai dibidang pekerjaan, bersifat pokok dan jarang mengalami perubahan.

8. Pegawai adalah setiap pekerja baik pria maupun wanita yang terikat hubungan kerja dengan Grand Tjokro Bandung dan Unit Usaha yang tergabung dengan Kelompok SAS Hospitality menggunakan perjanjian tertulis dan telah menerima syarat-syarat kerja sesuai dengan Peraturan Perusahaan serta menerima gaji.

9. Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis antara pengusaha dan pegawai untuk waktu yang ditentukan lamanya atau selesainya pekerjaan yang diperjanjikan walaupun waktunya belum habis atau waktu penyelesaian pekerjaan telah habis walaupun pekerjaannya belum selesai.

10.Perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT)adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.

(2)

12.Pekerja Harian Lepas (Daily Worker/partime) adalah pegawai yang upahnya dibayar berdasarkan hari kehadiran dan sifat hubungan kerjanya dapat berubah-ubah baik waktu maupun kuantitasnya.

13.Hubungan kerja adalah hubungan hukum antara pengusaha dan pegawai berdasarkan perjanjian kerja.

14.Pekerjaan adalah suatu kewajiban dan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab (Job Description) untuk perusahaan dalam hubungan kerja.

15.

Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat dan disepakati pengusaha dan pegawai

16.Keluarga pegawai adalah

a. Seorang suami/isteri yang sah dari pegawai berdasarkan undang-undang perkawinan.

b. Anak kandung pegawai yang dilahirkan dari perkawinan yang sah menurut hukum dan telah :

i. Didaftarkan pada perusahaan (maximal 3 orang anak) ii. Belum menikah

iii. Berusia dibawah 21 tahun.

c. 3 (tiga) orang anak kandung dari pegawai wanita dengan status janda atau bercerai berusia sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun dan belum menikah. 17.Ahli waris adalah suami/isteri, anak yang sah menurut undang-undang, orang tua

dan orang yang mendapat wasiat dari pegawai yang meninggal dunia.

18.Jam Kerja Biasa adalah jam kerja yang telah ditentukan bagi pegawai berada di tempat pekerjaan pada hari kerja biasa.

19.Jam Istirahat adalah jam diluar jam kerja yang dipakai istirahat pada hari kerja.

20.Hari Kerja adalah hari-hari yang ditentukan bagi pegawai berada ditempat kerja untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditentukan perusahaan.

21.Waktu kerja adalah waktu dimana pegawai melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan.

22.Hari Libur adalah waktu yang terdiri dari 1 (satu) hari dimulai pada hari berikutnya setelah 6 (enam) hari kerja biasa, atau 2 (dua) hari dimulai pada hari berikutnya setelah 5 (lima) hari kerja biasa.

23.Minggu Kerja adalah waktu yang terdiri dari 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam) hari kerja, dimulai pada hari berikutnya pada hari libur yang terakhir.

(3)

25.Hari libur resmi adalah hari libur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

26.Employee Dinning Room adalah ruangan yang disediakan oleh perusahaan khusus untuk pegawai makan pada jam istirahat dihari kerja.

27.Locker adalah tempat penyimpanan pakaian bagi pegawai yang dikarenakan jabatannya mendapatkan pakaian kerja khusus dari perusahaan.

28.Gaji adalah imbalan pengusaha kepada pegawai untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang, ditetapkan menurut persetujuan bersama antara pengusaha dan pegawai atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.

29.Gaji lembur adalah gaji yang dibayarkan kepada pegawai atas pekerjaan yang telah dilakukan diluar waktu kerja yang telah ditentukan.

30.Uang Service adalah sejumlah tambahan dari tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam harga yang merupakan jasa pelayanan dan dibagikan oleh pengusaha kepada pegawai.

31.Atasan langsung adalah pimpinan dari tiap-tiap bagian yang langsung membawahi pegawai pada tiap-tiap department.

32.Mangkir/absen adalah ketidakhadiran pegawai tanpa keterangan yang sah disertai bukti tertulis yang dapat diterima perusahaan.

33.Surat peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pegawai karena adanya tindakan indisipliner dan perbuatan-perbuatan yang melanggar ketentuan tata tertib perusahaan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau peraturan perundang- undangan.

34.Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja karena suatu sebab yang berakibat berakhirnya hak dan kewajiban antara pegawai dan pengusaha

Pasal 2

Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan

1. Peraturan perusahaan ini berlaku terbatas pada hal-hal yang bersifat umum dalam intern SAS Hospitality.

2. Pasal-pasal yang tercantum dalam peraturan perusahaan ini berlaku untuk seluruh pegawai Grand Tjokro Bandung dan unit-unitnya usaha lainya yang tergabung dalam kelompok SAS Hospitality baik di kantor pusat maupun kantor perwakilannya dan merupakan peraturan-peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan baik oleh pengusaha maupun oleh pegawai.

3. Bila diperlukan untuk melaksanakan isi peraturan perusahaan ini, pengusaha dapat mengeluarkan surat keputusan yang mengatur secara khusus untuk pelaksanaannya. 4. Perubahan, penambahan ataupun penghapusan dalam peraturan perusahaan ini dapat

(4)

memorandum, surat instruksi ataupun surat keputusan sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan.

Pasal 3

Dasar, Maksud dan Tujuan

1. Peraturan Perusahaan ini disusun sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 108, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan. 2. Peraturan Perusahaan ini disusun dengan maksud untuk memuat persyaratan

kerja, sebagai pedoman yang mengatur hubungan kerja serta menjelaskan hak dan kewajiban pengusaha dan pegawai, tata tertib kerja , dan lain-lain berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dengan tujuan :

a. Mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pengusaha dan pegawai serta dapat memberikan ketenangan kerja.

b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan harmonis serta terciptanya hubungan industrial yang baik.

c. Mencapai peningkatan efiensi dan efektifitas kerja.

d. Memberikan perlindungan kepada pegawai dalam mewujudkan kesejahteraan.

e. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dan keluarganya.

3. Agar maksud dan tujuan tersebut dapat tercapai, maka persyaratan kerja, tata tertib dan ketentuan lainnya yang ada merupakan ketentuan yang mengatur hak dan kewajibannya secara timbal balik antara pengusaha dan pegawai yang perlu dipahami dan dihayati serta dilaksanakan sebaik-baiknya oleh pengusaha dan pegawai.

4. Persyaratan kerja, tata tertib dan ketentuan lainnya yang dimuat dalam Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk pengusaha dan semua pegawai.

5. Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak, sehingga dapat menunjang motivasi kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kesejahteraan semua pihak.

BAB II

HUBUNGAN DAN KETENTUAN KERJA

Pasal 4

Penerimaan Pegawai Baru

1. Penerimaan calon pegawai baru merupakan hak mutlak pengusaha yang tidak dapat dicampuri pihak manapun dan pengusaha mempunyai wewenang penuh untuk menetapkan syarat-syarat pelamar atau calon pegawai baru.

2. Penempatan pegawai sepenuhnya menjadi wewenang perusahaan dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

(5)

perusahaan tahun yang bersangkutan.

4. Formasi yang kosong akan diisi dengan mendahulukan kemungkinan rotasi atau promosi dari dalam perusahaan asalkan memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan untuk jabatan yang kosong tersebut.

5. Penerimaan calon pegawai baru untuk mengisi kebutuhan perusahaan, dilakukan melalui seleksi terhadap para peminat yang memenuhi syarat-syarat recruitment yang telah ditentukan.

Pasal 5

Syarat-syarat Penerimaan & Penyaringan 1. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran.

2. Setiap pelamar harus lulus proses seleksi dan melengkapi persyaratan administrasi. 3. Proses penerimaan calon pegawai :

a. Dilaksanakan melalui Human Resources Department

b. Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan perusahaan.

c. Melalui prosedur pengajuan dari Department Head / Manager d. Memperhatikan keberadaan rasio dan budget yang tersedia e. Disetujui oleh General Manager.

f. Dilaksanakan proses seleksi.

4. Surat lamaran yang dimaksud dalam ayat (1) harus dilengkapi dengan : 1. Daftar Riwayat Hidup

2. Foto Copy KTP dan asli diperlihatkan.

3. Foto Copy Kartu Keluarga (asli diperlihatkan).

4. Foto Copy Surat Keterangan / referensi kerja, bagi yang pernah bekerja. 5. Foto Copy ijazah dan transkrip nilai yang sah (asli diperlihatkan).

6. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm = 2 lembar, 3x4 cm = 2 lembar

7. Foto Copy Surat Keterangan Catatan Kepolisian (asli diperlihatkan). 8. Surat Keterangan Kesehatan asli dari Dokter

9. Foto Copy Surat Nikah bagi yang sudah menikah

10. Berusia minimal 18 tahun

11. Surat izin dari orang tua/wali/suami dan diketahui RT/RW yang isinya menyatakan menyetujui anak/istrinya bekerja pada perusahaan baik siang ataupun malam hari.

12. Minimal pendidikan terakhir setingkat SLTA.

5. Penyaringan pelamar diselenggarakan oleh pengurus yang berwenang atau panitia penyaringan meliputi :

a. Penelitian administratif b. Penelitian keadaan Jasmani

c. Psychological test (bila dianggap perlu)

d. Test keterampilan dan pengetahuan sesuai bidang pekerjaan yang diperlukan.

e. Wawancara

(6)

oleh dokter perusahaan atau yang ditunjuk oleh perusahaan. g. Test lainnya yang dianggap perlu

6. Bagi calon pegawai wanita yang belum menikah selain izin tertulis dari orang tua juga harus pula menyertakan surat keterangan belum menikah dari pejabat yang berwenang.

7. Memenuhi syarat-syarat pendidikan, pengalaman kerja, dan keahlian yang ditentukan untuk pengisian jabatan yang kosong tersebut dengan pembuktian data-data yang resmi. 8. Menyetujui syarat-syarat hubungan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

9. Tidak terikat hubungan kerja dengan perusahaan lain.

10. Tidak memiliki hubungan keluarga (anak dan orang tua, suami dan isteri, saudara kandung) pada unit yang sama didalam kelompok SAS Hospitality.

Pasal 6

Pengangkatan Pegawai

1. Setelah calon pegawai memenuhi syarat-syarat administrasi dan lulus test yang diadakan oleh perusahaan, maka calon pegawai tersebut dapat diangkat sebagai pegawai dengan masa percobaan 3 (tiga) bulan terhitung sejak mulai dipekerjakan.

2. Selama menjalani masa percobaan, maupun setelah lulus masa percobaan harus tunduk dan taat kepada peraturan yang berlaku, baik yang sudah ada maupun yang akan dikeluarkan kemudian.

3. Gaji dan fasilitas lainnya selama masa percobaan diberikan sesuai ketentuan perusahaan. 4. Selama menjalani masa percobaan, kedua belah pihak baik pegawai maupun

perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa harus memberikan alasan terlebih dahulu dan tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.

5. Setelah lulus masa percobaan, pegawai dapat diangkat sebagai pegawai tetap dan waktu selama dalam masa percobaan akan diperhitungkan sebagai masa kerja pegawai yang bersangkutan.

Pasal 7

Pemindahan Pegawai

1. Untuk kepentingan jalannya perusahaan, pegawai harus mematuhi pembagian, penunjukkan, dan pemindahan pekerjaan dari satu bagian kebagian lainnya atau dari satu unit ke unit lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan jalannya operasional perusahaan.

2. Pemindahan pegawai dapat disertai dengan demosi (penurunan jabatan) atau promosi (kenaikan jabatan) atau tetap memangku jabatan yang setingkat dengan jabatan yang dipangku semula.

(7)

4. Pegawai yang dipromosikan, harus menjalani masa penilaian sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

5. Pemindahan pegawai yang disertai dengan demosi, dilaksanakan karena buruknya prestasi kerja atau pelanggaran/kesalahan yang dilakukan oleh pegawai.

6. Penyesuaian penghasilan dan fasilitas pegawai yang menerima promosi, disesuaikan dengan jabatan yang baru. Pada dasarnya demosi adalah suatu hak Perusahaan kepada staffnya, apabila mengacu pada alasan yang kuat dan jelas berdasarkan kondite kerja dan atau menyalahi pada peraturan perusahaan yang telah disepakati bersama. Dan untuk demosi tidak akan menurunkan gaji pokoknya, namun tunjangan dapat disesuaikan.

7. Wewenang mempromosikan jabatan adalah ada pada Direksi/pimpinan perusahaan berdasarkan usulan dari atasan pegawai yang bersangkutan.

Pasal 8

Alih Tugas (Mutasi)

1. Untuk menjaga stabilitas perusahaan dan kepentingan kelancaran operasional perusahaan yang didasarkan atas mekanisme penilaian dan evaluasi prestasi kerja, perusahaan dapat melakukan alih tugas (mutasi) baik dalam departmentnya ataupun ke department lain dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut :

a. Kebutuhan dan kepentingan serta kelancaran operasional hotel.

b. Penilaian prestasi kerja atau kecakapan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kerja.

c. Untuk mengatur penempatan alih tugas (mutasi) pada setiap bagian dan jabatan adalah sepenuhnya wewenang perusahaan.

2. Setiap pegawai harus sanggup dan bersedia dialih tugaskan atau dimutasikan diseluruh wilayah kerja Grand Tjokro Bandung serta pada Unit Usaha yang tergabung dalam kelompok SAS Hospitality baik di kantor pusat ataupun di kantor cabang/perwakilan.

3. Dalam hal pegawai atas permintaan sendiri meminta dipindahkan (dimutasikan) ke bagian lain yang lebih rendah kedudukannya, maka kepadanya diberlakukan standarisasi gaji pada bagian yang baru tersebut.

4. Apabila pegawai tidak bersedia dilakukan mutasi dan atau menolak dimutasikan tanpa alasan yang jelas, maka dianggap melakukan pembantahan perintah atasan sehingga dapat diputuskan hubungan kerjanya sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 9 Perjanjian Kerja

1. Calon pegawai yang telah lulus seleksi sebelum memulai pekerjaan wajib menandatangani perjanjian kerja.

2. Perjanjian Kerja dibagi menjadi 2 macam, yaitu perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

(8)

4. Perjanjian kerja waktu tertentu diatur dan ditetapkan dalam perjanjian kerja tersendiri dan berlaku secara khusus bagi kedua belah pihak sebagai aturan yang mengikat dan tidak terpisahkan dengan Peraturan Perusahaan.

Pasal 10

Masa Berlaku Perjanjian Kerja

1. Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 ( dua ) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 ( satu ) kali untuk jangka waktu paling lama 1 ( satu ) tahun.

2. Perusahaan akan memberitahukan kepada pegawai yang bersangkutan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya apabila perjanjian kerja akan berkahir dan atau bermaksud melakukan perpanjangan perjanjian kerja.

3. Apabila kedua belah pihak bermaksud meneruskan hubungan kerja setelah berakhirnya perjanjian kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dapat melakukan pembaharuan perjanjian kerja setelah melewati masa tenggang selama 30 hari dan hanya bisa dilakukan untuk jangka waktu selama 1 tahun.

Pasal 11

Berakhirnya Perjanjian Kerja

1. Perusahaan dapat mengakhiri perjanjian kerja secara sepihak karena pegawai melakukan pelanggaran ketentuan tata tertib perusahaan atau pegawai tidak dapat mencapai standar nilai kuantitas dan kualitas kerja yang baik dan atau sebab lain yang merugikan perusahaan.

2. Pegawai mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

3. Perjanjian Kerja waktu tertentu berakhir dengan sendirinya karena : a. Pegawai meninggal dunia.

b. Pegawai tidak masuk kerja 5 hari kerja berturut-turut, tanpa keterangan tertulis disertai bukti yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara tertulis dan patut. c. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

4. Pegawai yang statusnya sebagai pegawai tetap dapat diputuskan hubungan kerjanya setiap saat tanpa apabila memenuhi unsur yang dimaksud dalam ayat (3) dan melakukan kesalahan berat, penghitungan hak pegawai merujuk kepada keputusan yang berlaku.

BAB III

TATA TERTIB PERUSAHAAN Pasal 12

Waktu dan Jam Kerja

1. Waktu kerja perusahaan ditetapkan 7 jam atau 8 jam kerja efektif perhari diluar jam istirahat dan 40 (empat puluh) jam perminggu, baik pagi, siang maupun malam hari.

(9)

3. Sesuai dengan bidang usaha perusahaan, pegawai harus bersedia bekerja dalam shift (pagi, siang dan malam) berdasarkan jadwal (working schedule) yang telah ditetapkan oleh atasannya.

4. Pegawai harus sudah siap ditempat kerjanya masing-masing minimal 15 (lima belas) menit sebelum jam kerja dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk kesiapan kerapihan pakaian, serah terima pekerjaan antar shift, dan sebagainya.

5. Keterlambatan jam kerja merupakan pelanggaran disiplin kerja kecuali disetujui oleh atasannya dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

6. Penetapan Jumlah hari kerja perminggu adalah sepenuhnya wewenang perusahaan dan disampaikan kepada para pegawai.

7. Khusus untuk pegawai bagian tertentu, jadwal istirahat dan waktu kerjanya diatur tersendiri disesuaikan dengan kepentingan perusahaan.

8. Setiap pegawai selain mempunyai tugas seperti biasa, selalu terbuka kemungkinan untuk diminta bekerja secara bergilir, jika dianggap perlu oleh perusahaan.

9. Istirahat mingguan tidak selalu harus pada hari minggu, namun disesuaikan dengan hari kerja atau shift / groupnya apabila hari kerja diatur secara bergiliran.

Pasal 13

Waktu Istirahat dan Libur 1. Jam Istirahat :

a. Pegawai diberikan 1 (satu) jam waktu istirahat setiap hari kerja setelah bekerja selama 4 (empat) jam.

b. Pelaksanaan istirahat atau makan dilaksanakan pada tempat yang telah disediakan oleh perusahaan.

c. Istirahat harus dilakukan dengan tertib dan menjaga kebersihan area sekitar tempat makan serta mengembalikan peralatan makan ke tempat yang telah disediakan.

d. Penggunaan jam istirahat pada hari kerja, dilakukan secara bergilir sesuai dengan operasional dan dengan sepengetahuan atasannya masing-masing. e. Waktu Istirahat Pegawai dalam sehari diatur secara bergantian dalam satu

unit kerja tanpa menghambat kegiatan oprasional perusahaan.

f. Pegawai yang hendak meninggalkan lingkungan perusahaan selama jam istirahat wajib memperoleh ijin sebelumnya dari atasan langsung dan tidak diperkenankan menggunakan seragam kerja.

2. Hari Libur :

a. Pegawai diberikan hari libur mingguan dan libur Hari Raya.

b. Karena sifat pekerjaannya, hari libur tidak harus jatuh pada hari minggu atau hari raya.

3. Pengambilan jam/hari libur diluar ketentuan yang berlaku dinyatakan meninggalkan tugas tanpa ijin (mangkir).

Pasal 14

(10)

1. Pintu Masuk Pegawai :

Masuk dan keluar area perusahaan ditetapkan melalui pintu yang diperuntukkan khusus bagi pegawai kecuali ada ketentuan khusus yang ditetapkan oleh Perusahaan. 2. Absensi :

a. Pegawai yang berada pada tingkat dibawah level Head of Department, diwajibkan melakukan posting absensi, baik pada saat akan masuk maupun keluar setelah bekerja pada hari kerja.

b. Tidak melakukan posting absensi dapat dikategorikan tidak masuk bekerja, yang dapat berakibat merugikan diri sendiri, berupa peringatan dan kondite kerja.

c. Tidak dibenarkan melakukan posting absensi pegawai lain, karena hal ini merupakan pelanggaran.

Pasal 15

Penampilan Diri dan Cara Berpakaian

1. Setiap pegawai wajib berpakaian rapih dan bersih serta bagi pegawai yang mendapatkan pakaian seragam wajib menggunakannya setiap melakukan pekerjaan.

2. Memakai name tag pada dada sebelah kiri.

3. Dari ujung rambut sampai ujung kaki harus terlihat bersih dan rapih.

4. Rambut terpotong dan tersisir rapih, pendek (tidak gondrong), tidak menutup telinga, tidak melebihi krah baju, cambang tidak melebihi daun telinga.

5. Tidak berkumis dan berjanggut

6. Kuku harus dipotong pendek dan bersih.

7. Tidak menggunakan cat pewarna kuku yang mencolok. 8. Tidak menggunakan make up yang berlebihan.

9. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan. 10. Badan tidak berbau dan gunakan deodorant.

11. Tidak menggunakan parfum yang menyengat hidung

12. Menggunakan sepatu kerja warna hitam, tidak menggunakan sepatu hak tinggi (maksimal 5 cm), tidak menggunakan sepatu kets, tidak menggunakan sepatu yang menimbulkan suara berisik yang mengganggu.

13. Tidak mematuhi ketentuan penampilan diri dan cara berpakaian merupakan pelanggaran, dan dapat dikenakan sanksi yang berlaku.

Pasal 16 Etiket Umum

(11)

2. Bersikap sopan santun, ramah tamah serta cara berbicara/berkomunikasi dengan baik terhadap tamu, atasan serta sesama pegawai.

3. Greeting merupakan salah satu kewajiban yang dianggap penting.

4. Semua pihak, pimpinan perusahaan beserta pegawai berkewajiban untuk saling menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan kerja dilingkungan perusahaan. 5. Tidak dibenarkan makan atau mengunyah sesuatu makanan atau merokok dalam keadaan sedang berdinas, khususnya sedang melayani tamu, kecuali pada jam istirahat dan pada tempat yang telah ditetapkan.

6. Semua pegawai wajib menjaga privasi tamu. Pasal 17

Meninggalkan Tempat Kerja

1. Tidak diperkenankan meninggalkan tempat kerja untuk sesuatu hal yang tidak ada hubungannya dengan kedinasan dan menimbulkan kekosongan di tempat kerja.

2. Meninggalkan tempat kerja atau keluar area perusahaan ketika sedang berdinas harus seijin/diketahui Head of Department yang bersangkutan atau Manager On Duty (MOD) apabila Head of Department yang bersangkutan tidak ada/berhalangan dan diajukan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3. Pegawai dapat menerima tamu pribadi di tempat yang telah ditentukan dengan tetap mempertimbangkan keadaan operasional.

4. Tidak meninggalkan tempat kerja sebelum ada petugas pengganti pada shift berikutnya. Pasal 18

Keamanan dan Ketertiban Kerja

1. Setiap pegawai wajib mentaati peraturan perusahaan, pengumuman dan instruksi yang diberikan atasannya, serta tidak boleh membantah atau melawan tanpa alasan yang jelas dan masuk akal.

2. Perusahaan berkewajiban menciptakan dan mempertahankan disiplin yang tinggi dan menciptakan rasa saling menghormati serta penuh pengertian kepada sesama kayawan dan antara pimpinan perusahaan dengan pegawai.

3. Pimpinan perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi (melalui berbagai tingkatan jabatan) kepada pegawai supaya dapat menjalankan tanggung jawab secara disiplin sesuai ketentuan kerja dan peraturan perusahaan.

4. Pegawai tidak boleh terlambat masuk kerja, dan pemberian sanksi atas keterlambatan masuk kerja ditetapkan oleh perusahaan dalam surat keputusan direksi. 5. Setiap pegawai wajib melaksanakan tugas dengan tertib sesuai petunjuk yang telah

ditetapkan perusahaan dan disepakati bersama.

(12)

7. Setiap pegawai harus bebas dari kepentingan, kegiatan dan pengaruh dari luar.

8. Pegawai tidak diperkenankan membawa barang–barang yang berbahaya yang dapat menimbulkan kebakaran dan membawa senjata kedalam lingkungan perusahaan.

9. Pegawai tidak diperkenankan membawa barang-barang atau peralatan milik perusahaan keluar lingkungan perusahaan tanpa izin dari pejabat yang berwenang dan di periksa oleh bagian security.

10. Pegawai dilarang menempelkan pengumuman, brosur dan pengumpulan tanda tangan yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan tanpa izin tertulis dari perusahaan.

11. Segera bilamana ada perubahan status dirinya, pegawai wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Pindah alamat / tempat tinggal

b. Pegawai menikah, ada kelahiran/kematian dalam keluarga pegawai.

12. Apabila terjadi ikatan perkawinan antara pegawai dalam satu unit perusahaan, dikelompok SAS Hospitality, maka salah satu harus diputus hubungan kerjanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13. Tidak diperkenankan adanya hubungan adik-kakak, suami-istri, anak-orang tua bersama- sama sebagai pegawai pada satu unit dikelompok SAS Hospitality.

14. Apabila terjadi kehilangan ataupun menemukan barang milik tamu atau pegawai lain wajib melaporkan kepada atasan atau security dan ditindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.

15. Petugas security berhak melakukan body checking kepada semua pegawai dan memproses atau menindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku apabila diperlukan, dan semua pegawai berkewajiban untuk membantu kelancaran pelaksanaannya.

16. Setiap pegawai dilarang melakukan corat-coret pada dinding, papan pengumuman dan tempat lainnya dilingkungan perusahaan yang dapat menimbulkan image kurang baik.

BAB IV

CUTI DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN Pasal 19

Ketentuan izin dan Cuti

1. Setiap pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk setiap cuti, berhak atas macam-macam cuti sebagai berikut :

a. Cuti Tahunan;

b. Cuti Melahirkan / Keguguran kandungan; c. Cuti Sakit;

d. Cuti Khusus.

(13)

secara tertulis dari bagian personalia serta disetujui oleh manajemen sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3. Bagi pegawai yang benar-benar memerlukan waktu istirahat, perusahaan akan mempertimbangkan dengan terlebih dahulu memperhatikan kepentingan operasional perusahaan dan pegawai yang bersangkutan.

Pasal 20 Cuti Tahunan

1. Pegawai yang telah bekerja pada perusahaan selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja yang pengambilannya sebagian ditentukan oleh perusahaan dan sebagian lagi ditentukan sendiri oleh pegawai yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan.

2. Untuk pelaksanaan hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, pegawai harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan dari Department Head dengan menggunakan formulir yang telah disediakan, kemudian diajukan kepada HR Department paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan cuti.

3. Dalam hal dipandang perlu, demi kelancaran operasional perusahaan, manajemen berhak menunda pelaksanaan cuti tahunan pegawai yang bersangkutan.

4. Cuti tahunan yang tidak dipergunakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan berjalan atas kehendak sendiri, maka hak cuti dalam tahun tersebut secara otomatis akan dinyatakan hangus dan tidak mendapatkan penggantian dalam bentuk apapun dari perusahaan, kecuali hak cuti tersebut ditunda oleh perusahaan berkaitan dengan kepentingan kelancaran operasional perusahaan.

5. Pegawai tidak diperkenankan mengambil hak cuti tahunan serentak bersama-sama dengan teman sekerjanya dari bagian yang bersama-sama dengan kata lain sepertiga dari bagian/departmen yang sama tidak boleh cuti bersama-sama.

6. Pegawai harus memberitahukan kepada perusahaan alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi selama menjalani cuti.

Pasal 21

Cuti Melahirkan dan Keguguran

1. Pegawai wanita yang akan melahirkan dapat diberikan cuti melahirkan selama 1½ (satu setengah) bulan sebelum melahirkan menurut surat keterangan dari dokter / bidan / tenaga medis yang setara, dan 1½ (satu setengah) bulan setelah melahirkan.

2. Pegawai wanita yang akan menggunakan hak cuti melahirkan, harus menyampaikan surat permohonan tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Head of Department yang bersangkutan dengan disertai surat keterangan dokter atau bidan.

(14)

4. Cuti haid diberikan selama satu hari saat menstruasi hari pertama Pasal 22

Cuti Sakit

1. Cuti sakit, adalah cuti yang diberikan kepada pegawai yang sakit, dan dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter dan mendapat pengesahaan dari Head of Department dan HR Department.

2. Cuti sakit adalah sebanyak jumlah hari yang ditentukan dalam surat keterangan dari dokter, dan tidak dapat diganti dengan hari lain. Dalam pengertian jumlah hari ini termasuk hari minggu/hari libur lainnya dimana pegawai tersebut harus istirahat.

Pasal 23

Izin Meninggalkan Pekerjaan

1. Perusahaan memberikan izin khusus kepada setiap pegawai diluar cuti tahunan dan gajinya tetap dibayar karena hal berikut :

a. Pegawai menikah ... 3 (tiga) hari. b. Pernikahan anak pegawai ... 2 (dua) hari. c. Khitanan atau Pembaptisan anak pegawai... 2 (dua) hari. d. Istri melahirkan atau keguguran kandungan ... 2 (dua) hari e. Suami/istri, orang tua/mertua, atau anak/menantu meninggal dunia 2 (dua) hari f. Anggota keluarga/serumah meninggal dunia ... 1 (satu) hari

2. Ijin meninggalkan pekerjaan seperti yang tercantum pada pasal 23 ayat (1) huruf a dan b, harus diajukan oleh pegawai paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya, sedangkan Pasal 23 ayat (1) huruf a dan e, yang terjadi diluar kota tempat tinggal pegawai dapat dipertimbangkan untuk diberikan tambahan sebanyak 1 (satu) hari.

3. Pegawai yang meninggalkan pekerjaan diluar prosedur dan ketentuan ini dapat dinyatakan meninggalkan tugas tanpa ijin.

Pasal 24

Izin Menunaikan Ibadah Haji

1. Kepada pegawai yang beragama Islam dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan untuk menunaikan ibadah haji selama maksimal 40 hari.

2. Ketentuan ayat (1) hanya berlaku untuk 1 (satu) kali menunaikan ibadah haji dan tidak untuk ibadah umroh.

3. Apabila pegawai mau melakukan ibadah umroh, maka harus mengajukan permohonan cuti diluar tanggungan perusahaan, untuk waktu paling lama 15 hari.

(15)

Pasal 25

Izin tidak Masuk kerja karena Alasan Tertentu

1. Perusahaan dapat memberikan izin tidak masuk kerja tanpa mendapat gaji karena alasan tertentu dan harus diajukan secara tertulis oleh pegawai yang bersangkutan dengan mencantumkan alasan yang dapat diterima oleh perusahaan.

2. Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan paling lama 1 (satu) hari kerja dalam kurun waktu satu bulan.

3. Apabila izin tidak masuk kerja tersebut lebih dari 1 (satu) hari kerja dalam kurun waktu sebulan, maka selebihnya waktu tersebut akan diperhitungkan sebagai pelaksanaan cuti tahunan pegawai yang bersangkutan.

4. Setiap pegawai yang bermaksud izin tidak masuk kerja, wajib memberitahukan kepada Department Headnya masing-masing paling lambat 3 hari sebelumnya dan diajukan secara tertulis (mengisi formulir) dengan mengemukakan alasannya.

5. Pegawai yang tidak masuk kerja karena ada kepentingan mendadak, harus memberi kabar kepada Departement Headnya masing-masing, baik lewat telepon maupun mengutus orang untuk memberitahukan dan pada waktu masuk kerja kembali harus menyerahkan bukti tertulis.

Pasal 26

Tidak Masuk Kerja Karena Mangkir

1. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau tanpa keterangan yang sah, maka dianggap mangkir.

2.

Apabila pegawai alpa (mangkir) 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil sebanyak dua kali secara tertulis dan patut oleh perusahaan, maka dikualifikasikan mengundurkan diri

Pasal 27

Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan

1. Berdasarkan pertimbangan tertentu, perusahaan dapat memberikan izin kepada pegawai melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan.

2. Bagi pegawai yang melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan, kepada yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya.

3. Pemberian izin cuti diluar tanggungan perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan suatu Surat Keputusan yang ditanda tangani oleh pimpinan perusahaan.

4. Kepada pegawai yang melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan, tidak diberikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya, termasuk fasilitas hak perawatan kesehatan.

(16)

tidak diperbolehkan bekerja untuk seseorang atau perusahaan lain, organisasi atau badan usaha lainnya dengan mendapatkan upah.

6. Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka pegawai yang bersangkutan dianggap telah mengundurkan diri.

BAB V

GAJI, TUNJANGAN DAN UANG SERVICE CHARGE Pasal 28

Penggajian

1. Pada prinsipnya perusahaan menetapkan gaji yang terdiri dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan.

2. Tunjangan yang bersifat tetap diatur dalam kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam memorandum tersendiri.

3. Pegawai akan menerima suatu balas jasa berupa gaji yang terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan dari perusahaan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan jabatan/tugas sebagaimana tertuang dalam daftar skala gaji dan tunjangan yang akan diatur dengan surat keputusan, dengan mempertimbangkan masa kerja, pendidikan, dan kompetensi pegawai.

4. Kenaikan gaji pegawai, diperoleh karena :

a. Kenaikan jabatan/golongan karena promosi atau

b. Pertimbangan khusus perusahaan. Pasal 29

System dan Struktur Penggajian

Penetapan system dan struktur penggajian serta pengaturannya merupakan wewenang penuh perusahaan yang akan dituangkan di dalam SK terpisah dari Peraturan Perusahaan.

Pasal 30

Cara Pembayaran Gaji 1. Gaji yang diberikan kepada pegawai adalah gaji gross.

2. Gaji sebulan adalah dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 bulan berikutnya dan gaji dibayarkan paling lambat setiap tanggal 1 (satu) melalui transfer ke rekening masing-masing pegawai pada bank yang bekerjasama dengan perusahaan.

Pasal 31

Gaji Selama Pegawai Sakit

(17)

diatur sesuai dengan undang-undang yang berlaku :

a. 4 (empat) bulan pertama, dibayar sebesar 100 % (seratus persen) dari upah ; b. 4 (empat) bulan kedua, dibayar sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari

upah

c. 4 (empat) bulan ketiga, dibayar sebesar 50 % (lima puluh persen) dari upah d. Bulan selanjutnya dibayar sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari upah

sebelum Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan oleh perusahaan.

2. Pegawai yang telah 12 (dua belas) bulan tidak mampu lagi bekerja menurut pertimbangan dokter, dapat diputus hubungan kerjanya dengan berpedoman pada ketentuan Pemerintah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Pasal 32 Tunjangan

1. Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan kepada pegawai.

2. Pegawai yang masa kerjanya 12 bulan terus menerus atau lebih, THR-nya sebesar 1 (satu) bulan gaji.

3. Pegawai yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan, THR-nya dihitung secara proporsional. (Masa Kerja /12 x gaji sebulan).

4. Pelaksanaan pembayaran THR adalah paling lambat 7 (tujuh) hari menjelang hari raya keagamaan.

Pasal 33 Uang Service Charge

1. Uang servis diberikan kepada pegawai sesuai dengan ketentuan perusahaan yang peraturannya berpedoman pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 7 tahun 2016.

2. Uang servis dihitung berdasarkan jumlah hari kehadiran sesuai hari kalender bulan yang bersangkutan.

3. Pegawai yang berhak memperoleh uang servis:

a. Setelah memiliki masa kerja 3 bulan. Dengan Perhitungan 25% dibulan pertama, 50% dibulan kedua, 75% dibulan ketiga, dan 100% di bulan keempat.

b. Pegawai sedang cuti tahunan, Cuti sakit. Pasal 34

Gaji di Waktu Pemberhentian Sementara (Skorsing)

Kepada pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara (skorsing), pembayaran gaji ditentukan sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

(18)

Pasal 35

Ketentuan Kerja Lembur

1. Kerja Lembur adalah kerja yang dilakukan melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu pada hari-hari kerja biasa atau pekerjaan yang dilakukan pada har-hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah atau pada hari istirahat mingguan (hari ke 7 (tujuh) setelah bekerja 6 (enam) hari kerja berturut-turut).

2. Pelaksanaan kerja lembur harus dibuktikan dengan surat perintah lembur yang dikeluarkan oleh Head of Department dan disampaikan ke bagian HR Department paling lambat 1 (satu) hari setelah kegiatan dilaksanakan.

BAB VII

FASILITAS DAN PERLENGKAPAN KERJA Pasal 36

Pakaian Kerja

1. Perusahaan meminjamkan pakaian kerja kepada pegawai selama melakukan tugas-tugasnya sebagai pegawai, sesuai dengan tugas dan jabatannya.

2. Penentuan bentuk, warna, waktu dan pengaturan pemberiannya ditentukan dan diatur oleh perusahaan, dan pegawai diharuskan untuk terus menerus menjaga kebersihan, kerapihan dan kelengkapan pakaian kerja yang harus dipakai pada waktu kerja termasuk name tag sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Setiap pegawai berkewajiban memelihara, merawat pakaian kerja agar tetap bersih, rapih dan tidak diperkenankan untuk merubahnya atas kemauan sendiri.

4. Pakaian kerja bersifat inventaris dan dipergunakan hanya ketika sedang bekerja dan berkewajiban untuk mengembalikannya ke perusahaan apabila berhenti bekerja sebagai pegawai.

Pasal 37 Locker dan Toilet

1. Kepada pegawai tertentu yang karena jabatannnya mendapatkan pakaian kerja khusus dari perusahaan, diberikan tempat penyimpanan pakaian (locker) dan kuncinya, yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Dalam rangka untuk kepentingan perusahaan, maka pimpinan/atasan berhak mengadakan pemeriksaan setiap saat dengan tanpa sepengetahuan pemilik/pengguna locker, yang pelaksanaannya didampingi oleh petugas Security.

3. Perusahaan menyediakan fasilitas toilet bagi Pegawai, dan semua pegawai wajib menjaga kebersihannya.

Pasal 38 Employee Meal

(19)

shift kerjanya.

2. Employee meal adalah fasilitas yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan kemampuan perusahaan

3. Pelaksanaan makan dilakukan pada tempat makan / Employee Dining Room (EDR) yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Pegawai diwajibkan untuk menjaga ketertiban, kerapihan, kebersihan, dan menjadikan Employee Dinning Room (EDR) tempat yang menyenangkan untuk makan.

5. Pengambilan makan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Pasal 39 Tempat Ibadah

1. Perusahaan menyediakan sarana tempat ibadah berupa mushola.

2. Perusahaan memberikan jaminan kepada umat beragama dilingkungan perusahaan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing-masing.

Pasal 40

Sarana P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Dalam rangka penanggulangan kecelakaan kerja dilingkungan perusahaan yang bersifat ringan, perusahaan menyediakan obat-obatan yang jenis dan jumlahnya terbatas diperuntukkan bagi pertolongan pertama pada kecelakaan.

Pasal 41

Kendaraan Operasional

1. Perusahaan menyediakan fasilitas kendaraan yang di pool di perusahaan dan dipergunakan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan dan di peruntukkan bagi kepentingan kedinasan serta khusus pengantaran bagi pegawai wanita yang bekerja pada shift 2 (dua).

2. Rute dan radius pengantaran diatur dalam ketentuan tersendiri oleh pimpinan perusahan.

3. Setiap penggunaan kendaraan dilaksanakan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

BAB VIII

BANTUAN DAN KESEJAHTERAAN Pasal 42

Bantuan Kelahiran Anak

(20)

2. Dalam hal ini, Perusahaan hanya mengakui seorang istri, dan bantuan dibatasi sebanyak- banyaknya sampai dengan kelahiran anak ke 3 (tiga) dan hidup.

Pasal 43

Bantuan Kepada Keluarga Pegawai Yang Meninggal Dunia

Keluarga pegawai yang meninggal dunia : istri/suami/anak yang sah dan masih menjadi tanggungan dan belum berkeluarga, diberikan uang duka yang besarnya sesuai dengan kebijaksanaan Perusahaan.

BAB IX JAMINAN SOSIAL

Pasal 44

Jaminan Sosial dan Kecelakaan Kerja Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan

1. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang BPJS Kesehatan, seluruh pegawai wajib diikutsertakan dalam BPJS Kesehatan.

2. Kewajiban pegawai untuk iuran BPJS Kesehatan adalah sebesar 1% dan akan dipotong langsung oleh perusahaan dari pendapatannya setiap bulan.

3. Anggota keluarga yang ditanggung oleh perusahaan meliputi istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

4. Seluruh pegawai diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

5. Program yang akan diikuti adalah meliputi : A. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) B. Jaminan Kematian (JKM)

C. Jaminan Hari Tua (JHT) D. Jaminan Pensiun (JP)

6. Sesuai PP No 12 th 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Pelayanan kesehatan pegawai sesuai dengan Policy & Procedure yang telah ditetapkan oleh SAS Hospitality.

7. Kewajiban pegawai untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan adalah sebesar 3% dan akan dipotong langsung oleh perusahaan dari pendapatannya setiap bulan.

8. Bagi pegawai yang menderita sakit, diharuskan berobat ke dokter/puskesmas/balai pengobatan yang ditunjuk, dan bila penyakitnya mengharuskan pegawai diperiksa/dirawat lanjutan, pegawai harus membawa surat rujukan dari dokter/puskesmas/balai pengobatan yang ditunjuk.

9. Bila pegawai mengalami kecelakaan kerja, sehingga mengakibatkan cacat anggota tubuh, maka akan memperoleh biaya dan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.

(21)

meninggal karena suatu sebab (bukan kecelakaan kerja) ahli warisnya akan mendapat santunan dari BPJS Ketenagakerjaan sesuai UU No. 24/2011 Jo. PP No. 14/1993.

11. Pegawai yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja, maka ahli warisnya akan mendapat santunan kematian dan biaya pemakaman sesuai ketentuan BPJS Ketenagakerjaan dan UU No. 13 tahun 2003.

12. Jaminan Hari Tua merupakan hak mutlak Pegawai yang menjadi anggota BPJS KETENAGAKERJAAN, bersifat tabungan yang dapat diambil pada waktunya sesuai dengan ketentuan dari PT. BPJS KETENAGAKERJAAN.

Pasal 45 Kecelakaan Kerja

1. Perusahaan menjamin pengangkutan ke rumah sakit atau ke rumahnya apabila diperlukan oleh pegawai yang mengalami kecelakaan kerja karena melaksanakan tugas.

2. Perusahaan akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan pegawai sesuai standard BPJS Ketenagakerjaan bagi pegawai yang mendapat kecelakaan kerja karena melaksanakan tugas, sejak kecelakaan terjadi sampai berakhirnya keadaan sementara pegawai tidak mampu bekerja.

3. Bagi pegawai yang mendapat kecelakaan kerja karena melaksanakan tugas, maka akan diberikan hak-haknya sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Dalam hal pegawai meninggal dunia akibat dari suatu kecelakaan kerja dan atau pegawai meninggal dunia mendadak ditempat kerja, maka perusahaan akan membayar kepada ahli warisnya sejumlah uang yang besarnya ditentukan oleh pimpinan perusahaan.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak berlaku bilamana kecelakaan tersebut terjadi akibat kesengajaan pegawai yang bersangkutan, secara medis dinyatakan tidak sehat oleh seorang dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau melanggar syarat-syarat kerja dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku diperusahaan

6. Yang dimaksud dengan meninggal dunia mendadak ditempat kerja sebagaimana dimaksud ayat (4) adalah :

a. Langsung meninggal ditempat kerja.

b. Dalam keadaan koma terus-menerus langsung meninggal dunia dalam perjalanan ke/di rumah sakit atau langsung meninggal dunia setelah mengalami rawat inap tetapi

c. tidak melebihi 24 Jam terhitung sejak ditangani dokter/paramedis.

Pasal 46 Perjalanan Dinas

1. Perjalanan Dinas adalah suatu perjalanan dalam rangka melaksanakan tugas di suatu tempat dan melewati batas 120 KM.

(22)

3. Ketentuan-ketentuan dan prosedur perjalanan dinas diatur secara lebih terinci dalam peraturan terpisah.

BAB X

KESELAMATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA Pasal 47

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Setiap pegawai wajib mempelajari dan memahami semua petunjuk dan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja yang diadakan oleh perusahaan.

2. Setiap pegawai wajib menjaga keselamatan dan kebersihan diri serta ruang tempat kerja dan peralatan yang dipergunakan untuk bekerja.

3. Pegawai yang tidak mentaati petunjuk-petunjuk keselamatan dan alat-alat keselamatan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Perusahaan.

Pasal 48

Pemeriksaan Kesehatan Wajib

1. Pegawai diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala yang diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu untuk klasifikasi :

 Non Food Handler : minimal 1 tahun sekali 

Food Handler Direct Food Handler

: minimal 1 tahun sekali : minimal 6 bulan sekali

2. Ketentuan-ketentuan khusus mengenai pemeriksaan kesehatan berkala diatur secara terpisah.

Pasal 49 Keamanan Kerja

1. Selain petugas Security, setiap pegawai wajib menjaga keamanan khususnya di area kerjanya dan turut memperhatikan keamanan lingkungan secara umum.

2. Melaporkan kepada petugas security dan atasan apabila terjadi hal-hal yang mencurigakan dan akan merugikan perusahaan.

3. Apabila terjadi kehilangan atau menemukan barang milik tamu ataupun lainnya, harap segera dilaporkan kepada atasan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4. Petugas security berhak dan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan body checking.

5. Semua pegawai berkewajiban untuk mambantu kelancaran pelaksanaannya dengan memeriksa diri sendiri.

(23)

perlakuan tidak baik yang dilakukan oleh tamu, rekan sekerja, atasan dan bawahan. Pasal 50

Keluar dan Masuk Barang

1. Keluar dan masuk barang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan menggunakan surat jalan atau surat izin keluar dan diketahui oleh pimpinan atau yang mewakili.

2. Petugas security berhak dan berkewajiban untuk melaksanakan pemeriksaan dan penahanan barang tersebut apabila tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Pasal 51 Lost and Found

Apabila terjadi kehilangan ataupun menemukan barang milik tamu ataupun lainnya, harap segera melaporkan kepada atasan atau petugas yang diberi kewenangan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

BAB XI

PENDIDIKAN DAN PENILAIAN PRESTASI Pasal 52

Pendidikan dan Latihan

1. Dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pegawai sebagai aset utama, perusahaan memberikan kesempatan untuk mengikuti latihan dan pendidikan kepada seluruh pegawai menurut syarat-syarat, jabatannya dan potensi yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.

2. Latihan dan pendidikan yang diselenggarakan dapat berupa:

a. Latihan di lingkungan perusahaan yang diberikan oleh perusahaan. b. Latihan yang diberikan oleh lembaga pendidikan di luar perusahaan.

3. Ketentuan pelaksanaan pendidikan dan latihan pegawai akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri termasuk persyaratan, prosedur dan pengikatan kerjanya.

Pasal 53

Penilaian Prestasi Kerja

1. Penilaian atas prestasi kerja pegawai dilakukan oleh perusahaan melalui atasan pegawai langsung sekurang-kurang 1 ( satu ) kali dalam satu tahun.

2. Penilaian atas prestasi kerja ini semata-mata dilakukan untuk penilaian atas kemampuan pegawai pada posisi yang dipercayakan kepadanya dan tidak secara langsung menimbulkan kenaikan gaji.

3. Tata cara penilaian dan segala prosedurnya diatur dalam ketentuan tersendiri.

(24)

PERATURAN TATA TERTIB Pasal 54

Tata Tertib

1. Perusahaan mengadakan Peraturan Tata Tertib dengan tujuan untuk memperoleh ketenangan kerja, ketenangan usaha, meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja serta kedisiplinan.

2. Setiap pegawai wajib mentaati semua Peraturan Tata Tertib dan ketentuan-ketentuan kerja dan selalu memperhatikan petunjuk-petunjuk atasan dalam hubungan kerja, baik secara tertulis maupun lisan.

3. Tanpa ijin tertulis dari perusahaan, setiap pegawai dilarang melakukan kegiatan politik, rapat-rapat, pidato-pidato, menempelkan atau menyebarkan brosur-brosur/selebaran- selebaran, poster-poster, atau kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan tugas pekerjaan yang dijabatnya.

Pasal 55 Hak dan Kewajiban

1. Pengusaha dan pegawai mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai peraturan yang berlaku.

2. Pengusaha dan pegawai harus menjaga serta memelihara hubungan kerja yang harmonis demi ketenteraman kerja dan ketenangan usaha.

3. Pengusaha memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh dalam mengatur jalannya perusahaan, antara lain pembagian tugas pekerjaan, pembinaan, bimbingan, pengarahan dan pengawasan untuk meningkatkan disiplin, produktivitas dan efesiensi kerja.

4. Pengusaha berhak menetapkan tata tertib dan aturan kerja dengan mengindahkan norma- norma, peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pengusaha berkewajiban melindungi dan memberikan hak-hak pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pengusaha bersedia untuk menerima saran-saran yang sehat dari pegawai melalui Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit yang ada demi kemajuan dan kelancaran operasional perusahaan.

7. Pegawai berhak mendapatkan upah atas hasil kerja yang telah dilakukan dan menikmati fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan.

8. Pegawai dan pengusaha berkewajiban meningkatkan dan menciptakan suasana kerja yang baik berkaitan dengan :

a. Disiplin Kerja.

b. Kualitas dan kuantitas kerja c. Pembinaan Mental.

d. Pencegahan Kecelakaan.

(25)

f. Pertolongan pertama pada kecelakaan

g. Tingkah laku pegawai pada saat berada di lingkungan Perusahaan

Pasal 56

Kewajiban Pegawai

1. Setiap pegawai wajib mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia dan tidak melanggar peraturan-peraturan yang telah digariskan pemerintah.

2. Setiap pegawai wajib mentaati Peraturan Perusahaan (PP), perjanjian kerja, memorandum dan pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak pengusaha.

3. Setiap pegawai harus taat kapada perintah dan petunjuk atasannya baik atasan langsung maupun tidak langsung atau orang yang diberi wewenang, sepanjang perintah tersebut berhubungan dengan kedinasan.

4. Setiap pegawai wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan jabatannya berdasarkan petunjuk kerja yang telah digariskan serta memegang teguh rahasia pekerjaannya terhadap pihak yang tidak berkepentingan.

5. Setiap pegawai harus mencapai target produktivitas baik kualitas maupun kuantitas sesuai dengan standar nilai yang ditetapkan perusahaan.

6. Selama berada ditempat kerja semua pegawai wajib menjaga sopan-santun dalam kata dan perbuatan, baik kepada sesama teman sekerja, maupun kepada atasan dan tidak bersenda gurau secara berlebihan atau berbicara yang tidak sopan.

7. Setiap pegawai berkewajiban menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik perusahaan dengan menjauhkan diri dari sikap dan perbuatan serta ucapan yang langsung maupun tidak langsung berakibat merugikan, mencemarkan dan merendahkan nama baik perusahaan.

8. Setiap pegawai dilarang mempunyai hubungan kerja secara pribadi dengan pihak lain. 9. Setiap pegawai diwajibkan menjaga kebersihan lingkungan kerjanya sesuai

dengan standard yang telah ditentukan perusahaan.

10. Setiap pegawai wajib menjaga rahasia perusahaan dan tidak membocorkan informasi penting yang berhubungan dengan pekerjaan kepada pihak lain.

11. Setiap pegawai berkewajiban melaksanakan, menjaga dan mematuhi ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

12. Setiap pegawai wajib memberikan informasi yang benar yang diminta perusahaan mengenai data diri pribadi dan wajib melaporkan kepada perusahaan bila ada perubahan tentang status diri seperti pernikahan, kelahiran, kematian, pindah alamat dan lain-lain.

(26)

14. Semua pegawai wajib melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan (misalnya kehilangan, kerusakan, kebakaran, pertengkaran, perkelahian diantara para pegawai, adanya penyakit menular atau berbahaya dan sebagainya).

15. Semua pegawai harus bersedia menjalani pemeriksaan rutin atau sewaktu-waktu dalam lingkungan perusahaan yang dilakukan oleh petugas yang berwenang.

16. Setiap pegawai berkewajiban menegakan disiplin dan mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan mengenai jam masuk, istirahat dan pulang kerja.

17. Setiap pegawai wajib mematuhi jam kerja yang telah ditentukan dan wajib hadir 15 menit sebelum pekerjaan dimulai untuk melakukan persiapan pekerjaan.

18. Setiap pegawai wajib melakukan posting absensi, baik pada waktu masuk maupun pulang kerja.

19. Setiap pegawai wajib melapor pada hari itu juga kepada atasannya atau bagian human resources apabila pegawai berhalangan hadir karena hal mendadak.

20. Setiap pegawai bertanggung jawab atas kerugian perusahaan sebagai akibat kesalahan pegawai baik sengaja, lalai atau kecerobohan.

21. Setiap pegawai wajib memperhatikan dan mematuhi setiap pengumuman yang dikeluarkan oleh perusahaan.

22. Setiap pegawai harus berpakaian rapih dan sopan serta memakai tanda pengenal setiap memasuki lingkungan perusahaan.

Pasal 57 Pemberian Sanksi

1. Pada dasarnya sanksi yang diberikan adalah merupakan bentuk pembinaan kepada pegawai agar tidak melakukan penyimpangan terhadap perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau peraturan perundang-undangan.

2. Pegawai yang melakukan pelanggaran peraturan perusahaan, perjanjian kerja ataupun peraturan perundang-undangan, pada dasarnya selalu diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.

3. Pemberian sanksi atas setiap pelanggaran peraturan tata tertib perusahaan, perjanjian kerja ataupun pelanggaran disiplin, lalai, ceroboh, atau mengganggu jalannya operasional perusahaan diberikan berdasarkan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan pegawai.

Pasal 58

Prosedur Pemberian sanksi

1. Pemberian sanksi dapat direkomendasikan melalui supervisor yang bersangkutan yang disampaikan kepada atasannya ataupun secara langsung oleh department headnya. 2. Setelah mempertimbangkan berbagai aspek pelanggarannya dan perjanjian kerja,

(27)

bersangkutan untuk memberikan penjelasan tentang pelanggaran yang dilakukan serta sanksi yang akan diberikan.

3. Membuat formulir pengajuan pemberian sanksi dengan melengkapi pasal dan ayatnya, ditandatangani oleh pegawai dan departement head yang bersangkutan kemudian dikoordinasikan dengan HR Department untuk ditindaklanjuti.

4. Pemberian sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, surat peringatan 1 dan 2 dapat dilakukan langsung oleh atasan pegawai yang bersangkutan. Kemudian dikoordinasikan untuk dapat diketahui oleh HR Department.

5. Pemberian sanksi kedisiplinan dapat juga dikeluarkan langsung oleh HR Department, khusus nya untuk pemberian surat peringatan 3 sampai PHK, department yang bersangkutan harus mendapatkan persetujuan dari pejabat terkait di HR Department.

Pasal 59

Macam-Macam Sanksi

Adapun macam-macam sanksi yang dapat diberikan kepada pegawai karena melakukan pelanggaran peraturan perusahaan, perjanjian kerja dan peraturan perundang-undangan antara lain berupa :

a. Teguran lisan dan tertulis b. Surat Peringatan.

c. Sanksi administrasi d. Denda

e. Ganti Kerugian f. Skorsing

g. Diturunkan jabatan

h. Pemutusan Hubungan Kerjanya

Pasal 60

Teguran Lisan dan Tertulis

1. Teguran lisan dimaksudkan untuk menyadarkan dan mengingatkan pegawai agar mentaati peraturan perusahaan, perjanjian kerja dan tidak melalaikan tanggung jawabnya. 2. Pimpinan perusahaan, atasan langsung atau Department Head dapat memberikan

teguran lisan kepada pegawai jika pegawai tersebut melakukan kesalahan yang bersifat ringan dan segera diperbaiki.

3. Surat teguran langsung tertulis oleh Department Head yang bersangkutan atau supervisor apabila Department Head berhalangan hadir diberikan kepada pegawai apabila melakukan kesalahan bersifat ringan dan masih bisa diberikan toleransi dengan berbagai pertimbangan, surat teguran langsung tertulis ini diberikan kepada pegawai yang bersangkutan dengan tembusan HR Manager dan General Manager.

(28)

Perbuatan Yang Mengakibatkan Diberikan Surat Teguran (Warning Letter)

1. Keterlambatan masuk kerja sebanyak 3 (tiga) kali tidak berturut-turut dalam periode 1 (satu) bulan, tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. 3 (tiga) kali tidak melakukan posting absensi “masuk” dan atau posting absensi “pulang”. 3. Menolak pemeriksaan (body checking) oleh petugas security.

4. Makan, minum, merokok, mengunyah permen karet pada saat bekerja.

5. Berada di area hotel ketika sedang libur atau cuti, tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

6. Bersikap tidak pantas sebagai pegawai, misalnya menggunakan ucapan-ucapan dan berkelakuan tidak sopan, tertawa keras-keras, berteriak, berlari-lari, berkeliaran pada jam kerja, tidur-tiduran pada saat bertugas

7. Mempergunakan toilet dan fasilitas lainnya yang diperuntukan untuk tamu. 8. Tidak memakai pakaian seragam kerja (uniform) pada saat bekerja.

9. Menempelkan/menyebarkan gambar/barang-barang yang bersifat pornografi. 10. Meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan berantakan.

11. Dengan sengaja tidak mengikuti pelatihan yang telah dijadwalkan, dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

12. Meninggalkan atau masuk lingkungan hotel tidak melalui pintu yang ditentukan untuk pegawai.

13. Membawa peralatan makan dan minum dari EDR ke luar wilayah EDR.

14. Masa berlakunya Surat Teguran Tertulis selama 6 bulan. Pasal 62

Perbuatan Yang Mengakibatkan Diberikan Surat Peringatan I (Pertama)

1. Melakukan pelanggaran atau mengulangi kembali kesalahan dalam jangka waktu masa berlakunya surat teguran.

2. Melakukan posting absensi “masuk” maupun posting absensi “pulang” pegawai lain.

3. Menempelkan maklumat atau tulisan tanpa seijin Human Resources Department (HRD) atau corat-coret di area Perusahaan.

(29)

5. Merokok di area toilet khusus pegawai.

6. Melakukan perjanjian-perjanjian dalam bidang keuangan bagi dirinya sendiri atau pekerjaan- pekerjaan yang menguntungkan pribadi sehingga merugikan Perusahaan. 7. Bertengkar atau membuat kegaduhan pada saat bekerja.

8. Melalaikan tugas secara serampangan sehingga tidak memenuhi standard.

9. Melalaikan tugas sehingga menimbulkan kerugian perusahaan yang bersifat materil dan immateril.

10. Beberapa kali melakukan tugas tidak sesuai dengan “Standar Operating Procedure” (SOP) yang telah disosialisasikan.

11. Langsung atau tidak langsung meminta hadiah atau tip kepada tamu. 12. Mempergunakan inventaris perusahaan untuk kepentingan pribadi.

13. Meninggalkan tugas tanpa ijin atau mangkir tanpa alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan selama 3 (tiga) hari kerja berturut-turut.

14. Menolak pemeriksaaan, pengobatan dan perawatan serta usaha-usaha preventive lainnya dibidang kesehatan pegawai yang diapandang perlu oleh Perusahaan.

15. Tidak memperhatikan dan atau kurang tanggap atas keluhan atau keinginan tamu sehingga berakibat terulang kembali keluhan yang sama.

16. Menjadi supplier di hotel, baik sebagai pegawai pribadi maupun anggota keluarganya.

17. Meninggalkan tugas tanpa ijin atau mangkir tanpa alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan selama 3 (tiga) hari kerja berturut-turut.

18. Tidak memberi sanksi atau tindakan kepada bawahannya yang melanggar Peraturan Tata Tertib Perusahaan

19. Berulangkali merokok atau makan tidak pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. 20. Berulang kali terlambat masuk kerja.

21. Masa Berlaku Surat Peringatan I (Pertama) adalah selama 6 (enam) bulan.

Pasal 63

(30)

1. Melakukan pelanggaran atau mengulangi kembali kesalahan dalam jangka waktu masa berlakunya Surat Peringatan I (Pertama).

2. Menyiarkan atau mengumumkan keterangan-keterangan penting yang merupakan r ahasia perusahaan

3. Tidak mampu atau kurang teliti dalam menjalankan pekerjaan sehingga mengancam keselamatan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

4. Saling memberitahukan upah antar pegawai.

5. Melakukan transaksi bisnis dengan tamu untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan untuk kepentingan perusahaan lain.

6. Memberikan komplimen kamar dan fasilitas serta pelayanan lainnya tanpa persetujuan pimpinan perusahaan atau yang dikuasakan untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri.

7. Meninggalkan tugas tanpa ijin atau absen tanpa alasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan.

8. Datang terlambat atau pulang sebelum waktunya yang dilakukan dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.

9. Tidak cakap atau tidak sanggup melaksanakan petunjuk-petunjuk dari atasan mengenai tugas-tugasnya.

10. Bersikap tidak pantas sebagai seorang pegawai, misalnya menggunakan ucapan-ucapan kotor, berlaku tidak sopan, berkeliaran pada jam kerja, tidur-tiduran atau tidur pada waktu bertugas, meninggalkan tugas, merokok bukan pada tempatnya.

11. Segala perbuatan atau kelakuan yang merugikan atau menyebabkan teman sekerja, atasan, atau langganan perusahaan tidak senang, yang dapat mengganggu jalannya aktifitas perusahaan atau hubungan perusahaan.

12. Menyiarkan atau mengumumkan keterangan atau hal-hal penting yang seharusnya dirahasiakan mengenai urusan perusahaan.

13. Berulangkali mengabaikan kerapihan berpakaian, rambut, dan kebersihan tubuh.

14. Melalaikan ketentuan kebersihan dan kesehatan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan pekerjaan.

15. Masa Berlaku Surat Peringatan II (kedua) adalah selama 6 (enam) bulan. Pasal 64

Perbuatan Yang Mengakibatkan

Diberikan Surat Peringatan III (tiga) dan terakhir

(31)

2. Membawa makanan, minuman, barang, peralatan milik perusahaan keluar dari lingkungan Perusahaan tanpa izin pimpinan perusahaan

3. Tidak masuk kerja selama 5 hari dalam sebulan tanpa izin atasannya atau tanpa pemberitahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

4. Tanpa seizin atasan mengambil, melakukan photo copy data-data/dokumen perusahaan untuk kepentingan pribadi.

5. Terikat hubungan kerja dengan perusahaan lain atau double job tanpa seizin pimpinan perusahaan.

6. Menempelkan plakat, selebaran, edaran yang bukan untuk kepentingan perusahaan dan tanpa izin pimpinan perusahaan.

7. Menggunakan kendaraan milik perusahaan tanpa izin atau tanpa prosedur yang berlaku. 8. Menyebarkan fitnah atau berita yang tidak benar sehingga menimbulkan permasalahan,

merugikan pihak lain.

9. Mogok bekerja tanpa prosedur yang berlaku dan tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang bersifat normatif.

10. Menolak untuk mentaati perintah/instruksi atau penugasan yang layak tanpa alasan yang jelas.

11. Menggunakan jabatan dan wewenang untuk mencari keuntungan pribadi dan merugikan perusahaan atau pegawai lainnya.

12. Menghasut orang lain sehingga menimbulkan keresahan dan permasalahan.

13. Membuka/membaca arsip/dokumen yang bersifat rahasia dan bukan merupakan kewenangannya tanpa izin yang berwenang.

14. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya, sehingga menimbulkan situasi yang tidak nyaman di internal maupun eksternal perusahaan.

15. Melakukan tindakan perselingkuhan antara pegawai dimana keduanya atau salah satunya masih dalam ikatan pernikahan yang sah.

16. Masa berlaku Surat Peringatan ke – III (tiga) dan terakhir adalah 6 (enam) bulan. Pasal 65

Ganti Kerugian dan Denda

(32)

maksimal 50% dari pendapatan pegawai yang bersangkutan setiap bulan.

2. Apabila pegawai melakukan pelanggaran atas kewajibannya dan pelanggaran tata tertib perusahaan, maka pegawai dapat dikenakan sanksi denda yang besarnya ditetapkan dalam keputusan direksi.

Pasal 66

Perbuatan Yang Mengakibatkan Pemberhentian Seketika

A. Pelanggaran Terhadap Undang-Undang Hukum Pidana.

1. Semua pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam kitab undang-undang hokum pidana atau Peraturan Pemerintah, baik didalam maupun di luar Perusahaan;

2. Pemutusan Hubungan Kerja dengan indikasi pidana dapat dilakukan setelah ada putusan hukum yang bersifat tetap.

3. Menyesatkan pimpinan perusahaan atau atasan dengan memberikan keterangan palsu atau memperlihatkan surat-surat keterangan palsu atau yang dipalsukan menyangkut hubungan kerja dalam arti yang seluas-luasnya;

4. Melakukan pencurian, penggelapan, penipuan, atau kejahatan lainnya terhadap milik perusahaan atau sesama Pegawai;

5. Merusak dengan sengaja atau karena kelalaian/kecerobohan melakukan pengrusakan terhadap barang-barang milik perusahaan, atau barang-barang milik rekanan kerja;

6. Melakukan perbuatan yang melanggar tata susila dilingkungan perusahaan; 7. Melakukan segala macam bentuk perjudian dilingkungan Perusahaan;

8. Menggunakan atau mengedarkan barang terlarang atau Narkoba di dalam atau di luar perusahaan, terkecuali untuk tujuan kesehatan dengan seijin perusahaan atau ada keterangan dari dokter;

9. Dengan sengaja menyebabkan cidera atas diri sendiri atau orang lain dan atau dengan sengaja menimbulkan bahaya yang mengancam atas dirinya sendiri atau orang lain;

B. Pelanggaran terhadap peraturan dan Ketentuan perusahaan yang dapat di PHK. 1. Melakukan penganiayaan terhadap pengusaha, pegawai, atau teman sekerja;

2. Memikat pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja yang sifatnya melanggar hukum dan merugikan perusahaan, baik dari segi materi atau dari segi kesusilaan;

3. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain tanpa persetujuan pimpinan perusahaan;

Referensi

Dokumen terkait

merubah siswi amatir menjadi professional memberikan peluang untuk merancang Cosmoprof Academy di kota bandung dengan fasilitas yang lebih baik dan memiliki prospek

yang berbeda baik antar pembaca dengan pembaca, maupun antar pembaca dengan.. pengarang puisi itu sendiri. makna sendiri tidak pernah luput dari kata yang kita

Perlakuan tersebut antara lain adalah dengan cara diberi sesaji dan dijamasi (disucikan dengan menggunakan air bunga dan disertai dengan pembacaan mantra dan pembakaran

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriana, dkk (2016) dalam judul F aktor-faktor yang B erhubungan dengan Perilaku Hidup B ersih dan S ehat

Penjadwalan awal proyek menggunakan metode penjadwalan tradisional berupa gantt chart yang kemudian di- breakdown lebih detail dan lengkap dengan hubungan antar

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenaai Dampak

Dan dari hasil pengisian angket kelas IV di SDN 02 Gandu Comal Pemalang yang dilaksanakan pada 30 September lalu, menunjukkan bahwa rata-rata dari peserta

Subayani (2013:17) banyak keunggulan dalam penggunaan media flash diantaranya adalah sebagai berikut (a) ukuran file kecil, mempunyai kemampuan membuat animasi