• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN TERPADU PELABUHAN SIKAKAP KABUPATEN MENTAWAI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN TERPADU PELABUHAN SIKAKAP KABUPATEN MENTAWAI SUMATERA BARAT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN TERPADU

PELABUHAN SIKAKAP KABUPATEN MENTAWAI

SUMATERA BARAT

M. QODRI ISHAQ USEMAHU1, YATI MULIATI S.N.2, FACHRUL M.2

1Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung 2Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung

Email: qoudriusemahu@gmail.com ABSTRAK

Pelabuhan Sikakap merupakan pelabuhan umum tidak diusahakan dan berfungsi sebagai tempat bongkar-muat/turun-naik barang/penumpang. Aktivitas ekonomi antara Sikakap dan Padang menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas penduduk dari dua wilayah tersebut tiap tahunnya. Disamping itu Pemerintah Daerah menginginkan adanya pelabuhan perikanan dan pelabuhan dapat melayani kapal 3000 DWT untuk kepentingan evakuasi saat terjadi bencana alam. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan pada Pelabuhan Sikakap sesuai dengan prediksi kebutuhan di masa yang akan datang dan perencanaan pelabuhan perikanan.

Perencanaan dan pengembangan pelabuhan mengacu pada pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang. Data-data statistik sosial ekonomi yang diperoleh berasal dari BPS Kabupaten Mentawai, untuk data angin diperoleh dari stasiun BMKG Teluk Bayur dan diolah menggunakan rumus SPM untuk peramalan gelombang.

Dalam skenario ini, kapal yang digunakan kapal 3000 DWT untuk pelabuhan laut dengan kedalaman alur -5,6 m LWS, tipe dermaga trestle, panjang dermaga 115 m, elevasi dermaga +2,312 m LWS dan ada peningkatan kapasitas lapangan penumpukan terbuka dari 1000 m² menjadi 1500 m² pada tahun 2027. Rencana kapal yang digunakan untuk pelabuhan perikanan adalah kapal 60 GT, dengan kedalaman alur -3,08 m LWS, tipe dermaga trestle, panjang dermaga 80 m dan elevasi lantai dermaga +2,312 m LWS. Fasilitas darat yang direncanakan untuk pelabuhan perikanan meliputi tempat pelelangan ikan, tempat pengasinan dan tempat pendinginan.

Kata kunci : Pelabuhan Laut, Pelabuhan Ikan, Pemerintah ABSTRACT

Sikakap port is non-commercial commond port and the function for loading-contain/out-in goods/passanger. The economic activity between Sikakap and Padang that cause an increase in economic growth and mobility of population from two places every years. Beside that the local government want there is fishing port and the port can serve ship 3000 DWT for disaster evacuation. It is necessary to Sikakap port development with compatible needs predictions in the future and planning a fishing port.

Planning and Development the port refer to development short term, intermediate term and long term. The social economic data obtained from BPS Mentawai district, for wind data obtaided from BMKG Bayur bay and be treated using SPM formula for forecasts the wave.

In this scenario, ships using 3000 DWT for sea port with depth groove -5.6 mLWS, dock using trestle-type, the dock length is 115 m, elevation of dock is +2.312 m LWS and the open yard increase from 1000 m² to 1500 m². The planning ships for fishing port is 60 GT ships, with depth of groove -3.08 m LWS, dock using trestle-type, the dock length is 80 m and elevation of dock is +2.312 m LWS. For onshore facilitied are planned in fishing port include auction area, salting are and freezing area. Keyword : Sea Port, Fishery Port, Government.

(2)

1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan perekonomian di wilayah Sikakap, fasilitas pelabuhan yang dimiliki sangatlah terbatas jika dibandingkan dengan traffic yang meningkat setiap tahunnya. Selain itu sudah tidak memadainya kondisi fasilitas laut yang dimiliki Pelabuhan menjadikan Pelabuhan Sikakap perlu melakukan pengembangan fasilitas pelabuhan, untuk meningkatkan sekaligus mengoptimumkan pelayanan pelabuhan. Sikakap berada dalam wilayah berpotensi gempa, Pemda setempat menginginkan agar pelabuhan Sikakap dapat melayani kapal dengan bobot 3000 DWT untuk keperluan evakuasi saat terjadi bencana gempa. Selain itu Pemda setempat menginginkan adanya pelabuhan perikanan pada wilayah kepulauan Mentawai untuk mendorong potensi pendapatan daerah dari sector kemaritiman. Untuk itu perlu dikaji kebutuhan pengembangan fasilitas terkait dengan proyeksi penduduk dan bongkar muat barang di masa yang akan datang, serta alternatif peraencanaan pelabuhan perikanan.

2. METODOLOGI

Metode pengkajian yang dilakukan dalam penyusunan penelitian ini mengacu pada data sekunder yang didapat dari konsultan dan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Studi literatur berkaitan dengan disain dan pengembangan pelabuhan. b. Pengumpulan data sekunder meliputi:

1. Data pasang surut.

2. Peta batimetri dan topografi. 3. Data arus.

4. Data Angin.

5. Data sosial dan ekonomi. c. Analisis data yang terkait dengan:

1. Analisis data angin. 2. Analisis data gelombang.

3. Analisis data sosial ekonomi (penumpang, potensi penghasil barang dan tangkapan ikan).

4. Perencanaan pelabuhan (fasilitas darat dan fasilitas laut). d. Penyusunan Daerah Lingkup Kerja (DLKR) dan Daerah Lingkup

Kepentingan (DLKP). e. Pembuatan layout. f. Kesimpulan dan Saran.

Metode pengkajian yang dilakukan dalam pengembangan fasilitas pelabuhan ini disajikan dalam bentuk bagan alir, bagan alir tersaji pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1. Metodologi Pengerjaan

DLKR & DLKP

Layout

MULAI

Identifikasi Masalah & Tujuan

Tujuan

Studi Literatur

Literatur

Pengumpulan Data Sekunder (Angin, Pasang Surut, Arus dan Sosial Ekonomi

Ekonomi)

Pengolahan Data Angin, Gelombang dan Sosial Ekonomi Ekonomi

Desain Fasilitas Pelabuhan

Laut

Fasilitas

Darat

1. Terminal Penumpang 2. Lapangan Penumpukan Terbuka 3. Penampungan Air Bersih 4. Penampungan BBM

Fasilitas

Laut

1. Dermaga 2. Alur Pelayaran 3. Kolam Pelabuhan

Desain Fasilitas Pelabuhan

Perikanan

Fasilitas

Darat

1. Tempat Pelelangan 2. Tempat Pengasinan 3. Tempat Pendinginan 4. Penampungan Air Bersih 5. Penampungan BBM

Fasilitas

Laut

1. Dermaga 2. Alur Pelayaran 3. Kolam Pelabuhan SELESAI

(4)

3 DATA PELABUHAN

3.1 KONDISI LINGKUNGAN

Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai berjarak sekitar 100 km di sebelah Barat pantai Pulau Sumatera, terdiri dari 4 pulau besar yang didiami penduduk, yaitu Pulau Siberut di bagian Utara sebagai pulau terbesar, Pulau Sipora di bagian tengah, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan di bagian Selatan. Semuanya terletak pada 970 35' – 1000 32' BT dan 00 50' – 3021' LS. Secara geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki batas- batas:

Gambar 2. Lokasi Penelitian

3.2 KONDISI KLIMATOLOGI

Indonesia hanya dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Hal tersebut juga berlaku di wilyah Sikakap. Sesuai data yang di peroleh dan analisis data lebih lanjut, untuk rata-rata kecepatan angin maksimum yang terjadi pada lokasi pengamatan stasiun BMKG Teluk Bayur sebesar 13 m/s dengan arah datang dari Barat Daya.

PELABUHAN SIKAKAP

(5)

3.3 PASANG SURUT

Data pasang surut yang digunakan merupakan data pasang surut yang diperoleh dari konsultan yang telah diramalkan menggunakan software RAMPAS untuk 18 tahun kedepan dari tahun 2012. Elevasi penting yang diperoleh nantinya digunakan untuk menentukan elevasi lantai dermaga, kedalaman kolam putar dan alur pelayaran, berikut dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Elevasi Acuan Terhadap LWS

Highest Water Spring (HWS) = 131,16 cm Mean High Water Spring (MHWS) = 97,18 cm Mean High Water Level (MHWL) = 78,83 cm Mean Sea Level (MSL) = 65,58 cm Mean Low Water Level (MLWL) = 52,33 cm Mean Low Water Spring (MLWS) = 33,98 cm Lowest Water Spring (LWS) = 0,00 cm 3.4 GELOMBANG

Beracu pada hasil data analisis kecepatan angin, arah angin dominan, dan fetch bisa dilakukan peramalan gelombang yang terjadi pada lokasi pelabuhan Sikakap. Hasil dari analisis peramalan gelombang adalah berupa tinggi gelombang signifikan (Hs) dan periode gelombang signifikan (Ts) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tinggi dan Periode Gelombang

Tahun Hs (m) Ts (s) 2002 0.179 1.581 2003 0.179 1.581 2004 0.222 1.741 2005 0.254 1.851 2006 0.254 1.851 2007 0.254 1.851 2008 0.200 1.664 2009 0.355 2.377 2010 0.222 1.741 2011 0.254 1.851 4 PERENCANAAN PELABUHAN 4.1 FASILITAS LAUT PELABUHAN

Ada beberapa hal yang diperhitungkan dalam merencanakan fasilitas laut pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan pada Kawasan Terpadu Pelabuhan Sikakap. Hasil yang didapat dari perencanaan fasilitas laut ini berdasarkan proyeksi tahun pengembangan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, dapat dilihat pada Tabel 3.

(6)

Tabel 3 Hasil Perhitungan Fasilitas Laut Pelabuhan Sikakap untuk Jangka Pendek, Menengah dan Panjang

Item Pelabuhan Laut Pelabuhan Perikanan

Eksisting Rencana Eksisting Rencana Kedalaman Alur

Pelayaran - -5,6 m LWS Tidak Ada -3,5 m LWS

Lebar Alur Pelayaran - 106 m Tidak Ada 25 m

Kolam Putar - 57158 m² Tidak Ada 2651 m²

Panjang Dermaga 70 m 115 m Tidak Ada 80 m

Elevasi Lantai Dermaga - + 2,312 m LWS Tidak Ada + 2,312 m LWS

4.2 FASILITAS DARAT PELABUHAN

Ada beberapa hal yang diperhitungkan dalam merencanakan fasilitas darat pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan, mulai dari luas terminal penumpang, luas lapangan terbuka, kebutuhan air bersih, kebutuhan BBM, luas tempat pengasinan, luas tempat pelelangan dan luas tempat pendinginan. Hasil dari perencanaan fasilitas darat berdasarkan pengembangan jangka pendek, jangka panjang, dan jangka panjang, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Perhitungan Fasilitas Darat Pelabuhan

Item Eksisting Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Rencana

1. Pelabuhan Laut

Terminal Penumpang 162 m² 290 m² 336,1 m² 386,1 m²

Lapangan Penumpukan Terbuka 1000 m² 249,5 m² 609,2 m² 1487,5 m²

Kebutuhan Air Bersih - 50,6 m³ 57,2 m³ 65 m³

Kebutuhan BBM - 1434,4 m³ 1434,4 m³ 1434,4 m³

2. Pelabuhan Perikanan

Tempat Pelelangan Tidak Ada 12 m² 14 m² 18 m²

Tempat Pengasinan Tidak Ada 17 m² 21 m² 26 m²

Tempat Pendinginan Tidak Ada 6 m² 8 m² 10 m²

Kebutuhan Air Brsih Tidak Ada 9,4 m³ 9,4 m² 9,4 m²

Kebutuhan BBM Tidak Ada 28,3 m³ 28,3 m³ 28,3 m³

4.3 DAERAH LINGKUP KERJA (DLKR) & DAERAH LINGKUP KEPENTINGAN (DLKP)

DLKR pelabuhan perikanan PPI Sikakap mencakup seluruh fasilitas yang diperuntukan khusus untuk penyelenggaraan pelabuhan perikanan PPI Sikakap dan aktifitas yang bersangkutan dengan keselamatan dan kenyamanan penangkapan ikan agar berjalan dengan kondusif, baik fasilitas di darat meliputi :

(7)

1. Tempat Pelelangan. 2. Tempat Pengasinan. 3. Tempat Pendinginan. 4. Sarana Air Bersih 5. Sarana BBM 6. Kantor

7. Fasilitas Jalan Darat.

Maupun fasilitas yand berada di laut : 1. Dermaga.

2. Kolam Pelabuhan. 3. Alur Pelayaran.

DLKR pelabuhan laut pada lokasi Sikakap mencakup seluruh fasilitas yang diperuntukan khusus untuk penyelenggaraan pelabuhan laut yang dikelola oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Sikakap dan pelabuhan laut Sikakap berstatus pelabuuhan umum tidak diusahakan, baik itu fasilitas yang berada dilaut maupun fasilitas yang berada di darat. Fasilitas yang berada pada lingkup pelabuhan laut pada wilayah Sikakap meliputi :

1. Terminal Penumpang.

2. Lapangan Penumpukan Terbuka. 3. Gudang.

4. Kantor.

5. Sarana Air Bersih. 6. Sarana BBM.

7. Fasilitas Jalan Darat.

Maupun fasilitas yand berada di laut : 1. Dermaga.

2. Kolam Pelabuhan. 3. Alur Pelayaran.

DLKP dari masing-masing pelabuhan atau Kawasan Terpadu Pelabuhan Sikakap meliputi luas area terbuka yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan pengembangan dari masing masing pelabuhan dan area kapal karam.

4.4 Layout Perencanaan Pelabuhan

Perencanaan pelabuhan laut dan pelabuhan perikanan pada Kawasan Terpadu Pelabuhan Sikakap, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku, dimana untuk lingkup pengembangan dan perencanaan pelabuhan pada lokasi Kawasan Terpadu Pelabuhan Sikakap digunakan perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Fasilitas yang mengalami peningkatan kapasitas layan dan fasilitas yang direncanakan mengacu pada prediksi komoditas yang akan dilayani, ukuran kapal terbesar yang akan dilayani dan proyeksi data sosial ekonomi pada wilayah Sikakap. Hasil perencanaan Fasilitas Kawasan Terpadu Pelabuhan Sikakap digambarkan pada layout dengan rencana kapal terbesar yang akan dilayani, dimana untuk pelabuhan laut kapal terbesar yang akan dilayani sebesar 3000 DWT dan kapal terbesar pelabuhan perikanan yang akan di layani sebesar 60 GT. Adapun gambaran pelabuhan yang didisain disajikan dan dapat dilihat pada Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar 5 untuk perencanaan Pelabuhan jangka pendek, menengah dan panjang untuk lokasi Sikakap.

(8)

G am bar 3 La you t K awas an Ter p adu Pe labu han S ikak ap J an gka Pe ndek

(9)

G am bar 4 La you t K awas an Ter p adu Pe labu han S ikak ap J an gka Me ne ngah

(10)

G am bar 5 L a you t K awas an Ter p adu Pe labu han S ikak ap J an gka Pa nj ang

(11)

5 KESIMPULAN

Berdasarkan dari seluruh pembahasan pada tugas akhir, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pelabuhan laut direncanakan dapat melayani kapal 3000 DWT dan data proyeksi barang dan pnumpang sampai tahun 2027, dari hasil analisis didapat kedalaman alur -5,6 m LWS dan peningkatan dalam kapasitas pelayanan dan panjang. Panjang Dermaga yang semula 70 m menjadi 115 m, lapangan penumpukan terbuka yang semula 1000 m² menjadi 1500 m² dan terminal penumpang yang semula 162 m² menjadi 290 m² untuk pengembangan jangka pendek, 336,1 m² untuk pengembangan jangka menengah dan 386,1 m² untuk pengembangan jangka panjang terminal.

2. Dari hasil analisi untuk pelabuhan perikanan didapat proyeksi data tangkapan ikan pertahun untuk tahun rencana 2027 sebesar 938 ton/tahun, maka bisa diklasifikasikan kedalam pelabuhan PPI type D dan kapal yang dapat dilayani hingga 60 GT.

3. Pelabuhan Perikanan yang direncanakan dapat melayani kapal 60 GT diperoleh kedalaman alur sebesar -3,08 m LWS. Perencanaan untuk jangka pendek pada tempat pelelangan sebesar 12 m², tempat pengasinan sebesar 17 m² dan tempat pendinginan sebesar 6 m². Untuk pengembangan jangka menengah pada tempat pelelangan sebesar 14 m², tempat pengasinan 21 m² dan tempat pendinginan sebesar 8 m². Untuk perencanaan jang panjang pada tempat pelelangan sebesar 18 m², tempat pendinginan 26 m² dan tempat pendinginan 10 m². Kebutuhan air bersih dan BBM untuk perencanaan jangka pendek menengah dan panjang cenderung sama, yaitu sebesar 9,4 m³ untuk kebutuhan air bersih dan 28,3 m³ untuk kebutuhan BBM.

4. Elevasi Dermaga dari masing masing pelabuhan adalah + 2,3312 m LWS. 5. Tidak perlu adanya studi dalam pengarahan alur pelayaran, dikarenakan

pada lokasi pelabuhan yang direncanakan kedalaman batimetri sudah memenuhi/ cukup dalam.

6. Tipe dermaga pelabuhan laut mengikuti kondisi eksisting, yaitu trestle. 7. Tipe dermaga pelabuhan perikanan dengan trestle.

6 DAFTAR RUJUKAN

Direktorat Jendral Perhubungan Laut, KM No. 54 Tahun 2002, Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.

Direktorat Jendral Perhubungan, KM No. 53 Tahun 2002, Tatanan Kepelabuhan Nasional.

Direktoran Jendral Perhubungan, KP No. 414 Tahun 2013, Penetapan Rencana Induk Pelabuhan.

Muliati, Yati , 2012, Diktat Kuliah Rekayasa Pantai, Bandung.

Muliati, Yati dan Syamsudin, 2003, Diktat Kuliah Rekayasa Pelabuhan, Bandung. Badan Pusat Statistik, Data Statistik di Kabupaten Mentawai.

(http://mentawaikab.bps.go.id/ diakses 10 Desember 2015) Badan Pusat Statistik, Data Statistik di Provinsi Sumatra Barat. (http://sumbar.bps.go.id/ di akses 10 Desember 2015) Triatmojo, Bambang, 1996, Perencanaan Pelabuhan.

PT. Marindo Utama Penata Kawasan, Final Report Detail Engineering Design Pelabuhan Sikakap, 2012,.

Gambar

Gambar 1. Metodologi Pengerjaan DLKR & DLKP
Gambar 2. Lokasi Penelitian
Tabel 1. Elevasi Acuan Terhadap LWS
Tabel 3 Hasil Perhitungan Fasilitas Laut Pelabuhan Sikakap untuk Jangka Pendek,  Menengah dan Panjang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pelabuhan pengumpul yang direkomendasikan yaitu : Lembar di Propinsi Nusa Tenggara Barat, Maumere di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Pontianak di Propinsi Kalimantan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembentukan pesisir Natal sebagai salah satu pelabuhan dan bandar perdagangan di Pantai Barat Sumatera.. Selanjutnya

Stabilitas Dermaga Akibat Kenaikan Muka Air Laut (Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan 33 Nusantara Pemangkat Kalimantan Barat (Grecia Alfa, Olga Pattipawaej). Berdasar hasil Plaxis ,

HOTEL RESORT DI KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATERA

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 87 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Strategi Pengembangan Fasilitas Rekreasi ( outdoor ), Objek Wisata Danau Diatas Kabupaten Solok Sumatera Barat adalah: a) Menyediakan fasilitas rekreasi air

Teripang Timba Kolong ( Holothuria sp.) merupakan spesies yang dominan di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Indonesia.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2017 di Sentra Pengolahan Terasi Pelabuhan Perikanan Pantai Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi