Komunikasi sebagai Sarana Pembuka “Kehidupan”
Komunikasi di awal abad ke-19 dianggap sebagai sebuah pandangan ritual yang berhubungan dengan partisipasi, berbagi, dan asosiasi bukan sebuah transmisi yang sering diagungkan oleh banyak peneliti ilmu komunikasi. Saat ini, di abad 20 memasuki abad 21, komunikasi merujuk pada makna saling berbagi informasi dan memertahankan kontak sosial seperti pers dan media penyiaran yang ada. John Locke menggunakan istilah “komunikasi” sebagai sebuah pipa penyalur yang berguna untuk menyampaikan gagasan dari pendengar ke pembicara atau speaker. Pemikiran dasar Locke terhadap komunikasi merupakan interaksi antara ide yang sederhana dan pemahaman manusia yang berujung pada “ilmu sejati.” Gagasan sederhana memberikan subjek dengan ilmu yang belum sempurna sebuah pemahaman akan apa yang ia dengar, lihat, sentuh, rasakan, dan cium. Karena ilmu yang sejati hanya datang melalui penciptaan ide atau gagasan yang kompleks.
Gagasan atau ide yang sulit tersebut datang dari penambahan, pengurangan, kombinasi, dan penyusunan ide yang sederhana. Pikiran pada dasarnya bersifat pasif terhadap penerimaan ide yang sederhana, tetapi aktif dalam pembuatan ide yang kompleks dari ide yang sederhana. Ada sebuah masalah yang terselip dalam logika model transmisi komunikasi. Jika sebuah pemahaman penerima akan sebuah pesan adalah selalu penciptaan seorang penerima, bagaimana seorang pengirim tahu atau dapat menjamin bahwa interpretasi yang dilakukannya adalah sebuah refleksi alami dari gagasan pengirim dan bukan hanya sekedar fantasi belaka? Bagi Locke, ada batasan dalam pikiran yang bisa diketahui hanya dengan kepastian.
pemahaman akan menjadi hal yang total dan tidak setengah-setengah pada proses transmisi ide antara sender dan receiver. Penggunaan bahasa dianggap sebagai sebuah tantangan fundamental untuk artikulasi serta perbedaan yang jelas mengenai gagasan yang disampaikan. Pada dasarnya masalah komunikasi bergantung pada fakta bahwa orang-orang tidak bisa mengkomunikasikan ide atau gagasan mereka secara langsung dan dalam bentuk sejatinya. Bahasa melalui kata-kata bisa digunakan untuk merekam pemikiran kita dengan bantuan memori dalam otak manusia. Menyoal penggunaan kata ini, Locke mengakui adanya hubungan alami antara tanda dan ide yang sering berubah-ubah menjadikannya sebagai pusat komponen teori semiotika modern.
Sementara teori komunikasi milik Shannon diaplikasikan hanya pada satu aspek spesifik komunikasi. Shannon secara tersirat hanya terpusat pada aspek transmisi komunikasi tanpa mempedulikan aspek lainnya seperti ambiguitas, subjektif, dan kesalahan interpretasi makna. Shannon ingin menggambarkan komunikasi dalam istilah matematis yang merupakan proses dimana pesan entah itu dihiraukan atau tidak mampu disampaikan tepat pada tujuannya. Ada lima tahapan dalam teori komunikasi milik Shannon. Pertama adalah sumber informasi yang menciptakan pesan harus dikomunikasikan pada penerima. Kemudian yang kedua adalah sebuah
transmitter atau pemancar yang menjalankan sebuah pesan menciptakan sinyal yang tepat melalui channel atau saluran yang ada. Selanjutnya yang ketiga adalah channel atau saluran yang tadi harus menjadi medium yang digunakan untuk mengirimkan sinyal dari transmitter menuju
receiver. Lalu yang keempat adalah penerima atau receiver secara khusus menampilkan operasi kebalikan yang telah disampaikan oleh transmitter kemudian merekonstruksi pesan dari sinyal yang ada. Dan yang terakhir adalah tujuan atau destination adalah orang atau benda yang pada siapa pesan itu ditujukan secara sengaja.