OLEH
:
Pkn
semeseT
e
R
sa
KELOMPOK
2 :
1)
ASNAN IBNU KHADZIQ
(4)
2)
DYAH AYU WARDANI
(8)
3)
FATHNA’IM RUSYDANTYA KIRANA
(10)
4)
HAIDAR AZHAR SHAFIRA
(14)
5)
HANAFINDI MAHENDRA
(16)
6)
HANIF NAUFAL ARKAAN
(17)
7)
NURUL ANDRIANI
(25)
Bab Bab
1. Partisipasi Dalam
Pembelaan Negara
2. Pelaksanaan Otonomi
Daerah
3. Penutup
PARTISIPASI DALAM USAHA
PEMBELAAN NEGARA
B. Bentuk-bentuk usaha
pembelaaan negara
A. Pentingnya Usaha
Pembelaan Negara
C. Peran serta dalam usaha
pe
mbelaan negara
A.
Pentingnya
Usaha Pembelaan Negara
1. Pengertian
2. Usaha pembelaan negara
4.
Unsur-unsur Negara
5. Sejarah Perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan
6. Landasan Hukum tentang Ke
wajiban Membela Negara
3. Fungsi Negara
dalam kaitannya
dengan
Pembelaan Negara
Dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahana
n Negara ditegaskan, bahwa upaya bela negara adalah
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh keci ntaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menj amin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Misalnya, yang telah dilakukan Elan Wukak Victor, d ari Nusa Tenggara Timur merupakan usaha pembelaan negara dalam bentuk keamanan lingkungan, seperti ta
mpak pada disamping berikut ini. Elan Wukak
Victor (63 tahun), dari Nusa Tenggara Timur
berhasil mengubah tanah tandus 21 ribu hektar di Kecamatan Loura, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, menjadi hutan jati dan
lamtoro. Sumber : TEMPO, 24 -30
Desember 2007
2.Usaha Pembelaan Negara Penting
Dilakukan
Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi,
membela, dan mempertahankan apa yang dimiliki dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat
disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi kalian.
Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:
a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara
c. merupakan panggilan sejarah
d. merupakan kewajiban setiap warga negara
2.Usaha Pembelaan Negara Penting
Dilakukan
Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan mempertahankan apa yang dimiliki dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi kalian.
Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:
a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman
b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara c. merupakan panggilan sejarah
3. Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan
Negara
Seorang ahli bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:
a. Fungsi penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak
sebagai stabilisator.
b. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.
c. Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
d. Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan Pengadilan.
UU Nomor 3 tahun 2003 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara” (Pasal 9 ayat 1). Hal ini mengandung
makna, bahwa partisipasi warga negara dalam melaksanakan fungsi
ALUTSISTA. Kendaraan Panser TNI-AD,
F 16 TNI-AU, Kapal Cepat TNI AL Kelas Pandrong, KRI
Yang merupakan salah satu contoh dari Fungsi
4.Unsur-Unsur Negara
Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933 yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di Kota Montevideo, bahwa suatu negara harus mempunyai unsur-unsur :
a)penduduk yang tetap b) wilayah tertentu c) pemerintah
d) kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Sedangkan Oppenheim-Lauterpacht berpandangan, bahwa unsur-unsur pembentuk (konstitutif) negara adalah :
a) harus ada rakyat b) harus daerah
c) pemerintah yang berdaulat.
Berkaitan dengan upaya pembelaan negara, salah satu sasaran yang penting dan mesti dibela oleh pemerintah dan setiap warga negara adalah wilayah negara. Wilayah negara (teritorial)
merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi berlangsungnya penyelenggaraan upaya pembelaan negara.Keberadaan
pulau-pulau terluar Indonesia yang berhadapan langsung dengan negara tetangga seringkali menimbulkan konflik perbatasan yang
5.Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Pembinaan rasa kebangsaan telah dirintis sejak
kebangkitan nasional tahun 1908 yang kemudian
dipertegas pada tahun 1928 dengan lahirnya
Sumpah Pemuda, dan akhirnya diproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945.
Partisipasi warga negara dalam pembelaan
negara dapat dilihat dengan dibentuknya
berbagai organisasi rakyat untuk pembelaan
negara seperti :
kelaskaran, barisan cadangan, pasukan gerilya
desa (pager desa),mobilisasi pelajar (mobpel),
organisasi keamanan desa (OKD), organisasi
perlawanan rakyat (OPR), dan pembentukan
Hansip, Wanra, dan Kamra.
Menurut Kusnanto Anggoro (2003) ketahanan
nasional tidak hanya terbatas pada keamanan
dalam arti militer, tetapi juga keamanan
”JANGAN TANYA APA
YANG TANAH AIRMU DAPAT
MEMBERI KEPADAMU,
TETAPI
TANYAKANLAH APA YANG
KAMU DAPAT BERIKAN
KEPADA
6. Landasan Hukum tentang Kewajiban Membela
Negara
a.Dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) ditegaskan bahwa “ tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
b.Dalam Pasal 30 ayat (2) disebutkan bahwa “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
c.Dalam UUD l945 dan undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
d.Konsep bela negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
e.Dalam UURI Nomor 3 tahun 2002 , Pasal 9 ayat (1) bahwa “ Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
f.Dalam UU RI Nomor 3 tahun 2002 ditegaskan antara lain ”dalam
penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara mempunyai hak
dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara...”.
g.Pertahanan negara adalah segala usaha untuk memepertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
B. BENTUK BENTUK USAHA PEMBELAAN
NEGARA
K.D 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembela
negara
2.Pengabian
Sebagai
Prajurit
TNI
3.Pengabdian
Sesuai Dengan
Profesi
1. Bentuk
Penyelengaraa
n Usaha
Menurut Pasal 9 ayat (2) UU RI Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam usaha
pembelaan negara diselenggarakan melalui: a. Pendidikan kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau secara wajib
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.
Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) UURI Nomor 3 Tahun 2003 dijelaskan, bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air peserta didik dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
2.Pengabdian sebagai Prajurit TNI
Dalam usaha pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat
pertahanan negara sangat penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk :
a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa
c. melaksanakan operasi militer selain perang
d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional (Pasal 10 ayat (3) UURI Nomor 3 Tahun 2002).
Apakah hanya TNI yang memiliki tugas menghadapi berbagai ancaman?
Jika jenis ancaman yang dihadapi berbentuk ancaman militer, maka Tentara Nasional Indonesia ditempatkan sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen
pendukung. Sedangkan apabila yang dihadapi ancaman non-militer, maka unsur utamanya adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan keutuhan wilayah negara, serta keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Menurut penjelasan UURI Nomor 3 Tahun 2002, ancaman militer dapat berbentuk antara lain:
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain
d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional
e. Aksi teror bersenjata
f. Pemberontakan bersenjata g. Perang saudara
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
OOOO00O
Dephan memperkirakan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan
pertahanan negara Indonesia dimasa datang, meliputi :
a. Terorisme internasional b. Gerakan separatis
c. Aksi radikalisme d. Konflik komunal
e. Kejahatan lintas negara f. Kegiatan imigrasi gelap
g.Gangguan keamanan laut h. Gangguan keamanan udara i. Perusakan lingkungan
j. Bencana alam
Para anggota Laskar Barisan Pemuda Kutai saat melakukan latihan fisik dibawah instruktur dari Kodim 0906/TGR. Sumber:
KutaiKartanegara.com
Berbagai masalah di perbatasan membuat TNI akan
memprioritaskan
pengadaan persenjataan
menghadapi ancaman di wilayah perbatasan. Sumber :
3.Pengabdian Sesuai dengan Profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara (penjelasan UURI Nomor 3 Tahun 2002).
Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau ketahanan lingkungan, energi, pangan, dan ekonomi, maka pengabdian bela negara melalui profesi terbuka sangat luas. Misalnya, para petani dan nelayan melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya terutama untuk
C. PERAN SERTA DALAM USAHA PEMBELAAN
NEGARA
K.D 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha membela
negara
2. Partisipasi dalam
Usaha Pembelaan
Negara di lingkungan
1. Contoh Tindakan
1. Contoh Tindakan Usaha Pembelaan
Negara
Upaya membela negara paling nampak diperankan oleh TNI sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi saat ini.
Contoh-contoh tindakan yang menunjukkan upaya membela negara yang dilakukan warga negara selain TNI dan POLRI.Dilihat dari aspek historis perjuangan bangsa kita, terdapat beberapa contoh tindakan
usaha pembelaan negara yang dilakukan komponen rakyat, diantaranya :
1.Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan pada periode perang
kemerdekaan ke I.
2.Pada periode perang kemerdekaan ke II ada organisasi Pasukan Gerilya
Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel) sebagai bentuk
per-kembangan dari barisan cadangan.
3.Pada tahun 1958 – 1960 muncul organisasi
4.Pada tahun 1961 dibentuk
Pertahanan Sipil, Perlawanan Rakyat, Keamanan Rakyat, sebagai bentuk penyempurnaan dari OKD/OPR.
5.Perwira Cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963.
6.Kemudian berdasarkan UU RI Nomor 20 tahun 1982
tentang ketentuan-ketentuan pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia ( telah diganti dengan UU RI Nomor
3 tahun 2002 ) ada organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan
2.Partisipasi dalam Usaha Pembelaan Negara di Lingkungan
Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2002 menegaskan, bahwa pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan (Pasal 5).
Setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan dan keamanan serta ketertiban wilayah
sekitarnya mulai dari lingkungan rumah sendiri, lingkungan masyarakat sekitar, sampai lingkungan wilayah yang lebih luas.
Salah satu sasaran yang mesti dibela oleh setiap warga negara adalah wilayah negara. Wilayah negara (teritorial) merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi
berlangsungnya penyelenggaraan upaya bela negara.
Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan wilayah negara sesuai dengan posisi dan
2.Partisipasi dalam Usaha Pembelaan Negara di
Lingkungan
UURI Nomor 3 Tahun 2002 menegaskan, bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai satu kesatuan (Pasal 5).Sedangkan yang dimaksud dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah
Pelaksanaan Otonomi D aerah
Pengertian
Pelaksanaan
Otonomi
Daerah
Dasar hukum
Otonomi
Tujuan
Daerah
Ciri Ciri
Otonomi
Daerah
S.K. 2.Memahami pelaksanaan otonomi daerah
27
Pengertian
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otono
m untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bah
asa Yunani, otonomi berasal dari kata autosdan namos. Autos berarti sendiri dan
namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kew
enangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
NEX
K.D.2.1 Mendeskipsikan p
engertian
otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada
acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang
harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan
yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama
dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerah masing-masing.
BACK
Pengert
ian
Pelaksana
an
Otonomi
Daerah
Dasar
hukum
Tujuan
Otonomi
Daerah
Ciri Ciri
Otonomi
Daerah
Pentingnya Partisipasi
Masyarakat
Istana Merdeka sebagai tempat penyelenggaraan
Pemerintah Pusat.
Kantor Bupati Tabalong sebagai salah
satu tempat penyelenggaraan
Dasar Hukum
Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia1945.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelengg
araan Otonomi Daerah, Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan
Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta perimbangan keuan
gan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendas
i Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
NEXT
Pengert
ian
Pelaksana
an
Otonomi
Daerah
Dasar
hukum
Tujuan
Otonomi
Daerah
Ciri Ciri
Otonomi
Daerah
UU No. 31 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting
dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan
suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
potensi dan kekhasan daerah masing-masing.
BACK
Ciri-Ciri Otonomi
Daerah
Negara Kesatuan
Negara Federal
Otonomi daerah
Setiap daerah
memiliki perda
(dibawah UU)
Setiap daerah
mempunyai UUD
derah yang tidak
bertentangan dengan
UUD negara (hukum
tersendiri)
Setiap daerah
memiliki perda
(dibawah UU)
Perda terikat dengan
UU
UUD daerah tidak
terikat dengan UU
negara
Perda terikat dengan
UU
Hanya Presiden
berwenang mengatur
hukum
Presiden berwenang
mengatur hukum
untuk negara
sedangkan kepala
daerah untuk daerah
Hanya Presiden
berwenang mengatur
hukum
DPRD (provinsi) tidak
punya hak veto
terhadap UU negara
yang disahkan DPR
DPRD (provinsi)
punya hak veto
terhadap UU negara
yang disahkan DPR
DPRD (provinsi) tidak
punya hak veto
terhadap UU negara
yang disahkan DPR
Perda dicabut
pemerintah pusat
Perda dicabut DPR
dan DPD setiap
daerah
Perda dicabut
pemerintah pusat
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah
Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi Bisa interversi dari
kebijakan pusat
Tidak bisa interversi dari kebijakan pusat
Bisa interversi dari kebijakan pusat Perjanjian dengan pihak
asing/luar negeri harus melalui pusat
Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus melalui pusat
Perjanjian dengan pihak asing/luar negeri harus melalui pusat
APBN dan APBD tergabung
APBD untuk setiap daerah dan APBN hanya untuk
negara APBN dan APBD tergabung Pengeluaran APBN dan
APBD dihitung perbandingan
Pengeluaran APBN dan APBD dihitung pembagian
Pengeluaran APBN dan APBD dihitung
perbandingan
Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat
Setiap daerah diakui
sebagai negara berdaulat dan sejajar
Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat
Daerah diatur pemerintah
pusat Daerah harus mandiri Daerah harus mandiri
Keputusan pemda diatur pemerintah pusat
Keputusan pemda tidak ada hubungan dengan pemerintah pusat
Keputusan pemda diatur pemerintah pusat
Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA
dilibatkan
Ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA dilibatkan
Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA
dilibatkan Masalah daerah
merupakan tanggung jawab bersama
Masalah daerah
merupakan tanggung jawab pemda
Masalah daerah
merupakan tanggung jawab bersama
Negara Kesatuan
Negara Federal
Otonomi daerah
3 kekuasaan daerah
tidak diakui
3 kekuasaan
daerah diakui
3 kekuasaan daerah
tidak diakui
Hanya hari libur
nasional diakui
Hari libur nasional
terdiri dari pusat
dan daerah
Hanya hari libur
nasional diakui
Bendera nasional
hanya diakui
Bendera nasional
serta daerah diakui
dan sejajar
Bendera nasional
hanya diakui
Hanya bahasa
nasional diakui
Beberapa bahasa
selain nasional
diakui setiap
daerah
Hanya bahasa
nasional diakui
Pelaksanaan otonomi
daerah
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting
dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan
suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
potensi dan kekhasan daerah masing-masing.
Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839).
NEXT
Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga
digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).
NEXT
Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah
daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan
kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu
daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk
melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas
berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya,
tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan.
BACK
Pengert
ian
Pelaksana
an
Otonomi
Daerah
Dasar
hukum
Tujuan
Otonomi
Daerah
Ciri Ciri
Otonomi
Daerah
Tujuan Otonomi Daerah
Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut:
Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.
Pengembangan kehidupan demokrasi.
Keadilan nasional.
Pemerataan wilayah daerah.
Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan NKRI.
Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
NEXT
Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang
meliputi: tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
BACK
Pentingnya Partisipasi
Masyarakat dalam Perumusan
Kebijakan Publik di Daerah
Peranan masyarakat sangat penting bagi perumusan kebijakan publik. Karena masyarakatlah yang lebih tahu, apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka dalam kehidupan sehari-hari.Bila masyarakat tidak aktif dalam perumusan kebijakan p ublik, maka akan muncul dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat, antara lai n:
Ø Perumusan kebijakan publik didaerah tidak memenuhi hak-hak rakyat secara menyeluruh
Ø Kebijakan publik itu bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Ø Kebijakan publik itu dapat tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat.