• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN OBSERVASI SDN 037 DENGAN MODEL P (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN OBSERVASI SDN 037 DENGAN MODEL P (1)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengjar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perorangan, atau bisa juga diartikan sebagai bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan( anwar, 2010 ) .

anwar ( 2010 ), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran sebagai berikut:

1. self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergatung pada pihak lain.

2. self contained , seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.

3. stand alone, modul yang dikembangkan tidak tergantuk pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

4. adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

5. user friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/ akrab dengan pemakai an nya

6. konsistensi, konsisten dalam penggunaan font ,spasi, dan tata letak.

1.2 Modul EST

Modul EST adalah sebuah buku atau panduan sebagai konsep pengajaran dan pembelajaran sains untuk melahirkan pemikiran kewirausahaan yang mana berdasarkan penelitian memahirkan ilmu EST atau biasa disebut PeSaK dapat menghasilkan produk yang bermanfaat serta menjadi seorang pengusaha sukses dalam inovasi-inovasi berdasarkan ilmu sains. Adapun langkah-langkah untuk kemahiran proses sains ( science process skill ) antara lain:

(2)

pelajar diminta untuk melakukan pengamatan dari berbagai fenomena yang terdapat dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang mempunyai kaitan dengan konsep sains yang sedang dipelajari. Pada tahap ini pelajar mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber seperti dari guru, keluarga , teman atau internet. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan dan menguraikan semua informasi yang telah diperoleh serta disesuaikan dengan konsep yang sedang dipelajari.

2. Membuat ide baru dalam pemikiran kewirausahaan. Pada langkah ini pelajar diminta untuk mencari sesuatu yang baru atau unik dari berbagai fenomena yang diamati.

3. Inovasi Langkah ketiga ini tidak lepas dari langkah pertama dan kedua yang mana disini kita membuat hipotesis dan merumuskan ide.pada langkah ini pelajar diminta untuk menguraikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan pada langkah ide baru sebelumnya dapat diaplikasikan dan melakukan inovasi dan produk yang dirancang nantinya dapat menjadi lebih baik.

4. Kreasi. Disini merupakan pelaksanaan dan pandangan hasil diskusi mengenai ide suatu produk yang ingin diaplikasikan. Memilih satu hipotesis dan membuat nya dalam bentuk produk untuk memilih satu hipotyesis kita perlu mmepertimbangkan berbagai faktor dan kemungkinan. Begitu juga pengusaha, juga akan melakukan hal yang sama untuk memilih satu ide dan dibuat dalam suatu produk.

5. Melakukan experiment untuk membuktikan hipotesis tersebut.

6. Menilai hasil experiment terhadap hipotesis. Disini nilai yang dimiliki ole hide produk yang dihasilkan tersebut bagi kehidupan sosial ( society ).

1.3 Manfaat EST

(3)
(4)

BAB II

TOPIK PEMELAJARAN

2.1 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

1. Proses pembentukan tanah

Gambar 2.1 Proses Pembentukan tanah

Tanah adalah salah satu elemen yang penting bagi semua makhluk hidup terutama yang ada di bumi ini, karena hal ini disebabkan tanah sebagai pendukung hidupnya berbagai macam – macam tumbuhan dan mempunyai unsur hara dan air, selain itu mampu menopang akar tumbuh tumbuhan, strukrur tanah yang berongga juga bisa membuat tempat untuk akar tumbuhan mudah bernafas.

Proses pembentukan tanah itu dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor akan tetapi yang paling umum proses pembentukan tanah itu di pengaruhi oleh empat faktor yaitu sebagai berikut.

(5)

a. Pelapukan biologi

Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi karena kegiatan makhluik hidup. Pelapukan biologi pada batuan bisa terjadi jika batuan di tumbuhi oleh tumbuhan atau lumut. Setelah berlangsung beberapa lama lumut tersebut hidup diatas batuan , maka akan menyebabkan akar-akar nya mencengkram semakin kuat , sehingga mampu memecahkan batu.

Gambar 2.2 : pelapukan biologi pada batuan

Selain itu pelapukan biologi dapat di lihat pada kayu yang awalnya utuh, namun kayu dapat mengalami pelapukan karena di makan oleh rayap.

(6)

b. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika adalah pelapukan yang terjadi karena fakto-faktor alam .misalnya air, angin dan cahaya matahari. Misalnya air hujan yang menetes pada batuan juga dapat menyebabkan pelapukan. walaupun air tersebut tidak kelihatan deras, akan tetapi lama kelamaan ia mampu membentuk lubang kecil . seiring berjalan nya waktu karna slalu ditetesi air lubang itu akan membesar. Lubang pada batu tersebut akan berisi air . pada siang hari air dan batu akan mendapat panas dari matahari , sakibatnya, batu menjadi mengembang . namun appabila malam hari , air dan batu berubah menjadi dingin , sehingga ukurannya menyusut atau sedikit mengecil. Perubahan silih berganti antara mengembangdan menyusut dalam jangka waktu yang lama menyebabkan batuan menjadi lapuk .

Gambar 2.4 : batu yang terlobangi akibat tetesan air dam jangka waktu yang lama.

c. Pelapukan Kimia

(7)

terpanya. Hujan asam terjadi karena zat-zat pencemar dari bumi bereaksi dengan air di atmosafir, lalu turun sebagai hujan .

2. Jenis-jenis tanah

Gambar 2.5 : Jenis-Jenis Tanah a. Tanah humus

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari proses pelapukan tumbuhan. kandungan dari unsur hara pada tanah jenis ini sangat banyak. Tanah yang banyak terdapat di daerah hutan ini memiliki ciri berwarna kehitaman. Warna hitam ini disebabkan karena terjadinya proses pelapukan tumbuhan. karena kandungan unsur hara pada jenis tanah ini tinggi, maka tanah humus sangat baik untuk medium cocok tanam.

b. Tanah kapur

Terbentuk dari pelapukan batuan kapur, adalah asal usul mengapa jenis tanah ini dinamakan tanah kapur. Karakteristik dari tanah ini adalah berwarna terang seperti batuan kapur. Jenis tanah ini termasuk kedalam golongan jenis-jenis tanah yang tidak subur dan sulit menahan air, sehingga sulit ditanami oleh tanaman. Akan tetapi, jenis tanah yang cenderung kering ini masih dapat ditanami pohon yang bersifat keras dan tidak terlalu membutuhkan air seperti pohon jati.

(8)

Kerajinan gerabah adalah produk yang dihasilkan dari jenis tanah yang satu ini. Tanah liat memiliki kandungan alumunium dan silikat dengan diameter kurang dari 4 mikrometer. Jenis tanah ini umumnya memiliki warna kehitaman atau abu-abu gelap. Terbentuknya jenis tanah ini adalah akibat terjadinya pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. Pelapukan ini juga dapat dihasilkan akibat aktivitas panas bumi.

d. Tanah pasir

Tanah pasir adalah contoh dari sekian banyak jenis-jenis tanah yang terdapat banyak di pesisir pantai ataupun kepulauan. Jenis tanah ini memiliki tekstur yang sangat rapuh, serta tidak mengandung mineral dan air yang banyak.

e. Tanah aluvial

Salah satu dari banyak jenis-jenis tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah aluvial. Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur yang seringkali terbawa aliran sungai. Daerah hilir sungai adalah tempat yang biasanya ditemukan jenis tanah ini, mengingat aliran air yang membawa endapan lumpur adalah dari hulu ke hilir. Ciri-ciri visual dari tanah aluvial adalah warnanya yang cenderung coklat hingga keabu-abuan. Memiliki tekstur yang lembut dan mudah dicangkul, membuat jenis tanah ini cocok untuk aktivitas pertanian padi ataupun palawija. Tanah jenis ini pun dapat ditemukan di hampir semua pulau-pulau besar di Indonesia terutama di sekitar hilir atau daerah yang dilalui oleh sungai.

f. Tanah andosol

(9)

dan baik untuk bercocok tanam. Karena hanya terdapat di daerah sekitar gunung berapi, maka lokasi dimana dapat ditemukan tanah andosol pun di sekitar ring of fire, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

g. Tanah laterit

Tanah laterit dapat dengan mudah ditemukan di daerah perkampungan ataupun pedesaan. Tidak seperti tanah humus dan tanah andosol, tanah laterit cenderung tidak subur. Hal ini karena kandungan unsur hara dan mineral di dalam tanah sudah tidak bagus, mengingat tanah ini tergolong kepada jenis-jenis dari tanah yang sudah tua. Akibatnya, kandungan di dalam tanah laterit menjadi tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman. Warna merah bata dari tanah laterit diakibatkan kandungan oksida besi di dalamnya.

3. struktur bumi

Gambar 2.6 Struktur Bumi

Secara struktur, Berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi : a. Kerak bumi (crush)

(10)

Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri dari feldsfar dan mineral silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah daratan, biasanya dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas kandingan partikel batuan yang telah ditimpa cuaca, dan juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup pada zaman purba.Tanah bisa mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.

b. Selimut atau selubung bumi (mantle)

Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan yang memiliki baik cair,padat dan gas dengan suhu yang tinggi. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius. Mantel atau selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun komposisinya kaya dengan magnesium. Mantel bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat dengan kedalaman hingga 2.900 km.

c. Inti bumi (core)

(11)

meteorit logam yang terdiri atas material besi dan nikel. Sehingga para ahli percaya inti bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan pada bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.

4. perlunya penghematan air

Gambar 2.7. Penghematan Air a. Mengurangi Siraman

Cara pertama untuk bisa melakukan penghematan air adalah dengan mengurangi siraman pada beberapa aktivitas yang memang menggunakan teknik siraman air. untuk bisa membuat penghematan.

b. Mematikan Keran

Gambar 2.8 Matikan Keran

(12)

terbuang sia-sia. Dari sini maka target penghematan air yang Anda target pun tak terwujud dan malah membuat Anda harus terkena tagihan perusahaan air atau listrik yang besar.

5. peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

Gambar 2.9 Pristiwa Alam di Indonesia

Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang menggenangi sebuah daerah, Banjir pun bisa diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat lagi tertampung oleh sungai, laut, danau, dan saluran lainnya. Biasanya air banjir berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus. Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka. Bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Karena itu, kita harus tahu tentang penyebab banjir agar bisa mengambil langkah tepat untuk mencegahnya.

a. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul

Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon berkurang. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air.

b. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet

(13)

masyarakat karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat.

c. Pemukiman di bantaran kali

Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan sungai atau kali terjadi karena kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi sungai. Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir.

d. Daerah yang datarannya rendah

Tentu saja wilayah yang datarannya rendah akan mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah sehingga banjir sering terjadi.

e. Curah hujan yang tinggi

Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau hujan lebat dalam kurun waktu lama, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah terjadinya banjr

f. Drainase yang diubah tanpa mengindahkan Amdal

Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang terutama di lingkungan perkotaan. Daerah hutan atau rawa yang seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusak lapisan atmosfer sehingga akan mudah terjadinya banjir.

g. Bendungan yang jebol

(14)

h. Salah sistem kelola tata ruang

Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat. Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya banjir.

i. Terjadinya tsunami

Merupakan salah satu jenis banjir air laut yang besar. Tsunami biasanya terjadi akibat dari pergeseran lapisan atmosfer lempeng-lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami ini dapat menyapu daerah-daerah di sekitarnya hingga menimbulkan banyak korban jiwa

j. Tanah tidak mampu menyerap air

Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air tersebut dikarenakan sudah jarang ditemukan lahan hijau atau lahan kosong. Sehingga air langsung masuk ke salurannya, sungai, danau, selokan. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa tertampung lagi oleh saluran-saluran tersebut pun menggenang dan mengakibatkan banjir.

6. kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)

Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan berbagai kegiatan. Namun, sangat disayangkan, terkadang manusia dalam mengambil sumber daya alam tidak memperhitungkan untung ruginya. Bahkan sampai merusak alam untuk memenuhi kebutuhannya. Perbuatan manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi adalah sebagai berikut :

(15)

Gambar 2.10. Pembakaran Hutan

Pembakaran hutan pada awalnya bertujuan untuk dijadikan lahan pertanian, permukiman penduduk, dan untuk industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang, karena setelah panen dan sudah tidak subur lagi biasanya ditinggalkan begitu saja. Karena tanahnya tandus dan gersang maka struktur tanah menjadi rusak dan mudah mengalami erosi.

b. Penebangan Hutan secara Liar

Gambar 2.11 : Penebangan hutan secara Liar

(16)

kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh ratusan ribu spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan dan tempat berlindung.

Penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai dengan usaha pelestariannya. Penebangan pohon dengan memilih pohon yang yang sudah cukup usianya disebut tebang pilih. Penebangan pohon yang diikuti dengn penanaman kembali benih-benih pohon yang telah ditebang yang disebut dengan istilah tebang tanam. Benih benih ini akan tumbuh dan dapat menggantikan pohon-pohon yang telah ditebang. Melalui cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.

c. Penambangan

Gambar 2.12. Penambangan

(17)

Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada penambangan di permukaan. Para penambang menggali sebuah lubang menuju ke dalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan bijih ini menggunakan bor atau bahan peledak sebelum diangkut ke permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.

Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah, ada juga cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang terendap di dalam batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya.

2.2 Penelitan 4 D dalam Pembelajaran

1. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis Proyek Di SMA olehLia Prastyawati, Farida Hanum

(18)

signifikan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran pendidikan multikultural berbasis proyek dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran pen- didikan multikultural dengan metode ceramah dengan media power point.

2.

Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Di Kelas Vii SMP Tri Jaya Medan Oleh Ria Irawati Sibuea

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Bahan ajar yang dikembangkan dengan model 4-D yang telah dimodifikasi melalui pendekatan matematika realistik (PMR) dan berbasis Kurikulum 2013 efektif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada uji coba kedua di SMP Tri Jaya Medan. Kemampuan komunikasi matematis siswa antara uji coba I dan II meningkat untuk setiap aspek dengan rata-rata total 1,85 untuk uji coba I dan 2,87 untuk uji coba II sehingga besar persentase peningkatan rata-ratanya adalah 25,5%.

(19)

3. Pengembangan Multimedia Interaktif Model 4d Pada Pembelajaran Ipa Di SMP Negeri 3 Singaraja Oleh Dadek Arywiantari A. A. Gede Agung I Dewa Kade Tastra

Rancang bangun media pembelajaran multimedia interaktif dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu dari tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, hingga tahap penyebaran. Multimedia interaktif ini dirancang dengan sederhana yang bertujuan untuk menciptakan kemudahan dalam penggunaannya. Flowchart

disusun dengan jelas, sederhana dan tidak menyisipkan objek atau gambar yang tidak perlu.. Storyboard juga disusun dengan sederhana dan jelas. Pada setiap halaman, menu-menu yang tersedia konsisten ditempatkan pada suatu titik dengan tujuan agar siswa tidak bingung mencari menu yang ada. Pemilihan tema yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik pengguna/user dalam hal ini siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja.

(20)

Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

4.

Pengembangan Instructional Video Berbasis Multimedia Untuk Materi Sistem Koordinat Oleh Pery Zakaria, Sumarno Ismail, Irmawaty Pebrianni I. Kiu

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media Instructional Video berbasis multimedia untuk sub materi Sistem Koordinat Kartesius pada titik di kelas VIII, maka dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik terhadap media dalam pembelajaran matematika adalah positif, sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai media pembelajaran yang baik dan berkualitas. Sedangkan hasil belajar peserta didik terhadap memberikan informasi bahwa, media memiliki peran dalam meningkatkan pemahaman peseta didik terhadap materi.

5. Implementasi Model Four-D (4D) Untuk Pembelajaran Aplikasi

Multiplatform Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya (Studi Kasus: Smp Negeri 1 Bluto) Oleh Khairil Anam, Mochammad Choifin

Berdasarkan dari hasil evaluasi penelitian terhadap Aplikasi pembelajaran multiplatform yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa re- spon siswa SMP Negeri 1 Bluto sangat baik dan an- tusias terhadap penggunaan aplikasi pembelajaran dengan nilai persentase sebesar 93,33% dengan kriteria hasil kelayakan sistem sangat baik. Untuk saran pada aplikasi ini disarankan dilakukan secara rutin dengan diberikan kesiapan guru dan digunakan sebagai bahan ajar aktif terhadap ap- likasi pembelajaran yang disampaikan.

6. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Strategi

(21)

Pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi, dihasilkan perangkat pembelajaran dengan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter yang valid dan efektif dalam pembelajaran materi turunan fungsi. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM).

Siswa yang mengikuti pembelajaran strategi IDEAL Problem Solving

bermuatan pendidikan karakter mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas yang menggunakan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori dengan kelompok belajar konvensional. Aktivitas dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas yang menggunakan strategi IDEAL Problem Solving bermuatan pendidikan karakter.

7. Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode E-Learning Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Sistem Gerak Manusia Oleh Isni Murdiyani

a. perangkat pembelajaran yang me- liputi silabus, RPP, bahan ajar dan sistem penilaian yang didesain berbasis Multiple Intelligences telah dikembangkan seperti yang sudah tercantum pada website

pembelajaran dengan alamat www.e-lear- ning.sma1ungaran.com. b. desain pengembangan e-learning berbasis Multiple Intelligences yang

(22)

c. penerapan e-learning berbasis Mul- tiple Intelligences dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar biologi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator meliputi ketuntasan belajar 100% memenuhi KKM dan hasil belajar siswa menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol, yang berar ti bahwa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

8. Pengembangan Buku Siswa Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Cornflake Cookies Pada Siswa Tunagrahita SMA-LB Negeri Gedangan, Sidoarjo Oleh Agus Dwi Kurniawan dan uthfiyah Nurlalela.

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang penelitian berjudul “pengembangan buku siswa untuk meningkatkan proses dan hasil belajar kompetensi dasar cornflake cookies pada siswa tunagrahita SMA-LB Negeri Gedangan, Sidoarjo” dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan buku siswa materi cornflake cookies mendapatkan nilai sangat baik yaitu dengan skor keterlaksanaan yaitu 85 %.

b. Hasil belajar siswa setelah menggunakan buku siswa materi

cornflake cookies dapat dikatakan melampaui batas KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu dengan nilai rata- rata kelas yaitu 72.

c. Respon siswa terhadap buku siswa yang dikembangkan mencapai kriteria sangat baik yaitu dengan persentase 91,6%.

9. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematia yang Berorientasi pada Model Problem Based Learning Oleh Rahmi Ramadhan

(23)

menggunakan perangkat pembelajan ran berorientasi pada problem based learning sudah berada pada kriteria batasan keefek- tifan pembelajaran; dan (3) Respon siswa terhadap komponen perangkat pembelaja ran

berorientasi pada problem based learning serta proses pembelajaran sudah menunjukkan respon yang positif, terlihat dari respon siswa mencapai 81,78%; serta (4) Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan dinyatakan telah efektif, maka dianalisislah bagaimana peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang telah dilaksanakan pada uji coba lapangan pertama dan kedua. secara klasikal sebesar 86,84%.

Sedangkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada uji coba lapangan pertama yaitu 2,67 meningkat menjadi 2,94 pada uji coba lapangan kedua. Kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar 0,27 (6,75%).

10. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Umum Bermuatan Karakter Dengan Model Pbm Berbantuan Asesmen Autentik Oleh Vica

Dian Aprelia Restidan Mudmainah Vitasari

Mahasiswa memiliki beberapa potensi dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor yang perlu dikembangkan dalam serangkaian proses pembelajaran. Pengembangan potensi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian pengembangan kurikulum, yang salah satunya melibatkan penerapan model PBM dalam perangkat pembelajaran IPA.

(24)

merupakan salah satu peran dari adanya penyajian permasalahan autentik. Ruang lingkup pembelajaran IPA yang menggunakan metode berpikir ilmiah menunjukkan adanya nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan, meliputi disiplin, kerja keras, kerjasama, dan lain-lain. Kegiatan penyebarluasan perangkat pembelajaran hasil pengembangan dimanfaatkan untuk mengetahui kedudukannya dalam proses pembelajaran secara menyeluruh.

11. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Bernuansa PBI (Problem Based Instruction) Pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Untuk Siswa Kelas VIII SMP Oleh Maharani Gita K., Dinawati Trapsilasiwi, Arika Indah K.

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai tahap-tahap pengembangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapahal yaitu proses pengembangan perangkat pembelajaran bernuansa matematika Problem Based Instruction (PBI) beracuan pada model Thiagarajan Sammel and Sammel yang dimodifikasi diawali dengan tahap pendefinisian, tahap perancangan, dan diakhiri dngan tahap pengmbangan, penelitian pengembangan yang dilakukan menghasilkan produk perangkat pembelajaran matematika bernuansa Problem BasedInstruction (PBI) untuk pokok bahasan teoremapythagoras yang terdiri atas RPPI dan RPPII, KSI dan LKSII, buku siswa dan alat evaluasi berupates hasil belajar dengan kriteria validitas sangat tinggi, praktis, dan efektifitas yang baik.

12. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Dengan Strategi Pakem Materi Fungsi Kelas VIII SMP/MTS Nganjuk Oleh Siti Mar Atus Sholikhah.

(25)

kriteria sangat baik. Sehingga RPP dan LKS dinyatakan valid oleh ahli dan dapat digunakan dalam tahap uji coba Setelah melakukan tahap uji coba terbatas dan uji coba sesungguhnya diketahui respon guru kelas VIII setelah menggunakan perangkat pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi PAKEM pada materi fungsi memberikan skor 85% bahwa RPP dan LKS memiliki kriteria sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran. Karena saat menerapkan perangkat yang dikembangkan guru menjadi aktif dalam membimbing siswa, dan kreatif dalam mengembangkan contoh permasalahan

materi serta efektif dalam melakukan pembelajaran. Sedangkan, untuk respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dan menggunakan LKS yang didesain dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi PAKEM sebesar 79,7% memiliki respon sangat baik.

Sehingga perangkat pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi PAKEM dimyatakan memiliki kategori prototipe baik digunakan dalam pembelajaran materi fungsi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ketuntasan belajar sebanyak 97,47 % siswa mendapatkan nilai di atas KKM.

13.Pembelajaran Integratif Dalam Matakuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD Dengan Konsep Dasar IPA Pada Mahasiswa S1 PGSD UT Surabaya Oleh Supardiyono

a. Implementasi pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar IPA terdapat pada lembar kerja mahasiswa (LKM) dan telah dihasilkan draf panduan pembelajaran integratif yang cukup layak digunakan.

(26)

c. Implementasi pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar IPA cukup memberikan dapak positif terhadap prestasi belajar matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD pada mahasiswa S-1 PGSD Pokjar Kabupaten Tuban.

14. Pengembangan Perangkat Pembelajaran mengacu Model Creative Problem Solving berbasis Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually Oleh Septiana Wijayanti, Joko Sungkono

Berdasarkan analisis data dari penelitian yang dilaksanakan, memperoleh kesimpulan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada model CPS berbasis SAVI adalah valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran dikatakan valid karena tingkat kevalidan perangkat pembelajaran menunjukkan rerata 3,8. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis karena respon guru dan respon siswa menunjukkan respon positif. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif, karena model pembelajaran CPS berbasis SAVI memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan model konvensional.

15. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Multikultural Berbasis Proyek DI SMA Oleh Lia Prastyawati, Farida Hanum

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat di- simpulkan: Model pembelajaran pendidikan multikultural dalam penelitian ini dikembang- kan menggunakan metode 4D Thiagarajan yang telah dimodifikasi menjadi 3D. Tahapan penelitian pengembangan terdiri dari tahap define, design, dan develop. Define dalam tahap ini adalah untuk mendefinisikan ke- butuhan-kebutuhan di dalam proses pembel-ajaran, dalam tahap ini terdapat lima langkah yaitu, pra-penelitian, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas dan perumusan pem- belajaran. Design

(27)
(28)

BAB III

HASIL MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

3.1. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP )

SK : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

KD:

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)

Sekolah : SD Negeri 037 PEKANBARU

Kelas : V

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Semester : I (satu)

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran A. Standar kompetensi

(29)

B. kompetensi dasar

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

7.1.1 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.1.2 Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, misalnya :

berpasir, tanah liat, humus

7.1.3 Menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi (lapisan inti, lapisan luar dan kerak).

7.1.4 Menjelaskan pentingnya air.

7.1.5 Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram atau gambar.

7.1.6 Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

7.1.7 Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan.

D. Tujuan pembelajaran peserta didik mampu :

1. supaya peserta didik tentang sumber daya alam dan perubahan alam

2. membuat peserta didik lebih disiplin dalam lingkungan 3. peserta didik paham tentang pelapukan tanah

4. mempelajari mendaur ulang sampah

(30)

6. supaya peserta didik bisa menghemat air

7. membuat peserta didik mengerti dengan bahaya dampak pristiwa alam

E. Materi Pembelajaran

tentang perubahan alam dan hubungan dengan sumber daya alam F. Metode Pembelajaran

d. Model

a. Direct Instruction (DI) b. Cooperative Learning (CL) e. Metode

a. Analisis b. Eksperimen

c. Diskusi Tanya jawab G. Langkah-LangkahKegiatan

1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan

1) pendekatan

tanyakan kepada peserta didik tentang perubahan alam dan sumber daya alam

2) motivasi

suruh peserta didik menyebutkan apa yang dia ketahui tentang daur ulang

3) pengetahuan prasyarat

berikan pertanyaan kenapa perlunya penghijauan b. Kegiatan Inti

1) guru membagi peserta didik perkelompok

2) guru menjelaskan tentang materi dan mengajukan

(31)

3) guru mendeskripsikan tentang sumber daya alam kepada peserta didik

4) guru meminta peserta didik untuk mengamati lingkungan yang bersih dan kotor dan menyuruh peserta didik

membedakannya

5) guru bertanya kepada peserta didik apa saja yang dapat di daur ulang

6) guru memberi kegiatan peserta didik,dan memeriksa kegiatan peserta didik sudah sesuai yang diajarkan apa belum, apakah peserta didik mengerti atau belum,jika belum,guru bisa menjadi penyokong untuk peserta didik. c. KegiatanPenutup

1) memberi hadiah bagi peserta didik yang baik dalam kegiatannya

2) mengajak peserta didik untuk membuat resume pelajaran 3) Uji kompetensi tertulis.

4) uji kompetensi wawancara

membuat daur ulang sampah dan cara menjaga lingkungan bersih,dan cara menghemat air

H. SumberBelajar

1. Buku IPA SalingtemasKelas V SD dan MI, WigatiHadiOmegawatidkk.

b. Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji cara prosedur kerja c. Testertulis PG

d. Essay

(32)

a. Soal TesI dentifikasi danUji cara prosedur kerja

Lakukan pengujian untuk mengetahui bagaimana mendaur ulang sumber daya alam

Contoh Tes PG dan Essay

1) bagaiamana cara melestarikan sumber daya alam a) melakukan pengawetan

b) pengolahan air limbah dan penertiban pembuangan sampah

c) pengelolaan daerah aliran sungai d) melakukan penghijauan

e) mengembangkan teknologi yang memberi perhatiann penuh pada kelestarian lingkungan

2) sebutkan contoh perubahan alam a. faktor alam

1. gunung meletus 2. gempa bumi 3. tsunami 4. badai

5. tanah longsor b. faktor manusia

1. banjir

2. penebangan hutan 3. pemborosan air

3 . apa saja dampak dari perubahan alam a. perubahan bentuk geografis alam

b. masyrakat yang terkena dampak tersebut kehilangan harta bendanya

c. cuaca panas karna penebangan hutan

(33)

Berahan Wetan, 2018

Setelah kami melakukan community service kami bisa mengetahui bagaimana cara mengajarkan kepada peserta didik tentang bagaimana sumber daya alam dan perubahannya, peserta didik sangat mneikmati pelajaran ketika kami menjelaskan tentang modul kami, ada anak yang aktif,dan ada anak pendiam kami menggunakan strategi yang berbeda-beda melihat bagaimana situasi dan kondisi anak tersebut.

Kami tidak memaksakan anak tersebut untuk tau semua jawaban, tetapi kami arahkan supaya anak tersebut mengerti dengan modul pembelajaran yang telah kami siapkan, ternyata mengajar itu tidak sesulit kami bayangkan, walaupun agak terasa lelah,akan tetapi ketika melihat anak itu tersenyum dan mengerti apa yang kami jelaskan , rasanya itu sudah menghilangkan rasa lelah yang ada.

Kami menunjukkan gambar-gambar tentang contoh perusakan lingkungan, dan expresi mereka sangat anstusias ketika kami memulai menunjukkan

gambarnya, disitu bisa kita ketahui bahwa anak-anak itu tidak suka hanya metode ceramah atau penjelasan yang kita beri ,melainkan ia butuh media yang bisa membuat ia lebih paham tentang modul.

Setelah kami penjelasan panjang lebar tentang modul kami mulai melakukan yaitu seperti games,games itu dari produk akhir yang kami buat, dan kami ajarkan kepada peserta didik, yaitu membuat bunga dari aqua bekas, dari tisu , dan yang lainnya. Mereka sangat antusias membuat nya dan anak yang kretaif yang bisa membuat gambaran atau mediadari buku bekas.

Melalui community service ini anak bisa diarahkan karna disini ia bisa mengungkapkan ide tentang apa-apa saja yang dapat digunakan serta

(34)

BAB IV PENUTUP 4.1 Hasil Angket

Tabel 4.1 Angket 1

CIRI PENILAIAN Sangat setuju setuju Tidak setuju

1. Bahan mudah dicari 13 2 0

2. Harga murah 14 1 0

3. Warna menarik 13 2 0

4. Sering digunakan 14 1 0

5. Sangat bermanfaat 15 0 0

6. Bentuk menarik 15 0 0

Keterangan :

Dari hasil penilitian yang dilakukan melalui angket tersebut , hampir sebagian besar siswa yang sangat setuju bahwa daur ulang sampah tersebut sebenarnya sangat mudah di lakukan , bahannya mudah di cari, bentuknya menarik, harga barang yang dapat mendukung pembuatannya juga murah, biasa di gunakan , serta bermamfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.2 Angket ke 2

No Keterangan angket Yes No

1` Apakah media ini membosankan 0 15

2 Apakah produk ini terlihat menarik 15 0

3 Apakah pembuatan nya mudah dipahami 15 0

4 Apakah mendaur ulang sampah membantu pelestarian lingkungan

15 0

5 Apakah cara penyampaiannya mudah dipahami

(35)

Keterangan :

Dari hasil angket di atas membuktikan bahwa dalam pembuatan produk dan daur ulangsampah itu adalah hal yang menyenangkan , dan bukan hal yang membosankan , namun bisa membantu pelestarian alam.

4.2 Kesimpulan

Modul EST merupakan mol yang dapat di jadikan panduan untuk pengajaran dan pembelajaran sains untuk melahirkan pemikiran kewirausahaan yang mana berdasarkan penelitian memahirkan ilmu EST atau biasa disebut PeSaK dapat menghasilkan produk yang bermanfaat serta menjadi seorang pengusaha sukses dalam inovasi-inovasi berdasarkan ilmu sains. Melalui pembelajaran ini proses belajar bisa berjalan secara menyenangkan, karna di sini siswa di ajak untuk belajar sambil bermain. Sehingga proses belajar tidak membosakan bagi anak.

Selain itu melalui pembelajaran seperti ini dapat seolah-olah bisa mejadi wadah untuk anak untuk mengungkap kan ide-idenya , serta bisa member nya kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya, karna pada dasarnya anak mempunyai kreativitas dan potensi masing-masing yang bisa ia kembangkan.

4.3 Saran

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pembentukan tanah
Gambar 2.2 : pelapukan biologi pada batuan
Gambar 2.4 :  batu yang terlobangi akibat tetesan air dam
Gambar 2.5 : Jenis-Jenis Tanah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya database soal dan jawaban yang terkandung dalam sistem, sistem ini dapat melakukan uji instrumen soal untuk menilai kualitas suatu soal dan ujian..

Jika hal ini tidak memungkinkan pada saat debridemen primer, fraktur harus distabilkan sementara dengan spanning external fixator atau plat sementara melalui defek

Flippo dalam Priansa (2018) [17] menyatakan manajemen sumber daya manusia merupakan perencananaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan,

Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang yang mana ruang lingkupnya terdiri atas

Batubara (2013), mengemukakan bahwa perhitungan harga pokok produksi sebagai penetapan harga jual menurut metode full costing lebih baik dalam menganalisis biaya

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor

(c) Dan yang paling mendasari dalam perkembangan proses pendidikan terdapat pula beberapa orang mahasiswa yang melakukan pelanggaran akademik sehingga harus

vaksinasi atau profilaksis yang berlaku sesuai vaksinasi atau profilaksis yang berlaku sesuai dengan lampiran 6 dan bila perlu sesuai dengan dengan lampiran 6 dan bila perlu