• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS surat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS surat"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pengalaman dan fakta yang penulis temukan di lapangan, terdapat beberapa masalah berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Salah satu diantaranya berkaitan dengan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran masih nampak, akibatnya siswa lebih bersifat pasif dan lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan.

Saat ini proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih cenderung dilakukan dengan cara konvensional dan ceramah. Bagi yang suka menggunakan cara ini, mengajar dipahami sebagai proses pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Siswa dianggap sebagai objek penerima pengetahuan yang pasif, sedangkan peran guru direduksi hanya sebagai pengajar. (Rochyadi, 2001 : 4).

Kondisi seperti ini telah menyebabkan siswa menjadi jenuh, bosan dan kehilangan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Akhirnya minat dan motivasi belajar Bahasa Indonesia pada diri siswa menjadi berkurang. Fakta ini penulis temukan pada saat melalukan dialog langsung dengan siswa tentang kecenderungan rendahnya minat dan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini pula yang diduga menjadi penyebab rendahnya rata-rata nilai Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa yang hanya sebesar 70 jauh di bawah KKM yang ditentukan, yakni sebesar 78.

Rendahnya hasil dan motivasi belajar siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satu penyebabnya terletak pada faktor guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan sangat diwarnai oleh peran guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut Biggs dan Telfer dalam Dinn Wahyudin (2001: 74), “diantara motivasi belajar siswa ada yang dapat diperkuat dengan cara pembelajaran. Motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi rendah misalnya dapat dikondisikan secara bersyarat agar terjadi peran belajar siswa”.

(2)

kemampuan dalam menentukan pilihan model pembelajaran yang akan dilaksanakannya pada saat berinteraksi di dalam kelas.

Menyikapi kondisi di atas, perlu dilakukan upaya memperbaiki keadaan tersebut dengan mencobakan suatu pendekatan pembelajaran lain yang lebih mendorong siswa belajar dan berpartisipasi aktif sehingga pembelajaran lebih terpusat pada siswa (Student Centered), tidak lagi menjadikan guru mendominasi kegiatan pembelajaran (Teacher Centered).

Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual sebagai alternatif solusinya. Judul yang penulis ajukan adalah “Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Dinas dengan menggunakan pembelajaran Kontekstual di Kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan pendekatan Kontekstual di Kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran?

2. Apakah terdapat peningkatan aktivitas kegiatan menulis surat dinas siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah dimilikinya kemampuan siswa dalam menulis surat dinas pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan pendekatan kontekstual

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran.

(3)

c. Menggali ide-ide yang ada dalam diri siswa sehingga proses pembelajatran menjadi menyenangkan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Dapat menemukan solusi yang tepat dan akurat dalam mengatasi masalah menulis surat dinas.

b. Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mendesain model dan teknik pembelajaran yang menarik, variatif dan tidak membosankan.

2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis surat dinas dalam aspek menulis.

b. Dapat meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis surat dinas dalam aspek menulis.

3. Bagi Sekolah

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual, Contecxtual Teaching and Learning (CTL) mempunyai pengertian pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan pembelajaran yang memotifasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Kasihani, 2001).

Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konsep mata pelajaran dengan situasi dunia dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (Nur, 2001). Lebih lanjut Nur menyebutkan CTL merupakan suatu reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behavioristik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan CTL mengakui bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase ber1angsung jauh melampaui drill-oriented dan metodelogi stimulus dan response yang dikembangkan oleh pembelajaran berorientasi pada psikologi behaviorisme.

Berdasarkan teori tersebut, belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya.Pola pembelajaran kontektua1 sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional yang kita kenal selama ini. Beberapa perbedaan tersebut dapat kita gambarkan dalam tabel berikut ini: TABEL 2.1 PERBEDAAN POLA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DENGAN KONTEKSTUAL

KONVENSIONAL KONTEKSTUAL

1. Menyandarkan kepada hafalan

2. Pemilihan informasi ditentukan oleh

guru

3. Cenderung terfokus pada satu bidang

(disiplin) tertentu

1. Mendasarkan pada memori spesial

2. Pemilihan informasi berdasarkan

kebutuhan individu siswa

3. Cenderung mengintegrasikan

beberapa bidang (disiplin)

4. Selalu mengaitkan informasi dengan

(5)

Orang dapat belajar paling baik dalam konteks, yaitu sesuatu yang terkait dengan kebutuhannya. Fakta dan keterampilan yang dipelajari secara terpisah sulit untuk diserap, di samping akan cepat menguap bagaikan asap. Belajar terbaik dapat dilakukan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penye1aman ke "dunia nyata" secara teruss-menerus, menggunakan umpan balik, perenungan, evaluasi, dan penyelaman kembali (refleksi).

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual 1. Kesiapan dan Motivasi

Prinsip kesiapan dan motivasi menyatakan bahwa jika dalam menyampaikan pesan pembelajaran siswa siap dan mempunyai motivasi tinggi, hasilnya akan lebih baik. Siap disini bermakna siap pengetahuan prasyarat, siap mental dan siap fisik. Untuk mengetahui kesiapan siswa perlu diadakan tes prasyarat.

Selanjutnya, motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, termasuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Motivasi juga dapat ditingkatkan dengan memberikan hadiah dan hukuman (reward and punishment).

2. Penggunaan Alat Pemusat Perhatian

Jika dalam penyampaian pesan digunakan alat pemusat perhatian, hasil belajar akan meningkat. Terpusatnya mental terhadap suatu objek memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar. Semakin memperhatikan akan semakin berhasil, semakin tidak memperhatikan akan gagal. Meskipun penting, perhatian mempunyai sifat sulit dikendalikan dalam waktu lama. Karena itu, perlu digunakan berbagai alat dan teknik untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alat pengendali perhatian yang paling utama adalah media seperti gambar, ilustrasi, bagan warna warni, audio, video, penegas visual, atau penegas verbal. Teknik yang paling dapat digunakan untuk mengendalikan perhatian misalnya gerakan, perubahan, sesuatu yang aneh, mengagetkan, rnenegangkan, lucu, atau humor

3. Pengulangan

(6)

Perulangan dapat pula dilakukan dengan jalan menggunakan kata-kata isyarat tertentu seperti "sekali lagi saya ulang", dan "dengan kata lain", singkat kata", dan sebagainya. 4. Umpan Balik

Jika dalam penyampaian pesan siswa diberi umpan balik, hasil belajar akan meningkat. Jika salah diberikan pembetulan (corrective feedback) dan jika betul diberi konfirmasi atau penguatan (confirmative feedback). Siswa akan menjadi mantap jika betul kemudian dibetulkan. Sebaliknya, siswa akan tahu letak kesalahannya jika diberi tahu kesalahannya dan dibetulkan. Secara teknis, umpan balik diberikan dalam bentuk kunci jawaban yang benar.

5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

a. Menekankan pada pemecahan masalah/problem. Pengajaran diawali dengan

menyajikan masalah nyata yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman sekolah, tempat kerja, dan masyarakat yang menpunyai arti penting bagi siswa. Siswa didorong untuk berpikir kritis dan sistematis untuk menemukan masalah dan menggunakan isi materi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah.

b. Mengakui bahwa kebutuhan belajar siswa terjadi berbagai konteks, seperti di rumah,

masyarakat, tempat kerja. Pengetahuan yang diperoleh siswa yang tidak lepas dari mana dan bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan, dan pengetahuannya semakin bertambah jika mereka mempelajari dari lingkungan yang bervariasi.

c. Mengontrol dan mengarahkan siswa menjadi pebelajar yang mandiri (self

regulated-learneds) dengan cara memperkenankan siswa selalu melakukan uji coba (trial and error), sehingga pada akhirnya siswa dengan bimbingan yang sedikit dapat memproses informasi, memecahkan masalah dan memanfaatkannya.

d. Memahami meragaman konteks hidup siswa dan dapat memanfaatkannya sebagai

daya pendorong sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri, melalui kerja sama dan aktivitas kelompok belajar yang terdiri dari keragaman siswa sehingga dapat membangun ketrampilan interpersonal, yaitu berpikir melalui komunikasi dengan orang lain.

e. Guru bertindak sebagai fasilitator, pe1atih, dan pembimbing akademis dalam

(7)

f. Menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment). Penilaian autentik tidak

hanya mengukur seberapa banyak pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh siswa, tetapi juga dapatkan siswa menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah kehidupan nyata meskipun tarafnya sederhana.

6. Evaluasi Pembelajaran Kontekstual

Untuk menentukan apakah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan strategi penilaian yang beragam. Hal yang berkaitan dengan hasil belajar meliputi penilaian pembelajaran kontekstual yang dapat membangun dan memperluas pengalaman siswa dibandingkan sebelumnya, apakah pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa dalam menyelesaikan/memecahkan persoalan dunia nyata, atau siswa menga1ami peningkatan dalam mengekspresikan apa yang mereka ketahui termasuk bagaimana menggunakan pengetahuannya di dalam dan di luar sekolah.

(8)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran, dengan jumlah siswa 26 siswa , yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Alasan mengapa kelas VIII.2 dipilih sebagai subjek penelitian, karena selain menjadi kelas penulis ditugasi mengajar, juga siswa di kelas tersebut relatif lebih beragam dalam hal kemampuan akademik serta motivasi belajarnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui :

1. Tes, berupa tes awal dan tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia

2. Evaluasi diri siswa dalam proses pembelajaran kontekstual

3. Observasi, dilakukan terhadap kegiatan guru (peneliti) dan siswa yang dilakukan oleh observer dalam pembelajaran kontekstual.

4. Catatan kecil atau catatan lapangan dilakukan untuk menghimpun data refleksi guru dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kelas pembelajaran kontekstual.

5. Wawancara dilakukan terhadap siswa tentang motivasi belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

(9)

Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar siswa, dengan cara membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan dilakukan, hasil belajar siklus I, dan II.

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Pengembangan fokus masalah penelitian

Pengembangan fokus masalah penelitian berkaitan dengan identifikasi, analisis, dan rencana pemecahan masalah penelitian.

E.Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a. Siklus I

Kegiatan pada siklus I meliputi : 1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini langkah-langkah peneliti sebagai berikut :

a) Menyusun skenario dan alat evaluasi pembelajaran menggunakan model pendekatan kontekstual, pada bulan Juli 2014.

b) Menyusun pedoman evaluasi diri siswa, lembar observasi kegiatan pembelajaran siswa dan guru dalam proses pembelajaran kontekstual pada Bulan

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation)

Melaksanakan tindakan pembelajaran pertama (Minggu pertama Bulan ) sesuai dengan skenario pembelajaran pada kompetensi dasar Menulis surat dinas dengan memperhatikan komposisi , isi, dan bahasa. Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual di kelas VIII.2. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru yang ditunjuk sebagai obeserver untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa. 3) Refleksi (Reflective)

(10)

b. Siklus II

Kegiatan pada Siklus II meliputi :

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi proses pembelajaran pada siklus I, maka disusun skenario pembelajaran siklus II menggunakan pendekatan kontekstual yang merupakan perbaikan dari siklus I, beserta alat evaluasi pembelajarannya.

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation)

Melaksanakan tindakan pembelajaran II sesuai dengan skenario pembelajaran di kelas VIII. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa.

3) Refleksi (Reflective)

(11)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Setting Penelitian

SMP Negeri 2 Pedamaran adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir. SMP Negeri 2 Pedamaran merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di jalan Lintas timur desa Sukaraja Kec.Pedamaran.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 2 Pedamaran,dengan jumlah siswa 26 siswa , yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Alasan mengapa kelas VIII.2 dipilih sebagai subjek penelitian, karena selain menjadi kelas penulis ditugasi mengajar, juga siswa di kelas tersebut relatif lebih beragam dalam hal kemampuan akademik serta motivasi belajarnya.

B.Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan ini meliputi kegiatan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Sebagai penunjang peneliti menggunakan LKS yang menekankan pada aktivitas mengamati, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikannya kepada teman sebaya serta membuat lembar observasi untuk memantau kegiatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan

(12)

c. Observasi

Selama berlangsungnya proses pembelajaran, observasi dilaksanakan secara kolaborasi oleh pengamat, yakni rekan guru yang sama mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan peneliti dengan menggunakan instrumen yang meliputi: aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran kontekstual. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah diuraikan sebagai berikut :

1) Aktivitas guru

Diawali dengan pertanyaan (questioning) tentang “Menulis Surat”, dilanjutkan dengan pembahasan tentang Jenis-jenis Surat. Siswa memperhatikan uraian guru tentang surat, jenis-jenis surat, dan bagaimana cara menulis surat dinas.

Pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode cooperative learning dan alat pemusat perhatian berupa “lembar pertanyaan” mulai dilaksanakan dengan cara :

a) Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4

dan 5 orang siswa, setiap kelompok diberi lembar pertanyaan yang berisi 3 pertanyaan tentang surat, penggolongan, dan bagaimana cara menulis surat dinas.

b) Siswa bekerja di dalam kelompok, akan tetapi setiap anggota menuliskan pekerjaannya

masing-masing, dan di antara kelompok terjadi suasana yang kompetitif, sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan paling cepat atau lebih dulu dan terbaik dalam menjawab.

c)Kelompok yang paling cepat menyelesaikan pekerjaan diberi kesempatan paling awal mempresentasikan hasil kerja kelompok oleh perwakilan kelompok.

d)Guru menuliskan kriteria/format penilaian di papan tulis terhadap hasil kerja kelompok. (A = Baik Sekali, B = Baik, C = Cukup, dan K = Kurang)

e) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menilai hasil kerja kelompoknya dan hasil

kerja kelompok lain disertai dengan alasan-alasan yang kuat terhadap penilaiannya. f) Guru memberikan penilaian akhir terhadap hasil kerja kelompok disertai alasannya.

(13)

mudah atau sulit dipahami, dan berikan alasannya. Hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus I tampak dalam tabel berikut :

Tabel 4.1Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I

No Aspek Yang Diobservasi

Kriteria Penilaian

Ket

B C K

1 Membuat skenario pembelajaran berbasis CTL (round trip) mengenai stimulus

V

4 Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari

V

5 Memberikan kesempatan siswa bertanya V

6 Memberikan kebebasan siswa untuk

9 Menciptakan “masyarakat belajar” atau Belajar kelompok

V

10 Mendorong siswa mempraktekkan pengetahuan yang telah dipelajari

13 Mendorong seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

V

14 Memberikan contoh atau model dalam pembelajaran

V

15 Memberikan penghargaan (reward) kepada siswa yang berprestasi

V

16 Menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa

V

17 Memberikan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran

V

18 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai diri dan saling menilai di

(14)

antara teman selama pembelajaran

19 Memberikan tes formatif untuk menilai hasil belajar siswa

V

20 Melaksanakan refleksi bersama siswa tentang proses dan materi pembelajaran

V

Jumlah 10 8 2

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I tampak pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2.Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalan Pelaksanaan Tindakan Siklus I No 1 Terlibat aktif dalam proses pembelajaran V 2 Konsentrasi pada kegiatan pembelajaran V

3 Ikut serta mengomentari topik

5 Cepat merespon topik pembelajaran V 6 Terjadi sharing pembelajaran diantara

siswa

V

7 Menemukan sendiri materi dari berbagai sumber

V

8 Berpikir kritis dalam memecahkan masalah

V

9 Kerjasama dalam kelompok V 10 Semangat dan antusias mengikuti proses

pembelajaran

V

11 Melaksanakan tugas kelompok dengan penuh tanggung jawab

V

12 Menganalisis dan menyajikan hasil karya V 13 Menilai diri sendiri dalam pembelajaran V 14 Saling menilai di antara siswa dalam

(15)

No Nama siswa

11 Jodi Setiawan 75 V V

12 Kautsar 78 V V

13 Lia Novita Sari 80 V V

14 Muhammad Iqbal 78 V V

15 Mei Meliyani 80 V V

23 Siti Nurhasanah 78 V V

24 Satria 80 V V

25 Tina Mayasari 75 V V

26 Ucok Derian 80 V V

Nilai Rata-rata Kelas 1988:26=76,5 9 14 3 9 13 4

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan I

Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi dianalisis bersama guru mitra. Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan kompetensi siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) diperoleh bebarapa kesimpulan sebagai berikut :

1.Pelaksanaan Tindakan 1

(16)

learning community, reflection, dan authentic assessment, akan tetapi masih kurang tergali komponen constructivism dan inquiry.

Pada komponen questioning, peneliti pertanyaan tentang materi di awal, inti, dan penutup kegiatan pembelajaran, juga dalam bentuk lembar pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara kelompok. Hanya peneliti kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sehingga suasana tanya jawab timbal balik guru dengan siswa agak kurang terjalin baik.

Komponen modeling peneliti tampilkan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian peneliti memberikan contoh mana di antara kelompok yang tampil yang paling baik baik hasil kerja kelompok dan cara mempresentasikannya.

Komponen learning community, ditampilkan secara dominan pada proses pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa belajar melalui kerjasama dalam kelompok dan berkompetisi di dalam kelompok dan antar kelompok.

Komponen reflection dilaksanakan melalui refleksi siswa di akhir pembelajaran terhadap proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap komponen Menulis yang harus dikuasainya dalam menulis surat dinas.

Komponen authentic assessment dimunculkan melalui penilaian dalam proses pembelajaran dalam bentuk format penilaian kerja kelompok dan presentasi setiap kelompok yang ditulis oleh peneliti bentuk format dan hasilnya pada papan tulis (white board) sehingga diketahui oleh seluruh siswa. Di samping itu terdapat format penilaian anggota kelompok oleh kelompoknya yang dikumpulkan untuk direkap oleh peneliti.

Terdapat dua komponen yang kurang tergali, yaitu komponen Constructivism dan Inquiry, karena dalam proses pembelajaran peneliti kurang mengajak siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah, membangun dan menemukan sendiri materi yang harus dipelajari, serta kurang mendorong siswa bertamasya mental (mental round trip) mengenai stimulus.

Salah satu hal yang membuat pembelajaran kurang mampu mengajak siswa untuk bertamasya mental/round trip tentang materi, kurang berpikir kritis dan memecahkan masalah adalah karena tidak ada media penarik dan pemusat perhatian yang berupa contoh jenis-jenis surat.

(17)

2.Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran

Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi aktivitas siswa dalam tindakan I diperoleh gambaran bahwa aktivitas siswa sebagai “student centered” sebagaimana diposisikan dalam pendekatan CTL, ternyata 33,3 % sudah baik/nampak, 60 % cukup nampak, dan 6,7 % kurang nampak dalam pembelajaran menulis pada pelaksanaan tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan I, siswa belajar di dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 orang siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama di dalam kerja kelompok, karena di samping harus membuat laporan kelompok juga membuat laporan setiap individu anggota kelompok. Sebagian kecil siswa aktif menjawab pertanyaan guru, akan tetapi tidak aktif bertanya, karena mungkin tidak diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya. Tetapi terdapat satu kelompok yang nampaknya tidak begitu aktif dan penyajian/presentasi hasil pekerjaan dinilai kurang oleh kelompok lain. Siswa menemukan sendiri materi pelajaran yang dipertanyakan guru dalam lembar pertanyaan kelompok, akan tetapi hanya menggunakan satu sumber buku teks.

3.Peningkatan Kompetensi Siswa

Kompetensi siswa dalam pelajaran menulis terdiri dari pengetahuan tentang menulis, yang berdasarkan hasil tes formatif pada tindakan I diperoleh nilai tertinggi 80 dan terendah 70, sedangkan nilai rata-rata kelas 76,5. Dalam aspek sikap 34,6 % baik, 53,8% cukup, dan 11,6% kurang. Sedangkan aspek keterampilan 34,6 % baik, 50 % cukup, dan 15,4 % kurang.

(18)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut di atas dapat disimpulkan aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan I sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4Keberhasilan dan Kelemahan Pelaksanaan Tindakan I

No Aspek Keberhasilan Kelemahan

(19)
(20)

sentasikannya Sikap siswa mampu bekerja sama dalam kelompok dan berkompetisi sehat dengan ke-lompok lain

Pengamatan aktivitas guru pada pertemuan pertama pembelajaran siklus I dilakukan selama 2 x 40 menit. Dalam praktik pembelajaran waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran berlangsung selama 65 menit, dan sisa waktu digunakan untuk resitasi dan refleksi.

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus I tampak pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5. AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SIKLUS I

NO AKTIVITAS GURU KEMUNCULAN

YA TIDAK

1. Menyampaikan pendahuluan V

2. Menjelaskan Tujuan pembelajaran V

3. Memotivasi siswa belajar V

4. Memberi latihan terbimbing V

5. Memeriksa pemahaman siswa dan memberikan umpan balik bagi siswa yang bertanya dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas

V

6 Resitasi/tanya jawab V

7. Membimbing siswa melakukan refleksi V

2) Aktivitas siswa

Aktivitas siswa sebagai indikator motivasi belajar ditetapkan : memperhatikan penjelasan guru, bertanya, bekerja dalam kelompok, mengemukakan pendapat, menyajikan hasil pengamatan dalam diskusi kelompok, berdiskusi/bertanya jawab antara guru dan siswa, dan melakukan refleksi. Penulis berasumsi bahwa apabila ketujuh aktivitas itu muncul secara maksimal maka suasana pembelajaran yang diharapkan akan terwujud. Data aktivitas siswa dapat ditunjukkan pad tabel berikut :

(21)

NO AKTIVITAS SISWA KEMUNCULAN JML %

YA KRNG TDK

1. Memperhatikan

penjelasan guru V 24 76,9

2. Bertanya V 5 19,23

3. Bekerja dalam

kelompok V 14 53,8

4. Mengemukakan

pendapat V 4 15,4

5. Menyajikan hasil

diskusi kelompok V 9 34,6

6.

Berdiskusi/bertanya jawab antara guru dan siswa

V 7 26,9

7. Melakukan refleksi V 4 15,4

d. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, diperoleh temuan sebagai berikut :

1) Siswa aktif dalam memperhatikan penjelasan guru

2) Siswa katif mengerjakan tugas yang diberikan guru

3) Guru aktif memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan balik bagi siswa yang

bertanya dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas

4) Pada aktivitas tertentu, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih belum

merata dan jumlahnya relatif sedikit.

2. Siklus II a. Perencanaan

Beberapa hal yang direncanakan guru untuk menyelesaikan permasalahan pada siklus I adalah : (a) guru berusaha menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lebih variatif; (b) guru berusaha membiasakan siswa bekerja dalam kelompok dan memotivasi siswa; (c) guru berusaha memberi latihan terbimbing dan lebih banyak memberika kesempatan siswa untuk berinisiatif dan menemukan konsep; dan (d) guru akan lebih banyak memberik contoh yang aplikatif dengan kehidupan nyata siswa agar terbiasa bersikap positif.

b. Pelaksanaan

(22)

pembelajaran, meminta siswa duduk dalam kelompok, membagikan lembar kerja dan meminta siswa mengerjakan sambil mengingatkan pentinya bekerja kooperatif. Waktu untuk mengerjakan LKS kurang lebih 10 menit. Meminta beberapa siswa mengerjakan hasil kerja kelompoknya di papan tulis, dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Setelah selesai, guru membantu siswa melakukan refleksi.

c. Observasi

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kelompok adalah sebagai berikut :

a) Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.7.AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SIKLUS II

NO AKTIVITAS GURU KEMUNCULAN

YA TIDAK 1. Menyampaikan pendahuluan V

2. Menjelaskan Tujuan pembelajaran V 3. Memotivasi siswa belajar V 4. Memberi latihan terbimbing V 5. Memeriksa pemahaman siswa dan

memberikan umpan balik bagi siswa yang bertanya dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas

V

6 Resitasi/tanya jawab V

7. Membimbing siswa melakukan refleksi V

b) Aktivitas Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah disiapkan untuk mengikuti kegiatan belajar. Hal ini tampak pada antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi yang dikemukakn guru, selain itu banyak siswa yang mengajukan pertanyaan berkenaan dengan materi pelajaran.

Tabel 4.8. AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II

(23)

YA KRNG TDK

1. Memperhatikan

penjelasan guru V 24 92,3

2. Bertanya V 11 42,3

3. Bekerja dalam

kelompok V 25 96,1

4. Mengemukakan

pendapat V 12 46,1

5. Menyajikan hasil

diskusi kelompok V 12 46,1

6.

Berdiskusi/bertanya jawab antara guru dan siswa

V 22 84,6

7. Melakukan refleksi V 7 76,9

Tabel 4.9Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1 Membuat skenario pembelajaran berbasis CTL (round trip) mengenai stimulus

V

4 Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari

V

5 Memberikan kesempatan siswa bertanya V

6 Memberikan kebebasan siswa untuk

9 Menciptakan “masyarakat belajar” atau Belajar kelompok

V

(24)

13 Mendorong seluruh siswa berpartisipasi

15 Memberikan penghargaan (reward) kepada siswa yang berprestasi

V

16 Menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa

V

17 Memberikan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran

V

18 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai diri dan saling menilai di antara teman selama pembelajaran

20 Melaksanakan refleksi bersama siswa tentang proses dan materi pembelajaran

V

Jumlah 14 6 0

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II tampak pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10.Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalan Pelaksanaan Tindakan Siklus II No 1 Terlibat aktif dalam proses pembelajaran V

2 Konsentrasi pada kegiatan pembelajaran V 3 Ikut serta mengomentari topik

5 Cepat merespon topik pembelajaran V 6 Terjadi sharing pembelajaran diantara

siswa

V

7 Menemukan sendiri materi dari berbagai sumber

V

8 Berpikir kritis dalam memecahkan masalah

V

9 Kerjasama dalam kelompok V 10 Semangat dan antusias mengikuti proses

pembelajaran

V

(25)

penuh tanggung jawab

12 Menganalisis dan menyajikan hasil karya V 13 Menilai diri sendiri dalam pembelajaran V 14 Saling menilai di antara siswa dalam

Tabel 4.11.Hasil penilaian Kompetensi Siswa dalam Tindakan Siklus II

No Nama siswa

2 Alda Febrianti 84 V V

3 Ayu Wandira 78 V V

4 Ayu Wulandari 78 V V

5 Budiwan 78 V V

6 Dodi Andika 79 V V

7 Doni Samudra Purba 82 V V

8 Gusti Randa 80 V V

14 Muhammad Iqbal 79 V V

15 Mei Meliyani 82 V V

25 Tina Mayasari 79 V V

26 Ucok Derian 83 V V

Nilai Rata-rata Kelas 2087:26=70,3 14 12 0 15 13 0

(26)

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II menunjukkan kemajuan dengan temuan adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran serta usaha untuk memotivasi siswa agar mereka dapat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, di mana materi pembelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata yang dialami atau ditemukan siswa, memberikan kontribusi pada motivasi belajar siswa. Namun pada siklus ini ternyata masih belum seluruh siswa menunjukkan aktivitas dan partisipasinya sebagaimana yang diharapkan.

C.Pembahasan

Pada siklus I, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah menyampaikan pendahuluan, di dalamnya terdapat beberapa sub aktivitas operasional, yaitu : identifikasi kemampuan awal siswa, pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan penjelasan tahapan kerja untuk tatap muka pada pertemuan itu.

Aktivitas guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas. Hanya saja dalam mengklarifikasi materi yang kurang jelas guru tampak memaksakan pemahaman kepada siswa sejalan dengan kegiatan guru dalam pembelajaran, siswa aktif dalam mendengarkan penjelasan guru. Penjelasan guru yang banyak didengarkan siswa bukanlah penjelasan dari metode cermah langsung melainkan perpaduan penjelasan metode diskusi, demonstrasi dan tanya jawab. Siswa aktif dalam melakukan kegiatan sebagaimana terdapat dalam lembar kerja.

Siswa mengerjakan lembar kerja dengan cara berkelompok dengan kemampuan yang berbeda. Yang menjadi kendala dalam pembentukan kelompok adalah pada saat siswa diminta duduk dalam kelompok diskusi, siswa masih kebingungan duduk di bangkunya dan beberapa siswa lupa dengan nama-nama anggota kelompoknya sehingga bertanya kepada guru.

(27)

siswa untuk bersikap kooperatif dan kurangnya guru memberi latihan terbimbing dalam kelompok.

Pada siklus II, aktivitas guru yang menonjol dalam kegiatan pembelajaran adalah menyampaikan pendahuluan, di dalamnya terdapat sub aktivitas operasional sebagaimana dikemukakan pada siklus I. Tujuan pembelajaran yang disampaikan guru masih belum menunjukkan peningkatan dari siklus I. Langkah guru memberi persepsi sesuai ciri pembelajaran kontekstual, yaitu mengaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.

Aktivitas dominan guru yang lain adalah memeriksa pemahaman siswa dan memberi umpan balik bagi siswa yang bertanya, dan mengklarifikasi materi yang kurang jelas. Guru berusaha agar contoh yang diberikan termasuk dalam konteks yang digunakan siswa dan dapat mengembangkan sikap positif siswa. Terdapat peningkatan aktivitas guru memotivasi siswa dalam kelompok diskusi dan memberi bimbingan dalam kelompok.

Sejalan dengan kegiatan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa aktif menyajikan hasil pengamatan pada kelompok. Dalam hal ini masih terdapat kelemahan, yaitu keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil dikusi kelompok di depan kelas. Setiap kelompok yang tampil, rata-rata masih menunjukkan sikap ragu-ragu, khawatir salah, serta cara melaporkan hasil kerja kelompoknya masih kurang jelas.

Perbandingan aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual setiap siklus yang merupakan indikator motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.4. PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.2 DALAM PROSES PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO AKTIVITAS SISWA SIKLUS I SIKLUS II

JML % JML %

1. Memperhatikan penjelasan guru 24 92,30 25 96,15

2. Bertanya 5 19,23 11 42,30

3. Bekerja dalam kelompok 14 53,84 26 100

4. Mengemukakan pendapat 4 15,38 7 26,92

5. Menyajikan hasil diskusi kelompok 9 34,61 12 46,15 6. Berdikusi/ tanya jawab antara guru dan

siswa

7 26,92 22 84,61

(28)

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran kontekstual ternyata dapat memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh aktivitas dan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran.

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,

dapat dilakukan melalui berbagai upaya guru. Salah satunya adalah melalui proses pembelajaran kontekstual, yakni mengaitkan materi pembelajaran dengan fakta dan kehidupan nyata yang dihadapi atau ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajatan Bahasa Indonesia dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran kontekstual. Hal ini ditunjukkan adanya aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang cenderung meningkat terutama setelah dilakukan pada Siklus II. Walaupun prosentase keterlibatan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut masih relatif kecil. Namun demikian, penggunaan pembelajaran kontekstual telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

2. Saran

1. Kepada setiap guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang variatif

sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia atau mata pelajaran lain.

2. Setiap guru hendaknya lebih terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas .2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Dimyati, dkk. 1999. Surat Menyurat Indonesia untuk SMK. Jakarta: Buana Cipta.

Internet .2008. Model- Model Pembelajaran Inovatif.

Pratiwi, Yuni. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Malang: Erlangga.

Sutopo , Maryati.2009. Bahasa dan Sastra Indonesia I1 untuk SMP

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalan Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tabel 4.4 Keberhasilan dan Kelemahan Pelaksanaan Tindakan I
Tabel 4.5. AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
+5

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara lain dengan 3 siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sanggau, yaitu siswa dengan hasil belajar rendah, sedang dan tinggi, menunjukkan bahwa siswa mengalami

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kasus : 1) Pengaruh motivasi terhadap kepatuhan wajib pajak, 2) Pengaruh pengetahuan terhadap kepatuhan wajib pajak,

Gambar 4.7 Diagram Model Struktural Loyalitas …. Gambar 4.10 Diagram CFA Variabel Co-marketing

Sebagaimana Saudara ketahui bahwa Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch I telah diselenggarakan pada tahun akademik 2013

Burn (dalam Subandi dkk,2002:142-145) melaporkan beberapa manfaat yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain adalah; relaksasi akan membuat individu lebih

Sebetulnya dengan adanya aplikasi e-Filing dan e-Billing baik wajib pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak akan sangat diuntungkan, beberapa hal yang dapat

yang telah diperoleh sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, pada tahap ini sama halnya seperti

Dalam dokumen HTML, elemen dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu elemen-elemen < HEAD > yang memberikan informasi tentang dokumen, seperti judul dokumen atau