• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point of Sale

Integrasi Barcode (Studi Kasus Apotek)

Heru Prasetyo, Fadelis Sukya, Ekojono

Politeknik Kediri, Politeknik Kediri Jl.Mayor Bismo No.27 Kediri Jl.Mayor Bismo No.27 Kediri

Email : 08010015@student.poltek-kediri.ac.id , fadeliss@poltek-kediri.ac.id

Abstrak— Sistem informasi dalam dunia globalisasi menuntut untuk lebih cepat akurat dan efisien. Terutama didalam dunia bisnis, sebuah sistem informasi sangat diperlukan untuk membantu segala sesuatu termasuk segala proses dan pendataan suatu transaksi yang terjadi. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode (Studi Kasus Apotek) secara komputerisasi mencangkup pendataan obat serta transaksi pembelian dan penjualan obat yang berjalan agar lebih mudah, efektif dan efisien.

Kata Kunci— Point of Sale, Barcode, Apotek, Obat

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaannya, tidak hanya dalam pekerjaannya saja tetapi dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti pada sistem penjualan obat di Apotek. Apotek itu sendiri merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang penyediaan obat-obatan dengan memiliki banyak supplier dan customer. Kegiatan yang terjadi di Apotek salah satunya meliputi transaksi pembelian obat dari supplier dan transaksi penjualan obat-obatan kepada customer.

Permasalahannya adalah pencatatan sistem informasi pada Apotek ini masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan kemungkinan terjadinya human errors. Selain itu, dengan semakin banyaknya jenis obat-obatan, maka proses pendataan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, Apotek perlu mengubah sistem informasinya dari sistem manual menjadi sistem terkomputerisasi yang diharapkan dapat membantu dalam penanganan fungsi administrasi dan pendataan transaksi-transaksi yang terjadi. Meskipun ada beberapa apotek yang telah menerapkan sistem penjualannya dengan komputerisasi tetapi menurut penulis masih banyak yang belum diintegrasikan dengan pemanfaatan barcode.

Dilatarbelakangi oleh kondisi itu, maka penulis mencoba melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi point of sale integrasi barcode studi kasus pada Apotek menggunakan pemrograman berbasis web serta menjadikannya ke dalam

penelitian tugas akhir dengan judul : “Perancangan dan

Pembuatan Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode (Studi

Kasus Apotek)”.

II. LANDASAN TEORI A. Apotek

Menurut Menteri Kesehatan RI (Kep. Menkes RI) No. 1332/MENKES/ SK/X/2002, tentang perubahan atas peraturan Menkes RI No. 992/MENKES/PER/X/1993 mengenai ketentuan dan tata cara pemberian ijin apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran, pembekalan farmasi kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud sesuai dengan ketentuan umum UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 meliputi : pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyaluran, penyerahan pembekalan farmasi lainnya dan pelayanaan informasi mengenai pembekalan farmasi yang terdiri atas obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisioanal), bahan obat asli indonesia (simplisia), alat kesehatan dan kosmetika.

Apotek secara umum sebenarnya tidak memiliki fungsi yang banyak, apotek hanya memiliki 2 fungsi yaitu :

 Apotek berfungsi sebagai unit pelayanan kefarmasian

 Apotek berfungsi sebagai unit bisnis

Apotek sebagai unit yang melakukan pelayanan kefarmasian harus memiliki tenaga kefarmasian yang terdiri atas apoteker dan asisten apoteker. Apoteker bertugas sebagai penanggung jawab apotek untuk mengkoordinir pelayanan kefarmasian kepada pelanggan apotek. Apoteker bertugas melakukan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pelanggan apotek. Selain itu apoteker bertugas melakukan pemberian konseling, informasi dan edukasi (KIE) kepada pelanggan. Hal ini berguna untuk menghindari penggunaan obat yang salah dan penyalahgunaan penggunaan obat. Selanjutnya asisten apoteker bertugas sebagai tenaga teknis untuk meracik obat di apotek.

Apotek sebagai unit bisnis mengharuskan adanya Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang mengeluarkan modal pendirian apotek. Modal yang telah dikeluarkan tersebut dalam jangka waktu tertentu harus mengalami Break Even Point (BEP) atau balik modal. Seberapa cepat BEP terjadi tergantung bagaimana Apoteker dan PSA bekerja sama mengelola apotek.

B. Point of Sale

(2)

adalah indikator yang paling mudah untuk mengukur pendapatan, disebut dengan OMZET.

POS juga menjadi penting karena seiring dengan berkembangnya usaha, sistem kasir akan dijalankan bukan oleh pemilik, namun oleh karyawan. Karena itu pemilik wajib tahu apa yang dikerjakan oleh kasir, dan berapa uang yang didapatkan secara tepat.

Para pengusaha retail lama mungkin telah terbiasa dengan mesin kasir elektronik atau disebut Cash Register. Cash Register adalah sistem kasir sederhana yang bisa mengetahui omzet hari ini. Mesin ini juga bisa mengetahui aktivitas uang masuk oleh masing-masing karyawan kasir, jika dipakai oleh lebih dari satu orang.

Seiring dengan pesatnya perkembangan komputer, cash register mulai ditinggalkan dengan alasan sebagai berikut:

 Kapasitas penyimpanan terbatas

 Hanya dapat melakukan transaksi POS sederhana

 Tidak dapat digunakan untuk kepentingan lainnya

 Sistem POS terlalu sederhana. Kalaupun ada cash

register yang mampu mendukung sistem stok (persediaan), harganya sangat mahal dibandingkan komputer

 Tidak dapat di upgrade. Misalnya tidak mendukung

sistem Barcode. Kalaupun ada, harganya juga mahal.

 Biaya maintenance tinggi. Jika terjadi kerusakan modul,

spare-part jarang tersedia dan harganya mahal.

Karena itu dewasa ini, sistem POS atau kasir telah digantikan oleh sistem komputer kasir. Walaupun tahap implementasi awal terlihat lebih rumit, namun fitur yang disediakan jauh melebihi cash register.

Saat ini cash register hanya cocok dipakai untuk counter-counter sederhana yang tidak mempunyai terlalu banyak barang. Misalnya depot di food court, open space counter di mall, atau usaha retail dengan frekuensi penjualan yang rendah. Satu-satunya keunggulan cash register adalah bentuknya yang compact dan mudah dipindah-pindah.

Mesin POS memiliki banyak pengertian, namun secara umum Point of Sale adalah sebuah sistem yang memungkinkan diadakannya proses transaksi. Kalau ingin dirunut lebih spesifik lagi, maka POS memiliki pengertian sebagai hardware atau software yang digunakan untuk transaksi. Tidak itu saja, sistem POS modern dilengkapi dengan sistem pelaporan manajemen yang terintegrasi. Sistem POS digunakan di supermarket, restoran, hotel dan tempat-tempat lain yang membuka jasa retail. Dalam lingkup yang luas, POS juga bisa berarti proses pelayanan transaksi dalam sebuah toko retail.

Secara umum bahwa POS adalah sebuah sistem yang memungkinkan diadakannya transaksi yang di dalamnya termasuk juga penggunaan mesin kasir. Dalam lingkup POS, sebuah mesin kasir tidak berdiri sendiri, namun sudah termasuk di dalamnya software penunjang dan piranti lain. Sistem POS melakukan lebih dari sekedar tugas transaksi jual beli, di dalamnya bisa terintegrasi juga perhitungan akuntansi, manajemen barang dan stok, modul penggajian karyawan, perhitungan hutang piutang dan berbagai macam fungsi lainnya.

Dalam perkembangannya, mesin kasir mengalami evolusi sampai sekarang yang kita lihat sekarang ini di berbagai

supermarket ataupun hipermarket. Mesin kasir yang sudah computerized plus dilengkapi dengan barcode scanner, cash drawer dan digital scale bisa disebut juga dengan nama mesin POS.

Mesin POS lebih mengacu kepada penggunaan teknologi untuk melakukan efisiensi transaksi, dalam hal ini adalah kecepatan, ketelitian, dan kelengkapan pelaporan manajemen.

C. Barcode

Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode.

Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Coba ambilah sebuah produk di supermarket terdekat, dan periksa apakah terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut terdapat informasi (umumnya berupa angka). Angka tersebut biasanya juga tercantum di bawah barcode tersebut.

Mungkin anda bertanya, kalau sudah ada kode angka, mengapa masih diperlukan barcode? Jawabnya adalah bagi alat (atau komputer) lebih mudah membaca sesuatu yang bersifat digital daripada angka yang bersifat analog. Kode barcode dengan warna contrast (biasanya hitam di atas putih) sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.

Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah jenis barcode yang sering digunakan:

• Code 39, sebagai simbolik yang paling populer di

dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca oleh pemindai.

• Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit,

yaitu 11 digit data, 1 check digit : untuk kebutuhan industri retail.

• UPC-E, terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check

digit : untuk bisnis retail skala kecil.

• European Articles Numbering (EAN)-8, terdiri dari 8

digit, yaitu 2 digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.

• EAN-13 atau UPC-A versi Eropa, terdiri dari 13 digit,

yaitu 12 digit data, 1 check digit

Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi

(3)

Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.

Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya

barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).

Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan

barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di

Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industri. Pada tanggal 3 April 1973 Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industri.

Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian

penting dalam peradaban modern. Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang dengan baik, seperti:

 Hampir semua barang yang dijual di toko grosir,

department store menggunakan dan memiliki kode batang UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.

 Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga, kosmetik, peralatan

kantor, obat, dan factory outlet) untuk

mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.

 Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di

boarding pass.

 Beberapa 2D kode batang embed hyperlink halaman web

page. Sebuah selular mampu dapat digunakan untuk

membaca kode batang dan browsing situs yang

terhubung.

 Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode

sumber ini kadang-kadang dikodekan dalam kode batang dan dicetak di atas kertas.

Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:

 Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk

keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.

 Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk

packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.

 Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan

penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.

 Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk

keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.

 Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk

kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.

 Barcode untuk keperluan lain.

Industri pengguna barcode dapat di lihat kembali sepanjang tahun 1960, yang dipakai untuk mengidentifikasi lintasan mobil (railroad car). Barcode linear umum dengan kode barcode UPC (universal product code) mulai dipakai pada papan rak grosir pada awal 1970 untuk mengotomasi proses indentifikasi barang-barang grosir. Saat ini, barcode ada dimana-mana dan digunakan untuk identifikasi di hampir semua bidang bisnis. Ketika teknologi barcode diterapkan dalam proses bisnis, maka

ada prosedur yang terotomasi untuk meningkatkan

produktifitas dan mengurangi kesalahan manusia. Barcode digunakan kapanpun ketika ada kebutuhan untuk keakuratan identifikasi atau melacak sesuatu.

Tipe-tipe barcode yang digunakan tergantung dari beberapa variabel yaitu:

Standard dan instruksi

 Tujuan dan penggunaan

Encoding data

 Cetak dan atau metode decoding

Ada beberapa tipe barcode berbeda untuk tujuan yang berbeda, hal ini dinamakan dengan simbol atau symbology. Setiap tipe simbol atau tipe barcode merupakan standard yang menjelaskan simbol yang tercetak dan bagaimana peralatannya seperti barcode scanner, membaca dan mendecoding simbol yang tercetak tersebut.

Standard industri biasanya dibangun ketika perusahaan banyak (multiple) melibatkan proses ID. Standard tidak begitu penting sama seperti simbol barcode. Standard barcode menjelaskan bagaimana menggunakan simbol barcode didalam situasi khusus. Sebagai contoh label buku yang menggunakan ISBN dan secara berkala menggunakan simbol EAN-13 (EAN = European Articel Number) seperti Gambar 1.

(4)

III.ANALISA DAN PERANCANGAN A. Analisa Sistem

Sebelum membuat suatu sistem kita harus melakukan analisa terhadap sistem yang akan kita buat. Sistem pada apotek itu sendiri ada beberapa analisa yang dibuat untuk menunjang proses bisnis yang terjadi pada Apotek. Proses bisnis yang terjadi pada Apotek antara lain meliputi :

1) Transaksi Pembelian

Transaksi Pembelian adalah transaksi pembelian obat/barang yang dilakukan antara Supplier dan Administrasi Apotek. Supplier menyediakan berbagai macam obat-obatan untuk dijual ke beberapa Apotek. Apotek melakukan pemesanan atau pembelian obat/barang dari Supplier.

2) Transaksi Penjualan

Transaksi Penjualan adalah transaksi penjualan obat/barang yang dilakukan antara Customer/Pembeli dan Kasir Apotek. Customer/Pembeli melakukan pembelian obat/barang dari Apotek. Apotek menyediakan berbagai macam obat-obatan

yang diperoleh dari Supplier untuk dijual kepada

Pembeli/Customer.

3) Retur Pembelian

Retur Pembelian adalah retur dari transaksi pembelian obat/barang yang dilakukan oleh Administrasi Apotek. Retur Pembelian terdiri dari retur stok obat/barang, dan retur obat/barang yang rusak/hilang. Administrasi Apotek membuat retur pembelian obat/barang harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan dari transaksi pembelian yang terjadi untuk diserahkan kepada Pimpinan Apotek.

4) Retur Penjualan

Retur Penjualan adalah retur dari transaksi penjualan obat/barang yang dilakukan oleh Administrasi Apotek. Administrasi Apotek membuat retur pembelian obat/barang harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan dari transaksi pembelian yang terjadi untuk diserahkan kepada Pimpinan Apotek.

5) Laporan Harian Kasir

Laporan Harian Kasir adalah laporan harian dari tiap-tiap kasir dengan merekap jumlah penjualan dari transaksi penjualan yang dilakukan oleh kasir. Kasir melakukan rekap penjualan tiap harinya untuk diserahkan ke Administrasi Apotek. Administrasi Apotek melakukan cek ulang laporan harian dari masing-masing kasir, selanjutnya akan diserahkan kepada Pimpinan Apotek.

6) Laporan Pembelian

Laporan Pembelian adalah laporan dari rekap transaksi pembelian yang terjadi pada Apotek.

7) Laporan Laba / Rugi Penjualan

Laporan Laba/Rugi Penjualan adalah laporan tentang perhitungan laba atau rugi dari penjualan. Apabila nilai penjualan lebih besar daripada nilai pembelian, maka akan mendapatkan laba atau keuntungan. Apabila nilai penjualan

lebih kecil daripada nilai pembelian, atau terjadi

kerusakan/kehilangan obat/barang, maka akan mengalami kerugian.

8) Laporan Obat/Barang Terlaris

Laporan Obat/Barang Terlaris adalah laporan mengenai obat/barang terlaris yang dibeli oleh customer dinilai dari banyaknya item obat/barang yang telah terjual.

9) Laporan Stok Obat Rusak/Hilang

Laporan Stok Obat Rusak/Hilang adalah laporan mengenai stok obat/barang yang rusak atau hilang dan mencatat jumlah kerugian yang harus ditanggung.

B. Perancangan DFD

DFD (Data Flow Diagram) merupakan diagram yang

dirancang untuk menggambarkan alur jalannya data yang terjadi pada sistem yang telah dibuat. DFD Level 0 pada Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus Apotek terdiri dari 5 (Lima) Entitas yang terlibat pada sistem diantaranya entitas admin, kasir, supplier, pegawai, dan customer. DFD Level 0 Aplikasi Point of Sale Integrasi

Barcode Studi Kasus Apotek terlihat pada Gambar 2.

C. Perancangan Database

Entity Relationship Diagram (ERD) pada dasarnya merupakan diagram relasi antar entitas yang terlibat pada sistem. Relasi adalah hubungan antara tabel yang satu dengan tabel yang lainnya.

Ada tiga bentuk relasi antar tabel, yaitu :

a. Relasi one-to-one (satu ke satu), yaitu ketika satu record pada satu tabel hanya berhubungan dengan satu record pada tabel lainnya.

b. Relasi one-to-many (satu ke banyak), yaitu ketika satu

record pada satu tabel berhubungan dengan banyak record pada tabel lainnya.

c. Relasi many-to-many (banyak ke banyak), yaitu

ketika banyak record pada suatu tabel berhubungan dengan dengan record pada tabel lainnya.

(5)

IV.IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus Apotek ini dibagi menjadi 2 (dua) aplikasi yaitu admin dan kasir.

A. Aplikasi Admin

Di dalam aplikasi ini dilakukan proses manajemen data obat/barang, data pengguna, data pegawai, data customer, data supplier, data pendapatan lain dan data kassa. Transaksi yang terjadi meliputi transaksi pembelian obat/barang, transaksi penambahan stok obat, transaksi stok obat/barang rusak/hilang, dan transaksi pendapatan lain. Administrator juga bisa

(6)

melakukan retur/laporan dari transaksi yang telah dilakukan meliputi laporan harian kasir, laporan pembelian, laporan laba penjualan, laporan obat terlaris, laporan stok obat/barang rusak, dan laporan pendapatan lain. Pada aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur backup database, restore database, pengsongan database, cetak kode obat/barang, pembuatan barcode dan info program.

1) Halaman Login

Sebelum masuk ke halaman admin, pengguna harus login dahulu dengan mengisikan username dan password. Apabila benar maka akan langsung masuk ke halaman admin, jika username atau password salah maka akan dilakukan pengulangan kembali sampai username dan password benar. Tampilan halaman login terlihat pada Gambar 4. Diisi username dan password.

Gambar 4. Halaman Login

2) Halaman Data umum

Halaman Data Umum terdiri dari menu Data Kategori, Data Satuan, dan Data Merk yang nantinya akan dibutuhkan dalam pengisian data obat/barang. Pada tiap-tiap menu dari ketiga menu tersebut ditampilkan record data berupa tabel yang ditambahkan tombol edit dan hapus.

Klik tombol tambah untuk menambahkan item per tabel. Icon ( ) untuk mengubah data.

Icon ( ) untuk menghapus data.

Tampilan halaman data umum seperti tampak pada Gambar 5.

Gambar 5. Halaman Data Umum

3) Halaman Data Pengguna

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data pengguna. Hak dari

pengguna ada 3 (tiga) yaitu : Admin, Operator, dan Kasir. Pada konten menu ditampilkan record data berupa tabel yang ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data pengguna, klik tombol Tambah pada bagian bawah menu. Contoh pengisian data pengguna terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengisian Data Pengguna

Selanjutnya klik tombol Tambah, maka akan tampak hasilnya pada record tabel seperti terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil Pengisian Data Pengguna

4) Halaman Data Pegawai

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data pegawai. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data pegawai berdasarkan nama pegawai, nomor pegawai, alamat pegawai dan jabatan pegawai. Pada konten menu ditampilkan record tabel data pegawai yang ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data pegawai, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian data pegawai baru terlihat pada Gambar 8.

(7)

5) Halaman Data Customer

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data customer. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data customer berdasarkan nama customer dan alamat customer. Pada konten menu ditampilkan record tabel data customer yang ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data customer, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian data customer baru terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengisian Data Customer

6) Halaman Data Supplier

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data supplier. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data supplier berdasarkan nama supplier, kode supplier, dan alamat supplier. Pada konten menu ditampilkan record tabel data supplier yang ditambahkan tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data supplier, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian data supplier baru terlihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengisian Data Supplier

7) Halaman Data Obat/Barang

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data obat/barang. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data obat/barang berdasarkan kode, nama, merk, kategori, satuan dan tipe. Pada konten menu ditampilkan record tabel data obat/barang yang ditambahkan fitur tombol edit dan hapus. Untuk menambahkan data obat/barang, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Contoh pengisian data obat/barang baru terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Pengisian Data Obat

8) Halaman Data Pendapatan Lain

Halaman untuk menambahkan nama pendapatan lain apabila ada pendapatan lain disamping pendapatan utama dari penjualan obat/barang Apotek itu sendiri. Sebagai contoh pendapatan dari parkir, counter pulsa, dan sebagainya. Untuk menambahkan nama pendapatan lain, klik tombol Tambah pada menu bagian bawah. Tampilan menu record data pendapatan lain tampak pada Gambar 12.

Gambar 12 Menu Record Data Pendapatan Lain

9) Halaman Data Kassa/Client

(8)

Gambar 13. Pengisian Data Kassa

10) Halaman Transaksi Pembelian

Pada halaman ini dilakukan proses transaksi pembelian obat/barang yang diperoleh dari supplier. Pada menu bagian atas terdapat form pengisian transaksi pembelian yang terdiri dari pengisian nama obat/barang, potongan harga, dan qty (jumlah obat/barang yang dibeli). Untuk melakukan pembelian obat/barang, kita isikan memilih nama obat/barang yang dibeli, diisikan potongan harga jika ada (jika tidak ada diisi angka nol), dan diisi qty (jumlah obat/barang yang dibeli). Contoh pengisian pembelian obat/barang terlihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Pengisian Transaksi Pembelian

Setelah itu klik tombol Insert, maka akan muncul record item pembelian obat/barang yang dibeli pada record tabel dibawahnya seperti terlihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Hasil Pengisian Data Transaksi Pembelian

Setelah kita masukkan obat/barang yang dibeli ke dalam item pembelian, selanjutnya kita pilih nama Supplier, dan tanggal pembelian (secara otomatis tanggal diisikan tanggal sekarang). Nomor bukti dan nomor nota secara otomatis diisikan oleh sistem. Kemudian klik tombol Simpan untuk mengakhiri transaksi pembelian. Nantinya secara otomatis stock

obat/barang pada database akan bertambah sesuai jumlah obat/barang yang dibeli.

11) Halaman Stok Obat/Barang

Pada halaman ini berfungsi untuk melihat jumlah stok obat/barang, mengubah harga beli dan harga jual setiap item obat/barang serta juga dapat melakukan penambahan stok obat/barang. Pada menu bagian atas terdapat form pencarian data berdasarkan kode obat/barang, nama obat/barang, merk, kategori dan stock obat/barang. Untuk melakukan pengubahan dari data stock obat/barang, klik tombol ( ) maka akan muncul tampilan form Edit Stock lalu kita isikan harga beli baru, harga jual baru, dan tambah stock seperti terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Pengubahan Data Stock Obat/Barang

12) Halaman Laporan Harian Tiap Kasir

(9)

Gambar 17. Halaman Laporan Harian Kasir

13) Halaman Laporan Pembelian

Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan pembelian. Pencarian data berdasarkan nama supplier, tanggal, bulan dan tahun pembelian. Apabila laporan pembelian yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Pembelian, dan didapatkan tampilan seperti pada Gambar 18.

Gambar 18. Hasil Cetak Laporan Pembelian

14) Halaman Laporan Laba Penjualan

Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan laba penjualan. Pencarian data berdasarkan nama supplier, tanggal, bulan dan tahun penjualan. Apabila laporan pembelian yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Laba Penjualan, dan didapatkan tampilan seperti pada Gambar 19.

Gambar 19. Hasil Cetak Laporan Laba Penjualan

15) Halaman Laporan Pendapatan Lain

Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan pendapatan lain. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan tahun pencatatan pendapatan lain. Apabila laporan pendapatan lain yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Pendapatan Lain, dan didapatkan tampilan pada Gambar 20.

Gambar 20. Hasil Cetak Laporan Pendapatan Lain

16) Halaman Laporan Obat/Barang Terlaris

Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan obat/barang terlaris. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan tahun. Apabila laporan obat terlaris yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Barang Terlaris, dan didapatkan tampilan pada Gambar 21.

Gambar 21. Hasil Cetak Laporan Obat/Barang Terlaris

17) Halaman Laporan Stok Obat/Barang Rusak/Hilang

Halaman untuk menampilkan atau rekap laporan obat/barang rusak/hilang. Pencarian data berdasarkan tanggal, bulan dan tahun. Apabila laporan obat rusak/hilang yang dicari ingin dicetak, maka klik tombol Cetak Laporan Barang Rusak, dan didapatkan tampilan pada Gambar 22.

Gambar 22. Hasil Cetak Laporan Obat/Barang Rusak/Hilang

18) Halaman Cetak Kode Obat/Barang

Halaman untuk bantuan mencetak kode obat/barang yang ditempelkan pada kemasan produk. Dalam pengisian cetak kode obat/barang diisikan kategori maka akan muncul daftar nama obat/barang dibawahnya kemudian isikan jumlah kuantitas cetak. Untuk melakukan pencetakan, klik tombol Cetak Kode Barang maka didapatkan hasil seperti pada Gambar 23.

(10)

19) Halaman Buat Barcode

Berisikan pilihan kategori, nama barang, dan isikan qty cetak dari penamaan sandi/nomor barcode dari obat kemudian insertkan. Maka data akan segera tampil di konten bawahnya. Pengisian Buat Barcode terlihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Pengisian Buat Barcode

Untuk mencetak barcode dari item obat/barang yang dipilih maka klik tombol Cetak Barcode. Hasilnya terlihat seperti pada Gambar 25.

Gambar 25 Hasil Cetak Barcode B. Aplikasi Kasir

Pada aplikasi ini dilakukan transaksi penjualan obat/barang, pembayaran disertai pembuatan nota kwitansi, dan rekap penjualan harian tiap kasir.

1) Halaman Login

Sebelum masuk ke halaman transaksi penjualan, kasir harus login dahulu dengan mengisikan username, password, modal

awal, dan no. kassa. Tampilan halaman login terlihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Halaman Login Kasir

Jika data diisi lengkap dengan benar maka akan diarahkan ke halaman transaksi penjualan, apabila tidak benar atau data belum diisi maka akan diulang kembali pada proses login.

2) Halaman Transaksi Penjualan Kasir

Pada halaman ini dilakukan proses transaksi penjualan obat/barang yang dilakukan oleh kasir untuk melayani pembelian dari customer. Tampilan halaman transaksi penjualan kasir terlihat pada Gambar 27.

Gambar 27 Halaman Transaksi Penjualan Kasir C. Uji Coba Program

Uji Coba program yang dilakukan terdapat pada proses transaksi pembelian dan penjualan obat/barang. Transaksi pembelian dilakukan pada aplikasi admin dan transaksi penjualn dilakukan pada aplikasi kasir.

1) Uji Coba Pembelian

(11)

dan diisi qty (jumlah obat/barang yang dibeli). Contoh pengisian pembelian obat/barang terlihat pada Gambar 28.

Gambar 28 Pengisian Pembelian Obat

Setelah itu klik tombol Insert, maka akan muncul record item pembelian obat/barang yang dibeli pada record tabel dibawahnya seperti terlihat pada Gambar 29.

Gambar 29. Item Pengisian Pembelian Obat

Setelah kita masukkan obat/barang yang dibeli ke dalam item pembelian, selanjutnya kita pilih nama Supplier, dan tanggal pembelian (secara otomatis tanggal diisikan tanggal sekarang). Nomor bukti dan nomor nota secara otomatis diisikan oleh sistem. Kemudian klik tombol Simpan untuk mengakhiri transaksi pembelian. Nantinya secara otomatis stock obat/barang pada database akan bertambah sesuai jumlah obat/barang yang dibeli.

2) Uji Coba Penjualan

Uji coba penjualan ini dilakukan pada menu transaksi penjualan aplikasi kasir.

1 Pertama dilakukan penginputan item obat/barang dengan

mengisikan barcode pada textbox dengan menggunakan alat barcode reader seperti tampak pada Gambar 4.49.

Gambar 30 Pengisian item penjualan menggunakan barcode

2 Apabila obat/barang tidak memiliki barcode atau terjadi masalah dengan pembacaan barcode yang menggunakan alat barcode reader, maka penginputan item obat/barang bisa dilakukan dengan menekan tombol F7 pada keyboard kemudian diisikan kode obat/barang. Pengisian item obat/barang menggunakan kode obat/barang seperti terlihat pada Gambar 31.

Gambar 32. Pengisian item penjualan menggunakan kode obat/barang

3 Kemudian akan tampak hasilnya pada list table diatasnya.

(12)

Gambar 33. Hasil Pengisian Item Obat/Barang

4 Di bagian bawah textbox pengisian barcode terdapat

keterangan mengenai fungsi perintah untuk menjalankan program yaitu :

a. Pengisian barcode dan tekan Enter untuk

menginputkan item obat/barang yang dibeli.

b. Pengisian dan tekan F2 untuk menginputkan jumlah obat/barang yang dibeli.

c. Pengisian diisi angka nol dan tekan F2 untuk

menghapus item terakhir.

d. Tekan F6 untuk melakukan reset ulang pengisian item

penjualan.

e. Tekan F7 untuk melihat item obat/barang yang ada. Digunakan untuk mengantisipasi fungsi barcode tidak berjalan dengan baik.

f. Tekan F8 untuk merekap laporan penjualan yang

terjadi.

g. Pengisian uang yang dibayar dan tekan F9 untuk

melakukan pembayaran dan menghasilkan nota kwitansi yang diberikan kepada pembeli.

h. Tekan F10 untuk keluar dari sistem.

5 Untuk melakukan proses pembayaran, diisikan inputan

uang bayar dari pembeli kemudian tekan F9 pada keyboard. Semisal seperti contoh pada Gambar 34 diisikan uang bayar sebesar Rp 10.000,-.

Gambar 34. Pengisian Uang Pembayaran

Kwitansi pembayaran pembelian obat/barang yang diberikan kepada pembeli berisikan hari/tanggal dan waktu pembelian, no. nota, item obat/barang yang dibeli, jumlah uang bayar, jumlah uang kembali, total pembelian, potongan jika ada, dan total bayar. Nota kwitansi pembayaran dari pembelian obat/barang terlihat pada Gambar 35.

Gambar 35. Nota Kwitansi Pembelian

V. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

 Aplikasi Point of Sale Integrasi Barcode Studi Kasus Apotek ini mempunyai manfaat untuk memudahkan proses administrasi dan penjualan obat atau barang yang diintegrasikan dengan barcode reader serta memudahkan admin atau staf administrasi dalam pembuatan laporan terkait proses transaksi yang terjadi pada kegiatan Apotek.

 Pada aplikasi admin berfungsi untuk melakukan

(13)

 Aplikasi ini dilengkapi dengan pembuatan barcode untuk mengantisipasi apabila pada obat atau barang yang dibeli tidak mempunyai barcode.

Adapun saran yang dapat diberikan pada Tugas Akhir ini adalah :

 Diharapkan Apotek agar dapat meningkatkan efesiensi

kerja dan memperlancar transaksi pembelian dan laporan penjualan.

 Program ini dikembangkan lebih lanjut untuk membentuk

suatu sistem yang kompleks sesuai dengan kebutuhan.

REFERENSI

[1] Barcode Islands. Symbologies and Barcodes Information,

[2] http://www.barcodeisland.com/. Terakhir diakses tanggal 16 September 2011.

[3] Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Penerbit Andi : Yogyakarta

[4] Rosihanari. Mudah Membuat Barcode,

http://www.rosihanari.blogspot.com/php-mudah-membuat-barcode.html. Terakhir diakses tanggal 5 September 2011.

[5] Saputro, Wahju T. 2005. MyQL Untuk Pemula. Penerbit Pena Media : Yogyakarta

[6] Syafii, M,. 2004. Membangun Aplikasi berbasis PHP dan MySQL. Penerbit Andi : Yogyakarta

[7] Suyoto, Andi, M.Kom. 2007. AJAX Membangun Web dengan Teknologi ASYNCHRONOUSE JavaScript & XML. Penerbit Andi : Yogyakarta

[8] Sulhan, Moh. 2007. Pengembangan Aplikasi Berbasis Web dengan PHP & ASP. Penerbit Gava Media : Yogyakarta

[9] Welling, Luke & Laura Thompson. 2003. PHP and MySQL Web Development. Second Edition. USA : Sams Publishing

Gambar

Gambar 1 Barcode EAN-13
Gambar 2. DFD
Gambar 6. Pengisian Data Pengguna
Gambar 10. Pengisian Data Supplier
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

[r]

Kekuatan bending dan ketangguhan impak komposit meningkat sampai fraksi volume nanosilika 30% karena filler nanosilika dapat menyebar secara merata dan dapat

Proses kain endek di pertenunan Putri Ayu dapat di tarik simpulan berikut :untuk memvisualisasikan proses pembuatan kain endek penulis melakukan observasi atau pengamatan

5) Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKPDes) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat

Influence of Tempe Liquid Waste Application on Nitrogen, Phosphor Residues and Uptake, Growth and also Production of Mustard Green ( Brassica juncea L.) at Andisol Cangar

Keanekaragaman budaya Indonesia dapat diangkat menjadi program unggulan pendidikan melalui pembelajaran yang mengangkat tema tentang etnosains sehingga dapat memperkokoh jati

Pandhu Pramawata, (2013) dalam penelitian tentang pengaruh jenis pahat, sudut potong pahat, dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dan kekerasan pada proses