RESPON MASYARAKAT DAERAH PERBATASAN KALIMANTAN
BARAT – SERAWAK (PALOH) TERHADAP PERINGATAN DINI
CUACA EKSTRIM BMKG SEBAGAI LANGKAH AWAL UNTUK
MENGURANGI RESIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI
PEOPLE RESPONSE WESTERN CONFINE OF BORNEO – SERAWAK (PALOH) TO
EARLY WARNING EXTREME WEATHER BMKG AS A FIRST MEASURE
TO REDUCE THE RISK OF HYDROMETEOROGICAL DISASTER
YOSEF LUKY D. PRASETYA
Stasiun Meteorologi Paloh Jl. Bandar Udara Liku Paloh Sambas 79466 Email : [email protected]
ABSTRAK
Wilayah Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan berada pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia serta memiliki iklim tropis membuat indonesia menjadi wilayah yang unik dan spesifik serta mempunyai banyak peristiwa bencana alam. Peristiwa-peristiwa seperti Gempa Bumi, Hujan Lebat, dan Angin Kencang telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat baik moral maupun material. Selain faktor alam hal ini juga disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cuaca. BMKG sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika terus berupaya untuk menyelenggarakan fungsinya sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku salah satunya penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana alam. Namun kenyataan yang terjadi adalah masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan Informasi peringatan dini cuaca yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat efektivitas pelayanan BMKG berkaitan dengan peringatan dini cuaca pada respon masyarakat di daerah bencana. Responden yang dipilih adalah masyarakat di kecamatan Paloh-Sambas sebanyak 40 orang dengan berbagai latar belakang. Untuk mencari respon masyarakat maka digunakan metode Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa respon masyarakat Paloh-Sambas terhadap informasi peringatan dini Cuaca yang dikeluarkan BMKG adalah Kurang Baik berkaitan dengan kecepatan, ketepatan waktu, keakuratan dan kemudahan mendapatkan informasi cuaca.
Kata kunci : Bencana alam, Informasi Peringatan Dini, Respon Masyarakat
ABSTRACT
Indonesia which consist of thousands of islands and is located at the confluence of three tectonic plate in the world and has a tropical climate makes Indonesia a unique and specific areas have many events disasters. Events such as Earthquakes, Heavy Rain and Strong Winds have caused harm to the people morally and materially. In addition to natural factors it is also due to a lack of public knowledge about the weather. BMKG as a goverment agency in charge of Meteorology, Climatology, Air Quality and Geophysic continues its efforts to organize its functions as stipulated in the legislation in force one of them to deliver information and early warning to the agency and the parties involved and the public with regard to natural disasters. But the reality of the matter is there are many people who are less concerned with the weather early warning information is issued. This study aims to assess the effectiveness of services related BMKG early warning weather on the public response in the affected areas. Respondents were selected communities in the district are Paloh-Sambas 40 people with various backgrounds. To find public response method ia used Community Satisfaction Indek (IKM). Based on the research conducted, it can be seen that the response of the public Paloh-Sambas to imformation weather warning issued BMKG is Not Good deals with speed, timeliness, accuracy and ease of getting weather information.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil, membujur dari barat ke timur dan melintang dari utara ke selatan, yang dilalui garis khatulistiwa. Selain kondisi tersebut pergeseran pola iklim global pun membuat kawasan Indonesia perlahan-lahan mendekati pola iklim wilayah tropis baru (new tropical region). Berdasarkan kondisi tektonik, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Kondisi wilayah, posisi geografis, pengaruh perubahan pada tingkat global, regional maupun lokal, dan kondisi tektonik Indonesia telah menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang unik dan spesifik yang tidak dapat ditemukan pada wilayah-wilayah lain di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang subur, memiliki iklim tropis, hutan tropis yang lebat, dan kaya akan bahan tambang. Namun disisi lain, Indonesia mempunyai banyak peristiwa bencana alam, keadaan tersebut berdampak pada aspek meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Beberapa bencana tersebut antara lain diakibatkan oleh :
1. Kompleksitas karakter iklim dan cuaca yang terjadi;
2. Pencemaran udara/polusi udara;
3. Dinamika atmosfer yang dapat menimbulkan gangguan seperti badai tropis dan hujan lebat disertai angin kencang;
4. Rentan terhadap terjadinya bencana geologis yang sulit diduga, antara lain tanah longsor, gempabumi besar dan merusak, dan apabila terjadi di bawah laut dapat berpotensi menimbulkan tsunami.
Menjawab tantangan tersebut diatas BMKG yaitu sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang mempunyai tugas pemerintah di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika menyelenggarakan fungsinya sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2008) salah satunya penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika (MKKuG) diperlukan penanganan secara terpadu dengan melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan di bidang MKKuG, diantaranya masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, dengan prinsip-prinsip keterpaduan, kesetaraan, dan berkomitmen agar penyelenggaraan penanganan
fenomena MKKuG dapat efektif, efisien, dan berkelanjutan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika. Dalam penyelenggaraan penanganan fenomena MKKuG tersebut diperlukan perencanaan yang komprehensif, yang mengakomodasikan berbagai kepentingan dari stakeholders maupun masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan di bidang MKKuG, BMKG telah banyak memberikan informasi baik dikalangan instansi pemerintah maupun masyarakat secara umum, diantaranya : pelayanan informasi di bidang penerbangan, pelayaran, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam maupun bidang konstruksi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas tentang kondisi geografis Indonesia, keadaan cuaca, serta peran BMKG. Maka, dapat disimpulkan permasalahan yang timbul akibat peringatan dini yang dikeluarkan BMKG sebagai instansi masalah tersebut di atas, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji tingkat efektivitas pelayanan BMKG berkaitan dengan peringatan dini cuaca pada respon masyarakat di daerah bencana.
1.4. Landasan Teori
1.4.1. Bencana Hidrometeorologi
Bencana hidrometeorologi (bencana alam meteorologi) adalah bencana alam yang berhubungan dengan iklim. Bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan.
Beberapa penelitian menunjukkan, perubahan iklim di Indonesia telah membawa perubahan pola musim lokal. Rata-rata jumlah hujan pada musim hujan (Oktober-Maret untuk wilayah Jawa) adalah 80% dari jumlah hujan tahunan. Perubahan pola musim terjadi dengan bertambah lamanya musim kering dan meningkatnya rasio jumlah hujan pada musim hujan terhadap musim kering yang meningkat di atas 80%. Kondisi ini semakin diperparah oleh penurunan akumulasi total hujan tahunan secara persisten hampir di seluruh wilayah Indonesia dalam lima dekade terakhir sehingga potensi air tercurah berkurang.
Meningkatnya bencana hidrometeorologi tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim global, namun juga karena kesalahan pengelolaan lingkungan. Laporan Kajian Ke-4 IPCC tahun 2007 membuktikan, iklim global terus berubah karena kegiatan manusia. Degradasi lingkungan akibat kegiatan manusia menyebabkan meningkatnya bencana hidrometeorologi. Di Indonesia, terlihat dari laju kerusakan hutan yang lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemerintah merehabilitasi lahan. Misalnya, selama 2003–2006, laju kerusakan hutan 1,17 juta hektar per tahun. Sementara kemampuan pemerintah merehabilitasi hutan dan lahan setiap tahun hanya sekitar 450.000 hektar dan tingkat keberhasilan penanaman pohon dalam rehabilitasi hutan dan lahan tidak mencapai 100% sehingga degradasi hutan dan lahan menjadi lebih besar
1.4.2. Cuaca Ekstrim
Cuaca Ekstrim adalah keadaan atau fenomena fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim. BMKG mengkategorikan cuaca termasuk ekstrim apabila :
Suhu Udara permukaan ≥ 35° C
Kecepatan Angin ≥ 25 knots
Curah Hujan dalam 1 hari ≥ 50 mm
Cuaca ekstrim terjadi karena suhu permukaan air laut meningkat sehingga mempercepat terjadinya penguapan yang membentuk awan hujan. Akibatnya hujan terus menerus terjadi sepanjang tahun. Penyebab utama cuaca ekstrim adalah adanya ekspansi vertikal awan, curah hujan yang meningkat dan berpeluang menyebabkan puting beliung. Cuaca ekstrim terjadi karena siklus basah dan kering yang terlalu cepat akibat La Nina dan pemanasan global.
Beberapa contoh cuaca ekstrim
La nina
Curah Hujan yang tinggi dan terus-menerus terjadi disebabkan oleh fenomena La Nina. La nina muncul karena suhu muka laut di pasifik bagian timur lebih dingin dari biasa. Ketika La nina muncul, bagian sebelah barat pasifik mengalami peningkatan curah hujan sementara bagian sebelah timur pasifik mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado. Rata-rata kecepatan angin tornado mencapai hingga400 km/jam serta lebar cerobong antara 15 -365 meter. Angin tornado memiliki potensi dayarusak yang sangat dahsyat dan dapat menyebabkan kerusakan segala benda yang dilaluinya.
Tanah Longsor
Tanah longsor akibat curah hujan yang tinggi pada daerah yang rawan tanah longsor seperti perbukitan atau gunung yang gundul.
Angin Puting Beliung
Gejala awal angin puting beliung adalah udara terasa panas dan gerah, di langit tampak ada pertumbuhan awan cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol, awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (Awan Cumulunimbus), ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang. durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama 1 jam.
Beberapa dampak dari cuaca ekstrim adalah :
Kondisi Kesehatan
bisa disamakan dengan kejadian penyakit biasa.
Kondisi Sosial
Salah satu contoh akibat perubahan iklim adalah banjir. Banjir yang menenggelamkan tempat tinggal manusia membuat manusia mengungsi. Dalam kondisi darurat seperti itu, akan timbul kepanikan. Selain itu, pada kondisi darurat manusia tidak lagi memikirkan orang lain, yang menjadi prioritas utamanya adalah bagaimana caranya agar dirinya, keluarganya, dan hartanya dapat diselamatkan. Tidak jarang manusia menginjak hak orang lain asal kebutuhan keluarganya dapat dipenuhi, walaupun hak orang yang diinjak tersebut adalah hak tetangganya
Kondisi Lingkungan
Perubahan Iklim terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan. Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (uap air, CO2, NOx, CH4, dan O3) di atmosfer akibat aktifitas pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan pada akhirnya memicu perubahan iklim.
1.4.3. Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
Peringatan Dini cuaca ekstrim adalah serangkaian kegiatan pemberian informasi sesegera mungkin kepada masyarakat yang berisikan tentang prediksi peluang terjadinya cuaca ekstrim. Peringatan dini cuaca ekstrim dilakukan terhadap cuaca ekstrim yang terjadi di darat dan cuaca ekstrim yang terjadi di laut.
Peringatan dini cuaca ekstrim di darat
jarak pandang mendatar ekstrim, dan/atau
suhu udara ekstrim
Peringatan dini cuaca ekstrim di laut meliputi unsur
jarak pandang mendatar ekstrim,
Pembuatan peringatan dini cuaca ekstrim berdasarkan hasil prediksi cuaca ekstrim dan berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh melalui radar cuaca, satelit cuaca dan alat pengamatan lain. Peringatan dini cuaca ekstrim dibuat dan dilakukan dengan hati-hati cermat dan dalam waktu yang singkat sampai kepada masyarakat melalui media massa, intansi terkait, dan kepada jajaran Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika secara berjenjang sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
Peringatan dini cuaca ekstrim dapat disampaikan melalui :
layanan pesan singkat (sms) dibuat berdasarkan format yang telah ditentukan.
telepon gelombang dingin dan panas yang mempengaruhi seluruh dunia merupakan fenomena cuaca. Betapa ganasnya cuaca merenggut jiwa dan harta benda dapat kita lihat pada bencana banjir Jakarta tahun ini (17/1), kerugian materi ditaksir mencapai 20 triliun, 20 korban jiwa, dan 50 ribu pengungsi. Kerugian sebesar itu, dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itu pengamatan cuaca, tindakan yang cepat dan tepat dari pemerintah beserta seluruh elemen masyarakat menjadi solusi menghadapi ganasnya cuaca. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) senantiasa memberikan informasi hasil pengamatan cuaca kepada instansi pemerintah lainnya, masyarakat, bahkan penduduk dunia. Hal ini untuk mengantisipasi akan terjadinya bencana akibat cuaca yang merugikan kita semua. Seperti kejadian banjir Jakarta 17 Januari 2013, peringatan akan tingginya intensitas hujan pada bulan Januari 2013 telah diberikan pada jauh hari sebelum kejadian walaupun intensitasnya tidak setinggi pada banjir tahun 2007.
prakiraan awal musim. Produk atau hasil dari pengelolaan cuaca dan iklim tersebut diperoleh melalui pengamatan data di lapangan / di stasiun, analisis, pengelolaan data dan penyusunan informasi diperoleh melalui usaha yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga hasil tersebut merupakan usaha bangsa Indonesia dalam kaitan pengelolaan cuaca untuk segala kebutuhan. Maksud dan tujuan dari hasil produk BMKG adalah untuk melakukan informasi sedini mungkin bagi masyarakat pengguna jasa agar dapat melakukan perencanaan terhadap kondisi cuaca / iklim di masa datang. Informasi cuaca / iklim yang dikeluarkan oleh BMKG telah melibatkan berbagai metode dengan melihat perkembangan kondisi lingkungan yang terjadi. Informasi cuaca tersebut juga dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh ( Rojad, 2001 dirujuk dalam Dian, 2008). Respon Individu terhadap sesuatu dapat diberikan dalam diberikan dapat diliat dari perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh masyarakat tersebut, perubahan ini meliputi perubahan perilaku pada : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan (practise) ( Roza, 2002 dirujuk dalam Dian, 2008). Hubungan antara konsep pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam kaitannya dengan suatu kegiatan tidak dapat dipisahkan. Adanya pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang akan diwujudkan dalam suatu bentuk tindakan ( Van Den Ban dan Hawkins, 199 dalam Dian, 2008).
Respon yang ditunjukkan oleh masyarakat terhadap penerimaan suatu proyek/kegiatan berbeda-beda. Perbedaan respon yang ditunjukkan masyarakat terhadap kegiatan tersebut dapat dilihiat dari tahapan yang disebut proses adopsi. Proses-proses adopsi tersebut terdiri atas 5 tahap, yaitu ( Mardikanto dan Sutarni, 1982 dalam Dian, 2008):
Tahap Sadar (awareness stage)
Masyarakat menyadari adanya suatu ide baru, tetapi tidak mempunyai informasi tentang ide baru tersebut.
Tahap Minat (interest stage)
Masyarakat mulai berminat dengan adanya inovasi dan mempunyai informasi tentang ide baru tersebut.
Tahap Evaluasi (evaliation stage)
Masyarakat mengaplisikan ide baru di dalam di dalam kehidupannya dan mengantisipasi situasi yang akan datang dan memutuskan untuk mencoba atau tidak
Tahap percobaan (trial stage)
Masyarakat mulai menerapkan ide-ide baru tersebut dalam skala kecil dan menetapkan kegunaannya pada situasi yang ada.
Tahap Adopsi (adoption stage)
Masyarakat menggunakan dan menerapkan ide baru secara terus-menerus pada skala yang penuh
Perbedaan respon terhadap perubahan yang ditunjukkan oleh masyarakat yang terlibat dalam sebuah program ada 3 macam, yaitu ( Sajogyo, 1984):
Respon Positif
Terjadi jika individu dalam masyarakat tersebut terdorong untuk ikut serta mengambil bagian dalam seluruh perencanaan dan pemenuhan program.
Respon Negatif
Terjadijika unsur pembaharuan tidak berhasil membuat masyarakat tersebut ikut serta, baik dalam perencanaan maupun dalam pemenuhan program.
Respon Netral
Terjadi jika pengikutsertaan masyarakat tidak relevan dengan hasil rencana tersebut.
1.4.6. Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah daya dan infotmasi tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapan masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
masyarakat dari pelayanan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG secara umum.
2.2. Lokasi dan Obyek Penelitian
Lokasi penelitian ini tepatnya di sekitar Stasiun Meteorologi Paloh Kabupaten sambas yang merupakan salah satu UPT BMKG di Kalimantan Barat. Dan yang dijadikan sebagai obyek penelitian ini adalah masyarakat dan intansi terkait di sekitar Stasiun Meteorologi Paloh.
2.3. Jenis dan Sumber Data 2.3.1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang berbentuk kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka-angka, skala-skala, tabel-tabel, formula dan sebagainya yang menggunakan
Yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber primer, diperoleh melalui responden yaitu masyarakat yang memberikan data berupa kata kata atau kalimat pernyataan atau memberikan jawaban dalam kuesioner di sekitar daerah Paloh – sambas yang dijadikan sampel.
Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, buku, makalah, monografi dan lain-lain terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data yang lain juga didapat dari arsip, sebagai sumber data dalam bentuk dokumen, data statistik dan naskah-adalah kuesioner. Kuesioner diharapkan sebagai alat ukur penelitian yang digunakan untuk mencapai kebenaran dan mendekati kebenaran. Sehingga dari angket inilah data utama yang berhubungan dengan masalah peneletian dapat diselesaikan.
Teknik pengukuran dalam instrumen dalam pengukuran ini akan menggunakan skala likert. Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya cheklist atau tanda silang
pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan.
Selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Untuk pemberian skor pada skala Likert berarah dari positif ke negatif. Sedangkan untuk skala negatif, kemungkinan skor tersebut menjadi sebaliknya bergantung pada arah pertanyaan yang diberikan.
Tabel 1. Bobot Penilaian Skala Likert
No Mutu Skor
Dalam penelitian ini teknis analisis datanya dilakukan dengan menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan. Dalam perhitungan IKM 12 unsur atau indikator yang di uji. Setiap unsur pelayanan mempunyai penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut :
=
Jumlah Bobot
Jumlah Unsur
=1
12
=
0.083
(1)Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu diantara 25 - 100 maka hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut :
IKM Unit Pelayanan X 25 (3)
Hasil perhitungan di atas dikaterogikan sebagai berikut :
Tabel 2.
Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM
2 1.76 - 2.50 43.76-62.5 C KurangBaik
3 2.51 - 3.25 62.51-81.25 B Baik
4 3.26 - 4.00 81.26-100.0 A Sangat Baik Sumber : KEP. MenPAN
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Deskripsi Lokasi
Stasiun Meteorologi Paloh merupakan salah satu UPT BMKG yang terletak di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengamatan, pengumpulan, pengolahan, analisis, pelaporan, pelayanan, serta pengarsipan data hasil pengamatan meteorologi dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Meteorologi klimatologi, dan Geofisika.
3.1.2. Pelayanan Jasa Peringatan Dini Cuaca Stasiun Meteorologi Paloh
Stasiun Meteorologi Paloh merupakan stasiun kelas 3 di lingkungan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika yang mempunyai tugas salah satunya melakukan pengamatan cuaca. Untuk mengembangkan tugas yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pengamatan cuaca, maka mulai bulan Januari 2013 stasiun Meteorologi Paloh melaksanakan kegiatan prakiraan cuaca untuk daerah Paloh dan Kabupaten Sambas serta ditunjang dengan informasi Peringatan dini Cuaca Ekstrim dan cuaca perairan. Pelayanan jasa peringatan dini cuaca buruk / ekstrim disampaikan oleh Stasiun Meteorologi Paloh sesegera mungkin kepada masyarakat dan instansi terkait yang berisikan tentang prediksi peluang terjadinya cuaca ekstrim. Peringatan dini cuaca ekstrim yang disampaikan meliputi cuaca ekstrim yang terjadi di darat dan di laut diantaranya :
angin puting heliung
jarak pandang mendatar ekstrim, dan/atau
suhu udara ekstrim dikeluarkan oleh stasiun meteorologi Paloh dibuat berdasarkan hasil prediksi cuaca ekstrim dengan mempertimbangkan gejala fisis atau dinamis atmosfer yang cenderung akan memburuk atau menjadi ekstrim sesuai skala meteorologi, selain itu juga mempertimbangkan unsur fenomena yaitu fenoma global, regional, dan lokal. Stasiun Meteorologi Paloh juga mengeluarkan peringatan dini berdasarkan informasi dari BMKG pusat dan Stasiun Meteorologi Penerbangan atau Maritim terdekat.
Stasiun Meteorologi Paloh melaksanakan pemantauan cuaca ekstrim berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh melalui satelit cuaca, informasi BMKG dan stasiun meteorologi terdekat serta informasi dari internet. Peringatan Dini cuaca ekstrim atau buruk yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Paloh pertama kali dilaksanakan pada
3.1.3. Diseminasi Produk Peringatan Dini Cuaca
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh Stasiun Meteorologi Paloh dalam proses penyebarluasan informasi peringatan dini cuaca buruk diantaranya :
sms
telepon
faksimil
website
masyarakat Paloh, salah satunya adalah pelayanan Jasa peringatan dini cuaca ekstrim. Stasiun Meteorologi Paloh juga menampilkan prakiraan cuaca harian untuk daerah Paloh dan Kabupaten sambas. Dengan adanya prakiraan cuaca tersebut masyarakat Paloh cukup antusias dalam mengunjungi website ini untuk mengamati cuaca harian yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang sudah mencapai 1300 an orang.
Gambar 1. Contoh Prakiraan cuaca stasiun Meteorologi Paloh
Gambar 2. Contoh Peringatan Dini Cuaca Perairan Stasiun Meteorologi Paloh
3.1.4. Penerima/Pengguna Jasa Produk Peringatan dini Cuaca
Peringatan dini cuaca ekstrim yang dikeluarkan stasiun Meteorologi Paloh disampaikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan diantaranya :
Masyarakat dan Nelayan melalui Radio di sekitar Stamet Paloh
Instansi terkait seperti Kantor camat, Koramil, dan Polsek serta UPT Dinas Perkebunan.
Stasiun Meteorologi Penerbangan dan Maritim terdekat
Stasiun Koordinator di wilayah Kalimantan Barat.
Gambar 3. Radio Selimpai Paloh Sebagai Salah Satu Sarana Penyebarluasan Informasi
Peringatan Dini
Gambar 4. Masyarakat Nelayan Sebagai Salah Satu Pengguna Jasa Informasi Peringatan Dini
3.1.5. Format Produk Peringatan Dini Cuaca Peringatan dini cuaca, perairan dan prakiraan cuaca harian yang dikeluarkan stasiun meteorologi Paloh dibuat mengikuti format penyampaian sesuai dengan contoh pada Lampiran 1.
3.1.6. Frekuensi Pengiriman Produk
Peringatan Dini Cuaca
Frekuensi pengiriman Peringatan dini Cuaca adalah berdasarkan prediksi kejadian cuaca ekstrim yang akan terjadi di daerah Paloh Kabupaten Sambas. Apabila tidak ada prediksi kejadian cuaca ekstrim, maka stasiun meteorologi Paloh tidak akan mengeluarkan Peringatan dini cuaca ekstrim. Pada tahun 2013 Stasiun Meteorologi Paloh mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim sebanyak 21 kali.
3.1.7. Catatan Kejadian Cuaca Buruk/Ekstrim Catatan Kejadian cuaca ekstrim berupa cuaca ekstrim hujan lebat dengan intensitas lebih dari 50 mm/ hari, . Suhu Udara Ekstrim ≥ 35°C, dan kecepatan angin ≥ 25 knot yang terjadi di sekitar Paloh-Sambas selama 3 tahun terakhir dapat diketahui berdasarkan tabel 3, tabel 4,dan tabel 5.
3.1.8. Contoh Kasus Kejadian Cuaca Ekstrim Ada beberapa contoh kasus kejadian cuaca ekstrim yang terjadi di daerah Paloh - Kabupaten sambas dibuktikan dengan beberapa catatan kejadian, salah satunya hujan lebat dengan curah hujan mencapai 178.5 mm yang terjadi pada tanggal 5 Juli 2013 disertai dengan analisanya. pada Lampiran 2.
3.1.9. Catatan/Rekap Produk Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
Peringatan Dini Cuaca Ekstrim perairan dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Paloh berdasarkan data dan informasi dari BMKG pusat dan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrim berupa hujan lebat, suhu ekstrim dan angin kencang mulai dikeluarkan dan disebarkan oleh Stasiun Meteorologi Paloh pada bulan Januari 2013 karena berkaitan dengan adanya kegiatan prakiraan cuaca.
Tabel 3. Curah Hujan Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
2011 2012 2013
Tanggal CH (mm) Tanggal CH (mm) Tanggal CH (mm)
9 Januari
Tabel 4. Suhu Udara Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
2011 2012 2013
Tanggal Suhu (°C) Tanggal Suhu (°C) Tanggal Suhu (°C) 10 Mei
Tabel 5. Kecepatan Angin Ekstrim di Paloh 3 Tahun Terakhir
2011 2012 2013
2 Mei 26 - - -
-Sumber : Stamet Paloh
3.2. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian Indeks Kepuasan Masyrakat (IKM) terhadap peringatan dini cuaca ekstrim yang dikeluarkan BMKG didasarkan pada indikator-indikator yang berjumlah 12 indikator-indikator. Indikator-indikator tersebut adalah Indikator kebutuhan informasi layanan, kemanfaatan pelayanan, kesesuaian pelayanan, kecepatan pelayanan, keakuratan pelayanan, ketepatan waktu pelayanan, kepahaman pelayanan yang diberikan, kemudahan pelayanan, kepuasan pelayanan, keseringan mengakses informasi pelayanan, kepedulian terhadap informasi pelayanan, dan, perhatian terhadap informasi yang diberikan.
Indeks kepuasan masyarakat digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim yang telah dikeluarkan BMKG. Indeks ini digunakan sebagai tolok ukur dari kualitas pelayanan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG apakah sudah sesuai dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Kepuasan masyarakat dapat diketahui dengan melihat kualitas pelayanan dari masing-masing indikator yang telah ditentukan, Setiap item dalam satu indikator dianalisis, kemudian skor keseluruhan item dalam satu indikator tersebut dicari rata-ratanya untuk menganalisis kualitas dari kinerja setiap indikator. Setelah semua indikator diukur baru kemudian total skor keseluruhan dari 12 indikator yang ada dalam penelitian ini dicari rata-ratanya untuk menentukan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan peringatan dini Cuaca Ekstrim BMKG.
3.2.1. Analisis Indikator Kepuasan Masyarakat Pengukuran kualitas pelayanan Peringatan Dini cuaca Ekstrim BMKG ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 40 responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan pendapat masing-masing responden tentang pelayanan yang diterimanya. Pengumpulan data dengan instrumen kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Juni 2013 sampai dengan 25 Juni 2013. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden atau 12 orang (30%) adalah tamatan SMA dan Tamat SD yaitu sebanyak 10 responden (25%). Sementara bila dilihat dari pekerjaan responden didominasi oleh nelayan yaitu sebanyak 11 orang responden (27.5%) dan petani yang mencapai 10 orang atau 25 persen. Kodisi seperti ini mencerminkan
kehidupan sosial ekonomi responden yang rata-rata adalah masyarakat menengah kebawah. Namun dalam Tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa ada 9 orang responden yang tingkat pendidikannya adalah akademi atau perguruan tinggi dan 5 responden adalah PNS. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di kecamatan Paloh Sambas tidak hanya bekerja sebagai nelayan dan petani namun sudah banyak pekerjaan lain.
Tabel 6. Kondisi Sosial Ekonomi responden
Kondisi Sosial
Sumber : Data Primer, diolah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data seperti yang terlihat dalam Tabel 7 berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 orang terdiri dari 24 orang (60 %) responden laki-laki dan 16 orang (40%) responden perempuan. Sementara bila dilihat berdasarkan status maritalnya maka mayoritas responden atau 25 orang (62.5%) sudah menikah dan yang belum menikah berjumlah 15 responden (37.5%)
Tabel 7. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik
Responden Frekuensi Prosentase (%) Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan 2416 6040
Status Marital
Belum Menikah 15 37.5 Sumber : Data Primer, diolah
Berikut ini akan disajikan hasil temuan dalam penelitian ini mengenai kepuasan masyarakat akan peringatan dini cuaca ekstrim yang dikeluarkan oleh BMKG.
1. Kebutuhan Informasi Layanan
Berdasarkan data hasil penelitian dan setelah dilakukan tabulasi data maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden di daerah Paloh-Sambas menyatakan bahwa mereka membutuhkan informasi peringatan dini cuaca yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, dengan prosentase sebesar 65 % atau 26 orang menyatakan butuh, 25% atau 10 Orang menyatakan sangat butuh, dan sisanya 10% atau 4 orang menyatakan kadang-kadang butuh seperti terlihat pada tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Kebutuhan Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat paloh membutuhkan informasi cuaca untuk menunjang kegiatan sehari-hari oleh karena itu BMKG sebagai intansi yang berwenang sebagai penyedia informasi cuaca dituntut untuk selalu aktif berperan dalam hal informasi peringatan dini cuaca ekstrim yang berguna bagi masyarakat.
2. Kemanfaatan Pelayanan
Berdasarkan hasil kuisoner yang telah diisi oleh responden diperoleh data hasil penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 9. yang berkaitan dengan Kemanfaatan Pelayanan Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas responden (72%) atau 29 orang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG bermanfaat, 6 orang atau 15 % menyatakan sangat bermanfaat dan hanya sebagian kecil responden 5 orang atau 13 % yang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG kurang bermanfaat.
Tabel 9. Tingkat kemanfaatan Informasi Peringatan Dini
Tingkat
Kemanfaatan frekuensi Prosentase (%) Bermanfaat
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Informasi peringatan dini cuaca memang sangat penting bagi kehidupan manusia, selain bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari Informasi peringatan dini cuaca ekstrim juga sangat diperlukan apabila ada indikasi cuaca buruk seperti hujan lebat atau angin kencang sehingga masyarakat dapat mempersiapkan terlebih dahulu apabila ada cuaca buruk tersebut.
3. Kesesuaian Pelayanan
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Kesesuaian Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 10. Tingkat Kesesuaian Informasi Peringatan Dini
Tingkat
kesesuaian Frekuensi Prosentase(%) Kurang Sesuai
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan tabel 10, dapat diperoleh gambaran mengenai tingkat kesesuaian informasi layanan peringatan dini yang diterima oleh masyarakat, dimana 47.5% responden menyatakan kurang sesuai, 42.5% responden menyatakan sesuai. Sedangkan masing-masing 5% responden menjawab sangat sesuai dan tidak sesuai.
Responden yang menyatakan informasi peringatan dini cuaca BMKG kurang sesuai bagi mereka disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya kepedulian masyarakat akan penggunaan informasi peringatan dini tersebut.
4. Kecepatan Pelayanan
Tabel 11. Tingkat Kecepatan Informasi
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Tabel 11 di atas menyatakan bahwa sebagian besar atau sekitar 55% (22 orang) masyarakat Paloh Sambas kurang cepat dalam menerima Informasi peringatan dini Cuaca BMKG, 27.5 % (11 orang) menyatakan bahwa Informasi peringatan dini cuaca yang didapatkan cepat, 15 % (6 orang) responden menyatakan tidak cepat, dan hanya 2.5% (1 orang) yang menyatakan sangat cepat.
Bagi masyarakat Paloh Sambas yang terletak di pesisir pantai informasi peringatan dini cuaca memang sangat penting, karena sangat bermanfaat bagi para nelayan untuk pergi melaut. Informasi yang menurut masyarakat kurang cepat sampai kepada mereka bisa disebabkan karena media perantara penyebarluasan informasi peringatan dini cuaca kurang akrab bagi mereka, Stamet Paloh sebagai UPT BMKG di paloh menggunakan radio sebagai media penyebarluasan informasi peringatan dini cuaca. Jadi masyarakat juga harus aktif mencari informasi peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG.
5. Keakuratan Pelayanan
Berdasarkan hasil kuisoner yang telah diisi oleh responden diperoleh data hasil penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 12. yang berkaitan dengan Keakuratan Pelayanan Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas responden (45%) atau 18 orang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG kurang akurat, 12 orang atau 30 % menyatakan akurat, 17.5 % (7 orang) menyatakan tidak akurat dan hanya 3 orang atau 7.5 % yang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG sangat akurat.
Tabel 12. Tingkat Kecepatan Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Keakuratan Informasi peringatan dini cuaca memang menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, salah satunya masyarakat Paloh yang bekerja sebagai nelayan. Bagi mereka pekerjaan sebagai nelayan bergantung pada cuaca yang terjadi, apabila terjadi cuaca buruk maka dipastikan mereka tidak akan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan keakuratan informasi cuaca yang diberikan maka akan memudahkan para nelayan untuk memastikan apakah mereka akan melaut atau tidak. Oleh karena itu, BMKG akan terus berupaya memberikan Umumnya masyarakat menginginkan bahwa Informasi cuaca dapat mereka dapatkan dengan cepat, tepat, dan akurat selain itu juga mudah didapatkan dimana saja dan kapan saja.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Ketepatan Waktu Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 13. Tingkat Ketepatan Waktu Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan tabel 13 di atas. penelitian yang berkaitan dengan Ketepatan Waktu Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas responden (42.5%) atau 17 orang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG kurang tepat, 12 orang atau 30 % menyatakan tidak tepat, 9 orang menyatakan tepat dan hanya 2 Orang responden atau 5 % yang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG sangat tepat.
Banyak istilah - istilah Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang digunakan oleh BMKG dalam penyampaian Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan masyarakat sebagai orang awam banyak tidak mengerti sehingga bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Kepahaman tentang Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 14. Tingkat Kepahaman Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Tabel 14 di atas menyatakan bahwa sebagian besar atau sekitar 42.5% atau 17 orang masyarakat Paloh Sambas kurang paham dalam menerima Informasi peringatan dini Cuaca BMKG, 40 % (16 orang) menyatakan bahwa mereka paham Informasi peringatan dini cuaca , 15 % (6 orang) responden menyatakan tidak paham, dan hanya 2.5% (1 orang) yang menyatakan sangat paham.
8. Kemudahan Pelayanan
Dalam penyebarluasan atau penyampaian Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim, BMKG menggunakan berbagai media seperti radio, televisi, website, elektronik maupun media cetak. Bagi masyarakat Paloh tidak semua media tersebut bisa mereka dapatkan dengan mudah.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Kemudahan mendapatkan Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 15. Tingkat Kemudahan Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan tabel 15 di atas. penelitian yang berkaitan dengan Kemudahan mendapatkan Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas responden (47.5%) atau 19 orang menyatakan bahwa kurang mudah dalam mendapatkan Informasi peringatan dini cuaca ekstrim BMKG, 13 orang atau 32.5 % menyatakan mudah, 5 orang menyatakan tidak mudah dan hanya 3 Orang responden atau 7.5 % yang menyatakan bahwa peringatan dini cuaca ekstrim BMKG didapatkan dengan sangat mudah.
9. Kepuasan Pelayanan
Berdasarkan data hasil penelitian dan setelah dilakukan tabulasi data maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden di daerah Paloh-Sambas 60 % (24 orang) menyatakan bahwa mereka kurang puas terhadap informasi peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG, 32.5% atau 13 Orang menyatakan puas, 2% (5 orang) menyatakan tidak puas dan sisanya hanya 2.5% atau 1 orang yang menyatakan sangat puas seperti terlihat pada tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Kepuasan Informasi Peringatan Dini
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Kepuasan masyarakat dalam hal Informasi peringatan dini cuaca ekstrim menyangkut juga masalah kecepatan, keakuratan, dan ketepatan waktu. Apabila 3 hal ini sudah terpenuhi maka otomatis masyarakat akan merasakan puas terhadap informasi peringatan dini yang dikeluarkan.
10. Keseringan Mengakses
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Keseringan mengakses/menerima Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 17. Tingkat Keseringan
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan tabel 17 di atas, penelitian yang berkaitan dengan Keseringan mengakses/menerima Informasi peringatan Dini cuaca ekstrim. Mayoritas responden (47.5%) atau 19 orang menyatakan kurang sering mengakses/menerima peringatan dini cuaca ekstrim BMKG, 12 orang atau 30 % menyatakan tidak sering, 8 orang menyatakan sering dan hanya 1 Orang responden atau 2.5 % yang menyatakan sering mengakses/menerima peringatan dini cuaca ekstrim BMKG.
11. Kepedulian Terhadap Orang Lain Tidak semua masyarakat Paloh mengerti tentang Informasi Peringatan Dini cuaca umumnya mereka yang tidak mengerti karena tidak mengetahui cara mendapatkannya sehingga mereka tidak peduli akan pentingnya Informasi Peringatan dini cuaca tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan masyarakat lain yang peduli terhadap Informasi Peringatan Dini cuaca untuk dianjurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Kepedulian terhadap orang lain mengenai Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 18. Tingkat Kepedulian Terhadap Oranglain Mengenai Informasi Peringatan Dini
Tingkat Kepedulian
Terhadap Orang lain frekuensi Prosentase(%)
Tidak Menganjurkan
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
Berdasarkan tabel 18, dapat diperoleh gambaran mengenai tingkat Kepedulian Terhadap Orang lain Mengenai Informasi Peringatan Dini yang diterima oleh masyarakat, dimana 37.5% (15 orang) responden menyatakan tidak menganjurkan Informasi Peringatan dini cuaca yang mereka terima kepada orang lain, 25 % (10 orang) responden menyatakan menganjurkan. 22.5% (9 orang) menyatakan sangat menganjurkan. Sisanya 15% (6orang) menyatakan kurang menganjurkan.
12. Perhatian Terhadap Informasi Peringatan Dini Cuaca
Kebutuhan Informasi cuaca dewasa ini menjadi sangat komplek, banyak masyarakat yang mengandalkan cuaca untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka salah satunya adalah masyarakat Nelayan di Paloh Sambas
Berikut disajikan data hasil penelitian yang berkaitan dengan Perhatian terhadap Informasi peringatan dini Cuaca ekstrim BMKG
Tabel 19. Tingkat Perhatian Terhadap Informasi Peringatan Dini
Tingkat Perhatian frekuensi Prosentase (%) Memperhatikan
Sumber : Lampiran output hasil penelitian
3.2.2. Analisis Secara keseluruhan Indikator Kepuasan Masyarakat
Setelah menganalisis indikator-indikator kinerja di atas, berikut ini akan dianalisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim yang dikeluarkan BMKG secara keseluruhan. Analisis ini dapat
dilakukan dengan cara menghitung nilai indeks dari unit pelayanan kinerja secara keseluruhan, adapun nilai indeks dapat diperoleh dengan cara mengalikan masing-masing nilai rata-rata unsur dengan bobot nilai rata-rata tertimbang yang sama seperti pada Persamaan (1) yaitu 0.08
Tabel 20.
Nilai Rata-rata dari Masing-masing Unsur Pelayanan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
No Unsur Pelayanan Nilai Unsur Pelayanan Keterangan
1 Kebutuhan Informasi Pelayanan 3.15 Baik
2 Kemanfaatan Pelayanan 3.03 Baik
3 Kesesuaian Pelayanan 2.48 Kurang Baik
4 Kecepatan Pelayanan 2.18 Kurang Baik
5 Keakuratan Pelayanan 2.28 Kurang Baik
6 Ketepatan Waktu Pelayanan 2.03 Kurang Baik
7 Kepahaman Pelayanan 2.3 Kurang Baik
8 Kemudahan Pelayanan 2.35 Kurang Baik
9 Kepuasan Pelayanan 2.33 Kurang Baik
10 Keseringan Mengakses 1.95 Kurang Baik
11 Kepedulian Terhadap Orang Lain 2.24 Kurang Baik
12 Perhatian Terhadap Informasi Peringatan Dini Cuaca 2.28 Kurang Baik Sumber : Data Primer, diolah
maka untuk mengetahui nilai indeks unsur pelayanan dihitung dengan cara sebagai berikut: (3,15 x 0,083) + (3,03 x 0,083) + (2,48 x 0,083) + (2,18 x 0,083) + (2,28 x 0,083) + (2,03 x 0,083) + (2,3 x 0,083) + (2,35 x 0,083) + (2,23 x 0,083) + (1,95 x 0,083) + (2,24 x 0,083) + (2,28 x 0,083) = Nilai indeks adalah 2,378
Dengan demikian nilai indeks pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,378 x 25 = 59,44
Mutu Pelayanan C
Kinerja Pelayanan Kurang Baik
Berdasarkan perhitungan di atas secara keseluruhan indeks kepuasan masyarakat terhadap Peringatan Dini Cuaca yang dikeluarkan BMKG dapat dikatakan dalam kondisi yang kurang baik, oleh karena itu kualitas pelayanan “harus ditingkatkan” karena hal ini sangat penting bagi masyarakat
Dari 12 indikator yang diteliti ada 10 indikator dengan kategori pelayanan yang kurang
baik dan hanya 2 indikator yang masuk dalam kategori baik sehingga perlu adanya pembenahan dalam hal pelayanan yang harus dilakukan BMKG dalam penyebarluasan/penyampaian Informasi peringatan dini cuaca agar cepat sampai ke masyarakat dan dapat berguna untuk aktivitas sehari-hari.
10 indikator yang masuk dalam kategori kurang baik adalah :
Kesesuaian pelayanan
Kecepatan pelayanan
Keakuratan Pelayanan
Ketepatan Waktu Pelayanan
Kepahaman Pelayanan
Kemudahan Pelayanan
Kepuasan Pelayanan
Keseringan Mengakses
Kepedulian Terhadap Orang Lain
Sedangkan 2 indikator dalam kategori baik adalah mereka yang bekerja sebagai Nelayan dan Petani (Gambar 5). Hal ini bisa disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan sehingga memicu kurangnya pengetahuan tentang cuaca serta adanya rasa kurang peduli untuk mencari informasi cuaca.
72%
Komposisi Masyarakat dengan Respon Kurang Baik Terhadap Informasi Cuaca
Berkaitan dengan hasil penelitian ini, yang diharapkan masyarakat untuk dipenuhi adalah yang menurut mereka sangat penting beberapa diantaranya Kecepatan, keakuratan, ketepatan waktu, dan kemudahan untuk memperoleh informasi peringatan dini cuaca. Informasi cuaca
sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat di Paloh mereka membutuhkan informasi yang cepat dan akurat serta mudah didapatkan untuk menunjang kegiatan aktivitas sehari-hari mereka. Oleh karena itu, aspek-aspek itu perlu mendapatkan perhatian serius dan peningkatan dari Badan Meteorologi Klimatologi, Dan Geofisika.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan berikut ini :
1. Bila dilihat dari berbagai macam responden, meskipun terletak di pesisir pantai masyarakat Paloh bukan hanya berasal dari masyarakat Nelayan, namun juga berasal dari berbagai jenis pekerjaan seperti PNS dan Petani
2. Dari 12 Indikator yang diteliti terdapat 10 Indikator dengan kategori KURANG BAIK yaitu kesesuaian pelayanan, kecepatan pelayanan, keakuratan pelayanan, ketepatan waktu pelayanan, kepahaman pelayanan yang diberikan, kemudahan pelayanan, kepuasan pelayanan, keseringan mengakses informasi pelayanan, kepedulian terhadap informasi pelayanan, dan, perhatian terhadap informasi yang diberikan. Selain itu terdapat 2 indikator dengan kategori BAIK yaitu kebutuhan informasi layanan dan kemanfaatan pelayanan. 3. Pengukuran IKM secara keseluruhan menunjukkan hal yang KURANG BAIK. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pelayanan yang diukur berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Dari 12 indikator hanya 2 indikator saja yang kategorinya BAIK.
4.2. Saran
Demi meningkatkan kualitas pelayanan Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrim sudah selayaknya memperhatikan penilaian masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini. Aspek-aspek yang harus dijadikan prioritas utama dalam perbaikan pelayanan disesuaikan dengan hasil temuan penelitian. Beberapa aspek tersebut adalah :
1. Kecepatan Penyampaian Informasi
Informasi yang cepat sampai ke masyarakat maka akan sangat membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga masyarakat lebih menggunakan informasi cuaca daripada yang lain
2. Keakuratan Pelayanan
pendidikan secara berkala dapat dijadikan solusi untuk mencetak SDM yang cakap. 3. Kepahaman Informasi Pelayanan
Banyaknya istilah meteorologi dan Geofisika menyebabkan masyarakat awam kurang mengerti akan informasi cuaca. Memberikan informasi dengan mengganti istilah meteorologi dan geofisika menjadi istilah yang mudah dipahami masyarakat
4. Kemudahan Pelayanan
Menyebarluaskan Informasi cuaca melalui radio dan televisi atau melalui sms center sehingga masyaarakat tidak kesulitan untuk memperoleh Informasi Cuaca.
5. Ketepatan Waktu
Memberikan Informasi cuaca yang real time/tepat waktu kepada masyarakat sebelum terjadinya peristiwa cuaca buruk.
Berdasrkan Informasi di atas diketahui bahwa Nelayan dan Petani adalah masyarakat yang mayoritas memiliki respon kurang baik terhadap informasi peringatan dini cuaca. Maka, perlu adanya tindakan yang lebih aktif dari pemerintah untuk menyebarluaskan Informasi peringatan dini cuaca. Salah satunya adalah memberikan informasi peringatan dini cuaca secara langsung melalui tempat-tempat berkumpulnya para nelayan dan petani seperti Tempat Pelelangan Ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Paper dalam Jurnal
[1]Maulana, R. (2012) Implementasi Instruksi Bupati Pasuruan No,or 1 Tahun 2009 Tentang Penyusunan Standar Pelayanan Publik Dan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Unit Pelayanan Publik,
Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang [2]Agustina, S. (2013) Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang.
[3]Qodriyatun, S. N (2013) Bencana Hidrometeorologi Dan Upaya Adaptasi Perubahan Iklim, Info Singkat Kesejahteraan Sosial.
Skripsi, Disertasi, Tesis
[4]Gaffar, A. (2010) Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas Sanitasi (MCK) Di Kawasan Pemukiman Nelayan kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar.
Tesis, Fakultas Teknik : Universitas Diponegoro.
[5]Novrianto, R. (2011) Analisis Pelayanan Bagi Peserta Jamkesmas Dengan Indeks Kepuasan Masyarakat Di Puskesmas Prambon Sidoarjo. Skripsi, Fisip : UPN Veteran. [6]Sumardiani, D. (2008) Respon Stakeholders
Terhadap Pengelolaan Konvervasi Bersama Masyarakat Di Wilayah Perluasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Skripsi, Fakultas Kehutanan : Institut Pertanian Bogor.
[7]Mote, F. (2008) Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik Di Puskesmas Ngasrep Semarang.
Tesis, Fisip : Universitas Diponegoro.
Artikel
[8]Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasaan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
[9]Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 38 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.
[10]Peraturan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika No. KEP.009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca ekstrim.
LAMPIRAN 1 Format Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini
PRAKIRAAN CUACA PALOH DAN SEKITARNYA
7 April 2013 – 8 April 2013 Kondisi Umum
Hari Ini (07/04/2013) Esok Hari (08/04/2013)
Cuaca: Hujan Ringan Cuaca : Hujan Sedang Arah Angin : Selatan Arah Angin : Barat Daya Kec. Angin : 16 km/jam Kec. Angin : 14 km/jam Kelembapan : 60 – 98 % Kelembapan : 62 – 96 %
Forecaster : Yosef Luky DP, A.Md Forecaster : Yosef Luky DP, A.Md
Detail
Waktu Hari Ini Esok hari
Pagi (04.00 – 10.00) Berawan Berawan Siang (10.00 – 16.00) Hujan Ringan Berawan Sore (16.00 – 22.00) Hujan Ringan Hujan Sedang Malam (22.00 – 04.00) Berawan Hujan Sedang
PERINGATAN DINI
Waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang – lebat yang disertai kilat/petir
Mengetahui, Paloh, 07 Februari 2013 KEPALA KELOMPOK TEHNISI Yang membuat,
Format Peringatan Dini Perairan
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI PALOH / KAL.BAR
Alamat: Jl. Raya Liku Bandar Udara Liku, Paloh Kal.Bar 79466 Telp. (0562) 4395086 BMKG Fax (0562) 4395087 E_mail : [email protected]
PERINGATAN CUACA BURUK
BERLAKU DARI JAM 07.00 WIB TANGGAL : 25 FEBRUARI 2013 SAMPAI DENGAN JAM 07.00 WIB TANGGAL : 26 FEBRUARI 2013
Tinggi gelombang 4.0 - 5.0 meter berpeluang terjadi di wilayah perairan laut cina selatan Utara natuna. Tinggi gelombang 3.0 - 4.0 berpeluang terjadi di wilayah perairan kepulauan Natuna, Laut Natuna, kepulauan Anambas, dan wilayah perairan Singkawang sambas. Tinggi gelombang 2.0 -3.0 meter berpeluang terjadi di wilayah perairan Karimata.
RINGKASAN KONDISI CUACA
Hujan ringan hingga hujan sedang, ketinggian gelombang berkisar 1.0 - 5.0 meter dengan arah Barat daya - Timur laut
No Nama Wilayah Perairan Arah Angin Kec. Angin (KNOT)
Cuaca Tinggi Gel. (Meter)
Tinggi Gel. Maks 1 Laut Cina Selatan Utara
Natuna Timur Laut 24-28 Hujan Sedang 4.0 - 5.0 5.0 - 6.0
2 Perairan Kep. Natuna Timur Laut 20-24 Hujan sedang 3.0 - 4.0 4.0 - 5.0 3 Perairan Kep. Anambas Timur Laut 20-24 Hujan sedang 3.0 - 4.0 4.0 - 5.0
4 Laut Natuna Timur Laut 20-24 Hujan Ringan 3.0 - 4.0 4.0 - 5.0
5 Perairan Singkawang/
Sambas Timur Laut 20-24 Hujan sedang 3.4 - 4.0 4.0 - 5.0
6 Perairan Pontianak Barat Laut 8-13 Hujan sedang 0.7 - 1.5 1.0 - 2.0
Mengetahui Paloh, 07 Februari 2013 KEPALA KELOMPOK TEHNISI Yang membuat,
LAMPIRAN 2
Contoh Kejadian Cuaca Buruk/Ekstrim di Sekitar Paloh - Kabupaten Sambas
Gelombang Tinggi Ekstrim
Rabu 18 November 2009, gelombang terjadi pada ketinggian 2.0-3.0 meter di laut Sulu, Natuna, Perairan Sambas, Kalimantan Utara, Periaran Barat Kepulauan Mentawai hingga Barat Lampung, Pulau Enggano dan Samudera Hindia Selatan Jawa Barat.
Bukti Liputan Media :
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/106625-prakiraan_tinggi_gelombang_laut_capai_5_meter
Gelombang setinggi 5 meter telah terjadi di perairan utara Kalimantan Barat pada tanggal 5 Desember 2011, mengakibatkan tenggelamnya 5 kapal dengan bobot si atas 100 ton
Bukti Liputan Media :
http://bola.kompas.com/read/2011/12/12/04485646/Nelayan.Diimbau.Tidak.Melaut
Gelombang dengan tinggi 5 meter terjadi di perairan Sambas Singkawang pada tanggal 7 Januari 2012
Bukti Liputan Media :
http://www.equator-news.com/utama/20120107/gelombang-7-meter-adpel-larang-berlayar
Gelombang setinggi 5.0 – 6.0 meter terjadi di perairan Natuna, Singkawang, dan Sambas pasa tanggal 24 – 27 Januari 2012
Bukti Liputan Media :
http://regional.kompas.com/read/2012/01/24/10483666/Gelombang.Tinggi.Kembali.Terjadi.d i.Perairan.Kalbar.
Ketinggian gelombang pada 15 dan 16 April 2013 di wilayah perairan Singkawang dan Sambas masih mencapai 2,5 meter
Bukti Liputan Media :
http://www.equator-news.com/singkawang/20130416/tinggi-gelombang-capai-25-meter
Angin Kencang
Angin Kencang landa sambas pada hari Senin, 2 Juli 2012 pukul 15.10 WIB mengakibatkan robohnya beberapa bangunan
Bukti Liputan Media :
http://pontianak.tribunnews.com/2012/07/02/angin-kencang-landa-sambas
Hujan disertai angin kencang berkecepatan 20 knot melanda pesisir Kalbar mulai dari Kota Pontianak hingga ke Sambaspada tanggal 13 Mei 2013,
Bukti Liputan Media :
http://www.equator-news.com/utama/20120514/pesisir-kalbar-disapu-angin-ribut
Angin kencang dan puting beliung melanda kabupaten Sambasa pada Selasa, 21 Mei 2013, mengakibatkan 28 atap rumah warga Desa Segarau Parit, tebas, Kabupaten sambas rusak.
Bukti Liputan Media :
http://pontianak.tribunnews.com/2013/05/22/atap-rumah-warga-tebas-diterbangkan-puting-beliung
Hujan Lebat dan Banjir
Kabupaten Sambas diterjang banjir pada tanggal 5 Januari 2008 Bukti Liputan Media :
http://otomotif.kompas.com/read/2008/01/05/13241050/direktori.html
7 Kabupaten di Kalimantan Barat terendam banjir Bukti Liputan Media “
Analisis Cuaca Ekstrim Terkait Hujan Lebat Di Wilayah Paloh – Sambas Kalimantan Barat
ABSTRAK
Cuaca ekstrim melanda daerah Paloh Kalimantan Barat dan sekitarnya pada hari Juma’at 5 Juli 2013 berupa Hujan lebat dengan curah hujan mencapai 178.5 mm
Dari pantauan citra satelit MTSAT terlihat daerah liputan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Paloh sejak pukul 00.00 – 12.00 UTC. Pertumbuhan awan hujan tersebut dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera yang mengakibatkan adanya daerah belokan angin (shear line) di wilayah Paloh Sambas. Belokan angin ini dapat mengakibatkan adanya tumpukan masa udara yang berpeluang menimbulkan hujan.
Adanya proses pemanasan (konvektivitas) yang cukup besar dilihat dari pertumbuhan awan Cumulonimbus menjadi cukup cepat yang didukung oleh suhu muka laut yang masih hangat serta didukung oleh tingginya kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan awan hujan (awan Cumulonimbus) yang berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang di daerah Paloh dan sekitarnya.
Gambar 1. Peta Lokasi Kejadian Hujan Lebat
I. PENDAHULUAN
Pada hari Jum’at 5 Juli 2013, telah terjadi hujan lebat dengan dengan curah hujan mencapai 178.5 mm di wilayah Paloh-Sambas Kalimantan Barat.
II. ANALISIS METEOROLOGI 1. Surge
Gushi
SM 04/07/2013 00:00 => AAXX 04001
58208 32968 72208 10303 20211 49971 52001 8703/ 333 05500=
SM 03/07/2013 00:00 => AAXX 03001
58208 32968 62502 10305 20237 40023 52006 86040 333 00000=
Hongkong
SM 04/07/2013 00:00=> AAXX 04001
45007 12573 32702 10298 20248 30080 40089 53005 60002 82201 333 20278 59013 70000 81820=
SM 03/07/2013 00:00 => AAXX 03001
45007 11475 61604 10298 20245 30093 40101 53012 69912 70381 83201 333 20282 58032 70004 81818 85080=
Perbedaan tekanan di Gushi dan Hongkong pada tanggal 3 dan 4 juli jam 00.00 UTC adalah sebesar -7.8 dan – 111.8 Salah satu syarat agar terjadinya surge adalah adanya perbedaan tekanan diantara Gushi dan Hongkong sebesar +10, namun pada data hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 dan 4 juli 2013 mneunjukkan bahwa perbedaan tekanan antara Gushi dan Hongkong hanya sebesar – 7.8 dan -11.8 mb. Artinya di wilayah Indonesia tidak mendapat pengaruh dari Surge atau dapat dikatakan bahwa surge tidak significant.
2. DMI
Gambar 2. Grafik IOD Index Time Series
3. SOI
Gambar 3. Grafik Index SOI
Dari grafik monitoring diatas dapat dilihat bahwa nilai SOI terakhir adalah +7.5. Nilai ini menunjukkan bahwa saat ini tekanan di Darwin lebih rendah daripada tekanan di Tahiti sehingga menyebabkan massa udara akan menuju Darwin. Dengan nilai SOI yang tergolong tinggi menyebabkan wilayah Indonesia lebih basah terutama di Indonesia bagian Timur.
4. SST
Gambar 4. Profil Suhu Muka Laut Tanggal 5 Juli 2013
5. MJO
Gambar 5. Data MJO dan OLRTerakhir
Grafik diatas menunjukkan MJO berada pada kuadran 2 dimana menunjukkan MJO tidak aktif diwilayah Indonesia. Sedangkan nilai OLR pada tanggal 5 Juli 2013 menunjukkan nilai yang positif artinya MJO tidak aktif di wilayah Indonesia.
6. Analisis Streamline
Gambar 7. Pola streamline tanggal 5 Juli 2013 jam 12.00 UTC (Sumber : BOM)
Gambar streamline di atas menunjukkan beberapa kondisi, antara lain :
Terdapat daerah tekanan rendah di samudra Hindia di sebelah barat Sumatra. Kondisi ini menyebabkan adanya belokan angin ( wind shear ) di wilayah Kalimantan Barat sebelah utara.
Terdapat Konvergensi di atas pulau Kalimantan dan di sebelah timur Kalimantan.
Dari kedua kondisi di atas menunjukkan adanya Belokan angin yang dapat mengakibatkan adanya tumpukan masa udara yang berpeluang menimbulkan hujan.
7. Kelembapan Udara
Gambar 10. RH 500 mb 5 Juli 2013 pukul 12.00 UTC
Berdasarkan analisa RH daerah Paloh Kalbar, pada lapisan 850 mb menunjukkan nilai 80-90%, lapisan 700 mb tampak nilai kelembapan 90-95% , dan pada lapisan 500 mb nilai kelembaban udara adalah 90 - 95 %. Dengan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa di Paloh Kalimantan Barat kondisinya cukup lembab artinya cukup banyak mengandung uap air sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan awan dan hujan.
8. K Index L Index Dan S Index
Gambar 13. S Index 5 Juli 2013 pukul 12.00 UTC
Berdasarkan analisa diatas, nilai K index daerah paloh menunjukkan nilai 37, L index menunjukkan nilai -1 , dan Showalter Index Paloh menunjukkan nilai 0. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa K Index, L index, dan S index mendukung untuk pembentukan awan-awan konvektif di wilayah Paloh Kalimantan Barat.
9. Citra Satelit Tanggal 5 Juli 2013
Gambar 16. Citra Satelit 5 Juli 2013 Gambar 17. Citra Satelit 5 Juli 2013 pukul 06.00 UTC pukul 09.00 UTC
Gambar 18. Citra Satelit 5 Juli 2013 pukul 12.00 UTC
Pantauan citra satelit cuaca Infrared pada tanggal 5 Juli 2013 dari jam 00 hingga jam 12 UTC terlihat adanya pergerakan awan CB menuju daerah Kalimantan Barat bagian utara. Hal ini menyebabkan daerah tersebut berpotensi diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang.
III. KESIMPULAN
Hampir keseluruhan faktor memberikan pengaruh terhadap hujan yang terjadi di wilayah Paloh Sambas pada tanggal 5 Juli 2013. Diantaranya faktor pada global yaitu SOI, DMI, dan SST
Berdasarkan streamline pada jam terjadinya hujan lebat menunjukkan adanya belokan angin ( wind Shear) di daerah Paloh, hal ini mengakibatkan pembentukan awan-awan hujan di daerah tersebut.
Tingginya kelembapan udara di daerah Paloh pada saat kejadian, mempengaruhi pertumbuhan awan hujan (awan Cumulonimbus) yang berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang
Indeks – indeks stabilitas lain seperti SI, LI, dan KI sebagian besar mendukung untuk pembentukan awan – awan konvektif di wilayah Paloh Sambas dan sekitarnya.
LAMPIRAN 3
CATATAN/REKAP PRODUK PERINGATAN DINI CUACA
STASIUN METEOROLOGI PALOH
Peringatan Dini Gelombang Laut Ekstrim Berdasarkan Data dan Informasi BMKG Pusat dan Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak
Contoh Informasi Peringatan Dini Gelombang Laut Ekstrim dari Stasiun meteorologi Maritim Pontianak
No Tanggal Dibuat Jenis Peringatan Dini Tanggal Berlaku
1
2
3
4
5
6
24 Januari 2013
3 Februari 2013
24 Februari 2013
9 Mei 2013
19 Juli 2013
20 Juli 2013
Gelombang laut dengan tinggi 0.5 – 4.0 meter
Gelombang laut dengan tinggi 0.5 – 4.0 meter
Gelombang laut dengan tinggi 0.5 – 5.0 meter
Gelombang laut dengan tinggi 0.5 – 2.0 meter
Gelombang Maksimum > 3.0 meter berpeluang terjadi di Laut cina Selatan Utara Natuna, Perairan Kepulauan Natuna Gelombang Maksimum 2.0 - 3.0 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Anambas, Perairan Singkawang -Sambas, Laut Natuna, Perairan Pontianak
Gelombang Maksimum 2.0 - 3.0 meter berpeluang terjadi di Laut
25 Januari 2013 Jam 07.00 – 29 januari 2013 Jam 07.00 4 Februari 2013 Jam 07.00 – 8 Februari 2013 Jam 07.00 25 Februari 2013 Jam 07.00 – 29 Februari 2013 Jam 07.00 10 Mei Jam 07.00
14 Mei Jam 07.00 19 Juli Jam 07.00 20 Juli Jam 07.00
7
Gelombang laut dengan tinggi 0.5 -2.5 meter berpeluang terjadi di di Laut cina Selatan Utara Natuna, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Anambas, Perairan Singkawang -Natuna, Perairan Kepulauan Natuna dan Laut Natuna Natuna, Perairan Kepulauan Natuna dan Laut Natuna dengan Arah gelombang dari Tenggara hingga Barat Daya
24 Juli Jam 07.00-28 Juli Jam 07.00
11 Agustus Jam 07.00-12 Agustus Jam 07.00
13 Agustus Jam 07.00-14 Agustus Jam 07.00
Peringatan Dini Hujan dengan Intensitas Sedang – Lebat di sekitar Stasiun Meteorologi Paloh
No Tanggal Dibuat Jenis Peringatan Dini Tanggal Berlaku
1 04 Januari Jam 07.00 -05 Januari Jam 07.00 06 Januari Jam 07.00 04 Februari Jam 07.00 -07 Februari Jam -07.00 17 Februari Jam 07.00 -18 Februari Jam 07.00 20 Februari Jam 07.00 -22 Februari Jam 07.00
6 April Jam 07.00 - 8 April Jam 07.00
9 April Jam 07.00 - 11 April Jam 07.00