• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SISTEM WARNA DALAM BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTERISTIK SISTEM WARNA DALAM BAHASA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK SISTEM WARNA DALAM BAHASA SUNDA

Abstrak

Semua bahasa di dunia ini mempunyai sistem warna dan masing-masing bahasa memiliki istilah warna yang berbeda serta karakteristik system warna yang berbeda sesuai dengan tipologi bahasanya, persepsi warna mencakup tiga parameter yaitu corak warna, kecerahan warna, titik jenuh. Istilah warna dasar yang ada dalam bahasa sunda terdiri dari 10 istilah warna dasar yaitu; ‘bodas’ putih ‘hideung’ hitam ‘beureum’ merah, ‘hejo’ hijau, ‘koneng’ kuning, ‘gandola ‘ungu’ , ‘kayas ’ merah muda’ ‘kulawu’ abu-abu , ‘coklat’ coklat dan ‘biru’ biru dengan 19 istilah khusus warna, selain dengan kosakata yang berbeda , salah satu yang memperlihatkan gradasi warna dalam bahasa sunda ditandai dengan postposisi, preposisi dan modalitas

(2)

I. Pendahuluan

Warna adalah gejala visual yang kadang tidak tidak begitu diperhatikan namun

kehadirannya menambah nilai tersendiri bagi manusia, penggunaan warna telah muncul

sejak peradaban awal manusia dengan ditemukannya penggunaan warna di goa-goa

yang dihuni oleh manusia zaman pra sejarah. Bukti-bukti sejarah berupa lukisan goa,

artitektur kuil Yunani dan romawi kuno, piramida mesir serta beberapa benda seni

lainnya membuktikan bahwa warna telah digunakan sejak dulu, dalam

perkembangannya warna yang dahulu digunakan sebagai alat transedental akhirnya

menjadi media berekspresi seniman. Beberapa teori mengungkapkan bahwa warna

salah satu sarana untuk melatih keutuhan persepsi terhadap ruang, warna menimbulkan

kesan-kesan tertentu dalam menciptakan suasana ruang dan warna dapat menimbulkan

pengaruh terhadap jiwa baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya

perasaan gelisah, nyaman, panas dan sebagainya. Kesalahan menempatkan

warna-warna mempunyai pengarih negatif khususnya terhadap perkembangan fisik dan

mental

Akhir-akhir ini konsep warna berkembang dengan pesat seiring perkembangan

budaya masyarakatnya penggunaan warna selain untuk kepentingan ekspresi juga

digunakan untuk menciptakan kesan-kesan tertentu dalam menciptakan suasana,

konsep warna dijadikan alat untuk membuat brand image suatu produk, baik untuk

kepentingan bisnis maupun untuk kepentingan politik. Penentuan suatu warna dalam

aspek kehidupan sehari-hari menjadi suatu hal yang diperhitungkan dipikirkan

(3)

Warna dalam tataran bahasa direalisasikan dengan kosakata warna dalam frase ,

kalimat atau leksem dasar kosakata warna itu sendiri, sehingga pendekatannya pun bisa

dari berbagai aspek penelitian dan sudut pandang . warna adalah gejala visual sehingga

mendeskripsikannya tidaklah mudah, warna adalah persepsi sehingga ada hubungannya

dengan subjektivitas informan dari data penelitian., warna arbitrer sekaligus juga

konvensional. Sehingga penelitian penelitian mengenai warna dalam bahasa terdapat

dua pendekatan utama, yaitu yang didasarkan pada Saphir Worf dan linguistic relativity

Penelitian warna dalam bahasa yang telah dilakukan diantaranya adalah

Gladstone (1858), Geiger (1868), Magnus (1877), Marty (1879) dari

penelitiah-penelitian tersebut yang sering dijadikan acuan dalam penelitiah-penelitian adalah Berlin dan

Kay (1969). Kay & McDaniel (1978); Kay, Berlin, Maffi, & Merrifield (1997); Kay &

Maffi (1999)

Berlin dan Kay (1969). Melakukan penelitian dari 98 bahasa, dan menemukan

bahwa ada variasi warna yang sangat yang luas dari bahasa-bahasa tersebut Akan

tetapi, mereka menemukan bahwa variasi ini memang tidak sepenuhnya acak. Berlin

dan Kay menemukan bahwa semua bahasa memiliki antara 2 sampai 11 istilah warna

dasar . Mereka menemukan bahwa batas-batas bidang warna yang dilambangkan

dengan istilah warna sangat bervariasi diantara bahasa-bahasa tersebut , Berlin dan

Kay menyelidiki istilah kombinasi warna yang ada dalam setiap bahasa dan

menghasilkan implikasi hirarki yang ditunjukkan pada gambar1 , untuk menjelaskan

keteraturan yang mereka temukan. Istilah warna dalam semua bahasa bermula pada

pada hitam dan putih, tetapi beberapa bahasa punya istilah warna dasar lainnya.

(4)

selalu punya istilah untuk semua warna muncul di sebelah kiri titik. Berlin dan Kay

mengusulkan bahwa hierarki ini menggambarkan pola-pola umum ;

[white] [green] → [yellow] [purple]

→ [red] → → [blue] → [brown] → [pink] [black] [yellow] → [green] [orange]

[grey] I II III IV V VI VII

Figure 1. Temporal-evolutionary ordering of basic colour terms after Berlin and Kay (1969). The Roman numbers indicate the corresponding evolutionary stage.

Basic colour term was defined by Berlin and Kay as follows (1969:5–7) and will be

used in this article accordingly

1) It is monolexemic; that is, its meaning is not predictable from the meaning of its

parts

2) Its signification is not included in that of any other colour term

3) Its application is not included in that of any other colour term,

4) It must be psychologically salient for informants. Indices of psychological salience

include, among others, a) a tendency to occur at the beginning of elicited lists of colour

terms, b) stability of reference across informants and occasions of use, c) occurrence

within the idiolects of all informants.

Warna dalam masyarakat sunda memiliki makna tertentu, dalam kehidupan

sehari-hari misalnya terlihat pada penggunaan warna dalam upacara-upacara adat yang

memiliki makna simbolik, warna wajah tokoh wayang golek yang memiliki makna

sesuai dengan karakter tokohnya , dalam ungkapan dan peribahasa juga terdapat

(5)

selalu berpindah tempat tinggal atau pekerjaan, hijau dalam ungkapan itu bermakna

negatif. Atau dalam peribahasa ‘clik putih clak herang’ hati yang tulus ikhlas. Putih

dalam peribahasa tersebut mengacu pada hal yang positif. Warna dalam bahasa sunda

juga mengacu pada bendanya langsung, misalnya ‘megantara’ warna untuk kuda yang

berwarna hitam mengkilat (sangat hitam) atau misalnya warna ‘cadramawat’ warna

kucing yang berbulu tiga warna

Penjelasan mengenai warna dasar dan karakteristik sistem warna dalam bahasa

sunda ini idealnya menggunakan responden dengan kriteria-kriteria tertentu. Tulisan ini

akan mencoba mendeskripsikan warna dasar dan karakteristik sistem warna dalam

Bahasa Sunda

II. PEMBAHASAN

A. Warna Dasar (Basic colour term)

Pembagian warna dalam bahasa sunda dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu

warna dasar istilah khusus warna, pembagian ini dapat digambarkan dalam bagan

berikut;

No Warna dasar Istilah khusus

1 ‘Bodas’ putih Borontok (warna bulu ayam yang berwarna putih

hitam)

2 ‘Hideung’ hitam Candramawat (warna bulu kucing tiga warna) 3 ‘Beureum’ merah Kopi tutung ‘coklat tua’

4 ‘Hejo’ hijau ‘Gandaria’ merah muda warna jenis buah/tanaman 5 ‘Koneng’ kuning ‘Paul’, biru, warna gunung atau laut dari kejauhan 6 ‘Gandola ‘ungu’ Bule warna kulit yang berwarna sangat putih 7 ‘Kayas ’ merah muda’ ‘Belang’ belangwarna hitam putih atau terdiri dari

dua warna

8 ‘Kulawu’ abu-abu ‘Roreng ‘,’loreng’ belang warna untuk kain atau

(6)

9 coklat ‘colat’ kuda dengan warna coklat di bagian kepala 10 ‘biru’ biru ‘Megan’ warna burung atau ayam yang berwarna

abu-abu

11 Kasumba ‘merah muda’ ‘Megantara’ warna kuda yang hitam

mengkilat/sangat hitam

Carambang warna bulu ayam yang hitam dengan totol totol putih

Rengge ‘ bulu ayam yang setiap warna bulunya campuran antara hitam dan putih

Dawuk warna kuda yang berwarna abu-abu

Hawuk ‘warna untuk binatang yang berwarna abu-abu

Bulu hiris ‘hijau seperti bulu pada sejenis tanaman Caragem warna bulu kuda

Gambar 1 Warna Dasar dan Istilah warna khusus Bahasa Sunda

Warna dasar dalam bahasa sunda terdiri dari 10 dengan pertimbangan dari penelitian sebelumnya, ‘paul’ biru tidak dapat dikatakan warna dasar karena berhubungan dengan beberapa acuan diantaranya adalah jika melihat gunung,laut dari kejauhan itu dikatakan ‘paul’ biru , ‘bulao’ biru tidak termasuk warna dasar karena masyarakat sunda pada umumnya menyebut bulao tidak untuk warna tetapi benda/kapur untuk membersihkan kain, gondola juga merupakan percampuran warna tetapi pertimbangan monolexemic dijadikan sebagai warna dasar seperti juga pada warna ‘kayas ‘merah muda, coklat dan ‘kulawu’ abu-abu

Penjelasan mengenai gradasi dan makna figurative dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut;

1.Warna

(7)

pulas haseup

Arti menurut kamus basa sunda yaitu; warna apu (kapur) , warna kertas tulis dan lain lain, gradasi warna dari putih tua (sangat putih) sebagai berikut : ‘bodas’ putih kemudian bodas nyacas’ sangat putih dan ‘bodas ngeplak’ sangat putih (lebih putih dari kata warna yang kedua) Makna figuratifnya ‘cakcak bodas’ mata-mata/atau orang yang tidak dapat dipercaya (makna negative) ‘tanda bodas’ tanda putih mempunyai makna tanda pada laki-laki biasanya susah mendapatkan keturunan (makna negative) ‘clik putih clak herang ‘ (peribahasa) bermakana tulus dan ikhlas (makna positif) ‘getih bodas’ darah putih selain bermakna denotative juga mempunyai makna figurative yaitu kesucian hati

(8)

Dalam kamus basa sunda hideung berarti warna areng,poek, harangasu, gradasi warna dari hitam (sangat hitam) sebagi berikut; hideung lestreng, hideung cakeutreuk, hideung lagedu. ‘hideung santen’ hitam seperti santan kelapa’ ‘ makna figurative ‘kudu puguh bule hideungna’ (peribahasa) berarti harus jelas masalahnya, getih hideung ‘ darah hitam selain makna denotative juga ’ mempunyai makna figurative yaitu keberanian yang tidak memperdulikan apapun 3. Merah ‘beureum’

Dalam kamus ‘beureum’ berarti warna getih, bagian kain dari bendera Indonesia gradasi warna merah (sangat merah) sebagai berikut beureum obroy, dan beureum ati beureum euceuy.makna ‘beureum paneureuy’ (ungkapan) berarti susah mencari nafkah (makna negative) budak beureum (ungkapan) tidak tahu apa-apa, kulit beureum (bangsa Indian) hama beureum (hama padi), beureum beungeut (ungkapan) berarti marah

4. Hijau ‘hejo’

Dalam kamus bahasa sunda hejo berarti umumnya warna daun gradasi warna hijau dari hijau (sangat hijau) sebagai berikut ‘hejo ngagedod, hejo daun,hejo botol, hejo pucuk cau, ‘hejo carulang’ hijau urat dalam kulit tangan yang putih biasanya wanita yang cantik kulitnya ‘hejo carulang’ . makna hejo lembok leubeut daun (peribahasa) berarti daerah yang makmur, ‘ngahejokeun’ selain bermakna denotasi membuat jadi hijau juga berarti meminjamkan uang dibayar dengan hasil panen, biasanya meminjamkan uang pada saat tanaman baru ditanam. ‘hejo lalakon panjang carita (peribahasa) bermakna panjang umur atau banyak pengalaman 5. Kuning ‘koneng’

Dalam kamus ‘koneng’ berarti warna yang mirip cahaya lembayung. Gradasi warna dari kuning (sangat kuning) sebagi berikut koneng obyar, koneng enay,koneng santen,koneng umyang, makna figurative ‘seuri koneng ‘ (ungkapan) tersenyum penuh arti, kulit koneng (sebutan untuk orang jepang),kasakit koneng (penyakit hepatitis).

(9)

Untuk menggambarkan gradasi warna kata warna (KW) dapat digabungkan dengan posposisi, preposisi atau modalitas, diantara sebagi berikut ;

- ‘kolot’ tua, (beureum kolot, merah tua)

- ‘ngora, muda (‘hejo ngora’ hijau muda ) kecuali untuk hitam tidak ada * hideung ngora , hitam muda’

- Saulas ‘agak’ (‘beureum saulas’ agak merah) - ‘Pisan’ sangat (hideung pisan ‘sangat hitam) - ‘Naker’ sangat (‘bodas naker’ sangat putih) - ‘Rada ‘ agak (‘rada hejo’ agak hijau) - ‘Kudu’ harus (‘kudu koneng’ harus kuning) - ‘Henteu’ tidak (‘henteu hideung’ tidak hitam

- ‘Rada leuwih’ agak lebih ( ‘rada leuwih bodas’ agak lebih putih)

Menurut sumber penelitian yang ada (dalam jurnal) gradasi warna digambarkan sebagi berikut: Warna kayas atau merah ros atau merah muda, gandaria atau violet muda atau ungu muda, warna paul atau biru dan warna hejo paul atau kebiruan lebih sering disebut-sebut dalam kawih atau pantun. Hal itu menandakan kesukaan masyarakat Sunda akan nada – nada warna itu ( nuansa lembut, sari atau semu-semu). Apabila disusun dalam satu palet warna, maka terdapat dua warna dasar yang mendukung terciptanya nada warna itu. Kedua warna dasar itu ialah biru yang ultramarine dicampur dengan merah yang karmen, tetapi dilengkapi satu sumbu yaitu ke arah putih, sehinga terjadilah warna : kayas dan gandaria dengan warna ungu ditepinya yang biasa disebut gandola, terjadilah susunan nada warna yang sebagai

berikut :

(10)

Nada warna kayas tergolong yang paling muda dan lembut, sedangkan warna paul tergolong nada warna yang tua dan berat.

Susunan Warna Kasundaan

1) Nada warna ke arah merah atau kemerahan dan kuning : Beureum

beureum cabe beureum ati kasumba kayas gedang asak gading koneng koneng enay

2) Nada warna ke arah biru atau kebiruan dan hijau : hejo

hejo lukut hejo ngagedod hejo paul gandaria gandola bulao saheab pulas haseup bulao

3) Nada warna yang tidak termasuk ke dalam dua kelompok terdahulu : bodas

hideung borontok

(11)

candra mawat bulu hiris

bulu oa : dawuk, hawuk, kulawu, pulas lebu

(oa adalah sebangsa primata/ monyet berbulu warna abu-abu

III. SIMPULAN

Warna dasar dalam bahasa sunda terdiri dari 10 warna dasar yaitu; Bodas’ putih

‘Hideung’ hitam ‘Beureum’ merah ‘Hejo’ hijau ‘Koneng’ kuning ‘Gandola ‘ungu’

‘Kayas ’ merah muda’ ‘Kulawu’ abu-abu , ‘coklat’ coklat dan ‘biru’ biru. dengan 19

istilah khusus warna , salah satu yang memperlihatkan gradasi warna ditandai dengan

postposisi, preposisi dan modalitas

IV. Diskusi

Penelitian tentang warna ini lebih ke tataran tipologi bahasa dengan mendeskripsikan

karakteristik sistem warna, penelitian warna dalam tataran bahasa baik dalam bahasa

indonesia maupun bahasa-bahasa daerah di indonesia masih sangat jarang dilakukan.

Penentuan warna dasar hanya berdasarkan kriteria yang sangat terbatas dengan

melihat hanya satu teori yang ada, penjelasan mengenai warna dasar hanya terdiri dari

lima warna yaitu putih, hitam, merah,hijau dan kuning. Itupun dengan data yang tidak

optimal, gradasi warna seharusnya dilengkapi dengan penjelasan gambar atau dengan

(12)

artikel sehingga perlu untuk penelitian lebih lanjut seperti penjelasan pada penentuan

warna dasar (basic color term) ,

Karakteristik secara tipologis lebih terlihat jika ada pembanding bahasa lain

misalnya dibandingkan dengan bahasa inggris yang tentu saja penelitian bidang ini

telah banyak dilakukan. Tulisan ini jauh dari sempurna dan memerlukan

pengoptimalan data serta teori yang lebih memadai untuk sebuah tulisan ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.

C.P. Biggam C.J. Kay .1984 Progress in Colour Studies Volume I. Language and Culture University of Glasgow

Gorys Keraf (1984). Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti.1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Kridalaksana, Harimurti.1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indo-nesia.Jakarta: Gramedia.

R.A. Danadibrata ,2006 Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Utama Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Verhaar, J.W.M. 1977. Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Verhaar, J.W.M. 1996. Azas-azas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

(13)

http://www.lotpublications.nl/publish/articles/003021/bookpart.pdf http://www.ling.ed.ac.uk/~mdowman

http://fleteliercolortheory.blogspot.com/2008/01/symbolic-color-connotations.html http://www.brigantine.atlnet.org/GigapaletteGALLERY/websites/ARTiculationFinal/

Gambar

Figure 1. Temporal-evolutionary ordering of basic colour terms after Berlin and Kay
Gambar 1 Warna Dasar dan Istilah warna khusus Bahasa Sunda

Referensi

Dokumen terkait

3 elemen yaitu (1) hue, yang biasanya dikenal dengan istilah umum "warna" objek seperti merah, hijau biru, kuning dan seterusnya; (2) kecerahan

Dengan memperhatikan warna-warna yang dominan pada karya ilustrasi ini, yaitu merah, kuning biru, hitam dan putih yang termasuk ke dalam warna hangat dan sejuk,

Percampuran dua warna pokok disebut warna sekunder, yaitu merah dan biru menjadi ungu, merah dan kuning menjadi oranye, hijau dan ungu menjadi hijau ungu.. Percampuran

Warna hijau dan ungu dihasilkan dari pencampuran dengan warna hangat (kuning dan merah).. Warna biru

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Dan Warna

Placment : kemasan digunakan sebagai wadah bandeng presto yang ditempatkan di booth Pindang Bandeng Juwana... Warna : Merah, putih, hitam, hijau,

Sebanyak 25 ekor ayam Kampung betina dewasa dengan lima warna bulu yaitu hitam (selem), merah (biying), campuran (brumbun), bulu putih dengan kaki kuning (putih

Warna yang akan digunakan enam warna pokok yang ada di lingkaran warna Itten (merah, kuning, biru, hijau, jingga, dan ungu) ditambah dengan warna netral (hitam, putih dan