• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EVALUASI DAN ASESMEN KEL. 5 FI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH EVALUASI DAN ASESMEN KEL. 5 FI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EVALUASI PROSES BELAJAR FISIKA DIK - B 2015

EVALUASI DAN ASSESSMENT

Oleh : KELOMPOK 5

DUMA INDAH SIANIPAR (4151121020)

FERNANDUS HASIANDO S. (4153121021)

FIDE LITA GALINGGING (4151121023)

ISMAILIA AYUZRA P.U (4153121027)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini membahas mengenai Evaluasi dan Asesmen.

Terlepas Dari Semua Itu, kami Menyadari Sepenuhnya Bahwa Masih Ada Kekurangan, Baik Dari Segi Susunan Kalimat Maupun Tata Bahasanya, Oleh karena Iitu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, 30 Agustus 2017

Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi dan Assessment 5

2.2 Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment 7

2.3 Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment 7

2.4 Fungsi Evaluasi Pendidikan 8

2.5 Tujuan Evaluasi Pendidikan 9

2.6 Kegunaan Evaluasi Pendidikan 10

BAB III PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12

Daftar Pustaka 13

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah evaluasi dan asesmen seringkali dipertukarkan, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang esensial diantara keduanya. Asesmen dalam hal ini dinyatakan sebagai suatu cara yang tepat untuk mengungkap proses dan kemajuan belajar. Asesmen dapat memberikan umpan balik secara berkesinambungan tentang siswa untuk perbaikan pembelajaran. Sementara itu evaluasi dinyatakan sebagai pemberian nilai (judgement) terhadap hasil belajar berdasarkan data yang diperoleh melalui asesmen. Selain itu, terdapat pula beberapa istilah lainnya yaitu tes, testing, dan pengukuran yang juga seringkali dipertukarkan oleh guru.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi dan Assessment? 2. Bagaimana Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment?

3. Apakah Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment? 4. Apa saja Fungsi Evaluasi Pendidikan?

5. Apa Tujuan dari Evaluasi Pendidikan?

6. Bagaimana kegunaan dari Evaluasi Pendidikan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian dari Evaluasi dan Assessment. 2. Mengetahui Hubungan Antara Evaluasi dan Assessment.

3. Mengetahui Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment 4. Menjelaskan Fungsi Evaluasi Pendidikan.

5. Mengetahui Tujuan dari Evaluasi Pendidikan. 6. Mengetahui Kegunaan dari Evaluasi Pendidikan.

(5)

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Evaluasi dan Assessment

A. Pengetian Assessment

Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah evaluation. Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat menyeluruh yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sementara itu, Anthony J.Nitko (1996 : 4) “penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk membuat keputusan tentang peserta didik, kurikulum, program, dan kebijakan pendidikan”.

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan dan hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning “. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan.

Gabel (1993 : 388-390) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong kedalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri (self assesment), portofolio, observasi, diskusi dan interview (wawancara).

Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara ktonologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh karena itu, maka Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, asesmen tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.

Hubungan Assessment dengan Proses Hasil Belajar

(6)

peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan.

Keputusan tentang peserta didik meliputi pengelolaan pembelajaran, penempatan peserta didik sesuai dengan jenjang atau jenis program pendidikan, bimbingan dan konseling, dan menyeleksi peserta didik untuk pendidikan lebih lanjut. Keputusan tentang kurikulum dan program meliputi keefektifan (summative evaluation) dan bagaimana cara memperbaikinya (formative evaluation). Keputusan tentang kebijakan pendidikan dapat dibuat pada tingkat lokal/daerah (kabupaten/kota), regional (provinsi), dan tingkat nasional. Keputusan penilaian terhadap suatu hasil belajar sangat bermanfaat untuk membantu peserta didik merefleksikan apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka belajar, dan mendorong tanggung jawab dalam belajar. Keputusan penilaian dapat dibuat oleh guru, sesama peserta didik (peer) atau oleh dirinya sendiri (self-assessment). Pengambilan keputusan perlu menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan membandingkan hasil penilaian. Pengambilan keputusan harus dapat membimbing peserta didik untuk melakukan perbaikan hasil belajar.

B. Pengertian Evaluasi

Evaluasi menurut Kumono (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

Cronbach (Harris, 1985) menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. Sementara itu Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).

(7)

Kumano (2001) mengungkapkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan makna/ pengertian, Evaluasi dan Assessment memiliki hubungan, hubungan antara Evaluasi dan Assessment dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Aikenhead, Kumano : 2001

Untuk mengungkapkan hubungan antara Evaluasi dan Assessment, Gabel (1993) mengungkapkan bahwa Evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui assessment.

Sementara itu, Yulaelawati (2004), mengungkapkan bahwa assessment merupakan bagian dari evaluasi. Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka assessment sudah termasuk didalamnya.

2.3 Persamaan dan Perbedaan antara Evaluasi dan Assessment

Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins asesmen (1993) lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.

Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen – komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi . Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran.

Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode . Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi . Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dan lain –lain.

(8)

Yulaelawati (2004) menekankan kembali scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubunganya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukan dengan cakupannnya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pengingkatan.

2.4 Fungsi Evaluasi Pendidikan

Guba dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya). Sax (1980 : 18) juga berpendapat evaluasi adalah suatu proses dimana pertimbangan atau keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari evaluator).

Dari dua rumusan tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan. Berdasarkan pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu kita pahami lebih lanjut, yaitu :

Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai maupun arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Jika Anda melakukan kajian tentang evaluasi, maka yang Anda lakukan adalah mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas daripada sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.

Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1988 : 14-15) secara tegas membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut :

Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri.

(9)

Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh evaluasi.

Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan evaluasi.

Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria yang digunakan dapat saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri (internal), tetapi bisa juga berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal).

Fungsi Evaluasi :

 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa. Angka – angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada orang tua, untk kenaikan kelas, dan penentuan kelulusan para siswa.

 Untuk menempatkan para siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa

 Mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan), yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi kedua maupun untuk menentukan sebab – sebab kesulitan belajar para siswa.

 Sebagai umpan balik bagi guru yang gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi para siswa.

2.5 Tujuan Evaluasi Pendidikan A. Tujuan Umum

Secara umum,tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :

 Untuk menghimpun bahan – bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

(10)

B. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :

 Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi, maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing – masing.

 Untuk mencari dan menemukan factor – factor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara – cara perbaikannya.

2.6 Perencanaan Evaluasi

Dalam rangka merancang sistem pengajaran, setelah tujuan – tujuan dirumuskan, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersiapkan rencana evaluasi yang menyeluruh sebagai rencana awal. Ada beberapa keuntungan yang bakal diperoleh, yakni sebagai berikut :

 Rencana evaluasi membantu kita untuk menentukan apakah tujuan – tujuan telah dirumuskan dalam artian tingkah laku

 Berdasarkan rencana evaluasi yang telah ada, selanjutnya kita dapat bersiap – siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan

 Rencana evaluasi memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes.

2.7 Kegunaan Evaluasi Pendidikan

Menurut Bloom et.al (1971), Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan – keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran. Rumusan itu mempunyai tiga implikasi, yaitu :

a) Pertama, evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berakhirnya pengajaran.

b) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ketujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban – jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.

(11)

Dengan demikian, evaluasi merupakan proses yang berkenaan dengan pengumpulan informasi yang memungkinkan kita menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana berbuat baik pada waktu – waktu mendatang.

Diantara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :

 Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil – hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan

 Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai

(12)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Assessment merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

Sedangkan, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan.

2. hubungan antara Evaluasi dan Assessment yaitu bahwa Evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui assessment. Serta assessment sendiri merupakan bagian dari evaluasi. Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka assessment sudah termasuk didalamnya.

3. Fungsi Evaluasi :

 Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa

 Untuk menempatkan para siswa kedalam situasi belajar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan

 Mengenal latar belakang siswa

 digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi para siswa.

4. Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :  Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

pendidikan.

 Untuk mencari dan menemukan factor – factor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,

5. Diantara kegunaan dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :

 Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil – hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan  Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program

pendidikan yang telah dirumuskan dengan tujuan yang hendak dicapai

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, H.2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar.2014. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT.BumiAksara.

Sudijono, Anas.2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal pada mata pelajaran matematika di SMP Maria Immaculata

Penelitian ini bermaksud menganalisis anggaran belanja-belanja yang akan menimbulkan asset tetap pada Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman dalam konteks

Cognitive avoidance merupakan suatu usaha kognitif untuk menghindari berpikir tentang permasalahan dan stressor. Individu yang melakukan Cognitive Avoidance, cenderung

[r]

“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena

Dari hasil tinjauan kinerja angkutan pedesaan diketahui nilai headway rata – rata trayek Kabanjahe – Berastagi 9,07 menit, Kabanjahe – Tigabinanga 13,78 menit, Kabanjahe –

Apabila tidak cukup dan Google AdSense tidak bisa menemukan iklan yang relevan, maka jangan kaget bila iklan AdSense di website Anda akan muncul sebagai Public Service Ads (atau

Untuk menunjukkan pekerjaan yang sedang terjadi pada masa lampau, ketika pekerjaan lain terjadi, baik pekerjaan lain itu menyela (seperti contoh nomor1) atau terjadi bersama-sama