PENDEKATAN SISTEM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang Dibimbing Oleh: Siti Masrohatin, MM,
Disusun Oleh Kelompok 1 :
Iradatul Kamilah (E20151014) Arisandi Ferdiansyah (E20151041) Nurul Awaliyah (E20151013) Mustika Purnamasari (E20151025) Inayatul Hasanah (E20161032)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM / PRODI PERBANKAN
SYARIAH
MARET 2017
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hikmah-Nya, penulis dapat menyusun makalah ini dengan pembahasan: Pendekatan Sistem.
Dengan terselesainya makalah ini, kami setulus hati mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Siti Masrohatin, MM, selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
2. Orang tua kami yang telah member sumbangan moril dan materi.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyempurnakan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau jauh dari kesempurnaan. Namun akhirnya penyusunan makalah ini terselesaikan dan kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca maupun perkembangan ilmu kami.
Jember, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latarbelakang... 1
B. Rumusanmasalah... 1
C. Tujuanmasalah... 1
D. Manfaat... 1
E. Sistematika... ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. PengertianLogika... 2
B. Macam-macam Logika... 3
C. KegunaanLogika... 4
BAB III PENUTUP ... 2
A. Kesimpulan... 4
B. Saran... 4
DAFTAR PUSTAKA... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selama proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan, dan beberapa elemen pemecahan masalah harus ada. ketika proses pemecahan masalah mulai berjalan, manajer berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.
Struktur masaalah mempengaruhi cara pemecahan masalah. masalah yang tidak terstruktur harus dipecahkan oleh manejer, tetapi masalah yang terstruktur dapat dipecahkan oleh komputer. Manajer dan komputer dapat berkerja sama untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.
Suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat, dan disebut pendekatan sistem. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem, memahami lingkungan perusahaan, dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud pendekatan sistem ? 2. Bagaimana penerapan pendekatan sistem ? 3. Bagaimana penggunaan konsep sistem ? 4. Bagaimana siklus hidup sistem?
5. Apa itu sistem antarorganisasi (IOS) ?
6. Bagaimana manfaat dan etika dari sistem informasi?
C. Tujuan masalah
2. Mengetahui penerapan pendekatan sistem. 3. Memahami penggunaan konsep sistem. 4. Mengetahui siklus hidup sistem.
5. Memahami sistem antarorganisasi (IOS).
6. Mengetahui manfaat dan etika dari sistem informasi. D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita bisa tahu tentang pendekatan sistem. E. Sistematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN SISTEM
Berbagai defnisi muncul dari berbagai para ahli yang berbeda dengan memberikan defnisi yang berbeda terhadap suatu hal yang sama. Salah satu defnisi menyatakan bahwa pendekatan sistem sebagai sebuah teknik dalam menerapkan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang yang kompleks, yang menekankan pada analisis dan perancangan secara menyeluruh atau ada juga yang berpendapat sebagai sebuah flosof atau persepsi tentang struktur yang terkoordinir secara efsien dan optimal dalam menjalankannya aktivitas-aktivitas dan operasi perusahaan dalam organisasi apa pun.
diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Biasanya ada beberapa strategi atau aksi yang dapat dipertimbangkan manajer. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah mengidentifkasi berbagai alternatif keputusan. Seorang manajer mungkin memahami bahan sebagian persoalan lebih baik daripada yang lain. Masalah mengenai berapa banyak persediaan yang harus dipesan untuk pengisian kembali adalah suatu contoh permasalahanyang mungkin sangat dipahami oleh seorang manajer. Permasalahan yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan antar elemen-elemen yang semuannya dipahami oleh pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan permasalah tak terstruktur merupakan kebalikan dari masalah terstruktur.
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara memadai.
1. Mengenali kontroversi 2. Menimbang klaim alternatif 3. Membentuk penilaian
Untuk pendekatan sistem itu sendiri merupakan serangkaian langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
Meskipun banyak deskripsi mengenai pendekatan sistem yang mengikuti pola dasar yang sama, jumlah langkahnya dapat berbeda. Mengenai pola dasar dan langkah-langkah pendekatan sistem, dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha defnisi dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti untuk meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer dalam pendekatan sistem.pendekatan sistem berfungsi untuk menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun langkah-langkah dalam Pendekatan Sistem
1. Memandang Perusahaan sebagai suatu sistem 2. Mengenal sistem lingkungan
4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu ukuran tertentu,
Setiap bagian dari sistem dianalisis secara berurutan dimana dalam point ini terbagi dalam tujuh elemen, yaitu
a) Mengevaluasi standar
b) Membandingkan output sistem dengan standar c) Mengevaluasi manajemen
d) Mengevaluasi pengolah informasi
e) Mengevaluasi input dan sumber daya input f) Mengevaluasi proses transformasi
g) Mengevaluasi sumber daya output
B. PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM
Meskipun tidak sukar untuk memahami tiap langkah dari pendektan sistem secara terpisah, menyatukan semua langkah itu menjadi suatu proses tunggal memerlukan banyak usaha. Manajer mengembangkan keahlian integrasi ini melalui pengalaman.
Titik awal yang baik adalah upaya persiapan yang harus dilakukan manajaer sebelum pemecahan masalah di mulai. Manajer harus memandang unit organisasi sebagai sistem yang berada dalam supersistem lingkungan yang lebih besar dan sistem itu juga terdiri dari beberapa subsistem. Manajer terlibat dalam penguraian fungsional dengan bergerak dari sistem ke subsistem, dan dengan menganalisis bagian-bagian sistem sesuai urutan tertentu.
Prosedur-prosedur yang sering kali diusulkan dalam menerapkan pendekatan sistem sangatlah bervariasi didalam tahapan-tahapan metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan sebagai berikut:
1. Tahap Pertama. (Pernyataan tujuan) disini jelaslah makin kompleks suatu sistem akan lebih sulit untuk menentukan tujuannya. Ketika kita menentukan tujuan, kita sebenarnya menentukan sasaran yang ingin dicapai atau hasil yang diinginkan. Untuk menentukan apakah output yang dihasilkan sesuai dengan output yang diharapkan, maka tujuan harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur dan harus ditentukan kriteria kinerja. Tujuan dan kriteria harus spesifk, relevan, dan penting.
itu sendiri. Selanjutnya, kita merancang beberapa alternatif model sistem yang pada dasarnya merupakan proses untuk mengubah input menjadi output.
3. Tahap Ketiga (Evaluasi) pendekatan sistem pada tahap ini menilai setiap sistem alternatif sistem secara terperinci untuk menilai kinerja dan menentukan sejauh mana sistem tersebut dapat memenuhi target yang ditentukan.
4. Tahap Keempat (Pemilihan) pada tahap keempat pendekatan sistem, kita melaksanakan pemilihan terakhir dari beberapa alternatif sistem berdasarkan pada hasil penilaian kita. Pada akhirnya, meskipun alternatif sistem tersebut dapat diuraikan. Sistem-sistem tersebut tetap tidak dapat diperbandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan jumlah karakteristik yang menjadi perhatian sangat banyak sehingga meningkatkan kompleksitas proses pemilihan. Suatu hal yang perlu disadari dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun akan menjadi sempurna dalam berbagai pertimbangan dan iri adalah hal yang tidak dikehendaki.
5. Tahap Kelima (Penerapan) pada tahap kelima yang juga merupakan tahap terakhir dalam pendekatan sistem adalah penerapan sistem. Ini merupakan arah dimana kita pada akhirnya akan menemukan sebaik atau seburuk apa sistem kita sebenarnya bekerja dalam mencapai tujuannya.
C. PENGGUNAAN KONSEP SISTEM
tetapi organisasi perusahaan itu sendiri merupakan sebuah subsiste dari sistem yang lebih besar. Kekompleksannya sangat besar apabila manajer tidak berusaha untuk menyederhanakannya. Akan tetapi dengan mengidentifkasi subsistem-subsistemnya (seperti akutansi, produksi, pendidikan, dan lain-lain). Hubungan diantara subsistem (hubungan horizontal), dan antara subsistem dan sistem (hubungan vertikal) di dalam organisasi, seorang manajer dapat mengetahui percabangan dari berbagai macam keputusannya.
Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep sistem dengan beberapa ide penerapan konsep sistem tersebut Macholdan Miles dalam buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciri-ciri berikut dipenuhi penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Sistem harus buatan manusia
2. Setiap koponen dari system harus memberikan andil dalam mencapai tujuan system secara keseluruhan.
3. Sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari sudut biasa.
4. Beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang lainnya dilakukan dengan manusia.
Upaya dalam memahami suatu sistem, bahkan yang kompleks sekalipun, serta untuk meningkatkan kemampuan kita dalam memberikan keputusan yang lebih baik sehingga menjadi manajer yang lebih baik disebut sebagai ‘pendekatan sistem’ atau penerapan konsep sistem dalam proses pengambilan keputusan.
D. SIKLUS HIDUP SISTEM
Tidak ada manusia yang terlepas dari sistem, sistem terdapat di mana saja dan manusia tidak bisa hidup tanpa sistem. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem sebagai Produk
Sistem sebagai produk berarti sistem dapat dibuat dan dapat diperjualbelikan. Banyak konsultan yang memiliki aktivitas dalam pembuatan sistem. Suatu kesalahan yang sering mereka lakukan adalah mereka menjual sistem pada suatu perusahaan hanya dengan menduplikasi sistem yang pernah dibuatnya diperusahaan lain. Sistem pada dasarnya berisi kebijakan manajemen tersebut tidak sama walaupun jenis perusahaannya sama maka sistemnya tidak akan persis sama.
2. Sistem sebagai Alat
mengoperasikan usahanya juga digunakan sebagai alat bersaing dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
3. Sistem sebagai Pola Pikir
Pola pikir sistem digunakan dalam pendekatan sistem seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pola pikir sistem merupakan upaya yang dilakukan dalam proses pengambilan keputusan dengan berusaha memahami sistem dari suatu objek atau masalah yang sedang dihadapi, bahkan yang kompleks sekalipun, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan kita dalam memberikan keputusan yang paling baik. Keputusan yang dihasilkan berdasarkan pola pikir sistem hasil keputusannya akan sangat sistematis.
E. SISTEM ANTARORGANISASI (IOS)
Karena sistem informasi merupakan komponen dari organisasi juga pada dasarnya merupakan komponen dari organisasi. Karena itu kalau pembahasan mengenai komponen-komponen diperluas kedalam suatu organisasi maka selain komponen-komponen yang dijelaskan sebelumnya, ada komponen-komponen lain yang di susun berdasarkan konsep organisasi.
Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi. Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut.
1. Tempat Kerja (Work Place)
Upaya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dilakukan di tempat kerja dengan menyusun struktur organisasi, baik berbentuk lini, staff atau gabungan keduanya, dan membagi sumber daya manusia yang ada berdasarkan keahlian dan pekerjaan yang harus dilakukan. Di tempat dimana mereka bekerja, walaupun sumber daya tersebut satu dengan yang lainnya terpisah, mereka harus tetap berinteraksi dan terkoordinasi dalam pencapaian tujuan perusahaan apa pun bentuk organisasinya. Koordinasi hanya bisa dilakukan kalau antara masing-masing bagian, termasuk karyawannya melakukan saling tukar menukar informasi melaui suatu komunikasi di antar mereka.
2. Sumber Daya Manusia Bagian Operasional
SDM yang ada di suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar sesuai dengan aktivitas yang ada di dalam suatu organisasi, yaitu SDM informasi dan SDM operasional. SDM informasi merupakan SDM yang terlibat dalam sistem informasi dan merupakan komponen dari sistem informasi sedangkan SDM operasional merupakan komponen organisasi yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi dan distribusi produk atau pelayanan.
3. Budaya Perusahaan
Budaya dalam kaitannya dalm organisasi didefinisikan sebagai cara-cara yang dilakukan oleh SDM di dalam organisasi tersebut. Budaya merupakan unsur lain yang menjadi perekat hubungan sosial yang memadukan suatu organisasi sehingga bersatu. Budaya merupakan lingkungan internal sehari-hari yang terlihat dan dirasakan oleh mereka yang bekerja do dalamnya. Hal ini merupakan hasil proses belajar SDM secara komulatif sebagai pencerminan dan promosi, imbalan, hukuman dan keputusan yang diterapkan oleh suatu orgaisasi.
Budaya juga menggambarkan bagaimana SDM belajar untuk melakukan sesuatu disuatu organisasi. Budaya perusahaan tidak tertulis, budaya bukan merupakan bagian penting dari uraian tugas juga bukan merupakan bagian penting dari uraian tugas juga bukan merupakan uraian prosedur manual, ini merupakan gambaran bagaimana kebiasaan SDM disuatu disuatu perusahaan dan apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan tersebut.
banyak orang yang merasa kecewa karena melakukan sesuatu yang positif. Beberapa perubahan dalam budaya muncul karena munculnya komputer dan teknologi informasi.
Perubahan apapun dalm sistem informasi memaksa SDM untuk melakuan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Karena itu upaya apaun yang dilakukan akan mendorong sostem informasi yang lama untuk bertahan. Budaya menyatakan bahwa kita bisa menghasilkan informasi seperti ini karena itu mereka tidak menginginkan adanya sistem informasi yang baru. Lebih jauh lagin dalam sitem informasi di antara kelompok ini tidak saling percaya satu sama lain. Karena itu mereka menolak untuk saling memberi informasi, bahkan mugkin beberapa diantara mereka berfikir bahwa sistem informasi ini akan digunakan untuk memutuskan hubungan kerja meraka dengan perusahaan.
4. Kekayaan (Aset)
Kekayaan perusahaan (aset) dapat disefinisikan dengan cara yang berbeda. Ada yang menyatakan bahwa kekayaan perusahaan itu meliputi: uang, mesin, peralatan, informasi, dan metode. Kekayaan tersebut ada yang terlihat seperti peralatan serta tanah dan ada yang tidak terlihat seperti hak paten dan hak cipta. Kita ambil contoh disini kekayaan dala bentuk keuangan dan kemampuan beroperasi (Sistem Informasi). Dalam banyak hal informasi diperlukan untuk mengawasi atau menjaga kekayaa ini. Misalkan informasi harus dapat menunjukkan bagaimana mereka bekerja atau bagaimana agar mereka menjadi SDM yang baik karena efektifitas dan efisiensi operasi merupakan salah satu faktor oenentu sukses bagi suatu organisasi.
5. Pengaruh
Adanya interaksi yang terjadi secara terus menerus antara lingkungan dan organisasi, menyebabkan banyaknya informasi yang mengalir dari lingkungan ke dalam organisasi, dan sebaliknya dari organisasi ke lingkungan dimana hal ini akan memberikan pengaruh timbal balik bagi kedua belah pihak.
tersebut. Karena itu, beberapa organisasi sangat memperhatikan kinerja organisasinya dalam menghadapi masalah lingkungan seperti masalah pencemaran air dan udara, sehingga perlindungan terhadap sumber daya alam, kualitas produk dan jasa menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Alasan mengapa hal tersebut perlu diperhatikan karena dampak buruk terhadap lingkungan yang pada akhirnya akan berpengaruh buruk juga bagi perjalanan perusahaan.
F. MANFAAT DAN ETIKA DARI SISTEM INFORMAASI
Kata ethis berakar dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set kepercayaan standar atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat atas perilaku mereka.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatau aktivitas yang umum adalah pertemuan yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan menejemen untuk dihadapi yaitu:
1. Memahami resiko-resiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara resiko dan hasil serta kekhawatiran memungkinkan terjadinya tindakan yang tidak benar.
2. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencangkup pembahasan etika dan moral atas sistem informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang luar biasa. Jadi Pemecahan Masalah berarti tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Permasalahan yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami oleh pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan permasalah tak terstruktur merupakan kebalikan dari masalah terstruktur. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey seorang profesor flosof di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia mengidentifkasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara memadai: Mengenali kontroversi, menimbang klaim alternative, membentuk penilaian. Pola dasar dan langkah-langkah pendekatan sistem, dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan, usaha defnisi dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha defnisi mencakup mengidentifkasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifkasi solusi alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjaklanjuti untuk meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer dalam pendekatan sistem.pendekatan sistem berfungsi untuk menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem informasi berbasis komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan. Adapun langkah-langkah dalam Pendekatan Sistem: Memandang Perusahaan sebagai suatu system, mengenal sistem lingkungan, mengidentifkasi subsistem-subsistem perusahaan, bergerak dari tingkat sistem ke subsistem, menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu ukuran tertentu,
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat diidentifkasikan sebagai: Tahap pertama. (Pernyataan tujuan), tahap kedua. (Sintesa), tahap ketiga (Evaluasi), tahap keempat (Pemilihan), tahap kelima (Penerapan). Dari semua uraian diatas tentang penggunaan konsep sistem dengan beberapa ide penerapan konsep sistem tersebut Macholdan Miles dalam buku Azhar Susanto (2009) menyatakan bila ciri-ciri berikut dipenuhi penerapan konsep sistem dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri tersebut adalah: Sistem harus buatan manusia, setiap koponen dari system harus memberikan andil dalam mencapai tujuan system secara keseluruhan, sistemnya besar, khususnya bila dibuat dari sudut biasa, beberapa fungsi biasanya dilakukan dengan mesin, yang lainnya dilakukan dengan manusia.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari sistem, yaitu sebagai berikut: Sistem sebagai Produk, Sistem sebagai Alat, Sistem sebagai Pola Pikir. Menurut sudut pandangan organisasi komponen penting lainnya dalam suatu organisasi dapat berupa tempat bekerja, budaya, kekayaan dan pengaruh di suatu orgnisasi. Suatu organisasi agar dapat beroprasi dengan lancar dalam mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan, komponen-komponen yang dimilikinya harus berinteraksi dengan baik dan harmonis. Informasi merupakan kunci yang memungkinkan organisasi mencapai dan memelihara kesatuan dan harmonisasi tersebut. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan informasi meliputi: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem dan kualitas hidupnya. hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etikayang dibutuhkan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA.
Humdiana dan Indrayani, Evi. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.