BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang cukup penting di Indonesia. Pada
tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa
setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Kekayaan alam
dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam
Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis. Indonesia juga merupakan negara
kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Selain itu, kepariwisataan
Indonesia juga didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan
sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah
yang dituturkan diseluruh kepulauan tersebut (Wikipedia Indonesia,2010).
Pada masa Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh
secara perlahan. Pemerintah pernah mengadakan program untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang disebut dengan Tahun
Kunjungan Indonesia. Program ini meningkatkan kunjungan turis internasional
hingga 400.000 orang. Selain itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade
Kunjungan Indonesia, yaitu tema tahunan pariwisata sampai dengan tahun 2000
Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Tahun
Kunjungan Indonesia 2008 untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan
wisatawan asing ke Indonesia, selain itu program ini sekaligus untuk memperingati
100 tahun kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan untuk program ini
sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat. Hasil dari program ini adalah peningkatan
jumlah wisatawan asing yang mencapai 6,2 juta wisatawan dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 5,5 juta wisatawan (Wikipedia Indonesia, 2010).
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang juga memiliki
potensi kepariwisataan yang sangat memadai. Hampir setiap kabupaten di Sumatera
Utara memiliki objek wisata yang cukup menarik. Kepariwisataan di Sumatera Utara
juga berkembang secara baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan
yang datang ke Sumatera Utara.
Berikut adalah data kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Sumatera Utara sejak tahun 2006 sampai 2010.
Juli 12.326 1.893 872 15.091
*Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara
melalui tiga pintu masuk pada Januari 2010 mencapai 12.990 orang, mengalami
penurunan dibanding yang datang pada bulan Desember 2009 yang mencapai 17.649
orang. Namun jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, jumlah
wisman pada Januari 2010 mengalami peningkatan dari 12.877 menjadi 14.782
orang. Rata-rata lama menginap wisatawan asing dan domestik di hotel berbintang di
Sumatera Utara pada bulan Januari 2010 mencapai 1,44 hari. Hal ini berarti lama
kunjungan mengalami peningkatan 0,05 hari dibandingkan rata-rata lama menginap
tamu pada bulan Desember 2009 (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2010).
Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara adalah salah satu kota yang
menjadi tujuan wisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan
kepariwisataan. Dan hal itu menjadi pendorong perkembangan Kota Medan. Kota
Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa dengan bermacam-macam suku,
diantaranya Suku Jawa, Suku Melayu dan sub etnik dari Suku Batak seperti Karo,
Toba, Pak-pak, Simalungun dan Angkola. Di Medan banyak pula orang keturunan
Pariwisata Kota Medan juga mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat
dari perkembangan banyaknya hotel-hotel berbintang di kota ini. Seperti menurut
catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, tingkat hunian kamar sejak
Desember 2011 hingga Januari 2012 di mencapai 46, 63 persen (Mohammed
Bintang, 2012).
Alasan wisatawan untuk mengunjungi Kota Medan antara lain untuk
menikmati keadaan alamnya, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengunjungi
tempat ibadah dan tidak yang tak kalah penting adalah mencicipi kuliner khas Medan.
Berwisata ke suatu daerah tidak lengkap rasanya apabila tidak mencicipi kuliner khas
daerah tersebut. Dengan kata lain berwisata tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
makan. Sehingga berwisata selalu bergandengan dengan kuliner.
Medan juga merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat
terkenal akan kulinernya, dan hal ini merupakan potensi dalam pengembangan
kepariwisataan Kota Medan. Keberagaman suku yang tinggal dan hidup di Medan
inilah yang membuat Kota Medan memiliki kuliner beragam, unik dan khas.
Keunikan, keberagaman, dan kelezatan dari setiap jenis kuliner ini juga menjadi salah
satu daya tarik kepariwisataan Kota Medan. Kuliner erat kaitannya dengan konsumsi
makanan sehari-hari. Dalam arti, setiap orang pasti memerlukan dan mencari
makanan. Kini kuliner merupakan sebuah gaya hidup.
Arti wisata ialah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,
bersenang-senang, bertamasya, dsb). Sedangkan kuliner berarti masakan atau
pengertian sebagai pemanfaatan dan penyajian jenis makanan khas untuk mendukung
perjalanan wisata. Wisata kuliner merupakan perpaduan menikmati suatu makanan
sambil menikmati suasana jalan-jalan, bersantai atau sedang berlibur, sehingga
meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat (warung) yang menyediakan
makanan khas.
Wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan biasanya tidak hanya ingin
mengunjungi objek wisatanya saja, namun lebih dari itu mereka juga ingin mencicipi
kuliner khas Medan. Kota Medan terkenal sebagai surga kuliner sehingga tidak jarang
pula wisatawan berkunjung ke Kota Medan hanya karena ingin merasakan dan
menikmati kulinernya.
Berikut adalah lokasi-lokasi yang menyajikan kuliner khas Medan :
1. Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di LapanganMerdeka
Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Lama Medan.
2. Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa (Ramadhan) terletak
bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.
3. Kuliner Pagaruyung, masakan India & Indonesia di daerah Kampung Keling
(Kampung Madras).
4. Pasar Merah Square, terletak di Jalan H.M. Jhoni, berdekatan dengan Kampus
ITM dan UMSU.
5. Amaliun Food Court, terletak di Jalan Amaliun, dekat dengan Yuki Simpang
6. Jalan Dr. Mansyur (Kampus USU), pilihan berbagai kafe yang menawarkan
beragam hidangan.
7. Jalan Semarang, masakan Tionghoa pada malam hari.
8. Restoran Tip Top di daerah Kesawan Square.
9. Kuliner Selat Panjang, di jalan Selat Panjang.
10.Ucok Durian, di daerah pringgan jalan Iskandar Muda (Wikipedia Medan,
2010).
Keunikan kuliner khas Medan yang sangat beragam dan terkenal dengan
kelezatannya merupakan daya tarik tersendiri bukan hanya bagi wisatawan domestik
tetapi juga bagi wisatawan mancanegara.
Keberadaan kuliner khas Medan sebagai salah satu daya tarik yang
mendukung kepariwisataan Kota Medan ini sangat menarik untuk diteliti, oleh
karenanya penulis akan melihat bagaimana keberadaan kuliner khas Medan dalam
mendukung kepariwisataan Kota Medan dengan judul: “EKSISTENSI KULINER
DALAM MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI MEDAN”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dianalisis di dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya tarik kepariwisataan
Kota Medan.
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis kuliner khas Medan yang menjadi daya
tarik kepariwisataan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui eksistensi kuliner dalam mendukung kepariwisataan Kota
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kepariwisataan, khususnya wisata kuliner.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk lebih memperkenalkan potensi kuliner khususnya eksistensinya sebagai
penunjang perkembangan kepariwisataan Kota Medan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data
yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
1.5.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data-data dari beberapa buku yang berkaitan dengan
1.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data secara langsung dari lokasi penelitian yang dilakukan
dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara pada pihak-pihak (narasumber)
yang memiliki pemahaman tentang kepariwisataan khususnya wisata kuliner Kota